• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU SKRIPSI"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh: Wulandari 11101241039

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

“Segala sesuatu yang kamu miliki, seberapa banyak yang kamu miliki, apapun kondisinya gunakan dengan wajar dan bijak”

(Anonim)

“Jaga segala yang kamu miliki, tak peduli seberapa besarnya”

(Anonim)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga karya ini telah terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku yang selalu menyayangi, mencintai, dan mendukung semua usahaku

2. Keluarga besar Trah Eyang Karsono dan Eyang Iman Besari 3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta

(7)

vii

PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DASAR DI UPT KECAMATAN SEMANU

Oleh: Wulandari 11101241039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (2) pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (3) penyimpanan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu; (4) kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian evaluasi. Populasi penelitian terdiri dari 36 sekolah, dengan responden sebanyak 36 kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan angket semi terbuka, observasi, dan studi dokumen. Uji validitas instrumen dilakukan dengan menguji validitas isi yang dihitung menggunakan rumus Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalabilitas, sedangkan uji reliabilitas instrumen dihitung menggunakan rumus KR20. Teknik analisis data yang digunakan yaitu persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penggunaan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 74%; (2) penyimpanan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 77%; (3) pemeliharaan sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu sudah baik dengan persentase sebesar 81%; dan (4) kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu baik dengan persentase sebesar 79%.

(8)
(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep Sarana Prasarana ... 9

(10)

x

2. Jenis Sarana Prasarana ... 10

B. Pengelolaan Sarana Prasarana ... 12

1. Pengertian Pengelolaan ... 12

2. Tujuan Pengelolaan ... 13

3. Pengertian Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan... 14

4. Tujuan Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan ... 15

5. Fungsi- fungsi Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan ... 16

C. Standar Sarana Prasarana Pendidikan ... 21

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

E. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Pendekatan Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Variabel Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Subyek dan Populasi Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

I. Teknin Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 42

(11)

xi

1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan

Semanu ... 44

2. Penyimpanan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 47

3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 51

4. Kondisi Sarana Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 55

C. Pembahasan ... 56

1. Penggunaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 56

2. Penyimpanan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 62

3. Pemeliharaan Sarana Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 69

4. Kondisi Sarana Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 74

BAB V PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sarana di Ruang Kelas ... 23

Tabel 2. Sarana di Perpustakaan ... 24

Tabel 3. Sarana Laboratorium IPA ... 25

Tabel 4. Sarana Ruang Pimpinan ... 26

Tabel 5. Sarana Ruang Guru ... 27

Tabel 6. Sarana Tempat Ibadah ... 27

Tabel 7. Sarana Ruang UKS ... 28

Tabel 8. Sarana Toilet dan Kamar Mandi ... 29

Tabel 9. Sarana Gudang ... 29

Tabel 10. Sarana Tempat bermain/ berolahraga ... 31

Tabel 11. Daftar Nama Sekolah... 36

Tabel 12. Kategori Persentase Pengelolaan Sarana Prasarana SD ... 42

Tabel 13. Daftar Gugus dan Sekolah di UPT Kecamatan Semanu ... 43

Tabel 14. Persentase Indikator Rasio Kebutuhan Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu... 46

Tabel 15. Persentase Indikator Fungsi Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Seanu ... 47

Tabel 16. Persentase Indikator Tertata dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 49

Tabel 17. Persentase Indikator Aman dalam Penyimpanan Sarana dan Prasarana di UPT Kecamatan Semanu ... 50

Tabel 18. Persentase Indikator Waktu Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu... 52

Tabel 19. Persentase Indikator Sifat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 53

Tabel 20. Rekapitulasi Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 54

Tabel 21. Persentase Rekapitulasi Penggunaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 55

(13)

xiii

Tabel 22. Persentase Rekapitulasi Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di UPT Kecamatan Semanu ... 62 Tabel 23. Persentase Rekapitulasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi- kisi Instrumen ... 86

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 88

Lampiran 3. Rekapitulasi Data Hasil Uji Validitas ... 102

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 107

Lampiran 6. Surat Perizinan Penelitian ... 119

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam memajukan negara. Sistem Pendidikan yang baik akan melahirkan manusia yang berkualitas, sehingga bisa membangun bangsa dan negara. Seperti yang tercantum dalam UU No 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan yaitu “…untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Manajemen diperlukan untuk mengelola seluruh komponen pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan, terutama pada pendidikan dasar. Manajemen merupakan istilah yang tidak asing lagi di dunia kerja bahkan dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, manajemen sering disebut dengan Manajemen Pendidikan. Manajemen sangat diperlukan oleh dunia pendidikan untuk mengatur dan mengelola segala komponen pendidikan, demi kelancaran proses pendidikan. Banyak hal yang diatur dalam manajemen pendidikan salah satunya yaitu sarana prasarana pendidikan.

Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh untuk kemajuan pendidikan. Jenis- jenis sarana prasarana pendidikan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal meliputi: ruang kelas; ruang perpustakaan; laboratorium IPA; ruang pimpinan (ruang kepala

(17)

2

sekolah); ruang guru; tempat ibadah; ruang UKS; jamban (toilet); gudang; ruang sirkulasi; dan tempat bermain/ berolahraga. Beberapa sarana prasarana tersebut yang setidaknya harus dimiliki sekolah, dan harus dikelola.

Pengelolaan sarana prasarana (Suryosubroto, 2004:116) meliputi: penentuan kebutuhan; pengadaan; pemakaian; pencatatan; dan pertanggungjawaban. Pengelolaan sarana prasarana dilakukan untuk menjaga kondisi sarana dan prasarana agar tetap baik. Pada proses pengelolaan sarana prasarana ada bagian penting yang harus diperhatikan yaitu penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan, karena ketiga proses tersebut yang paling berpengaruh terhadap kondisi sarana prasarana pendidikan. Cara menggunakan, menyimpan, dan memelihara sebuah sarana atau prasarana pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi sarana atau prasarana tersebut. Jika suatu sarana prasarana pendidikan digunakan sesuai fungsinya, kemudian disimpan di tempat yang aman dan sesuai ketentuan, serta dilakukan pemeliharaan secara berkala maka kondisi sarana prasarana akan tetap terjaga dan kebermanfaatannya akan lebih lama.

Kondisi sarana prasarana menjadi salah satu indikator bahwa sebuah sekolah tersebut berkualitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan kualitas sarana prasarana menjadi salah satu cerminan dari kualitas suatu sekolah (Barnawi & M. Arifin, 2012:82). Selain itu kondisi sarana prasarana akan mempengaruhi keefektifan pembelajaran (Dian Anisawati, 2011). Sarana prasarana yang baik akan menciptakan pembelajaran yang efektif, sehingga hasil pembelajaraannya juga akan baik. Maka dari itu pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sangat

(18)

3

diperlukan, agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Apabila pengelolaan dilakasanakan dengan baik, maka kondisi sarana prasarana akan terjaga sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar. Namun kondisi sebenarnya di lapangan sarana prasarana belum sesuai yang diharapkan.

