• Tidak ada hasil yang ditemukan

farmakognosi-jilid-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "farmakognosi-jilid-1"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

FARMAKOGNOSI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan

Pusdiknakes

2004

375. 615 1 Ind f

(2)

FARMAKOGNOSI

Jilid I ( untuk kelas I )

Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001

KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Tim Penyusun :

1. Kiki Widyastuti

2. Yosi Chrysanti, S.Si., Apt. 3. E. Chamid, S.Pd.

Tim Pembahas / Editor :

1. Dra. Sri Hartati, Apt. 2. Zulfahmi

3. Muhammad Yani Zamzam 4. Basril, A.Md.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan petunjukNya, bahwa buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini dikarenakan telah berlakunya kurikulum baru yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.

Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur SMF Se Indonesia.

Kita harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa peserta didik, guru / tenaga pendidik di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, untuk nantinya akan diabdikan dalam pelayanan masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran perbaikan dan kritik dari semua pembaca.

(4)

PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.

Buku Farmakognosi ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi. Untuk cetakan ketiga ini telah diadakan beberapa koreksi / perbaikan serta penambahan beberapa penjelasan materi sesuai dengan saran – saran yang masuk ke Sekber.

Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan untuk penyempurnaan buku ini.

Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar iii

Pengantar Dari Sekber iv

Daftar Isi v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat B. Ruang Lingkup Farmakognosi

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani – Zoologi D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain E. Sejarah dan Perkembangan Farmakognosi

F. Ejaan Latin

G. Tata Nama Latin Tanaman H. Tata Nama Simplisia I. Tempat Tumbuh J. Beberapa Definisi K. Budidaya Tanaman Obat L. Pengolahan Simplisia

M. Pemalsuan dan Penurunan Mutu Simplisia N. Pemerian

O. Isi Simplisia

P. Pembuatan Serbuk Simplisia

Q. Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia R. Penilaian Obat

S. Beberapa Istilah Yang Adam Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama Penyakit

T. Bagian – Bagian dari Tanaman U. Uraian Tentang Simplisia

1 1 3 3 4 4 6 6 7 7 8 12 13 14 14 14 14 16 16 18 18 BAB II : RHIZOMA 20

BAB III : RADIX 26

BAB IV : CORTEX 31

BAB V : BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER 36

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.

Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :

1. Obat : Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.

2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku lain yang ditetapkan pemerintah .

3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.

5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

B. Ruang Lingkup Farmakognosi

Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.

(7)

Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.

Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.

Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.

Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.

Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam skema berikut : Alam Morfologi Tumbuhan Sistematik Tumbuhan Bahan Alam : - Tumbuhan - Hewan - Mineral Identifikasi Sistematik Bahan Alam Berkhasiat Obat - Koleksi - Pengeringan - Pengolahan - Pengawetan - Penyimpanan

Farmakognosi Bahan siap pakai

( Simplisia )

Ekstraksi Metode Ekstraksi Pemilihan Pelarut Serbuk

(8)

Obat Tradisional Obat Tradisional Jamu Isolasi Pemisahan Kromatografi Uji Toksisitas Uji Praklinik Uji Klinik Fitokimia Isolat Zat Murni Bahan Obat Uji Toksisitas Uji Praklinik Obat Farmakologi

Farmasi Klinik Uji Klinik Obat Jadi

C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi

Simplisia harus mempunyai identitas botani – zoologi yang pasti, artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama –nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.

D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain

Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita, sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika,

Pemurnian Sifat Fisika Sifat Kimia Fitofarmaka Fitomedisin Identifikasi Karakterisasi Elusidasi Struktur Spektrofotometri

(9)

sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu, tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.

Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.

Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.

E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.

Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,

sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.

Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.

F. Ejaan Latin

Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.

Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :

(10)

Huruf atau rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai

ae e Galangae ga-la-nge

Lobeliae lo-be-li-e c k jika diikuti huruf a, o,

u atau huruf mati

Cacao ka-ka-o Cola ko-la Curcuma kur-ku-ma Fructus Fruk -tus c s jika diikuti huruf

e, i, y

Cera Se-ra Citri Sit-tri Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa cc kk jika diikuti huruf a ,

o, u

Succus Suk-kus cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la

e, i, y

ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na hidup

ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni

eae e Dioscoreae Di-es-ko-re

eu e + u Oleum O-le-um

Cetaceum Se-ta-se-um

ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num

ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris ii i + i Aurantii Au-ran-ti-i j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti ll l Vanilla Va-ni-la mm m Gummi Gu-mi Ichtammolum Ih-ta-mo-lum nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li Asafoetida A-sa-feu-ti-da nn n Belladonna Be-la-do-na Sennae Se-ne ph f Orthosiphon Or-to-si-fon pp p hippoglossi hi-po-glo-si qu kw quercus kwer-kus rh r rhei rhizoma re-i ri-zo-ma rr r myrrha mi-ra sh sy shorea syo-re purshiana pur-si-a-na ss s Cassia ka-si-a th t Mentha men-ta

(11)

Huruf atau rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai x ks jika tertera pada

tengah / akhir kata

Pix p iks radix ra-diks cortex kor-teks bixa bik-sa x s jika pada permulaan

kata

xanthorrhiza san-to-ri-za y i jika didahului dan /

atau diikuti oleh huruf mati

hydrastis hi-dras-tis maydis ma-i-dis y y jika diapit oleh 2 huruf

hidup

papaya pa-pa-ya

G. Tata Nama Latin Tanaman

1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut.

Beberapa contoh adalah sebagai berikut :

Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap

Linnaeus L Oryza sativa L

De Candolle DC Strophanthus hispidus DC Miller Mill Foeniculum vulgare Mill

Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .

Contoh : Dryopteris filix – mas Strychnos nux - vomica Hibiscus rosa - sinensis

3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.

H. Tata Nama Simplisia

Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.

(12)

Contoh :

1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species + nama bagian tanaman :

Belladonnae Herba, Serpylli Herba, Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba 3. Genus + petunjuk species + nama

bagian tanaman :

Curcuma aeruginosae Rhizoma, Capsici frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies Contoh :

Nama spesies : Cinchona succirubra Nama genus : Cinchona

Petunjuk species : succirubra

I. Tempat Tumbuh

Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :

 Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa

 Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.

 Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah asalnya , kepulauan Maluku.

 Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.

J. Beberapa Definisi

1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman atau

eksudat tanaman.

Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel

dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni .

3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau

zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

(13)

4. Simplisia mineral :

( pelikan)

adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

5. Alkaloida : adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut dalam air. Contohnya Codein, Papaverin, Atropin

6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa + benzaldehida + asam biru ( sianida).

7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C akan mati.

8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.

9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.

Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu atau

keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :

a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi b. Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang dikeluarkan hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat pengotor lainnya

K. Budidaya Tanaman Obat

Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu.

Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan,

(14)

merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.

Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.

Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut : 1. Pengelolaan tanah

Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.

Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :

a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)

umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat

berkembang dengan baik.

b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida). c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,

(15)

d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi

(Thymus vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe ( Capsicum annuum ).

2. Penanaman

Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.

Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.

Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain :

a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .

b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).

d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

3. Pemeliharaan tanaman

Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya

(16)

diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.

Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :

a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.

b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis) c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah

tempat tumbuh.

d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35 % .

f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.

g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus). h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar

Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4. Pemungutan hasil ( panen)

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak ( Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :

a. Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .

c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh (Eugenia caryophyllata).

(17)

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.

e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak f. Kulit diambil sewaktu bertunas

L. Pengolahan Simplisia

1. Pengeringan

Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera

dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.

Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.

Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.

Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50 0– 55 0 C.

2. Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan

atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.

3. Wadah

Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.

Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan

mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.

