• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Faal Kelompok b6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Faal Kelompok b6"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM 1 PRAKTIKUM 1 SISTEM SENSORIK SISTEM SENSORIK Tujuan Praktikum Tujuan Praktikum

Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: Pada akhir latihan ini, mahasiswa harus dapat: 1.

1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin.Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin. 2.

2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit.Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri dikulit. 3.

3. Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil).Memeriksa daya menentukan tempat rangsangan taktil (lokalisasi taktil). 4.

4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktMemeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi takt il) pada perangsanganil) pada perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif).

serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksetif). 5.

5. Menentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (afterMenentukan adanya perasaan iringan dan menerangkan mekanisme terjadinya (after image).

image). 6.

6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda :Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda : a.

a. Kekerasan permukaanKekerasan permukaan  b.

 b. BentukBentuk c.

c. Bahan pakaianBahan pakaian 7.

7. Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh.Memeriksa daya menetukan sikap anggota tubuh. 8.

8. Mengukur waktu reaksi.Mengukur waktu reaksi. 9.

9. Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh.Menyebutkan faktor-faktor sikap anggota tubuh. Alat yang diperlukan

Alat yang diperlukan 1.

1. 3 waskom dengan a3 waskom dengan air bersuhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C.ir bersuhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C. 2.

2. Gelas beker dan termometer kimia.Gelas beker dan termometer kimia. 3.

3. Alkohol atau eter.Alkohol atau eter. 4.

4. Es.Es. 5.

5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey danKerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut Frey dan  jarum.

 jarum. 6.

6. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian.+ benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian. 7.

7. Mistar pengukur reaksi.Mistar pengukur reaksi. Teori Dasar

Teori Dasar

Fungsi sel saraf adalah mengirimkan impuls yang berupa rangsang. Setiap neuron Fungsi sel saraf adalah mengirimkan impuls yang berupa rangsang. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi  plasma

 plasma sel. sel. Pada Pada bagian bagian luar luar akson akson terdapat terdapat lapisan lapisan lemak lemak disebut disebut mielin mielin yangyang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.

merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet.

sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet. a.

a. Sel saraf sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,Sel saraf sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).  b.

 b. Sel saraf motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atauSel saraf motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan motorik berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson

akson saraf asosiasi, saraf asosiasi, sedangkan sedangkan aksonnya aksonnya dapat dapat sangat sangat panjang.panjang. c.

c. Sel saraf intermediet atau sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistemSel saraf intermediet atau sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf sensorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

(2)

Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba tentang kondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, dikulit adalah indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif.

sentuhan, tekanan, getaran dan proprioseptif. a.

a.  Nosiseptor Nosiseptor

Reseptor nyeri /nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam Reseptor nyeri /nosiseptor terletak pada daerah superficial kulit, kapsul sendi, dalam  periostes

 periostes tulang tulang sekitar sekitar dinding dinding pembuluh pembuluh darah. darah. Reseptor Reseptor nyeri nyeri merupakanmerupakan  free free nerve ending

nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulitdengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitif terhadap temperatur membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Nosiseptor sensitif terhadap temperatur yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan yang ekstrim, kerusakan mekanis dan kimia seperti mediator kimia yang dilepaskan sel yang rusak. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi, sel yang rusak. Rangsangan pada dendrite di nosiseptor menimbulkan depolarisasi,  bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi

 bila segmen akson mencapai batas ambang dan terjadi potensial aksi di susunan sarafdi susunan saraf  pusat.

 pusat. Kapasitas Kapasitas jaringan jaringan utnuk utnuk menimbulkan menimbulkan nyeri nyeri apabila apabila jaringan jaringan tersebuttersebut mendapat rangsangan yang mengganggu bergantung adanya nosiseptor. Nosiseptor mendapat rangsangan yang mengganggu bergantung adanya nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai saraf yang peka terhadap Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai saraf yang peka terhadap rangsangan mekanis, kimia, suhu, listrik yang menimbulkan nyeri. Nosiseptor rangsangan mekanis, kimia, suhu, listrik yang menimbulkan nyeri. Nosiseptor terletak di jaringan subkuti, otot rangka, dan sendi. Reseptor nyeri di visera tidak terletak di jaringan subkuti, otot rangka, dan sendi. Reseptor nyeri di visera tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tettapi di permukaan peritoneum, terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tettapi di permukaan peritoneum, membrane pleura, durameter, dan dinding pembuluh darah.

membrane pleura, durameter, dan dinding pembuluh darah.  Nyeri

 Nyeri merupakan merupakan suatu suatu bentuk bentuk peringatan peringatan akan akan adanya adanya bahaya bahaya kerusakan kerusakan jaringan.jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak.

fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang rusak.  b.

 b. TermoreseptorTermoreseptor

Temperatur reseptor/termoreseptor merupakan

Temperatur reseptor/termoreseptor merupakan free  free nerve nerve endingending yang terletak padayang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/empat kali lebih dermis, otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/empat kali lebih  banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin  banyak daripada reseptor panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi dan panas. Sensasi temperature diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Termoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperatur berubah, nyeri. Termoreseptor merupakan phasic reseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabil.

tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur yang stabil.

Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1) termoreseptor di Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1) termoreseptor di kulit (peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor sentral di hipotalamus, kulit (peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor sentral di hipotalamus, korda spinalis, dll. (central thermoreceptors).Termoreseptor sentral memiliki umpan korda spinalis, dll. (central thermoreceptors).Termoreseptor sentral memiliki umpan  balik negatif

 balik negatif esensial esensial untuk mempertahankan untuk mempertahankan suhu inti suhu inti sedang termoreseptor sedang termoreseptor periperperiper  berfungsi

 berfungsi menghantar menghantar sinyal sinyal ke ke pusat pusat integrasi integrasi dingin dingin di di hipotalamus. hipotalamus. HipotalamusHipotalamus melayani seluruh refleks integrasi suhu dan mengirimkan sinyal kembali melalui melayani seluruh refleks integrasi suhu dan mengirimkan sinyal kembali melalui saraf simpatis autonom

saraf simpatis autonom ke kelenjar keringat, ke kelenjar keringat, pembuluh darah pembuluh darah kulit, kelenjarkulit, kelenjar adrenalis, dan melalui neuron motoris pada otot skeletal.

adrenalis, dan melalui neuron motoris pada otot skeletal. Transfer Panas

Transfer Panas

Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi (Parsons 1993, Elias & Jackson 1996, Ganong 1997). BAK dan BAB dapat (Parsons 1993, Elias & Jackson 1996, Ganong 1997). BAK dan BAB dapat menurunkan suhu ± 1%. Panas inti ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit menurunkan suhu ± 1%. Panas inti ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan penghantaran panas jaringan (tissue conductance).

melalui sirkulasi darah dan penghantaran panas jaringan (tissue conductance).

  Kontrol Kehilangan pan Kontrol Kehilangan panas melalui radiasi dan konduksias melalui radiasi dan konduksi

Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol fisiologis, melalui perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah fisiologis, melalui perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah ke kulit maka akan semakin kecil perbedaan dengan suhu lingkugan. Jika, ke kulit maka akan semakin kecil perbedaan dengan suhu lingkugan. Jika,

(3)

kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang, penghantaran panas ke perifer semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan dapat semakin kecil  juga. Vasokonstriktor karena rangsangan simpatis, akan terinervasi karena suhu

dingin dan akan meningkat ketika suhu meningkat.

Sedang mekanisme perubahan perilaku, seperti tubuh melingkar/mlungker ketika suhu dingin, akan mengurangi luar permukaan yang terpapar suhu lingkungan yang dingin, dengan demikian akan menurunkan pembebasan panas tubuh ke lingkungan (melalui reaksi radiasi dan konduksi) dan menurunkan hantaran suhu lingkungan ke dalam tubuh. Demikian juga sebaliknya.

  Kontrol kehilangan panas melalui Evaporasi

Kehilangan air melalui kulit, kelenjar keringat, dan jalan pernafasan juga dapat  bermanfaat untuk meningkatkan pembebasan panas.

  Integrasi mekanisme efektor

Suhu lingkungan yang dapat ditoleransi oleh tubuh melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi di kulit saja saja disebut dengan thermoneutral zone. Di bawah atau di atas zona ini tubuh masing-masing harus meningkatkan produksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas.

c. Mekanoreseptor

Mekanoreseptor (mechanoreceptor) adalah sel yang mentransduksi rangsangan mekanik dan merelay sinyal ke  sistem saraf pusat. Mekanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan dan yang bias menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:

 Tactile reseptor memberikan sensai sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi

sentuhan memberikan inforamsi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan/ debaran.

 Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh

darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan sistem reproduksi.

 Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur

dan fungsi yang kompleks pada reseptor sensoris. d. Kemoreseptor

Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah). Kemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanya sensasi yang diberikan kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menuju  batang otak yang merupakan pusat otonomik yang mengatur pusat respirasi dan

fungsi cardiovascular.

Rangsang yang diberikan ke dalam tubuh kita baik eksternal maupun internal amat sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, dalam hal ini kaitannya adalah dengan  bagaimana kita merespon ransang tersebut.

Respon-respon tersebut ditentukan oleh sebuah mekanisme dimana mekanisme tersebut adalah pemrosesan informasi yang ditransmisikan oleh serat-serat saraf otak dari berbagai reseptor yang terletak di seluruh tubuh (mekanisme sensorik). Sensasi-sensasi tersebut diklasifikasikan menjadi indera kutan, viseral, olfaktorius,  penciuman, visual, pendengaran dan posisi.Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah organ pengindera atau reseptor, jaras sensoris ke otak dan area sensoris otak di korteks serebri.

(4)

Mekanisme sensorik yang terjadi dalam tubuh kita umumnya adalah sebagai  berikut,yaitu adanya stimulus mengaktifkan voltage gated channel yaitu kanal ion terbuka. Kemudian terjadi perpindahan ion (Na+ ke dalam dan K+ keluar). Perpindahan ini mengakibatkan perubahan potensial membran berupa 3 event (depolarization, repolarization, dan hyperpolarization). Akhirnya terjadi fluktuasi yaitu perubahan dari nilai normal yang berfungsi sebagai senyal listrik. Penghantaran impuls sensorik ini berkaitan dengan sistem pompa ion dalam tubuh. Terjadinya  potensial membran sel akibat perbedaan distribus ion Na, K, dan anion.

