• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN BAMBU SEBAGAI ATRAKSI EKOWISATA DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN BAMBU SEBAGAI ATRAKSI EKOWISATA DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN BAMBU

SEBAGAI ATRAKSI EKOWISATA DI DESA PENGLIPURAN

KABUPATEN BANGLI

I NYOMAN JAMIN ARIANA NIM. 0213106107

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN BAMBU

SEBAGAI ATRAKSI EKOWISATA DI DESA PENGLIPURAN

KABUPATEN BANGLI

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata Program Pascasarjana Universitas Udayana

I NYOMAN JAMIN ARIANA NIM 0213106107

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCASARJANA

(3)

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 5 JULI 2010

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH,MH Drs. I Putu Anom, M.Par NIP. 130369678 NIP. 131569583

Mengetahui

Ketua Program Studi Kajian Pariwisata Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS Prof.Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 130369678 NIP. 195902151985102001

(4)

Tesis ini Telah Diuji Pada Tanggal 14 Juli 2010

Panitia Penguji Tesis, berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 1124/H.14.4/HK/2010 Tanggal 12 Juli 2010

Ketua : Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MH Sekretaris : Drs. I Putu Anom, M.Par

Anggota :

1. Prof. Dr. I Ketut Sudibia, SU

2. Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP 3. Ir. A.A. Gde Raka Dalem, M.Sc (Hons)

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Nyoman Sirtha,SH,MH pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penulisan tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Drs. I Putu Anom, M.Par, pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD (KOHM) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. I Ketut Sudibia, SU., Dr. Ir, Syamsul Alam Paturusi MSP.., Ir.A.A. Gde Raka Dalem, M.Sc (Hons) yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

(6)

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh Dosen dan Staf Pegawai Fak. Pariwisata Unud. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Istri dan Anak-Anak, yang telah memberikan semangat serta dorongan yang tidak henti-hentinya dalam menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada I Gusti Ngurah Widyatmaja,M.Par dengan penuh pengorbanan mambantu dalam pencarian data di lapangan untuk bisa menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmatnya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan tesis ini.

Denpasar, Juli 2010 I Nyoman Jamin Ariana

(7)

THE DEVELOPMENT STRATEGY OF BAMBOO FOREST AS THE ECOTOURISM ATTRACTION IN PENGELIPURAN VILLAGE

BANGLI REGENCY ABSTARCT

The bamboo forest as the location of the research is based on the interaction between the society and the tourist by using the bamboo forest of Pengelipuran village as the ecotourism attraction, but there are some complaint arise from the local society because there are no the tourist comes to bamboo forest as the ecotourism attraction in Pengelipuran village. The purposes of this research are: 1. knowing the factor which is cousing the decrease of the tourist comes to bamboo forest. 2. in order to know the developing strategy of bamboo forest as the ecotourism.

The collecting datas in this research are by: observation, interview by using questionnaire and documentation. The informant in this research is obtained from the figures in society, the tourist, and the government staff. While the act of determining the respondent for the tourist is done by quota sampling, amounted to 25 tourists.

The result of this research showed the influence factors that make the tourist rarely comes to bamboo forest as follows: 1. the intern factor, such as: the bamboo forest is un arranged well, the sanitation of the environment in the bamboo forest is still far from the standard. There are some varieties of bamboo extincted, there are no conservation place and transportation to facilitate the tourist surrounded the bamboo forest, the handicraft made of bamboo material are still limited in type and it varieties. 2. the extern factor envelope: the travel bureau still not sell the tour package specially for bamboo forest, the guide didn’t give the information’s of the existence of bamboo forest before and in the journey, the tourists are in Pengelipuran village about 30 minutes, while their wish to visit the bamboo forest is huge enough. While the development of it strategy includes some program as follows; put in order the bamboo forest based on it’s species, make the conservation place, cooperation with the travel bureau, promotion through the internet, giving many type and various of bamboo handicraft, repairing the facilities which is out of order, making the sign post, preparing the transportation, such as : bicycle and horse, drown buggy.