4. Suhu penyimpanan

Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara

20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.

Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.

(18)

Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang

di atur antara 150 dan 300.

Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .

Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.

5. Tanda dan Penyimpanan

Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.

6. Kemurnian Simplisia

Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.

Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

7. Benda asing

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme

patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.

Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.

M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.

Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.

Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.

Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.

(19)

Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.

Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

N. Pemerian

Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).

O. Isi Simplisia

Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.

P. Pembuatan Serbuk Simplisia

 Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..  Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada

suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.

 Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.

Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia

Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.

Contoh dalam skala besar

Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.

Jumlah wadah dalam bets (N) Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n) 1 sampai 10 semua 11 sampai 19 11 > 19 n = 10 +      10 N

(20)

Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.

Contoh dalam skala laboratorium

Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :

Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .

Bahan Organik Asing

Contoh untuk pengujian

Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat). Akar, rimpang, kulit batang dan herba 500 g

Daun, bunga , biji dan buah 250 g Potongan bagian tanaman (bobot rata-

rata setiap potongan kurang dari 500 mg) 50 g

Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap bobot contoh yang digunakan.

(21)

R. Penilaian Obat

Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia

1. Secara Organoleptik

Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .

2. Secara Mikroskopik

Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.

3. Secara Fisika

Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain sebagainya.

4. Secara Kimia

Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.

5. Secara Hayati / Biologi

Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.

S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama Penyakit

1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan 2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat 3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan 4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri

5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia

6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit, misalnya panu .

7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah. 8. Anti piretika Menurunkan suhu badan

(22)

10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus 11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala

12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik

13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda kejang) 14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )

15. Antidotum Penawar racun 16. Antitusif Pereda batuk

17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak 18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis 19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir

20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir 21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat

22. Cardiaka Untuk jantung

23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung 24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu 25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid

26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat 27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan

28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni 29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah

30. Depuratif Pembersih darah

31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid 32. Emetika Menyebabkan muntah

33. Gonorrhoe Kencing nanah

34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut 35 Holitosis Menyegarkan nafas

36. Hemostatika Menghentikan perdarahan 37. Insektisida Membasmi serangga

38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar

39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia 40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu

(23)

42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih 43. Laxantia, laksativa,

purgativa

Melancarkan buang air besar / pencahar

44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C 45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah

46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu

47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih

48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta

kaki bergemetaran pada waktu diam 49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson

50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik 51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari

52. Roboransia / tonikum Obat kuat 53. Skabicida Obat kudis 54. Sedativa Obat penenang

55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok

56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton

T. Bagian - Bagian dari Tanaman

Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu radix (akar), caulis (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).

U. Uraian Tentang Simplisia

1. Buku – buku yang digunakan :

a. Simplisia yang monografinya diuraikan di FI

b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih relevan untuk diketahui siswa.

c. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI (MateriaMedika Indonesia )

d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI

e. Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh maupun keterangan lain.

(24)

2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :

a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia b. Tanaman asal simplisia

c. Familia atau keluarga simplisia

d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar e. Penggunaannya

f. Pemerian

g. Bagian yang digunakan h. Keterangan mengenai :

- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih digunakan

- Penyimpanan - Jenis – jenisnya

- Waktu panen / cara memproleh - Keterangan lain yang dianggap perlu

(25)

BAB II

R H I Z O M A

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI) 2. CALAMI RHIZOMA (MMI)

3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA ( MMI ) 5. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA ( MMI ) 6. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA ( MMI ) 7. CYPERI RHIZOMA ( MMI )

8. IMPERATAE RHIZOMA ( MMI ) 9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI ) 10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI ) 11. ZINGIBERIS RHIZOMA ( MMI )

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA ( MMI) 13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA ( MMI ) 14. ZINGEBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI ) 15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA ( MMI )

1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI) Nama lain : Temu kunci

Nama tanaman asal : Boesenbergia pandurata (Roxb) sehleaht Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, damar, pati Penggunaan : Antidiare

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal Bagian yang digunakan : Kepingan-kepingan akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Dilakukan pada umur 1 tahun - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. CALAMI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Dringo, Jaringau , Calamus , Sweetflag Nama tanaman asal : Acorus calamus (L)

Keluarga : Araceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri mengandung egenol. asaron. asaril aldehid. Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5 % v/b Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, insektisida,demam nifas Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.

