• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesulitan Belajar.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesulitan Belajar.pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KESULITAN BELAJAR DAN IDENTIFIKASI

KESULITAN BELAJAR

Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada potensi terbaiknya. Oleh karena peserta didik yang menjadi subjek yang akan difasilitasinya, maka hal pertama yang perlu dipahami adalah bagaimanakah karakteristik peserta yang diasuhnya tersebut. Dalam permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang kompetensi guru, kemampuan mengenal karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi kompetensi pertama yang harus dikuasai guru. Dengan kompetensi lainnya yaitu pengembangan potensi peserta didik dalam berbagai aspek melalui pembelajaran seperti yang dijelaskan dalam kompetensi inti keenam.

Informasi mengenai karakteristik peserta didik dalam berbagai aspek menjadi satu acuan dalam menentukan kedalaman dan keluasan materi sehingga sesuai dengan perkembangan peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut pula guru bisa mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam bentuk media, bahan ajar, dan metode pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik sehingga hal tersebut sesuai dengan perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.

A. TUJUAN

Setelah melaksanakan pembelajaran dalam modul ini, peserta diklat

diharapkan dapat:

1. mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dan menggunakannya

dalam pembelajaran untuk memfasilitasi mereka dalam mencapai

target pembelajaran dan prestasi terbaiknya

(2)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

B. INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi kesulitan belajar

2. Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar

3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan belajar melalui pembelajaran

C. URAIAN MATERI

1. Kesulitan belajar

Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Apabila peserta didik menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya, maka peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar.

a. Ciri Peserta Didik Gagal Mencapai Tujuan Belajar

Menurut Burton (Makmun, 2002: 307) siswa dikatakan gagal jika memiliki ciri-ciri ssebagai berikut:

1) Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal yang telah ditetapkan oleh guru.

2) Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan intelegensinya). Ia diramalkan akan mencapai suatu prestasi, tetapi ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya. Kasus siswa ini dikatakan underachievers (prestasinya tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya)

3) Tidak mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organisme pada fase perkembangan tertentu. Kasus siswa tersebut dikatakan ke dalam slow learners (siswa yang lambat belajar).

4) Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learners atau belum matang sehingga mungkin harus menjadi pengulang.

Jadi peserta didik diduga mengalami kesulitan belajar apabila tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan indikator atau

(3)

ukuran kapasitas (taraf intelegensi) atau kemampuan dalam program pelajaran atau tingkat perkembangan. Kualifikasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Diagnostik Kesulitan Belajar 1) Pengertian Kesulitan Belajar

Suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik kesulitan belajar serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan cara menghimpun dan menggunakan data selengkap dan seobjektif mungkin sehingga dapat mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternatif pemecahan. 2) Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar

Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar diawali dengan mengidentifikasi siswa mana yang mengalami kesulitan belajar, identifikasi letak kesulitan, dan latar belakang kesulitan sampai mencari alternatif pemecahan masalah. Ross dan Stanley (Makmun, 2002: 309) menggariskan tahapan-tahapan diagnostik itu sebagai berikut.

a) Siapa-siapa yang mengalami gangguan? b) Di manakah kelemahan-kelemahan itu terjadi? c) Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?

d) Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan? e) Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?

Tahap ke satu, dua, dan tiga dikenal sebagai langkah identifikasi sedangkan tahap ke empat adalah upaya perbaikan atau penyembuhan dan tahap ke lima merupakan upaya preventif untuk mencegah terjadinya kesulitan belajar.

Untuk memahami karakteristik dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar secara seksama, Burton (Makmun, 2002:310) melakukan diagnostik kesulitan belajar berdasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai berikut:

a) Diagnosis Umum

Pada tahap ini biasa digunakan tes baku, seperti yang digunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Tujuannya untuk menemukan siapakah yang diduga mengalami kelemahan tertentu.

(4)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

b) Diagnosis Analitik

Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk mengetahui di mana letak kelemahan tersebut.

c) Diagnosis Psikologi

Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain sebagai berikut:

(1) Observasi

(2) Analisis karya tulis

(3) Analisis proses dan respon lisan (4) Analisis berbagai catatan objektif (5) Wawancara

(6) Pendekatan laboratoris dan klinis (7) Studi kasus

Menurut Makmun (2009:311) pola pendekatan operasional mengenai prosedur dan diagnostik teknik kesulitan belajar dapat digambarkan seperti bagan pada halaman berikut ini.

