EDUTAINMENT ANIMASI DONGENG PENDIDIKAN GUNA MENGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK DALAM MELATIH PERILAKU DISIPLIN DAN KECERDASAN SPIRITUAL
Puji Handayani Putri Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas PGRI Yogyakarta
Jl. PGRI I, Sonosewu No. 117 Yogyakarta-55182 Telp./Faks.(0274) 376808 email : pujihandayanip@yahoo.com, pujihp@upy.ac.id
ABSTRAK
Dongeng pendidikan kerap dijadikan sarana pembelajaran kepada anak-anak. Pesan yang terkandung dalam setiap dongeng pendidikan dapat melatih perilaku disiplin dan merangsang kecerdasan spiritual anak. Salah satu cara untuk memaksimalkan potensi anak yaitu dengan menerapkan metode bercerita. Kegiatan bercerita memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor, sehingga anak terlatih untuk menjadi pendengar yang kreatif dan kritis. Penyampaian dongeng pendidikan dapat diwujudkan dalam teknologi multimedia edutainment yang mencakup kartun animasi, film animasi dan permainan digital. Film animasi dongeng pendidikan dalam makalah ini berjudul “Jam Weker Budi”. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai alat bantu untuk melatih perilaku disiplin khususnya peserta didik Taman Kanak-Kanak. Penelitian ini juga berharap untuk membantu mengembangkan potensi kecerdasan spiritual peserta didik. Film animasi ini di uji cobakan pada peserta didik Taman Kanak-Kanak, dari hasil pemutaran film animasi maka dapat disimpulkan bahwa film animasi “Jam Weker Budi” berjalan dengan baik dan dapat ditonton. Dalam pemutaran film animasi tersebut, peserta didik sangat antusias dan meminta untuk memutar kembali film animasi secara berulang-ulang.
Kata kunci : edutaintment, dongeng pendidikan, perilaku disiplin, kecerdasan spiritual,
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut Hidayat (2009). Pengaruh Dongeng Dalam Masa Kanak-Kanak Terhadap Perkembangan Seseorang. Menyimpulkan bahwa pentingnya dongeng dalam masa kanak-kanak untuk perkembangan daya nalar serta menentukan kepribadian anak dalam bertingkah laku memberikan pencerahan pemikiran dan penanaman nilai kebenaran melalui dongeng.[1]
Menurut Woolfson dalam Puspita:2009, menyatakan bahwa dongeng merupakan aktifitas tradisional sekaligus pembelajaran dalam melatih emosional anak-anak. Menurutnya anak-anak akan lebih cepat terpengaruh psikologisnya oleh energi dari cerita dongeng tersebut.
Menurut Megawati, Lilis.(2012). Efektifitas Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Ketrampilan Menyimak Informatif Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitiannya merekomendasikan bahwa penggunaan media film animasi sebagai alternatif dala proses pembelajaran dalam meningkatkan ketrampilan menyimak informatif dan menjadikan suasan menyenangkan bagi anak.[2]
Penggunaan media animasi khususnya dongeng pendidikan diharapkan mampu sebagai alat bantu untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam meningkatkan perilaku disiplin dan kecerdasan spiritual. Dalam penelitian ini ialah membentuk perilaku disiplin peserta didik taman kanak-kanak. Diawali dengan penyusunan naskah cerita, pembuatan storyboard, implementasi, pengemasan ke dalam media CD/DVD, dan evaluasi.
a) Edutainment
Edutainment mengacu hiburan dalam pendidikan. Dengan kata lain, edutainment berarti pengajaran dan proses pembelajaran dilakukan dalam cara yang menyenangkan.[3]. Edutainment ditujukan untuk mendidik anak-anak melalui penggunaan hiburan
b) Multimedia
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi).[4] c) Animasi
Animasi adalah susunan gambar diam (static graphics) yang dibuat efek sehingga seolah-olah tampak bergerak. Animasi tersusun dari banyak frame. Frame yang mendefinisikan adanya perubahan objek disebut dengan keyframe.[5]
d) Dongeng Pendidikan
Menurut Al-Qudsy dan Nurhidayah (2010:114), dilihat dari segi sumbernya, dongeng dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu: dongeng tradisional, dongeng futuristik atau modern, dongeng pendidikan, dongeng fable, dongeng sejarah, dongeng terapi. Dalam penelitian ini mengacu pada dongeng
pendidikan ialah dongeng yang sengaja dibuat untuk memperbaiki perilaku seseorang.[6]
e) Potensi Peserta Didik
Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman da tertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung-jawab. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan social peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio-emosional kemandirian, kognitif dan bahasa, dan fisik/motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar.[7]
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menyatakan bahwa disiplin adalah pengembangan mekanisme internal diri siswa sehingga siswa dapat mengatur dirinya sendiri.[8]
LATAR BELAKANG
Makalah ini membahas desain dan pengembangan sebuah animasi dongeng pendidikan edutainment dalam melatih kedisiplinan dan kecerdasan spiritual pada peserta didik Taman Kanak-Kanak. Salah satu aplikasi multimedia teknologi dalam edutainment mencakup film animasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pendidikan perilaku disiplin.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melatih kedisiplinan dan kecerdasan spiritual pada peserta didik Taman Kanak-Kanak. Penelitian ini juga berharap untuk melatih kecerdasan spiritual peserta didik.
METODOLOGI Tahapan pembuatan animasi dengan komputer, A. Pra-produksi
1) Konsep
Konsep merupakan pembuatan tema, cerita, sinopsis, dan rincian adegan yang siap untuk diproduksi. Pembuatan tema menjadi langkah awal dari pembuatan film kartun. Alur cerita dibuat lebih detail menggunakan
storyboard. Pembuatan alur cerita bertema mengangkat cerita rakyat
sebagai warisan lama budaya yang mengajarkan budi pekerti dan dipadukan dengan daya imajinasi. Tipe alur cerita yang dipakai adalah tipe alur searah. Alur searah yaitu alur cerita yang mempunyai urutan awal cerita, muncul masalah, dan penyelesaian masalah.
2) Skenario
Skenario merupakan sebuah cerita yang nantinya dapat diproduksi dibuat menjadi media audio visual. Film animasi juga memiliki karakteristiknya sendiri yang menuntut struktur-struktur cerita yang padat dan tempo yang
cepat. Karena itu skenario film animasi dituntut memiliki scene-scene dan dialog-dialog yang pendek.
Pembuatan alur cerita :
Jam weker yang mendadak berdering membangunkan menunjukkan pukul 05.00 pagi. Budi beranjak dari tempat tidur merapikan tempat tidur menuju ketempat solat dan mendirikan solat subuh. Solat subuh selesai kemudian budi bergegas mandi persiapan berangkat sekolah tak lupa sarapan dan pamitan pada ibu. Sesampainya disekolah budi bertemu sapa dengan teman-teman dan terdengar bel masuk belajar pun dimulai. Sepulangnya dari sekolah budi ucapkan salam pada ibu kemudian merapikan sepatu tas pada tempatnya, ganti baju seragam, makan siang, solat dhuhur, pergi bermaiin dengan teman. Jam weker menunjukkan pukul 14.00 saatnya budi pulang untuk tidur siang. Jam weker menunjukkan pukul 16.00 sore mandi, solat ashar, nonton tv. Jam weker menunjukkan pukul 18.00 budi bergegas mendirikan solat maghrib. Kemudian belajar sampe pukul 20.00. belajar selesai solat isya, gosok gigi, cuci tangan dan kaki kemudian istirahat.
3) Pembentukan Karakter
Jenis penokohan dalam makalah ini terdiri dari 2 tokoh yaitu tokoh protagonis, antagonis. Setiap tokoh tersebut memiliki karakter yang mencerminkan kepribadian dalam cerita. Mulanya karakter dibentuk dalam sebuah sketsa kemudian implementasi menggunakan Macromedia Flash
Proffesional 8. 4) Storyboard
Storyboard merupakan rancangan dasar dalam menciptakan suatu
animasi kartun. Hal-hal yang harus dimuat di dalam storyboard antara lain visualisasi , sketsa gambar dan audio cut per cut (potongan shot) yang ada. Pengambilan (pembuatan) gambar dalam film animasi dibuat langsung cut per cut (potongan shot) saat pra produksi.
B. Proses-produksi 1) Lay out (tata letak)
Lay out (tata letak) meliputi sudut penataan kamera, lighting, dan shading.
2) Key motion (gerakan kunci/inti)
Seorang key animator bertugas membuat gambar-gambar kunci dari sebuah gerakan/animasi. Gambar key adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai patokan oleh animator untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan. Seorang key animator biasanya juga memiliki kemampuan untuk menghitung timing.
3) In Between (gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
In Between merupakan proses pembuatan storyboard menjadi
bagian-bagian film.
4) Background (gambar latar belakang)
Merupakan lokasi atau setting dimana animasi itu berada. Background dapat dibuat secara sederhana atau kompleks sesuai keinginan.
Background yang baik harus memperhatikan detail, perspektif lighting
yang disesuaikan dengan situasi pada adegan film. 5) Animation dan Coloring
Proses pengurutan gambar-gambar menjadi gambar bergerak serta pewarnaan. Tahapan animation dan coloring yaitu implementasi pembentukan karakter, obyek pendukung dan background serta
pewarnaan di dalam Macromedia Flash Professional 8, kemudian proses penganimasian pada timeline. Dalam proses penganimasian, panduan utama adalah storyboard.
C. Pasca-produksi 1) Composite
Composite yaitu penggabungan seluruh elemen dalam pembuatan film animasi. File flash .swf diubah menjadi .avi melalui proses yang dinamakan capture film animasi (export movie) supaya animasi berupa scene dapat dirangkai sesuai jalannya cerita dalam proses editing nantinya.
2) Dubbing
Dubbing merupakan proses pengolahan audio atau sound untuk pengisian
suara pada pembuatan film animasi, ada 2 metode yaitu menggunakan istilah dubbing kering atau tanpa visual dan menggunakan proses dubbing basah atau menggunakan visual.
Pada film animasi “Kancil Kena Batunya” menggunakan dubber dasar, yaitu membuat animasi terlebih dulu pada Macromedia flash professional 8 setelah penganimasian selesai baru melakukan penekanan suara dan diedit dengan menggunakan Adobe Soundbooth CS 3.
3) Editing
Editing merupakan proses penyusunan scene animasi berformat .AVI dan audio berekstensi .WAV dan MP3. Dalam proses editing menggunakan tools Corel Ulead VideoStudio 12. Penambahan audio terdiri atas sound effect dan audio rekam yang kesemua audio disesuaikan dengan gerakan
animasi, sehingga menjadikannya lebih hidup. 4) Rendering
Rendering merupakan proses akhir dari pembuatan gambar atau animasi
2D dari suatu model atau scene yang disusun menggunakan program komputer. Rendering dilakukan untuk mengubah file mentah menjadi file jadi.
5) Pemindahan film ke dalam berbagai media berupa VCD, DVD, VHS dan lainnya
Format video yang digunakan yaitu MPEG-1. Format ini memiliki rasio kompresi yang cukup besar sehingga file dengan format ini memiliki ukuran yang sangat kecil dibanding dengan data asalnya. Format MPEG-1
video sepanjang durasi 60 menit dapat disimpan dalam media
DESAIN DAN PENGEMBANGAN A. Storyboard
Gambar 1. Jam weker, Subuh, Mandi, Pamit
Gambar 2. Jam weker, Pulang, Dhuhur, Istirahat
Gambar 4. Jam weker, Maghrib, Belajar, Belajar
Gambar 5. Jam weker, Isya, Gosok gigi, Istirahat
Gambar 6. Implementasi Storyboard
C. Animasi
Informasi berkaitan dengan film animasi, yaitu:
tools yang digunakan antara lain Macromedia Flash Professional 8 (animasi),
Adobe Soundbooth (audio), Corel UleadVideo Studio 12 (editing), Ruang
lingkup : Taman Kanak-Kanak, Format : 720x576 pixel (ukuran stage DV PAL), Menggunakan metode animasi (frame by frame dan tween). Durasi 3 menit.
Frame rate 24 fps. Film animasi tersusun atas 10 scene, 30 sketsa, 3500 frame.
DISKUSI
Usia anak-anak pada tingkat Taman Kanak-Kanak, merupakan usia peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi–fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kamampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Salah satu cara untuk memaksimalkan potensi anak yang peka yaitu dengan menerapkan metode cerita.
Dalam mewujudkan perilaku disiplin, peneliti melakukan pengujian dongeng pendidikan melalui film animasi ”Jam Weker Budi” pada tingkat Taman Kanak-Kanak. Pengujian dongeng pendidikan animasi ini dihadiri oleh peserta dan Guru. Peserta yaitu peserta didik Taman Kanak-Kanak, Guru sebagai responden sekaligus nara sumber yang dimintai pendapatnya secara lisan dan menjawab daftar quisioner mengenai cerita rakyat animasi. Dari hasil penilaian maka dapat disimpulkan bahwa
film animasi “Jam Weker Budi” berjalan dengan baik dan dapat ditonton. Dalam pemutaran film animasi tersebut, peserta didik sangat antusias dan meminta untuk
memutar kembali film animasi secara berulang-ulang, selain itu siswa-siswi menampilkan sikap kritis salah satunya berani bertanya dalam mengkaji dongeng pendidikan animasi.
Penyampaian dongeng pendidikan dapat diwujudkan dalam teknologi multimedia edutainment salah satunya berupa film animasi dongeng pendidikan. Dongeng pendidikan “Jam Weker Budi” diwujudkan dalam media film animasi yang dikemas kedalam media penyimpanan berupa VCD yang mana dengan tujuan memberi kemudahan pada Guru untuk membantu memvisualisasikan pendidikan perilaku disiplin dan sebagai sarana pendukung belajar peserta didik. Selain itu, VCD diberikan pada Guru di Taman Kanak-Kanak sebagai media pembelajaran edutainment.
KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas desain dan pengembangan dongeng pendidikan animasi “Jam Weker”. Tema sentral atau moral dari cerita ini dimaksudkan dan dirancang untuk sampai ke penonton terutama peserta didik pada tingkat Taman Kanak-Kanak adalah
1) Melatih perilaku disiplin peserta didik
2) Film animasi dapat menjadi alat bantu Guru dalam memvisualisasikan pendidikan perilaku disiplin.
3) Peserta didik mampu melatih sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan dongeng pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hidayat, Arif (2009). Pengaruh Dongeng Dalam Masa Kanak-Kanak Terhadap Perkembangan Seseorang. Jurnal Studi Gender dan Anak Yingyang Vol. 4 No.2 Juli- Desember 2009. STAIN Purwokerto.
[2] Megawati, Lilis.(2012). Efektifitas Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Ketrampilan Menyimak Informatif Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Reposetory.upi.edu. a- research.upi.edu/operator/uploads/s _paud_0702560_chapter1.pdf. Diakses 19 Agustus 2014.
[3] Egloff, T.H. Edutainment: Studi kasus dari interaktif CD-ROM playsets. Komputer dalam hiburan. 2, 1, 2004, pp.1.
[4] Hofstetter, 2001, “A computer-based Instructional System For Distance Multimedia.
Computer & Multimedia.”
[5] Noviyanto, Fiftin, 2010, “Modul Praktikum Grafika Multimedia” Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
[6] Al-Qudsy, Muhaimin, dan Ulfah Nurhidayah. 2010. Mendidik Anak Lewat Dongeng. Yogyakarta: Madania.
[7] Andriani Rini, (2015). Pengembangan Program Pembelajaran Taman Kanak-Kanak (TK). Dapat diakses di
http://www.membumikanpendidikan.com/2015/04/pengembangan-program-pembelajaran-taman.html.
[8] Nur Afrilia. (2012). Peningkatan Disiplin Siswa. Diakses dari
http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2326107-peningkatan-disiplin-siswa/. Pada tanggal 6 Agustus 2016, Jam 14.25 WIB.