Jurnal ekonomi Page 1
ABSTRAK
Rafita. 2014. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin dan Earning Power Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Bangka Belitung. Pembimbing I Nizwan Zukhri, S.E., M.M, Pembimbing II Khairiyansyah, S.E, M.M.
Piutang merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Piutang timbul karena terjadinya suatu transaksi penjualan secara kredit dengan tujuan utama meningkatkan perolehan laba bagi perusahaan. Untuk itulah suatu perusahaan dituntut untuk lebih berhati-hati dalam mengelola piutangnya baik dalam pemberian maupun penagihan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Receivable Turnover terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin, dan Earning Power pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan periode tahun 2009-2012. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana pada tingkat signifikansi ά=5%. Pengujian linier ini menggunakan program SPSS versi 16.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji-t perputaran piutang (x) terhadap cash ratio (y) menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,28, dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 maka 0,28>0,05 ini menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya perputaran piutang secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Cash Ratio. Pada Net profit margin, menunjukkan tingkat signifikan sebesar 0,96, berarti 0,96>0,05 ini menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya perputaran piutang secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Net profit margin. Berdasarkan hasil Uji-t pada Earning power, diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,038, berarti 0,038<0,05 ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya perputaran piutang secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Earning power.
Kata Kunci: Tingkat Perputaran piutang, Rasio kas, Marjin laba bersih, Laba atas investasi.
Jurnal ekonomi Page 2
ABSTRACT
Rafita. 2014. The effect Of Receivable Turnover Ratio, Net Profit Margin and Earning Power In. Angkasa Pura II (Ltd), Depati Amir Pangkalpinang Airport Branch Office. Thesis for the Department of Management. Faculty of Economics. Universitas Bangka Belitung. Supervisor I Nizwan Zukhri, SE, MM, Supervisor II Khairiyansyah, SE, MM.
Receivable is a very important thing in a company. Receivables arises from the occurrence of a credit sale transaction with the main objective to improve the company's profitability. This, a company is required to be more careful in managing its accounts receivable both in the delivery and in billing.
This study was conducted to determine the extent of effect of Receivable Turnover on Cash Ratio, Net Profit Margin, and Earning Power in PT. Angkasa Pura II (Ltd) Depati Amir Airport Branch Office, Pangkalpinang. The data used in this study is secondary data in the form of financial statements period 2009-2012. The data analysis methods used are simple linear regression analysis at a significance level ά = 5%. This linear testing using SPSS version 16.00.
The T-test results shows that the effect of receivable turnover (x) on cash ratio (y) showed a significant level of 0.28, compared with a significance level of 0.05 then 0.28> 0.05 indicates that Ho is accepted and Ha is rejected. This means that partially, accounts receivable turnover has no significant effect on Cash Ratio. The Net profit margin shows a significant level of 0.96, meaning 0.96> 0.05. Ho is accepted and Ha is rejected. This means that, partially, accounts receivable turnover has no significant effect on the net profit margin. Based on the results of t-test on Earning power, there gained a significant level of 0.038, mean 0.038 <0.05, indicating that Ho is rejected and Ha is accepted. This means, partially accounts receivable turnover has a partial significant influence on Earning power.
Jurnal ekonomi Page 3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Piutang merupakan unsur yang penting dalam sebagian besar perusahaan. Prosedur yang wajar dan pengamanan yang cukup terhadap piutang ini penting, bukan saja untuk keberhasilan perusahaan, tetapi juga untuk memelihara hubungan yang memuaskan dengan para pelanggan. Piutang para pelanggan merupakan yang terpenting dalam jumlah total piutang yang dimiliki perusahaan.
Pemberian piutang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dan juga untuk menarik pelanggan-pelanggan baru bagi perusahaan. Persyaratan-persyaratan piutang mungkin berbeda dari satu jenis usaha ke jenis usaha lainnya.
PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkungan Kementrian Perhubungan yang mengelola Bandar udara dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan dalam operasionalnya khusus mengelola bandar udara yang berada di wilayah Indonesia Barat.
Pihak manajemen PT. Angkasa Pura II (Persero) menyadari perlunya penanganan yang efisien dan serius secara profesional untuk menetapkan kebijakan manajemen piutang sebagai upaya menjaga kuantitas perolehan laba sekaligus memelihara likuiditas dan profitabilitas keuangan perusahaan mereka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik meneliti
masalah tersebut dengan judul “PENGARUH TINGKAT
PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP CASH RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING POWER PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) KANTOR CABANG BANDAR UDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG.
Jurnal ekonomi Page 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Piutang
Piutang (receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Warren, Reeve dan Fess (2006: 404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut: ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
2.2. Perputaran Piutang
Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Pengertian Perputaran piutang menurut Bambang Riyanto (2012: 90) adalah sebagai berikut:
“Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah”.
2.3. Pengertian Likuiditas
Pengertian Likuiditas menurut Bambang Riyanto (2012: 25) sebagai berikut :
“Likuiditas merupakan salah satu tindakan untuk mempertahankan kelancaran atau untuk membiayai pembelanjaan-pembelanjaan perusahaan agar aktivitas perusahaan dapat berlangsung lancar”.
Jurnal ekonomi Page 5 Menurut Darsono (2010: 58) Profitabilitas ialah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Untuk memperoleh laba diatas rata-rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan (revenue) dan mengurangi semua beban (expenses) atas pendapatan. F. Brigham dan Houston (2009: 107) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Jurnal ekonomi Page 6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional atau yang biasa disebut dengan penelitian hubungan. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji hubungan antar variabel.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
1.) Receivable Turnover (Tingkat Perputaran Piutang) yaitu, seberapa sering piutang menjadi kas pada PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang dalam periode waktu tertentu.
2.) Cash Ratio (Rasio Kas) yaitu, kemampuan PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
3.) Net Profit Margin (Marjin laba bersih), yaitu merupakan keuntungan neto per rupiah penjualan pada PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang, dimana perbandingan tersebut dinyatakan dalam persentase.
4.) Earning Power atau biasa disebut dengan Return on Investment (Laba atas investasi) adalah kemampuan PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Jurnal ekonomi Page 7
3.3. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis data yang digunakan adalah:
1. Data Kualitatif
Yaitu data yang tidak berupa angka-angka. Dalam penulisan ini data kualitatif adalah berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi.
2. Data Kuantitatif
Yaitu data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa data yang berhubungan dengan pembahasan.
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Yang termasuk kedalam data sekunder, antara lain:
a. Buku mengenai sejarah perusahaan b. Struktur organisasi PT. AP II (Persero) c. Laporan keuangan yang terdiri dari:
1.) Neraca
2.) Laporan laba rugi 3.) Laporan arus kas
d. Laporan piutang PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang.
Untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti adalah:
a. Teknik Analisis Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1.) Laporan keuangan PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang.
2.) Laporan piutang PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang.
Jurnal ekonomi Page 8 Merupakan teknik untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada bagian administrasi dan bagian keuangan PT. AP II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang.
3.4. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana.
Rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Variabel dependen
X = Variabel Independen
a = nilai intercept (konstan)
b = koofisien arah regresi (slope) untuk mengukur besarnya
pengaruh X terhadap Y
℮ = eplison atau variabel pengganggu Y = a + bX + ℮
Jurnal ekonomi Page 9
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Sampai saat ini Angkasa pura II telah mengelola 12 bandara, salah satunya Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Bandar Udara Depati Amir terletak di wilayah administrasi Kelurahan Dul Kabupaten Bangka Tengah Pemerintah Propinsi Bangka Belitung dan berjarak ± 7 km dari pusat kota.
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1. Hasil Penelitian Pengaruh Receivable Turnover Terhadap Cash Ratio
1. Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .685 .285 2.402 .138 Receivable_Turnover -.086 .058 -.720 -1.467 .280 a. Dependent Variable:Cash_Ratio
a. Nilai Konstanta sebesar 0,685 artinya jika nilai Receivable Turnover sama dengan nol atau tidak ada perubahan nilai pada Receivable Turnover, maka nilai untuk Cash ratio adalah sebesar 0,685.
