• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE SINTESIS ONE-POT SENYAWA 3-(3-BROMOFENIL)-5-(2-METOKSIFENIL)-1-FENIL-4,5- DIHIDRO-PIRAZOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN METODE SINTESIS ONE-POT SENYAWA 3-(3-BROMOFENIL)-5-(2-METOKSIFENIL)-1-FENIL-4,5- DIHIDRO-PIRAZOL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE SINTESIS ONE-POT SENYAWA

3-(3-BROMOFENIL)-5-(2-METOKSIFENIL)-1-FENIL-4,5-

DIHIDRO-PIRAZOL

Dini Izzaty 1, Yum Eryanti 2

1Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA Universitas Riau 2Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

dini.izzaty@student.unri.ac.id

ABSTRACT

Pyrazoline is a five-ring heterocyclic compound with three carbon atoms and two adjacent nitrogen atoms. The presence of electron-rich nitrogen atoms causes these compounds have various biological activities, such as anticancer, antitumor and antioxidant. The pyrazoline (PF-3Br-2OMe) was synthesized by a one-pot three-component reaction between 2-methoxybenzaldehyde, 3-bromoacetophenone and phenylhydrazine with strong base catalyst (NaOH). The synthesis of pyrazoline compound PF-3Br-2OMe was done by comparison of microwave irradiation method, reflux and solvent free. The structure of synthesized compound were confirmed by UV, FTIR, NMR and HRMS spectra. It was concluded that the good method for synthesis of pyrazoline PF-3Br-2OMe in the case of yield was the reflux method, with a yield of 40.51%. While the method was superior in terms of reaction time was microwave irradiation method with reaction time of 1 minute and yield of 34.83%.

Keywords : microwave irradiation, one-pot, pyrazoline, reflux, solvent free

ABSTRAK

Pirazolin merupakan senyawa heterosiklik cincin lima dengan tiga atom karbon dan dua atom nitrogen yang posisinya saling berdekatan. Adanya atom nitrogen kaya elektron menyebabkan senyawa ini memiliki aktivitas biologi yang bermacam-macam, seperti antikanker, antitumor dan antioksidan. Senyawa pirazolin (PF-3Br-2OMe) disintesis melalui reaksi one-pot tiga komponen antara 2-metoksibenzaldehid, 3-bromoasetofenon

dan fenilhidrazin dengan katalis basa kuat (NaOH). Sintesis senyawa pirazolin PF-3Br-2OMe dilakukan melalui perbandingan metode iradiasi gelombang mikro, refluk dan solvent free. Struktur senyawa yang telah disintesis diperoleh dari studi spektroskopi UV, FTIR, NMR dan HRMS. Disimpulkan bahwa metode yang baik untuk sintesis senyawa pirazolin PF-3Br-2OMe dari segi rendemen adalah metode refluk dengan rendemen sebesar 40,51%. Sedangkan metode yang lebih unggul dari segi waktu reaksi adalah metode iradiasi gelombang mikro dengan waktu reaksi selama 1 menit dan rendemen sebesar 34,83%.

Kata kunci : iradiasi gelombang mikro, one-pot, pirazolin, reflux, solvent free

(2)

PENDAHULUAN

Pirazolin merupakan senyawa

heterosiklik cincin lima dengan tiga

atom karbon dan dua atom nitrogen

yang posisinya saling berdekatan (Rahman & Siddiqui, 2010). Senyawa

heterosiklik yang mengandung atom nitrogen kaya elektron memiliki aktivitas biologi yang bermacam-macam, seperti antimikroba (Ashok et al., 2014), antikanker dan antiinflamasi (Bashir

et al., 2011), antitumor dan antimalaria

(Insuasty et al., 2013) dan antioksidan (Khalil et al., 2012). Tingginya aktivitas

biologis yang dimiliki pirazolin

menjadikan senyawa ini penting, namun ketersediaan senyawa ini di alam sangat terbatas dan sulit diperoleh melalui proses isolasi bahan alam karena akan membutuhkan waktu yang relatif lama dan pengerjaan yang rumit serta struktur yang diperoleh tidak bervariasi. Maka dari itu perlu dilakukan suatu proses sintesis turunan dari senyawa ini.

Secara umum, sintesis turunan pirazolin melibatkan reaksi dua tahap, yaitu reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dari keton dan aldehid membentuk senyawa kalkon, kemudian senyawa kalkon disiklisasi dengan turunan hidrazin menghasilkan senyawa pirazolin. Baru-baru ini dilaporkan cara baru untuk sintesis pirazolin yaitu menggunakan reaksi tiga komponen antara keton, aldehid dan hidrazin atau turunannya secara langsung di dalam satu wadah (one-pot). Reaksi one-pot ini menawarkan beberapa keuntungan dalam hal sintesis senyawa organik yaitu efektivitas biaya, waktu reaksi yang lebih pendek, efisiensi energi dan ramah lingkungan (Patel et al., 2017).

Metode sintesis senyawa organik telah dikembangkan mulai dari metode

sederhana (konvensional) maupun metode dengan peralatan yang canggih (modern). Hal ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa-senyawa kimia hasil sintesis yang efektif dan efisien, terutama dari segi rendemen dan waktu reaksi. Senyawa pirazolin dapat disintesis dengan cara konvensional

yaitu mengunakan metode refluk

(Hawaiz et al., 2014) atau non-konvensional dengan metode iradiasi gelombang mikro (Akhtar et al., 2017). Selain itu Rullah et al., (2012), telah melakukan sintesis senyawa pirazolin menggunakan metode solvent free (gerus), yaitu metode yang sederhana, efisien, cepat dan ramah lingkungan dibandingkan dengan metode klasik yang selama ini digunakan. Waktu yang diperlukan dalam proses sintesis pada metode ini hanya 5-15 menit, hanya menggunakan alat mortal porselen, rendemen tinggi, tanpa pemanasan dan radiasi serta tidak menggunakan pelarut berbahaya.

Dari uraian di atas, maka

pada penelitian ini dilakukan

sintesis senyawa pirazolin

PF-3Br-2OMe melalui perbandingan

antara metode iradiasi gelombang

mikro, refluk dan solvent free

menggunakan reaksi one-pot tiga

komponen antara 2-metoksibenzaldehid, 3-bromoasetofenon dan fenilhidrazin.

Dengan dilakukannya perbandingan metode sintesis ini diharapkan diperoleh senyawa pirazolin hasil sintesis yang kualitas dan kuantitasnya lebih baik serta efektif dan efisien, terutama dari segi rendemen dan waktu reaksi.

(3)

METODE PENELITIAN a. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microwave (Samsung ME109F), satu set alat destilasi, satu set alat refluk, lumpang, alu, rotary vacuum evaporator, corong pisah, pipet mikro, neraca analitik (BOECO Germany), pompa vakum (GAST), corong buchner, chamber, ultrasonik (Ney), alat penentu titik leleh Fisher John (SMP 11-Stuart), lampu UV (Camag 254 dan 366 nm), spektrofotometer UV-Visible (Genesys

10S UV-VIS v4.0022L9N175013),

HPLC (UFLC Prominance-Shimadzu LC Solution, Detektor UV SPD 20AD), spektrofotometer FTIR (FTIR Shimadzu, IR Prestige-21), spektrometer NMR (Agilent 500 MHz dengan sistem konsol DD2), spektrometer massa (Water LCT premier XE mode positif) serta alat-alat gelas yang umum digunakan di Laboratorium Kimia FMIPA-UR.

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 2-metoksibenzaldehid (Sigma Aldrich),

3-bromoasetofenon (Merck), natrium hidroksida (NaOH) (Merck), fenilhidrazin (Merck), etanol absolut (Merck), pelat Kromatografi Lapis Tipis

(KLT) GF254 (Merck), metanol, n-heksana, etilasetat, dan akua DM.

b. Sintesis senyawa pirazolin (PF-3Br-2OMe)

1. Sintesis senyawa pirazolin (PF-3Br-2OMe) menggunakan metode iradiasi gelombang mikro

Senyawa 2-metoksibenzaldehid (3 mmol), 3-bromoasetofenon (3 mmol), fenilhidrazin (6 mmol) dan larutan NaOH 3N (10 mL) dilarutkan dalam

pelarut etanol absolut (30 mL) di dalam Erlenmeyer. Campuran kemudian diiradiasi gelombang mikro dengan daya 180 W selama 1-2 menit. Kontrol reaksi dilakukan setiap 30 detik menggunakan KLT. Campuran reaksi yang diperoleh kemudian didiamkan selama 24 jam di dalam lemari pendingin untuk memaksimalkan terbentuknya endapan. Endapan yang terbentuk disaring

menggunakan corong buchner dan

dicuci dengan akua DM, n-heksana dan metanol dingin lalu dikeringkan pada suhu ruang. Padatan pirazolin yang tidak murni direkristalisasi dengan pelarut yang sesuai. Selanjutnya, padatan yang diperoleh diuji kemurniannya melalui uji KLT, pengukuran titik leleh dan analisis HPLC.

2. Sintesis senyawa pirazolin (PF-3Br-2OMe) menggunakan metode refluk

Senyawa 2-metoksibenzaldehid (3 mmol), 3-bromoasetofenon (3 mmol), fenilhidrazin (6 mmol) dan larutan NaOH 3N dalam etanol (10 mL) dilarutkan dalam pelarut etanol absolut (15 mL) di dalam labu refluk. Magnetic

stirrer ditambahkan ke dalam campuran

kemudian direfluk pada suhu 80oC

selama 1 jam. Kontrol reaksi dilakukan setiap 30 menit menggunakan KLT. Campuran reaksi yang diperoleh kemudian dinetralkan dengan HCl dan didiamkan selama 24 jam di dalam lemari pendingin untuk memaksimalkan terbentuknya endapan. Endapan yang terbentuk dipisahkan dari filtrat secara dekantasi kemudian disaring

menggunakan corong buchner dan

dicuci dengan akua DM, n-heksana dan metanol dingin lalu dikeringkan pada suhu ruang. Padatan pirazolin yang tidak murni direkristalisasi dengan pelarut

(4)

yang sesuai. Selanjutnya, padatan yang diperoleh diuji kemurniannya melalui uji KLT, pengukuran titik leleh dan analisis HPLC.

3. Sintesis senyawa pirazolin (PF-3Br-2OMe) menggunakan metode solvent free

Senyawa 2-metoksibenzaldehid (3 mmol), 3-bromoasetofenon (3 mmol), fenilhidrazin (6 mmol) dan NaOH sebanyak 0,2660 g digerus hingga homogen di dalam lumpang dengan bantuan alu. Kontrol reaksi dilakukan menggunakan KLT. Campuran reaksi yang diperoleh dinetralkan dengan HCl. Senyawa yang telah netral diekstraksi menggunakan corong pisah dengan pelarut etilasetat : air (1:1). Ekstrak etilasetat yang diperoleh dievaporasi dengan rotary vacuum evaporator untuk menguapkan pelarut etilasetat dan membentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring menggunakan corong

buchner, kemudian dicuci dengan akua

DM, n-heksana dan metanol dingin lalu dikeringkan pada suhu ruang. Padatan pirazolin yang tidak murni direkristalisasi dengan pelarut yang sesuai. Selanjutnya, padatan yang diperoleh diuji kemurniannya melalui uji KLT, pengukuran titik leleh dan analisis HPLC.

c. Karakterisasi Senyawa

Senyawa hasil sintesis yang telah murni selanjutnya dikarakterisasi strukturnya melalui analisis spektroskopi UV, FTIR yang dilakukan di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau. Analisis spektroskopi NMR dilakukan di Institut Teknologi Bandung, dan analisis spektroskopi Massa dilakukan di Universitas Padjajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Senyawa pirazolin PF-3Br-2OMe didapatkan melalui reaksi one-pot tiga komponen antara 3-bromoasetofenon, 2-metoksibenzaldehid dan fenilhidrazin menggunakan katalis NaOH 3N dan pelarut etanol absolut dengan perbandingan metode iradiasi gelombang mikro, refluk dan solvent free. Senyawa pirazolin yang diperoleh berupa kristal berbentuk jarum dan bewarna kuning dengan range titik leleh sebesar

110-111oC. Rendemen senyawa pirazolin

yang diperoleh dari metode iradiasi gelombang mikro, refluk dan solvent

free dapat dilihat pada tabel 1.

Hasil karakterisasi menunjukkan pada spektrum UV terdapat serapan maksimum pada panjang gelombang 210, 255 dan 370 nm. Serapan pada panjang gelombang 210 nm

menunjukkan transisi elektronik π→π*

dari cincin fenil yang terikat pada atom N dari cincin pirazolin, serapan pada panjang gelombang 255 nm

menunjukkan transisi elektronik π→π*

dari cincin fenil yang tersubstitusi

o-metoksi dan serapan pada panjang

gelombang 370 nm menunjukkan transisi elektronik π→π* dari cincin fenil yang tersubstitusi m-bromo.

Spektrum FTIR menunjukkan terdapat serapan pada bilangan gelombang (cm-1) 3003 (C-H Aromatik), 2964 (C-H Alifatik), 1598 (C=N), 1389 (C-N), 1236 (C-O) dan 739 (C-Br).

Spectrum 1H-NMR menunjukkan jumlah

proton yang sesuai dengan jumlah proton dari struktur yang diharapkan. Selain itu muncul puncak yang khas dengan sistem ABX dari cincin pirazolin yaitu proton Ha, Hb dan Hx. Proton Ha muncul pada δ 2,99 ppm dengan signal doublet of

doublets. Proton ini memiliki kopling

(5)

geminal dengan proton Hb dan kopling

vicinal dengan proton Hx (Jab = 17,1 Hz

dan Jax = 6,6 Hz). Proton Hb muncul pada δ 3,83 ppm dengan signal doublet

of doublets. Proton ini memiliki kopling

geminal dengan proton Ha dan kopling

vicinal dengan proton Hx (Jba = 17,1 Hz

dan Jbx = 12,4 Hz). Proton Ha dan Hb berada pada atom karbon yang sama, tetapi memiliki pergeseran kimia yang berbeda. Proton Ha berada di daerah

upfield dibandingkan Hb karena proton

Ha lebih terlindungi (shielding)

dibandingkan Hb (deshilding). Hal ini

dikarenakan, proton Ha memiliki posisi ekuitorial sedangkan proton Hb memiliki posisi aksial pada cincin pirazolin, sehingga secara ruang interaksi proton

Hb dengan dua atom nitrogen pada

cincin pirazolin lebih besar. Proton Hx muncul pada δ 5,64 ppm dengan signal

doublet of doublets. Proton ini memiliki

kopling vicinal dengan proton Ha dan Hb (Jxa = 6,6 Hz dan Jxb = 12,4 Hz). Proton

Hx berada didaerah downfield

dibandingkan Ha dan Hx karena

interaksinya yang lebih besar terhadap ikatan N-N yang hanya bejarak 2 ikatan.

Tabel 1. Hasil sintesis senyawa PF-3Br-2OMe melalui perbandingan metode iradiasi gelombang mikro, refluk dan solvent free

Senyawa PF-3Br-2OMe Metode Sintesis Waktu Reaksi Katalis Remdemen (%) N N Br H3CO Iradiasi Gelombang Mikro 1 Menit NaOH 3N 10 mL 34,83 Refluk 1 Jam NaOH (EtOH) 3N 10 mL 40,51 Solvent free 10-15 Menit NaOH (0,2660 g) 8,02

Spektrum 13C-NMR untuk senyawa

PF-3Br-2OMe juga menunjukkan puncak yang khas untuk senyawa pirazolin. Pergeseran kimia 145,8 ppm menunjukkan puncak dari karbon C=N, kemudian pada pergeseran kimia 41,8 ppm dan 58,7 ppm masing-masing menunjukkan puncak karbon alifatik dari karbon C-4 dan C-5. Pada pergeseran kimia 156 ppm menunjukkan puncak dari karbon yang terikat pada metoksi (C-O). Pada pergeseran kimia 122,7 ppm menunjukkan puncak dari karbon aromatik yang terikat pada halogen

berupa bromo (C-Br) dan pada pergeseran kimia 55,5 ppm menunjukkan puncak dari karbon -OCH3.

Spektrum HRMS dari senyawa pirazolin PF-3Br-2OMe menunjukan puncak ion molekul teramati sebagai

[M+H]+ dengan m/z 407,0741 dengan

kelimpahan 100%. Dari spektrum UV, FTIR, NMR dan HRMS maka disimpulkan struktur dari senyawa pirazolin PF-3Br-2OMe hasil sintesis sesuai dengan struktur yang diharapkan.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Laboratorium Kimia Organik Sintesis, Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam dan Laboratorium HPLC FMIPA Universitas Riau serta Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA ITB dan UNPAD.

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, W., Khan, M. F., Verma, G., Shaquiquzzaman, M., Akhter, M., Marella, A., Parmar, S., Khatoon, R.. & Alam, M. M. 2017. Coumarin-pyrazoline derivatives: Their one-pot microwave assisted synthesis and antimalarial activity.

Journal of Pharmaceutical and Medicinal Chemistry, 3(1): 5-9.

