• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta

Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

Alex Palit

(5)

God Bless and You – Rock Humanisme Oleh: Alex Palit

© 2017 Alex Palit

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang Diterbitkan pertama kali oleh:

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 717081472

ISBN: 978-602-04-4523-6

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan

(6)

Daftar Isi

Kata Pengantar |

06

Musik dan Kehidupan |

10

God Bless sebuah Episode Perjalanan |

23

Rock Humanisme God Bless |

56

Ikon Rock Indonesia |

92

Diskografi |

97

Catatan Akhir |

105

(7)

S

eperti banyak disebutkan oleh para filsuf, keindahan musik bukan hanya terletak pada permainan harmonisasi nada, melodi, dan lirik, melainkan pada dialektika bunyi. Pada dialektika bunyi inilah artikulasi sebuah lagu memancarkan makna dan auranya. Dalam wacana seni realisme, keindahan bunyi pada bahasa musik tidak sekadar bermakna ungkapan simbolik, tetapi juga merepresentasikan sebuah narasi atas realitas sosial yang biasanya selalu dikaitkan dengan pokok-pokok persoalan humanisme (kemanusiaan).

Musik sebagai media komunikasi tidak ada bedanya dengan bahasa, yaitu suatu artikulasi bunyi yang bermakna lebih dari sekadar instrumentasi bunyi yang di dalamnya dapat mengungkapkan pesan-pesan, gagasan-gagasan, atau bahkan berupa pernyataan sikap yang di dalamnya dapat bersifat kemanusiaan, sosial, politik, dan budaya. Tidak mengherankan bila kemudian disebutkan bahwa musik mengambil peran cukup penting dalam kehidupan. Itulah

sebabnya jiwa suatu masyarakat atau bangsa dapat dipelajari dari watak musiknya.

Dalam konteks seni, pemahaman tentang estetika itu selalu berhubungan dengan ungkapan nilai keindahan, kebaikan dan kebenaran. Sebagaimana dikatakan Plato, sumber rasa keindahan adalah cinta kasih. Karena adanya kecintaan, maka manusia selalu ingin kembali menikmati apa yang dicintainya itu. Rasa cinta manusia ini bukan hanya tertuju pada keindahan, tetapi juga kebaikan (moral) dan kebenaran (ilmu pengetahuan).1 Tak heran bila kemudian Plato menganggap musik memiliki pengaruh cukup kuat dalam kehidupan. Bahkan musik tidak sekadar dianggap sebagai sarana hiburan, namun juga mencerminkan moralitas suatu masyarakat.

Menurut Filsuf Plato dalam bukunya yang sangat terkenal, yaitu Republik, musik mempunyai peran cukup kuat dalam kehidupan termasuk dalam kehidupan 1. Jakob Sumardjo, Jakob Sumardjo, Filsafat Seni,

Penerbit ITB, Bandung, 2000, hal. 272.

Musik

dan

Kehidupan

(8)

kenegaraan. Menurutnya, musik memiliki pengaruh cukup kuat di bidang politik. Musik dapat menggambarkan kekuatan, kebaikan maupun kejahatan. Bahkan kejayaan atau keruntuhan suatu negara

dapat disebabkan watak musiknya.2

Masyarakat yang memandang musik hanya sebagai hiburan semata, sebagai alat untuk bersenang-senang, serta sebagai media umtuk mabuk-mabukan, pastilah masyarakat bermoral rendah. Dalam hal ini, Plato menempatkan musik tidak semata-mata sebagai hiburan, tetapi mampu menyentuh perasaan dan mengandung pedoman-pedoman atau arahan-arahan yang tertuang di dalam syair yang diungkapkan dalam musik.

Pentingnya musik bagi nilai kehidupan ini juga tidak luput dari perhatian Muhammad Iqbal, seorang filsuf dan sastrawan asal Pakistan. Iqbal banyak memberikan sumbangan pemikiran pada kebudayaan Dunia Islam. Menurut Iqbal, musik adalah bagian dari karya seni yang tidak mempunyai arti jika tidak bertautan dengan hidup, manusia dan masyarakat. Tujuan seni adalah hidup itu sendiri. Oleh karena itu, seni harus menciptakan kerinduan kepada hidup yang sublim. Bait-bait dalam lagu harus

2. Sukatmi Susantina, Nada-Nada Radikal – Perbincangan Para Filsuf Tentang Musik, Pantha Rhei Books, Yogyakarta, 2004, hal 24.

membawa pesan tentang kehidupan abadi meneruskan tujuan Tuhan. Seperti kata-kata Malaikat Jibril saat mengumumkan Hari Pembalasan.

Seperti doa tahlil, seniman tidak ada bedanya dengan ulama yaitu orang-orang yang diridhoi dan mendapat anugerah untuk mengamalkan dan mewartakan ilmunya ke jalan yang benar demi kebaikan dan kebajikan umat manusia.

Menurut Iqbal, musik tidak ada bedanya dengan puisi. Musik menjaga ladang kehidupan agar tetap menghijau dan memberi petunjuk kehidupan abadi kepada kemanusiaan. Seni adalah sarana yang berharga bagi prestasi kehidupan dan pembinaan martabat manusia. Bahkan keberadaan seni ditempatkan sebagai nurani terdalam suatu bangsa. Di sini, posisi seniman memiliki kekuatan yang sangat besar yang dapat mengangkat derajat bangsanya, dan mengantarkannya ke arah kebesaran demi kebesaran yang lebih tinggi. Untuk itulah, seorang seniman seharusnya menjadi pelopor suatu fajar kebangkitan dan menjadi rahmat bagi kemanusiaan.3

Pendapat kedua filsuf tersebut setidaknya menunjukkan kepada kita bahwa kehadiran musik memberikan

3. M.M Syarif, Iqbal Tentang Tuhan dan Keindahan, Mizan, Bandung, 1993, hal 126.

(9)

Tujuan manusia menikmati

musik adalah untuk

memperoleh kebahagiaan.

peran dan pengaruh yang cukup kuat dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Musik yang di dalamnya mengandung bait-bait keindahan dan keselarasan haruslah mengutamakan pesan kebajikan dan mengajarkan kearifan-kearifan pada hidup manusia.

Jadi dalam berkarya, seorang seniman sudah seyogyanya tidak hanya menuangkan kebebasannya dalam berekspresi, tetapi juga mampu membangkitkan kesadaran pada nilai humanisme (kemanusiaan) dengan cara memahami realitas sosial sekaligus memberikan makna pada kehidupan. Tahapan pendewasaan dalam menyerap dan memahami karya seni yang berpijak pada realitas sosial inilah yang akan membawa manusia pada transformasi

kesadaran yang pada akhirnya berkembang sebagai sebuah gerak dialektika.

Untuk memahami sebuah karya musik secara total memang diperlukan sebuah wacana apresiatif karena musik itu sendiri merupakan sebuah ungkapan ekspresi dari perasaan atau pikiran seniman yang di dalamnya mengandung nilai estetika, spiritual, etika, moralitas, atas

penggambaran sendi-sendi bangunan realitas sosial atau nilai-nilai sosial yang hidup di tengah masyarakat. Melalui ungkapan simbolisasi lirik, syair atau bait-bait yang terkandung di dalam lagu– atau bahkan nada-nada itu sendiri – pencipta lagu mengutarakan ragam pesan yang pada akhirnya akan diterima, dinikmati, dipahami, dihayati, dan dimaknai oleh penikmat atau pendengarnya.

Contoh paling sederhana adalah ketika kita merayakan atau menghadiri pesta ulang tahun kelahiran seseorang. Acara itu biasanya selalu diiringi nyanyian lagu Happy Birthday dengan harapan semoga panjang umur serta mulia. Dalam lagu tersebut terkandung ungkapan harapan agar yang berulang tahun bukan hanya diberkahi panjang umur, melainkan juga menemukan kembali kemuliaan harkat dan martabatnya sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling mulia.

Begitu pula apa yang ada di benak kita atau getaran yang kita rasakan saat mendengarkan atau menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu-lagu bernuansa kebangsaan lainnya. Lagu-lagu yang diciptakan pada zaman perjuangan pergerakan kemerdekaan yang sarat dengan spirit kebangsaan, patriotisme, heroik itu mampu menjadi perekat sosial yang pada akhirnya mampu membangunkan kesadaran dan spirit rakyat Indonesia untuk bangkit berjuang

(10)

melepaskan diri merebut kemerdekaan dari cengkeraman penjajah.

Menurut Aristoteles (384 – 322 SM) yang juga murid Plato, fungsi musik bagi kehidupan manusia mempunyai peran ganda. Selain dapat mempengaruhi kejiwaan (psikologis) seseorang misalnya membangkitkan semangat atau emosi, musik juga berfungsi sebagai alat pendidikan yang berguna bagi pembentukkan dan pengembangan karakter manusia.4

Tujuan manusia menikmati musik adalah untuk memperoleh kebahagiaan. Filsuf yang banyak memberikan

sumbangan pemikiran tentang etika dan estetika itu membagi tingkatan tujuan manusia menikmati musik dalam tiga fase kepuasan;

Pertama, tingkatan kepuasan yang paling rendah atau disebut sebagai kesenangan yang dipengaruhi oleh kecenderungan nafsu manusia; seksual, keserakahan, kepemilikan, dan penguasaaan. Apabila sebuah karya musik hanya bertujuan untuk membangkitkan kebahagiaan dan kepuasan pada tingkat kesenangan saja maka karya tersebut masih berkualitas rendah.

Kedua, tingkatan kepuasan untuk memperoleh kebahagiaan yang lebih 4 . Sukatmi Susantina, op cit, hal 34 - 35.

tinggi adalah kemuliaan. Dalam tingkatan ini, muatan karya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan apa yang kita sebut sebagai nilai seperti perhatian, pengabdian, persahabatan, pengorbanan, atau kesetiaan.

Ketiga, tingkatan kepuasan untuk memperoleh kebahagiaan paling tinggi adalah kebajikan. Dalam tingkatan ini, suatu karya musik mengandung manifestasi nilai yang paling luhur, hakiki dan universal. Tingkat kepuasan ini dimanifestasikan atau direpresentasikan dalam hubungan manusia dengan lingkungannya, persoalan kemanusiaan, permasalahan kehidupan dalam

berbangsa, kepahlawanan, integritas, atau penyelamatan bumi.

Pada tingkatan kebajikan, kepuasan tidak hanya dirasakan oleh lingkungan tertentu atau bangsa tertentu, tetapi dapat dirasakan oleh setiap orang yang mendengarkan lagu tersebut. Misalnya tema-tema penindasan suatu bangsa terhadap bangsa yang lain dan diskriminasi ras. Tema-tema tersebut adalah tema-tema universal yang mengandung nilai kebajikan seperti halnya humanisme (kemanusiaan).5

Sekarang tinggal bagaimana

mengintegrasikan musik sebagai sebuah 5. Fred Wibowo, Kebudayaan Menggugat,

(11)

karya seni dalam kegiatan besar manusia yang bernama kebudayaan dan bidang kehidupan lainnya. Sebagaimana kodratnya, musik bisa ditempatkan jauh lebih spesifik lagi. Tidak sekadar sebagai hiburan semata, melainkan juga mewartakan kaidah-kaidah kebenaran dan kebajikan serta membebaskan manusia dari segala bentuk jeratan keirasionalan dan kesadaran semu serta melawan segala bentuk dehumanisasi.

Dalam kehidupan politik, musik dapat berfungsi sebagai kontrol sosial dengan cara melakukan kritik sosial dalam mengungkapkan beragam persoalan yang terjadi di masyarakat. Misalnya pelanggaran hak asasi, kepincangan sosial atau ketidakadilan. Tema-tema tersebut dapat diangkat menjadi narasi, tema lagu, atau nyanyian sebagai bentuk kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial seniman. Bahkan bahasa lagu jauh lebih mampu berbicara karena memiliki relevansi sosial yang mampu menembus sekat ruang dan waktu.

Kritik Sosial

Musik bisa ditempatkan lebih terhormat tidak sekadar sebagai hiburan, melainkan sebagai pilar kelima demokrasi yaitu sebagai kontrol sosial. Tidak hanya pers yang dapat berfungsi sebagai kontrol sosial.

Melalui peran kritisnya, musik juga dapat berfungsi berperan sebagai kontrol sosial.

Fungsi kontrol ini sekaligus menjadi kritik seni untuk mengungkap beragam persoalan yang terjadi di masyarakat, seperti pelanggaran hak asasi, kepincangan sosial, ketidakadilan,

kesewenang-wenangan atau penyalahgunaan kekuasaan. Semua ini bisa diangkat menjadi narasi, tema lagu atau nyanyian sebagai bentuk kepekaan, kepedulian dan tanggung jawab sosial sang seniman.

KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur yang juga dikenal sebagai budayawan dan pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, menganggap protes melalui musik adalah sebuah protes budaya yaitu protes yang mengacu pada suatu keadaan atau kasus-kasus yang ada tanpa secara langsung menuding seseorang sebagai pihak yang bertanggung jawab. Menurut Gus Dur, sebagai bentuk kreativitas seni, kehadiran musik protes ini harus menyajikan perspektif jangka panjang. Karena itu apa yang diproteskan dalam musik protes adalah prinsip-prinsip umum yang terjadi dalam realitas kehidupan. Misalnya kritik tentang ketidakadilan atau ketimpangan sosial lainnya. Karena budaya musik protes ini menunjukkan sesuatu yang berjangka panjang, maka musik protes tidak diikat oleh sebuah kasus tertentu. Inilah yang membuat musik protes tidak terikat dengan

(12)

ruang dan waktu tertentu serta hal-hal yang terkait dengan kepentingan kekuasaan.

Masih menurut Gus Dur, keberadaan musik protes ini sendiri tidak selalu lahir karena adanya tekanan, tetapi juga dapat disebabkan oleh keprihatinan sang seniman atas kondisi sosial. Lagu protes yang berasal dari keprihatinan justru lebih baik karena lahir dari dalam, bukan karena tekanan dari luar.

Dari pendapat Gus Dur tersebut, dapat diketahui bahwa keberadaan musik protes ini menunjukkan bahwa musik dapat berfungsi sebagai kontrol sosial.

Dalam hal ini, kedudukan, status, maupun peran seniman sendiri pada hakekatnya tidak ada bedanya dengan ulama,wartawan atau intelektual. Melalui perannya yang cukup strategis tersebut, seniman haruslah berani mewartakan kaidah-kaidah kebenaran dan mengungkap segala bentuk kepalsuan-kepalsuan yang terjadi di masyarakat termasuk melawan segala bentuk dehumanisasi.

Misalnya lirik dan tema lagu Merah Putih dan Reruntuhan di album Perahu Retak - Franky Sahilatua, yang berkisah tentang bencana kemanusiaan akibat pembangunan Waduk Kedungombo.

Lagu-lagu tersebut menunjukkan kemampuan seniman melihat persoalan

bangsa. Kepekaan ini bukan hanya dimiliki kaum politisi. Kaum seniman juga mempunyai kemampuan yang sama tetapi dengan bahasa yang berbeda. Jika para politisi bisa memprediksi persoalan kebangsaan dari analisa politik, seniman dapat memprediksi persoalan kebangsaan dari analisa-analisa kultural atau kesenian. Musik sebagai hiburan juga harus memberi pencerahan dengan lirik atau lagu yang berjiwa dan bermakna bagi kehidupan. Dalam berkesenian, seorang seniman tidak boleh memalingkan diri dari realitas sosial.6

Di era industri musik, kritik sosial yang menyorot kepincangan-kepincangan sosial juga banyak ditemui, seperti pada lagu-lagunya Iwan Fals, Sawung Jabo, Franky Sahilatua, Leo Kristi, Gombloh, Harry Roesli, Mogi Darusman, God Bless, Sirkus Barock, Swami, Kantata Takwa, atau Slank. Di era kekuasaan Orde Baru yang sangat represif terhadap kritik seni, lagu-lagu bernada kritik sosial tidak jarang dicekal, disensor tidak boleh ditayangkan di televisi atau dilarang dimainkan di panggung karena dianggap dapat mengganggu stabilitas politik. Sikap represif tersebut ternyata tidak membuat jera dan mematikan kreativitas seniman untuk berbicara lantang mengungkapkan persoalan bangsa.

6 . Alex Palit, Gus Dur dan Budaya Musik Protes (2), Tribunnews.com., 5 September 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaannya juga terdapat kendala atau permasalahan yang dihadapi guru yaitu, (Orientasi) masalah waktu yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran apabila siswa

1) Orientasi kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya,

Dengan adanya aplikasi E-learning ini, apakah dapat meningkatkan minat belajar siswa SMA Plus Pembangunan Jaya melalui internet?. Dengan adanya aplikasi E-learning ini,

Dari hasil wawancara sebelum pembelajaran (wawancara awal) dan hasil wawancara akhir (wawancara setelah.. pembelajaran) di ketahui bahwa Subjek S 1 selalu mempersiapkan

Penggunaan etiket, harus memiliki informasi yang sangat banyak, atau keterangan yang lebih lengkap, oleh karena itu digunaka QR Code yang dapat menampung informasi yang sangat

Ilmu alam merupakan ilmu yang mempelajari obyek- obyek empiris di alam semesta ini. Ilmu alam mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang mempunyai manfaat bagi

Dari tabel di atas bahwa penerapan media kartu hitung dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas siswa 65,5

Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang sama bahwa tingkat ekspresi mRNA LOXL-1 pada dinding vagina wanita dengan POP lebih tinggi dari non POP, namun setelah pemberian