UPT Kecamatan Semanu terdiri dari 32 SD/MI Negeri dan 4 MI Swasta. Sekolah di UPT Kecamatan Semanu memiliki sarana dan prasarana yang bervariasi, ada sekolah yang memiliki sarana prasarana lengkap sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan ada yang memilki sarana prasarana belum lengkap. Sekolah yang belum memiliki sarana prasarana sesuai SPM misalanya belum memiliki ruang UKS, ruang perpustakaan yang memadai, gudang yang memdai, dan lahan bermain berolahraga yang terlalu sempit. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru yang menangani sarana prasarana di beberapa sekolah di wilayah UPT Kecamatan Semanu ini masih dijumpai masalah terkait penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan.

Penggunaan sarana prasarana pendidikan di UPT Kecamatan Semanu belum sepenuhnya maksimal. Misalnya perpustakaan belum dimanfaatkan secara maksimal. Perpustakaan belum memiliki ruangan tersendiri, sehingga perpustakaan sempit dan belum tersedia ruang baca. Sekolah belum memiliki petugas pengelola perpustakaan, sehingga sirkulasi buku koleksi belum teratur. Berdasarkan keterangan dari salah satu kepala sekolah, siswa mengunjungi perpustakaan saat ada tugas dari guru kelas. Siswa yang meminjam buku mengambil buku sendiri, dan kemudian juga mengembalikan sendiri, tidak ada

(19)

4

pencatatan peminjaman. Selain itu koleksi perpustakaan juga belum lengkap, dan masih seadanya.

Salah satu sekolah belum menggunakan gudang sebagai tempat penyimpanan sarana prasarana secara maksimal, sehingga penataan kurang teratur. Gudang dan mushola menjadi satu ruangan, namun diberi penyekat, sehingga gudang terlihat sempit. Gudang digunakan untuk menyimpan meja, kursi, dan peralatan praktik yang sudah rusak. Selain itu gudang juga digunakan untuk menyimpan peralatan ekstra drumband dan juga karawitan. Beberapa alat KIT IPA juga disimpan di sana. Meja, kursi, komputer dan beberapa model kerangka manusia yang rusak ditumpuk begitu saja di dalam gudang.

Beberapa sekolah belum memiliki laboratorium IPA, sehingga memanfaatkan kelas sebagai laboratorium IPA. Peralatan IPA disimpan di dalam kelas yang paling sering menggunakan alat tersebut, sehingga penyimpanannya tercecer. Alat praktik dan alat peraga IPA yang sering digunakan disimpan di dalam kelas agar memudahkan siswa saat akan menggunakannya. Peralatan IPA yang disimpan di dalam kelas yaitu alat peraga gerhana matahari, gerhana bulan, dan tata surya.

Pemeliharaan ruang kelas dilakukan setiap hari dengan cara piket kelas setiap hari. Setiap siswa dibuatkan jadawal piket harian untuk menjaga kebersihan kelas. Namun sarana ruang kelas masih ada yang belum terpelihara dengan baik, yaitu tempat cuci tangan siswa yang belum terjaga kondisinya. Ember tempat cuci tangan siswa terkadang pecah, karena kurang hati- hati saat siswa bermain di dalam kelas.

(20)

5

Beberapa peralatan ekstrakurikuler telah rusak, sehingga kegiatan ekstra sedikit terhambat. Perbaikan peralatan ekstrakurikuler terhambat oleh biaya. Peralatan yang rusak ialah beberapa peralatan drumdband, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu peralatan karawitan juga masih beberapa yang tidak berfungsi secara maksimal.

Kondisi untuk sekolah swasta di UPT Semanu berdasarkan observasi juga masih jauh dari sempurna. Seperti kondisi yang ada di MI Yappi Sendang yang belum memiliki perpustakaan. Penggunaan bahan ajar juga belum satu buku untuk satu anak, karena kekurangan bahan ajar. Kondisi salah satu gedung yaitu gedung untuk ruang guru, kelas V dan kelas VI atapnya rusak dan bocor ketika musim hujan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh sekolah yaitu dengan melakukan kerja bakti untuk memperbaiki atap gedung bekerja sama dengan wali murid siswa.

Berdasarkan observasi di wilayah UPT Kecamatan Semanu telah ditemui beberapa masalah terkait pengelolaan sarana prasarana pendidikan. UPT Kecamatan Semanu salah satu kecamatan yang masih memiliki banyak permasalahan terkait dengan penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan. Beberapa sekolah di UPT Kecamatan Semanu menggunakan sarana prasarana belum maksimal, penyimpanan sarana prasarana pendidikan belum teratur, dan pemeliharaan yang belum baik. Oleh karena itu penelitian akan dilaksanakan di UPT Kecamatan Semanu karena beberapa alasan tersebut.

(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sarana prasana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu, sebagai berikut:

1. Belum semua sekolah memiliki ruang perpustakaan tersendiri, sehingga penggunaan belum bisa dimaksimalkan.

2. Koleksi perpustakaan sekolah masih terbatas.

3. Sebagian sekolah memiliki gudang dan mushola yang menjadi satu ruangan, sehingga tempat penyimpanan terbatas.

4. Beberapa sekolah menyimpan sarana prasarana di gudang belum ditata secara rapi dan teratur.

5. Sebagian sekolah memiliki gedung dan atap sekolah rusak dan bocor ketika musim hujan.

6. Beberapa sekolah belum memiliki laboratorium, dan masih memanfaatkan kelas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka peneliti membatasi penelitian ini terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dasar hanya sebatas pada penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan sarana prasarana. Sarana prasarana yang dimaksud yaitu: ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, ruang kepala sekolah, ruang guru, tempat ibadah, ruang UKS, toilet, gudang; ruang sirkulasi, dan tempat bermain/ berolahraga.

(22)

7

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil penilaian penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

2. Bagaimana hasil penilaian pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

3. Bagaimana hasil penilaian penyimpananan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

4. Bagaiman hasil penilaian kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu dibandingan dengan Permen No. 24 Tahun 2007?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penilaian :

1. Penggunaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

2. Pemeliharaan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

3. Penyimpananan sarana prasarana di sekolah dasar UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

4. Kondisi sarana prasarana sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu dibandingkan dengan Permen No. 24 Tahun 2007.

(23)

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretik:

1. Hasil penelitian ini bisa sebagai referensi untuk menambah pengetahuan terkait sarana prasarana sekolah dasar.

2. Hasil penelitan ini bisa sebagai dasar dan masukan untuk dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis:

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk mengelola sarana prasarana di sekolah dasar.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.

3. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan acuan dinas pendidikan atau pihak lain untuk memberikan bantuan.

(24)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Sarana Prasarana

1. Pengertian Sarana Prasarana

Prasarana ditinjau dari arti kata (H. M Daryanto, 2011:51) adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, sedangkan sarana ialah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut (Mujamil Qomar, 2007:170) sarana pendidikan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dalam pembelajaran, sedangkan prasarana pendidikan ialah fasilitas penunjang yang tidak langsung digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut (Suharno, 2008:30) secara ringkas menyebutkan bahwa sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, sedangkan prasarana ialah yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Dari beberapa pendapat diatas berarti sarana dan prasarana pendidikan itu merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mencapai tujuan. Namun dilihat dari keberlangsungan penggunaan terdapat perbedaan antara sarana dan prasarana pendidikan, sarana yaitu alat yang langsung digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan prasarana merupakan alat penunjung dalam proses pembelajaran.

(25)

10

2. Jenis Sarana Prasarana

Sarana pendidikan menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2004:2) dikelompokan berdasarkan sudut pandang : “(1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.” Jenis sarana pendidikan berdasarkan pengelompokan tersebut dijabarkan oleh Ibrahim Bafadal (2004:2) yaitu:

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai 1. Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat, misalnya kapur tulis dan bahan kimia yang digunakan dalam pemebelajaran IPA.

2. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus- menerus dalam waktu yang relatif lama, misalnya bangku sekolah, mesin tulis, globe, dan alat olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya 1. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, misalnya bangku lemari arsip dan bangku sekolah.

2. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sulit untuk dipindahkan, misalnya peralatan yang berkaitan dengan Perusahaan Air Minum Daerah.

c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

1. Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.

2. Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah tidak secara langsung digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

(26)

11

Prasarana pendidikan menurut Ibrahim Bafadal (2004:3) dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.

2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Sarana dan prasarana pendidikan menurut Suharsimi AK dalam B. Suryosubroto (2004:114) dapat dikelompokkan menjadi:

a. “Alat pelajaran, b. Alat peraga,

c. Media Pengajaran.”

Ruang lingkup fasilitas sekolah antara lain (Popi Sopiatin, 2010:71-87): a. Lahan b. Bangunan Sekolah c. Perlengkapan Sekolah d. Media Pengajaran e. Sarana Perpustakaan f. Laboratorium g. Kantin sekolah

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis sarana prasarana pendidikan dikelompokkan berdasarkan sarana habis pakai, bergerak tidaknya sarana, dan keberlangsungan hubungan sarana prasarana dengan proses pembelajaran.

(27)

12

B. Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan sering disamakan dengan istilah manajemen, yaitu menurut Maman Ukas yang dikutip oleh Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:23) menyebutkan bahwa “manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.” Berdasarkan pendapat tersebut berarti mengelola bisa diasumsikan sama dengan manajemen, dan pengertian pengelolaan bisa diartikan sama dengan pengerian manajemen.

Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013:26):

“manajemen adalah suatu proses khas terdiri dari tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya.”

Suharno (2008:2) juga berpendapat bahwa manajemen adalah “suatu proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efekif dan efisien.” Secara ringkas (Engkoswara dan Aan Komariah, 2011:85) menyebutkan bahwa ada tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu manajemen sebagai keahlian yang menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi, manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen, dan manajemen sebagai

(28)

13

seni terlihat dari perbedaan cara seseorang dalam memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas berarti manajemen bisa diartikan sebagai proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak yang dilaksanakan pemimpin, sampai pengendalian untuk memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga tujuan bisa dicapai melalui cara terentu sesuai gaya pemimpin.

2. Tujuan Pengelolaan

Tujuan dilaksanakannya pengelolaan, atau sering disebut dengan manajemen yaitu agar rencanan pendidikan dapat dilaksanakan secara sistematis, dan dapat dievalusi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mancapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan efisien (Engkoswara & Aan Komariah, 2011:89). Menurut Shrode dan Voich (Nanang Fattah, 2004:15) secara singkat menyebutkan tujuan manajemen adalah produktivitas dan kepuasan, yang mencakup peningkatan mutu pendidikan pada lulusannya, keuntungan yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah dan nasional, serta tanggung jawab sosial.

Menurut Didin Kurniadin & Iman Machali (2013:125) tujuan manajemen pendidikan yaitu:

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

(29)

14

c. Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidikan dan kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidikan dan tenaga kependidikan sebagai manajer).

d. Terciptanya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

e. Terbekalinya tenaga kependidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultasi manajemen pendidikan).

f. Teratasinya masalah mutu pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas maka tujuan adanya pengelolaan yaitu untuk mengatur pelaksanaan dari rencana- rencana pendidikan yang telah ditetapkan agar semua tujuan pendidikan bisa tercapai.

3. Pengertian Pengelolaan Sarana Prasarana Pendidikan

Pengelolaan sarana prasarana pendidikan Menurut Rosivia (2014) “pengelolaan sarana prasarana merupakan proses pengurusan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, alat- alat dan media pembelajaran lainnya agar tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien.”

Hadari Nawawi (1985:62) menyebutkan bahwa pengelolaan sarana prasarana adalah “usaha pelayanan bagi personal dalam satuan kerja di lingkungan suatu organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.” Sedangkan A.L Hartani (2011:136) mengartikan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah “suatu aktivitas menyeluruh yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusbukuan berbagai macam properti pendidikan yang dimiliki oleh suatu institusi pendidikan.” Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan bisa diartikan sebagai proses kegiatan perencanaan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan suatu

(30)

15

sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

4. Tujuan pengelolaan sarana prasarana pendidikan

Tujuan dilaksanakannya pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu untuk menciptakan sekolah bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi guru maupun siswa, serta untuk menyediakan alat- alat atau fasilitas belajar yang memadai, dan mendukung proses pendidikan dan pengajaran (Suharno, 2008:30). Tujuan pengelolaan sarana prasarana menurut A.L Hartani (2011:138) ialah:

“sistem organisasi yang efektif serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan para tenaga terampil untuk meningkatkan pemanfaatan dan pendapatan dari properti tersebut dan bersamaan dengan itu pula menjamin serta melindungi properti dan peralatan dari kerusakan serta limbah dengan cara pemeliharaan yang baik dan benar.”

Sarana prasarana pendidikan perlu dikelola untuk memenuhi kriteria seperti yang diungkapkan oleh Mujamil Qomar (2007:171) secara ringkas menyebutkan: (a) Sarana prasarana lengkap, siap dipakai, kuat, dan awet; (b) Sarana prasarana rapi, indah, bersih; (c) Sarana prasarana kreatif, inovatif, responsif, dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya imajinasi peserta didik; (d) Jangkauan waktu penggunaan sarana prasarana panjang. Berdasarkan pendapat tersebut tujuan pengelolaan sarana prasarana yaitu untuk menyediakan sarana prasarana sekolah yang lengkap, bersih, rapi, indah serta menjaga sarana prasarana tersebut sehingga bisa membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran.

(31)

16

5. Fungsi- fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan

Fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu diantaranya: perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan penataan (Suharno, 2008:30). Kegiatan atau fungsi pengelolaan sarana prasarana menurut Mujamil Qomar (2007:171) meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan penataan.

Pendapat lain menurut B. Suryosubroto (2004:115) fungsi pengelolaan sarana prasarana meliputi: penentuan kebutuah, proses pengadaan, pemakaian, pencatatan/ pengurusan, pertanggungjawaban. Ibarahim Bafadal (2004:8) berpendapat bahwa fungsi pengelolaan sarana prasarana pendidikan yaitu: “(1) pengadaan; (2) pendistribusian; (3) penggunaan dan pemeliharaan; (4) inventarisasi; dan (5) penghapusan perlengkapan pendidikan.” Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka secara singkat fungsi pengelolaan sarana prasarana yaitu perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan penghapusan.

Berdasarkan pendapat dari Departemen Pekerjaan Umum(2008) menyebutkan tujuan penggunaan dan pemanfaatan yaitu “a. Untuk Memelihara prasarana secara berkelanjutan; b. Adanya jaminan terhadap kualitas prasarana; c. Adanya keuntungan yang berkelanjutan dari hasil pemanfaatan prasarana.” Berdasarkan pendapat tersebut Fungsi penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan merupakan ketiga fungsi yang berpengaruh terhadap kondisi sarana prasarana pendidikan. Hal ini dikarenakan

(32)

17

penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan yang baik akan memberikan jaminan kualitas sarana dan prasarana. Oleh karena itu pada penelitian ini pengelolaan sarana prasarana pendidikan fokus pada penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan sehingga fungsi yang akan dibahas pada kajian ini yaitu fungsi penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi- fungsi tersebut.

a. Penggunaan

Penggunaan sarana prasarana dapat dikatakan memanfaatkan sarana prasarana untuk menunjang pencapaian tujuan. Dikatakan oleh B. Suryosubroto (2004:116) penggunaan sarana dibedakan menjadi barang habis pakai, dan barang tidak habis pakai. Berkaitan dengan pemakaian sarana prasarana pendidikan ada prinsip efektivitas dan efisiensi (Ibrahim Bafadal, 2004:42). Efektif berarti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien berkaitan dengan penggunaan sumber daya secara ekonomis, seminimal mungkin (H.M Daryanto, 2011:2).

Pada proses pemakaian seorang pengelola sarana dan prasarana sekolah harus mengetahui petunjuk teknis penggunaan sarana dan prasarana pendidikan. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh pengelola sarana dan prasaran sekolah yaitu:

a. Memahami dan mengkaji petunjuk teknis penggunaan sarana prasarana; b. Menyampaikan petunjuk teknis tersebut kepada semua personel yang

akan menggunakan;

(33)

18

d. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penggunaan sarana dan prasarana sekolah (Ibrahim Bafadal, 2004:43).

Kegitan yang harus dilakukan oleh guru saat menggunakan alat pelajaran menurut (Suharsimi Arikunto, 1988:86) yaitu : a) siswa harus diberitahu dan diawasi bagaimana cara menggunakan alat pelajaran, serta b) mengikutsertakan siswa dalam pengaturan kembali atau menyimpan kembali alat pelajaran ke tempat semula.

b. Penyimpanan

Menurut pendapat Syahril (Rosivia, 2014) “penyimpanan adalah menampung/ mewadahi hasil pengadaan barang-barang tersebut demi keamanannya, baik yang belum maupun yang sudah didistribusikan, disebut penyimpanan.” Penyimpanan yang baik akan berdampak pada penggunaan yang efektif dan efisien (Ibrahim Bafadal, 2004:43). Pada proses penyimpanan ini akan dilakukan penataan sarana prasarana, sehingga istilah penyimpanan dan penataan bisa digunakan bersamaan pada kajian ini, menyimpan bisa diartikan sama dengan menata.

Kriteria penyimpanan yang baik menurut Yusak Burhanuddin (1998:8) secara ringkas yaitu tempat penyimpanan memadai, dan praktis sehingga mudah ditemukan, serta keamanan yang terpelihara. Sedangkan (H.M Daryanto, 2011:52) menyebutkan kriteria penyimpanan secara ringkas ialah: a. Sarana prasarana harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor

(34)

19

b. Memudahkan dalam sirkulasi sarana prasarana, mengambil dan menyimpan kembali;

c. Mudah ditemukan sewaktu- waktu digunakan; d. Persedian lama harus lebih dulu digunakan; e. Diinventaris secara berkala;

f. Tanggung jawab pelakasanaan penyimpanan harus jelas dan terperinci, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak.

Berdasarkann pendapat tersebut berarti dalam penyimpanan sarana prasarana pendidikan harus memperhatikan urutan penyimpanan sehingga mudah ditemukan, serta kondisi ruang penyimpanan jauh dari gangguan sehingga kamanan terjamin.

c. Pemeliharaan atau perawatan

Perawatan dilaksanakan untuk menjaga agar kondisi sarana prasarana tetap terjaga, dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Pemeliharaan sarana prasarana merupakan kegiatan pengaturan yang dilaksanakan guna menjaga sarana prasana agar dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk mencapai tujuan (Bowang Darmawan, 2014). Menurut Gunawan (Rosivia,2014) “pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk menjaga agar barang tetap dalam kegiatan baik dan berfungsi dengan baik juga.”

Tujuan pemeliharaan ialah menurt Bowang Darmawan (2014): a. Untuk optimalisasi asas kemanfaatan peralatan yang sudah ada.

(35)

20

b. Untuk optimalisasi hasil apabila sewaktu-waktu dipergunakan (alat-alat must be ready to use ).

c. Untuk menjamin keselamatan yang menggunakan.

Jenis perawatan sarana prasarana sekolah berdasarkan sifatnya yaitu: a. Pemeliharaan bersifat pengecekan;

b. Pemeliharaan bersifat pencegahan; c. Pemeliharaan bersifat perbaikan ringan;

d. Pemeliharaan bersifat perbaikan berat (Ibrahim Bafadal, 2004:49). Jenis perawatan sarana prasarana sekolah berdasarkan kurun waktu:

a. Pemeliharaan sehari-hari, pemeliharaan menjadi tanggung jawab pegawai yang menggunakan sarana parasarana.

b. Pemeliharaan berkala, pemeliharaan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Piet A. Sahertian, 1994:196).

Langkah-langkah dalam perawatan menurut Mujamil Qomar (2007:175) yaitu:

a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.

b. Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di sekolah.

c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.

d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing- masing bagian di sekolah.

e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarna sekolah.

Beberapa cara pemeliharaan menurut Ary H. Gunawan (1982:32) secara ringkas yaitu sebagai berikut:

(36)

21

a. Pemeliharaan perabot sekolah dilakukan setiap hari dengan membersihkan, menata kembali, memperbaiki bila terjadi kerusakan ringan, serta pemeliharaan berkala.

b. Pemeliharaan bangunan sekolah dilakukan setiap hari dengan membersihkan, pengecetan secara berkala, mengganti genteng yang bocor.

c. Pemeliharaan buku-buku dilakukan setiap hari dengan membersihkan debu, memberi sampul, dan secara berkala menyemprot dengan obat anti hama.

d. Pemeliharaan alat praktik dan alat peraga dilakukan setiap hari dengan membersihkan alat sesuai petunjuk, secara berkala melakukan perbaikan alat yang perlu diservis atau diganti suku cadangnya.

C. Evaluasi Pengelolaan Sarana Prasarana 1. Konsep Evaluasi

Evaluasi menurut Bloom yang dikutip oleh Daryanto (2005:1) ialah “pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.” Sedangkan menurut Suharsimi & Cepi (2007:1) mengartikan evaluasi ialah “ialah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.”

Menurut Suharsimi (2005:2) menyebutkan bahwa “evaluasi, yakni mengukur dan menilai”. Suharsimi (2005:6) mengartikan “mengukur adalah

(37)

22

membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.”

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka evaluasi bisa diartikan sebagai penilaian tingkat pencapaian suatu kegiatan yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Evaluasi pengelolaan sarana prasarana bisa diartikan sebagai penilaian hasil pengelolaan sarana prasarana pendidikan yang dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu, pada penelitian ini dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Pendidikan yang mengacu pada Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007.

2. Standar Sarana Prasarana Pendidikan

Standar Sarana Prasarana Sekolah Dasar menurut Peraturan Menteri No.

24 Tahun 2007 mengenai Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Sekolah ialah:

1. Standar Ruang Kelas Sekolah Dasar

a. Banyak minimal ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar. b. Kapasitas maksimal ruang kelas 28 peserta didik.

c. Rasio minimal ruang kelas 2m2/ peserta didik, luas minimal ruang kelas minimal 30m2, dengan lebar minimal 5m.

(38)

23

Tabel 1. Sarana di Ruang Kelas

No. Jenis Rasio Deskripsi

1. Kursi Peserta Didik

1 Buah/ Peserta didik

Kuat, Stabil dan mudah dipindahkan oleh peserta didik,

Ukuran sesuai dengan usia peserta didik, dan nyaman digunakan.

2. Meja Peserta Didik

1 Buah/ Peserta didik

Kuat, Stabil dan mudah dipindahkan oleh peserta didik, Ukuran sesuai dengan usia peserta didik, dan nyaman digunakan.

3. Kursi Guru 1 buah/ guru Kuat, stabil, mudah dipindahkan, Nyaman digunakan.

4. Meja guru 1 buah/ guru Kuat, stabil, mudah dipindahkan, Nyaman digunakan.

5. Lemari 1 buah/guru Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan kelas, tertutup, dan terkunci.

6. Rak hasil karya peserta didik

1 buah/ ruang Ukuran memadai untuk meletakkan hasil karya seluruh peserta didik yang ada di kelas, bisa berupa rak terbuka atau lemari

7. Papan pajang 1 buah/ ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm. 8. Alat Peraga

9. Papan Tulis 1 buah/ ruang Ukuran 90cm x 200cm 10. Tempat sampah 1 buah/ ruang 11. Tempat cuci tangan 1 buah/ ruang 12. Jam dinding 1 buah/ ruang 13. Soket listrik 1 buah/ ruang

2. Standar Ruang Perspustakaan Sekolah Dasar

a. Luas minimal ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. b. Dilengkapi jendela, dan pencahayaan memadai.

(39)

24

Tabel 2. Sarana di Perpustakaan

No. Jenis sarana Rasio Deskripsi

1. Buku teks pelajaran

1 eks/ mata pelajaran/ peserta didik ditambah 2 eks/ mata pelajaran/ sekolah

2. Buku panduan pendidik

1 eks/ mata pelajaran/ guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eks/ mata pelajaran/ sekolah

3. Buku Pengayaan 840 judul/ sekolah Terdiri dari 60% non fiksi, dan 40% fiksi 4. Buku referensi 10 judul/ sekolah Minimal Kamus Bahasa Indonesia, kamus

Bahasa Inggris, ensiklopedi, buku statistic daerah, buku telepon, kitab undang- undang dan peraturan, dan kitab suci. 5. Sumber belajar

lain

10 judul/sekolah Minimal meliputi majalah, surat kabar, globe, peta, gambar pahlawan nasional, CD pembelajaran, dan alat peraga matematika

6. Rak buku 1 set/ sekolah Dapat menampung semua koleksi

Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

7. Rak majalah 1 buah/ sekolah Dapat menampung semua koleksi majalah Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

8. Rak surat kabar 1 buah/ sekolah Dapat menampung semua koleksi surat kabar

Memungkinkan peserta didik dapat menjangkau dengan mudah

9. Meja baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, mudah dipindahkan pesert didik, dan nyaman digunakan

10. Kursi baca 10 buah/ sekolah Kuat, stabil, mudah dipindahkan pesert didik, dan nyaman digunakan

11. Kursi kerja 1 buah/ petugas Kuat dan stabil, memadai untuk bekerja. 12. Meja kerja/

sirkulasi

1 buah/ petugas Kuat dan stabil, memadai untuk bekerja. 13. Lemari katalog 1 buah/ sekolah Cukup untuk menyimpan kartu katalog,

lemari bisa diganti dengan meja untuk menempatkan katalog.

14. Lemari 1 buah/ sekolah Memadai untuk menampung peralatan pengelolaan perpustakaan

15. Papan pengumuman

1 buah/ sekolah Ukuran minimum 1m2

16. Meja multimedia 1 buah/ sekolah Kuat, stabil, ukuran memadai untuk menampung peralatan multimedia.

17. Peralatan multimedia

1 set/ sekolah Minimal terdiri dari 1 set komputer, TV, radio, dan pemutar VCD/DVD.

18. Buku inventaris 1 buah/ sekolah 19. Tempat sampah 1 buah/ ruang 20. Soket listrik 1 buah/ ruang 21. Jam dinding 1 buah/ ruang

(40)

25 3. Standar Laboratorium IPA Sekolah Dasar

a. Laboratorium IPA biasa memanfaatkan ruang kelas.

b. Laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung kegiatan dalam percobaan.

Tabel 3. Sarana Laboratorium IPA

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Lemari 1 buah/

sekolah

Ukuran memadai, tertutup, dapat dikunci, bisa memanfaatkan lemari yang terdapat di ruang kelas

2 Model kerangka

manusia

1 buah/ sekolah

Tinggi minimal 125 cm, mudah dibawa.

3 Model tubuh manusia 1 buah/

sekolah

Tinggi minimal 125 cm, mudah diamati, dan mudah dibongkar pasang.

3 Globe 1 buah/

sekolah

Diameter minimal 40 cm.

Memiliki penyangga dan dapat diputar, bisa memanfaatkan globe di perpustakaan.

4 Model tata surya 1 buah/

sekolah

5 Kaca pembesar 6 buah/

sekolah

6 Cermin datar 6 buah/

sekolah

7 Cermin cekung 6 buah/

sekolah

8 Cermin cembung 6 buah/

sekolah

9 Lensa datar 6 buah/

sekolah

10 Lensa cekung 6 buah/

sekolah

11 Lensa cembung 6 buah/

sekolah

12 Magnet batang 6 buah/

sekolah

13 Poster IPA

(metamorphosis, hewan langka, hewan

dilindungi, tanaman

khas Indonesia, contoh

ekosistem, sistem-

sistem pernapasan

hewan)

1 set/ sekolah Jelas terbaca dan berwarna, ukuran minimal A1.

(41)

26 4. Standar Sarana Ruang Pimpinan

a. Luas minimal ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimal 3 m.

b. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci dengan baik.

Tabel 4. Sarana Ruang Pimpinan

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Kursi pimpinan 1 buah/ ruang Kuat, stabil, nyaman digunakan 2 Meja Pimpinan 1 buah/ ruang Kuat, stabil, nyaman digunakan

3 Kursi dan meja tamu 1 set/ puang Memadai untuk 5 orang duduk dengan nyaman

4 Lemari 1 buah/ ruang Memadai untuk menyimpan

perlengkapan pimpinan, tertutup dan dapat dikunci.

