• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontribusi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Batam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kontribusi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan Terhadap Kesiapan Kerja

Siswa SMK Batam

Jaenuddin

STT Ibnu Sina; Jl.Teuku Umar – Lubuk Baja; telp/fax : 0778-425391/ 0778-458394 Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina, Batam

e-mail: jaenuddin@stt-ibnusina.co.id

Abstrak

Berdasarkan observasi dan pengalaman mengajar sebagai seorang guru di SMK, ada beberapa catatan tentang tamatan SMK dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Beberapa masalah yang dihadapi siswa diantaranya; kurangnya motivasi kerja dan minat kejuruan siswa terhadap kesiapan kerja. Tujuan penelitian ini untuk kontribusi kerja terhadap kesiapan kerja, kontribusi minat kejuruan terhadap kesiapan kerja siswa, dan kontribusi motivasi kerja dan minat kejuruan secara bersama-sama terhadap kesiapan kerja. Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel, motivasi kerja dan minat kejuruan adalah prediktor penting yang harus disiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja. Implikasi temuan penelitian ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesiapan kerja siswa untuk memasuki dunia kerja

Kata kunci—Motivasi, Minat, Kesiapan Kerja

Abstract

Based on a preliminary observation and experience as a teacher at vocational school, it was noticed that the graduate were ready to enter the world of work. It problem was presumably caused by several factors, such lack of job motivation and the students’ vocational interest. This study were aimed at disclosing the degree of the contribution of: job motivation and vocational interest toward the graduate readiness to enter the world of work, separately and

simultaneously. Based on the findings, it can be concluded that the two variables, job

motivation and vocational interest are important predictors of the students’ readiness to enter the world of work. This findings implies that activities and programs related to the job

motivation and students interest should be created to enhance the students readiness to enter the world of work

Keywords—Working Motivator, Vocational Interest, Student’s Job Readiness

1. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang melimpah. Sumber daya alam baru dapat

dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilaksanakan dengan cara meningkatkan

kualitas pendidikan dan keterampilan.

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk memelihara, mempertahankan,

dan mengembangkan dirinya dan masyarakat (Soedijarto, 1998:91). Sejalan dengan itu

Hamalik (2004:79), mengatakan pendidikan adalah suatu proses dalam rangka

memampukan siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal tersebut

sejalan dengan perkembangan kebutuhan sumber daya manusia yang menuntut

dimilikinya kompetensi sesuai dengan bidang ketenagakerjaan yang tersedia. Jika

peluang yang tersedia dalam bidang ketenagakerjaan dikaitkan dengan kompetensi

(2)

spesifik yang telah dimiliki tamatan SMK maka secara teoritik akan dapat mengatasi

sebagian permasalahan tentang ketenagakerjaan.

Kesiapan kerja merupakan kunci penting menjelang siswa terjun ke dunia kerja.

Seorang siswa yang telah memiliki kesiapan kerja, baik secara fisik, mental dan

kemampuan kerja akan lebih berhasil dalam meniti kariernya di dunia kerja. Herminanto

Sofyan (dalam Widodo, 2009) memaparkan bahwa kesiapan kerja dapat diartikan sebagai

upaya untuk mempunyai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

sehingga peserta didik setelah lulus dapat diserap oleh dunia usaha / kerja.

Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa perusahaan, bahwa sebagian

lulusan SMK Negeri 1 Batam yang diterima bekerja di perusahaan banyak yang

mengundurkan diri atau diberhentikan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara

kurangnya kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja, dan kemampuan beradaptasi

dengan kondisi pekerjaan. Dari fenomena tersebut, dapat dikatakan bahwa kesiapan kerja

dapat diartikan kesesuaian antara kematangan dan kemampuan yang telah dimiliki

sesorang dengan aktifitas yang akan digunakan sehingga ia mampu meminimalisisr

masaalah dalam mempersiapkan diri untuk bekerja. Menurut Hardjono (1990:23)

Kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja adalah segala sesuatu yang harus di

siapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kesiapan siswa untuk memasuki dunia kerja seperti: motivasi kerja,

kemampuan kerja, kemampuan beradaptasi dengan pekerjaan, kemampuan beradaptasi

dengan lingkungan, kemampuan berkomunikasi, penguasaan informasi tentang dunia

kerja, persepsi tentang prospek karir, peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja, dan

gambaran pekerjaan yang dikerjakan di dunia kerja.

Darajad (1992:115) mengatakan sebagai berikut: Tidak jarang mendengar remaja

mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas mau jadi apa dia nanti,

dimana dia akan bekerja profesi apa yang cocok baginya dan sebagainya. Akan tetapi

dilain pihak ia tidak melihat jalan untuk menghadapinya karena kenyataan hidup dalam

masyarakat lingkungnnya, tidak memberikan kepastian kepadanya..

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi yang membuatnya siap untuk memberi

respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu kecenderungan untuk memberi

respon. Kondisi mencakup setidak-tidaknya tiga aspek yaitu: (1) Kondisi fisik, mental,

dan emosional, (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, (3) Keterampilan,

pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajar, Slameto (2010: 113).

Menurut Dalyono (2005: 52) ”Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik

fisik maupun mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik,

sementara kesiapan mental adalah memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk

melakukan suatu kegiatan”.

Ketut Dewa (1993:15) mengatakan, kesiapan Kerja adalah kemampuan,

keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan

potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat

diterapkannya. Kesiapan kerja sesorang bukan hanya sekedar pekerjaan apa yang telah

dijabatnya, melaikan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok

dengan potensi-potensi diri dari diri orang-orang yang menjabatnya, sehingga setiap

orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya tersebut akan merasa senang untuk

menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk

meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya, serta sarana

prasarana yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.

(3)

Kesiapan Kerja adalah kompetensi yang didasarkan pada program yang

memanfaatkan pengalaman belajar untuk memberikan siswa dapat bekerja dengan baik

sambil diawasi komponen kerjanya” (Danielson, 2008: 1). Begitu juga dengan

kesiapan memasuki dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu keadaan psikolog is

yang mantap untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tuntutan kerja pada

dunia usaha dan dunia industri.

Teori motivasi kerja Mc. Clelland mengatakan bahwa seseorang mempunyai

cadangan energi potensial dan bagaimana dilepaskan serta digunakan tergantung pada

kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi

akan dimanfaatkan oleh siswa karena didorong oleh; 1) Kekuatan motif dan kekuatan

dasar yang terlibat, 2) Harapan keberhasilannya, 3) Nilai insentif yang terletak pada

tujuan.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2006:71) “Motivasi adalah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau

tujuan tertentu”. Nana Syaodih (2009:61) juga berpendapat bahwa “Motivasi adalah

kekuatan yang mendorong kegiatan individu untuk menggerakkan individu untuk

melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan”. Dalam hal ini adalah mendorong individu

untuk memasuki dunia kerja.

Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan, baik dari dalam diri maupun dari

luar yang membuat orang melakukan sesuatu. George M. Gazda (1980:457)

menyebutkan bahwa: "motivasi menuju kepada timbulnya tingkah laku seseorang,

memelihara dan mengarahkan tingkah laku tersebut mencapai tujuan". Selanjutnya

Harold Koontz (1980:364) memberikan definisi bahwa: "Motivasi sebagai dorongan

dan usaha untuk memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan untuk mencapai suatu

tujuan”.

Dari pengertian tersebut yang akan dibahas adalah proses yang mengacu pada

motivasi kerja. Secara umum pengertian motivasi kerja mengarah tingkah laku

seseorang, yaitu suatu dorongan dari dalam diri individu untuk mengerjakan

tugas-tugas atau pekerjaan yang bermanfaat bagi diri individu sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri (Slameto,2003). Minat adalah rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan sesuatu antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin

kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali,2008). Minat

merupakan satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk memperoleh sesuatu

atau untuk mencapai tujuan, sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk

mengetahui dan mempelajari dari sesuatu yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya.

Minat kejuruan merupakan wujud kecendrungan jiwa yang dapat membuat

sesorang menjadi senang, suka dan tertarik untuk menekuni sesuatu keahlian tertentu,

sehingga dapat dikembangkan menjadi karir yang menyenangkan dan menguntungkan.