(5)

Sumber : Makmun:2009

Gambar 3.1 Bagan Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar

Layanan diagnostik kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi mengenai kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan. Sedangkan teknik penyembuhan, khususnya berkaitan dengan upaya pengajaran remedial (remedial teaching).

3) Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik

Ada dua langkah operasional dalam mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik. Langkah pertama adalah menandai dan menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar dan langkah kedua menemukan dimana letak kesulitannya serta mengidentifikasi bagaimana karakteristik kesulitan belajarnya.

1.Identifikasi Kasus

Menandai peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar

2. Identifikasi masalah

Menandai dan melokalisasi di mana letak kesulitan

3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan

Menandai jenis dan karakteristik kesulitan dengan faktor

penyebabnya Input 1:

Informasi/data prestasi dan proses belajar

Input 2: Informasi/data tes/analisis diagnosis Input 2: Informasi/data diagnostik psikologis 4. Prognosis

Mengambil kesimplulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhan

5. Rekomendasi/referal Membuat saran alternatif pemecahan masalah

(6)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

a) Menandai dan Menemukan Kesulitan Belajar

Untuk mengetahui siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan membandingkan nilai siwa dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai batas lulus (KKM, rata-rata kelas). Siswa yang berada di bawah KKM diduga mengalami kesulitan belajar. Dari hasil membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan KKM, maka akan diperoleh:

(1) Kasus kelompok apabila mayoritas dari populasi kelas berada di bawah KKM.

(2) Kasus individu apabila hanya sebagian kecil dari populasi kelas yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Siswa-siswa yang berada di bawah KKM diranking, untuk menentukan prioritas pemberian bantuan. Semakin jauh perbedaan antara nilai siswa dengan KKM maka kesulitan belajarnya semakin besar.

Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar dapat pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisa catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar.

(1) Penggunaan catatan belajar siswa untuk mengetahui cepat atau lambat dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya. Dengan membandingkan lamanya keterlambatan dan frekwensi siswa itu secara kelompok kita akan mengetahui anak yang lambat dan sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas. Anak yang lambat dan sering terlambat adalah yang diduga mengalami kesulitan belajar. Anak yang paling lambat dan paling sering menjadi prioritas dalam pemberian bantuan.

(2) Penggunaan catatan absensi dapat digunakan umtuk menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Frekuensi ketidakhadiran merupakan indikator berharga untuk menandai unsur-unsur yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ada relevansi ketidak hadiran dengan prestasi apabila guru memperhitungkan ketidak hadiran dengan pemberian nilai.

(3) Penggunaan catatan atau bagan partisipasi untuk menghitung frekuensi pembicaraan dengan segala kualifikasinya. Dengan mengetahui frekuensi pembicaraan dengan segala kualifikasinya kita akan mendapatkan

(7)

gambaran berapa banyak aktivitas atau kontribusi serta partisipasi siswa dalam kelas. Dengan melihat data frekuensi, kita akan menandai siswa aktif, kontributif, akomodatif dan pasif. Siswa yang pasif diduga mengalami kesulitan belajar. Penggunaan catatan dan bagan partisipasi sangat berharga pada pelajaran yang mengutamakan komunikasi dan interaksi sosial dalam menyumbangkan pikiran, menyanggah, dan menjawab dengan argumentasi tertentu.

(4) Penggunaan catatan sosiometri dilakukan pada bidang studi tertentu yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok. Untuk dapat bekerja sama dengan kelompok perlu saling menerima, saling percaya, saling menyenangi diantara anggota. Catatan dan gambaran sosiometri amat penting untuk mengetahui siswa yang terisolasi (tidak ada yang memilih).

b) Melokalisasikan Letak Kesulitan Belajar

Lokalisasi kesulitan belajar siswa bertujuan untuk mengetahui di mana letak kesulitan itu terjadi. Ada beberapa pertanyaan yang menuntun kita untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa, yaitu:

(1) Dalam mata pelajaran mana kesulitan belajar itu terjadi?

(2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah kesulitan belajar itu terjadi?

(3) Pada bagian (ruang lingkup) materi yang manakah kesulitan belajar itu terjadi?

(4) Pada segi-segi proses belajar yang manakah kesulitan belajar itu terjadi?

Berikut ini adalah cara melokalisasi letak kesulitan belajar. (1) Mendeteksi Kesulitan Belajar pada Bidang Studi Tertentu

Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada bidang studi manakah siswa mengalami kesulitan belajar dan pada satu bidang studi atau lebih. Cara untuk mendeteksinya dengan membandingkan nilai siswa pada semua bidang studi dengan nilai SKBM atau rata-rata dari semua bidang studi. (2) Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup

Materi Pelajaran Manakah Kesulitan Belajar Terjadi

Untuk mengetahui hal ini bisa dilakukan dengan menganalisa lembar jawaban siswa pada tes ulangan umum semester, apabila belum ada tes

(8)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

diagnostik khusus. Dengan menganalisa lembar jawab siswa kita akan mengetahui pada kompetensi dasar manakah siswa mengalami kesulitan belajar.

(3) Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar

Untuk mengetahui kesulitan belajar pada segi-segi proses belajar tertentu dilakukan dengan menganalisis empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas atau soal, absensi, kurang aktif dalam partisipasi, kurang penyesuaian sosial. Hasil analisis tersebut dengan jelas menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan.

c) Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Faktor penyebab kesulitan belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Cara mengidentifikasinya dengan melihat dahulu apakah kasus kelompok atau kasus individual.

Apabila kasus kelompok di mana mayoritas siswa dalam populasi kelas atau kelompok mengalami kesulitan belajar maka faktor penyebabnya kemungkinan besar adalah dari luar diri siswa, yaitu disebabkan oleh kondisi sekolah (kualifikasi guru, sistem belajar mengajar, sistem penilaian, bahan dan sumber yang langka dan usang) dan manajemen kelas dan sekolah yang kurang memadai (misalnya jumlah siswa per kelas terlalu banyak dan sebagainya).

Apabila kasusnya berupa kasus individual maka faktor penyebabnya kemungkian besar berasal dari dalam diri siswa seperti kelemahan fisik ( kelainan panca indra, cacat tubuh dan pertumbuhan, penyakit menahun dsb.), kelemahan mental (taraf kecerdasan yang kurang, kurang minat dan motivasi), kelemahan emosional (cemas, phobia, kurang mampu menyesuaikan diri, tidak matang), kebiasaan-kebiasaan yang salah (malas, sering bolos, gugup, kurang kosentrasi, kurang minat), tidak memiliki ketrampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan (kurang mampu membaca, menulis, menghitung dan pengetahuan dasar dari suatu bidang studi).

(9)

2. Impelmentasi dalam Pembelajaran

Tidak semua peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan, karena adanya perbedaan karakteristik individual peserta didik dalam berbagai aspek diantaranya, aspek kecerdasan, bakat, kepribadian, dan kondisi fisik serta kesiapan belajar. Oleh karena itu guru harus memahami gejala-gejala anak yang memiliki kesulitan belajar, dan melakukan identifikasi kesulitan belajar serta membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajarnya, sehingga setiap peserta didik berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar sesuai dengan taraf kualifikasi yang diharapkan. Dengan demikian peserta didik memiliki kompetensi akademik yang berguna bagi kelancaran proses belajar, dan akan tumbuh perasaan mampu, percaya diri, sikap positif dan minat belajar. Namun sebaliknya apabila peserta didik dibiarkan dan tumbuh perasaan tidak mampu, perasaan ini akan terbawa sampai remaja, sehingga terbentuk sikap negatif dan minat belajar yang rendah.

Dalam pembelajaran seyogyanya guru melakukan identifikasi kesulitan belajar, melalui langakah-langkah berikut ini:

a. Menandai Peserta Didik yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar 1) Himpun semua peserta didik yang nilai prestasinya di bawah KKM

2) Selisihkan nilai prestasi setiap peserta didik (kasus) dengan nilai KKM dan urutkan daftar kasus (rangking) tersebut berdasarkan angka selisih dari yang paling besar. Peserta didik yang paling berat kesulitannya menjadi prioritas bantuan.

Dengan demikian guru dapat menandai kelompok peserta didik atau individu-individu tertentu sebagai kasus yang prestasinya di bawah KKM, dan sekaligus dapat menanda peserta didik yang diprioritaskan mendapat bantuan (berdasarkan rangking atau urutan tingkat kesulitannya).

(10)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

A B C D E F G H I J K L M N O

Peserta Didik

Gambar 3.2 Grafik Prestasi Belajar pada Mapel X Berdasarkan KKM

Sebagai contoh perhatikan grafik di berikut ini. Pada grafik terdapat empat orang peserta didik A, E, K, L yang prestasi belajar berada di bawah KKM, Dengan demikian keempat peserta didik tersebut merupakan kasus, dan K menjadi prioritas untuk mendapat bantuan.

Untuk menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (kasus) selain dilihat dari nilai prestasi belajarnya, juga dapat diidentifikasi melalui observasi atau laporan proses belajar antara lain:

1) Penggunaan Catatan Waktu Belajar Efektif

Guru dapat mengidentifikasi kasus atau menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan cepat atau lambatnya waktu dalam menyelesaikan tugasnya.

(11)

Pada mata pelajaran tertentu guru menggunakan pencatatan waktu efektif yang digunakan oleh peserta didik dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan soal atau tugas tertentu. Alokasi waktu di kelas setiap mata pelajaran umumnya berkisar 40 – 50 menit/jam pelajaran, tugas individual ditetapkan ada adalah hitungan hari atau minggu.

Bandingkan kecepatan (lamanya waktu) dalam menyelesaikan soal atau tugas dan frekwensi peserta didik tersebut dengan kelompoknya. Urutkan (rangking) peserta didik dari yang paling paling lambat atau paling sering terlambat dalam menyelesaikan soal atau tugas. Peserta didik yang paling lambat dan sering terlambat dalam menyelesaikan tugas diduga mengalami kesulitan belajar dan menjadi prioritas dalam pemberian bantuan.

2) Penggunaan Catatan Kehadiran

Catatan absensi atau ketidak hadiran merupakan indikator yang penting dalam mengidentifikasi atau menandai peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.

3) Penggunaan Catatan atau Bagan Partisipasi

Keterampilan komunikasi dan interaksi dalam menyampaikan gagasan, menyanggah dan menjawab dengan argumentasi, merupakan kemampuan yang penting dalam mata pelajaran tertentu seperti PKn, IPS. Guru dapat mengobservasi dengan membuat bagan partisipasi, dengan menghitung berapa sering (tallying) peserta didik aktif berbicara dengan segala kualitasnya. Dengan demikian guru dapat menandai peserta didik yang aktif, berkontributif, akomodatif atau pasif.

4) Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometrik

Melalui bagan sosiometri guru akan mengetahui peserta didik yang paling disenangi dan peserta didik yang terisolir (tidak ada yang memilih sama sekali). Peserta didik yang terisolir merupakan kasus.

b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar atau Permasalahan

Mendeteksi pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup Materi Pelajaran yang Mengalami Kesulitan

(12)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Pendekatan yang tepat untuk melakukan langkah ini adalah tes diagnostik (Burton), namun hakikatnya tes diagnostik itu adalah tes prestasi belajar (TPB). Bila belum ada maka analisis dapat menggunakan naskah jawaban (answer sheets) ulangan umum prestasi belajar (TPB) triwulan, atau semesteran. Dapat pula pada pelaksanaan evaluasi reflektif, formatif, atau dengan rancangan pre-post test

c. Analisis Terhadap catatan Mengenai Proses Belajar

Hasil analisis empiris terhadap catatan keterlambatan dlam penyelesaian tugas/soal, bagan partisipasi, absensi dan sosiometri, sudah cukup jelas menentukan posisi dari kasus yang bersangkutan.

d. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

1) Dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar perhatikan dahulu apakah kasus kelompok atau kasus individual.

2) Ada berapa cara untuk menemukan kemungkinan faktor penyebab kesulitan belajar yang bersumber pada diri peserta didik antara lain: a) Menentukan kelemahan yang bersumber pada kemampuan dasar

(potensi)

 Tes inteligensi dan tes bakat oleh tenaga ahli

 Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) secara keseluruhan (semua pelajaran), hal ini berkaitan dengan kecerdasan umum (inteligensi).

