• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Penundaan tersebut dilakukan pada suatu pekerjaan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai alasan.

“Menurut Steel Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok”. Jadi dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk”.1

Prokrastinasi terjadi karena berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan penundaan pekerjaannya. Berbagai hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang yang disampaikan oleh Ferrari.

“Menurut Ferrari menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan

1

http://www.esaunggul.ac.id/index.php?mib=prodi&sid=22&nav=artikel.detail&id=144 &title=PROKRASTINASI%20%28Kebiasan%20Menunda%20Tugas/Pekerjaan%29

(2)

yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait”.2

Prokrastinasi juga ditemui dalam bidang akademik yang sering disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang dilakukan dalam lingkup akademis. Terdapat fenomena mahasiswa umumnya melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan.

2.1.1. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Sebelum seseorang melakukan suatu tindakan, pasti seseorang tersebut memiliki berbagai macam alasan. Seperti halnya Prokrastinasi Akademik juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi. Menurut Rahmahana, ada dua faktor utama yang mempengaruhi Prokrastinasi :

1. “Faktor internal yaitu faktor-faktor dari diri individu yang turut membentuk perilaku prokrastinasi meliputi faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik yang dimaksud adalah kondisi fisiologi seseorang yang mendorong ke arah prokrastinasi seperti kelelahan. Faktor psikologis meliputi tipe kepribadian dan motivasi. Tingkat kecemasan yang tinggi dan kemampuan adaptasi individu rendah dapat juga mendorong kearah prokrastinasi akademik.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang banyaknya tugas

(overload task) yang menuntut penyelesaian pada waktu yang bersamaan tugas yang banyak menguras tenaga seseorang, sehingga ia mengalami kelelahan dan tidak mampu untuk menyelesaikan tugas. Hal itu dapat diperkuat dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk terbentuknya prokrastinasi akademik”. 3

2 Ibid. hal. 1

3 Ratna Syifa’a Rahcmahana. 2002, Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.

(3)

Melihat kedua faktor tersebut, nampak bahwa sebetulnya faktor internal lebih memiliki peluang munculnya perilaku prokrastinasi, meski bukan tidak mungkin faktor internal dan eksternal saling berinteraksi, sehingga prokrastinasi akan semakin memburuk. Sedangkan menurut Solomon & Rothblum dalam Rachmahana mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik antara lain :

a. “Sulit mengambil keputusan

Individu terkadang mengalami kesulitan untuk memutuskan tugas mana yang harus ia kerjakan terlebih dahulu atau bagaimana penyelesaian suatu tugas. Kesullitan dalam mengambil keputusan ini mendorong ia utnuk mengganti penyelesaian tugas dengan aktivitas yang menyenangkan, namun kurang bermanfaat (impulsif). Milgram (1991) memiliki sikap yang pasif sehingga ia kurang mampu mengambil keputusan secara tepat (indensiveness).

b. Membelot

Individu melakukan prokrastinasi sebagai keengganannya untuk menyelesaikan tugas, ini dilakukan secara sadar dan ia tahu akibatnya.

c. Kurang asertif

Kurang asertif sangat berhubungan dengan sikap pasif seorang prokrastinator. Ketika ia menemui kesulitan ia tidak mau mencari bantuan (seeking for help) kepada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugas-tugasnya terbelengkai atau ia selesaikan mendekati deadline. Akibatnya tugas itu diselesaikan dengan tidak optimal.

d. Takut gagal

Takut gagal merupakan kepercayaan yang irasional Ellis & Knaus,1997), individu yang takut gagal melakukan prokrastinasi sebagai pelarian dari kecemasan neurontismenya itu.

e. Menginginkan sesuatu dalam keadaan perfek

Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan ia dapat melakukan penundaan dengan harapan ia dapat memperoleh banayak waktu untuk melengkapi tugasnya.

