• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Rapat / Sidang 

Rapat Komisi Kelembagaan, Perencanaan dan Pengawasan (K‐II)

Senat Akademik ITB 

No. : 25/RK2‐SA‐ITB/20160413  Hari / Tanggal  Rabu 13 April 2016  Waktu   Pkl 15.30‐17.30  Tempat  Ruang Rapat Senat Akademik  Balai Pertemuan Ilmiah ITB  Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung  Peserta  Hadir (9 orang):   Andi Isra Mahyuddin, Dicky Rezadi Munaf, Irawati, Jann Hidajat T,      M.Salman A.N., Sutanto Hadisupadmo, Tati Suryati Syamsudin,        Tutus Gusdinar K,  Wawan Gunawan A.  Tidak hadir (8 orang): Akhmaloka, B. Kombaitan, Hasanuddin Z. Abidin,      Jaka Sembiring, Joko Siswanto (izin), Miming Miharja, Puti Farida Marzuki,  Syoni Soepriyanto.          Tim Adhoc Multikampus yang Hadir (4 orang):       Haryo Winarso, Lucia Diawati, Reini D.W., Ricky L. Tawekal      Agenda Rapat  1. Presentasi draf SK SA tentang Norma Pengembangan Multikampus  Catatan Rapat  dan tindak  lanjut    Sidang dipimpin oleh Ketua Komisi II SA ITB (P. Salman), dimulai dengan ucapan  terimakasih atas kehadiran semua peserta dan diikuti dengan doa.      Catatan Rapat:  1. Komisi II SA menyampaikan terima kasih kepada Tim Adhoc Multikampus  yang telah bekerja sehingga menghasilkan draf SK SA tentang Norma  Pengembangan Multikampus  2. Presentasi draf  SK SA tentang Norma Pengembangan Multikampus  disampaikan oleh Ketua Tim (draf terlampir)  3. Kesimpulan   Draf SK SA tentang Norma Pengembangan Multikampus akan diperbaiki  oleh Tim adhoc sesuai dengan saran‐saran yang disampaikan pada Rapat  Komisi II hari ini. (draf yang telah direvisi berdasarkan masukan peserta  rapat terlampir)    Rapat ditutup tepat waktu 17.30, dengan ucapan terimakasih.   Rapat berikutnya dijadwalkan dua minggu yang akan datang.    Daftar Lampiran – Draf SK SA tentang Norma Pengembangan Multikampus. 

(2)

  Bandung, 13 April 2016   Komisi Kelembagaan SA‐ITB           Menyetujui   Sekretaris,       Ketua Komisi Kelembagaan SA‐ITB           (Joko Siswanto)       (M. Salman A.N.)      

(3)

Draf Awal 

 

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor :

TENTANG

NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Menimbang:

1. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung, Pasal 3 butir (3), dinyatakan: Tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma;

2. bahwa untuk melaksanakan Visi dan Misinya dengan infrastruktur yang sudah sangat terbatas, ITB perlu memiliki beberapa lokasi kampus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

3. bahwa untuk dapat merencanakan, mengembangkan dan mengelola lokasi-lokasi kampus tersebut secara terpadu, tepat sasaran dan efisien, ITB perlu merumuskan kebijakan dan kriteria dasar multi-kampus yang sejalan dengan RENIP yang berlaku;

4. bahwa Institut Teknologi Bandung harus selalu mengembangkan dirinya secara berkesinambungan sebagai universitas berbasis riset, mengembangkan dan menjaga kesinambungan bidang-bidang ilmu, tanggap terhadap masalah serta kebutuhan masyarakat, memperluas akses dan pengembangan masyarakat lokal dalam berbagai bidang serta terus meningkatkan kualitas kompetensi maupun daya saingnya seiring dengan semakin ketatnya persaingan global;

5. bahwa masyarakat sangat mengharapkan bahwa ITB berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas dan kualitas lulusan; hasil-hasil penelitian; paten; karya teknologi; desain; seni; maupun gagasan orisinal dan nyata dalam membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang terus berkembang;

6. bahwa Keputusan Senat Akademik No. 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB sudah tidak sesuai lagi dengan status ITB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan konteks pengembangan ITB sebagai perguruan tinggi riset, sehingga perlu disempurnakan;

7. bahwa Sidang Senat Akademik Institut Teknologi Bandung tanggal ……….. telah menyetujui Norma Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung;

(4)

8. bahwa sebagai tindak-lanjut butir (7) perlu diterbitkan Peraturan Senat Akademik.