 Guru dapat menganalisis prestasi belajar peserta didik (kasus) pada pelajaran tertentu . Misalnya Matematika, atau Bhs Indonesia, dsb. Hal ini berkaitan dengan kemampuan khusus atau bakat.

b) Untuk mengetahui faktor penyebab yang bukan bersifat potensial dapat dilakukan :

 Guru melakukan pengamatan terhadap sikap dan kebiasaan belajar peserta didik , memberi angket serta wawancara peserta didik

 Guru mengamati perilaku, pola sambutan (respons) peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.

 Guru menganalisis pekerjaan/tugas tertulis peserta didik seperti analisis lembar kerja berhitung, karangan, laporan, dsb. Dengan demikian guru dapat mengetahui apakah kelemahannya itu disebabkan karena kurang memahami konsep (prinsip) cara kerja, atau kurang teliti, dsb.

(13)

Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan fisik, penyesuaian sosial, latar belakang keluarga, dan sebagainya, maka guru dapat melakukan wawancara kepada orangtua peserta didik, kerja sama dengan rekan sejawat, guru BK /konselor, atau dokter.

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Materi dalam modul ini dirancang untuk dipelajari baik dengan fasilitasi dari fasilitator maupun secara mandiri. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.

1. Mulailah dengan membaca bagian pengantar modul, tujuan, dan indikator pembelajaran. Tujuan menjelaskan manfaat mempelajari modul untuk melaksanakan tugas sebagai guru. Indikator pembelajaran menjelaskan target yang harus dicapai yang akan menjadi arah pada saat mempelajari modul.

Periksalah bagian kunci jawaban untuk mengecek kesesuaian hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan. Hasilnya akan menjadi acuan untuk umpan balik dan menentukan langkah selanjutnya. Pelajari bagian umpan balik untuk mengecek batas untuk menentukan apakah perlu mengulang atau melanjutkan.

(14)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Ciri-ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar:

Mengidentifikasi kesulitan belajar

Seperti dijelaskan pada bagan berikut ini, langkah-langkah Bu Khadijah dalam mengidentifikasi kesulitan belajar (KB) ke-5 anak asuhnya yang bermasalah adalah sebagai berikut.

1) Siapa yang bermasalah? 2) Dimana letak masalahnya?

a) Tandai dan temukan kesulitan belajar b) Lokalisasi kesulitan belajar

(15)
(16)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Kasus peserta didik di kelas Bu Khadijah 1) Siapa yang bermasalah?

Profil data siswa dari kasus B khadijah adalah:

a) Andi, Budi Cici, Dudi, dan Ema mendapat nilai UH dan UTS di sekitar rata-rata.

b) Andi dan Cici sering terlambat masuk kelas. Keduanya terlalu dilindungi orangtuanya/ over protective  sehingga siswa tidak mandiri

c) Budi, Dudi, dan Ema: jarang selesai mengerjakan tugas di kelas mapun pekerjaan rumah. Orangtuanya terlalu melepas sehingga lalai dalam belajar  malas belajar

2) Dimana letak masalahnya?

a. Tandai dan temukan kesulitan belajar

Peserta didik yang memiliki kesulitan belajar sejumlah 5 orang sehingga ini masuk kasus individu. Nilai UH dan UTS pun mengumpul di sekitar batas bawah ketuntasan belajar sehingga kelimanya mendapat prioritas yang sama. Andi dan Cici sering terlambat sedangkan Budi, Dudi, dan Ema lambat dalam menyelesaikan tugas.

b. Lokalisasi kesulitan belajar

Ke-5 peserta didik bermasalah pada materi yg memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu mengolah dan menganalisis data serta menyimpulkannya. Materi subjek yang belum dikuasai adalah pembentukan energi yang memerlukan pemahaman komprehensif atas materi prasyarat.

Masalah lain yang dihadapi Andi dan Cici adalah belum mandiri dalam belajar sedangkan Budi, Dudi, dan Ema malas belajar.

3) Identifikasi penyebab kesulitan belajar

Olehkarena jumlah peserta didik yang mengalami kesulitan belajar hanya 5 orang, penyebabnya biasanya berasal dari diri peserta didik sendiri. Dari informasi yang diperoleh bisa disimpulkan KB Andi dan Cici disebabkan tanggungjawab dan kemandirian keduanya belum berkembang. Sifat perlindungan yang berlebihan dari orangtua dapat menjadi satu kontribusi terjadinya kesulitan belajar. Begitu pula dengan kesadarannya untuk belajar belum tumbuh dari dirinya sendiri.