5 Papan statistik 1 buah/ ruang Ukuran minimum 1m2

6 Simbol kenegaraan 1 set/ ruang Terdiri dari bendera merah putih, garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden RI

7 Tempat sampah 1 buah/ ruang 8 Mesin ketik/

computer

1 set/ sekolah 9 Filing cabinet 1 buah/

sekolah

10 Brankas 1 buah/

sekolah

11 Jam dinding 1 buah/ ruang

5. Standar sarana Ruang Guru

a. Rasio minimal luas ruang guru 4m2/ pendidik, dan luas minimal 32 m2. b. Ruang guru mudah diacapai dari halaman sekolah ataupun dari luar

(42)

27

Tabel 5. Sarana Ruang Guru

No Jenis Sarana Rasio Deskripsi

1 Kursi kerja 1 buah/ guru Kuat, stabil, nyaman digunakan 2 Meja kerja 1 buah/ guru Kuat, stabil, nyaman digunakan 3 Lemari 1 buah/ guru atau 1

buah yang digunakan bersama oleh guru

Memadai untuk menyimpan perlengkapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran

4 Papan statistic

1 buah/ sekolah Minimal berukuran 1 m2 5 Papan

pengumuman

1 buah/ sekolah Minimal berukuran 1 m2 6 Tempat sampah 1 buah/ ruang 7 Tempat cuci tangan 1 buah/ ruang 8 Jam dinding 1 buah/ ruang 9 Penanda

waktu

1 buah/ sekolah

6. Standar Sarana Tempat Ibadah

Banyak tempat ibadah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, dengan luas minimal 12 m2.

Tabel 6. Sarana Tempat Ibadah

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Lemari/ rak 1 buah/ tempat ibadah

Memadai untuk menyimpan perlengkapan ibadah

2 Perlengkapan ibadah

Disesusaikan dengan kebutuhan

3 Jam dinding 1 buah/ tempat ibadah

7. Standar sarana UKS

a. Ruang UKS bisa dimanfaatkan sebagai ruang konseling. b. Luas minimal ruang UKS 12 m2.

(43)

28

Tabel 7. Sarana Ruang UKS

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Tempat tidur 1 set/ ruang Kuat dan stabil

2 Lemari 1 buah/ ruang Dapat dikunci

3 Meja 1 buah/ ruang Kuat dan stabil

4 Kursi 2 buah/ ruang Kuat dan stabil

5 Catatan kesehatan 1 set/ ruang

6 Perlengkapan P3K 1 set/ ruang Tidak kadaluarsa

7 Tandu 1 buah/ ruang

8 Selimut 1 buah/ ruang

9 Tensimeter 1 buah/ ruang 10 Thermometer badan 1 buah per ruang 11 Timbangan badan 1 buah/ ruang 12 Pengukur tinggi badan 1 buah/ ruang 13 Tempat sampah 1 buah/ ruang 14 Tempat cuci tangan 1 buah/ ruang 15 Jam dinding 1 buah ruang

8. Standar toilet dan kamar mandi

a. Minimal terdapat 1 unit toilet untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit untuk 50 peserta didik wanita, dan 1 unit toilet untuk guru.

b. Minimal terdapat 3 toilet setiap sekolah. c. Luas minimal 1 toilet 2 m2.

d. Toilet harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. e. Tersedia air bersih di setiap toilet.

(44)

29

Tabel 8. Sarana Toilet dan Kamar Mandi

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Kloset jongkok 1 buah/ ruang 2 Tempat air 1 buah/ ruang

3 Gayung 1 buah/ ruang

4 Gantungan 1 buah/ ruang

5 Tempat sampah 1 buah/ ruang

9. Gudang

a. Luas minimal gudang 18 m2. b. Gudang dapat dikunci.

Tabel 9. Sarana Gudang

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Lemari 1 buah/ ruang

2 Rak 1 buah/ ruang

10. Standar Ruang Sirkulasi

a. Berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang, tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran.

b. Luas minimum 30% dari total seluruh ruang pada bangunan, minimal lebar 1,8 m dan tinggi 2,5 m.

c. Dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan yang cukup.

(45)

30

d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.

e. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga, jika panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimal dua buah tangga.

f. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat maksimal 25 m.

g. Lebar tangga minimal 1,5 m, tinggi maksimal anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangga yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm.

h. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan yang cukup. 11. Standar tempat bermain/ berolahraga

a. Tempat bermain/ berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. b. Rasio minimal luas tempat bermain berolahraga 3 m2/ peserta didik,

satuan pendidikan dengan peserta didik kurang dari 167 siswa luas minimum tempat bermain/ olahraga 500 m2.

c. Tempat bermain/ berolahraga berupa ruang terbuka ditanami pohon penghijauan.

d. Tempat bermain/ berolahraga berada di tempat yang tidak mengganggu pembelajaran di kelas.

(46)

31

Tabel 10. Sarana Tempat Bermain/ berolahraga

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Tiang bendera 1 buah/ sekolah Tinggi sesuai ketentuan yang berlaku.

2 Bendera 1 buah/ sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Peralatan bola voli

1 set/ sekolah Minimum 6 bola.

4. Peralatan sepak bola

1 set/ sekolah Minimum 6 bola.

5 Peralatan senam

1 set/ sekolah Minimum matras, peti loncat, tali loncat, simpai, bola plastik, tongkat. 6 Peralatan

atletik

1 set/ sekolah Minimum lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, dan bak loncat 7 Peralatan seni

budaya

1 set/ sekolah Disesuaikan dengan potensi masinng-masing pendidikan

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian dari Devi Tanjung Yogya Dwi Utomo (2011:vii) di SMP N 1 Bantul menunjukkan bahwa Ketersediaan Sarana dan Prasarana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP N 1 Bantul menurut guru, sarana prasarana umum sangat lengkap (81%), perpustakaan sangat lengkap (94%), laboratorium IPA sangat lengkap (85%), laboratorium bahasa sangat lengkap (82%), laboratorium komputer sangat lengkap (89%), kantin sangat lengkap (80%), auditorium sangat lengkap (82%), sarana prasarana olah raga sangat lengkap (85%), ruang guru

(47)

32

sangat lengkap (88%), ruang TU sangat lengkap (90%), UKS sangat lengkap (87%), Toilet sangat lengkap (76%), tempat bermain sangat lengkap (88%), tempat ibadah sangat lengkap (92%). Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi sarana dan prasarana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Bantul menurut guru penggunaan sangat baik (85%), pemeliharaan (80%), dan penyimpanan (77%).

Penelitian dari Ferry Dwi Hidayanto (2011) mengenai Pengelolaan Sarana dan Prasaran Pendidikan SMP Negeri se-Kecamatan Pengasih, Kulon Progo menunjukkan hasil secara ringkas yaitu:

a. Perencanaan kebutuhan sarana prasarana pendidikan SMP Negeri se- Kecamatan Pengasih telah dilakukan dengan baik.

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan mencakup tata tertib penggunaan dan peminjaman, inventarisasi dilakukan sesuai dengan pengarahan dari dinas, sudah memiliki tempat penyimpanan terstandar namun belum sepenuhnya dapat menampung sarana dan prasarana yang dimiliki, perawatan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

c. Penghapusan sarana prasarana pendidikan diawali dengan menganalisis keadaan melalui pemeriksaan rutin, membuat berita acara penghapusan daengan persetujuan kepala sekolah untuk diajukan ke pemerintah daerah. d. Hambatan yang ditemui yaitu sebagian besar tentang keterbatasan tenaga, dan

(48)

33

e. Solusi terhadap hambatan yaitu mengadakan koordinasi dengan komite sekolah mengenai anggaran dana dan lebih mengoptimalkan tenaga yang ada dengan mengikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang sesuai.

Penelitian selanjutnya yang dilaksanakan oleh Agus Ari Wibowo (2011) di SD se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah tahun 2011 menunjukan Hasil penelitian menunjukkan keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani SD se-Gugus V UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Lendah tahun 2011 yaitu: SD N Mendiro mampu menyediakan sarana dan prasarana sebesar separuh dari standar nasional pendidikan, SD N Sembungan kurang dari separuh, SD N Pengkol lebih dari separuh, SD N Gegulu lebih dari separuh dan SD N Banarejo separuh. Keberadaan sarana dan prasarana di lima SD masih belum memenuhi standar nasional pendidikan, hal tersebut terlihat dari sejumlah sarana dan prasarana yang belum terpenuhi disetiap sekolah.

Persamaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan beberapa penelitan di atas yaitu peneliti akan meneliti mengenai ketersediaan dan kondisi sarana prasarana sekolah. Sarana prasarana dilihat kesesuaiannya dengan standar pelayanan minimal sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan perbedaan yang ada dalam penelitian ini ialah tempat penelitian, dan jenjang pendidikan. Selain itu ada perbedaan yaitu tidak hanya melihat ketersediaan kondisi tetapi juga ingin melihat bagaimana penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana prasarana.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ialah proses kegiatan perencanaan, penggunaan,

(49)

34

pemeliharaan dan penghapusan suatu sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Fungsi pengelolaan sarana prasarana yaitu: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian, pemakian, pemeliharaan, penyimpanan, dan penghapusan.

Jenis Sarana Prasarana sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Sarana Prasarana Pendidikan yaitu: ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tempat ibadah, ruang UKS, jamban atau toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/ berolahraga. Jenis sarana dan kondisi sarana prasarana sekolah dasar idealnya memenuhi kriteria minimal sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri tersebut.

Fungsi penggunaan, penyimpanan, dan pemeliharaan menjadi fungsi yang sangat berpengaruh pada pemenuhan kondisi sarana prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan yang teratur akan menyebabkan kondisi sarana prasarana tetap baik, sehingga bisa sesuai dengan kriteria minimal sesuai dengan SPM.

(50)

35

Gambar 1. Alur Kerangka Pikir Pengelolaan

sarana prasarana

Fungsi pengelolaan Penelolaan Sarana Prasarana

Jenis Sarana Prasarana Pendidikan sesuai Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007

Kondisi Srana

Prasarana Pendidikan sesuai Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007 Penggunaan Sarana Prasarana Pendidikan Penyimpanan Sarana Prasarana Pendidikan Pemeliharaan Sarana Prasarana Pendidikan

(51)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitan evaluasi. Evaluasi menurut Sugiyono (2011:9) ialah “bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan”. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menilai pengelolaan sarana prasarana pendidikan dilihat berdasarkan cara penggunaan, penyimpanan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar dan Madrasah Negeri dan Swasta kecamatan Semanu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015- 8 April 2015.

C. Variabel Penelitian

Variabel menurut Fraenkel & Wallen dalam Zainal Arifin (2011:185) yaitu suatu kejadian yang bervariasi, jika diukur menghasilkan skor yang bervariasi. Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu efektivitas pengelolaan sarana prasarana.

D. Definisi Operasional

Pengelolaan sarana prasarana ialah proses penggunaan, penyimpanan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan yang meliputi ruang kelas; ruang perpustakaan; laboratorium IPA; ruang kepala sekolah; ruang guru; tempat ibadah; ruang UKS; toilet; gudang; ruang sirkulasi; dan tempat bermain/

(52)

37

berolahraga. Efektivitas pengelolaan sarana prasarana ialah ketercapaian pengelolaan sarana prasarana dilihat dari kondisi sarana prasarana yang dilihat berdasarkan cara penggunaan, penyimpanan, dan perawatan sarana prasarana pendidikan.

Penggunaan sarana prasarana ialah proses pemanfaatan sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan lembaga dan fungsi sarana prasarana tersebut. Penyimpanan sarana prasarana ialah kegiatan menyimpan, meletakkan, dan menaruh sarana sesuai dengan ketentuan agar sarana prasarana aman, tertata, mudah ditemukan, dan tidak cepat rusak. Sedangkan perawatan atau pemeliharaan sarana prasarana ialah kegiatan memperbaiki, ataupun merawat sarana prasarana secara harian maupun berkala agar memperpanjang nilai guna atau usia pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut.

E. Subyek dan Populasi Penelitian

Populasi yakni keseluruhan objek yang diteliti berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal lain yang terjadi (Zainal Arifin, 2011:215). Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh sekolah dasar di UPT Kecamatan Semanu, sebanyak 32 SD/MI Negeri dan 4 MI Swasta. Penelitian ini tidak mengambil sampel, karena meneliti seluruh populasi. Responden atau subyek penelitian ini yaitu kepala sekolah sebanyak 36 kepala sekolah di seluruh SD/MI Negeri dan Swasta di UPT Kecamatan Semanu.

(53)

38

Tabel 11. Daftar Nama Sekolah

No. Nama Sekolah No. Nama Sekolah No. Nama Sekolah

1. SD Ngeposari 13. SD Gunungkunir I 25. SD Pacarejo

2. SD Ngeposari II 14. SD Gunungkunir II 26. SD Dadapayu II

3. SD Jragum 15. SD Cuwelo I 27. SD Gunungsari

4. SD Tunggaknongko 16. SD Cuwelo II 28. SD Dengok

5. SD Semanu 17. SD Jati 29. SD Nitikan

6. SD Semanu III 18. SD Plebengan 30. SD Jasem

7. SD Semanu IV 19. SD Dayakan II 31. SD Wediwutah

8. SD Pragak 20. SD Ngenep 32. MIN Semanu

9. SD Mijahan I 21. SD Kangkung 33. MI Munggur

10. SD Mijahan II 22. SD Srepeng 34. MI Sendang

11. SD Kuwon 23. SD Kwangen 35. MI Ploso

12. SD Jetis 24. SD Dadapayu I 36 MI Piyuyon

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Metode Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan angket atau kuesioner. Kuesioner ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 2002:128). Responden pada penelitian ini yaitu kepala sekolah yang diminta untuk menjawab atau mengisi angket yang diberikan dengan memberikan pendapat atau alasan dari jawabannya, atau angket terbuka.

2. Studi Dokumen

Teknik pengumpulan data yang kedua yaitu pengamatan dokumen. Peneliti mencermati dokumen mengenai sarana prasarana, dalam hal ini yaitu buku inventaris sarana prasarana. Peneliti melihat buku inventaris sarana dan prasarana sekolah untuk melihat ketersediaan, kondisi, dan jumlah sarana prasarana untuk memperkuat penggalian data melalui angket.

(54)

39 3. Observasi

Teknik pengumpulan data yang selanjutnya yaitu melalui observasi atau pengamatan. Peneliti melakukan pengamatan tentang kondisi sarana yang ada di sekolah. Mulai dari ketersediaan sarana prasarana, keadaan sarana prasarana, dan kelengkapan sarana prasarana. Pengamatan dilakukan untuk memperkuat penggalian data yang diperoleh dari angket.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian diartikan sebagai alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diinginkan oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Instrumen atau alat yang digunukan dalam pnelitian ini yaitu angket, pedoman dokumentasi, dan pedoman observasi. Angket yang digunakan yaitu angket semi terbuka dengan memberikan kesempatan kepada responden untuk berpendapat. Responden menjawab pertanyaan dengan pernyataan yang telah disediakan oleh peneliti yaitu alternatif jawaban “Ya” atau “Tidak”, dan disertai dengan alasan. Kisi-kisi instrumen dan pedoman penelitian terlampir pada lampiran no 1, halaman 88.

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kesahihan atau kebenaran dari suatu instrumen penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Pada penelitian ini validitas yang digunakan yaitu validitas isi dengan mengkonsultasikan kepada para ahli, dalam hal ini konsultasi dengan dosen pembimbing. Setelah konsultasi dengan dosen pembimbing maka instrumen akan diujicobakan. Uji coba akan dilakukan kepada 10% dari total populasi sesuai pendapat Neuendorf (Eriyanto,

(55)

40

2011:299) “jumlah unit studi yang dipakai untuk reliabilitas sekurangnya adalah 10% dari total populasi unit studi.” Karena jumlah populasi 36 sekolah, maka yang dipakai untuk uji coba ialah 4 sekolah. Jumlah populasi hanya 36 sekolah dengan responden 36 orang, maka uji coba akan dilakukan diluar populasi. Analisis hasil uji coba untuk angket dengan skala guttman menurut Masri Singarimbun & Sofian Effendi dalam (1989:118) dilakukan dengan rumus Koefisien Reprodusibilitas dan Rumus Koefisien Skalabilitas, adapun rumus

Koefisien Reprodusibilitas dan Koefisien Skalablitas sebagai berikut:

Kr = 1-(e/n) Keterangan:

e = jumlah kesalahan/ nilai error

n = jumlah pernyataan dikali jumlah responden

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien reprodusibiltas memiliki nilai >0, 90.

Ks = 1-(e/x) Keterangan:

e = jumlah kesalahan/nilai error x = 0,5 (n– jumlah jawaban “ya”)

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas memiliki nilai > 0, 60

Hasil Uji validitas yaitu instrumen telah valid, karena koefisien reprodusibilitas 0,98 > 0,90 dan koefisien skalabilitas 0,68 > 0,60 sehingga instrumen dikatakan valid.

Uji reliabilitas dilakukan dengan internal consistency yaitu menurut Sugiyono (2011:131) “dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja...”

(56)

41

Instrumen diujicobakan sekali kemudian dianalisis dengan rumus KR 20 (Kuder Richardson) dengan rumus (Sugiyono, 2007:359):

ri

=

{

}

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1- pi

= varians total

Instrumen dikatakan reliabel menurut Suharsimi (Slamet Lestari, 2012:22) apabila nilai koefisien > 0,60.

Hasil uji reliabilitas rumus KR20 dengan bantuan Ms Excell yaitu sebesar 0,64 > 0,60, maka instrumen dikatakan reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik persentase atau distribusi frekuensi yang menurut Deni Darmawan (2013:178) “Distribusi frekuensi mengindikasikan jumlah dan persentase responden, serta objek yang masuk ke dalam kategori yang ada”. Adapun langkah dalam analisis data menurut S. Margono (Nurul Zuriah, 2006:199) secara ringkas ialah:

1. Penggolongan jawaban,

2. Pemberian skor untuk setiap jawaban,

3. Membuat persentase setiap sub variabel (H.R. Partino & H.M. Idrus, 2009:32) dengan rumus:

(57)

42

Keterangan:

f% = Frekuensi dalam persen f = Frekuensi

N = Jumlah Subyek

4. Mendiskripsikan hasil presentase ke dalam lima kategori

Tabel 12. Kategori Persentase Pengelolaan Sarana Prasarana SD

No Interval Kategori 1. 81%- 100% Sangat Baik 2. 61%- 80% Baik 3. 41%- 60% Cukup Baik 4. 21%- 40% Kurang Baik 5. 0%- 20% Tidak Baik

(58)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

UPT Kecamatan Semanu merupakan salah satu UPT yang ada di kabupaten Gunungkidul. Di UPT Kecamatan Semanu ada 36 SD/MI, terdiri dari 31 Sekolah Dasar Negeri, 1 Madrasah Ibtidaiyah Negeri, dan 4 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. 36 sekolah tersebut terbagi menjadi 5 gugus, terdiri dari gugus Pacarejo, gugus Semanu, gugus Ngeposari, gugus Candirejo, dan gugus Dadapayu. Berikut tabel nama-nama sekolah di UPT Kecamatan Semanu:

Tabel 13. Tabel Daftar Gugus dan Sekolah di UPT Kecamatan Semanu

Nama Gugus No. Nama Sekolah Nama Gugus No. Nama Sekolah

1. Gugus Pacarejo

1. SD N JETIS 19. SD N SEMANU III

2. SD N JASEM 20. SD N SEMANU IV

3. SD N PACAREJO II 21. SD N NITIKAN

4. SD N MIJAHAN II 22. SD N PRAGAK

5. SD N DENGOK 23. SD N MIJAHAN II

6. SD N KUWON 24. MIN SEMANU

7. SD N SERPENG 4. Gugus Candirejo 25. SD N GUNUNGKUNIR I 8. SD N KWANGEN 26. SD N GUNUNGKUNIR II

9. MI YAPPI PIYUYON 27. SD N CUWELO I

2. Gugus Ngeposari 10. SD N NGEPOSARI 28. SD N CUWELO II 11. SD N NGEPOSARI II 29. SD N PLEBENGAN 12. SD N TUNGGAKNONGKO 5. Gugus Dadapayu 30. SD N DADAPAYU I 13. SD N GUNUNGSARI 31. SD N DADAPAYU II 14. SD N KANGKUNG 32. SD N JATI 15. SD N JRAGUM 33. SD N NGENEP 16. SD N WEDIUTAH 34. SD N DAYAKAN II

17. MIM MUNGGUR 35. MI YAPPI

SENDANG 3. Gugus

Semanu

18. SD N SEMANU 36. MIM POSO

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) penelitian ini dapat dikembangkan melalui bidang kajian lain, (2) satuan lingual yang ditemukan dapat ditambahkan dalam kamus, (3) perias

merupakan underbouw suatu partai politik atau organisasi kemasyarakatan, tetapi di dalam sejarah terlihat bahwa organisasi pemuda Islam itu tidak meninggalkan begitu.. saja

Dalam keterkaitan itu, konflik otoritatif intra agama yang terjadi di Sampang antara aliran Sunni dan Syi‟ah merupakan prahara aliran yang telah

BAB Tidak Berdarah Lagi Berkat Obat AmbeJOSS_Wasir atau ambeien adalah penyakit dimana anus mengalami pembengkakan, bila sudah parah atau stadium atas penderita

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, seperti: yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan

Berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan pada kuesioner yang peneliti sebarkan mengenai tanggapan tentang

Konseptual (Bandung: Mizan, 1994), 102. Montgomery Watt, Richard Bell, Pengantar al-Qur’an , Terj.. penghapusan hukum wasiat oleh hukum warisan. 14 al-Qattan memberikan