Ashok, D., Ganesh, A., Ravi, S., Lakshmi, B. V., & Ramesh, B. 2014. One-pot multicomponent synthesis of 3’,5-Diaryl-1-

phenyl-3,4-dihydro-1’H,2H-3,4-bypyrazoles and their antimicrobial activity. Russian

Journal of General Chemistry,

84(11): 2248-2256.

Bashir, R., Ovais, S., Yaseen, S., Hamid, H., Alam, M. S., Samim, M., Singh, S. & Javed, K., 2011. Synthesis of some new

1,3,5-trisubstituted pyrazolines bearing benzene sulfonamide as

anticancer and

anti-inflamantory agents. Bioorganic

& Medicinal Chemistry Letteres, 21: 4301-4305.

Hawaiz, F. E., Hussein, A. J & Samad, M. K. 2014. One-pot three component synthesis of some new azo-pyrazoline derivatives.

European Journal of Chemistry,

5(2): 233-236.

Insuasty, B., Ramirez, J., Becerra, D., Echeverry, C., Quiroga, J., Abonia, R., Robledo, S.M., Velez, I.D., Upegui, Y., Munoz, J.A., Ospina, V., Nugueras, M. & Cobo, J. 2015. An efficient synthesis of new caffeine-based chalcones, pyrazolines and pyrazolo[3,4-b][1,4]diazepines as potential antimalarial, antitrypanosomal and antileishmanial agents.

European Journal of Medicinal Chemistry, 93: 401-413.

Khalil, N. A., Ahmed, E.M., El-Nassan, H.B., Ahmed, O.K. & Al-Abd, A.M. 2012. Synthesis and biological evaluation of novel pyrazoline derivatives as anti-inflammatory and antioxidant agents. Archives of Pharmacal

Research, 35(6): 995-1002.

Patel, G. K., Misra, N. M., Vekariya, R. H. & Shettigar, R. R. 2017. One-pot multicomponent synthesis in aqueous medium of 1,4-dihydropirano[2,3-c]-5-carbonitrile and derivatives using a green and reusable

nano-SiO2 catalyst from

agricultural waste. Research

Chemical Intermediete.

Rahman, M.A. & Siddiqui, A.A. 2010.

Pyrazoline derivatives: A

worthy insight into the recent advances and potential

pharmacological activities.

International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research, 2(3): 165-175.

Rullah, K., Hasti, S., Hariani, D., Utama, P.B., Teruna, H.Y., Zamri, A. 2012. Sintesis dan uji

(7)

antiinflamasi senyawa (R)-3 -(4-florofenil)-1-fenil-5-(tiofen-2-il)-4,5-dihidro-1H-pyrazol serta pengaruhnya terhadap

kerusakan lambung. Jurnal

Penelitian Farmasi Indonesia,

1(1) : 17–23.

Gambar

Tabel 1.  Hasil sintesis senyawa PF-3Br-2OMe melalui perbandingan metode iradiasi  gelombang mikro, refluk dan solvent free

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa pirazolin PF-4Cl- 2OMe disintesis menggunakan reaksi one-pot tiga komponen antara 2- metoksibenzaldehid, 4-kloroasetofenon, dan fenilhidrazin yang dilarutkan dengan

Pirazol merupakan senyawa heterosiklik cincin lima yang terdiri dari tiga atom karbon dan dua atom nitrogen pada posisi yang berdekatan dengan dua ikatan ganda endosiklik.. Pirazol

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang melakukan asuhan persalinan normal ditemukan lebih rendah pada bidan yang memiliki sikap negatif sebesar 11 dari 22

[r]

Proton H b memiliki pergeseran kimia yang lebih besar dibandingkan proton H a karena pada cincin pirazolin proton H b terletak pada posisi axial sehingga interaksi

Hasil penelitian Kapelle [5] menjelaskan bahwa sintesis senyawa 3- fenil-(5’- alil-2’-hidroksi-3-metoksifenil)-prop- 2enon dapat dilakukan melalui reaksi kondensasi

Pirazolin dapat disintesis dengan mereaksikan kalkon dengan hidrazin dalam suasana asam, ini merupakan cara yang paling populer untuk menghasilkan senyawa 2-pirazolin yang

Pada penelitian ini, analog pirazol 5-(3-fluorofenil)-3-(naftalen-2-il)-1-fenil-1H-pirazol (PZL 2N-3F) telah berhasil disintesis melalui sintesis one-pot siklisasi