(17)

Untuk Budi, Dudi, dan Ema penyebab kesulitan belajar adalah kebiasaan yang salah dalam belajar yaitu malas belajar dan mengerjakan tugas dari guru. Satu faktor yang mungkin menjadi kontribusi untuk itu adalah perhatian dan dorongan orangtua yang belum optimum sehingga tidak termotivasi untuk belajar.

Jika dilihat dari jenisnya, jenis penyebab kesulitan belajar kelima anak asuh B Khadijah adalah kelemahan mental (motivasi/ minat yang rendah); kebiasaan-kebiasaan yang salah (malas, sering bolos, kurang minat); dan kurang paham pengetahuan dasar (pengetahuan prasyarat belum terkuasai dengan baik).

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Jelaskan langkah-langkah identifkasi kesulitan belajar?

2. Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar selain dari nilai prestasi belajar, dapat pula dilakukan dengan cara?

(18)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

F. RANGKUMAN

1. Tidak semua siswa berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Siswa yang tidak berhasil mencapai tarafkualifikasi hasil belajar tertentu diduga mengalami kesulitan belajar. Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa merupakan langkah awal yang penting untuk memberikan bantuan atau bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2. Apabila kasusnya berupa kasus individual (sebagian kecil) dari peserta didik maka faktor penyebabnya kemungkian besar berasal dari dalam diri siswa. Apabila kelemahan pada bidang studi tertentu atau sebagian besar atau secara keseluruhan , kemungkinan bersumber pada kemampuan intelektual (inteligensi), emosional, kebiasaan belajar, perlakuan guru terhadapnya, dan sebagainya.

3. Apabila kasus kelompok di mana mayoritas siswa dalam populasi kelas atau kelompok mengalami kesulitan belajar maka faktor penyebabnya kemungkinan besar adalah dari luar diri siswa, yaitu disebabkan oleh kondisi sekolah (kualifikasi guru, sistem belajar mengajar, sistem penilaian, bahan dan sumber yang langka dan usang) dan manajemen kelas dan sekolah yang kurang memadai (misalnya jumlah siswa per kelas terlalu banyak dan sebagainya

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah menyelesaikan latihan dan tugas dalam modul ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran ini.

H. KUNCI JAWABAN

1. Langkah-langkah identifkasi kesulitan belajar? a. Identifikasi kasus

(19)

 Menandai peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar b. Identifikasi masalah

 Menandai dan melokalisasi di mana letak kesulitan c. Identifikasi faktor penyebab kesulitan

 Menandai jenis dan karakteristik kesulitan dengan faktor penyebabnya

2. Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar selain dari nilai prestasi belajar, dapat pula dilakukan dengan cara? Dapat dilakukan dengan menganalisa catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar

a. Penggunaan Catatan Waktu Belajar Efektif b. Penggunaan Catatan Kehadiran

c. Penggunaan Catatan atau Bagan Partisipasi d. Penggunaan Catatan dan Bagan Sosiometrik

Gambar

Gambar 3.1 Bagan  Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar
Gambar 3.2 Grafik Prestasi Belajar pada Mapel X Berdasarkan KKM

Referensi

Dokumen terkait

Spa adalah sarana pelayanan umum untuk kesehatan kulit, rambut dan badan dengan kesahatan menggunakan air panas, massage secara manual, preparatif, aparatif, dan

Metode permainan Clash of Clans dalam kegiatan pembelajaran matematika membantu siswa untuk melakukan latihan dalam mengerjakan soal (drilling) secara menyenangkan,

Dengan kata lain, dinyatakan berhasil apabila dampak dari pelaksanaannya mempunyai dampak positif bagi masyarakat, yang ditempuh dengan melalui proses pemberdayaan

Ruang Terbuka Hijau wilayah kecamatan Jagakarsa terdiri dari : fasilitas olahraga di wilayah permukiman, sarana pendidikan, taman lingkungan, tempat pemakaman umum

1) Konsultan untuk Melakukan Uji Tuntas (Due Diligence) Legal dan Finansial PLTA Meureubo-2 untuk PT PJB Kantor Pusat adalah BUMN atau anak perusahaan di

Berdasarkan fenonema di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan uang elektronik dengan

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Tanggung

keuangan delapan indikator yaitu Return On Equity, Return On Invesment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods , Perputaran Persedian, Total asset Turn Over