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung; 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi; 5. Rencana Induk Pengembangan ITB 2006-2025;

6. Rencana Strategis ITB 2016-2020;

7. Postur Arsitektur Akademik ITB 2016-2020;

8. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 01/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di Institut Teknologi Bandung;

9. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung no. 34/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Organisasi dan Manajemen Satuan Akademik di Institut Teknologi Bandung; 10. Ketetapan Senat Akademik No. 18/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan, Tata

Cara pembentukan, pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di Institut Teknologi Bandung;

11. Keputusan Senat Akademik No. 22/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan dan Prosedur Penyelenggaraan Program-Program Pendidikan Khusus;

12. Keputusan Senat Akademik No. 20/SK/K01-SA/2010 tentang Fokus Riset Institut Teknologi Bandung;

13. Keputusan Senat Akademik 1TB No. 09/SK/I1-SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung;

14. Keputusan Senat Akademik No. 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung;

15. Peraturan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor: 32/SK/I1-SA/OT/2015 Tentang Kebijakan Akademik Pengembangan Ilmu Sosial dan Humaniora di Institut Teknologi Bandung;

(5)

16. Keputusan Rektor ITB Nomor 320/SK/I1.A/KP/2013 tentang Pemberhentian Anggota Senat Akademik ITB PT BHMN dan Pengangkatan Anggota Senat Akademik ITB PTN Badan Hukum Periode 2014-2019;

17. Peraturan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor: 001/P/I1-MWA/2015 Tentang Kebijakan Umum Institut Teknologi Bandung Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum;

18. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat 1TB Nomor 030/SK/I1.A-MWA/2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Senat Akademik ITB Periode 2014-2019; dan 19. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat 1TB Nomor 001/SK/I1-MWA/2016 tentang

Penambahan Anggota Tetap Senat Akademik Wakil Fakultas/Sekolah Institut Teknologi Bandung Periode 2014-2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Mencabut SK Senat Akademik No. 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB.

KEDUA : Memberlakukan Peraturan tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di Bandung

Pada tanggal ………. Ketua,

Prof. Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc. NIP.195709201984031001

(6)

1. Ketua Majelis Wali Amanat. 2. Rektor.

3. Para Dekan Fakultas/Sekolah. Lampiran Peraturan Senat Akademik ITB

Nomor : ………. Tanggal : ………..2016

NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB

1. Ketentuan Umum

Dalam peraturan Senat Akademik ini, yang dimaksud dengan:

a. “Renip ITB” adalah Rencana Induk Pengembangan ITB yang merupakan dokumen perencanaan jangka panjang ITB. .

b. Kampus adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi tempat semua

kegiatan tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat) dan administrasi berlangsung.

c. Kampus Utama adalah Kampus ITB yang berlokasi di Jalan Ganesha 10, Bandung

d. Multi-kampus – Terminologi “multi-kampus” pada peraturan ini adalah ITB sebagai

perguruan tinggi yang mengelola beberapa kampus dengan ketentuan pada keseluruhan kampus terdapat hanya satu rektor, satu senat akademik dan satu majelis wali amanah serta setiap kampus menjalankan semua komponen tridarma perguruan tinggi, meskipun fokusnya bisa berbeda-beda.

2. Maksud dan Tujuan

Dalam PP No. 65 Tahun 2013 tentang statuta ITB, dinyatakan bahwa tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat).

Visi ITB yakni menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. Misi ITB menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial,

(7)

dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

ITB berkewajiban selalu mampu meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas maupun kualitas lulusan; karya teknologi; hasil-hasil penelitian; paten; maupun gagasan-gagasan baru yang orisinal dan nyata untuk membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang berkembang dan sesuai dengan pemikiran ITB ke depan. Pada dasarnya harus selalu terdapat hubungan yang seimbang antara kegiatan akademik dengan ruang dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk berjalan dan berkembangnya kegiatan tersebut. Sedangkan kondisi yang ada menunjukan bahwa infrasruktur untuk memfasilitasi berkembangnya kegiatan tersebut secara berkesinambungan semakin menghadapi kendala dari waktu ke waktu.

Pengembangan Multi-kampus ITB juga harus bermakna sebagai upaya untuk membantu memajukan 'kemaslahatan' masyarakat setempat dan meningkatkan pelayanan ITB kepada masyarakat, khususnya meningkatkan akses kepada pendidikan tinggi dan mendorong perkembangan ekonomi lokal dan global, dalam rangka pengembangan kehidupan bangsa yang berbudaya luhur. Multi-kampus yang dikembangkan di ITB bersifat unik dan/atau berkualitas tinggi sesuai dengan tujuan, visi dan misi, serta tradisi yang telah berkembang di ITB.

Pada saat ini Kampus Utama ITB menghadapi masalah keterbatasan daya tampung bagi berjalannya kegiatan tersebut secara kondusif. Dalam konteks tujuan pengembangan dan tantangan keterbatasan infrastruktur yang ada, ITB perlu memikirkan strategi yang kongkrit, terarah dan sinambung untuk memenuhi visi serta harapan di atas secara inovatif, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku, serta nilai-nilai universal keberadaan perguruan tinggi pada umumnya. Salah satu hal yang perlu ditempuh adalah pengembangan multi-kampus sebagai infrastruktur masa depan ITB, baik dalam kegiatan maupun lingkungan fisiknya.