Fluktuasi yang dimaksud memiliki 2 bentuk dasar yaitu :

 Gradded Potential  : Terjadi sesaat, perubahan lokal potensial membran. Intensitas

 berkurang sesuai dengan jarak yang ditempuhnya. Besarnya potensial bergantung  pada kekuatan stimulus yang diberikan. Graded potensial yang cukup besar (mencapai Threshold/ambang) dapat menginisiasi Action potential. Arus yang terjadi segera menghilang akibat kebocoran membran plasma. Graded potential hanya dapat berjalan pada jarak yang dekat.

  Action Potential : Berfungsi sebagai sinyal jarak jauh. Memungkinkan

komunikasi jarak jauh. Penjalaran impuls satu arah dari asal stimulus. Memiliki komponen Depolarisasi yaitu perubahan potensial dari -70mV menjadi +30mV akibat adanya influx Na+ , Repolarisasi yaitu potensial membran kembali ke  potensial istirahat dari +30mV menjadi -70mV akibat adanya efflux K+, Hyperpolarisasi/undershoot yaitu potensial menjadi lebih negatif daripada  potensial istirahat akibat perpindahan ion kalium.

Tata Kerja :

I. Perasaan subyektif panas dan dingin

1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu 20˚C, 30˚C dan 40˚C.

2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20˚C dan tangan kiri kedalam air   bersuhu 40˚C untuk ± 2 menit. Catat kesan apa yang saudara alami.

 Jwb : Tangan kanan terasa dingin, dan tangan kiri terasa panas.

3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air bersuhu 30˚C. Catat kesan apa yang saudara alami.

VI I .1. Apakah ada per bedaan per asaan subyekti f antar a kedua tan gan tersebut? Apa sebabnya?

 Jwb :

Ya, ada perbedaan perasaan subyektif antara kedua tangan. Dimana tangan kanan terasa lebih panas dan tangan kiri terasa lebih dingin. Hal ini disebabkan karena  perubahan suhu yang diterima oleh kulit yang menyebabkan terjadinya perpindahan kalor (pelepasan kalor di tangan kiri dan penerimaan kalor di tangan kanan), dimana hal ini akan merangsang reseptor Krause yang berperan sebagai cold thermoreceptor dan reseptor Ruffini yang berperan sebagai warm thermoreceptor. 4. Tiap perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari ja rak ± 10 cm.

5. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti diatas. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan  pada sub 4 dan 5.

 Jwb : Punggung tangan terasa lebih dingin.

6. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol atau eter.

VI I .2. Apakah ada bedanya antara k e 3 hasil tin dakan pada sub 4,5 dan 6? A pa sebabnya?

(5)

 Jwb : Ya, terdapat perbedaan antara ke 3 hasil tindakan pada sub 4,5 dan 6. Pada tindakan 4 dan 5 lebih terasa dingin dibandingkan setelah diberi alkohol, hal ini mungkin disebabkan karena adaptasi pada kulit yang sebelumnya sudah terjadi dan  juga sifat alkohol yang cepat menguap.

II. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri Kulit

1. Letakkan punggung tangan kanan saudara diatas sehelai kertas dan tarik garis pada  pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.

2. Pilih dan gambarkan ditelapak tangan itu suatu daerah seluas 3 x 3 cm dan gambarkan pula daerah itu dilukisan tangan pada kertas.

3. Tutup mata orang percobaan dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja. 4. Selidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan

 panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air  panas bersuhu 50˚C. Tandai titik -titik panas yang diperoleh dengan tinta.

5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada sub. 4 dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es.

6. Selidiki pula menurut cara diatas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan nyeri  pada jarum.

7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperopleh pada lukisan tangan dikertas.

VII.3. Menurut teori, kesan apakah yang akan diperoleh bila titik dingin dir angsang ol eh benda panas? Bagaim ana keter angann ya?

 Jwb :  Kesan yang akan diperoleh bila titik dingin dirangsang oleh benda panas adalah o.p merasa panas apabila kerucut yang telah panas diletakkan di titik P, dan merasa dingin ketika kerucut kuningan diletakkan di titik D.

 Berdasarkan hasil percobaan pada o.p dapat disimpulkan bahwa sensasi titik panas dan dingin terasa jelas pada daerah tengah telapak tangan. Disini terlihat bahwa reseptor-reseptor panas dan dingin pada daerah tangan paling banyak terletak pada

(6)

daerah tengah, selain itu daerah tengah telapak tangan sedikit lebih curam, hal ini menandakan disana lebih sedikit jaringan lemaknya sehingga sensasi panas dan dingin lebih terasa.

III. Lokalisasi Taktil Dasar Teori

Reseptor taktil adalah Mekanoreseptor, Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan  bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Indera raba (taktil): reseptor taktil adalah alat indera yang paling luas, terletak diseluruh permukaan kulit dan beberapa selaput lendir. Ada dua fungsi penting yaitu untuk survival; dengan mengidentifikasi sentuhan ringan secara umum, temperatur, dan rasa nyeri. Sedangkan fungsi diskriminasi yang berkembang kemudian, penting untuk mengenal tekstur, bentuk, lokasi akurat dari suatu sentuhan dan berperan penting dalam  perkembangan persepsi tubuh, keterampilan motorik halus dan praksis.

Reseptor indera taktil terletak pada kulit dan beberapa lokasi selaput lendir. Indera taktil memberikan informasi tentang kualitas benda-benda yang diraba (keras, halus, dsb), arah gerak dari input taktil dan lokasi dari input tersebut (= fungsi diskriminatif). Selain itu system taktil juga menerima rasa raba halus, nyeri dan temperatur (=fungsi  protektif).

Reseptor taktil, terdapat paling sedikit 6 jenis reseptor, tapi sebenrnya masih banyak reseptor taktil yang serupa.

1. Beberapa ujung saraf bebas, yang terdapat di jumpai di semua bagian kulit dan  jaringan-jaringan lain,dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.

2. Reseptor raba dengan sensitivitas khusus,yakni badan meisner, yang meupakan  juluran saraf bermeilin dari sensorik besar meilin jenis (A&B). Reseptor ini terutama  peka terhadap pergerakkan objek di atas permukaan kulit seperti juga terhadap

getaran berfrekuensi rendah.

3. Ujung jari dan daerah-daerah lainnya yang mengandung banyak sekali badan meissner biasanya juga mengandung reseptor taktil yang ujung nya meluas,yang salah satu jenis nya diskus Merkel. Berperan penting dalam melokalisasi sensasi raba di daerah permukaan tubuh yang spesifik dan menentukan bentuk apa yang dirasakan.

4. Pergerakkan sedikit saja pada setiap rambut tubuh akan merangsang serabut saraf yang pangkal nya melilit.jadi setiap rambut, dan bagian dasar serabut saraf yang disebut organ ujung rambut. Reseptor ini dapat mendeteksi, pergerakkan objek pada  permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh.

5. Ruffini reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk jaringan yang terus-menerus, missal nya sinyal raba dan tekan yang besar dan  berkepanjangan.

6. Badan Paccini . reseptor ini hanya dapat dirangang oleh penekkanan local jaringan yang cepat karena reseptor ini beradaptasi dalam waktu sepersekian detik.

Tata Kerja

1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik dikulit ujung  jarinya.

2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung sebuah pensil pula.

(7)

4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

VI I .4. Apakah kemampuan lok ali sasi takti l seseoran g sama besarn ya untu k selu r uh bagian tubuh? 

 Jwb : Tidak, kemampuan lokalisasi taktil seseorang berbeda-beda pada setiap bagian tubuh. Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula, seperti pada ujung jari dan bibir yang akan lebih sensitif terhadap rangsangan dibanding telapak tangan, lengan atas dan tengkuk.

V.I I .5. Apakah i sti l ah kemampuan seseoran g untu k menentu kan tempat rangsangan taktil ? 

 Jwb :  Istilah kemampuan seseorang untuk menentukan tempat rangsangan taktil disebut Two Point Localization (TPL)

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP : Melda Khairunisa

No. Lokasi

Jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk (mm) I II III IV V 1. Ujung jari 5 3 2 4 4 2. Telapak tangan 4 5 3 4 4 3. Lengan bawah 5 6 6 7 6 4. Lengan atas 5 7 5 6 7 5. Tengkuk 20 16 26 18 18

Dari data yang didapatkan lokalisasi taktil yang dilakukan normal. Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai.

Kesimpulan

Kemampuan lokalisasi taktil seseorang tidak sama besar pada seluruh bagian tubuh. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang  berbeda pula.

IV. Diskriminasi Taktil Dasar Teori

Reseptor taktil adalah Mekanoreseptor, Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan  bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang  berbeda pula. Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari

(8)

Kemampuan panca indra untuk membedakan keberadaan 2 titik yang mendapat rangsangan sangat dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral yang meningkatkan derajat kontras pada pola spasial yang disadari.

Setiap jaras sensorik bila dirangsang, secara simultan akan menghasilkan sinyal inhibitorik lateral; sinyal ini menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron yang berdekatan. Sebagai contoh, ingat lah neuron yang dirangsang di nukleus kolumna dorsalis. Selain dari pusat sinyal eksitatorik, jaras lateral pendek juga menjalarkan sinyal inhibitorik ke neuron di sekitarnya. Jadi, sinyal ini lewat melelui interneuron tambahan yang mensekresi transmitter inhibitorik.

Pentingnya inhibisi lateral adalah bahwa inhibisi ini menghambat penyebaran sinyal eksitatorik ke lateral sehingga meningkatkan derajat kontras dalam pola sensorik yang dirasakan di korteks serebralis.

Tata Kerja

1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung  jari.

2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai dibawah ambang dan kemudian jauhkan  berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2

titik.

VI I .6. Bagaimana car anya saudara mengatahui bahwa jarak antar kedua uj un g  jangka dibawah amban g diskr imi nasi tak ti l?

 Jwb : Cara mengatahui bahwa jarak antar kedua ujung jangka dibawah ambang diskriminasi taktil adalah dengan bertanya ke OP apakah ia bisa membedakan  sentuhan yang terasa satu atau dua titik, jika terasa dua titik dimana sebelumnya ia

merasa satu, maka itu ambang diskriminsi taktilnya. Ketajaman taktil relatif suatu bagian dapat ditentukan dengan uji ambang diskriminasi 2 titik. Apabila 2 ujung dari jangka tersebut ditempelkan ke permukaan kulit dan merangsang 2 medan reseptif yang berbeda, maka dirasakan 2 titik terpisah. Namun jika kedua ujung  jangka tersebut menempel di permukaan kulit dan merangsang medan reseptif yang  sama, akan dirasakan sebagai 1 titik. Ambang 2 titik berkisar dari 2mm di ujung  jari, dan 48mm di kulit betis yang diskriminasinya paling rendah.

3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan diatas ambang. Ambil angka ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.

4. Lakukan percobaan diatas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksetif).

5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksetif) ambang membedakan dua titik ujung jari, tengkuk, bibir, pipi dan lidah.

6. Berikan sekarang jarak kedua ujung jangka yang sebesar-besarnya yang masih dirasakan oleh kulit pipi depan telinga sebagai satu titik. Dengan jarak ini gerakan  jangka itu dengan ujungnya pada kulit kearah pipi muka, bibir atas dan bibir bawah. Arah gerakan harus tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung  jangka.

(9)

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP : Melda Khairunisa

No. Lokasi Diskriminasi Taktil (cm)

I II III 1. Ujung jari 0,5 0,3 0,3 2. Tengkuk 5,8 5,4 5,2 3. Bibir 1,2 1,0 1,4 4. Pipi 1,6 1,8 1,4 5. Lidah 0,5 0,7 0,7 6. Telapak tangan 0,2 0,5 0,3

 Jwb : Bagian yang terbesar ambang diskriminasi taktilnya yakni tengkuk, dan yang terkecil di bibir dan ujung jari. Ini membuktikan bahwa sentuhan dua titik di tengkuk  sulit dibedakan, karena reseptor peraba lebih banyak namun lapang reseptif kecil di

ujung jari atau bibir. Kesimpulan

Dikriminasi titik merupakan kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung  benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi

dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. V. Perasaan Iringan (After image)

Dasar Teori

Sistem saraf mempunyai sirkuit , salah satunya adalah sikuit reverberasi atau sirkuit  bolak balik (oscilatory).Sirkuit ini dapat disebabkan oleh adanya umpan balik positif di dalam sirkuit neuron. Umpan balik ini ditujukan untuk merangsang kembali masukan sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan berulang-ulang untuk waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu neuron memiliki  percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali ke

neuron sebelumnya.

Adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik sehingga rangsangan yang telah diteruskan oleh satu neuron kembali kembali lagi kepada neuron tersebut sehingga menimbulkan perasaan iringan (after image).

Tata Kerja

1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarakan ditempat itu selama saudara melakukan percobaan VI.

2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI angkatlah pensil dari telinga saudara dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil.

VI I .7. Bagaimana mekanisme ter jadin ya perasaan ir in gan?

 Jwb : Yang dirasakan setelah pensil diambil adalah masih terasa adanya pensil di telinga walaupun pensilnya sudah tidak berada di belakang telinga lagi. Hal ini dapat terjadi karena adanya reseptor fasik yang cepat beradaptasi. Karena cepatnya beradaptasi reseptor yang mencakup reseptor taktil ini, maka titik yang terus menerus diletakkan pensil atau menggunakan jam tangan, akan tidak dirasakan lagi

(10)

karena sudah terbiasa dan karena adaptasi cepat reseptor ini. Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan  sifat sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut.  sehingga pada saat mencopot benda, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan  suatu “off reseptor” dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita menyadari bahwa benda telah di copot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini. Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun  stimulus sudah tidak ada lagi.

Kesimpulan

Sensasi merupakan suatu perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus menerus disebut sensasi beriringan (after image).

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda A. Kekasaran permukaan benda

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan ampelas yang derajat kekasaran yang berbeda-beda.

2. Perhatikan kemampuan orang percobaanm untuk membedakan derajat kekasaran ampelas.

B. Bentuk benda

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil yang saudara berikan.

2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu. C. Bahan pakaian

1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang saudara berikan.

2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/bentuk benda-benda itu.

VI I .8. Bil a orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sif at benda (uk ur an, bentu k, ber at, per mu kaan), apa kelain an neur ologis yang dideritanya?

 Jwb :  Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat, permukaan) maka kelainan neurologis yang dideritanya adalah adanya lesi pada lobus parietal yang tidak dominan  gangguannya disebut “agnosia”. Jika pasien mempunyai daya visus normal dan tidak dapat mengenali benda disebut “agnosia visual”. Jika ketidakmampuan seorang pasien mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan sensorik di sebut “agnosia taktil”.

(11)

Hasil Praktikum

OP : Melda Khairunisa

A. Kekasaran permukaan benda

Kemampuan membedakan derajat kekasaran = NORMAL B. Bentuk benda

Membedakan bentuk benda = NORMAL C. Bahan pakaian

Kemampuan membedakan bahan = NORMAL   Tidak ada kelainan pada daya membedakan berbagai sifat benda

Kesimpulan

Kemampuan membedakan berbagai sifat benda denan baik menandakan sistem sensoris  baik.

VII. Tafsiran Sikap Dasar Teori

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel saraf atau neuron.

Sistem syaraf memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh 2. Pusat kesadaran, memori dan intelegansi

3.  Higher mental process, yaitu reasoning (penalaran), thinking (berpikir),  judgement (pengambilan keputusan).

Seperti yang telah dijelaskan pada teori diatas, jalan dari gerak reflex ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kemudian impus tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang, kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh efektor maka terjadilah respon/tanggapan. Pasien dapat melakukan gerakan yang diperintah oleh pemeriksa dengan benar. Pasien normal dan tidak mengalami gangguan neurologis.

Sistem saraf terbagi menjadi du kelompok besar : 1. Sistem Saraf Sadar

Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya : melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain. Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

A. Sistem Saraf Pusat 

Sistem Saraf Pusat terdiri dari : a. Otak

Otak merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.  b. Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak, serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang belakang, yakni dari ruas-ruas tulang leher hingga ke ruas-ruas tulang

(12)

 pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul gerak refleks.

B. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar system saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubh tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.

2. Susunan Saraf Tak Sadar

A. Susunan Saraf Sim patis B. Susunan Saraf Parasimpati s

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Tata Kerja

1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata.

2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah orang percobaan kedekat kepala, kedekat dadanya, kedekat lututnya dan akhirnya gantungkan disisi badannya.

3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan.

4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.

5. Perhatikan apakah ada kesalahan.

VI I .9. Bi l a orang per cobaan membuat kesalah an dalam melokali sasi tempat-  tempat yang dimi nta, apa nama kelain an neur ologis yang dideri tanya?

 Jwb :  Apabila pasien tidak mampu mengenali tubuh pasien sendiri disebut “autopagnosia”. Jika pasien tidak mampu melakukan suatu gerakan volunter tanpa adanya gangguan dalam kekuatan, sensasi atau koordinasi motorik disebut “apraksia”, dan jika pasien dapat mendengar dan memahami perintah tetapi tidak dapat mengintegrasikan aktivitas motorik yang akan melakukan gerakan itu disebut “dispraksia”

Hasil Praktikum OP : Nisrina Fariha

Dari hasil percobaan, op dapat meniru atau mengsingkronkan gerakan dengan tangannya. Sehingga dapat disimpulkan tafsiran sikap pada op normal (tidak ada kesalahan).

Kesimpulan

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh tak lepas dari peranan sistem saraf. Jika tafsiran sikap benar, maka daya menentukan sikap anggota tubuh baik.

(13)

VIII. Waktu Reaksi Dasar Teori

Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan seseorang untuk memberikan reaksi terhadap sinyal atau rangsangan yang muncul ketika seseorang memberikan respon tentang sesuatu yang didengar, dilihat, atau dirasakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi : 1. Arousal

Arousal atau state of attention, dalam hal ini didalamnya termasuk tekanan darah. Waktu reaksi akan menjadi cepat bila tekanan darah ada di level tengah (dalam keadaan normal), dan akan melambat bila praktikan terlalu santai atau terlalu tegang

2. Usia

Waktu reaksi menjadi berkurang mulai usia bayi hingga akhir 20-an, bertambah  pada usia 50-60 tahun, lalu melambat pada usia 70 tahun keatas. Penurunan waktu reaksi pada orang dewasa mungkin disebabkan karena orang dewasa lebih hati-hati merespon sebuah stimulus. Orang dewasa juga cenderung mencurahkan pikirannya  pada satu stimulus dan mengabaikan stimulus yang lainnya.

3. Jenis kelamin

Biasanya laki-laki memiliki waktu reaksi yang lebih cepat daripada wanita. 4.  Right handed vs left handed

Orang kidal, banyak menggunakan otak kanan, dimana otak kanan banyak digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang (misal: membidik sasaran). Maka banyak  peneliti bernaggapan bahwa orang kidal memiliki waktu reaksi yang lebih cepat

dibanding dengan orang yang tidak kidal. 5.  Direct vs peripheral vision

Waktu reaksi akan lebih cepat bila stimulus diberikan ketika subyek melihat tepat  pada titik stimulus (direct vision), dan dapat melambat bila stimulus diberikan

disekitar pandangan mata (peripheral vision). 6.  Practice and errors

Ketika seorang subyek melakukan hal yang baru atau belum pernah dilakukan sebelumnya, maka waktu reaksinya akan lebih lambat bila dibandingkan dengan subyek yang sudah terlatih atau efek pembelajaran.

7. Kelelahan

Waktu reaksi akan melambat bila subyek sedang mengalami kelelahan. 8. Gangguan

Adanya gangguan pada saat stimulus diberikan dapat meningkatkan waktu reaksi. 9. Peringatan akan stimulus

Waktu reaksi akan menjadi lebih cepat apabila ada peringatan yang diberikan kepada subyek sebelum stimulus tersebut diberikan.

10. Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan waktu reaksi. 11. Faktor lingkungan

Pencahayaan, temperatur, dll. 12. Faktor psikologi

(14)

Tata Kerja

1. Suruh orang percobaan duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangannya ditepi meja dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap menjepit.

2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan menempatkan garis tebal diantara dan setinggi ibu jari dan telunjuk orang percobaan tanpa menyentuh jari-jari orang percobaan.

3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan orang percobaan harus menangkap mistar itu dengan secepat-cepatnya. Ulangi percobaan ini sebanyak 5 kali.

4. Tetapkan waktu reaksi orang percobaan (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh).

VI I .10. Apa yang menentuk an waktu r eaksi seseoran g?

 Jwb : Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi seseorang adalah : usia, jenis kelamin, suhu tubuh, kesiapan bertindak, indera penerima rangsang yang terlibat, dan banyaknya reseptor yang distimuli.

Hasil Praktikum

Parameter : Sering Berolahraga/Jarang Berolahraga

OP Olahraga/minggu Waktu Reaksi

Aryo 2-3 0,23

Reza 3 0,25

Nisrina 2 0,26

Sarah - 0,25

Melda - 0,24

Parameter : Sudah Sarapan/Belum sarapan

OP Sarapan Waktu Reaksi

Alitia Ya 0,23 Melda Ya 0,24 Sabira Tdk 0,26 Nadia Tdk 0,22 Sarah Tdk 0,26 OP : Nurul Alitia

No. Waktu Reaksi

1. 0,25 2. 0,21 3. 0,24 4. 0,20 5. 0,17 Rata-rata 0,214

 Jwb : Dari hasil data yang didapatkan terlihat gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

(15)

Kesimpulan

(16)

PRAKTIKUM 2

PERCOBAAN KESEIMBANGAN PADA MANUSIA

TUJUAN :

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mendemonstrasikan kepentingan kedudukankepala dan mata dalam mempertahankan keseimbangan badan pada manusia.

2. Mendemonstrasikan dan menerangkan pengaruh percepatan sudut : A. Dengan kursi barany terhadap :

a. Gerakan bola mata.

 b. Tes penyimpangan penunjukan. c. Tes jauh (sensasi).

B. Dengan berjalan mengelilingi statif. ALAT YANG DIPERLUKAN :

Kursi Brany + Tongkat/statif yang panjang DASAR TEORI

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.

Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support ). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang  berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.

(17)

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah : 1. Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris. a. Visual

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai  jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap  perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot

yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. b. Sistem vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular  berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinth mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang  berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular

tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

 Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot  punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot  postural.

c. Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung  pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang. 2. Respon otot-otot postural yang sinergis (Postur al muscles response syner gies) 

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol  postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam  berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan

(18)

dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara s inergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

3. Kekuatan otot (M uscle Str ength ) 

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban  baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force).

Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa  besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi.

Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

4. Adapti ve systems 

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan. 5. Lingkup gerak sendi (Join t range of motion) 

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan 1. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sa krum ke dua. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik  pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi

dengan bidang tumpu, serta berat badan. 2. Garis gravitasi ( Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3. Bidang tumpu ( Base of Support-BOS )

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin  besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki

akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

(19)

Garis gravitasi (L in e of Gravity-LOG )

Bidang tumpu (Base of Suppor t-B OS ) Keseimbangan Berdiri

Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak  berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central  processing  dan efektor.

Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan  bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input ) visual berfungsi sebagai

(20)

kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik

Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor  berfungsi sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.

Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.

Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi  pinggul, lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk mencegah kelelahan.

(21)

Tata Kerja

A. Percobaan dengan kursi Barany

Nistagmus

a. Menyuruh orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

 b. Menutup kedua matanya dengan sapu tangan dan menundukkan kepala o.p 30° kedepan.

P.VI A.9. Apa maksud ti ndak an penu ndu kan kepala o.p 30°ke depan? 

 Jwb : Maksud tindakan penundukan kepala o.p 30° ke depan adalah agar canalis semisirkularis sejajar dengan bidang bumi.

c. Memutarkan kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.

d. Menghentikan pemutaran kursi secara tiba-tiba.

e. Membuka sapu tangan dan menyuruh lagi o.p melihat jauh kedepan

f. Memperhatikan adanya nistagmus. Menempatkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut.

P.VI A.10. Apa yang dimaksud Rotator y Ni stagmus dan Postr otatory nystagmus?

 Jwb :  Rotatory Nistagmus adalah gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis. Sedangkan  Postrotatory Nistagmus adalah apabila seseorang  sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari

nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya. Hasil Praktikum dan Pembahasan

OP : M. Aryo Akbar

Pada percobaan ini, setelah o.p diputar dengan kursi ke kanan sebanyak 10 kali maka pada mata o.p terjadi nistagmus horizontal. Nistagmus horizontal adalah nistagmus yang gerakannya berada mata disekitar aksis visual. Dimana terjadi nistagmus ke arah kiri dengan kecepatan yang cepat.

Kesimpulan

Setiap kepala berputar tiba-tiba,sinyal yang berasal dari kanalis semisirkularis menyebabkan, mata berputar dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran kepala. Keadaan ini timbul akibat adanya refleks yang dijalarkaan melalui nuklei vestibular dan fasikulus longitudinalis medial menuju nuklei okulomotor.

B. Test penyimpangan penunjukan (Pas Pointing Test of Barany) Dasar Teori

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk

(22)

tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

Tata Kerja

1. Menyuruh o.p duduk tegak di kursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.

2. Memeriksa sendiri tepat dimuka kursi Barany sambil mengulurkan tangan kearah o.p

3. Menyuruh o.p meluruskan lengan kanannya kedepan sehingga dapat menyentuh  jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.

4. Menyuruh o.p mengangkat lengan kanannya keatas dan kemudian dengan cepat menurunkan kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi. Tindakan no. 1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut : a. Menyuruh o.p dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

 b. Memutar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan. Hasil Praktikum dan Pembahasan

OP : M. Aryo Akbar

Pada o.p terjadi nistagmus dan o.p masih bisa menunjuk dengan deviasi ke arah kanan. Saat mata o.p dalam keadaan tertutup, terdapat koordinasi yang salah dari o.p karena sensasi perputaran yang dialaminya. Namun, setelah mata dibuka, o.p dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat. dimana kesimpulan hasilnya adalah op tetap fokus sebelum dan sesudah dilakukannya uji tunjuk barany ini. Kesimpulan

Deviasi dari tes dapat terjadi namun belum tentu karena kelainan, namun karena koordinasi yang salah. Harus ada peninjauan dan pemeriksaan lebih lanjut bila dicurigai terdapat lesi pada vestibuler (kelainan vestibuler).

C. Kesan sensasi Tata Kerja

1. Menggunakan orang percobaan yang lain

2. Menyuruh o. duduk dikursi Barany dan menutup kedua matanya dengan sapu tangan.

3. Memutar kursi Barany tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan kemudian mengurangi kecepatan putarannya secara  berangsur-angsur sampai terhenti.

4. Menanyakan kepada o.p arah perasaan berputar a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah  b. Sewaktu kecepatan putar menetap

c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi d. Segera setelah kursi dihentikan.

5. Memberikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh o.p

(23)

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP : Nisrina Fariha

1. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah : pusing meningkat,arah badan  berlawanan arah putar.

2. Sewaktu kecepatan menetap : melayang

3. Sewaktu kecepatan dikurangi : pusing berkurang

4. Segera setelah kursi dihentikan : pusing meningkat, berputar, ke kanan.

 Dengan adanya sensasi dari arah kanan, maka reaksi tubuh pasien bergerak kesebelah kiri.

Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan o.p :

Saat kursi mulai diputar ke kanan, endolimfe akan berputar ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri. Akibatnya, kupula akan bergerak ke kiri dan o.p akan merasa berputar ke kiri. Kemudian, kupula akan bergerak ke kanan searah dengan putaran kursi sehingga o.p akan merasa bergerak ke kanan. Saat kecepatan mulai konstan, kupula dalam posisi tegak sehingga o.p akan merasa tidak berputar. Saat kursi dihentikan, kupula akan bergerak ke arah sebaliknya, yaitu ke kanan, sehingga o.p akan merasa  berputar ke kanan. Namun, pada praktikum o.p masih merasa berputar ke kanan saat kecepatan sudah konstan dan o.p tidak merasa berputar ke kanan saat kursi dihentikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi keseimbangan o.p yang baik. D. Percobaan Sederhana untuk Kanalis Semisirkularis Horizontal

Dasar Teori

Tata Kerja

1. Menyuruh o.p dengan mata tertutup dan kepala ditundukan 30°, berputar sambil  berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jaram sebanyak 10

kali dalam 30 detik.

2. Menyuruh o.p berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.

3. Memperhatikan apa yang terjadi

4. Mengulangi percobaan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.

(24)

P.VI.4.11

a. Apa yang saudara h arapkan t er j adi pada o.p ketika ber jal an l ur us ke muk a setelah ber putar 10 kali searah dengan j aru m jam? 

Yang diharapkan terjadi pada o.p ketika berjalan lurus ke muka setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam adalah o.p seharusnya berjalan  sempoyongan atau tidak lurus garis.

b. Bagaiman a keter angann ya ?

 Jadi, yang berperan dalam mendeteksi gerakan akselerasi kepala yang  sedang rotasi adalah canalis semisirkularis. Di dalam kanalis sirkularis terdapat sel sel rambut reseptif di ampula dan terbenam dalam lapisan  gelatinosa diatasnya yaitu kupula dan terdapat endolimfe. Apabila terjadi rotasi pada kepala, maka endolimfe di dalam kanalis semisirkularis ini akan ikut bergerak berlawanan arah dan akan terus bergerak sampai nantinya  gerakan kepala terhenti, sel-sel rambut ini pula akan berhenti.

Hasil Praktikum dan Pembahasan OP : Reza Mardany

Setelah diputar baik searah jarum jam, o.p berjalan miring berlawanan arah jarum  jam (kiri) dan sempoyongan. Diputar berlawanan arah jarum jam, maka o.p  berjalan miring searah jarum jam (kanan) dan merasa sempoyongan.

Kesimpulan

Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Kanalis semisirkularis mendeteksi akselarasi atau deselarasi anguler atau rotasional kepala. Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan  pergerakan endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala

karena inersia.

Akselarasi atau deselarasi selama rotasi kepala ke segala arah menyebabkan  pergerakan endolimfe yang awalnya tidak ikut bergerak sesuai arah rotasi kepala karena inersia. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan kecepatan yang sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut-rambut kembali ke posisi tegak. Ketika kepala berhenti, keadaan sebaliknya terjadi. Endolimfe secara singkat melanjutkan diri bergerak searah dengan rotasi kepala sementara kepala melambat untuk berhenti. Ketika seseorang berada dalam  posisi tegak, rambut pada utrikulus berorientasi secara vertikal dan

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan saraf terdiri dari 2 bagian utama, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (perifer) dan sel saraf sendiri disebut dengan

• Fungsi neuron sensorik : meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)..

Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi

• Neuron eferen = neuron motorik - sel saraf yang membawa sinyal dari CNS ke sel-sel dalam sistem perifer (otot, kelenjar). 40 Lia Amalia /

Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di

b) Neuron motorik, ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi atau perifer tubuh.. | ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR 48. c) Interneuron

Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Bagian-bagian sel saraf adalah sebagai berikut. 1) Badan sel, di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel yang

Sel saraf dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensorik yang ujung aksonnya berhubungan dengan sel saraf intermediet dengan fungsi sebagai pengantar impuls dari reseptor ke