(4)

g. Kenyakinan ini didasari oleh kepercayaan yang irasional. Individu meragukan kemampuan pada suatu bidang. Keyakinan ini menyebabkan ia menunda-nunda penyelesaian tugasnya”.4

2.1.2. Karakteristik Prokrastinasi Akademik

Setiap orang yang melakukan prokrastinasi akan mempunyai beberapa

ciri yang nampak pada setiap indivudu tersebut.”Menurut Young, karakteristik

orang yang melakukan perilaku menunda yaitu :

a. Kurang dapat mengatur waktu b. Percaya diri yang rendah

c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas

d. Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksanya mengerjakan pekerjaannya.

e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya.

f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan

g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa tidak dapat mengarjakan sesuatu yang dapat dikerjakan sendiri”. 5

Berbeda halnya dengan pendapat Rachmahana, mengatakan “ciri-ciri

prokrastinasi adalah :

a. Takut gagal (fear of failure)

Takut gagal merupakan suatu bentuk kekhawatiran individu terhadap sesuatu yang buruk yaitu kekhawatiran indvidu terhadap sesuatu yang buruk yaitu kegagalan itu sendiri. Ini terjadi karena individu memiliki standar yang lebih dari kemampuannya, sehingga yang muncul dalam pikirannya adalah kegagalan di depan mata. Munculnya gambaran akan kegagalan itu membuat individu khawatir, sehingga

4

Ibid. hal. 135

(5)

daripada menghadapi kegagalan, ia memilih untuk menunda penyelesaian tugas.

b. Kurang berhati-hati (Impulsiveness)

Impulsivitas berarti individu kurang mampu menahan keinginannya. Ia tidak tahan dalam situasi yang menekan, ia cenderung lebih menyukai sesuatu yang mendatangkan kesenangan bagi dirinya. Seseorang yang menghadapi tugas yang sulit, ia menilai dirinya tidak mampu dan dengan mudahnya ia akan mengalihkan pada aktivitas yang mendatangkan kesenangan baginya, tanpa melihat akibat dari penundaan yang ia lakukan. Contohnya adalah menonton televisi pada waktu untuk belajar

c. Perfeksionis

Birner menyebutkan bahwa, prokrastinasi itu memiliki ciri perfeksionis, ia melakukan prokrastinasi karena ingin melengkapi tugas agar sempurna.

d. Pasif

Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas pada diri prokrastinator sering kali tidak di imbangi dengan usaha yang nyata, hingga pada akhirnya ia hanya bersikap pasif terhadap tugas itu.

e. Menunda hingga melebihi batas waktu

Pelaku ini sangat nampak pada prokrastinator, yang dengan berbagai alasan selalu menunda-nunda dalam penyelesaian tugasnya”.6

Di bidang Akademik sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi. “Menurut Ferrari et al, sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi

akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu berupa :

a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi

Seorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah memulai mengerjakan sebelumnya

b. Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan.

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang

(6)

dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti, lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Seorang procrastinator mempunyai kesulitan utuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang procrastinator sering mengalami deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan tugas pada waktu yang telah seseorang tersebut tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba orang tersebut tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada tugas yang harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll) Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau buku cerita lainya), nonton, ngobrol, jalan, mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya”.7

Berdasarkan uraian yang telah di tulis peneliti tersebut, maka yang di maksud dengan ciri-ciri prokrastinasi akademik dalam penelitian ini adalah takut

7 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian+prokrastinasi&source=web&cd= 2&ved=0CE4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.damandiri.or.id%2Ffile%2Fmnurgufronugmba b2.pdf&ei=0w8OUJW0KMqtrAfznYHYAg&usg=AFQjCNHpGQkqp5AfFiYLjYaD2FGELF5D9 w&cad=rja

(7)

gagal, kurang berhati-hati perfeksionis, pasif dan menunda hingga melebihi batas waktu.

2.2. Organisasi Kemahasiswaan

2.2.1. Pengertian Organisasi

Di setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi yang dapat membantu untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan lembaga yang dapat mendukung visi dan misi lembaga tersebut. Begitu halnya dengan lembaga kemahasiswaan.

“Organisasi berasal dari bahasa Yunani orgon, yang berarti “alat” (tool). Kata ini masuk bahasa Latin menjadi organizatio dan kemudian bahasa Prancis (abad ke 14) menjadi organisation. Pengertian awalnya merujuk pada benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau biologis lainya. Tidak sama dengan alat mekanis, organon terdiri dari bagian-bagian yang tersusun dan terkoordinasi hingga mampu menjalankan fungsi tertentu secara dinamis”. 8

Menurut Mills dan Mills dalam Kusdi, mendefinisikan organisasi sebagai

:”specific collectivities of people whose activities are coordinated and controlled in and for the achievement of defined goals”9. Organisasi adalah kolektifitas

khusus manusia yang aktivitas-aktifitasnya terkoordinasi dan terkontrol dalam dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

Sementara itu, C. Argyris mendefinisikan organisasi sebagai berikut:

“organizations are grand strategies individuals create to achieve objectives that require the effort of many”.10 Organisasi adalah suatu strategi besar yang

8

Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika, hal 4

9

Kusdi, 2009, loc. cit. hal. 4

(8)

diciptakan individu-individu dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang membutuhkan usaha dari banyak orang.

Adapun pendapat lain menurut E. Wight Bakke mendefinisikan organisasi sebagai berikut:

“A continuing system of differentiated and coordinated

human activities utilizing, transforming, and welding together a specific set of human, material, capital, ideational,and resources into a unique problem-solving whole engaged in satisfying particular human needs in interaction with other systems of human activities and resurces in its envionment”. 11

Dapat di artikan bahwa organisasi adalah suatu sistem berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan menyatupadukan seperangkat khusus manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam menjadi suatu kesatuan pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari aktivitas manusia dan sumber daya dalam lingkungannya.

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh tersebut, maka pengertian organisasi dalam penelitian ini adalah suatu sistem berkelanjutan dan memiliki tujuan, anggota dan seperangkat khusus manusia yang terkoordinasi dan terkontrol untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

(9)

2.2.2. Pengertian Organisasi Kemahasiswaan

Di dalam perguruan tinggi organisasi mahasiswa sangat lah penting keberadaannya, dimana organisasi Kemahasiswaan merupakan tempat untuk pengembangan diri mahasiswa dalam kerjasama dengan orang lain ataupun pengalaman berorganisasi.

Menurut Schein dalam dalam Ahmaini, “organisasi

kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahanan dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerja sama serta menunbuhkan rasa persatuan dan kesatuan”.12

2.2.3. Bentuk Organisasi Kemahasiswaan

Menurut As’ari dalam Ahmaini Bentuk organisasi mahasiswa dikenal”

ada dua macam yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus”.13

Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus, yang ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta dari luar. Organisasi intra ini terbagi dalam tiga bagian yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan), organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan non-organisasi tingkat universitas (ruang lingkupnya universitas). Kedua, organisasi ekstra

12

Dini Ahmaini ,op. cit. hal. 35

(10)

kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, dimana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi.

2.2.4. Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

Organisasi kemahasiswaan di dalam Universitas Kristen Satya Wacana memiliki berbagai macam tingkatan dengan fungsi dan tugas masing-masing Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan UKSW merupakan tempat bagi semua keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan perannya untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi tempat untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa yang berguna untuk mewujudkan tujuan perguruan tinggi Universitas Kristen Satya Wacana.

“Lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana adalah wadah keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam Universitas Kristen Satya Wacana (KUKM, pasal 10 ayat 1). Lembaga Kemahasiswaan mempunyai fungsi dan peranan sebagai wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup di kalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan Univesitas Kristen Satya Wacana pada khususnya”. 14

Bagi mahasiswa yang ingin ikut aktif dalam berorganisasi di UKSW banyak wadah yang dapat digunakan dalam mengapresiasikan bakatnya dalam organisasi. Organisasi di UKSW sendiri memiliki banyak tingkatan dan kepentingannya. Baik dalam organisasi internal maupun organisasi eksternal. Di

(11)

dalam organisasi internal sendiri memiliki berbagai tingkatan, baik di tingkat Universitas, Fakultas, maupun Progdi.

Organisasi di tingkat Universitas merupakan organisasi tertinggi mahasiswa yang mendukuki di tingkat Universitas yang anggotanya terdiri dari dari berbagai macam fakultas maupun progdi yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana ini, baik yang ikut secara sukarela maupun untusan dari tiap fakultas. Didalam kegiatannya mereka memberikan kegiatan yang dapat digunakan secara menyeluruh bagi seluruh mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

Organisasi di tingkat Fakultas merupakan organisasi yang membawahi di tingkat fakultas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam Program studi yang berada di tingkat fakultas tersebut. Didalam kegiatannya mereka memberikan suatu acara, seminar ataupun suatu segiatan yang dapat di gunakan oleh mahasiswa fakultas tersebut.

a. Bentuk organisasi kemahasiswaan UKSW

“Ada beberapa bentuk organisasi kemahasiswaaan di Universitas Kristen Satya Wacana yaitu:

1. Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas yang disingkat dengan nama BPMU adalah organisasi di tingkat Universitas yang merupakan perwakilan tertinggi mahasiswa UKSW sebagai lembaga legislatif

2. Senat Mahasiswa Universitas yang selanjutnya disingkat SMU adalah orgasisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas yang melaksanakan berbagai aktivitas mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebagai lembaga eksekutif.

3. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama BPMF adalah organisasi tertinggi tingkat fakultas sebagai lembaga legislatif

(12)

4. Senat Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama SMF adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan yang berada di tingkat fakultas.

5. Himpunan Mahasiswa Program studi yang sering disingkat HMP adalah dibentuk untuk membantu Senat Mahasiswa Fakultas SMF dalam pelaksanaan program dan kegiatan berkaitan dengan disiplin ilmu”.15

b. Tujuan organisasi kemahasiswaan UKSW

Mahasiswa sebagai bagian integral dan essensial dari Universitas Kristen Satya Wacana perlu menata di dalam Universitas Kristen Satya Wacana untuk berproses menuju masa depan. Dalam upaya tersebut, maka mahasiswa menyatakan peranannya melalui Lembaga Kemahasiswaan. Oleh karena itu, “tujuan Lembaga-lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana

adalah :

1. Menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan Universitas Kristen Satya Wacana pada khususnya.

2. Menjadi wahana untuk membina persekutuan dan persaudaraan untuk kesejahteraan mahasiswa.

3. Menjadi wahana untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin yang kritis-analitis-obyektif, kreatif-inovatif, adaptif, dinamis, dedikatif dan terampil yang religius. 4. Menjadikan wahana bicara mahasiwa untuk

menyalurkan aspirasi kontruktif dan bertanggung jawab, yang hidup dikalangan mahasiswa”.16

c. Tugas-tugas Lembaga Kemahasiswaan UKSW

Setiap organisasi pasti memiliki berbagai macam fungsi dan tugasnya, begitu juga dengan Lembaga Kemahasiswaan yang berada di Universitas Kristen

15

Ibid. hal. 8

(13)

Satya Wacana maing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda pula sesuai dengan bagiannya.

1. BPMF

“BPMF adalah Lembaga Perwakilan Mahasiswa di tingkat Fakultas

BPMF mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membentuk panitia pemilihan mahasiswa untuk memilih wakil-wakil mahasiswa pada BPMF dan BPMU periode selanjutnya.

b. Mengurus wakil mahasiswa fakultas untuk duduk di BPMU

c. Menarik kembali wakil mahasiswa fakultas yang duduk di BPMU

d. Memilih Ketua Umum SEMA

e. Membantu Ketua Umum SEMA terpilih untuk membentuk kepengurusan SEMA

f. Mengajukan nama pengurus SEMA terpilih kepada SMU untuk di angkat

g. Mengurus GBHPLK di tingkat fakultas

h. Memberi saran dan nasehat kepada SEMA, baik diminta mau pun tidak di minta

i. Mengawasi dan menilai pelaksanaan program kerja dan anggaran SEMA

j. Memeri saran dan pemikiran kepada Pimpinan Universitas

k. Menyalurkan aspirasi mahasiswa Fakultas kepada pihak-pihak yang terkait

l. Mengesahkan ketentuan-ketentuan khusus yang diajukan oleh SEMA

m. Melakukan rapat dengar pendapat dengan SEMA secara berkala

n. Melakukan advokasi terhadap masalah-masalah mahasiswa berkaitan dengan proses belajar mengajar”. 17

2. SEMA

“SEMA adalah lembaga eksekutif kemahsiswaan yang berada di tingkat fakultas. SEMA berkedudukan se tingkat di bawah SMU

Tugas dan wewenng SEMA antara lain:

a. Menyusun dan megnajukan program kerja serta anggaran berdasarkan GBHLK tingkat fakultas pada permulaan

(14)

tahun periode kepada SMU melalui BPMF untuk dikoordinasikan

b. Melaksanakan program kerja yang telah dikoordinasikan dengan program SMU

c. Memberi laporan pertanggungjawaban kepada SMU melalui BPMF pada setiap akhir periode

d. Menggiatkan aktivitas mahasiswa fakultas sebagai basis kegiatan akademik mahasiswa

e. Mewakili mahasiswa fakultas dalam kegiatan ke dalam mau pun ke luar universitas. Kegiatan ke luar dan atau berhubungan dengan pihak luar universitas harus dilakukan dengan sepengatahuan SMU dan se ijin Rektor. f. Memberi laporan berkala mengenai perkembangan

pelakasanaan program kerja dan anggaran kepada SMU melalui BPMF

g. Memberikan saran dan pemikiran kepada pimpinan fakultas

h. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas i. Membuat dan mengajukan ketentuan-ketentuan khusus

kepada BPMF”.18

3. SMU

“SMU adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan di tingkat universitas. SMU mempunyai tugas dan wewenang :

a. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat universitas b. Mewakili mahasiswa dalam kegiatan didalam dan keluar

universitas

c. Mengangkat dan melantik pengurus BPMF dan SEMA d. Mengkoordinasikan struktur program dan anggaran LK

dalam Rakor

e. Meminta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja dan anggaran SEMA dan BPMF

f. Penyusun dan mengajukan program kerja dan anggaran berdasarkan GBHLK universitas kepada BPMU pada awal kepengurusan untuk disampaikan kepada rektor dan disahkan oleh BPH-Universitas

g. Memberi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan anggaran kepada Rektor melalui BPMU pada akhir kepengurusan

h. Melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah disahkan oleh Rektor dan BPH-Universitas.

i. Memberi saran-saran yang kritis-prinsipal dan kreatif-realistis kepada Pimpinan Universitas.

j. Memberi penjelasan kepada BPMU

(15)

k. Membuat ketentuan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas eksekutif”. 19

4. HMP dan Angkatan

“HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) dibentuk untuk membantu SEMA dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan disiplin ilmu. Kedudukan , tugas dan wewenang, serta tata cara pembentukan diatur oleh SEMA”.20

2.3. Hasil Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:

a. Aristia membahas tentang Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian Tipe A dan Tipe B.

Rumusan Masalah: Adakah perbedaan prokrastinasi akademik antara kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B?

Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik uji t

Dengan hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian tipe A dan tipe B.21

b. Pratama membahas tentang Perbedaan sikap Prokrastinasi ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada mahasiswa.

Rumusan masalah: apakah ada perbedaan sikap prokrastinasi yang signifikan bila ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada kalangan mahasiswa.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah anava (analisis varian) satu jalur antara tiga kelompok.

Dengan hasil yang didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap Prokrastinasi pada Mahasiswa yang menggunakan

19 Ibid. hal. 16 20

Ibid.

(16)

Facebook dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang dan frekuensi tinggi.22

2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka dasar penelitian ini akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan ini terdiri dari dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah keaktifan mahasiswa dalam LK diberi notasi (X), dan variabel terikat adalah Prokrastinasi akademik diberi notasi (Y).

X

Y

Variabel terikat : Prokrastinasi akademik

Variabel bebas : Keaktifan mahasiswa dalam LK a. Aktif berorganisasi

b. Tidak Aktif berorganisasi

2.4.1. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam penelitian yang diteliti agar dapat di amati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

a. Prokrastinasi Akademik (Y)

Variabel Y yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Prokrastinasi Akademik.

1) Definisi Konseptual

“Menurut Milgram, Batori, & Mowrer Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan individu untuk

menunda memulai atau menyelesaikan tugas-tugas

akademis”.23

2) Definisi Operasional

Prokrastinasi akademik merupakan prosentase dari penundaan tugas matakuliah yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Ekonomi pada semester pengayaan tahun 2011-2012.

b. Keaktifan mahasiswa

Keaktifan mahasiswa Pendidikan Ekonomi digolongkan menjadi dua, yakni mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi lembaga kemahasiswaan. Keaktifan adalah keikutsertaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW dalam semua kegiatan ke-Organisasian mahasiswa.

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu atau belajar di perguruan tinggi. Adapun lebih spesifiknya lagi, mahasiswa dalam penelitian ini

23

Prima Ema,2007, Hubungan antara Prokrastinasi Akademik dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

(18)

adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang aktif ataupun tidak aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan.

2.5. Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif

dan Tidak Aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan

Mahasiswa dihadapkan pada banyak sekali tugas mata kuliah yang harus dikerjakan, baik tugas pribadi maupun tugas kelompok yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh tiap masing-masing dosen. Pada umumnya mahasiswa akan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung berbeda-beda, salah satunya bergantung pada waktu untuk proses pengerjaan tugas. Seorang mahasiswa lebih cenderung untuk menunda-nunda dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dengan berbagai alasan seperti batas waktu pengumpulan tugas masih lama. Penundaan itu berdampak pada pengerjaan tugas yang tidak maksimal dalam waktu yang mendesak dengan batas akhir pengumpulan tugas. Perilaku atau fenomena menunda-nunda ini dikenal dengan istilah prokrastinasi sedangkan orang yang melakukan perilaku menunda disebut penunda ( prokrastinator)

“Menurut Knaus, prokratinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi maahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik”. 24

“Menurut Biordy salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam

(19)

kegiatan organisasi”.25 Di tengah-tengah kewajiban utama yang ada, terdapat

mahasiswa yang melakukan hal di luar kegiatan tersebut yaitu, dengan ikut serta dalam aktifitas organisasi. Orientasi organisasi kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktifitas perkuliahan mahasiswa tersebut, mahasiswa bukan hanya fokus terhadap perkuliahannya saja namun dalam organisasi juga. Misalnya Rapat, pengajuan proposal, pencairan dana, pelatihan, evaluasi kegiatan yang sedang berlangsung. Akibat banyaknya kegiatan organisasi kemahasiswaan tersebut menyebabkan mereka menunda dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.

“Didalam Forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia adapun pendapat yang mengatakan bahwa mereka mahasiswa yang kuliah dan aktif di organisasi, malah bisa mengatur waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bila dibandingkan dengan orang yang tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Masalah studi yang sering ditakutkan oleh mahasiswa yang ingin terjun kedalam organisasi lebih disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengetur waktu”.26

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki tingkat Prokrastinasi Akademik yang berbeda-beda. Mahasiswa yang aktif dalam LK nantinya akan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam LK. Penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang tidak aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. kemudian akan dihasilkan perbedaan tingkat Prokrastinasi

25

Ibid. hal. 17

(20)

Akademik yang dihasilkan, sehingga mahasiswa Pendidikan Ekonomi dapat menindak lanjuti apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa.

2.6. Hipotesis

a. Hipotesis Kerja

1. Prokrastiansi akademik pada mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.

2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi.

3. Terdapat perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW. b. Hipotesis Statistik - Ho : µ1 = 0 Ha : µ1 > 0 - Ho : µ2 = 0 Ha : µ2 > 0 - Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≥ µ2

Referensi

Dokumen terkait

Mentranspormasikan biaya variable ke dalam biaya bagi sejumlah pax tertentu, baru dilakukan penjumlahan dengan biaya tetap (menyatakan biaya untuk sejumlah pax

Seperti halnya Inggris monarki Irak tidak dapat mengakomodasi kepentingan Kurdi Irak dengan baik, padahal sebelum Inggris keluar dari Irak, tiga pihak yang mereka anggap

Menurut Severin dan Tankard 1973, dari penelitian di Chapel Hill tersebut ditarik kesimpulan bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara isu yang diliput dengan apa

blob-blob NHFLO GLODQMXWNDQ GHQJDQ SHQJLVLDQ bidang pandang dari bawah dapat menghasilkan citra yang berbeda untuk pemandangan dengan rintangan dan pemandangan

Faktor fasilitas kota terdiri dari fasilitas umum yang baik, fasilitas penghijauan, fasilitas kelengkapan kota, dan fasilitas koneksi jaringan. Elemen yang paling dominan

pengeluaran konsumsi pemerintah dan ekspor luar negeri menjadi komponen yang mengalami pertumbuhan paling tinggi secara triwulanan yaitu masing-masing sebesar 46,78

Puji syukur atas berkat kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga skripsi ini yang berjudul “Upay a Peningkatan Hasil

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model POGIL efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi