• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek Teknis

Pengendalian Gulma

Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut selalu mengusahakan agar gawangan (pasar pikul), piringan dan tempat pengumpulan hasil (TPH) tetap bersih.

Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi dikebun kelapa sawit dilakukan dengan alasan pengendalian yang efektif dan efisien. Pengendalian gulma dilakukan dengan rotasi 4 bulan sekali dengan norma prestasi kerja 3 ha HK-1 untuk penyemprotan gulma di piringan dan di gawangan.

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan cara penyemprotan ke gulmanya langsung menggunakan alat semprot atau knapsack sprayer. Gulma yang dominan pada piringan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis adalah gulma Ageratum conyzoides (babandotan), Mikania micrantha (sembung rambat) dan Ottochloa nodosa (rumput kawatan). Kebun Adolina menggunakan herbisida berbahan glyphosate dengan dosis 400 ml ha-1 digunakan untuk untuk

mengendalikan gulma Ageratum conyzoides (Babandotan). Gulma dominan pada gawangan seperti gulma Cyclosorus aridus (pakis udang) dan Caladium sp (lompongan) dikendalikan dengan menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat dengan dosis 1 l ha-1 yang dicampur dengan methyl metsulfuron dosis 20

g ha-1. Pada waktu sebagai karyawan harian lepas, penulis juga melakukan penyemprotan dengan prestasi 2 ha HK-1. Aplikasi penyemprotan di lapangan

dipimpin oleh 1 orang mandor dan dilakukan oleh 3 orang penyemprot dan 1 orang pelangsir bahan. Pihak kebun selalu menghimbau agar penyemprot wajib memakai alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari pelindung kepala, baju dan pakaian yang panjang serta sepatu dan masker dan pelindung mata. Dalam pengamatan yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak kebun dalam aspek teknis pengendalian gulma melakukan bahan-bahan kimia. Beberapa kali terlihat dalam pembuatan bahan yang kurang memperhatikan konsentrasi larutan kimia yang diaplikasikan. Para pekerjapun masih enggan memakai APD sesuai himbauan oleh pihak kebun dengan berbagai alasan yang tidak nyaman sewaktu bekerja dengan memakai APD. Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi disajikan pada Gambar 1.

(2)

Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan dongkel anak kayu (DAK) dan menggunakan alat seperti; cangkul, parang, egrek, sabit bulan dan mesin babat untuk gulma yang merambat. Selain itu pengendalian gulma secara manual juga dapat dilakukan dengan menggunakan Mucuna bracteata (sambung rambat) yang berfungsi sebagai tanaman penutup tanah. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan norma pekerjaan babat gawangan 1 HK ha-1, merayut 2 HK ha-1 dan dongkel 1.5 HK ha-1. Sewaktu sebagai KHL penulis juga melaksanakan rayutan dengan

prestasi kerja 1 ha HK-1. Kegiatan pengendalian gulma secara manual disajikan

pada Gambar 2.

Gambar 2 Pengendalian gulma secara manual Pemupukan

Kegiatan pemupukan adalah upaya menambahkan unsur hara ke tanaman sesuai dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebun Adolina selalu membuat rencana kegiatan pemupukan terlebih dahulu sebelum aplikasi untuk mencapai pemupukan yang efisien. Rencana kegiatan disusun oleh asisten afdeling bersama dengaan kerani. Kebun Adolina mengaplikasikan pemupukan organik dan anorganik yang mengacu pada 4 T, yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat jenis (unsur).

Penyimpanan pupuk. Sebelum dilangsir ke lapangan, pupuk terlebih dahulu disimpan di dalam gudang pupuk yang terletak di Kebun Unit. Kebun Adolina memiliki satu gudang pupuk yang terletak tepat di sebelah kantor unit. Gudang pupuk adolina berdinding papan kayu dan beralaskan semen

Tenaga kerja pemupukan. Jumlah tenaga kerja pemupuk yang terdapat di Afdeling III sebanyak 20 orang dipimpin oleh 3 mandor yang masing-masing memimpin 4 tenaga penabur dan 1 pelangsir, sisanya adalah petugas yang bertanggung jawab dalam pengangkutan pupuk dari gudang ke lapangan. Adapun tugas tambahan bagi pelangsir setelah melangsir pupuk yaitu mengumpulkan karung pupuk dan mengembalikannya ke kantor afdeling.

Pengangkutan dan pelangsiran pupuk. Pupuk diambil di gudang besar tempat penyimpanan pupuk setelah sebelumnya melalui surat dari afdeling ke kantor bagian tanaman kebun yang diurusi oleh 2 orang koordinator pengangkutan pupuk secara bergantian. Pengambilan pupuk ke gudang, harus disertai dengan surat pengajuan alat dan bahan yang dibuat oleh kerani afdeling. Surat tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh manajer kebun. Jadi tidak boleh

(3)

sembarangan mengajukan permintaan bahan tanpa sepengetahuan pimpinan kebun.

Dari gudang, pupuk diangkut ke supply point kemudian selanjutnya diecer oleh pelangsir ke lahan. Jumlah pupuk yang diangkut ditetapkan oleh mandor pupuk berdasarkan perhitungan dosis per pokok dan jumlah karyawan penabur pupuk dan diketahui oleh asisten kebun atau mandor satu. Setiap goni akan diberi nama agar tidak terjadi kesalahpahaman antar penabur pupuk. Kagiatan pelangsiraan pupuk disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Pelangsiran pupuk

Penaburan pupuk. Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan mengacu kepada prinsip 4-T, yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat jenis (unsur). Aplikasi untuk pupuk anorganik seperti ZA (kandungan 21 % N dan 24 % S) dan pupuk Rock phosphate (kandungan 28 % P2O5) dilakukan dengan cara menabur pupuk di sekeliling pinggiran piringan tanaman dengan jarak 1-1.5 m dari pohon tanaman kelapa sawit. Adapun dosis yang dipakai bagi tanaman tahun tanam 1995 untuk pupuk ZA adalah 1.25 kg pokok-1, dan untuk pupuk RP 1.50 kg pokok-1, sedangkan bagi tanaman berumur kurang dari 10 tahun untuk pupuk ZA

dipakai dosis 1.00 kg pokok-1, dan untuk pupuk RP dipakai dosis 1.25 kg pokok-1.

Pengawasan kualitas pemupukan. Pengawasan kegiatan pemupukan dilakukan oleh mandor pupuk. Seorang mandor pupuk di Afdeling III mengawasi dan bertanggung jawab terhadap 24 pekerja. Setelah selesi penaburan, karung pupuk selalu dikumpulkan sesuai dengan jumlah yang diambil dari gudang. Sesuai pengamatan yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak kebun dalam hal aplikasi pemupukan, seperti cara penaburan yang belum sesuai dengan instruksi kerja sehingga belum tercapai kegiatan pemupukan yang efisien. Penulis juga melakukan kegiatan pemupukan ZA dengan dosis 1 kg per pokok. Kegiatan penaburan pupuk di piringan disajikan pada Gambar 4.

(4)

Penunasan

Penunasan (prunning) atau manajemen tajuk (canopy management) merupakan salah satu kegiatan teknis yang penting dalam aspek pemeliharaan kelapa sawit. Penunasan bertujuan untuk mengoptimumkan proses fotosintesis sehingga dapat memaksimalkan produksi buah.

Potong pelepah. Potong pelepah merupakan kegiatan memotong pelepah dengan tujuan mempertahankan jumlah pelepah yang optimum di setiap pokok kelapa sawit (Gambar 7) dan sesuai dengan SOP perusahaan (Tabel 2). Kebun Adolina menerapkan sistem tunas periodik, penunasan tidak dilakukan bersamaan dengan proses pemanenan. Penunasan dibayarkan dengan harga Rp 600 per tanamannya dan yang dibuat menjadi basis borongan oleh pihak kebun kepada pihak ketiga. Kebun Adolina menetapkan dan membuat rotasi penunasan sebanyak 2 kali dalam setahun dengan biaya operasional Rp 1 200 per pokok. Pokok sawit yang telah ditunas disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Pokok sawit setelah ditunas

Penyusunan pelepah. Pelepah yang telah diturunkan setelah ditunas dipotong menjadi 2-3 bagian lalu disusun antara pokok rapi di barisan tengah gawangan mati dengan lebar 1.5-2 m (Gambar 6). Hal ini dilakukan agar menjaga kebersihan lahan, memudahkan pengawasan bagi mandor kebun dan juga untuk manfaat jangka panjang jika nantinya kebun mengadakan replanting lahan. Penyusunan pelepah untuk tanaman tergolong tua, cenderung lebih rumit karena setelah diegrek pelepah di potong menjadi 2-3 bagian dengan parang. Proses itu menyita waktu penunas sedikit lebih lama dibanding penyusunan pelepah di tanaman muda. Sering kali penunas dibantu oleh 1 orang yang bertugas untuk menyusun pelepah. Sesuai pengamatan penulis, penyusunan pelepah belum sepenuhnya dilakukan oleh pekerja sesuai dengan anjuran pihak kebun. Terlihat dari beberapa penunas tidak menyusun pelepah di gawangan mati.

(5)

Gambar 6 Penyusunan pelepah di gawangan mati

Tabel 2 Standard operational procedure penunasan kelapa sawit di Adolina

Umur tanaman

(Tahun) dipertahankan pokok Jumlah pelepah -1 Jumlah pelepah spiral -1 Songgo

< 4 64-72 8-9 0

4 – 10 56-64 7-8 3-4

> 10 42-48 5-6 1-2

Sumber : SOP Kebun Adolina

(a) (b)

Gambar 7 Penunasan kelapa sawit umur 16 tahun: (a) potong pelepah; (b) susunan pelepah

Penyerbukan Buatan

Berdasarkan evaluasi produksi di Kebun Adolina pada tanaman muda, dijumpai bahwa potensi tanaman yang ada belum memberikan hasil optimal. Serangga Elaeidobius kamerunicus yang bekerja membantu penyerbukan dapat melaksanakan penyerbukan dengan sempurna apabila jumlah bunga jantan cukup tersedia pada tanaman kelapa sawit. Apabila jumlah bunga jantan kurang, maka diperlukan penyerbukan buatan.

Penyerbukan buatan yang dilakukan secara manual dilakukan dengan menabur pollen yang berasal dari bunga-bunga jantan yang dipanen dari areal tanaman sawit berumur 8 tahun keatas. Bunga jantan yang digunakan harus yang segar, dan memiliki bau yang khas yaitu bau adas (anisseed). Berdasarkan

(6)

pengamatan yang penulis lakukan, kebutuhan dari satu bunga betina terhadap polen yaitu ± 0.15 gram pollen murni atau ± 1 gram polen campuran (polen dicampur talcum). Seorang penyerbuk dapat menyerbuk ± 100 bunga betina setiap hari dengan luas areal 4-5 ha dengan kebutuhan sekitar 15 gram polen atau 100 gram polen campuran. Satu malai bunga jantan rata-rata menghasilkan 40 gram pollen kering (65 gram pollen basah), jadi kira-kira cukup buat 3 penyerbuk per hari. Kegiatan pemanenan polen dan penyerbukan buatan disajikan pada Gambar 8.

(a) (b)

Gambar 8 Penyerbukan buatan: (a) Pengambilan polen pada malai bunga jantan, (b) Penyerbukan manual terhadap bunga betina

Pemanenan

Kegiatan pemanenan bagi perkebunan kelapa sawit adalah proses memotong buah dari pohonnya yang sesuai SOP kebun sawit serta mengumpulkan berondolan sawit yang berada di sekitar piringan atau gawangan dan mengangkutnya sehingga sampai di pabrik ataupun pasaran.

Rotasi panen (interval/umur pusingan). Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu hanca. Rotasi panen yang normal adalah antara 6 hari sampai 9 hari, jika kurang dari 6 atau lebih dari 9 hari maka rotasi panen di kebun tersebut diindikasikan bermasalah karena percepatan ataupun terlambatnya rotasi panen dapat menganggu proses operasonal lainnya. Kebun Adolina menerapkan rotasi panen 6 per 7 (dalam satu minggu dilakukan panen enam hari) dan Adolina membagi enam seksi panen.

AKP (Angka Kerapatan Panen). Penentuan AKP dilakukan sehari sebelum dilaksanakan panen pada blok yang akan dipanen. Adapun manfaat dari penentuan AKP adalah untuk mengetahui jumlah tandan yang akan dipanen, jumlah pemanen yang dibutuhkan, kebutuhan alat transportasi, serta alat dan bahan yang dibutuhkan untuk panen. Berikut cara perhitungan untuk mengetahui angka kerapatan panen:

Jumlah pokok sampel = 100 Jumlah tandan buah matang = 25

AKP = AKP = ×100

= ×100 = 25%

(7)

Kriteria matang panen. Kriteria matang panen TBS dapat diketahui berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh disekitar piringan atau di sekitaran pokok. Menurut pengamatan di lapangan buah yang membrondol dapat terjadi pada saat buah mulai masak, sehingga kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Kebun Adolina menyepakati untuk buah yang memenuhi kriteria panen ketika 10 berondolan per tandan di piringan. Berikut kriteria matang tandan buah segar dicantumkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria matang tandan buah segar di Kebun Adolina

Ciri-ciri Buah Mentah Buah Matang

Jumlah Brondolan 0-10 >10

Warna Buah Hitam Jingga

Daging Buah Warna kuning dan daging

buahnya kasar Jingga dan daging buahnya tidak kasar

Seludang Duri masih berwarna hijau

di sekitar buah Duri sudah layu berwarna coklat kehitaman

Bobot Lebih berat karena kadar air

> kadar minyak Lebih ringan karena kadar air < kadar minyak

Sumber: SOP Kebun Adolina

Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan ketika tandan yang di pokok telah memenuhi syarat matang buah sesuai SOP kebun yang berlaku. Dalam teknis panen, untuk tanaman dewasa harus terlebih dahulu memotong pelepah yang terletak di bawah buah dan tidak pada tanaman muda (3-5 tahun) dengan alasan untuk mempertahankan jumlah pelepah yang sesuai dengan umur tanaman tersebut. Sistem yang diterapkan di Kebun Adolina adalah setiap satu orang pemanen memiliki satu nomor potong, walaupun dari pemanen tersebut mengerjakan penurunan buah dan mengutip berondol lalu melangsirnya ke TPH dengan bantuan orang lain.

Basis dan premi panen. Basis adalah aturan dasar panen untuk pemanen oleh perusahaan. Seperti jumlah kilogram yang harus menjadi target seorang pemanen dalam sehari. Pemanen yang mampu melebihi basis biasa diberikan premi atau upah tambahan. Kebun Adolina khususnya Afdeling III memberikan perhitungan yaitu mengalikan Rp 36 kg-1 untuk TBS dan Rp 100 kg-1 untuk brondolan.

Berikut contoh perhitungan premi pemanen: Seorang pemanen mendapatkan TBS 300 jangjang dan brondolan 30 kg. Pelaksanaan panen dilakukan di blok Q 08 dengan tahun tanam 2008. Berdasarkan hasil janjang yang didapat pemanen dan dikalikan dengan berat janjang rata-rata (BJR) pemanen tersebut telah melebihi basis borong.

Lebih borong = (Total TBS x BTR) – basis borong = (300 x 6 kg) – 660 kg

= 1 800 kg – 660 kg = 1 140 kg

Premi lebih borong = Lebih borong x rupiah lebih borong = 1 140 kg x Rp 36 kg-1

= Rp 41 040

(8)

= 30 kg x Rp 100 kg-1 = Rp 3 000

Berdasarkan perhitungan premi di atas didapat total premi lebih dari borong pemanen pada hari tersebut yaitu Rp 44 040. Premi ini nantinya akan dihitung keseluruhan di akhir bulan bersamaan dengan gaji pokok pemanen tersebut.

Pemeriksaan mutu buah dan hanca panen. Pemeriksaan mutu buah dan hanca panen bertujuan untuk evaluasi dan meningkatkan disiplin pelaksanaan panen sesuai dengan norma yang telah diterapkan oleh perusahaan. Pemeriksaan dilakukan oleh manajer (diwakili oleh cop control) dan juga oleh mandor panen afdeling itu sendiri.

Alat panen. Dalam kegiatan panen membutuhkan alat-alat panen seperti alat pelindung diri (APD), yang disediakan oleh pihak kebun, alat operasional yang terdiri atas; dodos, kampak, kereta sorong, gancu, karung goni, egrek, tali, dan serta alat transportasi truk untuk mengangkut buah ke pabrik.

Aspek Manajerial

Kegiatan manajerial yang diikuti penulis dalam pelaksanaan kegiaatan magang meliputi pengawasan di lapangan dan penyusunan administrasi di kebun. Selama berstatus pendamping mandor dan pendamping asisten divisi/afdeling penulis beberapa kali diminta membantu pengawasan dalam kegiatan-kegiatan teknis seperti, pemanenan, pengendalian gulma, pemeliharaan, pemberantasan hama, serta kegiatan-kegiatan teknis manual perawatan jalan.

Pendamping mandor I. Pendamping mandor I bertugas membantu asisten afdeling mengkoordinir mandor-mandor dalam pembagian tugas kemandorannya masing-masing, sehingga seluruh mandor nantinya dapat bersinergi dalam hal pengerjaan pekerjaan di lapangan. Selama menjadi pendamping mandor I, penulis sering kali mendapat tugas dari mandor I untuk mengawasi di beberapa kemandoran seperti mengawasi kegiatan panen di kemandoran panen, mengawasi pengambilan bahan ke gudang di kemandoran perawatan dan juga membantu mandor I mengawasi kegiatan perbaikan sarana di kebun. Afdeling III selalu melakukan apel pagi oleh mandor I yang bertujuan untuk koordinasi pemecahan pekerjaan di lapangan bersama seluruh mandor di afdeling serta sebagai wadah mandor I untuk mengevaluasi kegiatan di kebun, menerima laporan dari mandor perawatan dan mandor panen. Adapun kewajiban administrasi yang dilaksanakan opleh mandor I di Afdeling III adalah membuat buku mandor (absensi), membuat buku laporan mandor serta melaporkan hasil pekerjaan rutin kepada asisten afdeling.

Mandor panen. Mandor panen bertugas mengawasi kegiatan panen di lapangan, mengevaluasi panen harian berdasarkan, membagi tugas para pemanen di kebun serta melaporkan hasil kegiatan panen dan kinerja dari para pemanen setiap harinya di buku laporan pekerjaan mandor. Afdeling III memiliki 3 mandor panen. Karena sistem panen di Afdeling III menggunakan sistem hanca giring tetap, yaitu tiap pemanen memiliki hanca tetap di tiap blok dan kegiatan panen digiring oleh mandor dari satu blok ke blok selanjutnya sesuai dengan kadveld panen, Selama menjadi pendamping mandor panen, penulis bertugas mengawasi dan mengerjakan buku mandor serta memberi solusi terhadap pekerjaan yang

(9)

mendesak. Penulis juga pernah mendampingi ketiga mandor panen di Afdeling III.

Mandor pemeliharaan. Mandor pemeliharaan di Adolina bertanggung jawab atas mutu dan output pekerjaan. Tugas dari mandor perawatan adalah membantu asisten dalam merencanakan, mengarahkan dan membagi hanca karyawan sesuai lokasi yang akan dikerjakan, serta memastikan alat-alat dan bahan yang digunakan lengkap dan siap digunakan di lapangan. Setelah itu mengontrol dan mengawasi pekerjaan dari karyawan dan terakhir mengisi buku laporan realisasi kerja di kantor afdeling. Di kemandoran ini selain mengerjakan perawatan terhadap tanaman seperti pembersihan piringan, pengendalian gulma, penunasan mandor juga mengurusi hal-hal yang mencangkup terhadap sarana dan prasarana yang ada di kebun, khususnya jalan-jalan untuk mengangkut tandan kelapa sawit. Selama menjadi pendamping mandor pemeliharaan, penulis pernah mengawasi kegiatan seperti babat gawangan, rayutan, pemupukan, penyemprotan gulma, mengawasi perbaikan jalan serta mengerjakan buku mandor.

Kerani produksi. Kerani produksi bertugas untuk mengadakan grading atau sortasi terhadap buah di setiap TPH sebelum diangkut ke PKS. Selain itu, kerani produksi menghitung jumlah TBS dan brondolan di TPH yang nantinya setelah dicek oleh kerani langsung diangkut ke sehingga tidak ada buah yang restan/tertinggal di lapangan. Kerani produksi harus membuat laporan produksi harian ke kantor afdeling. Selama menjadi pendamping kerani produksi, penulis membantu kerani produksi dalam hal mencatat dan menghitung serta mensortasi buah mentah yang terpanen dan juga membantu pencatatan LM (Laporan Manajemen).

Kerani afdeling. Tugas bulanan kerani afdeling adalah membuat laporan bulanan tingkat afdeling, membuat rekapitulasi daftar premi dan borongan dalam sebulan, membuat laporan berita acara serah terima pekerjaan (BASTP), membagikan beras catu karyawan, dan mengisi mading bulanan. Laporan bulanan afdeling berisi rekapitulasi seluruh jenis pekerjaan dalam sebulan. Kerani afdeling bertanggung jawab terhadap keakuratan dan kerapihan seluruh arsip data afdeling sehingga mudah dicari apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Selama menjadi pendamping kerani afdeling, penulis belajar untuk melakukan input data transaksi kegiatan operasional kebun, mengisi buku mandor, kumpulan laporan kerja harian (KLKH) , dan menghitung premi.

Pendamping asisten, Asisten kebun betugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan afdeling baik mulai dari kegiatan perawatan tanaman, produksi, dan paling utama manajemen kegiatan di kebun afdeling/divisi. Selain bertugas menjalankan fungsi pengelolaan di lapangan. Asisten juga bertugas untuk mengelola administrasi afdeling, membuat rencana kerja anggaran per tahun (RKAP), rencana kerja operasional (RKO) dan rencana kerja harian (RKH).

Asisten mengatur pengeluaran biaya afdeling sesuai dengan RKAP, RKO, dan RKH agar efektif dan efisien dalam penggunaannya, sehingga tidak terjadi

over budget. Asisten juga bertanggung jawab di bidang operasional kebun, yaitu

melakukan pembinaan terhadap seluruh sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanamanan kelapa sawit.

Selama menjadi pendamping asisten, penulis dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan harian, kunjungan-kunjungan dan monitoring ke lapangan, rapat dengan anggota keamanan kebun, melakukan pengawasan terhadap kegiatan

(10)

panen dan perawatan serta mengikuti kegiatan sosial di kebun berupa kegiatan olahraga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Penunasan

Kebijakan penunasan di Kebun Adolina PTPN IV menerapkan penunasan periodik. Penunasan periodik yang diterapkan merupakan kegiatan penunasan yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit dalam putaran waktu enam bulan sekali. Nominal pembayarannya dibagi berdasarkan rotasi penunasan. Kebun Adolina memiliki 3 jenis metode pekerjaan selain dari tugas tetap yaitu, dengan sistem premi, lembur, dan permintaan anggaran belanja (PAB) yang biasa dikenal dengan sistem borongan yang dilakukan oleh pihak luar kebun yang mnjadi mitra kerja operasionalnya. Kebun Adolina membayar pekerja penunasan dengan tarif per pokok tanaman sawit yaitu, Rp 600.

Pelepah yang ditunas berlebihan/over pruning diukur berdasarkan jumlah pelepah per pokok lebih sedikit dibandingkan dengan standar yang telah di tentukan, sedangkan untuk pokok yang tidak tertunas/under pruning diukur berdasarkan jumlah pelepah per pokok lebih banyak dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan sesuai dengan umur tanaman. Dalam manajemen penunasan, sistem rotasi akan semakin menurun karena jumlah pelepah sudah semakin sedikit. Penunasan pada pokok yang sudah berumur tua, lebih diarahkan untuk kepentingan kerapian tajuk dan bukan berdasarkan jumlah pelepah.

Teknik Penunasan

Kebun Adolina menerapkan beberapa teknik penunasan yaitu; songgo satu, songgo dua, dan songgo tiga. Songgo satu yaitu ketika ada 1 pelepah di bawah buah atau tandan, begitu juga yang dimaksud dengan songgo dua ketika ada 2 pelepah di bawah buah atau tandan dan songgo tiga dikatakan ketika terdapat 3 pelepah di bawah buah atau tandan. Kondisi di lapangan di Kebun Adolina memiliki anggapan yang sedikit berbeda dengan persepsi umum yaitu mengenal istilah songgo kursi, dimana songgo kursi dikatakan ketika 1 pelepah di bawah buah atau tandan maka kondisi tersebut dinamakan menerapkan songgo kursi bukan songgo satu. Songgo satu dikatakan ketika ada 2 pelepah yang menyonggo buah atau tandan. Teknik songgo yang diberlakukan di kebun Adolina sesuai SOP yang ditetapkan yaitu berdasarkan umur tanaman sawit. Adapun songgo 3-4 untuk tanaman berumur 4-10 tahun, sedangkan di atas 10 tahun menggunakan songgo 1-2.

Adapun cara penunasan yang tepat yaitu pelepah dipotong rapat ke batang dengan tujuan brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada batang. Berdasarkan

Gambar

Gambar 6  Penyusunan pelepah di gawangan mati
Gambar 8  Penyerbukan buatan: (a) Pengambilan polen pada malai bunga jantan,  (b) Penyerbukan manual terhadap bunga betina
Tabel 3  Kriteria matang tandan buah segar di Kebun Adolina

Referensi

Dokumen terkait

DELETE FROM pegawai; -- Menghapus semua data dari tabel pegawai.

Alat yang dibuat adalah alat deposisi spin coating yang memiliki karakteristik tingkat akurasi keluaran yang tinggi lebih di atas 90%, variasi nilai kecepatan

Selain hydrant juga terdapat APAR (alat pendeteksi api ringan) yang diletakkan di beberapa sudut di dalam gedung pusat rekod. Untuk meminimalisasi api menyebar dan masuk ke dalam

Penelitian TWABK memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam yang layak untuk dikembangkan sehingga peneliti mampu mengacu penelitian tersebut guna menyusun

Dari analisis ini diketahui bahwa sampel Belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L) positif mengandung terpen hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna (hijau) pada

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3, terlihat pada gambar bahwa post-larva udang vaname yang direndam dengan rElGH 15 mg/L lebih besar daripada kontrol dan kontrol pCold,

 Produk pakan untuk starter memiliki bentuk crumble yang diberikan kepada ayam pedaging berumur 8 hari hingga 21 hari. Pakan ini pun juga

Untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak buah mengkudu sebagai agen imunomodulator dan ekstrak kulit manggis sebagai agen antioksidan dalam meningkatkan respon imun