Secara khusus minat kejuruan adalah kecenderungan peserta didik tertarik dengan bertitik

tolak pada perhatian, kemauan, kesenangan dan keinginannya untuk bekerja sesuai

dengan keahliannya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kontribusi Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja siswa SMK

Batam.

(4)

2. Mengetahui kontribusi Minat Kejuruan terhadap Kesiapan Kerja siswa SMK

Batam.

3. Mengetahui kontribusi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan secara bersama-sama

terhadap Kesiapan Kerja siswa SMK Batam.

2. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak

menggunakan angka-angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasil penelitian ini pun diwujudkan dalam angka.

Penelitian ini juga adalah merupakan studi korelasi yaitu untuk mengetahui seberapa erat

hubungan dengan mencari besarnya kontribusi antara masing-masing variabel bebas

dengan variabel terikat serta berarti atau tidaknya hubungan kedua variabel tersebut.

Variabel-variabel bebas yang dimaksud pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

Motivasi Kerja (X1) dan Minat Kejuruan (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah

Kesiapan Kerja (Y).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam

yang aktif pada tahun pelajaran 2013 / 2014, yaitu sebanyak 274 orang, terdiri dari jurusan

Teknik Pemesinan 52 orang, jurusan Elektronika industri 68 orang, jurusan Teknik Otomasi

Industri 89 orang, jurusan Teknik Mekatronika 20 orang, jurusan Teknik Komputer dan

Jaringan 24 orang, dan jurusan Las 21 orang.

Untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan Nomogram Harry King

dengan jumlah populasi 274 orang dengan taraf kesalahan 5 % maka diperoleh jumlah

sampel 0,48 X 274 X 1,195 = 157,1664 dibulatkan ke atas = 1 5 8 orang. Jadi persentase

populasi sebagai sampel adalah 57,36%.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Deskripsi Statistik Variabel

Motivasi Kerja Minat Kejuruan Kesiapan Kerja Mean Median Std. Deviation Minimum Maximum Sum 111.68 111.00 7.411 94 128 17646 113.57 114.00 7.008 95 128 17944 143.82 144.00 9.212 123 165 22724 2.1. Kesiapan Kerja

Untuk mngetahui distribusi data dan gambar histogram, terlebih dahulu dicari banyaknya kelas dan interval dengan rumus berikut (Sudjana, 2005:47).

(5)

ditabulasikan pada seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Kerja (Y) Lebar Kelas Frekwensi fo (%)

122,5 7 4,43 1275 11 6,96 132,5 20 12,66 137,5 29 18,35 142,5 34 21,52 147, 28 17,72 152,5 16 10,13 157,5 10 6,33 162,5 3 1,90 Jumlah 158 100,00 2.2. Motivasi Kerja

Berdasarkan butir pernyataan instrumen Motivasi Kerja yang berjumlah 27 butir, disrtibusi data motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 3 dibawah berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kerja (X1) Leber Kelas Frekwensi fo (%)

93,5 3 1,90 97,5 7 4,43 101,5 13 8,23 105,5 21 13,29 109,5 25 15,82 113,5 38 24,05 117,5 32 20,25 121,5 15 9,49 125,5 4 2,53 Jumlah 158 100 2.3. Minat Kejuruan

Berdasarkan butir pernyataan instrumen Minat Kejuruan yang berjumlah 32 butir, disrtibusi data motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 4 dibawah berikut:

(6)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Minat Kejuruan (X2) Leber Kelas Frekwensi fo (%)

94,5 10 6,33 98,5 11 6,96 102,5 27 17,09 106,5 33 20,89 110,5 34 21,52 115,5 28 17,72 119,5 12 7,59 125,5 3 1,90 Jumlah 158 100,00

Untuk mengetahui tingkat ketercapaian responden dan distribusi data pada masing-masing variabel digunakan rumus derajat pencapaian Sudjana (1982) seperti berikut: :

Hasil analisa berdasarkan rumus di atas, maka derajat pencapaian ketiga variabel tersebut di atas adalah:

Tabel 5. Derajat Pencapaian Masing-masing Variabel

No Variabel % Kategori

1 Kesiapan Kerja 84,60 baik

2 Motivasi Kerja 82,73 baik

3 Minat Kejuruan 88,73 Baik

Hipotesis Pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “motivasi Kerja berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja”. Untuk mengetahui kontribusi ini, dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rangkuman hasil analisis korelasi dan regresi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut;

Tabel. 6; Analisis Regresi Sederhana Antara Variabel X1 dengan Y

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .507a .257 .252 7.968

Hasil perhitungan pada Tabel 6, menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Motivasi Kerja dengan Kesiapan Kerja adalah positif. Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Motivasi Kerja berkorelasi signifikan dengan Kesiapan Kerja, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja mempunyai hubungan positif dengan Kesiapan Kerja sebesar 0.507 dan kemudian kontribusi yang terjadi antara Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja sebesar 25,7%,

(7)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 73.499 9.605 7.652 .000 X1 .630 .086 .507 7.338 .000

Berdasarkan uji t untuk menguji tingkat pengaruh beda antara satu koefisien variabel independen tertentu dengan koefisien independen yang lain jika terdapat lebih dari satu variabel independen, yang dihasilkan dari persamaan regresi dalam menentukan perubahan nilai variabel dependent yang dinilai dengan tingkat alpha 5% yang merupakan kesalahan menolak data. Dimana nilai t untuk variabel Motivasi Kerja dengan nilai t hitung = 7,338 dengan t tabel 1,960, maka jelas nilai thitung lebih besar dari ttabel, oleh karena itu dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kesiapan kerja siswa kelas XII SMK N 1 Batam pada alpha 5%.

Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah “ Minat Kejuruan berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja”. Rangkuman Hasil Analisis regresi Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja dapat dilihat pada Tabel 8 berikut;

Tabel 8. Analisis Korelasi Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .628a .395 .391 7.188

Tabel. 8 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja adalah positif. Hal ini terlihat pada koofisien korelasinya (ry2) sebesar 0.628 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 dan kecil dari signifikan 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Minat Kejuruan berkorelasi signifikan dengan kesiapan kerja, dapat disimpulkan bahwa Minat Kejuruan mempunyai hubungan positif dengan Kesiapan Kerja sebesar 0.628 dan kemudian kontribusi yang terjadi antara Minat Kejuruan terhadap Kesiapan Kerja sebesar 39,5%, berarti semakin tinggi Minat Kejuruan bagi siswa kelas XII, maka mereka semakin siap untuk bekerja.

Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Sederhana Antara Variabel X2 dengan Y

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 50.001 9.314 5.368 .000 X2 .826 .082 .628 10.092 .000

Tabel 9, juga dapat untuk menguji tingkat pengaruh beda antara satu koefisien variabel independen tertentu dengan koefisien independen yang lain jika terdapat lebih dari satu variabel independen dilakukan uji t, yang dihasilkan dari persamaan regresi dalam menentukan perubahan nilai variabel dependent yang dinilai dengan tingkat alpha 5% yang merupakan kesalahan menolak data. Dimana nilai signifikansi sebesar 0,000, konstanta yang terbentuk sebesar 50.001,

(8)

sedangkan koefisien regresi yang terbentuk sebesar 0,826. Nilai signifikansi sebesar 0,000. Adapun bentuk persamaan Regresi sederhana yang dapat di hasilkan: Ý = 50.001+0,826 X2.

Tabel. 9 di atas, tingkat nilai t untuk variabel minat kejuruan dengan nilai t hitung = 10.092 dengan tingkat signifikan 0,000. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat hubungan dan pengaruh yang ada pada kedua variabel di atas di dapat t hitung 10.092 dengan ttabel, 1.960, maka jelas nilai thitung lebih besar dari ttabel oleh karena itu dapat disimpulkan terdapat hubungan dan pengaruh antara mimat kejuruan dengan kesiapan kerja siswa kelas XII SMK N 1 Batam pada alpha 5%.

Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah “Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan secara bersama-sama berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja”. Analisis untuk pengujian hipotesis ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .642a .412 .405 7.108

Tabel 10 di atas memperlihatkan bahwa korelasi dan regresi ganda antara Motivasi Kerja (X1) dan Minat_Kejuruan (X2) secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dengan dengan Kesiapan Kerja (Y), sehingga koefisien korelasi ganda (R1.2) sebesar 0,642 dengan kontribusi yang dinyatakan oleh koefisien determinasi berganda sebesar 0,412 atau 41,2 % dengan nilai probabilitas 0,000 kecil dari signifikan (=0,05). Hal ini menunjukan bahwa Motivasi Kerja (X1) dan Minat Kejuruan (X2) secara bersama-sama berkorelasi signifikan dengan Kesiapan Kerja siswa kelas XII SMK N 1 Batam.

Untuk melihat keberartian persamaan regresi yang terbentuk dilakukan uji F terhadap ketiga variabel motivasi kerja, minat kejuruan, dan kesiapan kerja seperti pada Tabel 11. berikut.

Tabel 11. Analisis Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 5491.705 2 2745.852 54.347 .000a Residual 7831.333 155 50.525 Total 13323.038 157

Tabel 11 memperlihatkan nilai statistik signifikansi pada uji F sebesar 0,000 kecil dari alpha 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95%, Fhitung = 54,347, Ftabel didapat sebesar 2,08. Oleh karena nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak artinya bahwa terdapat kontribusi signifikan antara Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan secara bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam. Adapun bentuk persamaan Regresi Ganda yang dapat di hasilkan: Ý = 42.727+ 0,.214X1 + 0, 680 X2

(9)

Kesiapan Kerja. Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 42.727 9.823 4.350 .000 X1 .214 .100 .172 2.131 .035 X2 .680 .106 .517 6.406 .000

Tabel 12 dapat dilihat bahwa tingkat nilai t untuk variabel kecakapan motivasi kerja 2,131 dengan tingkat signifikan 0,035, minat kejuruan 6,406 dengan tingkat signifikan 0,000, untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat hubungan dan pengaruh yang ada pada kedua variabel diatas dapat dilakukan penilaian dengan nilai t hitung 2,131 dan 6.406 dengan t tabel 1,960, dapat disimpulkan terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kesiapan Kerja dan terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja siswa SMK N 1 Batam kelas XII pada alpha 5%.

2.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis hipotesis, diperoleh hubungan positif yang signifikan Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hasil pengujian hipotesis secara statistik menunjukkan bahwa semua variabel bebas terungkap mempunyai hubungan dengan variabel terikat.

Hasil penelitian menyimpulkan menunjukkan bahwa Motivasi Kerja berkorelasi positif yang signifikan terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMKN 1 Batam sebesar 0,507 dan koefisien determinasi r2 sebesar 0,257. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel Kesiapan Memasuki Dunia kerja adalah 25,7%, hal ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja sangat penting dalam menentukan Kesiapan Kerja siswa setelah lulus dari SMK Negeri 1 Batam. Hasil analisis hipotesis kedua, ditemukan bahwa hipotesis ke dua penelitian ini : Minat Kejuruan berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja. Dari hasil analisis diperoleh derajat koefesien korelasi antara Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja (ry2) adalah 0,628 pada p=0,000>0,05. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima

. Berdasarkan nilai dari nilai koefisien yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Minat Kejuruan berkontribusi signifikan terhadap Kesiapan Kerja. Kemudian kontribusi yang terjadi antara Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja diperoleh sebesar 39,5% yang berarti semakin tinggi Minat Kejuruan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam maka semakin tinggi kesiapan memasuki dunia kerja.

Hasil analisis hipotesis ketiga, ditemukan bahwa hipotesis ke tiga panelitian ini: Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan secara bersama-sama berkontribusi terhadap Kesiapan Kerja. Dari hasil analisis diperoleh derajat koefisien korelasi ganda antara Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja (ry1.2) sebesar 0,642.

Berdasarkan nilai dari koefisien korelasi ganda yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap Kesiapan Kerja. Kemudian kontribusi yang terjadi antara Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja di peroleh sebesar 41,2% yang berarti semakin tinggi Motivasi Kerja dan semakin tinggi Minat Kejuruan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Batam maka semakin tinggi Kesiapan Kerja, sedangkan sisanya yakni kontribusi sebesar 58,8% ditentukan dari variabel lain yang tidak diteliti.

(10)

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan motivasi kerja berkontribusi signifikan terhadap kesiapan kerja. Hal ini mengisyaratkan bahwa semakin kuat motivasi yang di dapat siswa maka semakin siap mereka untuk bekerja. Minat kejuruan berkontribusi terhadap kesiapan kerja. Semakin tinggi minat kejuruan siswa, semakin siap mereka untuk bekerja. Motivasi kerja dan minat kejuruan secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kesiapan kerja siswa . Artinya semakin kuat motivasi kerja dan semakin tinggi minat kejuruan maka kesiapan kerja siswa juga cenderng meningkat

5. SARAN

Berdasarkan temuan penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran kepada pihak sekolah dan satuan pendidikan agar lebih mengoptimalkan hubungan antar sekolah dan industri guna mendapatkan informasi baik berupa kebutuhan kompetensi di industri maupun perubahan teknologi yang digunakan industri. Dengan demikian diharapkan Guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan selalu memberikan penguatan kepada siswa SMK Negeri 1 Batam untuk senangtiasa meningkatkan motivasi kerja agar memiliki kesiapan kerja yang baik setelah tamat sekolah.

6. UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel diolah dari tesis Jaenuddin yang berjudul Kontribusi Motivasi Kerja dan Minat Kejuruan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Batam. Terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada Dr. Fahmi Rizal, M.Pd., M.T. dan Drs. Syahril, S.T., MSCE., Ph.D. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehimgga tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta Jakarta

Dewa Ketut. 1993. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Ghalia Indonesia. Jakarta Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Gazda. G. M, & Brooks, D. K, Jr. 1980, A comprehensive approach to developmental

interventions. Jurnal for Specialists in Hroup Work.

Harold Koontz. 1980. Psikologi Perkembangan Anak.

Hamalik, 2004, Tinjauan tentang Prestasi Siap Kerja, diakses 27/04/2013 http://yahonov, files. Wordpress.com/2004/07/keterampilan-siap kerja.

Herminanto,Sofyan. 1992. Kesiapan Kerja Siswa STM di Jawa. Laporan Penelitian. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Hardjono, Notodihardjo. 1990, Pendidikan Tinggi dan Tenaga Kerja Tingkat Tinggi Indonesia.

UI Press Jakarta. Jakarta

M. Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung Slameto. 2003. Psikologi Pendidikan. Gramedia. Jakarta

Soedijarto. 1998. Menuju Masyarakat Belajar. Logos. Jakarta:

Widodo, W. 2009, Tinjauan tentang Prestasi Siap Kerja, diakses 20/04/2010 http://vahonov, files. Wordpress.com/2009/07/keterampilan-siap kerja.

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Kerja (Y)  Lebar Kelas    Frekwensi  fo (%)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Minat Kejuruan (X 2 )  Leber Kelas    Frekwensi  fo (%)
Tabel 8. Analisis Korelasi Minat Kejuruan dengan Kesiapan Kerja
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Motivasi Kerja  dan Minat Kejuruan dengan  Kesiapan Kerja  Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std
+2

Referensi

Dokumen terkait

hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung 51,501 lebih besar dari Ftabel 3,19 dan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha

Independensi, dan Etika Profesi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Pemerintahan Kota Mojokerto”. Pengujian hipotesis ini

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “ Perbedaan Penggunaan Model Discovery Learning dan Model Problem Solving Terhadap Hasil

Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Bardasarkan hasil perhitungan ,kondisi antrian pada waktu periode hari kerja (Waktu tidak sibuk) dengan peluang adamya pelanggan dalam system 0,92 (Po : 0,08), tidak seramai pada

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Target khusus yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah mendapatkan data perfomansi mesin genset yang beroperasi penggunaan bahan bakar LPG Genset yang dipakai

Rengasamy, Dhanuskodi; (2014), “Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on Profitability: Panel Evidence from Commercial Banks in Malaysia,” Proceedings of the Third