• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA

II.1.1. KOMUNIKASI

II.1.1.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Manusia secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan social (social relations) (Effendy, 2004:6). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena

(2)

hubungan tersebut, maka terjadilah interakasi sosial (social interaction). Interaksi sosial ini disebabkan oleh Interkomunikasi (intercommunication).

Dari pengertian komunikasi tersebut, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen berikut adalah sebagai berikut:

a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang c. Komunikan : orang yang menerima pesan

d. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau benayak jumlahnya.

e. Efek : dampak/ pengaruh dari pesan.

Komunikasi massa merupakan kom sunikasi yang dilakukan melalui media, seperti surat kabar, film, radio, internet dan televisi. Menurut Everett M. Roger selain media massa modern, ada juga media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dan lain- lain. Menurut (Effendy, 2004: 50), komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca informasi melalui media cetak surat kabar tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sefatnya “satu arah” (one way trafic).

Ciri-ciri komunikasi massa, diantaranya:

(3)

c. Sifat pesan

d. Sifat komuniaktor e. Sifat efek

Manusia merupakan makhluk heterogen yang tidak bias hidup sendirian. Manusia harus hidup bersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Tepatnya, manusia harus hidup bermasyarakat. Semakin besar suatu masyarakat maka semakin banyak manusia yang dicakup dan cenderung akan semakin banyak konflik yang ada.

Manusia, dalam beradaptasi satu sama lain , dengan beraneka ragam, suku dan budaya akan terjadi interaksi, saling mempengaruhi demi keuntungan dan kepentingan pribadi masing-masing. Oleh karena hal tersebut, maka terjadilah saling mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk percakapan (conversation).

Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia, yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2003: 27-28).

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicati, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik . Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu semua makna mengenal satu hal.

(4)

sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi telah berlangsung. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi antar mereka merupakan hubungan yang komunikatif. Sebaliknya, jika tidak dimengerti, maka komunikasi tidak berlangsung (hubungan antar orang tersebut tidak komunikatif).

Di antara definisi tersebut, salah satu definisi komunikasi adalah proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (reciver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise). Dalam definisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta membawa perubahan (Mufid, 2005: 1-2).

Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. “Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”,dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 (lima) unsure penting yakni, who (siapa), Says What (berkata apa), in Which Channel (melalui efek apa) (Effendy, 2004:29).

a. Who (siapa) : komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi, bisa dalam bentuk perorangan ataupun lembaga atau instansi.

b. Says What (berkata apa) : pernyataan umum adalah dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap yang sangat erat kaitannya dengan pesan yang disampaikan.

c. In Which Channel (melalui saluran apa) : media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.

(5)

d. To Whom (kepada siapa) : komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi adalah kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkautan dengan si penerima pesan/ khalayak.

e. With What Efeect (dengan efek apa) : hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum tersebut kepada sasaran / khalayak yang dituju.

II.1.1.2, Unsur-Unsur Komunikasi

Widjaja (2002, 11-20), mengklasifikasikan sejumlah komponen dan unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:

a. Sumber (source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal ini, perlu di perhatikan kepercayaan (kreadibilitas terhadap sumber ) yang bersifat baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan sumber maka kemungkinan, komunikasi yang kita lakukan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.

b. Komunikator

Komunikator merupakan individu yang sedang melakukan kegiatan berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam proses penyampaian pesan oleh komunikator, terkadang komunikator dapat berperan sebagai

(6)

komunikan juga, bahkan sebaliknya, komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Syarat yang perlu diperhatikan oleh komunikator adalah, memiliki kreadibilitas (kepercayaan) yang tinggi dalam komunikasinya, keterampilan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, sikap dan memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemempuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi komunikan ataupun diri sendiri.

c. Pesan

Pesan merupakan keseluruhan isi daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya memiliki inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan diarahkan adalah kepada tujuan ahir dari komunikasinya.

d. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu mempunyai pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 (dua) saluran yaitu saluran formal atau yang bersifat resmi, yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi .Sedangkan saluran informal atau yang bersifat tidak resmi berupa desas-desus, issu, kabar angin dan kabar burung yang tidak terbukti kebenarannya.

e. Komunikan

Komunikan (penerima pesan) dapat digolongkan dalam 3 (tiga) jenis yaitu; personal (komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal ), kelompok (komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu), massa (komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media, dalam hal ini massa merupakan kumpulan orang yang

(7)

hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu). Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.

f. Effect (hasil)

Effect atau hasil akhir dari suatu komunikasi, merupakan sikap dan tingkah laku individu, sesuai atau tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Jika sikap dan tingkah laku individu tersebut sesuai, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya.

II.1.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan komuniaksi (Effendy: 2003 : 55) yaitu:

a. To change attitude (Mengubah sikap)

b. To change the opinion (Mengubah opini/ pendapat/ pandangan) c. To change the behavior (Mengubah prilaku)

d. To change the society (Mengubah masyarakat)

Sedangkan fungsi komuniaksi (Effendy, 2003: 55) yaitu:

a. To inform (Menginformasikan) b. To educate (Mendidik)

c. To entertain (Menghibur) d. To influence (Mempengaruhi)

(8)

II.1.1.4. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi ialah proses komunikasi ditinjau dari segi jumlah komunikan, berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka dapat diklasifikasikan menjadi bentuk sebagai berikut (Effendy, 2003: 57):

a. Komunikasi pribadi (personal communication) yang tersiri dari komunikasi intra pribadi dan komunikasi antar pribadi seperti halnya tukar pikiran.

b. Komunikasi kelompok (group communication) yang terdiri dari komunikasi kelompok kecil (ceramah, symposium, diskusi panel, seminar dan lain-lain) dan komunikasi kelompok besar.

c. Komunikasi massa (mass communication) yang terdiri dari komunikasi media massa cetak, pers seperti surat kabar dan majalah. Komunikasi massa elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lain.

II.1.2. Komunikasi Massa

II.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Rahmat (2004), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentakdan sesaat. Seseorang yang menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi perlu mengetahui bahwa terdapat empat karakteristik komunikasi massa (Effendy, 2003: 81-83) yaitu:

a. Komunikasi massa bersifat umum b. Komunikasi bersifat heterogen

(9)

c. Media massa menimbulkan keserempakan

d. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat pribadi

Komunikasi massa kita adopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” . Poll (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film, atau televise (Wiryanto, 2000: 1-3).

Drfinisi lain tentang komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi tentang komunikasi massa pada dasarnya komunikasi massa adaalh komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media komunikasi massa elektronika adalah internet, radio siaran, dan televise. Sedangkan Surat kabar dan majalah sebagai media cetak. Salah satu definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flows of messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lemabaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Ardianto, 2004: 3-4).

Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimnya kepada public. Melalui proses ini

(10)

diharapkansejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Nurudin, 2009: 11).

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright nampaknya merupakan definisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa dengan jelas. Menurut Wright bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama, karna memiliki karakteristik yang utama yaitu diarahkan pada khalayak relatif besar, heterogen, dan anonim, pesan yang disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalamn organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (Ardianto, 2004: 5).

II.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Kita sudah mengetahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa (Ardianto, 2004:7-12), antara lain sebagai berikut:

a. Komunikator Terlambangkan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah internet, tentu akan melibatkan orang seperti IT (Informasi Teknologi) yang berkaitan dengan keamanan jaringan, data entry, fotografer, reporter, editor, redaksi dan lain sebagainya.

(11)

Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat bersifak fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi si sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, bahkan lebih baik lagi bila penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikasi Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunkasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banayak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Effendy (Effendy, 2003: 28) mengartikan keserempakann mediamassa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

(12)

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan , komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam komuniaksi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis komunikasi massa. Pada surat kabar dan majalah, pembacanya harus melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan Balik Tertunda (delayed)

Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan

(13)

komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback).

II.1.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, faakta, dan ide. Karena itu (Effendy, 2003: 27-28) menyebutkan komunikasi massa dapat berfungsi untuk:

a. Informasi

Yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, penyebaran data, gambar, fakta dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Yakni penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

(14)

Yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat dalam cakupan jangka panjang ataupun jangka pendek untuk mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya serta mendorong individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan diskusi

Yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyengkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal.

e. Pendidikan

Yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Yakni penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

(15)

Yakni penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

h. Integrasi

Yakni menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dang mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.1.2.4. Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kebutuhan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komuniksi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks (Ardianto, 2004:48).

(16)

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena hal tersebut, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi massa (Effendy, 2003: 318-319) dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Efek Kognitif (Cognitive effect)

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak tidak mengerti menjadi mengerti dan bingung menjadi jelas. Contoh pesan yang menimbulkan efek kognitif anatara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan lainnya.

Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

b. Integratif Personal

Kebutuhan untuk memperkuat kreadibilitas seseorang, rasa percaya diri, stabilitas dan status. Bagaimana suatu tayangan dapat berpengaruh kepada setiap individu.

II.2. Media Online

(17)

kecepatan penyebaran pesannya. Sebuah kejadian yang ditulis di internet beberapa detik kemudian telah tersebar ke seluruh dunia. Misalkan, Peristiwa penangkapan makelar kasus Gayus Tambunan, beberapa saat kemudian hasilnya bisa diakses pengguna internet di seluruh dunia. Sementara untuk media harian, baru beberapa jam atau satu hari berikutnya. Media elektronik juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyiarkannya.

Disamping itu, dengan media canggih memungkinkan munculnya variasi pemberitaan disertai gambar-gambar ekslusif yang menarik. Gambar-gambar tersebut disajikan jernih seperti orang melihat gambar-gambarnya di komputer.

Melalui pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa media online merupakan suatu wadah yang berfungsi menyampaikan pesan informasi kepada khalayak dengan tenggat waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan media massa cetak maupun televisi.

II.2.1. Perkembangan Media Online di Indonesia

Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan menyebarkan secara cepat akan menjadi tantangan tersendiri bagi para jurnalis media online. Diawali dari munculnya citizen jurnalism (jurnalisme warga negara) melalui blog-blog pribadi yang dapat di gunakan gratis, perlahan-lahan secara tidak langsung kegiatan pemberitaan melalui internet mulai di lakukan, meskipun susunan serta kajian yang dibahas tidak selalu konsisten dengan waktu dan kejadian, namun hal ini dinilai sebagai awal munculnya media online.

Di Indonesia media online yang sangat menomor satukan tenggat waktu (deadline) salah satunya adalah detikom. Website yang telah beroperasi lebih dari lima tahun ini telha memiliki kresponden yang banyak di tiap-tiap lokasi, sehingga memungkinkan melakukan pemberitaan

(18)

LKBN Antara merupakan suatu website berita milik negara yang pertama kali membuat kantor biro di Medan. Berawal dari hal tersebut, Waspada Online mulai mencoba peruntungannya dalam menyajikan berita-berita melalui website: http://waspada.co.id berawal dari peng-adopsian berita pada Harian Waspada sejak tahun 1997, saat ini Waspada Online dapat berdiri sendiri dan memiliki armadanya sendiri.

II.2.2. Kekuatan Media Online

Kehadiran media massa pada masyarakat negara berkembang mempunyai arti yang sangat penting. Terlebih lagi bagi negara kepulauan Indonesia. Jarak psikologis dan jarak geografis semakin kecil dan sempit. Media massa terbagi atas dua bagian yaitu: (1) media massa elektronik (televisi, radio dan online) (2) media massa cetak (koran, majalah, dan sejenisnya). Setiap media massa mempunyai kekuatan masing-masing. Tetapi pada prinsipnya media massa merupakan ssatu institusi yang melembaga dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak sasaran agar tahu informasi (well informed).

Ada beberapa unsur pentign dalam media massa, yaitu:

a. Adanya sumber informasi b. Isi pesan (informasi) c. Saluran informasi (media) d. Khalayak sasaran (masyarakat) e. Umpan balik khalayak sasaran

(19)

Dari lima komponen diatas, maka terciptalah proses komunikasi antara pemilik isi sumber pesan (sumber informasi) dengan penerima pesan melalui saluran informasi (media). Proses komunikasi ini dimaksudkan untuk mencapai kebersamaan terhadap isi pesan yang disampaikan. Dalam menjalankan fungsinya, media massa menghadapi berbagai macam khalayak sasaran yang berbeda status sosial ekonominya.

Media massa online, sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. Bersama dengn jalannya proses penyampaian pesan media online kepada khalayaknya, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi khalayak. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.

Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pembaca (khalayak) berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pembaca pada saat membaca berita di media online.

II.2.3. Pro Kontra Media Online

Media online merupakan salah satu terobosan di dalam dunia jurnalisme. Hal ini dapat dikatakan baru, meskipun prakteknya sudah memakan waktu tak kurang dari sepuluh tahun terkhir. Media online yang berkembang saat ini umumnya lebih memacu seorang jurnalis dalam “mencari” berita, berbeda dengan jurnalisme tradisional yang selama ini hanya menunggu informasi dari Humas suatu lembaga atau siaran pers lalu menyiarkannya. Atau menunggu penugasan dari atasan untuk meliput atau mewawancarai narasumber (Nurudin, 2009: 201).

(20)

peristiwa, hal ini yang membuat Media Online memiliki jumlah kata dalam berita-nya sangat minim (informasi yang teramat singkat namun jelas dan akurat dapat terpublikasi).

Meskipun media online memiliki keunggulan dalam kecepatan publikasi berita, tak jarang media online dinilai sebagai suatu penyebab semakin berkurangnya jumlah khalayak yang membaca surat kabar, dan ahirnya secara perlahan media cetak mulai gulung tikar.

II.2.4. Karakteristik Media Online

Menurut Yayan Sopian 2001 (Nurudin, 2009: 18), seorang peneliti muda dari majalah Pantau, Jakarta, dalam sebuah workshop media online pernah mengklasifikasikan karakteristik media online antara lain:

a. Kemudahan bagi pengakses untuk mengalihkan waktu pengaksesan. Artinya, penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai dari jam 1 dini hari seperti yang tersaji dari media cetak yang juga mempunyai media online. Meskipun ada juga yang baru beberapa jam kemudian, bahkan 1 hari kemudian . Ini sangat tergantung pada kemampuan media.

b. Real time, Langsung bisa disajikan. Pengelola website dapat menulis setiap saat. Sehingga (user) pembaca dapat menerima berita setiap waktu.

c. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya. Sajiannya tidak klasik seperti media cetak (e-paper dalam versi online-nya). Ada banyak fitur, serta ilustrasi tampilan yang amat menarik pembaca.

(21)

II.2.5. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan

Setelah membahas mengenai karakteristik suatu peristiwa (fakta dan opini) yang baik menjadi berita yakni bahwa fakta dan opini tersebut harus mengandung unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur. Tetapi pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan (Nurudin, 2009: 271) , antara lain:

a. Media seharusnya menekankan prinsip peliputan dua sisi yang berbeda secara seimbang (cover both sides). Dalam hal ini peliputan haruslah bersifat adil, akurat dan seimbang dari seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah isu. Misalkan konflik yang melandan Eksekutif-Legislatif dikatakan tidak adil jika,diwawancarai pihak eksekutif adalah presiden sementara pihak legislatif diwakili oleh DPRD.

b. Media, dalam publikasinya tidak perlu memberikan label yang tidak adil, cenderung emosional, sebagai bias kepentingan terhadap objek berita. Misalnya pemberian label “provokator” , “pemberontak , “penjajah” dan sebagainya.

c. Jurnalis sebaiknya memperhatikan konteks berita peristiwa yang disajikan. Konflik kerap terjadi berlawanan dengan latar belakang proses historis yang kompleks dengan berbagai interpretasi yang berbeda-beda tentang identitas kelompok dan klaim atas wilayah. Prinsip jurnalisme yang perlu diperhatikan adalah latar belakang suat peristiwa, dan bukan hanya peristiwa itu sendiri.

(22)

d. Sebaiknya media dalam penyajian berita yang menyangkut etnis yang bersifat global dan konflik dapat dikelola sedemikian rupa, untuk menghindari perasaan antipati, media seharusnya memfokuskan kepada kenyataan yang sebenarnya. Hal ini penting guna menghindari tuduhan bahwa media adalah agen kekerasan dan konflik.

e. Media dan jurnalis seharusnya bertanggung jawab dan tidak hanya memprovokasi peristiwa semata. Ini sering terjadi pada peliputan konflik dan perang, jurnalisme damai merupakan prinsip yang seharusnya diadopsi guna menerpa anggapan bahwa media massa yang selalu identik dengan pemicu kebrutalan, kesadisan, dehumanisasi dan chaos.

II.3. Pengetahuan

Pada dasarnya berita ditujukan untuk mencuri perhatian khalayak, pengetahuan merupakan elemen penting dalam melihat suatu berita guna menambah referensi atau pengalaman pembaca berita (khalayak). Untuk d apat memahami acara yang disajikan sehingga menimbulkan keinginan dalam diri manusia untuk memilih suatu berita yang ingin dinikmatinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:992) kata “tahu” berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Arti pokok pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dikatakan efektif bila penerima pesan dapat memperoleh pengetahuan yng didapat dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal (mata pelajaran).

Dalam komunikasi massa, penyebaran informasi juga sering menjadi tujuan utama. Mereka yang berkecimpung dalam media massa harus mempu mengembangkan keahlian komunikasi mereka sehingga mereka dapat mengatur, menyajikan, dan menafsirkan informasi

(23)

dengan cara meningkatkan pemahaman. Namun, karena terbatasnya umpan balik, sulit untuk menilai pemahaman para pembacanya.

Pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan merupakan determinan utama dalam pemahaman. Kategori stimulus sangat bergantung pada pengetahuan. Pengetahuan juga meningkatkan kemampuan khalayak dalam memahami suatu pesan. Efek yang menguntungkan pemahaman ini akan disertai berkurangnyakesalahpahaman. Pengetahuan juga dapat membantu konsumen mengenali logika yang salah dan kesimpulan yang keliru dan menghindari penafsiran yang tidak benar. Orang yang berpengetahuan juga lebih mungkin mengelaborasi klaim suatu pesan. Sedangkan khalayak yang tidak berpengetahuan mungkin memfokuskan diri pada isyarat nonklaim misalnya musik atau latar belakang dalam pesannya (Wiryanto, 2000:70)

II.4. Teori Peluru (Hypodermic needle Theory)

Teori Peluru (Hypodermic needle Theory) ini merupakan konsep awal dari efek

komunikasi massa oleh para pakar komunikasi pada tahun 1970-an. Teori Peluru ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran CBS di Amerika berjudul The Invation From Mars (Effendy, 1993:264-265).

Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengasumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Pengaruh media sebagai hypodermic injection (jarum suntik) didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945).

(24)

Teori peluru yang dikemukankan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu kemudian dicabut kembali pada tahun 1970-an, dengan meminta kepada pendukungnya untuk menganggap teori ini tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak passif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Paul Lazarsfled dan Raymond Bauer (Ardianto, 2004:60).

Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, merka tidak jatuh terjerembab, karena kadang – kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktf mencari yang diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan presdisposisi dan kebutuhan mereka.

Sejak ahun 1960-an banyak penelitian yang dilakukan para pakar komunikasi yang ternyata tidak mendukung teori peluru yang disebutkan diatas. Erapkan dalam penelitian eksperimental. Peneliti memanipulasikan variabel-variabel komunikasi, kemudian mengukur variabel-variabel antara dan efek. Variabel-variabel komunikator ditunjukkan dengan kreadibilitas, daya tarik dan kekuasaan (Rahmat, 2004:63).

Kreadibilitas terdiri dari dua unsur yakni keahlian dan kejujuran. Keahlian diukur dengan sejauh mana komunikan menganggap komunikator mengetaui jawaban yang “benar”, sedangkan kejujuran dioperasionalkan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana komunikator bersikap tidak memihak dalam menyampaikan pesannya. Daya tarik diukur dengan kesamaan, familiaritas dan kesukaan. Sedangkan Kekuasaan dioperasionalisasikan dengan tanggapan komunikan tentang kemampuan komunikator untuk menghukum atau memberi ganjaran

(25)

(perceived control), dan kemampuan untuk meneliti apakah komunikan tunduk atau tidak (perceived secrutiny).

Dalam teori Jarum Hipodermik, variable pesan terdiri dari struktur pesan, gaya pesan, appeals pesan.

a. struktur pesan : ditunjukkan dengan pola penyimpulan (tersirat atau tersurat), yang meliputi:

1. Pola urutan argumentasi : mana yang terlebih dahulu, argumentasi yang disenangi atau yang tidak disenangi.

2. Pola objektivitas : meliputi satu atau dua sisi.

b. gaya pesan :menunjukkan variasi linguistic dalam penyampaian pesan (perulangan, kemudahdimengertian, dan perbendaharaan kata).

c. appeals pesan : mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan (rasional, emosional, fear appeals, dan reward appeals).

Referensi

Dokumen terkait

untuk menyampaikan pesan – pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi sumber tidak perlu memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi

Sebagai media komunikasi internal dan eksternal, yang diedarkan secara gratis dalam upaya penyampaian pesan-pesan, informasi, dan berita (bentuk tulisan atau photo release)

Komunikan atau penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, jika suatu pesan diterima oleh komunikan akan menimbulkan berbagai macam masalah yang akan

Penerima pesan dalam sebuah proses komunikasi dikenal dengan istilah komunikan. Dalam komunikasi massa yang menjadi komunikan adalah khalayak. Khalayak sifatnya sangat

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner(1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,

Kelima pola tersebut sebenarnya bisa digolongkan dalam dua jenis berdasarkan pola aliran informasi dan kepemimpinannya; yang pertama adalah pola roda/radial, rantai, dan Y,

Dari defenisi dan unsur komunikasi massa di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan yang disampaikan melalui media massa