There are some suggests which is needed to be noticed is the organizer in order to make one tour package of Pengelipuran village which includes bamboo forest, monument of hero, traditional house and temple, do a cooperation with the travel bureau, conservation for the species of extincted bamboo’s, and do cooperation with bicycling group from Ubud. For the continuing research is needed intensify studies to the existence of bamboo forest, interrelated to bamboo conservation, variety of house hold industry and the local society participation in planning

Key words: Bamboo forest, ecotourism attraction and development strategy

(8)

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN BAMBU SEBAGAI ATRAKSI EKOWISATA DI DESA PENGLIPURAN

KABUPATEN BANGLI

ABSTRAK

Hutan Bambu sebagai lokasi penelitian didasari adanya peluang interaksi antara masyarakat dengan wisatawan, dengan pemanfaatan Hutan Bambu Desa Penglipuran sebgai Atraksi Ekowisata, tetapi muncul beberapa keluhan masyarakat setempat terhadap jarangnya wisatawan berkunjung ke Hutan Bambu sebagai Atraksi Ekowisata di Desa Penglipuran. Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui faktor jarangnya wisatawan berkunjung ke Hutan Bambu (2). Untuk mengetahui strategi pengembangan Hutan Bambu sebagai Atraksi Ekowisata.

Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini diperoleh dari tokoh-tokoh masyarakat, pramuwisata, Kepala Diparda dan staf. Sedangkan penentuan responden untuk wisatawan dilakukan secara quota sampling sebanyak 25 wisatawan.

Hasil penelitian menunjukkan , bahwa faktor yang mempengaruhi wisatwan jarang ke Hutan Bambu adalah (1) Faktor interen seperti hutan bambu belum ditata dengan baik, kebersihan belum baik, jenis bambu beberapa yang sudah punah, fasilitas peristirahatan sudah rusak, tidak terdapat tempat konservasi, belum tersedianya alat transportasi untuk memudahkan wisatawan mengelilingi hutan bambu, kerajinan bambu masih terbatas bentuk dan jenisnya (2) Faktor eksternal meliputi ; Biro perjalanan wisata tidak menjual paket wisata hutan bambu, pramuwisata tidak menginformasikan keberadaan hutan bamu baik sebelum dan dalam perjalanan, wisatawan berada di Desa penglipuran sekitar 30 menit, sedangkan keinginan wisatawan berkunjung ke hutan bambu cukup besar Sedangkan strategi pengembangan nya meliputi beberapa program diantaranya ; Menata hutan bambu sesuai jenisnya, membuat tempat konservasi, melakukan kerja sama dengan biro perjalanan wisata, melakukan promosi melalui internet, memberikan berbagai bentuk dan jenis kerajinan bambu, memperbaiki fasilitas yang sudah rusak, membuat petunjuk jalan, menyediakan alat transportasi seperti sepeda dan dokar.

Beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu fihak pengelola membuat satu paket wisata Desa Penglipuran yang meliputi hutan bambu, tugu pahlawan, rumah tradisional dan ke tempat suci, melakukan kerja sama dengan biro perjalanan wisata, melakukan konservasi terhadap beberapa jenis bambu yang sudah punah,dan melakukan kerja sama dengan kelompok wisata sepeda yang terdapat di Ubud. Untuk penelitian lanjutan perlu dilakukan kajian mendalam terhadap keberadaan Hutan Bambu, terkait konservasi bambu, keanekaragaman kerajinan rumah tangga dan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan. Kata kunci : Hutan bambu, atraksi ekowisata dan strategi pengembangan

(9)

RINGKASAN

Ekowisata merupakan salah satu bentuk pariwisata alternatif yang kegiatannya mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata massal (pariwisata konvensional). Di mana kegiatan Ekowisata memanfaatkan alam yang masih alami menjadi kegiatan wisatanya, karena wisatawan yang membeli paket ekowisata adalah wisatawan yang peduli pada pelestarian lingkungan, adanya partisipasi masyarakat lokal, memberi manfaat ekonomi terhadap masyarakat lokal. Hutan bambu sebagai tempat penelitian, karena memiliki beberapa pertimbangan yakni Wisatawan yang datang ke Desa Penglipuran, hanya melihat rumah tradisional yang memiliki cirri khas tersendiri, sedangkan potensi Desa Penglipuran selain rumah tradisional juga memiliki Hutan Bambu yang luasnya 45 hektar yang tidak kalah penting dijadikan obyek wisata . Di samping itu ada beberapa keluhan masyarakat terhadap kondisi hutan bambu seperti jarangnya wisatawan ke hutan bambu, fasilitas sudah rusak, kebersihan tidak terjaga dengan baik, beberapa bambu sudah punah, sehingga masyarakat setempat tidak berminat mengelola hutan bambu. Penelitian ini bertujuan (1). Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi wisatawan jarang berkunjung ke hutan bambu, (2). Untuk mengetahui strategi pengembangan hutan bambu sebagai atraksi ekowisata.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, kuisioner dan dokomentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tokoh masyarakat, pramuwisata, Diparda Bangli dan staf, sedangkan responden untuk wisatawan ditentukan melalui quota sampling sebanyak 25 orang wisatawan yang diperoleh melalui accidental. Analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan deskriftif kualitatif dengan skala liket dan pendekatan SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan, hutan bambu sebagai ekowisata tidak pernah wisatawan berkunjung ke hutan bambu. Hal tersebut disebabkan biro perjalanan wisata tidak menjual paket ke hutan bambu, wisatawan sebelum melakukan pejalanan maupun sesudah berada di Desa Penglipuran, tidak mendapatkan informasi dari pramuwisata tentang keberadaan hutan bambu sebagai atraksi ekowisata. Sedangkan keinginan wisatawan untuk mengunjungi hutan bambu sangat besar Selain itu hutan

(10)

bambu belum dipromosikan secara baik baik di dalam maupun ke luar negeri dan keadaan hutan bambu itu sendiri perlu dilakukan pembenahan.

Adapun program yang dilakukan untuk mengembangkan hutan bambu sebagai ekowisata sebagai berikut menata hutan bambu, menyediakan tempat untuk konservasi, memperbaiki fasilitas, menambah jenis kerajinan bambu, melakukan kerja sama dengan biro perjalanan, membuat paket wisata Desa Penglipuran, membuat petunjuk jalan, membuat brosur tentang obyek yang terdapat di Desa Penglipuran, menyediakan alat transportasi untuk dipergunakan mengelilingi hutan bambu seperti sepeda, dokar atau kuda. Beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh Pemda Bangli dan Pengelola Obyek Wisata meliputi ; membuat satu paket yang menyeluruh, melakukan kerja sama dengan biro perjalanan wisata, Yayasan Nyuh Kuning untuk konservasi terhadap bambu yang sudah punah, Sandat cycling club untuk membuat paket perjalanannya ke hutan bambu yang terdapat di Desa Penglipuran. Untuk penelitian lanjutan, perlu dilakukan penelitian secara mendalam terhadap jarangnya wisatawan berkunjung ke hutan bambu terkait dengan peningkatan pendapatan masyarakat setempat, kelestarian hutan bambu, partisipasi masyarakat setempat dalam perencanaan, pengelolaan, pengawasan serta upaya yang tepat dalam pelestarian bambu yang sudah punah.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN... 11

(12)

2.1 Kajian Pustaka... 11

2.2Kajian Konsep... 14

2.3Landasan Teori... 24

2.4 Model Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1Rancangan Penelitian ... 30

3.2Lokasi Penelitian ... 30

3.3Jenis dan Sumber Data... 32

3.4Instrumen Penelitian ... 33

3.5Teknik Pengumpulan Data... 33

3.6Teknik Pengambilan Sampel... 34

3.7Teknik Analisis Data... 35

3.8Cara Penyajian Hasil Analisis Data... 39

BAB IV DESKRIPSI UMUM DESA PENGLIPURAN... 40

4.1. Sejarah Desa Penglipuran... 40

(13)

4.5 Sejarah Hutan Bambu... 47

4.6 Potensi Hutan Bambu... 48

4.7 Karakteristik, Motivasi dan Persepsi Wisatawan... 53

4.7.1 Karakteristik Wisatawan... 53

4.7.2 Motivasi Wisatawan ... 56

4.7.3 Persepsi Wisatawan... 57

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 67

5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Jarang Berkunjung Ke Hutan Bambu Sebagai Atraksi Ekowisata... 67

5.2. Strategi Pengembangan Hutan Bambu Sebagai Atraksi Ekowisata ... 77

5.3. Rekomendasi Kebijakan... 79

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 80

6.1 Simpulan ... 80

6.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 86

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kategori Intensitas Sikap Wisatawan... 36

4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Umur... 42

4.2 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Penglipuran ... 43

4.3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Penglipuran... 43

4.4 Karakteristik Wisatawan Menurut Asal... 53

4.5 Karakteristik Wisatawan Menurut Tingkat Pendidikan... 54

4.6 Karakteristik Wisatawan Menurut Pekerjaan... 55

4.7 Karakteristik Wisatawan Menurut Umur... 56

4.8 Motivasi Wisatawan Berkunjung Ke Desa Penglipuran ... 56

4.9 Persepsi Wisatawan Terhadap Keberadaan Hutan Bambu... 58

(15)

4.12... Persepsi Wisatawan Terhadap Keinginan Berkunjung Ke Hutan

Bambu... 61 4.13 Persepsi Wisatawan Terhadap Persetujuan Setiap Pengunjung

Sekaligus Ke Hutan Bambu... 62 4.14 Persepsi Wisatawan Terhadap Kunjungan Diperpanjang... 63 4.15 Persepsi Wisatawan Terhadap Kerajinan Dari Bambu... 64 4.16 Persepsi Wisatawan Terhadap Wilayah Hutan Bambu Didirikan

Tempat Kerajinan... 65 5.1 Pendekatan SWOT Terhadap Hutan Bambu ... 69 5.2 Sasaran Dan Rencana Strategis Pengembangan Hutan Bambu

Sebagau Ekowisata... 78

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Model Penelitian... 29 3.1 Proses Penyusunan Strategik Pengembangan... 38

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Informan ... 84

2 . Pedoman Wawancara ... 86

3. Kuisioner... 89

4. Skor Persepsi Wisatawan... 93

5. Peta Lokasi Penelitian... 94

6. Lampiran Foto... 95

Referensi

Dokumen terkait

Produk bamboo yang dihasilkan oleh petani di Desa Pondok Buluh adalah bambu belah.. Pemasaran produk hutan rakyat bambu yang berupa bambu terdiri dari 5

Strategi pengembangan ekowisata di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur adalah membuat organisasi yang lebih baik, pengembangan

Kepada keluarga tercinta Ayah Alm I Wayan Siriya dan Ibu Ni Wayan Sudani serta kepada kedua adik tercinta Ni Komang Mega Lestari dan Ni Ketut Meliyani yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil produk olahan bambu dari masyarakat pengelola hutan bambu, teknologi yang digunakan, dan menganalisis alur dari pemasaran produk

Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi peneliti dan instansi yang berguna untuk membantu memaksimalkan pengusahaan hutan rakyat bambu sehingga tercapai hasil

BAB IV Hasil dan Pembahasan yang membahas kondisi umum Hutan Pinus Gogoniti yang terletak di Desa Kemirigede yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar

Jenis Produksi Hasil Hutan dari Hutan Rakyat Bambu yang Dipungut Selama Satu Tahun Usia panen Frekuensi panen Satuan produksi Banyaknya produksi  Dikonsumsi  Dijual

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM Kerajinan Bambu di Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi menerapkan strategi diversifikasi konsentris, dimana produk