Maksud disusunnya Peraturan tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ini adalah memberi arah pengembangan multi-kampus yang sesuai dengan jati diri ITB serta sejalan dengan Renip ITB. Dengan pengembangan multi-kampus ini, ITB diharapkan akan berdampak besar kepada seluruh pemangku kepentingan secara terencana dan terukur.

Tujuan pengembangan Multi-kampus ITB adalah (i) meningkatkan kualitas dan kapasitas kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (ii) mengantisipasi dan memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan humaniora.

3. Prinsip Pengembangan Multi-kampus

Rencana Induk Pengembangan (Renip) ITB telah menggariskan bahwa Kampus ITB masa depan adalah kampus yang menantang (challenging); menjadi sumber inspirasi (inspiring); mendorong dan memberikan semangat (encouraging); merupakan suatu heritage; menjadi acuan bagi pembangunan lingkungan binaan, serta tanggap terhadap lingkungan. Pengembangan Multi-kampus ITB harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tersebut sebagai landasan normatifnya.

(8)

Rencana Induk Pengembangan ITB juga telah menegaskan bahwa Kampus Utama dan lokasi-lokasi kegiatan lainnya yang telah dioperasikan harus berfungsi sebagai unggulan dan berkarakter sebagai simpul kerjasama ITB dengan kekuatan akademik nasional dan internasional; serta sebagai model budaya akademik yang ideal dalam pembentukan sosok karakter insan Perguruan Tinggi yang sarat dengan nilai-nilai inti ITB sebagi universitas berkelas dunia. Di samping itu Kampus Utama beserta lokasi-lokasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat unggulan pendidikan, riset dan pengembangan, serta sebagai pendukung utama terwujudnya faktor-faktor kunci keberhasilan ITB.

Lokasi-lokasi lainnya yang berpotensi untuk menjadi bagian dari Multi-kampus ITB diharapkan dapat berperan serta penunjang bagi (1) penguatan infrastruktur masa depan ITB; (2) pusat unggulan kerjasama ITB; (3) pusat kegiatan kerjasama dengan masyarakat/industri; (4) pusat inkubator bisnis dan eksposur pada industri (industrial exposure); (5) pusat pemberdayaan masyarakat; (6) 'pilot plant' teknologi ITB yang dibangun bersama masyarakat dan industri; (7) pusat kegiatan 'masyarakat binaan' ITB; (8) keberlangsungan penetrasi karya-karya ITB kepada masyarakat secara efektif dan efisien.

Dengan pembagian fungsi dan peran tersebut, pada dasarnya terdapat sifat saling melengkapi (komplementaritas) dan sinergitas antara Kampus Utama, dengan 'Lokasi-Lokasi' lainnya yang potensial untuk dikembangkan dalam Multi-kampus ITB, dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tridharma ITB, guna mencapai tujuan ITB serta pencapaian visi/misi ITB. Multi-kampus ITB pada dasarnya adalah satu kesatuan yang bersinergi, dimana keberadaan yang satu tidak dapat dilepaskan dari yang lainnya, dengan simpul pengikatnya adalah tujuan, komitmen, dan aktivitas ITB secara keseluruhan.

Prinsip pengembangan Multi-kampus ITB adalah berdasarkan kebutuhan pengembangan internal yang sejalan dengan dan telah tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan ITB. Akan tetapi, pengembangan multi-kampus juga tidak dapat lepas dari implikasi kebutuhan bagi tumbuh-kembangnya kegiatan akademik di ITB sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas, sejauh mendapat persetujuan dari Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah.

4. Norma Pengembangan Multi-kampus ITB

Mengacu pada tujuan jangka panjang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ITB sebagai universitas berkelas dunia, serta pembagian fungsi dan peran antara Kampus Utama beserta kampus ITB lainnya baik yang telah dioperasikan maupun yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bagian dari Multi-kampus ITB, maka pengembangannya harus mengacu pada norma-norma sbb:

i) Keunggulan (Excellence)

Pengembangan Multi-kampus ITB harus mencirikan nilai-nilai yang dijunjung ITB salah satunya keunggulan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan misi ITB, menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan

(9)

Indonesia dan dunia lebih baik. Pengembangan Multi-kampus adalah bagian dari upaya memperkuat keunggulan ITB dalam mendukung terciptanya pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora.

ii) Relevansi

Pengembangan Multi-kampus adalah bagian dari upaya ITB cita-cita jangka panjangnya yang tertuang dalam dokumen Rencana lnduk Pengembangan (Renip) ITB. Pengembangan Multi-kampus diwujudkan sebagai salah satu strategi rencana pengembangan jangka panjang sejalan dengan visi dan misi ITB.

Sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas, Pengembangan Multi-kampus juga tidak lepas dari strategi rencana pengembangan pendidikan tinggi di tingkat nasional. Untuk mendapatkan pemahaman dan komitmen masyarakat ITB yang menunjang keberhasilan, Pengembangan Multi-kampus berdasarkan pada kepentingan eksternal yang relevan tersebut perlu melalui pertimbangan Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah.

iii) Integrasi dan Sinergi

Multi-kampus ITB secara keseluruhan dikelola oleh 1 (satu) Rektor, 1 (satu) Senat Akademik, 1 (satu) Majelis Wali Amanah, dan 1 (satu) sistem pengaturan (governance) dengan pertimbangan aspek keutuhan institusi.

Karakteristik Multi-kampus ITB adalah bahwa setiap kampus pada suatu lokasi mencakup semua komponen Tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Fokus kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi pada masing-masing kampus dapat berbeda-beda, demikian pula fokus keilmuan di berbagai kampus bisa berbeda-beda. Namun demikian, Kampus Utama dan kampus-kampus lain ITB pada lokasi yang berbeda harus terintegrasi dan bersinergi.

iv) Kesetaraan

Kesetaraan antara Kampus Utama ITB dengan calon lokasi-lokasi yang akan menjadi bagian dari Multi-kampus ITB, mencakup kesetaraan pada aspek kualitas infrastuktur dan atmosfer akademik.

Kesetaraan juga melalui jaminan kualitas sistem layanan kepakaran maupun manajemen kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

v) Efektivitas dan Efisiensi

Untuk menjaga kepentingan stakeholders ITB, maka pengembangan Multi-kampus ITB selayaknya tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan pada kampus-kampus ITB yang telah ada. Untuk menjamin keberlangsungan (sustainability) operasi dan pengembangan ITB dalam jangka panjang, pengembangan Multi-kampus ITB harus mempertimbangkan dengan baik kapasitas sistem dan sumber daya ITB, khususnya sistem pengelolaan dan pengaturan, ketersediaan sumber daya insani dan kapasitas finansial ITB dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Keterbatasan sumber daya yang ada dan

(10)

kebutuhan sumber daya yang tinggi dalam pengembangan Multi-kampus ITB prinsip efektivitas dan efisiensi selayaknya diterapkan dalam pengelolaan dan pengembangan Multi-kampus ITB, tidak hanya terbatas pada aspek infrastruktur fisik saja, namun juga mencakup aspek-aspek lainnya terutama sarana, sumber daya insani, finansial, dan atmosfer akademik yang berkualitas.

Pengembangan Multi-kampus dimungkinkan untuk menggunakan skema kerjasama dengan pihak lain dengan skema pendanaan dari pihak pemerintah daerah atau swasta selama menerapkan standar operasional ITB yang berkualitas dan dengan wewenang penuh kesinambungan kampus pada pihak ITB.

vi) Inklusi

Pengembangan Multi-kampus harus bermakna sebagai upaya untuk memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, budaya dan lingkungan.

Pengembangan Multi-kampus sangat unik karena mempertimbangkan pula kebutuhan masyarakat setempat serta dampak sosialnya. Pengembangan Multi-kampus ITB senantiasa berwawasan keilmuan sekaligus sosial lingkungan untuk tercapainya ITB yang berkelanjutan.

5. Prosedur Pengajuan Usulan

i) Usulan pengembangan kampus baru ITB sebagai bagian dari Multi-kampus ITB diajukan oleh Rektor kepada Senat Akademik, dengan suatu proposal yang disusun oleh sebuah tim (panitia) yang dibentuk oleh Rektor.

Senat Akademik sebagai organ ITB yang berfungsi menetapkan norma dan kebijakan akademik serta mengawasi pelaksanaannya, akan menetapkan persetujuan atau penolakan atas usulan tersebut kepada Rektor, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akademik. Bila usulan tersebut disetujui oleh Senat Akademik, selanjutnya Rektor mengajukannya kepada Majelis Wali Amanat (MWA).

ii) Usulan Pengembangan Kampus Baru ITB disusun untuk kurun waktu perencanaan selama minimum 5 (lima) tahun, mencakup paling sedikit hal-hal berikut:

a) Rencana program akademik yang akan dilaksanakan dan dikembangkan di Kampus Baru ITB tersebut berikut dasar-dasar pertimbangannya yang sejalan dengan Norma Pengembangan Multi-kampus ITB, yaitu keunggulan; relevansi; integrasi dan sinergi; kesetaraan; efektivitas dan efisiensi; serta inklusi.

(11)

b) Rencana pengembangan infrastruktur, baik fisik, telekomunikasi dan informasi, serta gedung dan peralatan untuk Kampus Baru ITB dan untuk menjaga keterpaduan dan sinergitasnya dengan kampus-kampus lain ITB yang telah ada.

c) Rencana pengembangan dan penugasan (deployment) sumber daya insani, baik tenaga dosen maupun tenaga administasi dan pendukung, untuk operasi dan pengembangan Kampus Baru ITB.

d) Rencana investasi dan biaya operasional Kampus Baru ITB, serta proyeksi pendapatan dari pelaksanaan kegiatan di Kampus Baru ITB.

(12)

Draf yang telah direvisi berdasarkan masukan peserta rapat 

 

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor :

TENTANG

NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Menimbang:

1. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung, Pasal 3 butir (3), dinyatakan: Tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma;

2. bahwa untuk melaksanakan Visi dan Misinya dengan infrastruktur yang sudah sangat terbatas, ITB perlu memiliki beberapa lokasi kampus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

4. bahwa Institut Teknologi Bandung harus selalu mengembangkan dirinya secara berkesinambungan sebagai universitas berbasis riset, mengembangkan dan menjaga kesinambungan bidang-bidang ilmu, tanggap terhadap masalah serta kebutuhan masyarakat, memperluas akses dan pengembangan masyarakat lokal dalam berbagai bidang serta terus meningkatkan kualitas kompetensi maupun daya saingnya seiring dengan semakin ketatnya persaingan global;

5. bahwa masyarakat sangat mengharapkan bahwa ITB berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas dan kualitas lulusan; hasil-hasil penelitian; paten; karya teknologi; desain; seni; maupun gagasan orisinal dan nyata dalam membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang terus berkembang;

6. bahwa untuk dapat merencanakan, mengembangkan dan mengelola lokasi-lokasi kampus tersebut secara terpadu, tepat sasaran dan efisien, ITB perlu merumuskan kebijakan dan kriteria dasar multi-kampus yang sejalan dengan RENIP yang berlaku;

7. bahwa Keputusan Senat Akademik No. 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB sudah tidak sesuai lagi dengan status ITB sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan konteks pengembangan ITB sebagai perguruan tinggi riset, sehingga perlu disempurnakan;

(13)

7. bahwa Sidang Senat Akademik Institut Teknologi Bandung tanggal ……….. telah menyetujui Norma Pengembangan Multi-kampus Institut Teknologi Bandung;

8. bahwa sebagai tindak-lanjut butir (7) perlu diterbitkan Peraturan Senat Akademik.

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung; 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang

Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi; 5. Rencana Induk Pengembangan ITB 2006-2025;

6. Rencana Strategis ITB 2016-2020;

7. Postur Arsitektur Akademik ITB 2016-2020;

8. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 01/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di Institut Teknologi Bandung;

9. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung no. 34/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Organisasi dan Manajemen Satuan Akademik di Institut Teknologi Bandung; 10. Ketetapan Senat Akademik No. 18/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan, Tata

Cara pembentukan, pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di Institut Teknologi Bandung;

11. Keputusan Senat Akademik No. 22/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan dan Prosedur Penyelenggaraan Program-Program Pendidikan Khusus;

12. Keputusan Senat Akademik No. 20/SK/K01-SA/2010 tentang Fokus Riset Institut Teknologi Bandung;

13. Keputusan Senat Akademik 1TB No. 09/SK/I1-SA/OT/2011 tentang Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung;

14. Keputusan Senat Akademik No. 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung;

15. Peraturan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor: 32/SK/I1-SA/OT/2015 Tentang Kebijakan Akademik Pengembangan Ilmu Sosial dan Humaniora di Institut Teknologi Bandung;

(14)

16. Keputusan Rektor ITB Nomor 320/SK/I1.A/KP/2013 tentang Pemberhentian Anggota Senat Akademik ITB PT BHMN dan Pengangkatan Anggota Senat Akademik ITB PTN Badan Hukum Periode 2014-2019;

17. Peraturan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung Nomor: 001/P/I1-MWA/2015 Tentang Kebijakan Umum Institut Teknologi Bandung Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum;

18. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat 1TB Nomor 030/SK/I1.A-MWA/2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Senat Akademik ITB Periode 2014-2019; dan 19. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat 1TB Nomor 001/SK/I1-MWA/2016 tentang

Penambahan Anggota Tetap Senat Akademik Wakil Fakultas/Sekolah Institut Teknologi Bandung Periode 2014-2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Mencabut SK Senat Akademik No. 46/SK/K01-SA/2008 tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB.

KEDUA : Memberlakukan Peraturan tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ITB sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan di Bandung

Pada tanggal ………. Ketua,

Prof. Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc. NIP.195709201984031001

(15)

1. Ketua Majelis Wali Amanat. 2. Rektor.

3. Para Dekan Fakultas/Sekolah. Lampiran Peraturan Senat Akademik ITB

Nomor : ………. Tanggal : ………..2016

NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB

1. Ketentuan Umum

Dalam peraturan Senat Akademik ini, yang dimaksud dengan:

a. “Renip ITB” adalah Rencana Induk Pengembangan ITB yang merupakan dokumen perencanaan jangka panjang ITB. .

b. Kampus adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi tempat semua

kegiatan tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat) dan administrasi berlangsung.

c. Kampus Utama adalah Kampus ITB yang berlokasi di Jalan Ganesha 10, Bandung

d. Multi-kampus – Terminologi “multi-kampus” pada peraturan ini adalah ITB sebagai

perguruan tinggi yang mengelola beberapa kampus dengan ketentuan pada keseluruhan kampus terdapat hanya satu rektor, satu senat akademik dan satu majelis wali amanah serta setiap kampus menjalankan semua komponen tridarma perguruan tinggi, meskipun fokusnya bisa berbeda-beda.

2. Maksud dan Tujuan

Dalam PP No. 65 Tahun 2013 tentang statuta ITB, dinyatakan bahwa tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat).

Visi ITB yakni menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. Misi ITB menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial,

(16)

dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.

ITB berkewajiban selalu mampu meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas maupun kualitas lulusan; karya teknologi; hasil-hasil penelitian; paten; maupun gagasan-gagasan baru yang orisinal dan nyata untuk membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang berkembang dan sesuai dengan pemikiran ITB ke depan. Pada dasarnya harus selalu terdapat hubungan yang seimbang antara kegiatan akademik dengan ruang dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk berjalan dan berkembangnya kegiatan tersebut. Sedangkan kondisi yang ada menunjukan bahwa infrasruktur untuk memfasilitasi berkembangnya kegiatan tersebut secara berkesinambungan semakin menghadapi kendala dari waktu ke waktu.

Pengembangan Multi-kampus ITB juga harus bermakna sebagai upaya untuk membantu memajukan 'kemaslahatan' masyarakat setempat dan meningkatkan pelayanan ITB kepada masyarakat, khususnya meningkatkan akses kepada pendidikan tinggi dan mendorong perkembangan ekonomi lokal dan global, dalam rangka pengembangan kehidupan bangsa yang berbudaya luhur. Multi-kampus yang dikembangkan di ITB bersifat unik dan/atau berkualitas tinggi sesuai dengan tujuan, visi dan misi, serta tradisi yang telah berkembang di ITB.

Pada saat ini Kampus Utama ITB menghadapi masalah keterbatasan daya tampung bagi berjalannya kegiatan tersebut secara kondusif. Dalam konteks tujuan pengembangan dan tantangan keterbatasan infrastruktur yang ada, ITB perlu memikirkan strategi yang kongkrit, terarah dan sinambung untuk memenuhi visi serta harapan di atas secara inovatif, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku, serta nilai-nilai universal keberadaan perguruan tinggi pada umumnya. Salah satu hal yang perlu ditempuh adalah pengembangan multi-kampus sebagai infrastruktur masa depan ITB, baik dalam kegiatan maupun lingkungan fisiknya.

Maksud disusunnya Peraturan tentang Norma Pengembangan Multi-kampus ini adalah memberi arah pengembangan multi-kampus yang sesuai dengan jati diri ITB serta sejalan dengan Renip ITB. Dengan pengembangan multi-kampus ini, ITB diharapkan akan berdampak besar kepada seluruh pemangku kepentingan secara terencana dan terukur.

Tujuan pengembangan Multi-kampus ITB adalah (i) meningkatkan kualitas dan kapasitas kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (ii) mengantisipasi dan memenuhi tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan humaniora.

3. Prinsip Pengembangan Multi-kampus

Rencana Induk Pengembangan (Renip) ITB telah menggariskan bahwa Kampus ITB masa depan adalah kampus yang menantang (challenging); menjadi sumber inspirasi (inspiring); mendorong dan memberikan semangat (encouraging); merupakan suatu heritage; menjadi acuan bagi pembangunan lingkungan binaan, serta tanggap terhadap lingkungan. Pengembangan Multi-kampus ITB harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tersebut sebagai landasan normatifnya.

(17)

Rencana Induk Pengembangan ITB juga telah menegaskan bahwa Kampus Utama dan lokasi-lokasi kegiatan lainnya yang telah dioperasikan harus berfungsi sebagai unggulan dan berkarakter sebagai simpul kerjasama ITB dengan kekuatan akademik nasional dan internasional; serta sebagai model budaya akademik yang ideal dalam pembentukan sosok karakter insan Perguruan Tinggi yang sarat dengan nilai-nilai inti ITB sebagi universitas berkelas dunia. Di samping itu Kampus Utama beserta lokasi-lokasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat unggulan pendidikan, riset dan pengembangan, serta sebagai pendukung utama terwujudnya faktor-faktor kunci keberhasilan ITB.

Lokasi-lokasi lainnya yang berpotensi untuk menjadi bagian dari Multi-kampus ITB diharapkan dapat berperan serta penunjang bagi (1) penguatan infrastruktur masa depan ITB; (2) pusat unggulan kerjasama ITB; (3) pusat kegiatan kerjasama dengan masyarakat/industri; (4) pusat inkubator bisnis dan eksposur pada industri (industrial exposure); (5) pusat pemberdayaan masyarakat; (6) 'pilot plant' teknologi ITB yang dibangun bersama masyarakat dan industri; (7) pusat kegiatan 'masyarakat binaan' ITB; (8) keberlangsungan penetrasi karya-karya ITB kepada masyarakat secara efektif dan efisien.

Dengan pembagian fungsi dan peran tersebut, pada dasarnya terdapat sifat saling melengkapi (komplementaritas) dan sinergitas antara Kampus Utama, dengan 'Lokasi-Lokasi' lainnya yang potensial untuk dikembangkan dalam Multi-kampus ITB, dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tridharma ITB, guna mencapai tujuan ITB serta pencapaian visi/misi ITB. Multi-kampus ITB pada dasarnya adalah satu kesatuan yang bersinergi, dimana keberadaan yang satu tidak dapat dilepaskan dari yang lainnya, dengan simpul pengikatnya adalah tujuan, komitmen, dan aktivitas ITB secara keseluruhan.

Prinsip pengembangan Multi-kampus ITB adalah berdasarkan kebutuhan pengembangan internal yang sejalan dengan dan telah tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan ITB. Akan tetapi, pengembangan multi-kampus juga tidak dapat lepas dari implikasi kebutuhan bagi tumbuh-kembangnya kegiatan akademik di ITB sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas, sejauh mendapat persetujuan dari Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah.

4. Norma Pengembangan Multi-kampus ITB

Mengacu pada tujuan jangka panjang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ITB sebagai universitas berkelas dunia, serta pembagian fungsi dan peran antara Kampus Utama beserta kampus ITB lainnya baik yang telah dioperasikan maupun yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bagian dari Multi-kampus ITB, maka pengembangannya harus mengacu pada norma-norma sbb:

i) Keunggulan (Excellence)

Pengembangan Multi-kampus ITB harus mencirikan nilai-nilai yang dijunjung ITB salah satunya keunggulan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan misi ITB, menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan

(18)

Indonesia dan dunia lebih baik. Pengembangan Multi-kampus adalah bagian dari upaya memperkuat keunggulan ITB dalam mendukung terciptanya pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora.

ii) Relevansi

Pengembangan Multi-kampus adalah bagian dari upaya ITB cita-cita jangka panjangnya yang tertuang dalam dokumen Rencana lnduk Pengembangan (Renip) ITB. Pengembangan Multi-kampus diwujudkan sebagai salah satu strategi rencana pengembangan jangka panjang sejalan dengan visi dan misi ITB.

Sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas, Pengembangan Multi-kampus juga tidak lepas dari strategi rencana pengembangan pendidikan tinggi di tingkat nasional. Untuk mendapatkan pemahaman dan komitmen masyarakat ITB yang menunjang keberhasilan, Pengembangan Multi-kampus berdasarkan pada kepentingan eksternal yang relevan tersebut perlu melalui pertimbangan Senat Akademik dan Majelis Wali Amanah.

iii) Integrasi dan Sinergi

Multi-kampus ITB secara keseluruhan dikelola oleh 1 (satu) Rektor, 1 (satu) Senat Akademik, 1 (satu) Majelis Wali Amanah, dan 1 (satu) sistem pengaturan (governance) dengan pertimbangan aspek keutuhan institusi.

Karakteristik Multi-kampus ITB adalah bahwa setiap kampus pada suatu lokasi mencakup semua komponen Tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Fokus kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi pada masing-masing kampus dapat berbeda-beda, demikian pula fokus keilmuan di berbagai kampus bisa berbeda-beda. Namun demikian, Kampus Utama dan kampus-kampus lain ITB pada lokasi yang berbeda harus terintegrasi dan bersinergi.

iv) Kesetaraan

Kesetaraan antara Kampus Utama ITB dengan calon lokasi-lokasi yang akan menjadi bagian dari Multi-kampus ITB, mencakup kesetaraan pada aspek kualitas infrastuktur dan atmosfer akademik.

