• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEYAKINAN SURGA DAN NERAKA PADA HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH (Studi kasus di Universitas Mulawarman)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEYAKINAN SURGA DAN NERAKA PADA HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH (Studi kasus di Universitas Mulawarman)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2020

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEYAKINAN SURGA

DAN NERAKA PADA HUBUNGAN SEKS

DI LUAR NIKAH

(Studi kasus di Universitas Mulawarman)

Muhammad Nur Ilham1

Abstrak

Tujuan untuk mengetahui Secara Empiris tentang Surga dan Neraka Agar Tidak Melakukan Hubungan Seks Diluar Nikah Pada Mahasiswa Universitas Mulawarman. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan instrument penelitian lapangan. Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif informan sebanyak 30 orang. Teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data berupa metode wawancara, metode observasi/pengamatan, dan metode analisis data deskriptif kualitatif dimana analisis data berdasarkan hasil penelitian dilapangan. Persepsi mahasiswa mengenai pra nikah yang dapat menjadikan seseorang menjadi memahami surga dan neraka, lebih fokus lebih percaya adanya neraka dibandingkan surga. Meningkatnya libido seksualitas di akibatkan karena adanya penundaan usia perkawinan yang dinyatakan jika terlalu muda akan berdampak negatif bagi kesehatan dan jika belum kerja merupakan tabu larangan apabila nikah belum ada penghasilan. Kurangnya informasi tentang seks Ketidakterbukaan orangtua terhadap anak mengenai seks Pergaulan yang makin bebas tidak pernah terbuka. Dan mengetahui Secara Empiris tentang surga menjawab ya sebanyak 30 orang atau 100% bagi yang tidak melakukan hubungan seks diluar nikah serta mengetahui Secara Empiris neraka menjawab ya sebanyak 30 orang atau 100% bagi yang melakukan hubungan seks diluar nikah.

Kata Kunci : Persepsi, Keyakinan Surga, Neraka Seks Di Luar Nikah. Pendahuluan

Perilaku seks pranikah merupakan permasalahan dan sekaligus fenomena sosial yang kian lazim dijumpai di dalam masyarakat. Pergeseran norma baik-buruk, benar-salah, terutama dalam konteks seksualitas semakin jelas terlihat. Pada kelompok remaja, perilaku seks pranikah semakin dianggap normatif dan tidak hal yang tabu lagi seperti dahulu. Salah satu bentuk perilaku seks pranikah yang paling permisif adalah dilakukannya hubungan seks. Beberapa studi mengenai perilaku seks mengungkapkan angka di mana hubungan seks pertama kali dilakukan di usia muda, sekitar usia sekolah menengah atas atau di awal masa

(2)

172

perkuliahan dengan rentang usia 16 hingga 18 tahun (Rahardjo, 2015). Mahasiswa sendiri telah lama disebutkan sebagai kelompok yang rentan sekaligus juga aktif terlibat dalam perilaku seks pranikah.

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) pada tahun 2013 bahwa rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Mubarak (2009:305) remaja adalah mereka yang berusia 13-21 tahun.

Data dari hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33 provinsi menunjukan bahwa 62,7% remaja tidak perawan (KPAI, 2013). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan hal yang sama bahwa terdapat 63% remaja di beberapa kota besar Indonesia telah melakukan hubungan seks pra nikah. Remaja yang telah melakukan hubungan seks pra nikah di kota Jabodetabek sebesar 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52% (BKKBN, 2013).

Sementara itu, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan bahwa hubungan seks pranikah pertama kali dilakukan pada kisaran umur 13-18 tahun, Terdapat 60% tidak menggunakan obat kontrasepsi dan 85% hubungan seks dilakukan di rumah sendiri (PKBI, 2013). Yayasan Diskusi Kelompok Terarah (YDKT) menyatakan bahwa 89% remaja tidak setuju adanya seks pranikah, namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82% remaja punya teman yang melakukan seks pranikah (YDKT, 2013 dalam news.okezone.com 2014).

Yayasan Diskusi Kelompok Terarah (YDKT) mengumumkan hasil survey tahun 2011 yang di fokuskan pada prilaku seksual remaja dan kaum muda berusia 15-25 tahun, yang merupakan hasil wawancara langsung terhadap 663 responden di lima kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Hasilnya menunjukan bahwa profesi peringkat tertinggi yang pernah berhubungan seks diluar nikah ditempati oleh mahasiswa (YDKT, 2011).

Kasus remaja yang hamil diluar nikah meningkat signifikan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS), Departemen Sosial Republik Indonesia (Depsos RI) melakukan penelitian pada tahun 2013. Yang paling menarik adalah melihat fakta populasi yang berdasarkan pendidikan. Antara tahun 2010-2012, remaja (usia 10-24 tahun) yang mengalami KTD (Kehamilan Tidak Dikehendaki) terbanyak adalah yang memiliki pendidikan perguruan tinggi alias Mahasiswi (59,22%), remaja yang berpendidikan SMU (17,70%) dan yang paling kecil SMP (1,63%). Secara keseluruhan, remaja yang hamil di luar nikah terbesar terjadi pada tahun 2013 (640 kasus). Kemudian tahun 2012 sebanyak 560 kasus dan tahun 2011 (551 kasus). Selalu ada peningkatan kasus setiap tahunnya (Depsos RI, 2013 dalam Sabili, No. 14 Th.XI 24 Januari 2014).

(3)

Data Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) Prov. Kaltim tahun 2012 menunjukkan bahwa perilaku meraba/merangsang bagian tubuh yang sensitif lebih banyak dilakukan oleh pria (24%) dibanding wanita (3%). Sementara itu, alasan melakukan hubungan seksual pranikah pertama kali adalah rasa ingin tahu (46%), terjadi begitu saja (16%) dan lainnya (38%). Selaian itu, ada sebanyak 72,9% responden wanita yang mengaku hamil, 91,5% telah pernah melakukan aborsi. Tindakan aborsi tersebut biasanya menggunakan dukun beranak (94,8%) dan hanya terdapat 5,2 % aborsi wanita yang dilakukan dengan adanya bantuan petugas paramedic. Selain itu, terdapat 33,2% (wanita) dan ada 16,8% (laki-laki) yang mengaku telah menderita penyakit seksual kelamin akibat adanya hubungan seks pranikah atau Freeseks itu (SKRRI Prov. Kaltim, 2012).

Dari pra-survey yang dilakukanPenelititanggal 19 Oktober 2017 diperoleh bahwa di Kota Samarinda sendiri hubungan seks pranikah di kalangan mahasiswa sering terjadi. Dari 15 orang mahasiswa yang diobservasi sebagi penghuni di beberapa Rumah Kost diperoleh 9 orang diantaranya telah secara aktif melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini karena pergaulan mahasiswa di kota Samarinda sudah sangat bebas. Rumah yang jauh dari kampus membuat banyak mahasiswa memilih hidup di Rumah Kost. Dampaknya adalah mereka menjadi mandiri dan akhirnya bisa mengambil keputusan dan tindakan sendiri serta tidak lagi cengeng. Tapi disisi lain, lemahnya kontrol dari pihak orang tua dan juga pemilik Rumah Kost membuat para mahasiswa tersebut melakukan hubungan seksual pra nikah dikamar-kamar mereka.

Hal ini juga didukung oleh hasil survey Dari 1.000 orang mahasiswa dan polling yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sahara Indonesia dari tahun 2010 sampai 2012 di Kota Balikpapan dan Samarinda, Sangatta, dan Tenggarong diketahui bahwa tempat yang paling sering melakukan hubungan intim diluar nikah adalah di rumah tempat kost (51,5%), kemudian menyusul di rumah-rumah pribadi (30%), di rumah sang wanita (27,3%), di hotel atau wisma (11,2%), di taman luas (2,5%), di tempat rekreasi dan bersantai (2,4%), di ruangan kelas kampus (1,3%), di dalam mobil goyang (0,4%) dan lain-lain tak diketahui (0,7%) (seksualitas.net).

Berdasarkan deskripsi di atas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Persepsi Mahasiswa Tentang Keyakinan Surga Dan

Neraka Pada Hubungan Seks Di Luar Nikah (Studi kasus di Universitas Mulawarman)

Kerangka Dasar Teori

Pengertian Hubungan Seks Diluar Nikah / Pranikah

Seks dalam bahasa Latin adalah sexus, yaitu merujuk pada alat kelamin. Seks hanya memiliki pengertian mengenai jenis kelamin, anatomi dan fisiologisnya. Seksual merupakan sesuatu yang berhubungan dengan seks dengan

(4)

174

kenikmatan yang berkaitan dengan tindakan reproduksi. Seksualitas merupakan aspek-aspek dari individu yang membuatnya mudah untuk berperilaku seksual dan juga membuatnya tertarik dengan lawan jenis (Luthfie, 2013).

Perilaku seksual dapat didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sejenis. Menurut Simkin, perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk tingkah laku ini beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama (Amrillah, 2014).

Sedangkan menurut Sarlito W. Sarwono (2012) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama.

Sejalan dengan itu, hubungan seks didefinisikan sebagai persenyawaan, persetubuhan, dan satu aktivitas merangsang dari sentuhan kulit secara keseluruhan, sampai mempertemukan alat kemaluan lelaki ke dalam organ vital wanita. Rangsangan ini adalah naluri alamiah semua makhluk hidup untuk menyambung generasi seterusnya agar gen ini tidak terputus (Sunanti Zalbawi Soejoeti, 2011).

Penyebab Hubungan Seks Diluar Nikah / Pranikah

Menurut Ajen D (2014) mengemukakan anggapan sebagian orang tua bahwa membicarakan masalah seks adalah sesuatu yang tabu dan sebaiknya dihilangkan adalah anggapan yang salah dan dapat menghambat penyampaian seks yang seharusnya sudah dimulai dari segala usia. Pola asuh keluarga yang otoriter atau orang tua yang memberikan pendidikan seks dengan hanya memberikan larangan-larangan menurut keyakinan dan norma-norma yang berlaku atau berupa kata-kata tidak boleh tanpa adanya penjelasan yang lebih lanjut, kurangnya komunikasi dan tidak mengajak diskusi masalah seks yang ingin diketahui oleh anak, orang tua tidak memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan terbuka akan segala sesuatu masalah seks tanpa perasaan segan juga sangat tidak efektif untuk mempersiapkan para remaja dalam menghadapi kehidupan dan pergaulannya yang semakin bebas. Ini malah akan semakin menjemuskan remaja pada aktivitas seksual lebih dini.

Dampak Hubungan Seks Diluar Nikah / Pranikah

Menurut Oktavia (2013) perilaku seksual pranikah merupakan salah satu akibat dari pergaulan seks bebas. Dampak yang terjadi adalah kehamilan yang tidak diinginkan dan belum merasa siap secara fisik, mental dan sosial ekonomi. Calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil, sulit mengharapkan

(5)

adanya kasih sayang yang tulus dan kuat, sehingga masa depan anak bisa saja terlantar dan cenderung mengakhiri kehamilannya dengan cara aborsi.

Dampak yang ditimbulkan dari perbuatan seksual pranikah, lebih banyak ditanggung oleh pihak wanita, yaitu kehamilan. Kehamilan ini berdampak pada kehidupan selanjutnya antara lain (Lutfihayati, 2010) ialah:

a. Putus sekolah/Kuliah

b. Kemungkinan pengangguran yang mempunyai resiko tinggi bagi kejiwaannya c. Kemungkinan mempunyai masalah dengan calon pasangan hidup yang masih

mengagungkan keperawanan (Pratiwi, 2016).

Keyakinan Tentang Surga dan Neraka Pengertian Keyakinan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran dan sumber kebenaran (Alo Liliweri, 2014).

Pengertian Surga

Sebenarnya kata surga dalam bahasa Indonesia tidak dikenal di dalam Alquran karena kata surga berasal dari bahasa Jawa Sansekerta yang berarti tingkatan suatu keadaan orang mencapai kebahagiaan. Makna surga itu kemudian digunakan untuk menerjemahkan konsep jannah di dalam Alquran. Esensi dua makna tersebut pada dasarnya sama-sama mengandung pengertian kebahagian, meskipun ada perbedaan antara du konsep tersebut. Akan tetapi perbedaan itu bukan perbedaan yang esensial sehingga perbedaan tersebut bisa dinafikkan. Penerjemahan konsep jannah dalam Alquran dengan surga sudah menjadi kebenaran yang diterima oleh seluruh hampir umat muslim Indonesia. Bahkan ada wacana penulisan yang benar untuk kata surga adalah surga. Oleh karena itu, dalam tulisan ini jannah diterjemahkan menjadi surga (Nur Aris, 2009).

Surga adalah tempat kenikmatan yang kekal dan sempurna yang tidak ada di dalamnya kekurangan apapun. Surga disediakan oleh Allah SWT bagi mereka yang mentaati perintah-Nya dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawah oleh rasul-rasul-Nya. Surga adalah tempat orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, shuhada dan orang-orang yang saleh. Surga adalah tempat yang tamannya berisi sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Ia adalah tempat yang istananya tersusun dari bata da perak. Tanahnya dari minyak misik terbaik, pasirnya intan dan mutiara debunya dari za‟faran dan kemah-kemahnya dijalin dari mutiara (Nur Aris, 2009).

(6)

176

Pengertian Neraka

Kata neraka dalam bahasa Arab disebut dengan istilah nar, mengandung pengertian api (Nur Aris, 2009). Neraka yaitu api yang sangat panas, api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan (Depag, 2015).

Menurut pengertian umum, neraka adalah suatu tempat di akhirat yang merupakan seburuk-buruk tempat. Di dalam tempat ini, dipenuhi berbagai bentuk siksaan, kesusahan, dan kesengsaraan, seperti siksa api yang menyala-nyala sampai-sampai menyala ke hati (Nur Aris, 2009).

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan instrument penelitian lapangan. Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata atau gambar yang tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati (Moleong, 2011). Metode atau rancangan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengeksploitasi, mengklarifikasi, menggambarkan keadaan obyek atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sautu fenomena atau kenyataan sosial, fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti (Basrowi, 2013).

Dalam penelitian ini yang menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Persepsi mahasiswa tentang keyakinan surga dan neraka, meliputi :

a. Kurangnya informasi

b. Ketidakterbukaan orangtua terhadap anak c. Pergaulan yang makin bebas

Hasil Penelitian Penyajian Data

Berikut data yang diperoleh dari 30 mahasiswa mengenai surga dan neraka, maka berikut pernyataan mahasiswa dengan jawaban ya atau tidak.

Tabel Kuesioner Jawaban Mahasiswa tentang Surga dan Neraka

No Pernyataan Ya % Tidak %

1 Apakah surga hanya sebuah cerita 12 40 18 60 2 Apakah neraka hanya untuk menakuti

orang yang berbuat masalah 10 33 20 66,7

3 Apa yang bermasalah akan dihukum di

neraka 18 60 12 40

4 Siksaan neraka lebih mengerikan dari

siksa di dunia 27 90 3 10

(7)

dengan segala keinginan bagi yang berbuat baik

6 Surga merupakan tempat yang paling

indah dari neraka 30 100 0 0

7 Apakah hubungan seksual sebelum

nikah akan masuk neraka 26 86,7 4 13,3

8 Pernah kah melakukan hubungan

seksual sebelum nikah 13 43,3 17 56,7

9

Orang yang melakukan hubungan sebelum nikah mendapat hukuman di neraka

30 100 30 100

10 Apakah mengetahui tentang neraka 30 100 30 100 Sumber : Hasil jawaban kuesioner mahasiswa, 2020.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa yang menjawab surga hanya sebuah cerita yang menjawab ya sebesar 12 orang atau 40% dan tidak sebesar 18 orang atau 60%. neraka hanya untuk menakuti orang yang berbuat masalah yang menjawab ya sebesar 10 orang atau 33% dan tidak sebesar 20 orang atau 66,7%. yang bermasalah akan dihukum di neraka yang menjawab ya sebesar 18 orang atau 60% dan tidak sebesar 12 orang atau 40%.Siksaan neraka lebih mengerikan dari siksa di dunia yang menjawab ya sebesar 27 orang atau 90% dan tidak sebesar 3 orang atau 10%. Surga merupakan tempat paling indah dengan segala keinginan bagi yang berbuat baik yang menjawab ya sebesar 30 orang atau 100% dan tidak sebesar 0 orang atau 0%.

Mahasiswa mentakan bahwa surga merupakan tempat yang paling indah dari neraka yang menjawab ya sebanyak 30 orang atau 100% dan yang menjawab tidak sebesar 0 atau 0%. Mahasiswa menyatakan bahwa hubungan seksual sebelum nikah akan masuk neraka yang menjawab ya sebesar 26 orang atau sebesar 86,7% dan yang tidak sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3%.Mahasiswa menyatakan bahwa Pernah melakukan hubungan seksual sebelum nikah yang menjawab ya sebanyak 13 orang atau sebesar 43,3% dan yang tidak sebanyak 17 orang sebesar 56,7%. Mahasiswa menyatakan bahwa melakukan hubungan sebelum nikah mendapat hukuman di neraka menjawab ya sebanyak 30 orang atau 100% dan yang menjawab tidak sebesar 0 atau 0%. Mahasiswa menyatakan bahwa mengetahui tentang surga dan neraka menjawab ya sebanyak 30 orang atau 100% dan yang menjawab tidak sebesar 0 atau 0%.

Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan Ayu sebagai berikut:

“Meningkatnya libido seksualitas akibat banyaknya video porno yang di sebarkan oleh para orang yang tidak bertanggung jawab. Akibat masih kuliah dan belum bekerja membuat mahasiswa mela,kukan Penundaan usia

(8)

178

perkawinan. Tabu larangan terkait perkataan mengenai seks. Dan kurangnya informasi tentang seks yang baik dan sehat, ketidakterbukaan orangtua terhadap anak mengenai seks dan pergaulan yang makin bebas (wawancara, 10 April, 2020).

Menurut Arin mengenai keyakinan surga dan neraka dan hubungan seks merupakan sebagai berikut:

“Surga merupakan hal yang diperuntukan buat yang berbuat baik dan neraka merupakan hukuman yang melanggar (wawancara, 2 April, 2020)

Awalnya tidak ada merasa berdosa setelah dilakukan baru merasakan yang namanya dosa dan akan mendapatkan hukuman kelak. wawancara, 2 April, 2020)

Salah satu wawancara dengan Albert beliau mengungkapkan :

“Surga dapat dijadikan conto yang baik mengenai seseorang dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik (wawancara, 12 April, 2020)

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang mahasiswa Arief mengungkapkan bahwa:

“surga yang diperuntukkan bagi orang-orang Menyandang status sebagai mahasiswa merupakan salah satu hal yang berkesan bagi kebanyakan orang. Sejatinya mahasiswa adalah agent of change, iron stock, dan social control bangsa. Melalui pikirannya akan terlahir kebijaksanaan, melalui tingkah lakunya tercipta semangat perubahan (wawancara, 6 April, 2020) Selanjutnya dengan Ahmad menyatakan bahwa:

“keyakinan surga sebagai seorang mahasiswa kita perlu melatih diri melalui pengembangan keterampilan baik dibidang akademik maupun non akademik. Banyak kegiatan menarik dan positif yang dapat kamu lakukan saat menjadi mahasiswa agar kehidupanmu lebih bermakna dan penuh pengalaman. (wawancara, 4 April, 2020)

Kemudian Medina mengatakan bahwa:

“sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, akan lebih dituntut secara konkret kontribusinya di masyarakat. Kontribusi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa kesehatan masyarakat bisa di dengan berbagai cara. Salah satunya yang paling sering dilakukan yaitu penyuluhan. Penyuluhan paling sering digunakan karena ini adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi dirinya maupun bagi lingkungannya (wawancara, 2 April, 2020).

Pembahasan

Faktor internal dan eksternal pada mahasiswa. Faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan perilaku seksual. Dengan rincian mahasiswa menyatakan Universitas Mulawarman Samarinda meliputi prosentase distribusi mahasiswa yang melakukan berbagai bentuk perilaku seksual yang

(9)

terdiri dari berpengangan tangan, berpelukkan, berciuman, meraba bagian tubuh yang sensitif, petting, oral seks, hubungan seksual dan kekerasan seksual. Berikut paparan tabel bentuk-bentuk perilaku seksual yang dilakukan.

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas menjelaskan bahwa perilaku seksual yang ditunjukkan oleh mahasiswa Universitas. Oleh karena itu penelitian mengenai perilaku seksual merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan untuk melakukan tindakan preventif dan kuratif.

Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap negara, dengan itelegampuan diharapkan dapat mendobrak pilar-pilar kehampaan di setiap negara dalam mencari kemakmuran negara dan negara, serta lebih lanjut akan dituntut dengan bantuan akademisnya bagi kehidupan lingkungan. Seperti peran mahasiswa dalam lingkungan kampus yaitu, menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam kampus menjunjung tinggi nilai ilmiah.

Tidak hanya faktor internal saja yang mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan perilaku seksual melainkan juga faktor eksternal Sesuai dengan perkembangan fisiknya, secara hormonal pada mahasiswa yang merupakan remaja akhir mulai meningkat menuju puncak kematangannya. Mulai ada perasaan saling jatuh cinta dan perasaan saling memiliki dengan pasangannya. Dari perasaan saling memiliki mulai timbul gairah seksual ketika berduaan dengan pasangannya, sehingga menimbulkan melakukan perilaku seksual tertentu. Ketika individu sudah melakukan perilaku seksual tertentu tidak menutup kemungkinan ada dampak yang dirasakan baik itu dari segi fisik, psikologis maupun dalam lingkungan sosialnya. Sikap etis dalam etika pergaulan baik akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari ditandai dengan sikap jujur, berpikir positif, bertatakrama, dan taat hukum. Sikap jujur ditandai dengan tidak melakukan plagiat, berani mengakui kesalahan dan menerima diri apa adanya, tidak ragu-ragu mengapresiasi orang lain, tidak melakukan pemalsuan (termasuk tanda tangan presensi kuliah, pembimbingan, dan urusan administrasi lainnya), membangun dan mengembangkan sikap saling percaya di antara sivitas akademika, serta mampu menyampaikan pendapat sesuai dengan fakta (data).

Berpikir positif ditandai dengan adanya sikap adil dan objektif (tidak apriori terhadap orang atau kelompok lain), toleransi/apresiasi (menerima dan menghargai keragaman atau perbedaan, termasuk perbedaan pendapat), dan dapat bekerjasama dengan semua orang (tanpa melihat perbedaan latar belakang suku, agama, ras, atau golongan). Sikap bertatakrama ditandai dengan bertutur kata santun yang tetap berpikir kritis (santun dalam berargumen, misalnya ditunjukkan dengan penggunaan istilah, salam, maaf, permisi, terima kasih); berpenampilan dan berperilaku sopan baik dalam tingkah laku maupun tatacara berpakaian (bersih, rapi, dan atau menutup aurat bagi yang merasa perlu); serta menghormati tradisi serta norma masyarakat lokal/setempat.

(10)

180

Sikap taat hukum ditandai dengan sikap dan perilaku mematuhi peraturan walaupun secara fisik tidak ada yang mengawasi; tidak mengkonsumsi minuman keras dan atau narkoba; tidak memiliki barang illegal; tidak melakukan perusakan lingkungan hidup (bioetik); menolak budaya instan (jalan pintas) yang mendorong pelanggaran akademik (menyontek, menjiplak tugas/karya tulis, melakukan perjokian, dan suap-menyuap); serta tidak melakukan perbuatan yang merugikan Dalam aktifitas pembelajaran di perguruan tinggi, mahasiswa akan menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang menuntut adanya penampilan yang sesuai dengan status perguruan tinggi sebagai tempat pembelajaran formal di dunia pendidikan. Mahasiswa akan lebih banyak berhadapan dengan situasi kampus yang menuntut sikap dan perilaku yang professional sebagai sosok intelektual dalam bagian civitas akademika perguruan tinggi. Untuk itu mahasiswa harus mampu menempatkan diri dalam pergaulan di dunia kampus yang memiliki karakteristik unik dibanding lembaga pendidikan lain, khususnya yang tidak formal. Mahasiswa diharapkan dapat berfikir dan bersikap ilmiah manakala berhadapan dengan proses pengajaran yang memberikan banyak ilmu dan pengetahuan sesuai bidang keilmuannya. Mahasiswa harus bisa menempatkan diri dengan performance yang baik manakala berdialog dan berdiskusi dengan para pengajar atau staf administrasi dan mahasiswapun diharapkan dapat memberikan ketauladanan saat berada di lingkungan masyarakat luar dengan penampilan dan perilaku yang santun sebagai seorang akademisi. Untuk menjaga dan menuntaskan harapan-harapan ini tidak ada jalan lain bagi seorang mahasiswa mulai belajar bagaimana harus berpenampilan, berperilaku dan bergaul dengan sesama civitas akademika sesuai dengan nilai-nilai dunia perguruan tinggi sebagai lembaga akademik keilmuan dan nilai- nilai social kemasyarakatan yang dipilih di dunia perguruan tinggi dalam mengembangkan institusinya.

Nilai-nilai inilah yang diharapkan dapat ikut menuntun dan menjadi pedoman mahasiswa untuk berperilaku sehari-hari baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Bahkan nilai-nilai inilah yang akan menjadi control eksternal jika mahasiswa salah dalam mengambil sikap dan perilaku. Pada dasarnya performance (penampilan) itu dibagi dua macam, yaitu penampilan fisik dan penampilan batin. Penampilan fisik dapat dilihat dan diukur. Sedangkan penampilan batin sebaliknya, sebab merupakan sesuatu yang abstrak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berpenampilan, antara lain yang terkait dengan pakaian, kesucian/kebersihan dan sikap diri.

1. SURGA menetapkan bahwa pakaian yang dikenakan hendaklah menutup aurat. Ulama berkesimpulan bahwa pada hekekatnya menutup aurat adalah fitrah manusia yang diaktualkan pada saat ia memiliki kesadaran. Salah satu cara dalam menutup aurat adalah dengan menggunakan pakaian sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

(11)

2. SURGA juga menetapkan perlunya menjaga kebersihan/kesucian pakaian dan tubuh serta keindahannya. Hal ini bukan saja akan menambah baik penampilannya juga akan memelihara dirinya dari berbagai penyakit. Misalnya mandi, berwudlu, mensucikan pakaian, membersihkan dan merapikan bagian-bagian tubuh dan sebagainya.

3. SURGA juga meminta kita memperhatikan sikap berjalan. Ada yang mengatakan bahwaperilaku dalam berjalan dapat mencerminkan kondisi psikologis atau kepribadian,seseorang. Islam meminta kita tidak berjalan dengan kesombongan yang ditandai dengan tidak memperhatikan lingkungan sekitar, tidak menyapa saat bertemu dengan teman atau orang lain, sulit tersenyum atau bermuka masam.

Disamping itu dalam membahas hubungan dengan penampilan dan pergaulan, Islam pada dasarnya tidak melarang mentah-mentah pergaulan antara laki-laki dengan peempuan sebagaimana tidak membiarkan sebebas-bebasnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Islam telah memberikan rambu-rambu agar pergaulan yang terjadi Antara laki-laki dan perempuan itu menjadi pergaulan yang sehat dan benar. Di antara rambu-rambu tersebut adalah:

Dalam aktifitas pembelajaran di perguruan tinggi, mahasiswa akan menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang menuntut adanya penampilan yang sesuai dengan status perguruan tinggi sebagai tempat pembelajaran formal di dunia pendidikan. Mahasiswa akan lebih banyak berhadapan dengan situasi kampus yang menuntut sikap dan perilaku yang professional sebagai sosok intelektual dalam bagian civitas akademika perguruan tinggi. Untuk itu mahasiswa harus mampu menempatkan diri dalam pergaulan di dunia kampus yang memiliki karakteristik unik dibanding lembaga pendidikan lain, khususnya yang tidak formal. Mahasiswa diharapkan dapat berfikir dan bersikap ilmiah manakala berhadapan dengan proses pengajaran yang memberikan banyak ilmu dan pengetahuan sesuai bidang keilmuannya. Mahasiswa harus bisa menempatkan diri dengan performance yang baik manakala berdialog dan berdiskusi dengan para pengajar atau staf administrasi dan mahasiswapun diharapkan dapat memberikan ketauladanan saat berada di lingkungan masyarakat luar dengan penampilan dan perilaku yang santun sebagai seorang akademisi. Untuk menjaga dan menuntaskan harapan-harapan ini tidak ada jalan lain bagi seorang mahasiswa mulai belajar bagaimana harus berpenampilan, berperilaku dan bergaul dengan sesama civitas akademika sesuai dengan nilai-nilai dunia perguruan tinggi sebagai lembaga akademik keilmuan dan nilai-nilai social kemasyarakatan yang dipilih di dunia perguruan tinggi dalam mengembangkan institusinya

Tidak mengherankan bahwa lemahnya sistem kemanan di universitas mulawarman mengakibatkan bebasnya arus keluar dan masuk pendatang maka banyak perbauran budaya yang tidak terkontrol memunculkan peluang untuk melakukan seks bebas bagi para pelakunya, patut untuk menjadi sorotan adalah

(12)

182

faktor ke-empat dalam hal ini aspek tentang keimanan yang terjadi di mahasiswa universitas mulawarman. Dari data yang diperoleh dilapangan universitas mulawarman kelurahan sekitar 12 lokal, hanya terdapat 3 lokal saja yang aktif dalam kegiatan remaja masjid hal ini menandakan lemahnya kesadaran remaja untuk beraktivitas dalam kegiatan positif sangat.

Manusia diberi akal untuk masalah ini. Jika dia tidak bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya bagi dirinya, atau dia mengetahui tapi justri dia memilih yang berbahaya bagi dirinya, berarti keadaan hewan lebih baik keadaanya daripada keadaannya.

a. Melibatkan hati dalam mempertimbangkan hawa nafsu, sehingga dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan.

b. Orang yang berakal harus menggambarkan tujuan yang terealisir seperti yang diinginkan nafsunya, kemudian dia harus menggambarkan keadaannya setelah memenuhi kebutuhannya dan apa yang lepas darinya

c. Dia harus mempertimbangkan hak orang lain dengan sebenar-benarnya

Pada umumnya hendaklah menyempatkan diri untuk menghitung-hitung pekerjaan hariannya, Apabila melihat kekurangan pada yang diwajibkan kepadanya, maka hendaklah dia mengecam dan memperolokkannya, kemudian ketika itu juga ia berusaha untuk memperbaikinya. Sehubungan dengan aktivitas mahasiswa tentunya tidak akan berbeda jauh dengan manusia pada umumnya yang sedikit membedakan adalah pola berfikir yang instant dengan jargon idealisme yang masih sangat kuat, setidaknya akan membawa mahasiswa yang pada umumnya masih remaja, kepada arus kebebasan yang mungkin saja tidak dapat di kontrol, banyak yang menjadi dasar dari beragamnya kasus-kasus yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan remaja dan mahasiswa, masyarakat modern menandaskannya dengan tiga poin yaitu fashion, food and fun yang kini banyak dijadikan rumus dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat yang teraplikasi dalam berbagai varian seperti seks bebas.

Menurut mahasiswa Sikap kooperatif terkait dengan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kelompok yang ditandai dengan keinginan untuk berkontribusi dalam kelompok, tidak mendominasi kelompok, dan memberi kesempatan orang lain untuk berpartisipasi. Sikap kooperatif juga terkait dengan kemampuan berkomunikasi yang ditandai sikap asertif (mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan tanpa merugikan pihak lain); mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal, nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu; menjadi pendengar yang baik; merespon dengan tepat (sesuai dengan substansi dan caranya); dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Selain itu, sikap kooperatif juga terkait dengan kemampuan membangun sikap saling percaya (trust). Sikap ini ditandai dengan adanya komitmen dan

(13)

disiplin yang bersifat terbuka dalam menerima pendapat orang lain (openness), berbagi informasi (sharing), memberi dukungan (support) dengan cara elegant dan gentle, menerima orang lain (acceptance) dengan tulus, terampil mengelola konflik, mampu mengubah situasi konflik menjadi situasi problem solving, serta jeli dalam mengkritisi ide/gagasan dari orang lain dan bukan mencela orangnya (personal).

Banyaknya problem kemanusiaan yang terkait dengan naluri seks yang dapat mengancam peradaban manusia. Dalam Islam hubungan seksual pranikah dan perselingkuhan dilarang dan dapat dihukum sesuai syariat. Bahkan di Indonessia juga telah memasukkan perihal ini dalam KUHP. Supaya umat manusia tidak terjebak pada perilaku tercela maka Islam mengaturnya dalam Quran yaitu tentang larangan mendekati zina. Bukan hanya melakukan, mendekatinya saja dilarang dalam Islam seperti hubungan laki-laki dan perempuan bukan muhrim yang terlampau bebas.

Secara sosial maka akan menimbulkan nasab yang tidak jelas, sehingga kehidupan keluarga dan sosial budaya akan terganggu. Semua hal itu akan berujung pada penurunan kualitas generasi bangsa.

Persepsi menurut para mahasiswa mengatakan bahwa surga dan neraka merupakan tempat kembalinya manusia Surga merupakan kehidupan yang kekal untuk manusia dan dunia merupakan tempat tinggal sementara. Namun, tahukah kalian apa itu surga dan neraka. Sebagai umat beragama Islam kita patut mempercayai akan adanya surga.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Persepsi Mahasiswa yang dapat menjadikan seseorang menjadi memahami surga dan neraka, lebih fokus lebih percaya adanya surga. Meningkatnya pehaman mengenai surga di akibatkan karena adanya penundaan usia perkawinan yang dinyatakan jika terlalu muda akan berdampak negatif bagi kesehatan dan jika belum kerja merupakan tabu larangan apabila nikah belum ada penghasilan. Kurangnya informasi tentang seks Ketidakterbukaan orangtua terhadap anak mengenai seks Pergaulan yang makin bebas tidak pernah terbuka.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, selanjutnya peneliti memberikan saran sabagai berikut : Mahasiswa harus mengetahui tentang surga neraka merupakan suatu sifat yang mampu menjelaskan yang mampu diketahui bawa surga dan neraka itu ada.

(14)

184

Daftar Pustaka

Amrillah. 2014. Perilaku Seksual Wabal Di Tinjau Dari Kualitas Komunikasi Orang Tua-Anak Tentang Seksualitas. Skripsi. UMS: Surakarta.

Dianawati, Ajen. 2014. Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Banun, Fadila Oktavia Sari dan Soedijono Setyorogo. 2013. Faktor-faktor yang

Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V Stikes X Jakarta Timur 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diunduh pada tanggal 11 November 2018.

Luthfiyati, Dian. 2010. Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja. Tersedia pada http://luhfiyatidian.blogspot.com/2010/09/pernikahan//dini//pada//kalangan// remaja//.html. Diakses pada tanggal 11 November 2018.

Luthfie, R. E. 2013. Fenomena Perilaku Seksual Pada Remaja. yahoo:http://www.bkkbn.90.id/hqweb/ceria/ma46seksualitas.html.

Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi. Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nur Aris. 2009. Andai Surga dan Neraka Tiada. Jakarta: Inti Media.

Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sunanti Zalbawi Soejoeti. 2011. Perilaku Seks Di Kalangan Remaja Dan Permasalahannya. Media Litbag Kesehatan Vol XI Nomor 1.

Referensi

Dokumen terkait

unsafe action dalam penggunaan gadget, Kebiasaan menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari mengalami penurunan ketajaman penglihatan sebesar 63,6

Rumusan Masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana gambaran umum tentang kinerja guru, kedisiplinan belajar siswa, dan hasil belajar matematika di kelas VIII

Kemudian puisi Sukmawati ini juga ditanggapi kurang baik dari sastra atau penulis, Sukmawati memang bukan penulis puisi, apalagi sastrawan. Tapi bukan

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara penerapan

Strategi untuk perusanaan-perusahaan yang berusaha bergerak ke arah globalisasi dapat dikelompok berdasarkan pada tingkat kompleksitas disetiap pasar asing yang

KUALITI MASA PEMBELAJARAN AKADEMIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI: KAJIAN KES DI SEKOLAH MENENGAH DAERAH HULU LANGAT, SELANGOR.. JULISMAH

Transistor PMOS terbuat dari substrat dasar tipe-n dengan daerah source dan drain didifusikan tipe p + dan deerah kanal terbentuk pada permukaan tipe p. Positif MOS

1) Menetapkan materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan atau permasalahan siswa yang akan dikenai layanan. 2) Menetapkan tujuan atau hasil yang ingin dicapai. 3)