• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tai (team assisted individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tai (team assisted individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DAN

SELF-REGULATED LEARNING

UNTUK MENGATASI

PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SKRIPSI

Oleh :

SA’IDATUL FITRIYAH NIM D94214087

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DAN

SELF-REGULATED LEARNING

UNTUK MENGATASI

PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SA’IDATUL FITRIYAH NIM D94214087

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2019

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PENERAPAN MO DEL PEMBELAJARAN KO O PERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DAN SELF-REGULATED LEARNING

UNTUK MENGATASI PRO KRASTINASI AKADEMIK SISW A PADA PEMBELAJARAN MATEMA TIKA

O le h : SA’IDATUL FITRIYAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan sintak dan aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran, mendeskripsikan respon siswa terhadap model pembelajaran, dan mengetahui penurunan prokrastinasi akademik siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan Self-Regulated Learning.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau bias a disebut Quasi Eksperimen dengan desain penelitian one group pre-test post-test. Subyek pada penelitian ini adalah kelas VIII A SM P Negeri 3 Krian Sidoarjo yang berjumlah 35 siswa. Teknik p engumpulan data yang digunakan adalah teknik pengamatan dan teknik angket. Teknik pengamatan dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan sintak dan aktivitas siswa, dan teknik angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran dan mengetahui prokrastinasi akademik siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Data prokrastinasi akademik siswa dianalisis dengan menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan sintak dalam pembelajaran model TAI dan self-regulated learning termasuk dalam kriteria baik dengan rata-rata nilai keseluruhan 2,97 karena guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model TAI dan self-regulated learning. Aktivitas siswa dalam pembelajaran model TAI dan self-regulated learning dapat dikatakan positif karena aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori aktif sebesar 96,7% lebih besar dari aktivitas siswa yang pasif sebesar 3,3%. Respon siswa terhadap pembelajaran model TAI dan self-regulated learning dikatakan positif dengan rata-rata persentase ≥ 70% yaitu sebesar 80,98%. Perilaku prokrastinasi akademik siswa setelah penerapan pembelajaran model TAI dan self-regulated learning mengalami penurunan. Berdasarkan analisis data diperoleh

dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning dapat mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika.

Kata kunci : TAI (Team Assisted Individualization), Self-Regulated Learning, Prokrastinasi Akademik S iswa

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR... i

SAMPUL DALAM ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESA HAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

MOTTO... vii

PERSEMBAHAN... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 10

F. Batasan Penelitian ... 12

G. Definisi Operasional ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik... 16

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik ... 16

2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 19

3. Jenis-jenis Tugas yang Menjadi Objek Prokrastinasi Akademik ... 23

4. Area Prokrastinasi Akademik... 24

5. Jenis-jenis Prokrastinasi ... 26

6. Penyebab Prokrastinasi Akademik ... 27

7. Faktor yang Me mpengaruhi Pro krastinasi Akademik... 28

(9)

B. Model Pembelajaran Kooperatif... 31

1. Pengertian Model pembelajaran ... 31

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 33

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 35

C. Model Kooperatif Tipe TAI ... 36

1. Pengertian Model Kooperatif Tipe TAI... 36

2. Langkah-langkah Model Pe mbe laja ran Kooperatif Tipe TAI ... 38

3. Keleb ihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TAI... 41

D. Self-Regulated Learning... 44

1. Pengertian Self-Regulated Learning ... 44

2. Faktor yang Me mpengaruhi Self-Regulated Learning... 48

3. Strategi Self-Regulated Learning ... 50

E. Keterlaksanaan Sintak ... 53

F. Aktivitas Siswa ... 54

G. Respon Siswa ... 56

H. Hubungan Model Pe mbela jaran Kooperatif Tipe TAI Terhadap Prokrastinasi Akademik ... 59

I. Hubungan Self-Regulated Learning Terhadap Prokrastinasi Akademik... 61

J. Hubungan Model Pe mbela jaran Kooperatif Tipe TAI dan Self-Regulated Learning Terhadap Prokrastinasi Akademik... 62

BAB III METODE PENELITIA N A. Jenis Penelitian ... 66

B. Rancangan Penelitian ... 66

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 67

D. Subyek Penelitian ... 67

E. Variabel Penelitian ... 67

1. Variabel Bebas ... 67

2. Variabel Terikat... 67

F. Prosedur Penelitian ... 68

G. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 71

1. Teknik Pengumpulan Data... 71

(10)

H. Teknik Analisis Data ... 79

1. Analisis Data Pengamatan Keterla ksanaan Sintak Se la ma Proses Pembela jaran Model Kooperatif Tipe TAI dan Self-Regulated Learning... 79

2. Analisis Data Pengamatan Aktivitas Siswa dala m Pe mbe laja ran Model Kooperatif Tipe TAI dan Self-Regulated Learning ... 80

3. Analisis Data Angket Respon Siswa ... 81

4. Analisis Data Angket Pro krastinasi Akade mik Siswa ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 88

1. Deskripsi Data Pengamatan keterla ksanaan Sintak ... 89

2. Deskripsi Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 92

3. Deskripsi Data Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran ... 95

4. Deskripsi Data Angket Pro krastinasi Akade mik Siswa ... 96

B. Analisis Data... 98

1. Analisis Data Pengamatan keterla ksanaan Sintak ... 98

2. Analisis Data Pengamatan Aktivitas Siswa... 107

3. Analisis Data Angket Respon Siswa ... 111

4. Analisis Data Angket Pro krastinasi Akade mik Siswa ... 116

C. Pembahasan ... 121

1. Keterlaksanaan Sintak... 121

2. Aktivitas Siswa... 123

3. Respon Siswa... 124

4. Prokrastinasi Akademik Siswa ... 127

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 129

(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 131 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Masalah perilaku prokrastinasi akademik siswa ... 23

2.2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 35

2.3 Langkah-langkah sintak model pe mbe laja ran TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning ... 63

3.1 Kisi-kisi lembar angket prokrastinasi akademik siswa ... 77

3.2 Nama-nama validator instrumen ... 79

3.3 Kriteria penila ian ju mlah rata-rata keseluruhan kegiatan dalam keterlaksanaan sintak ... 81

3.4 Skor alternatif jawaban ... 82

3.5 Kriteria perilaku prokrastinasi akademik siswa ... 84

4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian... 88

4.2 Hasil pengamatan keterlaksanaan sintak ... 90

4.3 Data pengamatan aktivitas siswa ... 93

4.4 Data angket respon siswa ... 95

4.5 Skor angket prokrastinasi akade mik siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Krian Sidoarjo ... 97

4.6 Analisis hasil pengamatan keterlaksanaan Sintak perte muan pertama ... 99

4.7 Analisis hasil pengamatan keterlaksanaan Sintak perte muan kedua... 101

4.8 Analisis hasil pengamatan keterlaksanaan Sintak perte muan ketiga... 104

4.9 Kategori aktivitas siswa ... 110

4.10 Rata-rata respon siswa ... 114

4.11 Skor angket prokrastinasi akademik siswa ... 116

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)

1. RPP

2. LKS beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran 3. Lembar Pre-test dan Post-test serta pedoman penskoran 4. Lembar PR beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran 5. Lembar catatan siswa dan pedoman penskoran

Lampiran B (Instrumen Penelitian) 1. Lembar validasi RPP

2. Lembar validasi LKS

3. Lembar validasi angket prokrastinasi akademik siswa 4. Lembar pengamatan keterlaksanaan sintak

5. Lembar pengamatan aktivitas siswa 6. Lembar angket respon siswa

7. Lembar angket prokrastinasi akademik siswa

8. Kisi-kisi lembar angket prokrastinasi akademik siswa Lampiran C (Hasil Penelitian)

1. Hasil validasi RPP 2. Hasil validasi LKS

3. Hasil validasi angket prokrastinasi akademik siswa 4. Hasil pengamatan keterlaksanaan sintak

5. Hasil pengamatan aktivitas siswa 6. Hasil angket respon siswa

7. Hasil angket prokrastinasi akademik siswa

8. Hasil pe mbela jaran (LKS, pre-test dan post-test, PR, serta catatan siswa)

Lampiran D (Surat-Surat) 1. Surat tugas dosen pembimbing 2. Surat izin penelitian

3. Kartu konsultasi 4. Biografi penulis

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perke mbangan potensi diri siswa SMP digolongkan da la m masa re ma ja yang beru mur 14-17 tahun untuk laki-laki dan u mur 13-17 tahun untuk perempuan.1 Dala m masa perke mbangannya, siswa perlu mendapatkan bimb ingan agar terbentuk pola pikir secara positif serta me miliki ke mandirian dan pengendalian diri dala m menja lankan tugas -tugas perkembangan me reka, salah satunya adalah tugas -tugas dalam bidang akademik. Tugas -tugas siswa dala m b idang akade mik yang dimaksud adalah tugas yang telah diberikan guru sebagai pekerjaan ru mah, tugas yang dikerjakan di kelas, dan tugas siswa untuk belajar.2

Siswa SM P diharapkan me miliki ke ma mpuan dala m me la ksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar yaitu bela jar dengan optimal, efe ktif dan efisien sesuai dengan tuntutan yang dihadapi. Untuk me menuhi tuntutan tersebut, maka siswa diharapkan dapat menggunakan potensi yang dimiliki dengan semaksima l mungkin .3 Hal yang dapat dila kukan yaitu seperti siswa datang ke sekolah tepat waktu, belaja r sesuai jadwal dengan tidak me mbolos pada mata pe laja ran yang sedang berlangsung, mengu mpulkan tugas tepat waktu, dan t idak menunda nunda untuk belajar atau mengerjakan tugas yang telah diberikan.4

Sebagai seorang siswa, belajar me rupakan ke wa jiban yang harus dipenuhi.5 Siswa d ituntut untuk me miliki pengelolaan be laja r yang baik, khususnya dala m pengelolaan wa ktu. Siswa yang kurang baik dala m mengelola wa ktu belajar maka menyebabkan siswa tersebut me laku kan penundaan dalam mengerjakan tugas

1E. B. Hurlock, Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan, Terjemahan oleh Soedjarwo, (Jakarta : Erlangga, 2008), 206.

2Siti Nur Aida, Skripsi :“Upaya Menurunkan Prokrastinasi Akademik Melalui

Self-Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII A MTsN Sleman Kota”, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), 1.

3Syaiful Indra, dkk, “Efektivitas Team Assisted Individualization Untuk Mengurangi Prokrastinasi Akademik, Jurnal Edukasi, 1 : 2, (Juli, 2015), 176.

4

Ibid. 5

(15)

2

tugas akademik. Kondisi menunda tugas -tugas akademik ini disebut dengan prokrastinasi akademik.6

Prokrastinasi berasal dari bahasa latin “pro” yang berarti maju ke depan dan “crastinus” yang berarti besok. Pro krastinasi berarti perilaku yang cenderung menghindari atau menunda aktivitas.7 Menurut Steel prokrastinasi adalah suatu penundaan yang disadari akan berda mpak buruk pada masa depan dengan sukarela dilakukan oleh individu terhadap tugasnya.8

Fokus prokrastinasi akademik saat ini dapat dianggap penundaan tugas khusus yang berkaitan dengan belajar atau menyelesaikan tugas-tugas akademik. 9 Seorang indiv idu me la kukan prokrastinasi karena tidak nya man terhadap tugas yang diberikan sehingga mereka terus menerus me laku kan penundaan.10 Prokrastinasi pada siswa dapat mengakibatkan da mpak negatif, diantaranya adalah siswa akan mendapatkan nilai rendah, tidak tertarik untuk me lanjutkan pendidikan yang leb ih tinggi, me miliki tingkat kehadiran di kelas yang rendah, dan dapat dikeluarkan dari sekolah. Penundaan tugas juga dapat berakibat pada emosi seseorang. Seseorang yang sadar bahwa dia me laku kan prokrastinasi, ma ka dala m d iri mere ka a kan mengala mi perasaan diantaranya seperti rendah diri, mengutuk diri, rasa bersalah, me rasa mela kukan kecurangan, mengala mi ketegangan, kepanikan dan kecemasan dalam diri.11

Pernyataan di atas dapat dilihat dari beberapa penelitian mengenai prokrastinasi akademik yang me rupakan salah satu masalah pada sebagian siswa. Penelitian Steel menyatakan bahwa :

6

Ibid.

7J. D. McCloskey, “Finally, my thesis on procrastination academic”, (Texas : University

of T exas at Arlinton, 2011), 1.

8Piers Steel, “Arousal, avoidant and decisional procrastinators : Do they exist?”,

Personality and Individual Differences, 48, (2010), 926-934.

9H. Bui Ngoc, “Effect of Evaluation Threat on Procrastination Behavior”,

The Journal of Social Psychology, 3 : 147, (2007), 198.

10

Ivan Sebastian, Hubungan Antara Fear of Failure Dan Prokrastinasi Akadem ik,

UBAYA, hal 2. Tersedia di :

Jurnal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/download/249/225/&prev=search. Diakses pada tanggal 20 April 2018, pukul 07.30.

11

Erlangga, Skripsi : “Efektifitas Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Self Management Untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akadem ik Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Lampung : IAIN Raden Intan Lampung, 2017), 4.

(16)

3

“Estimates indicate that 80%–95% of college students engage in procrastination, approximately 75% consider themselves procrastinators, and almost 50% procrastinate consistently and problematically”.12

Penelit ian tersebut menunjukkan bahwa 80% -95% siswa terlibat dala m prokrastinasi, sekitar 75% menganggap diri mere ka sebagai prokrastinator, dan ha mpir 50% menunda konsisten dan bermasalah dengan tugas mereka.

Hasil penelitian yang dila kukan oleh Dosi Ju lia wati tahun 2014 di salah satu sekolah di kota Padang menyatakan bahwa kecenderungan prokrastinasi akade mik siswa dengan kategori sangat tinggi dengan persentase 8%, 40% dengan kategori tinggi, 19% dengan kategori sedang, 25% dengan kategori rendah dan 8% dengan kategori sangat rendah.13

Berdasarkan hasil penelitian yang dila kukan Sit i Nur Aida pada 3 Mei 2013 di ke las VIII MTs Negeri Sle man Kota, diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa tidak dapat mengatur wa ktunya dengan baik. Siswa sering me lakukan penundaan dala m mengerjakan tugas -tugas sekolahnya seperti mengerja kan soal, mencari art ike l di internet dan klipping. Sela in penundaan dala m mengerjakan tugas-tugas sekolah, bentuk perilaku prokrastinasi akademik la in yang dila kukan siswa adalah mere ka hanya belaja r ketika men jelang u jian sekolah atau ujian semester saja. Ya itu dengan “sistem kebut semalam”artinya belajar semalam sebelu m ujian. Ha l in i dia kibatkan ka rena ja m bela jar me reka yang tidak diatur dengan baik sehingga me reka lebih me milih mengerja kan ha l lain yang menurut siswa lebih menyenangkan dan berla ma -la ma me la kukan ha l la in tersebut seperti online, chatting atau berma in handphone.14

Berdasarkan hasil wa wancara yang dilakukan oleh Satria M. Rafiko dengan guru BK pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2016 di MAN 2 Batusangkar, d iperoleh bahwa banyak diantara siswa d i sekolah tersebut yang mela kukan perila ku prokrastinasi. Menurut

12 Piers Steel, “The Nature of Procrastination : A Meta-Analytic and Theoretical Review of

Quintessential Self Regulatory Failure”, Psychological Bulletin, 133 : 1, (University of Calgary, 2007), 66.

13Syaiful Indra, dkk, Op.Cit., hal 178. 14

(17)

4

Ibu Rah mawati dan Ibu Yanti selaku guru BK, pela ku prokrastinasi di sekolah tersebut cukup banyak, dari 863 orang siswa, terdapat 50% siswa yang mela kukan berbagai maca m perilaku yang berkaitan dengan prokrastinator, seperti sering menunda nunda tugas sekolah, sering terla mbat ke kelas, la mbat da la m mengerja kan tugas, dan lain-lain.15

Munculnya perilaku prokrastinasi akade mik ini disebabkan adanya keinginan untuk me mpero leh kesenangan sesaat yang lebih menarik, misalnya jalan -ja lan bersama te man d i ma ll atau menonton film daripada bela jar sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya. Kurangnya rasa percaya diri dan perhatian orang tua dalam mengerjakan tugas juga menyebabkan siswa lebih me milih mengerja kan tugas rumah disekolah bersama te man -te man yang lain. Ha l tersebut mengakibatkan mere ka terla mbat dala m mengumpulkan tugas.16

Faktor yang menjad i penyebab siswa mela kukan perilaku prokrastinasi akade mik yaitu faktor keluarga, fa ktor pengaturan waktu yang kurang tepat, faktor ke ma lasan dalam diri siswa, fa ktor lingkungan dan faktor pergaulan teman sebaya.17 Fa ktor ke luarga me rupakan fa ktor penting yang me mpengaruhi para siswa untuk me mpunyai perilaku prokrastinasi terutama orang tua, kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua mengenai permasalahan belajar me reka me mbuat siswa merasa tidak me mpunyai tanggungjawab untuk mengerja kan tugas tepat waktu.18 Sela in itu seorang siswa harus me miliki motivasi bela jar yang tinggi dan me miliki keyakinan diri yang positif terhadap kema mpuan dirinya sehingga sesulit apapun tugas yang diberikan tidak akan me mbuat siswa merasa takut dan enggan untuk mengerja kannya. Se lain itu juga dibutuhkan sikap mandiri dala m diri siswa sehingga siswa

15 Satria M. Rafiko, Skripsi : “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi

Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa di MAN 2 Batusangkar”, (Batusangkar: IAIN Batusangkar, 2017), 7.

16

Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 4.

17

Satria M. Rafiko, Skripsi : “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa di MAN 2 Batusangkar”, (Batusangkar: IAIN Batusangkar, 2017), 7.

(18)

5

tidak bergantung terhadap orang lain dala m hal mengerja kan tugas.19

Berdasarkan data penelitian tersebut menunjukkan bahwa prokrastinasi yang terjadi di dunia pendidikan sangat perlu ditanggulangi oleh seorang pendidik, khususnya bagi seorang guru yang bergerak dala m me maha mi permasalahan siswa di sekolah. Untuk itu perlu adanya strategi-strategi yang sangat efektif dan efisien dala m pengentasan masalah prokrastinasi akademik siswa. Adanya pengentasan agar siswa dapat men jalani kehidupan dan perke mbangan dirinya dengan baik, tanpa adanya beban yang dapat me mberatkan, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optima l, serta tercapainya sukses akademik.20

Gu ru sebagai pemb imbing siswa da la m mengoptima lkan segala potensi, hendaknya ma mpu mengaplikasikan berbagai metode dan model pe mbela jaran, sehingga siswa bisa termotivasi dala m penyelesaian mas alah yang diala minya.21 Keakt ifan siswa dala m proses pembela jaran dapat merangsang dan menge mbangkan bakat yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, kualitas kegiatan pembelaja ran yang dilakukan guru sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.22

Salah satu model pembela jaran yang dapat digunakan adalah model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model pembela jaran TAI me rupakan model pembela jaran yang menarik, karena mengko mbinasikan pembela jaran kooperatif dan individual. Model in i me miliki kara kteristik bahwa tanggungjawab belaja r ada pada diri siswa sendiri.23 Imp le mentasi model TAI da la m proses pembelajaran diharapkan materi yang dia mpaikan akan leb ih mudah dipahami

19Ibid, hal 6.

20Syaiful Indra, dkk, Op. Cit., hal 179

21

Ibid.

22Rusman, Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta

: Rajawali Pers, 2012), v. 23

Umi Farikah, Skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization) Dengan Media LKS Terhadap Prestasi Belajar Matem atika Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Gajah Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 ”, (Semarang : IKIP PGRI Semarang, 2011), 2.

(19)

6

siswa, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan dan dapat melat ih siswa bertanggungjawab dala m me mbe ri penjelasan kepada te mannya sebagai anggota kelo mpok belajar. Setelah tu mbuh motivasi untuk bela jar yang disebabkan oleh pengaruh kerja kelo mpok ma ka ke ma mpuan bela jar a kan berkembang, dan prestasi belajar akan menjadi lebih baik.24

Sela in model pe mbela jaran TAI (Tea m Assisted Individualization) ada pula strategi yang baik dala m menurunkan perila ku p rokrastinasi yaitu self-regulated learning. Self-regulated learning digunakan agar siswa ma mpu mengatur dirinya sendiri dala m ha l bela jar, menyesuaikan dan mengendalikan d irinya sendiri da la m menghadapi tugas -tugas yang sulit sekalipun sehingga siswa ma mpu untuk menurunkan prokrastinasinya.25 Da ri model pe mbelaja ran TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning, siswa diharapkan dapat bertanggungjawab dan mengatur diri dala m menetapkan tujuan belaja r yang ingin dicapai. Karena dengan menetapkan tujuan belajar maka siswa dapat belajar untuk me mon itor serta mengevaluasi performanya. Siswa akan menjad i mandiri dan termotivasi sehingga tidak lagi me rasa ma las dalam mengerja kan tugasnya.26 Sehingga model pembela jaran tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning diaplikasikan untuk mengatasi perilaku prokrastinasi akademik siswa.

Beberapa penelit i telah mencoba menerapkan model pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning selama proses pembela jaran dala m penelitian-penelitian sebelu mnya. M isalnya yang dila kukan o leh Farikah, mengkaji te rka it pengaruh model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan media LKS terhadap prestasi belaja r mate mat ika , bahwa ada perbedaan prestasi belajar mate mat ika antara mode l pe mbe laja ran TAI dengan model pembela jaran konvensional. Hal in i dapat dilihat dari hasil perhitungan uji-t yaitu thitung = 1.913 > ttabel =1,668. Prestasi bela jar mate mat ika pada model pe mbelaja ran TAI leb ih baik dari model pembela jaran konvensional. Hal in i dapat dilihat dari hasil

24

Ibid, hal 3.

25Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 7.

(20)

7

perhitungan ketuntasan belajar yaitu mode l pe mbela jaran TAI = 77,14 % > model pe mbela jaran konvensional = 62,86 %. Serta hasil tes diperoleh n ilai rata-rata kelo mpok e ksperimen ( ̅ ) =76,0571 dan rata-rata ke lo mpok kontrol ( ̅ ) = 69,8571. Pada kelo mpok eksperimen siswa yang tuntas belajar secara indiv idu sebanyak 27 siswa atau 77,14% dari 35 siswa, sehingga ketuntasan belajar secara klasika l belu m tercapai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pe mbela jaran menggunakan mod el pembela jaran kooperatif TAI leb ih efekt if untuk mengajarkan materi fa ktorisasi suku aljabar dari pada model pe mbe laja ran konvensional.27

Penelit ian yang dilaku kan oleh A ida, terka it upaya menurunkan prokrastinasi akademik me la lui sel f-regulated lerning pada siswa kelas VIII. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-regulated learning dapat menurunkan tingkat prokrastinasi akade mik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara hasil pra siklus dengan hasil pasca siklus I dan pasca siklus II yang mengala mi penurunan skor dari 98,4% men jadi 76,33% dilanjutkan dengan siklus II sehingga menurun men jadi 65,73%. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara juga menunjukkan penurunan dari siklus I dengan siklus II, perubahan tersebut berupa perilaku s erta pe maha man siswa mengenai sel f-regulated learning dan prokrastinasi akade mik saat siklus I dan siklus II.28

Perbedaan dengan peneliti-penelit i sebelumnya yaitu penerapan salah satu model pe mbela jaran antara TAI dan self-regulated learning untuk meningkatkan prestasi belaja r maupun menurunkan p rokrastinasi a kade mik. Na mun, da la m penelit ian ini akan menggabungkan model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI dan self-regulated learning dalam proses pembela jaran. Oleh ka rena itu, peneliti terta rik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan Self-Regulated Learning untuk Mengatasi Prokrastinasi Akademik Siswa Pada Pe mbe laja ran Matematika”.

27

Umi Farikah, Op. Cit., hal 74.

(21)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar bela kang masalah di atas, ma ka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana keterlaksanaan sintak model pe mbe laja ran kooperatif t ipe TAI (Tea m Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika?

2. Bagaimana a ktiv itas siswa selama penerapan model pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matema tika? 3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model

pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika? 4. Bagaimana perbedaan prokrastinasi akade mik siswa sebelum

dan setelah penerapan model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning pada pembelajaran matematika?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan ru musan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mendeskripsikan keterlaksanaan sintak model pe mbe laja ran kooperatif t ipe TAI (Tea m Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika.

2. Mendeskripsikan a ktivitas siswa selama penerapan model pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika. 3. Mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan model

pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akademik siswa pada pembelajaran matematika. 4. Mendeskripsikan perbedaan prokrastinasi akade mik siswa

sebelum dan setelah penerapan model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning pada pembelajaran matematika.

(22)

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelit ian ini d iharapkan dapat me mberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis :

1. Manfaat teoritis

Secara teorit is data hasil penelit ian mengenai penerapan model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning untuk mengatasi prokrastinasi akade mik siswa pada pembela jaran mate mat ika , me mbe rikan sumbangan informasi dan kontribusi pada mahasiswa untuk me mperkaya ilmu pengetahuan di bidang ilmu mate mat ika khususnya pendidikan matematika.

2. Manfaat praktis

Penelit ian ini diharapkan dapat me mberikan manfaat berupa pengetahuan terkait model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization), self-regulated learning, dan prokrastinasi akademik. Secara khusus, diharapkan penelitian ini ma mpu me mberikan man faat antara lain :

a. Bagi siswa

Bagi siswa yang mendapatkan tekanan akademik dari sekolah, ha l tersebut tidak menjadikan sebagai tekanan mela inkan menjad ikan tuntutan akade mik sebagai motivasi untuk me langkah ma ju me raih kesuksesan. Siswa juga dapat mengurangi prokrastinasi akademik agar menjadi semakin semangat meraih kesuksesan.

b. Bagi orang tua

Bagi orang tua agar tida k men jadikan tuntutan akademik dari sekolah anak menjad i te kanan untuk anak. Sehingga anak tidak menjad i sema kin tertekan yang men imbulkan prokrastinasi akade mik dala m mela kukan tugas akademiknya.

c. Bagi guru

Bagi guru agar me mberi mot ivasi dengan baik dan tidak menuntut terlalu tinggi untuk siswanya. Guru juga mengarahkan siswanya untuk semangat mengerjakan tugas akademiknya tanpa bermalas -ma lasan. Se rta sebagai alternatif pembelajaran di dalam kelas.

(23)

10

E. Batasan Penelitian

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Materi pe mbe laja ran mate matika yang digunakan dala m penelitian in i ada lah pokok bahasan persamaan garis lurus untuk kelas VIII Se mester I (Ganjil) Tahun Pe laja ran 2018/2019.

2. Diasumsikan bahwa ja waban siswa terhadap angket prokrastinasi akade mik sesuai dengan kejad ian yang diala mi selama proses pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari keke liruan atau perbedaan persepsi dala m me maha mi istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian in i, maka diperlukan definisi secara operasional sebagai berikut : 1. Penerapan

Penerapan me rupakan sebuah tindakan yang dila kukan baik secara individu maupun ke lo mpok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pe mbela jaran kooperatif adalah suatu pembela jaran dimana para anggota dalam satu kelo mpok yang saling bekerja sa ma da la m me mecahkan permasalahan yang dihadapi serta dapat menyatukan pendapat -pendapat guna untuk me mpero leh keberhasilan bersama yang optima l dala m kelo mpok. Pe mbe laja ran kooperatif me mpunyai da mpak positif untuk siswa yang rendah prestasi belajarnya. Hal in i disebabkan pembelaja ran kooperatif me manfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi.

3. Model Kooperatif tipe TAI

Model pembela jaran kooperatif t ipe TAI merupakan model pe mbela jaran yang me mbentuk ke lo mpok kec il yang heterogen dengan latar bela kang cara berpikir yang berbeda beda untuk saling me mbantu terhadap siswa la in yang membutuhkan bantuan.

Model pembela jaran TAI yaitu model pe mbela jaran dengan strategi belajar mengajar yang mene mpatkan siswa dala m kelo mpok-kelo mpok kec il yang heterogen terdiri dari 4 sampai 6 siswa dala m setiap ke lo mpoknya. Ke mudian diikuti

(24)

11

dengan pemberian bantuan oleh guru secara indiv idu bagi siswa yang membutuhkannya.

4. Self-regulated Learning

Self-regulated learning adalah proses belajar d imana siswa mengakt ifkan kognit if, perila ku, dan perasaannya secara sistematis untuk mencapai tu juan belajar yang telah ditetapkan.

5. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda dala m me mula i, me la ksanakan atau mengakhiri suatu aktivitas. Prokrastinasi akademik teratasi jika skor pada angket prokrastinasi akademik setelah penerapan mengala mi penurunan dibandingkan skor angket prokrastinasi akademik sebelum penerapan pembelajaran.

6. Keterlaksanaan Sintak

Keterla ksanaan sintak pembela jaran yang telah direncanakan menjad i penting untuk dila kukan secara ma ksima l, untuk me mbuat siswa terlibat a ktif, ba ik mental, fisik maupun sosialnya dan proses pembentukan kompetensi men jadi efekt if. Pe mbentukan ko mpetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran.

7. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk bela jar. Aktivitas siswa yang dia mati dala m pe mbela jaran diantaranya adalah : (1) turut serta dalam mela ksanakan tugas belajar; (2) terlibat dala m pe mecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila t idak me maha mi pe rsoalan yang dihadapi; (4) mencari informasi untuk pemecahan masalah; (5) me laksanakan diskusi kelo mpok; (6) menilai ke ma mpuan dirinya dan hasil yang diperoleh; (7) menerap kan info rmasi yang didapat dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.

8. Respon Siswa

Respon siswa me rupakan rea ksi sosial yang dila kukan siswa atau pela jar da la m menanggapi pengaruh atau rangsangan dalam dirinya dari situasi pengulangan yang dila kukan orang la in, seperti tindakan pengulangan guru dala m pe mbela jaran atau dari feno mena sosial di sekitar

(25)

12

sekolahnya. Dala m hal ini respon yang dima ksud adalah reaksi dan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembela jaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan self-regulated learning.

(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi berasal dari bahasa latin “pro” yang berarti maju kedepan dan “crastinus” yang berarti besok. Prokrastinasi berarti perilaku yang cenderung menghindari atau menunda aktivitas.29

Prokrastinasi me rupakan kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses menghindari tugas yang sebenarnya tidak perlu dila kukan. Hal ini terjadi karena adanya ketakutan untuk gagal dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dila kukan dengan benar. Penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu karakter prokrastinasi.30

Menurut Knaus , prokrastinasi adalah penderitaan yang dapat menyerang dimana saja, pada tingkat apapun dan disetiap tahap kehidupan seseorang. Penundaan dapat berasal dari mana saja, termasuk dala m setiap kehidupan maupun pekerjaan termasuk dalam hal akademik.31

Seseorang sering merasa nyaman dengan prokrastinasi yang dimiliki tanpa menyadari bahwa perila ku tersebut me mpunyai da mpak yang buruk bagi d irinya. A kibat terhadap kebiasaan menunda terjadi ka rena adanya gejala ketakutan, ketidaknya manan, pe mberontakan dan depresi, hal tersebut dimula i dari suatu kegiatan yang dianggap sulit, ru mit menakutkan dan membosankan.

Ferra ri, dkk menje laskan bahwa orang -orang yang menghindari tugas berat atau sulit, me reka a kan me rasa kesal dan menderita, mere ka juga a kan mendapatkan tekanan secara psikologis yang tentunya sangat merugikan. Beberapa penila ian negatif muncul karena ket idaksenangan akan tugas yang berat atau cenderung sulit. Penilaian in i me mpengaruhi beberapa

29J. D. McCloskey, Op. Cit. 30

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati. S, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group, 2010), 152.

31W. Knaus, The procrastination Workbook, (New York : Harbinger Publication, Inc, 2002), 2.

(27)

14

kara kteristik seseorang, diantaranya : kontrol diri, kontrol terhadap lingkungan, dan harga diri. Beberapa jen is penila ian itulah yang me mbuat seseorang menghindari sebuah tugas atau dapat disimpu lkan bahwa ketertarikan terhadap hubungan dari perila ku prokrastinasi dan ketidaksenangan akan merugikan harapan seseorang. Sehingga dapat ditekankan bahwa prokrastinasi dapat merugikan individu.32

Ferra ri, dkk juga menje laskan hubungan antara prokrastinasi dan stres akan dilakukan berdasarkan beberapa alasan. Mengingat bahwa stres melibatkan pengendalian yang rendah dari rangsangan yang tidak menyenangkan, penunda akan mengala mi stres karena rendahnya persepsi dari kontrol diri dan efikasi diri.33

Dala m kehidupan sehari-hari kita se mua me miliki kebiasan baik dan kebiasaan yang kurang baik. Tidak se mua orang dapat menghilangkan keb iasaan yang kurang baik tersebut, salah satunya yaitu prokrastinasi. Prokrastinasi me rupakan perila ku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Bah kan perila ku ini sudah diingatkan oleh Allah SWT dala m firman-Nya di A l-Qur‟an yang berbunyi :

( ْبَصْن آَف َتْغ َرَف اَذِإَف

7

)

Artinya : Mak a apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjak anlah dengan sungguh -sungguh (urusan) yang lain. (QS. Al-Insyirah ayat 7)34

Dari penggalan ayat diatas, A llah mengingatkan hamba-Nya agar tidak menunda pekerjaan, ternyata didala m agama pun terdapat larangan untuk berperila ku menunda nunda. Perlu diketahui jika hal tersebut dilarang maka tidak baik bagi diri seseorang.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda dalam me mu la i, me la ksanakan dan mengakhiri suatu aktivitas. Seseorang individu yang me laku kan kebiasaan prokrastinasi ini

32

Ferrari, dkk, Procrastination and Task Avoidance : Theory, Research, and Treatm ent, (New York :Springer, 1995), x.

33Ibid.

(28)

15

diakibatkan karena kurangnya kepercayaan terhad ap ke ma mpuan diri sendiri. Oleh karena itu prokrastinasi akademik dapat didefinisikan sebagai prokrastinasi yang terjadi di lingkungan akademik.

Kurnia wan mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilaku kan pada jenis tugas forma l yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. 35 Prokrastinasi akademik juga dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk menunda dalam me mu la i maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk mela kukan a ktiv itas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat.36

Senada dengan pendapat tersebut, Ghufron mendefinisikan prokrastinasi akade mik sebagai jenis penundaan yang dilaku kan pada jenis tugas forma l yang berhubungan dengan tugas akademik misalnya tugas sekolah atau tugas kursus.37

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik me rupakan suatu perila ku individu yang cenderung menunda dala m me mu lai hingga mengakh iri tugas akademik. Indiv idu lebih suka me laku kan kegiatan lain yang tidak berguna. Sehingga tugas yang harus diselesaikan tepat waktu menjadi terhambat dan terbengkalai. 2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Ferra ri menge muka kan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi dapat diamat i dan diukur dala m c iri-ciri tertentu diantaranya :38

a. Penundaan untuk me mu lai maupun menyelesaikan pekerjaan pada tugas yang dihadapi. Berart i seseorang dengan perilaku pro krastinasi mengetahui bahwa tugas yang

35Rizki Kurniawan, Skripsi : “Hubungan Antara Self Regulated Learning dengan

Prokrastinasi Akadem ik Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Sem arang,” (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013), 17.

36Aliya Noor Aini dan Iranita Hervi Mahardayani, “Hubungan antara Kontrol Diri dengan

Prokrast inasi dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Uiversitas Muria Kudus”,Jurnal Psikologi Pitutur, 1 : 2 (Juni, 2011), 65.

37M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati. S, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz

Media Group, 2010), 156.

38

(29)

16

dihadapinya harus diselesaikan dan berguna bagi dirinya, namun menunda nunda untuk segera mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang telah dikerjakan sebelumnya. b. Keterla mbatan dala m menyelesaikan tugas. Seseorang

dengan prokrastinasi me me rlu kan waktu lebih la ma untuk mengerjakan tugas daripada wa ktu yang dibutuhkan ole h orang tanpa prokrastinasi untuk menyelesaikan tugas. c. Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan

daripada mela kukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak mela ksanakan tugasnya namun menggunakan wa ktu yang dimiliki u ntuk me laku kan aktivitas la in yang dianggapnya lebih menyenangkan dan lebih menghibur sehingga menyita waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas.

Burka & Yuen menje laskan ciri-ciri seseorang dengan prokrastinasi adalah sebagai berikut :39

a. Prokrastinator lebih suka menunda tugas -tugas atau pekerjaannya.

b. Berpendapat bahwa lebih baik mengerjakan nanti daripada sekarang, dan menunda pekerjaan bukan sebuah masalah. c. Terus mengulang perilaku prokrastinasi.

d. Pela ku prokrastinasi akan sulit dala m ha l penga mbilan keputusan.

Ahmain i me maparkan bahwa kara kteristik orang yang melakukan perilaku menunda adalah :40

a. Kurang dapat mengatur waktu b. Percaya diri yang rendah

c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas d. Keras kepala , dala m art i menganggap orang lain tidak

memaksanya mengerjakan pekerjaan

e. Memanipu lasi tingkah la ku o rang la in dan menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya

f. Menjadikan penundaan sebagai solusi untuk menghindari tekanan

39L. M. JB. Burka & Yuen, Procrastination, Why You Do It, What to Do About It Now,

(United State of America : Da Capo Press, 2008), 8.

40Dini Ahmaini, Skripsi : “Perbedaan Prokrastinasi Akadem ik Antara Mahasiswa yang

Aktif dan Tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswa PEMA USU”, (Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara, 2010), 21-22.

(30)

17

g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak me maha mi mengapa tidak dapat mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain.

Menurut Sapadin dan Maquire dala m Ah main i bahwa karakteristik individu yang melakukan prokrastinasi adalah :41 a. Perfe ksionisme , yaitu mengerja kan sesuatu yang dirasa

kurang sempurna.

b. Pe mimp i, yaitu banyak me mpunyai ide besar tapi tidak dilakukan.

c. Pencemas, ya itu tidak berpikir tugas dapat berjalan dengan baik tapi t idak takut apa yang dilaku kan lebih jele k atau gagal.

d. Penentang, yaitu tidak mau diperintah atau dinasehati orang lain.

e. Pembuat masalah. f. Terlalu banyak tugas.

Dari beberapa ura ian di atas dapat dipahami bahwa ciri-c iri indiv idu yang me la kukan pro kratinasi akade mik berupa penundaan untuk me mu lai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi, keterla mbatan da la m mengerja kan tugas, kesenjanga n waktu antara rencana dengan pelaksanaan, dan me laku kan aktivitas la in yang leb ih menyenangkan daripada me laku kan tugas yang harus dikerja kan. Contohnya dalam p roses belajar mengaja r, individu yang me laku kan prokrastinasi seperti la mban dala m mengerjakan tugas, tentu saja individu tersebut akan tertinggal oleh te man-te mannya yang cepat dalam mengerjakan tugas. Ke mudian lebih me mentingkan hal yang me mbuat dirinya senang tentu akan me mbuat individu la lai dala m mengerja kan tugas dan hal tersebut akan berdampa k terhadap nilai dan hasil pelajarannya.

Untuk melihat dan mengukur perilaku pro krastinasi akademik siswa, penulis menggunakan beberapa aspek prokrastinasi akademik siswa diantaranya yaitu :42

a. Perceived time disini dia rtikan bahwa siswa merasa me miliki waktu yang cukup banyak, sehingga menunda -nunda pekerjaan sampai batas akhir.

41

Ibid., hal 22.

42

(31)

18

b. Intention action disini diart ikan bahwa adanya ketidaksesuaian antara rencana dan kinerja siswa yang akhirnya menyebabkan keterlambatan dalam tugas

c. Emotional distress disini diartikan bahwa adanya tekanan dala m diri siswa baik itu perasaan tenang maupun cemas saat melakukan prokrastinasi.

d. Perceived ability disini diartikan bahwa siswa merasa tidak yakin terhadap ke ma mpuan yang dimilik i sehingga leb ih menunda dan mengandalkan orang lain.

Dari penje lasan di atas, sehingga diperoleh masalah perilaku prokrastinasi akademik siswa sebagai berikut :

Tabel 2.1

Masalah Perilaku Prokrastinasi Akademik Siswa43

Indikator Sub Indikator

Perceived time a. Gagal tepat waktu sesuai deadline b. Suka menunda nunda pekerjaan Intention action a. Kesenjangan antara rencana dan

kinerja aktual

b. Kesulitan menyelesaikan sesuatu dalam batas waktu tertentu Emotional

distress

a. Perasaan cemas saat mela kukan prokrastinasi

b. Merasa tenang karena wa ktu masih banyak

Perceived ability a. Tidak yakin terhadap ke ma mpuan dirinya

b. Merasa takut gagal

3. Jenis-jenis Tug as yang Me njadi Objek Pr okrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik atau non akade mik sering digunakan oleh para ahli untuk me mbag i jenis -jen is tugas tersebut. Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang digunakan pada jenis tugas forma l yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah. Prokrastinasi non -akademik adalah penundaan yang dilaku kan pada jenis t ugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan

43

(32)

19

sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga dan tugas kantor atau tugas sosial.44

Ghufron mengatakan bahwa seseorang dapat me la kukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal. Jenis-jen is tugas yang sering ditunda oleh seorang prokrastinator, yaitu tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, akt ivitas akade mik, pekerjaan kantor dan lainnya.45

Jenis tugas yang menjadi objek prokrastinasi akade mik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja a kade mik. Perila ku-perila ku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dip ilih dari perilaku la innya dan dikelo mpokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.46

Berdasarkan pe maparan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis tugas prokrastinasi dapat dibagi menjadi tugas akademik dan non-akade mik. Tugas akademik seperti tugas sekolah dan kegiatan akade mik. Tugas non -akademik yang me liputi tugas pembuatan keputusan, tugas rumah tangga, dan pekerjaan kantor.

4. Area Prokrastinasi Akademik

Terdapat enam a rea akade mik untuk me lihat jenis -jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar yaitu :

Tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, me mbaca, kerja ad ministratif, menghadiri perte muan dan kinerja a kade mik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas -tugas akademik secara keseluruhan.47

Selanjutnya Ghufron dan Rin i menje laskan enam area akademik guna melihat jenis -jenis tugas yang sering diprokrastinasikan oleh pelajar, antara lain :48

a. Tugas mengarang me liputi penundaan me laksanakan kewa jiban atau tugas -tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya.

44Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 13. 45

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati. Op. Cit., hal 156.

46Ibid., hal 157. 47

Ibid.

(33)

20

b. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, ujian akhir semester, atau ulangan harian.

c. Tugas me mbaca meliputi adanya penundaan untuk me mbaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.

d. Tugas kerja ad min istratif, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dala m presensi kehadiran, daftar peserta praktikum dan sebagainya.

e. Menghadiri perte muan, yaitu penundaan maupun keterla mbatan dala m menghadiri pela jaran, pra ktiku m, dan pertemuan-pertemuan lainnya.

f. Penundaan dalam kinerja a kade mik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerja kan atau menyelesaikan tugas -tugas akademik secara keseluruhan.

5. Jenis-jenis Prokrastinasi

Ferrari membagi prokrastinasi menjadi 2, yaitu :49 a. Functional Procrastination

Yaitu penundaan mengerjakan tugas untuk me mpero leh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

b. Disfuncional Procrastination

Yaitu penundaan yang tidak bertujuan sehingga mengakibatkan dampak buruk dan menimbulkan masalah.

Menurut Ellis dan Knaus dala m Sirin yang telah dikutip oleh Aida, prokrastinasi dapat dibagi menjadi 5 yaitu :50 a. General Procrastination yaitu prokrastinasi umum yang

digambarkan sebagai kesulitan dala m mela kukan tugas sehari-hari pada ketidakca kapan untuk mengorganisasi waktu dan manajemen yang efektif.

b. Academic Procrastination yaitu prokrastinasi akade mik yang menyangkut tugas akademik dan dapat diga mbarkan sebagai penundaan tugas akademik dalam beberapa alasan. c. Decision-mak ing Procrastination yaitu prokrastinasi

pengambilan keputusan yang menyangkut ketidakma mpuan individu dala m menga mbil keputusan pada waktunya

49

Ferrari, dkk, Op. Cit., hal 132.

(34)

21

sehingga mengakibatkan penundaan karena kesulitan dalam memilih pekerjaan yang harus diprioritaskan.

d. Neurotic Procrastination yaitu penundaan dalam mengerjakan sesuatu karena me mikirkan hal yang terbaik untuk dirinya sendiri. Pro krastinasi neurik juga cenderung menunda keputusan hidup yang utama.

e. Non Funcional Procrastination yaitu menunda untuk memunculkan sebuah perilaku.

Dari lima jenis pro krastinasi di atas, penelit i lebih me mfokuskan pada academic procrastination atau prokrastinasi akade mik. Karena prokrastinas i akade mik leb ih mengarah pada ruang lingkup siswa. Penundaan yang dila kukan siswa meliputi, penundaan dalam menyelesaikan tugas/PR, belajar “sistem kebut semalam” sebelum melaku kan ujian, dan sikap jarang mengikuti pembelajaran dikelas. 6. Penyebab Prokrastinasi Akademik

Perila ku prokrastinasi dipengaruhi oleh konsep diri, tanggung jawab, keyakinan diri dan kece masan terhadap evaluasi yang akan d iberikan, kesulitan dala m mengamb il keputusan, pemberontakan terhadap kontrol dari figur yang me mbe rikan otoritas, kurangnya tuntutan dari tugas, standar yang terlalu tinggi kemampuan individu.51

Merurut Knaus , prokrastinasi min ima l me libatkan dua proses :52

a. Penundaan melibatkan dorongan untuk menunda, dorongan tersebut dapat dipicu oleh suasana hati yang buruk, ancaman, ketidaknya manan, diantisipasi kebosanan, atau kondisi yang lainnya.

b. Ha mpir sa ma dengan tahap pertama yaitu keyakinan diri sendiri bahwa nanti a kan men jadi leb ih baik, seperti ket ika seseorang mengatakan behwa dirinya hanya me mbutuhkan pamanasan dan selanjutkan akan dapat mengendalikan situasi.

Prokrastinasi akade mik terjad i karena adanya perfeksionis atau tuntutan yang besar, dan ketakutan terhadap

51L. M. JB. Burka & Yuen, Op. Cit., hal 11. 52

(35)

22

kesalahan kecil yang dianggap akan me munculkan teguran dari orang lain dan kegagalan.53

7. Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik Secara u mu m terdapat faktor-faktor yang me mpengaruhi prokrastinasi akade mik dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal, ya itu fa ktor-fa ktor yang ada pada diri individu yang melakukan prokrastinasi, meliputi :

1) Kondisi fisik individu.

Faktor dari da la m yang dapat me mpengaruhi prokrastinasi dari da la m diri seseorang adalah keadaan fisik dan kondisi kesehatan seseorang. 54 Misalnya kele lahan (fatigue), seseorang yang mengala mi kele lahan akan me miliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk me la kukan prokrastinasi dari pada yang tidak mengala mi ke lelahan. Tingkat intelegensi seseorang tidak me mpengaruhi perilaku pro krastinasi. Walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan irrasional yang dimiliki seseorang.55 Seseorang yang me miliki kondisi fisik yang menurun akan lebih besar berpotensi untuk me laku kan penundaan.56

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa kecenderungan prokrastinasi dapat diala mi o leh individu yang kondisi kesehatannya mengala mi kele lahan. Ke mudian t ingkat intelegensi seseorang tidak berhubungan dengan prokrastinasi, hanya saja prokrastinasi terkadang lebih disebabkan karena keyakinan dan pemikiran irrasional dari seseorang. 2) Kondisi Psikologi Individu

Kepribadian khususnya ciri kepribadian locus of control me mpengaruhi seberapa banyak perila ku prokrastinasi. 57 Karakter kepribadian yang turut

53Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 18. 54

Erlangga, Op. Cit., hal 28.

55M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati.Op. Cit., hal 164.

56Ferrari, dkk, Op. Cit., hal 88.

57

(36)

23

me mpengaruhi pro krastinasi yaitu ke ma mpuan sosial yang tercermin da la m self regulation dan tingkat kece masan dalam hubungan sosial. Motivasi juga berpengaruh terhadap penundaan dimana seseorang yang me miliki mot ivasi tinggi akan me miliki t ingkat penundaan yang rendah.58

b. Faktor eksternal, yaitu fa ktor yang berasal dari luar diri individu yang me mpengaruhi p rokrastinasi. Fa ktor ini meliputi :

1) Pola pengasuhan orang tua

Pola asuh orang tua adalah suatu hubungan interaksi antara orang tua yaitu ayah dan ibu dengan anaknya yang melibatkan segala bentuk dan prosesnya sebagai bentuk dari upaya pengas uhan tertentu dalam keluarga guna membentuk kepribadian anak.59

Pola pengasuhan sewenang wenang yang dila kukan o leh ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi pada anak perempuan, sedangkan pola asuh otoritas (mengawasi tapi menghargai) dari ayah menghasilkan anak perempuan yang tidak memiliki perilaku prokrastinasi.60 2) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang toleran terhadap prokrastinasi akade mik lebih banyak dilaku kan pada lingkungan yang rendah dala m pengawasan daripada lingkungan yang penuh pengawasan.61

8. Dampak Prokrastinasi Akademik

Dari banyaknya uraian di atas dan pendapat para ahli ma ka sudah dipastikan bahwa prokrastinasi me miliki da mpak negatif. Adapun dampak prokrastinasi dibagi dala m dua hal yaitu :62

58

Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 19.

59Puput Ramdhani, “Pengaruh Pola Asuh Orang T ua Terhadap Prorastinasi Akademik

Pada Siswa SMP Negeri 2 Anggana”, Ejournal Psikologi, 1 : 2, (2013), hal 139.

60Siti Nur Aida, Op. Cit., hal 19. 61

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati. Op. Cit., hal 166.

62

(37)

24

a. Prokrastinasi menciptakan masalah e ksternal seperti menunda mengerja kan tugas me mbuat seseorang tidak dapat mengerja kan tugas dengan baik sehingga mendapatkan peringatan dari orang tua atau guru.

b. Prokrastinasi menimbu lkan masalah internal da la m diri seseorang, seperti perasaan ketidakca kapan, kesedihan, perasaan bersalah, panik dan menyesal.

Dapat kita pahami bahwa pro krastinasi ma mpu me mbuat indiv idu men jadi stres, rasa cemas yang tinggi, sehingga menurunkan mot ivasi dan semangat dalam men jalan kan keh idupan sehari-hari, hal serupa juga terjad i pada pelaku pro krastinasi akade mik. Individu juga me rasa kurang percaya terhadap kemampuan diri sendiri.

B. Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembela jaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dala m merencanakan pembela jaran dike las dan untuk menentukan perangkat -perangkat pembela jaran termasuk di dala mnya buku -buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.63

Soeka mto, d kk dala m Nu rulwati yang dikutip oleh Sihabudin mengemu kakan ma ksud dari model pe mbe laja ran adalah ke rangka konseptual yang me lukiskan prosedur yang sistematis dala m mengorganisasikan pengala man bela jar untuk mencapai tujuan bela jar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembe laja ran d an para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.64

Model pembela jaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh me milih model pe mbela jaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Adapun ciri-c iri mode l pe mbela jaran d iantaranya sebagai berikut :

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori be laja r dari para ah li tertentu. Sebagai contoh, model penelit ian kelo mpok disusun oleh Thelen dan berdasarkan teori John Dewey.

63

Sihabudin, Strategi Pembelajaran, (Surabaya : UINSA Press, 2014), hal 64.

(38)

25

Model in i d irancang untuk me latih part isipasi dala m kelompok secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan bela jar mengaja r di ke las, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang. d. Memiliki bagian-bagian model yang dinama kan : (1) urutan

langkah-langkah pe mbela jaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) siste m sosial; dan (4) sistem pendukung. Kee mpat bagian tersebut merupakan pedoman p rakt is bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki da mpak sebagai akibat terapan model pembela jaran. Da mpak tersebut meliputi : (1) da mpak pembela jaran, ya itu hasil bela jar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan

pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.65 2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pe mbela jaran kooperatif merupakan bentuk pembela jaran dengan cara siswa be laja r dan bekerja dala m kelo mpok-ke lo mpok kec il secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari e mpat sampa i ena m orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.66

Dala m art i lain, metode kooperatif adalah metode belajar yang menekan kan belaja r dala m kelo mpok heterogen saling me mbantu satu sama la in, beke rja sa ma menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk me mpero leh keberhasilan yang optima l ba ik ke lo mpok maupun individual.67 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembela jaran kooperatif ada lah suatu pembelaja ran dimana para anggota dalam satu kelo mpok saling bekerja sama da la m me mecah kan permasalahan yang dihadapi serta dapat menyatukan pendapat -pendapat guna

65Rusman, Op. Cit., hal 136. 66

Ibid., hal 202.

(39)

26

me mpe roleh keberhasilan bersama yang optima l dala m kelompok.

Menurut Hayati dalam Rus man, menge muka kan lima unsur dasar model pembelajaran, yaitu :

a. Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk ke rja sama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Ke rja sama in i d ibutuhkan untuk mencapai tujuan. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelo mpok tergantung pada kesuksesan anggotanya.

b. Pertanggungjawaban indiv idual adalah pertanggungjawaban cara belajar setiap anggota kelo mpok terhadap kelo mpok. Pertanggungjawaban me mfo kuskan aktiv itas kelo mpok dala m menje laskan konsep pada satu orang dan me mastikan bahwa setiap orang dalam kelo mpok siap menghadapi aktivitas la in di mana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok.

c. Ke ma mpuan bersosialisasi adalah sebuah ke ma mpuan bekerja sama yang biasa digunakan dala m a ktivitas kelo mpok. Kelo mpo k tida k berfungsi secara efektif jika siswa tidak me miliki ke ma mpuan bersosialisasi yang dibutuhkan.

d. Tatap mu ka adalah kegiatan interaksi yang me mberikan siswa bentuk sinergi sehingga dapat menguntungkan semua anggota, karena setiap kelompok diberikan kesempatan untuk tatap muka dan berdiskusi.

e. Evaluasi proses kelo mpok adalah rencana guru dala m men jadwa lkan wa ktu bagi kelo mpok untuk mengevaluasi proses kerja kelo mpok dan hasil kerja sama me reka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.68

68

(40)

27

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperati f Tabel 2.2

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperati f69

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tu juan dan memotivasi siswa

Gu ru menya mpaikan tujuan pelajaran yang akan d icapai pada kegiatan pela jaran dan mene kankan pentingnya topik yang dipelajari dan me motivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Gu ru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan de monstrasi atau me lalu i bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke dala m kelo mpok-kelompok belajar

Gu ru men jelaskan kepada siswa bagaimana caranya me mbentuk kelo mpok be laja r dan me mb imb ing setiap ke lo mpok agar mela kukan t ransisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4

Memb imbing ke lo mpok bekerja dan belajar

Gu ru me mb imbing kelo mpok-kelo mpok bela jar pada saat me reka mengerja kan tugas mereka.

Tahap 5 Evaluasi

Gu ru mengevaluasi hasil belaja r tentang materi yang telah dipelaja ri atau masing-masing kelo mpok me mpresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Gu ru mencari cara-ca ra untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(41)

28

C. Model Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) 1. Pengertian Model Kooper atif Ti pe TAI (Team Assisted

Individualization)

Model pe mbela jaran TAI (Team Assisted Individualization) adalah suatu model pe mbela jaran yang dike mu kakan o leh Slavin pada tahun 1995. Slavin mengatakan bahwa dasar pemikiran dari model pe mbela jaran TAI mengadaptasi dari perbedaan individual yang berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam mencapai prestasi.70

Slavin mengatakan bahwa model pe mbela jaran kooperatif tipe TAI ini me rupakan penggabungan pembelaja ran kooperatif dengan pengajaran yang individual. TAI dipra karsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang apabila dilaksanakan dengan metode pengajaran individual menjadi tidak efektif.71

Hal tersebut didukung pernyataan Kidung yang mengutip simpulan Slavin, bahwa me la lui penerapan model pembela jaran TAI dapat me mberikan tekanan pada efek sosial dari bela jar kooperatif yang mengutama kan pada pemecahan masalah dala m progra m pengajaran, misalnya dala m hal kesulitan belajar siswa secara individual.72

Menurut Suyitno model pe mbela jaran TAI me miliki 8 komponen yaitu :

1. Teams, yaitu pe mbentukan ke lo mpok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

2. Plecement test, yakni pe mberian pre-test kepada siswa atau me lihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

3. Student creative, mela ksanakan tugas dalam suatu kelo mpok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi keberhasilan kelompoknya.

70Panji Setiarto dan Haninda B, “Pembelajaran Matematika Menggunakan Scaffolding

Berbasis Team Assisted Individualization (T AI)”, Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, (Universitas lampung, 2015), 10.

71 Al‟amin Wachid, dkk, “

Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Brecong”, (Universitas Sebelas Maret, 2013), 2.

72

(42)

29

4. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dila ksanakan oleh ke lo mpok, dan guru me mbe rikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya. 5. Team score and team recognition, yaitu pemberian skor

terhadap hasil kerja ke lo mpok dan me mberikan kriteria penghargaan terhadap kelo mpok yang dip andang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

6. Teaching group, yakni pe mberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

7. Facts test, yaitu pelaksanaan tes -tes kecil berdasarkan fa kta yang di peroleh siswa.

8. Whole class units, yaitu pe mberian mate ri oleh guru ke mbali di a khir waktu pe mbelaja ran dengan strategi pemecahan masalah.73

Model pembela jaran kooperatif t ipe TAI (Team Assisted Individualizaion) ini me miliki c iri khas. Ciri-c iri model pe mbela jaran kooperatif t ipe TAI (Team Assisted Individualizaion) yaitu :

a. Setiap siswa secara indiv idual me mpe la jari materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Hasil bela jar indiv idual diba wa ke kelo mpok -kelo mpok untuk didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok. c. Se mua anggota kelompok bertanggungjawab atas

keseluruhan jawaban sebagai tanggungjawab bersama. d. Menitikberatkan pada keaktifan siswa.

e. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok.74

73Umi Farikah, Op. Cit., hal 21. 74

Herlina Permatasari, Skripsi : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 1 SMK Abdi Negara Muntilan Tahun Ajaran 2012/2013”, (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), 47.

Gambar

Tabel  3.4  Skor Alternatif  Jawaban  Jenis  Pernyataan  Alternatif Jawaban  Sangat  setuju  Setuju   Tidak  setuju  Sangat tidak setuju  Pernyataan  positif  4  3  2  1  Pernyataan  negative  1  2  3  4
Tabel Wilcoxon n = 33,  α = 0,05  adalah

Referensi

Dokumen terkait

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

akan meningkat 0,427. Sebaliknya, jika harga menurun 1% maka keputusan pembelian menurun 0,427. Disini harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

[r]

Kadar zat terbang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :. Kadar zat terbang = k5?k6 k5 x

86 Siti Arbainah 4052760662210113 Sejarah Kebudayaan Islam MIS DURIAN LUNJUK Hulu Sungai Tengah ASRAMA HAJI BANJARBARU. 87 Ichsan Sugiharto 8460758659200012 Sejarah Kebudayaan Islam

Berdasarkan latar belakang diatas dengan beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mensitesis variabel yang berpengaruh terhadap Return on Asset untuk

上述是笔者的结论和建议 ,笔者希望对 Santo Aloysius、