Jurnal ekonomi Page 10 b. Koofisien regresi sebesar -0,086 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali perputaran piutang, maka Cash ratio nya akan mengalami penurunan sebesar -8,6% dengan asumsi variabel lainnya konstan.
2. Koofisien Determinasi R2
Dalam model regresi diatas nilai R square sebesar 0,518 atau 51,8 %, hal ini berarti kemampuan variabel independent yaitu receivable turnover menjelaskan variasi variabel dependent yaitu cash ratio relatif kecil dan sisanya sebesar 0,482 atau 48,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
3. Pengujian Secara Parsial (Uji T) Tabel 4.14 Hasil Uji-T cash ratio
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .685 .285 2.402 .138 Receivable_Turno ver -.086 .058 -.720 -1.467 .280
a. Dependent Variable: Cash_Ratio
Tabel 4.13 Koofisien determinasi cash ratio Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .720a .518 .278 .47188
a. Predictors: (Constant), Receivable_Turnover b. Dependent Variable: Cash_Ratio
Jurnal ekonomi Page 11 Dalam tabel 4.14 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,28 dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka 0,28>0,05. Karena nilai signifikan lebih besar dibandingkan dengan konstanta maka disimpulkan untuk menerima Ho, yang berarti koofisien regresi tidak signifikan.
4.2.2. Hasil Penelitian Pengaruh Receivable Turnover Terhadap Net Profit Margin
1. Analisis Regresi Linier Sederhana Tabel 4.15 Analisis regresi net profit margin
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15.135 81.706 .185 .870 Receivable_Turnover .784 16.692 .033 .047 .967
a. Dependent Variable: Net_Profit_Margin
a. Nilai Konstanta sebesar 15,135 artinya jika nilai Receivable Turnover sama dengan nol atau tidak ada perubahan nilai pada Receivable Turnover, maka nilai untuk Net Profit Margin adalah sebesar 15,135
b. Koofisien regresi sebesar 0,784 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali perputaran piutang, maka Net Profit Margin nya akan mengalami peningkatan sebesar 78,4% dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Jurnal ekonomi Page 12
2. Koofisien Determinasi R2
Tabel 4.16 Koofisien Determinasi net profit margin Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .033a .001 -.498 135.12959
a. Predictors: (Constant), Receivable_Turnover b. Dependent Variable: Net_Profit_Margin
Dalam model regresi yang terdapat pada tabel 4.16 nilai R square sebesar 0,001 atau 0,1 %, hal ini berarti kemampuan variabel independent yaitu receivable turnover menjelaskan variasi variabel dependent yaitu Net Profit Margin sangat kecil dan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
3. Pengujian Secara Parsial (uji T)
Dalam tabel 4.17 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,96 dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka 0,96>0,05. Karena nilai signifikan lebih besar dibandingkan dengan konstanta maka disimpulkan untuk menerima Ho, yang berarti koofisien regresi tidak signifikan.
Tabel 4. 17 Hasil Uji-T net profit margin Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15.135 81.706 .185 .870 Receivable_ Turnover .784 16.692 .033 .047 .967 a. Dependent Variable:Net_Profit_Margin
Jurnal ekonomi Page 13
4.2.3. Hasil Penelitian Pengaruh Receivable Turnover Terhadap Earning Power
1. Analisis Regresi Linier Sederhana Tabel 4.18 Analisis Regresi ROI
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.263 2.235 -1.908 .197 Receivable_T urnover 2.262 .457 .962 4.955 .038
a. Dependent Variable: b.Return_on_Investment
a. Nilai Konstanta sebesar -4,263 artinya jika nilai Receivable Turnover sama dengan nol atau tidak ada perubahan nilai pada Receivable Turnover, maka nilai untuk Return on Investment adalah sebesar -4,236.
b. Koofisien regresi sebesar 2,262 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 kali perputaran piutang, maka Net Profit Margin nya akan mengalami peningkatan sebesar 226,2% dengan asumsi variabel lainnya konstan.
2. Koofisien Determinasi R2
Dalam model regresi diatas nilai R square sebesar 0,925 atau 92,5 %, hal ini berarti kemampuan variabel independent
Tabel 4.19 Koofisien Determinasi ROI Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .962a .925 .887 3.69588
a. Predictors: (Constant), Receivable_Turnover b. Dependent Variable: Return_on_Investment
Jurnal ekonomi Page 14 yaitu receivable turnover menjelaskan variasi variabel dependent yaitu Net Profit Margin sangat besar yaitu 92,5% dan sisanya sebesar 7,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
3. Pengujian Secara Parsial (Uji T) Tabel 4.20 Hasil Uji-T ROI
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.263 2.235 -1.908 .197 Receivable_ Turnover 2.262 .457 .962 4.955 .038 a. Dependent Variable: Return_on_Investment
Dalam tabel 4.20 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,038 dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 maka 0,038<0,05. Karena nilai signifikan lebih kecil dibandingkan dengan konstanta maka disimpulkan untuk menolak Ho, yang berarti koofisien regresi adalah signifikan.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Cash Ratio
a) Hasil pengolahan regresi linier sederhana diatas menunjukkan bahwa variabel independent mempunyai hubungan yang berbanding terbalik terhadap variabel dependent yang berarti bahwa Receivable Turnover memiliki arah negatif dan tidak signifikan terhadap Cash ratio.
b) Pengolahan regresi sederhana diatas juga menunjukkan nilai R square sebesar 0,518 atau 51,8%, hal ini berarti kemampuan
Jurnal ekonomi Page 15 variabel independent yaitu Receivable Turnover menjelaskan variabel dependent Cash ratio relatif kecil, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
c) Uji-T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel independent Receivable Turnover, yang dimasukkan kedalam model regresi tidak signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa Receivable Turnover tidak berpengaruh secara parsial terhadap Cash Ratio. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi uji-t untuk Receivable Turnover yaitu sebesar 0,28 yang lebih besar dari 0,05.
2. Net Profit margin
a) Hasil pengolahan regresi linier sederhana diatas menunjukkan bahwa Receivable Turnover memiliki arah positif namun tidak signifikan terhadap Net Profit Margin.
b) Pengolahan regresi sederhana diatas juga menunjukkan nilai R square sebesar 0,001 atau 0,1%, hal ini berarti kemampuan variabel independent yaitu Receivable Turnover menjelaskan variabel dependent Net Profit Margin relatif kecil, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
c) Uji-T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel independent Receivable Turnover, yang dimasukkan kedalam model regresi tidak signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa Receivable Turnover tidak berpengaruh secara parsial terhadap Net profit Margin. Hasil ini
Jurnal ekonomi Page 16 sesuai dengan nilai signifikansi uji-t untuk Receivable Turnover yaitu sebesar 0,96 yang lebih besar dari 0,05.
3. Earning Power/ ROI
a) Hasil pengolahan regresi linier sederhana diatas menunjukkan bahwa variabel independent mempunyai hubungan yang berbanding lurus terhadap variabel dependent yang berarti bahwa Receivable Turnover memiliki arah positif dan signifikan terhadap Return on Investment. Namun, nilai konstanta pada analisis regresi menunjukkan hasil negatif yaitu -4,263, artinya perusahaan memiliki hutang dan tidak ada pendapatan.
b) Pengolahan regresi sederhana diatas juga menunjukkan nilai R square sebesar 0,925 atau 92,5%, hal ini berarti kemampuan variabel independent yaitu Receivable Turnover menjelaskan variabel dependent Return on Investment sangat besar, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam model regresi ini.
c) Uji-T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel independent Receivable Turnover, yang dimasukkan kedalam model regresi signifikan pada 0,05 dimana hal ini menandakan bahwa Receivable Turnover berpengaruh secara parsial terhadap Return on Investment. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi uji-t untuk Receivable Turnover yaitu sebesar 0,038 yang lebih kecil dari 0,05.
Jurnal ekonomi Page 17
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Receivable turnover mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap cash ratio
2. Receivable turnover mempunyai pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap net profit margin.
3. Receivable turnover mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap earning power
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan adalah :
1. Perusahaan wajib memiliki manajemen piutang untuk mengelola piutang. Fungsi manajemen piutang adalah untuk mengendalikan jumlah piutang, pengendalian pemberian, pengumpulan piutang dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
2. Untuk prosedur penagihan piutang usaha pada PT. Angkasa Pura II (persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang, sebaiknya dilakukan dengan penuh ketelitian, mengingat piutang merupakan salah satu investasi yang cukup besar.
3. PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang sebaiknya memiliki standar operasional prosedur penagihan piutang sehingga piutang lebih cepat menjadi cash ratio dan lebih dapat dikendalikan dan terencana dengan baik.
4. PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang sebaiknya mengelola dan menyusun dengan cermat
Jurnal ekonomi Page 18 laporan-laporan yang dihasilkan dari adanya prosedur pencatatan guna tercapainya keseimbangan untuk mencapai profitabilitas.
5. Untuk hambatan-hambatan dalam prosedur penagihan piutang usaha pada PT. Angkasa Pura II (persero) Kantor Cabang Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang, sebaiknya perusahaan memberikan peraturan yang tegas berkaitan dengan jangka waktu pembayaran piutang, agar pelanggan lebih disiplin dalam pembayaran.
Jurnal ekonomi Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Rusdi. (2004). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Erlangga
Astuti, Dewi. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Baridwan, Zaki. (2008). Intermediate Accounting. Edisi kedelapan. Yogyakarta: BPFE
Brigham, Eugene, Houston. (2009). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba empat
Dhuchac, Jonathan, dkk. (2010). Pengantar Akuntansi Indonesia 2. Jakarta: Salemba
Fahmi, Irham. (2010). Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta
Horne, James, dkk. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba empat
Horngren, Harisson, Bamber. (2006). Akuntansi. Edisi keenam. Jakarta: PT. Indeks
Kieso, Donald, dkk. (2010). Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi kedua belas. Jakarta: Erlangga
Margaretha, Farah. (2007). Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: PT. Grasindo
Muharsyah, Rian. (2012). “Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi STIE MDP, Vol.1, No.1, hal 1-9.
Nabila (2012). “ Analisis Pengaruh Manajemen Piutang Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan, (Study kasus di PT. PLN (Persero) dan Anak Perusahaan Periode 2006-2010)”. Jurnal ekonomi, Vol. 1, No. 1, hal 1-63.
Prawironegoro, Darsono. (2010). Manajemem Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting
Jurnal ekonomi Page 20 Ramana, N.Venkata. (2013). “Impact of Receivables Management on Working Capital And Profitability: A Study on Select Cement Companies In India”. International Journal of Marketing, Financial Services and Management Research_ISSN 2277-3622, Vol. 2, No. 3, March (2013).
Riyanto, Bambang. (2012). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE
Rizqan, Muhammad. (2012). “Hubungan Perputaran Piutang Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal M.Rizqan, Vol. 1, No. 1, hal. 1-10.
Ross, Randolp, Bradford. (2009). Pengantar Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba empat
Rudianto. (2009). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Sartono, Riyanto. (2009). “Analisis Penerapan Kebijakan Manajemen Piutang Dan Pengaruhnya Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin, Dan Earning Power Pada PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industri Cabang Setia Budi Medan”. Jurnal Ekonomi Stimik Bani saleh, Vol. 4, No. 1, hal. 1-13. Sawir, Agnes. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sjahrial, Dermawan. (2006). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media
Stice, Stice, dan Skousen. (2009). Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba empat Subramanyam dan John J. Wild. (2010). Analisis laporan Keuangan. Jakarta:
salemba empat
Sufiana, Nina. (2013). “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas”. Jurnal Ekonomi Manajemen Universitas Udayana, Vol. 2, No. 4, hal. 451-467.
Sutisna, Deden. (2009). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Hasil Penelitian. Bandung: BP USB
Syahyunan. (2005). Manajemen Keuangan I (Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan). Medan: USU Press
Uygur, Ozge. (2013). “The Financial Characteristic of U.S. Companies Acquired By Foreign Companies”. Global Journal of Business Research. Vol. 7, No. 1, 2013.
Jurnal ekonomi Page 21 Warren, Reeve, Fess. (2006). Pengantar Akuntansi 1. Edisi keduapuluh satu.
Jakarta: Salemba empat
Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama