• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anestesi Lokal Ayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anestesi Lokal Ayu"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN III PERCOBAAN III ANESTESI LOKAL ANESTESI LOKAL

1.

1. TTuujujuan an PePercrcobobaaaann a.

a. MenMengengenal dan mengal dan menguasauasai teknik uni teknik untuk mentuk mencapcapai anesteai anestetik loktik lokal padaal pada hewan.

hewan.  b.

 b. Mengetahui cara pemberian anestetik lokal.Mengetahui cara pemberian anestetik lokal. c.

c. MenMengetgetahuahui cai cara kra kerja erja aneanestetstetik lik lokaokal.l. d.

d. MemMemahaahami mi fakfaktortor-fa-faktoktor r yanyang g melmelandandasi asi perperbedbedaan-aan-perperbedbedaan aan daldalamam sifat dan potensi anestetika lokal.

sifat dan potensi anestetika lokal. e.

e. MengenMengenal berbal berbagai faagai faktor yktor yang memang mempengapengaruhi kruhi kerja anerja anestetikestetika loka lokal.al. f.

f. DaDapapat t memengngkakaititkakan n dadaya ya kekerja rja ananesestettetikika a lolokakal l dedengngan an mamaninifesfestatasisi gejala keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan gejala keracunan serta pendekatan rasional untuk mengatasi keracunan ini.

ini. 2.

2. TiTinjnjauauan Pan Pusustatakaka

Anestetika lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang Anestetika lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang  pada

 pada penggunaan penggunaan lokal lokal merintangi merintangi secara secara reversibel reversibel penerusan penerusan impulsimpuls saraf ke SS dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa saraf ke SS dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri

nyeri! ! gatal-ggatal-gatal! rasa atal! rasa panas atau panas atau dingindingin. . "anya"anyak k persenypersenyawaan lain awaan lain jugajuga me

memimililiki ki daydaya a kekerja rja dedemimikikianan! ! tettetapapi i efefekeknynya a titidadak k revreversersibibel el dadann menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf. Misalnya cara menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf. Misalnya cara mematikan rasa setempat juga dapat dicapai dengan pendinginan yang mematikan rasa setempat juga dapat dicapai dengan pendinginan yang kuat #

kuat # freezing anaesthesia freezing anaesthesia$ atau melalui keracunan protoplasma #$ atau melalui keracunan protoplasma # fenol  fenol $.$. Anestet

Anestetika ika lokal menghilanglokal menghilangkan kan keteranketerangsanggsangan an dari dari orgaorgan n akhir akhir  y

yanang g memennghghanantatarkrkan an nynyereri i dadan n memengnghhililananggkakan n kekemmunungkgkininanan  penghantaran

 penghantaran dari dari serabut serabut saraf saraf sensibel sensibel secara secara bolak-balik bolak-balik padapada tempat tempat  tertentu

tertentu. Sebagai akibatnya rasa #sensasi$ nyeri untuk sementara hilang.. Sebagai akibatnya rasa #sensasi$ nyeri untuk sementara hilang. %e

%erja rja ananesestettetikika a lolokakal l papada da ujujunung g sasaraf raf sesensnsororikik tidak tidak spesifispesifik k .. &any

&anya a kepkepekaekaan berbaan berbagai strukgai struktur tur yang yang dapdapat diranat dirangsagsang berbeng berbeda.da. Mi

Misalsalnynya! a! fufungngsi si momototoririk k titidadak k teterhrhenenti ti dedengngan an dodosisis s umumum um ununtutuk k  an

anestestetetikika a lolokakal l teterurutamtama a kakarenrena a seserabrabut ut sarsaraf af momototorik rik memempmpununyayaii diameter yang lebih besar daripada serabut sensorik. 'leh karena itu! efek  diameter yang lebih besar daripada serabut sensorik. 'leh karena itu! efek  anestet

(2)

mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru pada dosis yang lebih  besar serabut saraf motorik dihambat.

Teknik Pemberian Anestetik Loka !

• Anestesi permukaan

Digunakan pada mukosa ( permukaan luka Dari sana berdifusi ke organ akhir sensorik dan ke percabangan saraf terminal. ada epidermis yang utuh #tidak terluka$! maka anestetik lokal hampir tidak   berkhasiat karena anestetik lokal hampir tidak menembus lapisan

tanduk.

• Anestesi infiltrasi

Disuntikkan ke dalam jaringan! termasuk juga diisikan ke dalam  jaringan.Dengan demikian selain organ ujung sensorik! juga batang- bataang saraf kecil dihambat.

• Anestesi konduksi

Disuntikkan di sekitar saraf tertentuyang dituju dan hantarn rangsang  pada tempat ini diputuskan.)ontoh * anestesi spinal! anestesi  peridural! anestesi paravertebral.

• Anestesi regional intravena dalam daerah anggota badan

Aliran darah ke dalam dan ke luar dihentikan dengan mengikat dengan bantuan pengukur tekanan darah dan selanjutnya anestetik  lokal yang disuntikkan berdifusi ke luar dari vena dan menuju ke  jaringan di sekitarnya dan dalam waktu +,-+ menit menimbulkan anestesi. engosongan darah harus dipertahankan minimum ,-/, menit untuk menghindari aliran ke luar! sejumlah besar anestetik lokal yang berpenetrasi! yang belum ke jaringan.ada akhir pengosongan darah! efek anestetik lokal menurun dalam waktu beberapa menit Pers"aratan

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai anestetikum lokal! antara lain *

a. 0idak merangsang jaringan

 b. 0idak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf  c. 0oksisitas sistemisnya rendah

d. 1fektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir 

(3)

f. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil! juga terhadap pemanasan #sterilisasi$.

Pen##oon#an

Struktur dasar anestetika lokal pada umumnya terdiri dari tiga  bagian! yakni suatu  gugus amino hidrofil #sekunder atau tersier$ yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester #alkohol$ atau amida dengan suatu  gugus-aromatis lipofil . Semakin panjang gugus alkoholnya! semakin besar 

daya kerja anestetiknya! tetapi toksisitasnya juga meningkat.

Anestetika lokal dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sbb.

a. Senyawa-ester * kokain dan ester-A"A #benzokain! prokain! oksibuprokain! tetrakain$

 b. Senyawa-amida * lidokain dan prilokain! mepivakain! bupivakain! dan cinchokain.

c. 2ainnya * fenol! benzilalkohol dan etil klorida.

Semua obat tersebut diatas adalah sintetis! kecuali kokain yang alamiah.

$ekanisme kerjan"a

Anestetika lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan  beberapa cara. Misalnya dengan jalan menghindarkan untuk sementara  pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf dan ujungnya.

usat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol dan barbital! anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permebilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. &al ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran neuron. ada waktu bersamaan! akibat turunnya laju depolarisasi! ambang kepekaan terhadap rangsangan

(4)

listrik lambat-laun meningkat! sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversibel.

Diperkirakan bahwa pada proses stabilisasi membran tersebut! ion-kalsium memegang peranan penting! yakni molekul lipofil besar dari anestetika lokal mungkin mendesak sebagian ion-kalsium di dalam membran sel tanpa mengambil alih fungsinya. Dengan demikian membran sel menjadi lebih padat dan stabil! serta dapat lebih baik melawan segala sesuatu perubahan mengenai permeabilitasnya.

enghambatan penerusan impuls dapat pula dicapai dengan  pendinginan kuat #etilklorida$ atau melalui meracuni protoplasma sel

#fenol$.

%armakokinetik a. Absor&si !

Semua anestesi local tidak baik diabsorpsi di saluran cerna setelah  pemakaian secara oral! kecuali untuk kokain. &ampir semua anestesi local mengalami first-pass effect di hepar sehingga obat dimetabolisme menjadi metabolit inaktif. Anestesi local diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda pada membrane mukosa yang  berbeda. ada mukosa trakea! absorpsi yang terjadi hampir sama dengan pada pemberian secara intravena. ada mukosa faring! absorpsi lebih lambat dan pada mukosa esophagus dan kandung kemih! absorpsi lebih lambat dari aplikasi topical faring. Sedangkan kecepatan absorpsi anestesi local pada pemberian secara parenteral! tergantung pada vaskularisasi tempat injeksi dan vasoaktivitas obat. emberian anestesi local secara intravena merupakan cara pemberian yang memungkinkan kadar obat dalam darah mempunyai level yang  paling tinggi dalam waktu yang cepat.

b. 'istribusi !

%etika anestesi local masuk ke peredaran darah! mereka didistribusikan keseluruh jaringan tubuh.

(5)

0oksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan metabolism! Senyawa ester hidrolisisnya di plasma dengan bantuan enzim pseudokolinesterase. Makin cepat keccepatan hidrolisis! makin kecil potensi toksisitas anestesi local.biotrasnformasi anestesi local amida lebih kompleks daripada golongan ester.

'rgan metabolism lidokain! etidokain! bupivakain di hepar  sedangkan prilokain! dimetabolisme di hepar dan paru-paru.

(. Ekskresi !

'rgan utama proses ekskresi adalah ginjal. 3ungsi ginjal yang sehat merupakan factor yang berperan penting pada proses ekskresi. Senyawa ester sejumalah besar dimetabolisme sehingga hanya sejumlah kecil yang tidak mengalami perubahan. Sedangakan senyawa amida karena lebih kompleks maka bentuk asalnya dapat ditemukan lebih besar di urin.

%armako(inamik  1fek obat anestesi local *

• %egelisahan dan tremor  • %ejang

• Mempengaruhi transmisi disambungan saraf otot. • %olaps kardiovaskuler 

• alergi

E)ek sam&in#

1fek samping anestesi local adalah akibat dari efek depresi terhadap SS dan efek kardiodepresifnya #menekan fungsi jantung$ dengan gejala  penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah. Anestesi local dapat pula

mengakibatkan reaksi hipersensitasi! yang seringkali berupa a4antema! urticaria! dan bronchospasme alergis sampai adakalanya shock anafilaksis yang dapat mematikan. 5ang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat dari

(6)

tipe-ester prokain dan tetrrakain! yang karena itu tidak digunakan lagi dalam sediaan local.

6eaksi hipersensitivitas tersebut diakibatkan oleh A"A #para-amino-benzoic acid$! yang terbentuk melalui hidrolisa. A"A ini dapat meniadakan efek antibaktriil dari sulfoamida! yang berdasarkan antagonism persaingan dengan A"A.

'leh karena itu! terapi dengan sulfa tidak boleh dikombinasi dengan  penggunaan ester-ester tersebut.

Interaksi Obat

usat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. Seperti juga alkohol dan barbital! anestetika lokal menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium! yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. &al ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel saraf. ada waktu bersamaan! akibat turunnya laju depolarisasi! ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat 7aun meningkat! sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.

PROKAIN * Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)+

Derivat benzoat ini yang disintesa pada tahun +8, # Einhorn$ tidak   begitu toksis dibandingkan kokain. Anestetik lokal dari kelompok ester ini  bekerja singkat. Dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilaminoetanol dan A"A #asam  para-aminobenzoat$! yang mengantagonir daya kerja sulfonamida.

 Resorpsinya di kulit buruk! maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang kerjanya. Sebagai anestetik lokal! prokain sudah banyak digantikan oleh lidokain dengan efek samping lebih ringan.

 Mekanisme kerja emberian prokain dengan anestesi infiltrasi ma4imum dosis 9,, mg dengan durasi /,-,! dosis :,, mg! durasi /,-9.

(7)

emberian dengan anestesi epidural dosis /,,-8,,! durasi /,-8,! onset -+ mnt.emberian dengan anestesi spinal * preparatic +,;! durasi /,-9 menit.

 Indikasi  Diberikan intarvena untuk pengobatan aritmia selama anestesi umum! bedah jantung! atau induced hypothermia.

 Kontraindikasi   emberian intarvena merupakan kontraindikasi untuk   penderita miastemia gravis karena prokain menghasilkan derajat blok 

neuromuskuler. Dan prokain juga tidak boleh diberikan bersama-sama dengan sulfonamide.

 Efek terapi  ada penyuntikan prokain dengan dosis +,,-:,, mg! terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. 1fek maksimal berlangsung +,-, menit! dan menghilang sesudah <, menit. 1fek ini mungkin merupakan efek sentral! atau mungkin efek  dari dietilaminoetanol yaitu hasil hidrolisis prokain.

 Efek sampinnya yang serius adalah hipersensitasi! yang kadang-kadang pada dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian. 1fek samping yang harus dipertimbangkan pula adalah reaksi alergi terhadap sediaan kombinasi prokain-penisilin. "erlainan dengan kokain zat ini tidak mengakibatkan adiksi.

!ara pem"erian  obat bius prokain deberikan secara injeksi interavena  pada atau sekitar jaringan yang akan di anestesi! sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam! misalnya*  pada praktek 0&0 atau pencabutan gigi.

 #osis : Dosis + mg(kgbb. =ntuk infiltrasi * larutan ,!-,! dosis maksimum +,,, mg. onset * - menit! durasi /,-<, menit. "isa ditambah adrenalin #+* +,,.,,,$. Dosis untuk blok epidural #maksimum$  ml larutan +!;. =ntuk kaudal *  ml larutan +!;. Spinal analgesia ,-,, mg tergantung efek yang di kehendaki! lamanya + jam.

(8)

$armakokinetik

Absorpsi berlangsung cepat dari tempat suntikan dan untuk memperlambat absorpsi perlu ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah diabsorpsi! prokain cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma menjadi A"A dan dietilaminoetanol. A"A diekskresi dalam urine! kira-kira :,; dalam  bentuk utuh dan bentuk konjugasi. /,; dietilaminoetanol ditemukan

dalam urine! dan selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut.

 Interaksi o"at

 rokain dan anestetik local lain dalam badan dihidrolisis menjadi A"A#para amino benzoic acid$! yang dapat menghambat daya kerja sulfonamide. 'leh karena itu sebaiknya prokian dan asnestetik local lain tidak diberikan bersamaan dengan terapi sulfonamide.

 rokain dapat membentuk garam atau konjugat dengan obat lain sehingga memperpanjang masa kerja obat tesebut. Misalnya garam  prokain penisilin dan prokain heparin.

 Eval%asi

Sebagai anestetik local! prokain pernah digunakan untuk anesthesia infiltrasi! anesthesia blok saraf! anesthesia spinal! anesthesia epidural dan anesthesia kaudal. >amun karena potensinya rendah! mula kerja lambat serta masa kerjanya pendek! maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anesthesia blok saraf.

Di dalam tubuh!prokain akan dihidrolisis menjadi A"A! yang dapat menghambat kerja sulfonamide.

(9)

,. Ba-an 'an Aat

a. "ahan yang dipakai

- 2arutan prokain &)l  ; dan 9 ; ? ,. m2 - >a)l fisiologis ,. m2

- &ewan yang digunakan * %elinci sehat  b. Alat yang digunakan

- Misai kelinci # bulu sikat ( kuas $ - Stopwatch

- @arum suntik oral - Spuit + m2

- unting . Cara Kerja

 Metoda Renier 

a. unting bulu mata kelinci kemudian periksa refleks normal dari kedua kornea dengan sentuhan misai secara tegak lurus

 b. ada waktu tB, #hidupkan stopwatch terhitung mulai dari saat  pemberian larutan$! teteskan ,. m2 >a)l fisiologis pada mata kiri

(10)

kelinci #perlahan-lahan dimana larutan diteteskan kedalam kongjungtiva kelinci tiap menit ,.+ m2$.

c. Setelah selang beberapa menit kemudian teteskan kontrol positif yaitu anestesi lokal rokain sesuai konsentrasi yang diminta tiap kelompok! hidupkan stopwatch kedua mulai dari pemberian obat yang diujikan tersebut cara pemberian sama seperti pada kontrol! namun diteteskan  pada mata sebelah kanannya.

d. ada saat menit ke-: #kontrol maupun pengujian$ dengan bantuan misai diperiksa refleks mata yaitu dengan menyentuhkan misai tegak  lurus dibagian tengah kornea berhenti sampai adanya refleks mata yang ditunjukkan kelinci! jika refleks mata juga tidak terlihat misai disentuhkan sebanyak +,, kali dengan kecepatan yang sama ditempat yang sama. @angan terlalu keras menyentuhnya dan ritme harus teratur. e. erlakuan yang sama diulangi pada menit-menit ke +.! +! +C.! ,!

! /,! /! 9,! 9! ,! ! <,. # Kontrol stopwatch pertama, pengujian  stopwatch kedua$.

f. @umlah respon negatif dimuat dalam sebuah tabel dan dimulai dari menit ke-:. @umlah tersebut menunjukkan angka regnier dimana angka anestesi total mencapai angka regnier +/,, sedangkan angka regnier  minimal adalah +/.

g. &itunglah jumlah untuk waktu-waktu tertentu semua respon negatif. Apabila pada sekali sentuhan terjadi refleks kornea!maka angka yang dicatat adalah +. &itunglah angka rata-rata yang diberikan untuk  masing-masing larutan yang diperoleh pada +/ kali pemeriksaan refleks kornea.

(11)

/. 0asi 'an Pemba-asan a. 0asi &en#amatan

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil yang dapat terlihat *

b. Pemba-asan

raktikum kali ini melakukan pengujian mengenai obat-obatan yang berkhasiat sebagai Anestetika 2okalE dengan menggunakan kelinci sebagai hewan uji yang masing-masing diberi perlakuan yang sama #mata kiri kelinci digunakan sebagai kontrol sementara mata kiri untuk pengujian prokain dengan dosis ; dan 9;$ . Metode yang digunakan pada kali ini yaitu Anestesi 2okal Metode 6egnier. rinsip  pengujian ini mata yang normal memberikan respon terhadap sentuhan  pada kornea dengan menunjukkan refleks okuler sementara mata yang dianestesi! refleks tadi baru muncul setelah berkali-kali kornea disentuh! sebanding dengan kekuatan kerja anestetika tidak adanya refleks okuler setelah kornea disentuh +,, kali dianggap sebagai tanda adanya anestesi lokal.

Masing-masing kelompok dibagi menjadi dua grup besar * / kelompok melakukan pengujian rokain  ; sementara / kelompok  lainnya melakukan pengujian rokain 9 ;.

(12)

emberian obat ini berguna untuk menimbulkan efek anestesi lokal yang menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri! gatal-gatal! rasa panas atau dingin. Mekanisme kerjanya dengan menghambat  penerusan impuls dengan jalan menurunkan permebilitas membran sel   saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. &al

ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada  berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran neuron. ada

waktu bersamaan! akibat turunnya laju depolarisasi! ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat-laun meningkat! sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversibel. Anestetik lokal rokain dari kelompok ester ini bekerja singkat. Dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilaminoetanol dan A"A #asam para-aminobenzoat$! yang mengantagonir daya kerja sulfonamida.

Sebelum dilakukan percobaan %elinci terlebih dahulu di cukur bulu mata nya dengan tujuan agar mempermudah saat penetesan sampel uji saat pengujian nantinya. Selanjutnya kelinci diperiksa refleks okuler  nya menggunakan misai #bulu kuas$ sebelum di tetesi dengan anestetika lokal uji sesuai dosis yang ditentukan.

Selanjutnya! hewan coba diberikan obat Anestetika 2okal yakni rokain ; untuk kelompok +-/ dan kelompok 9-< diberikan prokain dengan dosis lebih tinggi yakni prokain 9 ;. =ntuk rokain  ; dan 9 ; diberikan perlahan-lahan dimana larutan diteteskan kedalam kongjungtiva kelinci tiap menit ,.+ m2 sampai ,. m2 pada mata %anan yang  sebelumnya pada mata kiri diberikan >a)l fisiologis sebagai kontrol.

Setelah diberikan obat sesuai dengan dosisnya masing-masing! kelinci diamati. Setelah mencapai waktu tertentu refleks okuler diamati dengan menyentuhkan misai tegak lurus dibagian tengah kornea

(13)

sampai muncul refleks dari hewan uji. @ika refleks tetap tidak ada  penyentuhan dihentikan setelah +,, kali.

Dari hasil yang didapat selama praktikum didapat hasil seperti yang tercantum pada tabel data pengamatan diatas. Secara umum hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan. 6efleks okuler nya terjadi setelah beberapa kali penyentuhan pada kornea berkali-kali sampai < kali penyentuhan hanya terjadi pada kelompok + yang menguji prokain  ; namun hal tersebut tidak mendukung bahwa pada kelompok + efek anestetika lokal telah tercapai! karena efek anestetik  tsb dapat dikatakan telah tercapai jika refleks okuler tidak terjadi sampai penyentuhan +,, kali pada kornea kelinci uji. Sementara kelompok lain *  F / dengan dosis yang sama refleks okuler sudah terlihat pada sentuhan pertama dan kelompok 9-< dengan dosis prokain 9 ; yang lebih besar! pada goresan pertama saja sudah memberikan refleks okuler pada kelinci uji yang menunjukkan refleks pada mata normal.

Seperti yang telah dibahas diatas meskipun pada kelompok + refleks okuler muncul setelah beberapa kali penyentuhan pada kornea kelinci! namun tidak bisa dikatakan efek anestetika telah tercapai! karena sesuai prinsipnya anestetika lokal dapat dikatakan tercapai jika refleks okuler tidak terjadi sampai penyentuhan +,, kali pada kornea kelinci uji. %emungkinan hal ini terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor  seperti * enetesan obat yang tidak tepat kedalam konjungtiva mata kelinci! kondisi fisiologis kelinci yang berbeda-beda tiap kelompok   pengujian sehingga respon yang ditunjukkan pun berbeda! dosis yang

diberikan masih belum tepat untuk menimbulkan efek anestetika lokal  pada hewan uji!pengamatan praktikan yang tidak tepat atau waktu  pengamatan juga mempengaruhi hasil pengamatan tersebut.

(14)

Anestetika lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel  penerusan impuls saraf ke SS dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri! gatal-gatal! rasa panas atau dingin.

 Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Metode 6egnier.

  Prinsip pengujian ini mata yang normal memberikan respon terhadap sentuhan pada kornea dengan menunjukkan refleks okuler  sementara mata yang dianestesi! refleks tadi baru muncul setelah  berkali-kali kornea disentuh! sebanding dengan kekuatan kerja anestetika tidak adanya refleks okuler setelah kornea disentuh +,, kali dianggap sebagai tanda adanya anestesi lokal.

emberian >a)l fisiologis diteteskan kedalam konjungtiva mata kiri kelinci! setelah itu diberikan obat uji yaitu prokain  ; ( 9;  pada konjungtiva mata kanan kelinci.

%elinci diperiksa refleks okuler nya menggunakan misai (bulu kuas yang disentuhkan pda kornea hewan uji.

 Anestetik lokal rokain dari kelompok ester ini bekerja singkat. Dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilaminoetanol dan A"A #asam para-aminobenzoat$! yang mengantagonir daya kerja sulfonamida.

 &asil pengamatan yang didapat tidak sesuai yang diharapkan. %emungkinan hal ini terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor  seperti * enetesan obat yang tidak tepat kedalam konjungtiva mata kelinci! kondisi fisiologis kelinci yang berbeda-beda tiap kelompok   pengujian sehingga respon yang ditunjukkan pun berbeda! dosis

yang diberikan masih belum tepat untuk menimbulkan efek  anestetika lokal pada hewan uji!pengamatan praktikan yang tidak  tepat atau waktu pengamatan juga mempengaruhi hasil pengamatan tersebut.

(15)

+. Apakah yang perlu diperhatikan pada persiapan larutan obat mata agar dapat terjamin khasiatnya G

 !awab

&al yang perlu diperhatikan pada persiapan 2arutan 'bat Mata agar  dapat terjamin khasiatnya! diantaranya *

 2arutan Steril

 @ernih

 "ebas artikel Asing! sehingga tidak mengiritasi

 Sedapat Mungkin 7sotonis

 Sedapat Mungkin 7sohidris

 "iasa mengandung  Pengawet  #untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu wadah di buka pada saat digunakan$

 Mengandung Pendapar yang sesuai #untuk mencegah kenaikan  p& yang di sebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca dan menjaga stabilitas obat tertentu! miss * garam H  garam alkaloid$

 viskositas dan pengental yang sesuai dan tepat #agar tercapainya distribusi bahan aktif obat dala cairan dan kontak yang lebih  panjang dengan jaringan$.

. ada percobaan! mata kelinci harus terlindung dari cahaya matahari langsung. @elaskan mengapaG

 !awab

%etika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan ke otak! untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya dan kekuatan cahaya. "agian terluar mata yaitu kornea menerima cahaya dari sumber cahaya meneruskannya ke pupil. 2alu otak mengirim  balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot di sekitar selaput  pelangi harus mengkerut. upil yang merupakan celah lingkaran yang

dibentuk iris yang dapat mengecil dan membesar!untuk menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. ada mata yang terkena cahaya mata akan bekerja lebih keras dan menegang! karena pupil akan membesar sehingga menimbulkan tekanan dan kejang pada otot-otot di sekitar mata yang membuat

(16)

kelinci lebih sering mengalami kedipan dibandingkan pada keadaan yang terlindung cahaya pupil akan mengecil jadi ketika mata kelinci terkena cahaya langsung akan menyebabkan obat tidak berpengaruh sempurna terhadap mata kelinci oleh sebab itu mata kelinci harus terlindungi dari cahaya langsung.

/. Sebutkan anestetika lokal untuk mata selain yang digunakan pada  percobaan ini G

 !awab

Anestesi lokal untuk mata selain  Prokain yang merupakan golongan senyawa ester #A"A$ yang digunakan pada percobaan ini diantaranya sebagai berikut

 Senyawa-ester #A"A$ * kokain! benzokain! prokain! oksibuprokain! dan tetrakain

 Senyawa-amida * lidokain dan prilokain! mepivakain dan  bupivakain! cinchokain! artikain!dan pramokain

 2ainnya * fenol! benzilalkohol! cryofluo-ran! dan etilklorida.

6. 'a)tar Pustaka

Mardjono! Mahar. +88. "armakologi dan #erapi Edisi $! @akarta * aya "aru.

Mardjono! Mahar. ,,C. "armakologi dan #erapi Edisi %! @akarta * aya "aru.

Mutschler! 1rnest! +88+. &inamika 'bat edisi  . "andung * 70".

0jay !hoan dan kirana rahardja! ,,:. 'bat-obat penting edisi ) . @akarta * 0 ramedia.

(17)

=niversitas 7ndonesia. ,,:. 3armakologi dan 0erapi. Departemen 3armakologi dan 0erapeutik 3akultas %edokteran =niversitas 7ndonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Guru memantau peserta didik dalam melakukan pengamatan, menuliskan hasil percobaan pada tabel pengamatan, serta menganalisis data hasil percobaan sesuai

Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk tanggapan frekuensi sudah sesuai dengan yang diinginkan berupa bandpass filter dengan puncak penguatan

Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yang memperlihatkan perbedaan antara dari pengamatan terhadap onset, durasi, dan kedalaman anestesi dari

Berdasarkan data yang tercantum pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Balita di wilayah Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon yang perkembangan kognitif sesuai

Maka dari tabel 4.2 diatas data dapat diolah dengan menggunakan rumus produktifitas diatas, sehingga didapat hasil presentase produktifitas proyek pencapaian dalam ketepatan

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara statistik.. Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui jumlah data keseluruhan dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil pengamatan yang tercantum pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit yang ditemukan pada lima varietas padi yaitu penyakit blast, tungro, hawar daun

Melaporkan data hasil pengamatan praktikum reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan keterlibatan hidrogen dalam bentuk uraian dan tidak sesuai dengan data yang