APLIKASI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN TERONG
(Solanum melongena)
Syaiful Muadib
1,Ir. Tri Pamujiasih,MP
2, Srie Juli Rachmawati
2Mahasiswa Fak.Tek, Sains, dan Pertanian Uniba Surkarta
Dosen Fak.Tek, Sains, dan Pertanian Uniba Surkarta
E-mail : syaifulmuadib@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out how the results of the application of
organic and inorganic fertilizers on the growth and yield of eggplant (Solanum melongena).
The research was carried out within a period of 3 months starting from August 6, 2019 to 06
November 2019, located at PTPN 9 Kalitelo. The study uses quantitative research methods
with experimental research design models. Experimental research is one type of quantitative
research that is very powerful in measuring cause and effect that is able to compare the
effects of the variation of the independent variable on the dependent variable through
manipulating data or controlling the independent variable (Taniredja and Mustafidah.
2011).The results showed that the treatment composition of the dosage of organic and
inorganic fertilizers as well as plant media and the method of treatment in eggplant plants
gave a positive and real effect on the growth of eggplant plants, seen from the growth of
stems, leaves and fruit produced quite significantly. Dosage of manure and compound
concentration on plant growth and yield have a significant effect on plant height and fresh
plant weight. The treatment of manure dose significantly affected the fresh weight per plant,
and the weight of fruit per plant. The interaction of manure dosage and compound
concentration on growth and yield of plants has a significant effect on fresh plant weight and
number of fruits per plant. The highest eggplant plant height is 30.63 cm obtained in
combination P1. The lowest plant height is 20.15 cm obtained in combination P3.
Keywords:
Organic and inorganic fertilizers on plant growth and yield
Pendahuluan
Terong adalah jenis sayuran buah yang sangat populer dan disukai oleh banyak orang. Tanaman terong memiliki rasa yang enak dan mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi manusia. Tanaman ini mengandung protein, lemak, karbohidrat vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, fosfor serta zat besi (Hadiatna, 2007). Menurut Sunarjono et al. (2003) terung juga mempunyai khasiat sebagai obat karena mengandung alkaloid solanin, dan solasodin yang berfungsi sebagai bahan baku kontrasepsi oral. Buah terung juga diekspor dalam bentuk awetan, terutama jenis Terong Jepang.
Permintaan terhadap terung terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat sayursayuran dalam memenuhi gizi keluarga, sehingga produksi tanaman terong perlu terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produksi tanaman terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi, namun dalam usaha peningkatan
produktivitas dan efisiensi penggunaan tanah, cara intensifikasi merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan (Jumini dan Marliah, 2009). Salah satu usaha tersebut dengan pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik.
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan bahan kimia berkadar hara tinggi. Syarief (2003) menyebutkan bahwa pemberian pupuk anorganik dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik pada umumnya memeliki takaran hara yang sesuai dengan kebutuhan.Menurut Samadi (2001) pemupukan yang diberikan pada tanaman terong adalah pupuk NPK sebanyak 200 kg/ha yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 4 kg/200 liter air. Masing-masing tanaman diberikan larutan NPK tersebut sebanya 300 ml/tanaman, yang diberikan disekitar lubang mulsa plastik dengan cara dikocor. Menurut penelitian Subhan (2009) pupuk majemuk NPK (15-15-15) takaran 1.250 kg/ha memberi pengaruh terbaik terhadap tanaman terong dengan tinggi tanaman yaitu 134,42 cm dan bobot buah/pohon 780,10 g. Bukan hanya pada terong penelitian dari Koswara (2007) menyatakan pemberian pupuk NPK majemuk 15:15:15 takaran 1 ton/ha memberi pengaruh terbaik pada tanaman kentang 60 HST dengan diameter tanaman 71,23 cm. Namun menurut Ridho dan Yuliana (2007) penggunaan bahan kimia (pupuk anorganik dan pestisida) yang berlebihan dapat menurunkan kesuburan tanah dan dapat merusak lingkungan.
Selain pupuk anorganik pupuk yang sering digunakan untuk menyuburkan tanah adalah pupuk organik. Menurut Indriani (2003) pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang telah melapuk. Bahan organik tersebut seperti sisa tanaman, kotoran ternak atau yang berasal dari limbah pertanian. Sholikah et al. (2013) menyebutkan karakteristik dari pupuk organik diantaranya kandungan unsur hara rendah, ketersediaan unsur hara lambat dan dan menyediakan unsur hara dalam jumlah yang terbatas. Namun pupuk organik banyak mengandung mikroorganisme yang membantu dalam memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Menurut penelitian Simatupang (2010) bahwa pemberian pupuk kandang kotoran ayam memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik terhadap tanaman terung dengan dosis 20 ton ha-1 menghasilkan tinggi tanaman 71,25 cm, panjang daun 53,6 cm dan lebar daun 31,85 cm. Bukan hanya pada tanaman terong hasil penelitian Luthfyrakman dan Susila (2013) memperlihatkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang ayam sebanyak 24,3 ton ha-1 pada tanaman terong dapat meningkatkan bobot buah sebesar 17,4 kg per petak atau 22,7 ton per ha.
Masing-masing pupuk baik anorganik maupun organik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Ogbomo (2011) Pemberian pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk organik lebih baik dibandingkan hanya pemberian salah satu pupuk anorganik atau pupuk organik saja. Penelitian dari Pangaribuan et al. (2011) menyatakan bahwa dengan pemberian bokashi jerami padi 20 ton/ha + 50% dosis rekomendasi pupuk anorganik mendapatkan hasil terbaik pada tanaman terong dengan tinggi tanaman 58,20 cm dan diameter buah 4,35 g. Bukan hanya pada tanaman tomat penelitian Subhan et al. (2008) melaporkan bahwa dengan pemberian pupuk anorganik 50% dari dosis
tanaman dan bokashi kotoran ayam 600 gram per tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melon yaitu dengan berat buah 3,76 kg.
Berdasarkan uraian tersebut penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Aplikasi Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanamanan Teroong (Solanum Melongena)”
Metode Penelitian
Penelitian akan dimulai pada bulan Agustus sampai bulan November 2019. Desa
Grogolan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati. Pada Ketinggian 72 m (dpl).Penelitian ini
akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah macam pupuk sapi, kambing dan
ayam, faktor kedua takaran/dosis pemberian pupuk. Bahan yang digunakan yaitu pupuk
kotoran hewan (sapi, kambing dan ayam).Alat yang digunakan untuk penelitian adalah
cangkok, cangkul, papan nama, gunting/pisau, tugal, selang, meteran, sabit, alat tulis,
timbangan, sprayer. Tata laksana penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai
berikut, persiapan lahan yaitu membuat blok sebanyak 3 blok pada lahan, kemudian membuat
petak dengan ukuran panjang 100 cm dan lebar 100 cm sebanyak 27 petak. Jarak antara petak
30 cm, jarak antara ulangan/blok 50 cm. Pengolahan tanah disesuaikan dengan perlakuan.
Setelah itu penanaman , penanaman dilakukan dengan cara ditugal, dengan kedalaman 5-10
cm dan setiap lubang ditanami benih terong. Jarak tanam yang digunakan 25 cm x 25 cm.
Setelah itu dilakukan pemupukan yaitu pemberian bahan organik dilakukan pada waktu
pengolahan tanah sebagai pupuk dasar.Macam pupuk :Pupuk organik : pupuk (sapi), pupuk
(kambing), pupuk (ayam) sesuai takaran perlakuan.Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan
pengairan dilakukan
setiap hari bila tidak hujan, atau pada waktu yang diperlukan saja sesuai kebutuhan tanaman dengan interval maksimal 1 minggu sekali. Penyiangan gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma dengan tangan, imi dilakukan untuk mengurangi persaingan antar tanaman utama dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara di dalam tanah. Penyiangan dilakukan sesuai kondisi lapangan. Panen dilakukan apabila tanaman sawi sudah berumur 1 bulan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun rata-rata per tanaman (helai) , lebar daun rata-rata per tanaman, berat rata-rata per tanaman, berat rata-rata tanaman per petak.Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat 108 sampel tanaman terong (Solanum melongena L), yang akan di jadikan bahan penelitian yang akan diberi pupuk organik dan anorganik sesuai dosis. Dan diamati tinggi batang, jumlah daun, diameter batang, jumlah buah yang dihasilkan dan diameter buah yang di
hasiulkan. Dari hasil pengukuran pertumbuhan tanaman terong dengan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut:
Parameter P1C1 P1C2 P1C3 P2C1 P2C2 P2C3 P3C1 P3C2 P3C3 TinggiTanaman 17,00 15,67 14,33 16,33 15,33 13,67 16,00 13,00 109,67 JumlahDaun 72,00 76,33 78,00 76,00 77,00 70,33 69,33 71,33 71,67 Diameter Batang 4,00 4,00 4,33 5,00 4,00 4,00 5,33 4,67 5,00 BobotBuah 260,00 243,00 271,33 257,00 245,67 279,67 269,67 261,67 270,33 JumlahBuah 6,33 6,67 7,33 6,67 8,67 6,33 6,67 6,67 7,33 LingkarBuah 10,00 11,33 8,67 9,67 6,67 10,33 11,00 8,67 10,00
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman umur 35 hst, 42 hst menunjukkan tidak terjadi interaksi nyata pemberian pupuk campuran dan POC BMW terhadap tinggi tanaman terong. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 35 hst dan 42 hst perlakuan C1 (pupuk campuran 1 ton/Ha) menghasilkan rerata tinggi tanaman masing-masing sebesar 20,85; 30,63 tidak berbeda nyata dengan C2 (pupuk campuran 2 ton/Ha) sebesar 21,30; 30,00 dan C3 (pupuk campuran 3 ton/Ha) sebesar 21,00; 30,48.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam, jumlah daun (lampiran 4) umur 35 hst dan 42 hst menunjukkan tidak terjadi interaksi nyata pemberian pupuk campuran dan POC BMW.
Dari hasil pengamatan, diameter batang (lampiran 5) umur 35 hst dan 42 hst menunjukkan tidak terjadi interaksi nyata pemberian aplikasi pupuk organic dan anorganik.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah buah pada panen 1 hingga panen 5 menunjukkan tidak terjadi interaksi pemberian pupuk campuran dan POC BMW terhadap jumlah buah. Perlakuan tunggal pupuk campuran dan POC BMW berpengaruh sangat nyata terhadap rata-rata jumlah buah pada panen 1 hingga panen 5.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam rata-rata bobot buah pada panen 1 hingga panen 5 menunjukkan tidak terjadi interaksi pemberian pupuk campuran dan POC BMW terhadap bobot buah. Perlakuan tunggal pupuk campuran dan POC BMW berpengaruh sangat nyata terhadap bobot buah pada panen 1 hingga panen 5.
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam, rata-rata diameter buah pada panen 1 hingga panen 5 menunjukkan tidak terjadi interaksi pemberian pupuk campuran dan POC BMW terhadap diameter buah. Pemberian pupuk campuran dan POC BMW berpengaruh sangat nyata terhadap diameter buah pada panen 1 hingga panen 5.
Histogram hasil pengamatan terhadap aplikasi pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong.