• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pardamean (2002) dengan judul “Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah karyawan seksi Guest Relations yang semestinya dibutuhkan di Hard Rock Hotel Bali agar dapat memberikan pelayanan kepada tamu secara maksimal dan untuk mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah karyawan seksi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali yang seharusnya dibutuhkan sebanyak 9 orang, tetapi yang bekerja saat ini sementara berjumlah 6 orang. Demikian di seksi ini dibutuhkan 3 orang karyawan lagi. Sedangkan kualifikasi untuk menjadi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali adalah berusia 20-30 tahun, pendidikan minimal Diploma II, bisa berbahasa Inggris dengan baik dan bahasa asing lainnya, mampu mengoprasikan komputer, penampilan menarik, dan latar belakang pengalaman kerja di bagian food and beverage.

Penelitian berikutnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja telah dilakukan oleh Budiasri (2007) dengan judul “Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Cool’s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department di Grand Mirage Resort & Spa Bali”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Cool’s Operator dan mengetahui jumlah tenaga kerja Cool’s Operator yang di Grand Mirage

(2)

Resort & Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini analah analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kualifikasi yang tepat untuk menjadi karyawan Cool’s Operator yang adalah umur 20-30 tahun, pendidikan minimal D2, mampu mengoprasikan komputer dan mampu berbahasa asing, sedangkan tenaga kerja yang di butuhkan untuk Cool’s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department adalah sebanyak 5 orang, tetapi yang ada hanya sebanyak 3 orang sehingga masih dibutuhkan 2 orang kayawan Cool’s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Janurana (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Personnel Officer Di Human

Resources Department Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah Personnel Officer yang ideal dan dibutuhkan di Human Resources Department Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali agar dapat memberikan pelayanan kepada karyawan secara maksimal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah karyawan Personnel Officer di Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali yang seharusnya dibutuhkan sebanyak 3 orang, tetapi yang bekerja saat ini sementara berjumlah 2 orang. Demikian di seksi ini dibutuhkan 1 orang karyawan lagi. Oleh Karena itu diperlukan penambahan 1 tenaga kerja di Human Resources Department. Sedangkan kualifikasi untuk menjadi Personnel Officer di Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali adalah umur maksimal 30 tahun, latar belakang pendidikan perhotelan, berkomunikasi dengan baik, mampu mengoperasikan komputer, dan memiliki kemampuan manajerial.

(3)

Kaitan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumya yaitu sama-sama menganalisis tentang kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan masing - masing objek dan lokasi penelitian yang berbeda-beda. Namun perbedaan dalam penelitian ini adalah lebih memfokuskan pada Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja pada Sales and Marketing Department di AlamKulKul Boutique Resort Kuta-Bali.

2.2 Deskripsi Konsep

2.2.1 Tinjauan tentang Tenaga Kerja

Dalam Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat (Husni, 2000:15).

Menurut Sumarsono (2003:5) mengatakan bahwa : “Tenaga Kerja adalah

semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.

Menurut Sedarmayanti (2007:1), tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja (15 tahun ke atas) atau 15 – 64 tahun, atau penduduk yang secara potensial dapat bekerja. Dengan perkataan lain tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

(4)

aktivitas tersebut. Sedarmayanti mengungkapkan bahwa tenaga kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap untuk mencari kerja.

2) Bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, ibu rumah tangga, dan para penyandang cacat, serta lanjut usia.

Tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yang secara potensial dapat bekerja dan dapat menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memperoleh suatu balas jasa.

2.2.2 Tinjauan tentang Analisis Beban Kerja ( Work Load Analysis )

Menurut Ranupandojo dan Husnan (1994:32) analisis beban kerja (work load analysis) adalah penentuan jumlah karyawan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu, pada waktu yang tertentu pula.

Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Komaruddin (1996:41) adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja-orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.

Menurut Utama (2001:88), analisis beban kerja (work load analysis) adalah penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu atau proses penentuan jumlah jam kerja orang (man hours) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam periode waktu tertentu. Dari jumlah jam kerja tiap tenaga kerja akan menghasilkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

(5)

Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Ranupandojo dan Suad Husnan (1990: 322) serta oleh Komarrudin (1996 :43) diformulasikan sebagai berikut:

𝑊𝑜𝑟𝑘 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝐴𝑛𝑎𝑙𝑦𝑠𝑖𝑠 = Total 𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠

𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 per 𝑈𝑛𝑖𝑡× 1 orang

Hasil langsung dari analisis beban kerja (work load analysis) adalah penetapan bilangan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu.

Langkah-langkah dalam menggunakan analisis beban kerja sampai dengan menentukan jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Standar beban kerja adalah keseluruhan waktu yang di perlukan yang paling efektif untuk melaksanakan pekerjaannya, karena manusia mempunyai kemampuan yang berbeda maka pengukuran standar beban kerja dihitung dengan volume hasil kerja rata-rata dalam waktu yang sama tanpa mengesampingkan mutu produksi.

2. Waktu lingkaran kerja adalah waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dapat dibagi menjadi empat jenis waktu penyelesaian : 1) Waktu lingkaran (cycle time)

Waktu lingkaran adalah waktu yang sungguh-sungguh diperlukan untuk bekerja dan sifatnya berulang. Kegiatan yang digunakan dalam waktu lingkaran ini umumnya langsung berhubungan dengan produksi.

2) Waktu bukan lingkaran (non cycle time)

Waktu bukan lingkaran adalah waktu yang digunakan dalam kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

(6)

3) Waktu kelelahan (fatique time)

Waktu kelelahan adalah waktu untuk menghilangkan rasa lelah bagi karyawan. Waktu ini tidak termasuk waktu istirahat satu jam bagi karyawan hotel dalam waktu kerja hari yang bersangkutan.

4) Waktu keperluan pribadi (personal time)

Waktu keperluan pribadi adalah waktu yang digunakan karyawan untuk melaksanakan kegiatan pribadi seperti keperluan merokok, ke kamar kecil dan lain sebagainya.

3. Total man hours adalah jumlah tenaga kerja dalam satu hari kali waktu yang sebenarnya dibutuhkan dalam menyelesaikan kewajiban dalam satu hari kali satu tahun (365 hari).

4. Man hours per unit yaitu jumlah waktu efektif (7 jam) dalam satu hari kali total kerja dalam satu tahun (287 hari).

2.2.3 Tinjauan tentang Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja ( Work Force Analysis )

Menururt Komarudin (1996:41) analisis tenaga kerja (work force analysis) adalah suatu proses yang bertujuan untuk menetapkan kebutuhan akan tenaga kerja yang digunakan untuk dapat mempertahankan kesinambungan norma suatu perusahaan. Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dilakukan melaui analisa beban kerja. Kitapun harus mempertimbangkan persediaan tenaga kerja dan tingkat absensi tenaga kerja tersebut.

Menurut Martoyo (1996: 26) menyatakan bahwa “analisis kebutuhan tenaga

(7)

diperlukan, ikut diperhitungkan juga tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over)”.

Menurut Utama (2001:90), analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) adalah suatu proses penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan kontinyuitas kegiatan perusahaan secara normal sehingga selain jumlah tenaga kerja yang telah ditentukan dengan analisis beban kerja, harus diperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja (labour turn over).

Dengan demikian, analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) ini dapat dinyatakan dalam rumus :

Work Force Analysis = Work Load Analysis + % Absensi WLA + % Labour Turn Over WLA

Jadi yang dimaksud dengan analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) adalah menentukan jumlah tenaga kerja/karyawan yang dibutuhkan dengan menggunakan work force analysis, ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat absensi karyawan dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over).

2.2.4 Tinjauan tentang Tingkat Absensi

Tingkat absensi adalah suatu kondisi dimana tenaga kerja tidak hadir dalam pekerjaan sebagaimana telah dijadwalkan untuknya. Menurut Ranupandojo dan Husnan (1990:33-34) tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Tingginya tingkat absensi akan merugikan perusahaan, meskipun seandainya tenaga kerja tersebut tidak dibayar sewaktu tidak bekerja. Dan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

(8)

%Absensi = Jumlah hari kerja yang hilang

Hari TK bekerja + Hari TK tidak bekerja× 100%

Menurut Kuna Winaya dalam Utama (2001), rata-rata tingkat absensi 2-3% per bulan masih dianggap baik, sedangkan tingkat absensi yang mencapai 15-20% per bulan sudah menunjukkan gejala yang sangat buruk terhadap disiplin kerja karyawan. Apabila tenaga kerja dalam perusahaan sering tidak masuk kerja, akan mengakibatkan kerugian yaitu jadwal kerja tertunda, kualitas barang berkurang, terpaksa kerja lembur, gaji tetap dibayar dan nama baik perusahaan berkurang.

Jadi yang dimaksud dengan absensi atau ketidakhadiran tenaga kerja adalah suatu kondisi dimana tenaga kerja tidak hadir bekerja pada perusahaan sebagaimana telah dijadwalkan sebelumnya. Dan mencari tingkat absensi tenaga kerja adalah dengan cara menghitung hari kerja yang hilang dibagi dengan hari tenaga kerja bekerja ditambah hari tenaga kerja tidak bekerja.

2.2.5 Tinjauan tentang Tingkat Perputaran Tenaga Kerja (Labour Turn Over)

Dalam arti yang luas, “turn over” diartikan sebagai aliran para tenaga kerja

yang masuk dan keluar perusahaan. Turn over merupakan petunjuk kestabilan tenaga kerja. Semakin tinggi turn over berarti semakin sering terjadi pergantian tenaga kerja. Dan hal ini akan merugikan perusahaan, sebab apabila tenaga kerja meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti :

1. Biaya penarikan tenaga kerja 2. Biaya latihan

3. Meningkatkan kecelakaan kerja

4. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian tenaga kerja 5. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya

(9)

7. Perlu diadakan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan (Ranupandojo, 1994: 35-36).

Menurut Utama (2001:93), turn over tenaga kerja atau tingkat peputaran tenaga kerja adalah suatu istilah untuk mengukur berapa banyak orang yang masuk menjadi tenaga kerja dan berapa yang pergi meninggalkan perusahaan karena suatu dan lain sebab.

Menurut Umar (2003:149), persentase perputaran tenaga kerja (labour turn over) dapat dicari dengan rumus :

% Perputaran TK = Jumlah pergantian TK

Rata − rata TK dalam satu periode× 100% Keterangan :

TK = Tenaga Kerja

Jumlah rata-rata tenaga kerja dalam satu periode dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah TK awal periode + Jumlah TK akhir periode 2

Jadi pengertian tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over) dalam penelitian ini adalah turn over atau perputaran tenaga kerja diartikan sebagai aliran para tenaga kerja yang masuk dan keluar perusahaan.

2.2.6 Tinjauan Tentang Sales and Marketing (Penjualan dan Pemasaran) Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991).

Penjualan adalah ilmu dan seni dipengaruhi pribadi yang dilakukan oleh pihak penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa

(10)

yang ditawarkan. Jadi, dengan adanya penjualan maka akan tercipta suatu proses perputaran jasa antara pembeli dan penjual itu sendiri (Swastha, 2001:9).

Penjualan adalah menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer atau langganan (Sihite, 2000).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2002 : 34).

Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk merencanakan strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991 : 15).

Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Musrid, 1997 : 26).

Jadi Sales and Marketing adalah : semua kegiatan menangani penjualan dan pemasaran guna menghasilkan laba dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

2.2.7 Tinjauan tentang Hotel

Menurut Grolier Electronic Publishing Inc. (dalam Sulastiyono, 2006:7) mengatakan bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan komersial. Bentuk susunan tata ruang,

(11)

dekorasi, sanitasi, hygiene, estetika, keamanan dan ketentraman yang dapat memberikan ketenangan pribadi untuk para tamu (Pendit, 1999:32).

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (Sulastiyono, 2006 : 5).

Secara umum hotel dapat diartikan sebagai suatu akomodasi yang dikelola secara komersial yang menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang disediakan bagi para tamu.

1. Jenis - jenis Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi (Tarmoezi, 2000:5) :

1) City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

2) Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.

(12)

Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

3) Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi. Pengertian resort menurut beberapa ahli :

3.1) Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini (Pendit, 1999:35).

3.2) Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata, 1988:13).

3.3) Resort adalah pada umumnya berlokasi ditempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fsilitas

(13)

konfrensi untuk tamu-tamunya (United State Lodging dalam Sulastiyono).

Beberapa pengertian resort di kemukakan oleh beberapa Ahli memiliki kesamaan maksud dan arti, bahwa sebuah resort merupakan suatu tempat atau kawasan yang memiliki potensi keindahan alam yang digunakan untuk rekreasi dan di dalamnya terdapat berbagai jenis fasilitas penunjang kegiatan rekreasi tersebut.

4) Motel (Motor Hotel)

Motel adalah hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

Referensi

Dokumen terkait

Franchisee setuju bahwa pengadaan kartu nama, formulir, kwitansi, seragam dan benda-benda lain yang diperlukan untuk menunjang usaha Furniture dengan

Panduan sistem penilaian matematika berbasis kompetensi pada siswa kelas. VII SMP Kabupaten Lombok Tengah ini dapat dimanfaatkan oleh

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Qiroati dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur‟an di MI Miftahul Ulum Kemlagi Mojokerto pertama

gambar 2.6 layar Account Receivable – Invoice Processing setelah Invoice diposting Pada layar Account Receivable – Invoice Processing jika anda ingin mencetak Invoice

Semoga berkas proposal ini mewakili dan menggambarkan keadaan kami kepada Bapak/Ibu pimpinan lembaga, instansi atau perusahaan swasta maupun pemerintah tentang keinginan

Performan tenant IbK dengan Agribisnis Perunggasan adalah aktifitas selama pelatihan rata–rata kehadiran 76 persen, kemampuan membuat rencana bisnis 90 persen, kualitas

Sejalan dengan perkembangan jaman dan tehnologi, Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih sudah dilengkapi fasilitas dan SDM yang mendukung, hingga saat ini Rumah Sakit AR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Lari Jarak Jauh” dengan