• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Makanan Tentang Hygiene Sanitasi Dan Keberadaan Bakteri Coliform Pada Olahan Daging Sapi Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Makanan Tentang Hygiene Sanitasi Dan Keberadaan Bakteri Coliform Pada Olahan Daging Sapi Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

i

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HYGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI

COLIFORM PADA OLAHAN DAGING SAPI DI INSTALASI GIZI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

RUSMAH SUCI ARIYANI J310120024

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HYGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM PADA OLAHAN DAGING SAPI DI INSTALASI GIZI

RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK

Penanganan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen. Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan . Sanitasi dan higiene merupakan hal penting mengingat bahwa makanan yang disajikan kepada konsumen (dokter, pegawai, dan pasien) harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi keamanan pangan. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Higiene Sanitasi Tenaga Penjamah Makanan dengan Keberadaan Bakteri Eschericia coli pada olahan daging sapi di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional/. Sampel dalam penelitian ini adalah Tenaga Penjamah makanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Macam olahan daging sapi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis univariat. Pengetahuan Penjamah makanan tentang higiene-sanitasi dengan kategori baik. Perilaku Penjamah makanan tentang higiene-sanitasi dengan kategori baik Rata-rata makanan tidak terdapat Keberadaan Bakteri Coliform. Pengetahuan Penjamah makanan tentang sanitasi dengan kategori baik. Perilaku Penjamah makanan tentang higiene-sanitasi dengan kategori baik Rata-rata makanan tidak terdapat Keberadaan Bakteri Coliform.

Kata kunci :Pengetahuan, Perilaku, Hygiene-Sanitasi, Eschericia Coli ABSTRACT

improper food handling can cause a disease called bacterial foodborne disease, i.e. the symptoms of the disease are caused by consuming food containing toxic compounds or/pathogen organisms. Food hygiene is all the conditions and measures necessary to ensure the safety and suitability of food at all stages of the food chain. Sanitation and hygiene is important given that the food that is served to consumers (doctors, employees, and patients) should be maintained and guaranteed quality for the sake of food safety. this research aims to know the relationship of knowledge and behavior of facility Energy Sanitary Food Processing with the presence of Bacteria Eschericia coli on beef processed in the installation of PKU Muhammadiyah Surakarta Nutrition. this research is observational research with cross sectional approach. The sample in this study are

(6)

2

food processing Power at the PKU Muhammadiyah Surakarta, kinds of processed beef in PKU Muhammadiyah Surakarta. Sampling techniques in the study is Simple Random Sampling. Data analysis techniques used in this research is with the univariate analysis. Knowledge about food hygiene Penjamah-sanitation with categories either. Penjamah behavior of food hygiene-sanitation good category with an average food not found the presence of Coliform Bacteria. Knowledge of food hygiene Penjamah-sanitation with categories either. Penjamah behavior of food hygiene-sanitation good category with an average food not found the presence of Coliform Bacteria

Key words: knowledge. Behavior. Hygiene-Sanitation. Eschericia Coli

1. PENDAHULUAN

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Keadaan pasien yang semakin buruk, sering terjadi karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya kekurangan gizi (PGRS, 2013).

Fungsi pelayanan gizi rumah sakit adalah terciptanya sistim pelayanan gizi rumah sakit dengan memperhatikan aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit (PGRS, 2013).

Penanganan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen (Yuliarti, 2007).

Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan (Codex 1997 dalam Rauf, 2013).Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat

(7)

3

sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan.Sanitasi dan higiene merupakan hal penting mengingat bahwa makanan yang disajikan kepada konsumen (dokter, pegawai, dan pasien) harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi keamanan pangan (Aritonang, 2009).

Menurut KEMENKES RI (2011) Penjamah Makanan adalah orang yang secara langsung mengelola makanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa di negara maju hingga 30% dari populasi menderita penyakit yang ditularkan makanan setiap tahun, sedangkan di negara-negara berkembang hingga 2 juta kematian diperkirakan per tahun.

Faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat.Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani.Masalah higiene dan sanitasi makanan di Indonesia merupakan masalah yang sudah lama dan terus berulang terjadi dan mengancam jutaan orang (Aide, 2010).

Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Bakteri Eschericia coli digunakan sebagai indikator sanitasi karena bakteri E. coli hidup pada usus manusia.Keberadaan E. coli dalam makanan dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya pathogen pada pangan.Pertama dijumpai pada tahun 1885 (Arisman, 2009).

Daging merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri Coliform.Jenis Enterobacter dengan Eschericia dan Klebsiella disebut kelompok bakteri Coliform yang merupakan indikator dalam sanitasi.Bakteri Coliform dalam jumlah tertentu dapat menjadi indikator suatu kondisi yang bahaya dan adanya kontaminasi bakteri patogen (Balia dkk, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novia pada tahun 2009 terhadap 10 orang tenaga penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan higiene sanitasi tenaga penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh berada pada tingkatan

(8)

4

kurang dan sedang, dengan persentase masing-masing sebanyak 50%. Untuk sikap tenaga penjamah makanan tentang higiene sanitasi persentasenya sebanyak 50% untuk kategori sedang dan 50% untuk kategori baik, dan untuk perilaku higiene sanitasi tenaga penjamah makanan persentasenya sebanyak 100% untuk kategori sedang.

Hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang tenaga penjamah makanan di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta didapatkan hasil bahwa 90 % memiliki pengetahuan higiene sanitasi yang baik. Sedangkan 80 % tenaga penjamah telah berperilaku higiene sanitasi yang baik.Peneliti memilih lokasi RS PKU Muhammadiyah Surakarta karena selama ini belum dilakukan uji Eschericia coli pada olahan daging sapi.Daging sapi dipilih sebagai sampel karena dalam siklus menu 10 hari, daging sapi digunakan sebanyak 8 kali.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional/. Sampel dalam penelitian ini adalah Tenaga pengolah makanan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Macam olahan daging sapi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang ada di kepala. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007). Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).

(9)

5

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah Pendidikan, Persepsi, Motivasi dan Pengalaman.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 19 responden seluruhnya memiliki pengetahuan baik. Hal tersebut disebabkan tenaga Penjamah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta merupakan tenaga yang sudah terdidik sehingga tenaga Penjamah memiliki pengetahuan dengan kategoribaik.

Hasil penelitian tersebut kurang sejalan dengan hasil penelitian Novia (2009) dalam penelitianya dilakukan terhadap 10 orang tenaga penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan tenaga penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh berada pada tingkatan kurang dan sedang.

3.2 Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Sedangkan pengertian lain menyebutkan perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia (Purwanto, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan data bahwa keseluruhan responden dengan perilaku baik sebanyak 19 responden (100.0%) hal tersebut disebabkan sebagian besar tenaga penjamah merupakan tenaga terdidik.

3.3 Keberadaan Bakteri Coliform

Coliform, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Coliform dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 °C-37 °C. Pertama dijumpai pada tahun 1885 (Arisman, 2009). Coliform biasanya berkoloni di saluran pencernaan dalam beberapa jam setelah masuk ke dalam tubuh dan membangun hubungan mutualistik. Namun, strain non-patogenik dari Coliform bisa menjadi patogen, ketika adanya gangguan di dalam pencernaan serta imunosupresi pada host (Paul, 2014).

(10)

6

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dari 9 sampel makanan yang telah diujikan, 4 jenis makanan (44,4%) dinyatakan terdapat Bakteri Coliform dan 5 makanan (55,6%) dinyatakan tidak terdapat Bakteri Coliform dengan keterangan jenis makanan sebagai berikut:

A : Sate daging giling B : Daging bumbu lapis C : Daging lapis tahu wortel

Olahan daging sapi pada sampel A (Sate daging giling) yang dinyatakan terdapat bakteri Coliform yaitu olahan yang telah dijadikan sate. Olahan daging sapi pada sampel B (Daging bumbu lapis) dinyatakan terdapat bakteri Coliform yaitu olahan yang telah melalui proses pemorsian. Olahan daging sapi pada sampel C (Daging lapis tahu wortel) dinyatakan terdapat bakteri Coliform yaitu olahan yang diambilkan oleh tenaga penjamah makanan. Kontaminasi bakteri Coliform dapat berasal dari tenaga penjamah makanan maupun lingkungan tempat pengolahan makanan.

Lingkungan dapur Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta dilakukan sterilisasi secara berkala setiap 6 bulan. Sterilisasi bertujuan untuk mencegah adanya cemaran bakteri di lingkungan Instalasi Gizi.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitka (2016) dalam penelitianya Sebagian besar makanan di Tempat Penjamahan Makanan (TPM) buffer area Bandara Adi Soemarmo Surakarta tidak ditemukan (tidak ada) Coliform yaitu sebanyak 58 sampel (89,2%), dan yang ditemukan (ada) Coliform yaitu sebanyak 7 sampel (10,8%).

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Netti (2012) Hasil penelitian menunjukkan bahwa instalasi gizi RSUP H.Adam Malik dalam hygiene sanitasi secara keseluruhan memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI No.1098/ Menkes/SK/ VII/2003 dengan total skor 783,5 (>700) walaupun ada beberapa point yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti dalam Penjamahan makanan dan penyimpanan makanan.

Perilaku merupakan hasil dari pengetahuan seseorang dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dalam mengambil keputusan

(11)

7

untuk melakukan higiene sanitasi yang berdampak pada Keberadaan Bakteri Coliform.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rezki (2016) yang menyatakan bahwa daging sapi yang dipasarkan di kota Kupang telah terkontaminasi bakteri Coliform (6,2MPN/gram – 2400MPN/gram), dan telah melampaui batas maksimum cemaran bakteri Coliform yang diperbolehkan pada daging asap berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 7388:2009) yaitu <3MPN/gram. Berdasarkan hasil uji korelasi tidak terdapat pengaruh antara perilaku terhadap Keberadaan Bakteri Coliform.

Penelitian yang serupa namun dengan hasil yang berbeda diungkapkan oleh Mensyah (2002) yang menjelaskan bahwa jajanan makanan yang dijual dipinggir jalan lebih riskan tercemar bakteri Coliform hal tersebut disebabkan kurangnya tingkat pengetahuan masyarakan dan perilaku bersih seperti yang sudah diatur di instalasi gizi rumah sakit.

Hal serupa diungkapkan oleh Laury (2009) yang menyatakan bahwa kemunculan bakteri Coliform pada makanan disebabnya kurangnya tingkat pengetahuan terhadap higienis sanitasi dalam menjamah makanan.

Menurut Baluka (2014) menerangkan bahwa kurangnya perilaku higienis sanitasi pada pengolahan makanan dapat berakibat pada kemunculan bakteri Coliform yang menunjukan kurang sehatnya makanan yang dikonsumsi.

Jennifer (2013) hasil penelitianya menunjukkan bahwa banyaknya ditemukan bakteri Coliform padamakanan tradisional. Hal tersebut menunjukkan kurangnya pengetahuan dan perilaku higienis sanitasi menjamah makanan pada masyarakat perdesaan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Penjamah makanan tentang higiene-sanitasi dengan kategori baik sebesar 100%. Perilaku Penjamah makanan tentang higiene-sanitasi dengan kategori baik sebesar 100% dan Rata-rata makanan tidak terdapat Keberadaan Bakteri Coliform.

(12)

8 DAFTAR PUSTAKA

Aide. 2010. Kesehatan Untuk Pekerja Kesehatan. Jakarta : Annida

Angela Laury, Alejandro Echeverry, and Mindy Brashears. 2009.” Fate of Escherichia coli O157:H7 in Meat. Food Microbiology and Food Safety, Vol 10.1007/978-0-387-89026-5

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC

BSN. 2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 7388-2009 Tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Batas Maksimum Residu Dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Jakarta : BSN

Jennifer J. Quinlan. 2013.” Foodborne Illness Incidence Rates and Food Safety Risks for Populations of Low Socioeconomic Status and Minority Race/Ethnicity: A Review of the Literature” International Journal of Environmental Research and Public Health ISSN 1660-4601

Kristofel,S. 2008. Pengelolaan dan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada es campur, Skripsi FKM USU, Medan.

Lukluk, Z.A (2008). Psikologi Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendika Pres

Patience Mensah, Dorothy Yeboah-Manu, Kwaku Owusu-Darko, and Anthony Ablordey.2002.”Street foods in Accra, Ghana: how safe are they” World Health Organization 2002, 80 (7)

PERDA, 2013.Peraturan daerah kabupaten Trenggalek nomor 19 tahun 2013 tentang ketahanan pangan. Jawa Timur

Prasetyo, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Purba, E., 2009. Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekilah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam.Skripsi.FKM-US. Medan

Sylvia Angubua Baluka, Roseann Miller and Baligwamunsi Kaneene. 2015” Hygiene Practices and food contamination in managed food service falsities in Uganda. Journal of Food Science. Vol. 9(1).pp.31-42.

Tran Ngoc Cam Thanh. 2015. “ Food safety behavior, attitudes and practices of street food vendors and consumers in Vietnam” vol 2. 996-210

laktosa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh tingkat kesukaan konsumen terhadap ikan cakalang ( Katsuwonus pelamis L.) asap, yang direndam dalam ekstrak kulit

Vastaajilta kysyttiin myös avoimen kysymyksen muodossa, kuinka heidän mielestään kuntien työn- antajakuvaa voisi parantaa. Vastauksissa tulee esille useita eri tapoja, joiden

Memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian SDM dan Tata Usaha serta memberikan layanan tenaga teknis yang berhubungan

Kembung merupakan jenis penyakit yang sering dialami oleh domba dan kambing yang diberi pakan rumput. Rumen domba dan kambing dipenuhi oleh gas yang terjebak dan tidak

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan jangka menengah sebagaimana yang diuraikan dalam rangka Rencana Strategis Tahun 2012- 2017, maka disusunlah Rencana

Tingkat capaian Indikator Kinerja jumlah Pelaksanaan Ceremonial Daerah sudah sesuai dengan target, pencapaian indikator kinerja ini dinilai dari data

It is recommended that accounting educators and career services units in these universities make a concerted effort to ensure that Muslim accounting students understand that

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran langsung di luar kelassebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan