PENGERTIAN TRISMUS PENGERTIAN TRISMUS T
Trismus adarismus adalah gangguan pelah gangguan pembukambukaan mulut yanan mulut yangg
disebabkan adanya konstraksi otot-otot pengunyahan disebabkan adanya konstraksi otot-otot pengunyahan dan bersifat
dan bersifat sementara.sementara. T
Trismus adarismus adalah suatu gejalah suatu gejala, dimana la, dimana terjadi kterjadi kekakekakuanuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut yang tidak permanen.
yang tidak permanen.
Angkilosis adalah kekakuan sendi yang menyebabkan Angkilosis adalah kekakuan sendi yang menyebabkan gangguan membuka mulut secara permanen
gangguan membuka mulut secara permanen Penyebab da
Penyebab dari pada ri pada TTrismusrismus 1.
1. Intra artikulerIntra artikuler Angkilosis
Angkilosis
Atritis sinotritis Atritis sinotritis
Kelainan patologis pada diskus Kelainan patologis pada diskus
2.
2. Ekstra Ekstra artikulerartikuler 2.
2.11 InInfefeksksi i ododonontotogegeninikk - ulpa - ulpa - eriodental - eriodental - erikoronal - erikoronal 2.2
2.2 Infeksi Infeksi non non odontogenik odontogenik !! - eritonsiler - eritonsiler - Abses parotis - Abses parotis - "eningitis - "eningitis - Infeksi di #ordatimpani - Infeksi di #ordatimpani - Tetanus - Tetanus 2.$ 2.$ TTrauma rauma !!
- %raktur "andibular &condyle' - %raktur "andibular &condyle' - %raktur (igoma
- %raktur (igoma
- Adanya benda asing - Adanya benda asing 2.)
2.) %%aktor aktor Iatrogenik Iatrogenik !! ost ekstraksi
ost ekstraksi
- *okal anestesi - *okal anestesi - T
- Trauma
- "iofasialmuscle spasmus - Internal +isarangement 2. Tumor !
- Tumor pada ephiparingeal - Tumor parotis - Tumor pada T" 2. /bat - obatan ! - 0uccinyl chocholin - Anti depresan 2. adio Terapi !
- ost adiasi 3ibrosis - /steo radio nekrosis 2.4 Konginital
5ypertropy rosesus coronoideus
2.6 sikis
5ysteria
Akibat-akibat terjadinya Trismus  1. 7angguan pengunyahan
2. 7angguan nutrisi
$. 7angguan fungsi bicara ). "asalah kebersihan mulut . "enurunya kesehatan umum
. 8sthetika
Pemeriksaan 
9ila penderita dengan bukaan mulut kurang dari 2: mm sudah dapat dikatagorikan sebagai Trismus
#ara sederhana untuk mengetahui bah;a penderita dengan bukaan mulut normal ialah apabila penderita dapat memasukkan $ jari secara <ertikal kedalam mulut diantara gigi-gigi incici<usnya.
Tanda tanda Trismus Se!ara umum iala"  l 0ulit membuka mulut l asa sakit
l 0erostomia l asa terbakar l 0akit pada gigi
l 0akit pada daerah telinga
l 0akit pada gerakan membuka mulut
asa sakit yang timbul yang disebabkan oleh Trismus karena terjadinya konstraksi otot-otot Temporalis,
"asseter dan terygoid medial dan lateral dimana akan memicu saraf trigeminal.
Pera#atan 
l %aktor intra artikuler biasanya dengan operasi struktur sendi
l %aktor ekstra artikuler tergantung dari penyebabnya l +engan pemberian obat-obatan
l +engan latihan ! dengan program -- o  kali buka mulut
o  detik o  periode
Terapi tamba"an 
l emberian kompres hangat l +engan alat pembuka mulut l +engan diatermi
Trismus atau yang dalam bahasa umumnya biasa dikatakan sebagai rahang atau mulut yang terkunci dapat dide=nisikan sebagai suatu kontraksi tonik dari otot mastikasi. +ahulu istilah trismus digunakan untuk menggambarkan gejala klinis dari tetanus, yaitu lock ja; atau rahang yang terkunci, yaitu suatu gejala klinis
yang disebabkan oleh toksin tetanus terhadap kontraksi otot mastikasi atau pengunyah. 0aat ini istilah trismus digunakan untuk menggambarkan setiap bentuk
keterbatasan dalam membuka mulut, termasuk di
dalamnya akibat dari trauma, pembedahan dan radiasi. Keterbatasan dalam membuka mulut ini atau trismus dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan,
termasuk di dalamnya kekurangan >at->at nutrisi akibat gangguan mengunyah makanan, gangguan dalam
berbicara, dan pengaruhnya terhadap kesehatan mulut dan gigi. ada orang yang mengalami rasiasi pada
daerah leher dan kepala, permasalahan tersebut sering muncul bersamaan dengan gangguan dalam menelan. Trismus dapat mempengaruhi kualitas hidup sipenderita
dalam berbagai cara. Komunikasi akan sulit dilakukan jika seseorang mengalami trismus. Tidak hanya
gangguan dalam berbicara akibat mulut tidak bisa terbuka dengan sempurna, tetapi juga terdapat
gangguan dalam artikulasi dan resonsi suara sehingga kualitas suara yang dikeluarkan akan menurun. ada penderita yang mengalami trismus akan mengalami gangguan kesehatan mulut karena sulit melakukan gerakan mengunyah dan menelan, dan akan terjadi
peningkatan resiko terjadinya aspirasi. 8TI/*/7I
5ambatan dari pegerakan rahang tersebut secara garis besar disebabkan oleh trauma, terapi radiasi,
pembedahan dan berbagai gangguan pada sambungan rahang lainnya. 5al ini terjadi akibat kerusakan pada otot rahang, kerusakan pada sambungan rahang, pertumbuhan jaringan ikat yang terlalu cepat
&pembentukan jaringan parut', Atau kombinasi dari
faktor-faktor tersebut. 9erdasarkan proses diatas maka etiologi dari trismus dapat dibagi 2 yaitu!
1. %aktor eksternal
- ?eoplasma pada rahang - Infeksi akut
- "iositis
- enyakit 0istemik &0*8, 0kleroderma dan penyakit sistemik lainya'
- seudoankylosis - *uka bakar
- Atau berbagai trauma lainnya yang mengenai otot-otot rahang.
2. %aktor internal
- Ankylosis tulang pada sambungan rahang
- Ankylosis jaringan ikat pada sambungan rahang - Artristis
- Infeksi - Trauma
- "ikro trauma &termasuk di dalamnya brusi@m'
dan keracunan obat' $. %aktor Iatrogenik
- aska /dontektomi "olar Ketiga
"olar ketiga terpendam merupakan gigi yang paling
sering mengalami impaksi diantara gigi geligi yang lain. engambilan gigi molar ketiga ba;ah impaksi biasanya dilakukan secara pembedahan &odontektomi', yang
biasanya dilakukan dengan lokal anestesi. aska pengambilan gigi molar ketiga terpendam secara odontektomi antara lain dapat menimbulkan
pembengkakkan dan trismus. Trismus yang timbul dapat bersifat sementara atau permanen. Trismus bersifat
sementara hanya disebabkan oleh peradangan dan gangguan reeks saraf motorik otot-otot pengunyah, sedangkan trismus yang permanen biasanya karena gangguan pada sendi temporomandibular.
- Injeksi Bang +ilakukan 0aat Anestesi
Trismus terjadi sebagai akibat komplikasi anestesi yang menggunakan jarum dalam menganestesi mandibular dan pada in=ltrasi regio posterior pada rahang atas. +imana kedua teknik ini melibatkan penetrasi jarum ke otot-otot mastikasi dan deposisi larutan anestesi ke
jaringan yang banyak <askularisasinya. ada kedua teknik tersebut, dapat terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan hematom yang luas pada fossa infra temporal, hal ini terjadi bila jarum mele;ati pleksus <ena pterigoideus. Infeksi hematom pada tempat
tersebut akan menyebabkan bertambahnya rasa sakit dan terjadinya kerusakan jaringan yang luas,
temporomandibular joint.
- engaruh dari =ksasi intermaksilaris setelah =ksasi terjadinya fraktur atau trauma.
AT/78?80I0
/tot mastikasi atau pengunyah terdiri dari otot
temporalis, masseter, pterygoid medial dan pterygoid lateral. "asing-masing otot memiliki peranan tersendiri dalam proses mengunyah, dan saat terjadi kerusakan pada otot tersebut akan menimbulkan rasa nyeri,
keadaan ini disebut dengan muscle guarding yaitu
penegangan pada otot yang timbul sebagai kompensasi terhadap nyeri yang timbul pada otot tersebut. ?yeri ini akan menyebabkan otot akan berkontraksi, dan
menyebabkan berkurangnya lebar pembukaan mulut yang dapat dihasilkan oleh gerakan otot mastikasi.
Kontraksi ini merupakan suatu gerakan reek, sehingga penderita tidak dapat mengontrolnya. 0etiap tindakan yang dipaksakan untuk meregangkan otot tersebut akan menimbulkan kontraksi yang makin kuat. Cntuk
melakukan terapi pada penderita trismus lebih e=sien dilakukan dengan melakukan gerakan yang halus dan perlahan.
atogenesis lainya adalah gangguan pada
temporomandibular joint. 0ebagaimana sendi-sendi lainnya di dalam tubuh, temporomandibular joint merupakan tempat yang sering mengalami artritis
maupun penyakit degenerasi sendi. ada regio ini juga sering terjadi trauma yang menimbulkan hemartrosis, dislokasi, fraktur prosessus condylaris dan disini juga
terdapat diskus intraartikularis, maka fungsi sendi bisa berjalan dengan baik bila terdapat keserasian antara unsur-unsur tulang dan diskus dari sendi. ergerakan yang harmonis antara sendi bilateral juga penting untuk berfungsinya mandibula secara normal. +engan kata lain gangguan pada tempat tersebut akan dapat
menyebabkan terjadinya gangguan dalam membuka mulut atau rahang disamping rasa nyeri yang timbul saat melakukan gerakan.
ada tetanus mekanisme terjadinya kekakuan pada otot terjadi akibat tetanospasmin yang menyebar ke 00
melalui 2 mekanisme!
1. Adsorbsi melalui moineural junction
2. "elalui ruang di jaringan limfatik, darah dan 00. Toksin ini akan menekan proses inhibisi motor neuron
dan interneuron. Toksin juga akan mempengaruhi transmisi pada mioneural junction.
7A"9AA? K*I?I0
7ambaran yang utama dari trismus adalah gangguan dalam membuka mulut. ada pasien yang menderita kanker hal ini biasanya terjadi akibat radiasi atau
pembedahan, kerusakan pada saraf, atau gabungan dari berbagai faktor. ada penderita stroke, hal ini terjadi
akibat gangguan pada 00. 7angguan bicara dan
menelan sering mengiringi gangguan dalam membuka mulut, dan kombinasi dari gejala tersebut akan
menyulitkan penanganan pada penderita. ada
penderita yang mengalami trismus akibat terapi radiasi, juga sering mengalami @erostomia, mucusitis dan nyeri
yang timbul dari luka bakar radiasi. 0emua hal tersebut sering dihubungkan dengan gejala klinis lain yang
ditemukan, seperti sakit kepala, nyeri pada rahang, nyeri telinga, ketulian, atau nyeri pada pergerakan rahang. ada kasus temporomandibular yang
mengalami kekakuan, biasanya joint tersebut
mengalami proses pembentukan jaringan ikat atau
ankylosis &jarang terjadi'. "asing-masing faktor tersebut akan mempengaruhi penanganan pada penderita.&1,2'
8"A0A*A5A? BA?7 TI"9C* AKI9AT TI0"C0 1. ermasalahan dalam proses makan
9erkurangnya kemampuan membuka mulut
menyebabkan berkurangnya asupan nutrisi penderita trismus. enderita tidak sanggup memakan makanan dalam porsi yang biasa. enderita biasanya akan
mengalami penurunan berat badan dan mengalami
kekurangan gi>i. 5al ini perlu diperhatikan bila penderita tersebut membutuhkan suatu proses penyembuhan
setelah menjalani proses pembedahan, khemoterapi, atau radiasi. Kehilangan berat badan sebesar 1: D dari berat badan a;al memiliki indikasi terjadi intake gi>i dan kalori yang kurang pada penderita.
"asalah di atas juga timbul akibat gangguan menelan pada penderita trismus, hal tersebut berhubungan
dengan pembentukan bolus makanan yang terganggu akibat proses sali<asi dan pergerakan lidah yang tidak sempurna. 0elain itu akan banyak ditemukan sisa
makanan yang tidak seluruhnya ditelan. Kombinasi dari gangguan pada otot mastikasi, pembentukan bolus
yang tidak sempurna dan peningkatan dari sisa
makanan akan menyebabkan aspirasi dari sisa makanan tersebut.
2. ermasalahan dalam kesehatan gigi dan mulut 7angguan dalam membuka mulut akan dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang jelek akan dapat
menimbulkan karies yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi. Infeksi yang lebih lanjut terutama pada mandibula akan menyebabkan terjadinya
osteoradionekrosis. /steoradionekrosis ini terdapat pada penderita kanker yang menjalani terapi pada
mandibula. "eskipun jarang terjadi, gangguan ini dapat mengganggu fungsi rahang dan menjadi fatal. 5al ini terjadi akibat matinya jaringan tulang mandibula oleh radiasi. ada keadaan ini terapi yang dibutuhkan adalah oksigen hiperbarik.
$. ermasalahan dalam proses menelan dan berbicara Kebanyakan dari penderita trismus akan mengalami gangguan menelan dan berbicara. 9erbicara akan
terganggu jika mulut tidak dapat terbuka secara normal sehingga bunyi yang dihasilkan tidak akan sempurna. roses menelan akan terganggu jika otot mengalami kerusakan, laring tidak akan sanggup diele<asikan secara sempurna saat bolus makanan melaluinya.
). ermasalahan akibat immobilasi sambungan rahang "eskipun gejala utama trismus adalah ketidakmampuan dalam membuka mulut, hal lain yang sangat perlu
mendapat perhatian adalah permasalahan pada
mengalami immobilisasi, proses degeneratif akan timbul pada sambungan tersebut, perubahan ini hampir mirip dengan perubahan yang terjadi pada proses artritis, dan biasanya akan diikuti oleh nyeri dan proses inamasi. ika tidak ditangani segera proses ini akan terus
berlanjut dan kerusakan akan menjadi permanen. +an juga akan dapat timbul proses degenarasi pada
otot-otot pengunyah sehingga jika terus berlanjut akan menimbulkan atropi pada otot tersebut.
8?ATA*AK0A?AA?
enanganan yang sedini mungkin akan dapat
meminimalisasi gangguan di atas. ergerakan pasif yang dilakukan beberapa kali sehari akan lebih efektif dibandingkan dengan melakukan peregangan secara statis. enelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh Cni<ersitas ittsburgh memperlihatkan bah;a
pergerakan pasif memberikan hasil yang signi=kan dalam mengurangi inamasi dan nyeri.
Terdapar bermacam-macam alat yang digunkan untuk tujuan diatas, selain cara manual dengan menggunakan jari. eralatan tersebut bermacam-macam bentuknya
mulai bentuk kerangka, pegas yang ditempatkan diatara gigi, sekrup dan katup hidrolik yang ditempatkan
diantara gigi.Tetapi perangkat yang paling banyak digunakan saat ini adalah penekan lidah, yang
membuat mulut selalu terbuka. rosedur
0ebelum melakukan terapi diukur dulu besarnya mulut yang dapat dibuka dan setiap selesai melakukan terapi
dilakukan pencatatan, dan juga perlu dicatat setiap nyeri atau rasa tidak enak yang timbul setelah
melakukan terapi. Cntuk terapi a;al dilakukan dengan menggunkan formula --. enjabarannya yaitu,
membuka dan menutup mulut dengan bantuan sebanyak  kali. ertahankan posisi mulut terbuka
maksimal yang tidak menimbulkan rasa sakit selama  detik dan penderita harus melakukan latihan ini  kali sehari. enderita diperbolehkan melakukan lebih dari formula tersebut asal sanggup melakukannya. ada
prinsipnya latihan yang dilakukan tersebut tidak sampai menimbulkan rasa nyeri dan sakit karena akan dapat mengurangi efekti=tas terapi. Total ;aktu yang
dibutuhkan untuk melakukan prosedur latihan ini adalah 1: menitEhari. ika hasil latihan telah menunjukkan