Kesetaraan juga melalui jaminan kualitas sistem layanan kepakaran maupun manajemen kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

v) Efektivitas dan Efisiensi

Untuk menjaga kepentingan stakeholders ITB, maka pengembangan Multi-kampus ITB selayaknya tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan pada kampus-kampus ITB yang telah ada. Untuk menjamin keberlangsungan (sustainability) operasi dan pengembangan ITB dalam jangka panjang, pengembangan Multi-kampus ITB harus mempertimbangkan dengan baik kapasitas sistem dan sumber daya ITB, khususnya sistem pengelolaan dan pengaturan, ketersediaan sumber daya insani dan kapasitas finansial ITB dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Keterbatasan sumber daya yang ada dan

(19)

kebutuhan sumber daya yang tinggi dalam pengembangan Multi-kampus ITB prinsip efektivitas dan efisiensi selayaknya diterapkan dalam pengelolaan dan pengembangan Multi-kampus ITB, tidak hanya terbatas pada aspek infrastruktur fisik saja, namun juga mencakup aspek-aspek lainnya terutama sarana, sumber daya insani, finansial, dan atmosfer akademik yang berkualitas.

Pengembangan Multi-kampus dimungkinkan untuk menggunakan skema kerjasama dengan pihak lain dengan skema pendanaan dari pihak pemerintah daerah atau swasta selama menerapkan standar operasional ITB yang berkualitas dan dengan wewenang penuh kesinambungan kampus pada pihak ITB.

vi) Inklusi

Pengembangan Multi-kampus harus bermakna sebagai upaya untuk memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, budaya dan lingkungan.

Pengembangan Multi-kampus sangat unik karena mempertimbangkan pula kebutuhan masyarakat setempat serta dampak sosialnya. Pengembangan Multi-kampus ITB senantiasa berwawasan keilmuan sekaligus sosial lingkungan untuk tercapainya ITB yang berkelanjutan.

5. Prosedur Pengajuan Usulan

i) Usulan pengembangan kampus baru ITB sebagai bagian dari Multi-kampus ITB diajukan oleh Rektor kepada Senat Akademik, dengan suatu proposal yang disusun oleh sebuah tim (panitia) yang dibentuk oleh Rektor.

Senat Akademik sebagai organ ITB yang berfungsi menetapkan norma dan kebijakan akademik serta mengawasi pelaksanaannya, akan menetapkan persetujuan atau penolakan atas usulan tersebut kepada Rektor, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akademik. Bila usulan tersebut disetujui oleh Senat Akademik, selanjutnya Rektor mengajukannya kepada Majelis Wali Amanat (MWA).

ii) Usulan Pengembangan Kampus Baru ITB disusun untuk kurun waktu perencanaan selama minimum 5 (lima) tahun, mencakup paling sedikit hal-hal berikut:

a) Rencana program akademik yang akan dilaksanakan dan dikembangkan di Kampus Baru ITB tersebut berikut dasar-dasar pertimbangannya yang sejalan dengan Norma Pengembangan Multi-kampus ITB, yaitu keunggulan; relevansi; integrasi dan sinergi; kesetaraan; efektivitas dan efisiensi; serta inklusi.

(20)

b) Rencana pengembangan infrastruktur, baik fisik, telekomunikasi dan informasi, serta gedung dan peralatan untuk Kampus Baru ITB dan untuk menjaga keterpaduan dan sinergitasnya dengan kampus-kampus lain ITB yang telah ada.

c) Rencana pengembangan dan penugasan (deployment) sumber daya insani, baik tenaga dosen maupun tenaga administasi dan pendukung, untuk operasi dan pengembangan Kampus Baru ITB.

d) Rencana investasi dan biaya operasional Kampus Baru ITB, serta proyeksi pendapatan dari pelaksanaan kegiatan di Kampus Baru ITB.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu kemampuan membaca pemahaman, perlu ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran yang baru dan berbeda dari pembelajaran sebelumnya, agar kemampuan

Dengan pembuatan Software ini diharapkan dapat menghilangkan batasan ruang dan waktu, serta dapat membantu dalam penelitian, dengan menggunakan fitur automatic citation dapat

Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada PT PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Retrieved from E-Jurnal Universitas

Pada semua massa burung, tegangan yang terjadi pada bagian paling atas windshield telah melebihi kekuatan luluh material (68 MPa) bahkan hampir sama dengan kekutan maksimum

Nilai keserempakkan kontak PMT saat membuka atau menutup didasarkan pada hasil penunjukkan circuit breaker analyzer (Goeritno & Syaputra, 2014).. Dari tabel 4 dapat

Struktur perekonomian Kabupataen Lamongan yang masih besar ditopang oleh sektor pertanian mengakibatkan laju pertumbuhan ekonominya masih dibawah rata-rata Jawa

Dari serangkaian kegiatan pada pelatihan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan

Skripsi yang berjudul “Peranan Sri Paku Alam VIII Pada Masa Agresi Militer Belanda Kedua di Yogyakarta tahun (1948-1949)” telah disetujui pembimbing