Bagian yang digunakan : Akar tinggal Keterangan :

(26)

- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )

Nama lain : Temu lawak, Koneng gede Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % b/v

Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit Bagian yang digunakan : Kepingan akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya . Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak

jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu

Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:

Warna : Kuning jingga sampai coklat Aroma : Khas wangi aromatik

Rasa : Pahit, agak pedas Kelembaban : Maksimum 12 % Abu : 3 - 7 %

Pasir : 1 %

Kadar minyak atsiri : minimal 5 %

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI) Nama lain : Temu hitam

Nama tanaman asal : Curcuma aeruginosa (Roxb) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, pati, damar, lemak Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 % Penggunaan : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa

Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama - lama menimbulkan rasa tebal

(27)

Bagian yang digunakan : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Rimpang temu giring Nama tanaman asal : Curcuma heyneana (Val) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, tanin. kurkumin Persyaratan kadar : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 % Penggunaan : Antiseptika kulit

Pemerian : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal Bagian yang digunakan : Rimpang

Keterangan : - Waktu panen :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Kunyit , kunir

Nama tanaman asal : Curcuma domestica (Val) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida

Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu tanam

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. CYPERI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Rimpang teki , teki Nama tanaman asal : Cyperus rotundus L Keluarga : Cyperaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida Penggunaan : Diuretika, stomakika

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian pahit,menimbulkan rasa tebal di lidah

Bagian yang digunakan : Rimpang Keterangan :

- Waktu panen : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk kemudian akan tumbuh menjadi + / - 146 umbi dalam jangka waktu 3,5 bulan

(28)

8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Akar alang- alang

Nama tanaman asal : Imperata cylindrica (Beauv) Keluarga : Poaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Asam kersik, damar, logam alkali Penggunaan : Diuretika, Antipiretika

Pemerian : Tidak berbau dan tidak berasa Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Jenis- jenis : Dikenal 5 varietas : - Varietas mayor ( Nees )

- Varietas latifolia ( Hook.f ) - Varietas africana ( Anders ) - Varietas europea (Anders) - Varietas condensata - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI)

Nama lain : Kencur

Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral dan pati

Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, roboransia Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit,akhirnya

menimbulkan rasa pedas Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Pada umur 1 tahun

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. LANGUATIS RHIZOMA ( MMI)

Nama lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma

Nama tanaman asal : Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga(L), Languas galanga (L)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer dan galangol

Penggunaan : Bumbu, karminativa, antifungi Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Pada umur 2,5 – 4 bulan , agar diperoleh rimpang muda yang belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman , rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci dan

(29)

dikeringkan.

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Jahe

Nama tanaman asal : Zingiber officinale ( Roscoe ) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron,zingiberol, zingiberin,borneol, kamfer, sineol dan felandren

Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas

Bagian yang digunakan : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas Keterangan :

- Waktu panen : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah tanam .

Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya

dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen pada umur 9 – 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering seluruhnya sampai sudah rebah rumpun - rumpunnya

Jenis – jenis jahe berdasarkan bentuk :

: 1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih menggembung.

2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung.

3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari jahe putih kecil

Jenis – jenis jahe

berdasarkan pengolahan

1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger) 2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan

gabus dan dicuci berulang - ulang dan dikelantang,. Jika dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger). 3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus

dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green ginger)

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Lempuyang wangi

Nama tanaman asal : Zingiber aromatica ( Val ) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen Penggunaan : Karminativa, stomakika

(30)

Pemerian : Bau aromatik, rasa pahit Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan : - Waktu panen :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Lempuyang pahit Nama tanaman asal : Zingiber littorale (Val) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon Penggunaan : Stomakik

Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan : Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Cassumunar Rhizoma , Bengle

Nama tanaman asal : Zingiber cassumunar ( Roxb), disebut juga Zingiber purpureum (Roxb)

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri mengandung sineol ; Damar lunak yang pahit, albuminoid

Penggunaan : Karminativa,menghangatkan badan

Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

- Waktu panen : Setelah tanaman berumur 1 tahun - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA (MMI)

Nama lain : Lempuyang gajah Nama tanaman asal : Zingiber zerumbet (Sm) Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, Sineol, pinen, kariofilen, kamfer

Penggunaan : Karminativa, stomakik

Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit. Bagian yang digunakan : Akar tinggal

Keterangan :

(31)

BAB III

R A D I X

1. CATHARANTHI RADIX (MMI) 2. DERRIDIS RADIX ( MMI ) 3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI) 4. EURYCOMAE RADIX (MMI)

5 GLYCYRRHIZAE RADIX (MMI) 6. IPECACUANHAE RADIX (MMI) 7. PANACIS RADIX (MMI)

8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX ( FI) 9. RHEI RADIX (MMI)

10. VALERIANA RADIX (MMI) 11. VETIVERIAE RADIX (MMI)

1. CATHARANTHI RADIX ( MMI)

Nama lain : Akar Tapak dara

Nama tanaman asal : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama /isi : Alkaloida : ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin, vinblastin

Penggunaan : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. DERRIDIS RADIX (MMI)

Nama lain : Akar tuba Nama tanaman asal : Derris elliptica

Keluarga : Papilionaceae (= Fabaceae) Zat berkhasiat utama / isi : Rotenon

Penggunaan : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit

Bagian yang digunakan : Akar dan potongan akar tinggal Keterangan :

(32)

3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)

Nama lain : Akar tapak leman Nama tanaman asal : Elephantopus scaber Keluarga : Asteraceae

Zat berkhasiat utama / isi : Flavonoid glucosidal Penggunaan : Anti demam

4. EURYCOMAE RADIX (MMI)

Nama lain : Akar Pasakbumi

Nama tanaaman asal : Eurycoma longifolia (Jack) Keluarga : Simarubaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol Penggunaan : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka

Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. GLYCYRRHIZAE RADIX (FI)

Nama lain : Akar manis, Liquiritae Radix

Nama tanaman asal : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra, varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari asam glisirizat ( zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati, gula, asparagin

Persyaratan kadar : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20 %, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan di udara

Penggunaan : Antitusiva.

Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil

Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk Pemerian : Bau khas lemah, rasa manis Bagian yang digunakan : Akar dan batang dibawah tanah

Keterangan :

- Waktu panen : Akar- akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat dipungut pada tahun berikutnya

- Jenis-jenisnya : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

- Keterangan lain : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat tua, berkeriput memanjang kadang - kadang terdapat tunas

(33)

6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)

Nama lain : Akar Ipeka, akar muntah

Nama tanaman asal : Cephaelis ipecacuanha , Cephaelis acuminata, Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha Keluarga : Rubiaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina, orthomethil, sikotrina

Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %

Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia Dalam jumlah besar sebagai emetika

Pemerian : Bau lemah , rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar / campuran akar / pangkal batang Keterangan :

- Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI), Ipecacuanhae tinctur (EFI)

- Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh tanaman dicabut dan dipisahk an akar - akarnya

- Jenis – jenisnya : Ipeka Rio ; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha

Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan melingkar sempurna.

Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata

Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya melingkar sampai tengah batang,

Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. PANACIS RADIX (MMI)

Nama lain : Ginseng

Nama tanaman asal : Panax schinseng Keluarga : Araliaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks, sapoginol

Penggunaan : Amara dan stimulansia

Pemerian : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit Bagian yang digunakan : Akar

Keterangan :

- Sediaan : Serbuk dan Vinum

- Waktu panen : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang berumur 5 – 6 tahun

(34)

8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)

Nama lain : Akar Pulepandak Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina Keluarga : Apocynaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid – alkaloid : aymalin, aymalisina, aymalinina, serpentina, reserpina,

Persyaratan kadar : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina tidak kurang dari 0,15 %

Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit

Bagian yang digunakan : Akar dan pangkal batang Keterangan :

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

9. RHEI RADIX (MMI)

Nama lain : Kelembak

Nama tanaman asal : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau hibrida lainnya kecuali Rheum rhaponticum

Keluarga : Polygonaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan emodin, rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat

pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium oksalat Penggunaan : Laksativa

Pemerian : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan

agak sepat

Bagian yang digunakan : Pangkal batang beserta sebagian akar Keterangan :

Jenis - jenis : 1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi Honan, Tshinghai di Mongolia, dipungut dari tanaman yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali panenan,

pada musim semi dan musim gugur, setelah dikupas, diiris- iris melintang / membujur

(menghasilkan rounds atau flats), dijemur.

2. Kelembak Shensi : ada garis – garis kecil warna coklat kemerahan dan titik-titik jari empulur dalam parenkim yang putih

3. Kelembak Kanton : lebih ringan dari kelembak Shensi kurang padat, lebih berserat, bau emperumatik.

4. Kelembak Eropa : Hanya dari Hongaria, mutu rendah - Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

(35)

10. VALERIANA RADIX

Nama lain : Akar valerian Nama tanaman asal : Valeriana officinalis Keluarga : Valerianaceae

Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo

(ester dengan format). Alkaloida - alkaloida katinina dan valerianin, zat penyamak.

Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 % Penggunaan : Sedativa

Pemerian : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.

Bagian yang digunakan : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah

tanah

Keterangan :

- Sediaan : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio - Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh

- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

11. VETIVERIAE RADIX (MMI)

Nama lain : Akar wangi, Larasetu Nama tanaman asal : Vetiveria zizanoides (Stapf) Keluarga : Poaceae

Zat berkahasiat utama /isi : Minyak atsiri, hars dan zat pahit

Kegunaan : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika Pemerian : Bau khas aromatik

Bagian yang digunakan : Akar Keterangan :

- Sediaan : Oleum Vetiveriae

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menulis surat resmi adalah (1) mengamati contoh surat resmi, (2) mengenali bagian-bagian surat, (3)

Kartu berukuran lebar 5,5 cm dan panjang 8,5 cm. Di bagian tengah kartu terdapat gambar. Kartu didesain dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word. Kertas untuk mencetak

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tanah yang diambil dari 6 titik (Gambar 4, lampiran) dengan kedalaman pengambilan sampel tanah 0 – 40 cm, dan bahan-bahan

a Dengan menggunakan pensil, buat garis empat persegi-panjang berukuran 1 cm x 2 cm di atas kaca atau cawan Petri plastik berukuran 15 mm x 100 mm atau di atas gelas sediaan;

Ukuran rajangan dengan kombinasi perlakuan terbaik adalah dengan bahan segar berukuran 1 cm dengan hasil randemen 0,073 % sedangkan Bahan kering dengan hasil

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah contoh tanah yang diambil dari 6 titik yaitu 3 titik bagian atas dan 3 titik bagian bawah dengan kedalaman pengambilan

Untuk nekromassa berkayu pengambilan contoh nekromassa yang berdiameter antara 5 cm hingga 30 cm dilakukan pada sub plot, sedangkan untuk kayu yang berdiameter >30

Pengambilan contoh untuk uji bahan, bau dan rasa, volume, densitas, titik lunak Vicat, kuat Pengambilan contoh untuk uji bahan, bau dan rasa, volume, densitas, titik lunak Vicat,