• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA

MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI

DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

YUSUF FAIZAL

NIM: 11110120

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Drs.Juz’an, M.Hum.

DOSEN STAIN SALATIGA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 5 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Saudara

Kepada

Yth.Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Yusuf Faizal

NIM : 111 10 120

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan Pada masyarakat Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Salatiga, 26 Desember 2014 Pembimbing

(3)

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI

DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

DISUSUN OLEH

Yusuf Faizal 111 10 120

Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Februari

2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Ilyya Muhsin, S. Hl., M.Si ...

Sekretaris Penguji : Drs. Juz’an, M.Hum ...

Penguji I : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag ...

Penguji II : Mufiq, M. Phil ...

(4)

Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd NIP. 19670112 199203 1 005

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721

Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

ِﻢﻴِﺣﱠﺮﻟﺍ ِﻦَﻤ ْﺣﱠﺮﻟﺍ ِﱠﷲ ِﻢْﺴِﺑ

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.

Salatiga, 26 Desember 2014 Penulis

(5)

111 10 120

Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta

mengerjakan amal yang saleh, semoga dia

termasuk orang-orang yang beruntung (al-Qashash:

67).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Ibu dan bapakku yang selama ini telah mencurahkan kasih sayang

kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakakku , mbak arifah umma dan mas mujib yang selalu memberi motifasi

untuk selalu optimis dalam menjalani hidup

3. Adikku iin rahmawati hasyim, fajar hidayat dan korib afnan abdillah,

semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah, selalu berbakti kepada kedua orang tua dan meraih cita-cita yang kalian impikan

4. Keponakanku fitri kusuma dewi, smoga kamu kelak menjadi anak yang

sholehah dan menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuamu

5. Kakekku tercinta eyang ngadini, semoga sehat selalu dan panjang umur

6. Bapak joko sutopo selaku orang tua saya di stain salatiga yang selalu

memberi motivasi agar selalu bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu

7. Bapak jus’an yang selalu sabar dalam membimbing dan menasehati saya

(6)

8. Tri wahyuni wulan ndari yang pernah singgah dalam hati, semoga dirimu slalu bahagia dan dapat membahagiakan ibundamu

9. Bang toro, mas heri, bang lilik, bang nugh, ihsan, samsul, ndaru, serta

semua teman-temanku semua di dusun jampiroso yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan kepada saya sewaktu KKN .

10.Anisa alfi nurjannah, muhammad agus wachid, adam bahrudin syah,

daryanto, alfin darodjat, wildan, serta semua kawan-kawanku semua mahasiswa-mahasiswi stain salatiga, yang tak dapat kusebutkan satu persatu, terima kasih karna kalian telah membuatku mengerti arti persahabatan

(7)

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣ ﺮﻟﺍ ﻦﻤﺣ ﺮﻟﺍ ﷲ ﻢﺴﺑ

Alhamdulillahirobbil’alamin, syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan Pada Masyarakat Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014”

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Rosulullah SAW. yang telah kita tunggu-tunggu syafaatnya pada hari kiamat nanti.

Penyusunan skripsi ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

(8)

2. Bapak Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi fasilitas dan kemudahan dalam tahap-tahap pengajuan permohonan penelitian, sehingga penelitian dapat penulis lakukan.

3. Bapak Rasimin selaku Kepala Program Study PAI yang telah membantu memudahkan dalam semua pengurusan yang bersifak akademik maupun non akademik, sehingga penelitian ini dapat selesai.

4. Ibu Asdiqoh selaku mantan Kepala Program Study PAI yang telah membimbing dan memberi persetujuan penulis untuk melakukan penelitian ini. 5. Bapak Drs Juz’an M.Hum selaku pembimbing yang telah membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan karya tulis ini dengan penuh ketelitian, kesababaran dan kesungguhan.

6. Segenap pengajar dan staf karyawan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang memberi ilmu dan membantu melancarkan dalam penyelesaian karya tulis ini. 7. Bapak Sunarto selaku kepala Desa Grogolan yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di Dukuh Krangkeng Sari yang beliau pimpin dan telah menyediakan segala sesuatu yang penulis butuhkan guna menyelesaikan karya tulis ini.

8. Ibu, Bapak, kakak-kakak tersayang yang telah memberikan semangat dan menyadiakan sarana dan prasarana dalam proses penulisan karya tulis ini, membimbing dan mendorong serta tak henti-hentinya berharap yang terbaik untuk saya dalam menuntut ilmu dalam setiap do’anya.

(9)

Demikian ucapan terma kasih penulis untuk semuan pihak-pihak tersebut di atas yang telah ikut berperan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan semoga selesainya penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan semua pihak-pihak yang telah memberi bantuannya dan memberikan pahala untuk mereka. Amin.

Salatiga, 26 Desember 2014

Penulis

(10)

ABSTRAK

Yusuf Faizal (NIM : 11110120). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan pada Masyarakat Dukuh Krangkeng Sari Desa Grorolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014

Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi punggahan dan kupatan pada masyarakat Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1. Bagaimana konsep punggahan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 2. Bagaimana konsep kupatan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 3. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi punggahan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 4. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi kupatan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Metode Penelitian... ... 9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 9

(12)

3. Lokasi Penelitian... 10

4. Sumber Data... 11

5. Prosedur Pengumpulan Data... 11

6. Analisis Data... 13

7. Pengecekan Keabsahan Data... 14

8. Tahap-tahap Penelitian... 16

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian Nilai ... 19

2. Ciri-ciri Nilai ... 19

3. Macam-macam Nilai... 20

4. Pengertian Pendidikan Islam... 23

5. Landasan Pendidikan Islam... 25

6. Tujuan Pendidikan Islam... 30

7. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam... 32

8. Tanggung Jawab Pendidikan Islam... 33

B. Tradisi Punggahan dan Kupatan 1. Agama di Jawa... 43

2. Proses Islamisasi di Jawa... 45

3. Tradisi Punggahan... 49

(13)

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data ... 57

1. Letak Geografis ... 57

2. Keadaan Penduduk... 58

3. Keadaan Pendidikan... 58

4. Keadaan Sosial Ekonomi... 59

5. Keadaan Sosial dan Agama... 60

B. Temuan Penelitian... 61

1. Pemahaman Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 62

2. Pemahaman Tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 72

BAB IV PEMBAHASAN A. Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 75

(14)

C. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari

Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali... 78

1. Nilai Aqidah... 78

2. Nilai Amaliah... 78

3. Nilai Ibadah... 78

4. Nilai Kearifan lokal... 79

5. Nilai Ukuwah Islamiyah... 80

D. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 80

1. Nilai Akidah... 80

2. Nilai Ibadah... 81

3. Nilai Amaliah... 81

4. Nilai Kearifan lokal... 82

5. Nilai Ukuwah Islamiyah... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 83

(15)

DAFTAR TABEL

(16)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan 2. Hasil Wawancara 3. Dokumentasi

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam agama Islam kata pendidikan mempunyai banyak makna. Kata “pendidikan” yang umum di gunakan sekarang ini dalam bahasa Arabnya adalah al-tarbiyah, dengan kata kerja rabba. Kata “pengajaran” dalam bahasa Araabnya adalah al-ta’lim dengan kata kerjanya ‘allama. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah wa ta’lim dan pendidikan Islam dalam bahasa arabnya adalah Tarbiyah islamiyah (Daradjat, 2011: 25).

Pengertian pendidikan Islam sendiri adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi, 2005:28). Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman maupun perang dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan pahitnya (Saebani, 2009:14).

(18)

yang baik bagi putra putrinya terutama dalam hal menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam.

Nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan orang tua tidak hanya mengarahkan putra-putriya untuk melaksanakan semua syariat Islam, contonya, menyuruh anak untuk mengerjakan shalat ketika telah masuk waktu shalat, mengajak anak untuk puasa di Bulan Ramadhan dll, namun juga bisa melalui tradisi-tradisi yang telah di tinggalkan para pendahulu. Suatu pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.

Begitu pula dengan masyarakat Jawa, masyarakat Jawa adalah masyarakat yang terkenal dengan prinsip hidup mereka yang kuat, diantara prinsip hidup masyakarakat Jawa yang kuat yakni dalam melestarikan tradisi-tradisi yang ditinggalkan para leluhur pendahulu mereka.

(19)

dapat digolongkan kedalam empat macam sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

1. Selamatan dalam lingkaran hidup seseorang, seperti hamil tujuh bulan, kelahiran, upacara potong rambut pertama, upacara untuk menyentuh tanah pertama kali, upacara menusuk telinga, sunat, kematian, serta saat-saat setelah kematian.

2. Selamatan yang bertalian dengan bersih desa, penggarapan tanah pertanian, dan setelah panen padi.

3. Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar Islam.

4. Selamatan pada saat tidak tertentu, berkenaan dengan kejadian-kejadian. Seperti membuat perjalanan jauh, menempati rumah kediaman baru, menolak bahaya (ngruwat), janji kalau sembuh dari sakit (kaul), dan lain-lain (Koentjaraningrat, 2004: 347).

Dalam pelaksanaannya ritual selamatan biasanya dipimpin oleh seorang modin, yakni seseorang yang diberi amanat untuk menjadi pejabat Islam di Desa, atau orang tertentu yang dianggap mampu untuk memimpin acara selamatan yang ditunjuk oleh pihak yang membuat acara selamatan tersebut.

(20)

wilayah penting pantai utara pulau Jawa yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat (Wasino, 2007:16). Sebelum Islam, religi Animisme-Dinamisme merupakan akar budaya asli Indonesia terutama di Jawa, dikarenakan pengaruh budaya Hindu-Budha dalam kurun waktu yang lama sehingga di Jawa mengalami proses jawanisasi. Ketika Islam datang, proses masuknya Islam sendiri berlangsung secara damai tanpa adanya kekerasan, sehingga agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Jawa yang sebelumnya menganut agama Hindu dan Budha. Hal ini dikarenakan metode yang dipakai oleh para wali dalam berdakwah menggunakan metode yang sangat lentur, yakni dalam menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hinduisme dan Budhisme), kemudian secara berangsur-ansur kedua budaya tersebut telah mengalami islamisasi (Wasino, 2007:40).

Tradisi punggahan dan kupatan merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat, termasuk masyarakat di Dukuh krangkeng sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Pada hakekatnya kedua tradisi tersebut merupakan kegiatan soial yang melibatkan seluruh masyarakat dalam usaha bersama untuk mendapatkan keselamatan, ketentraman bersama yang biasa dilakukan sebelum dan sesudah Bulan Ramadhan, yakni pada Bulan Ruwah dan Bulan Sawal.

(21)

tradisi bahkan kebudayaan yang dahulu berkembang dalam masyarakat. Bahkan karena ketidaktahuan tentang budayanya menganggap bahwa tradisi atau budaya tersebut sebagai bagian yang tidak perlu dilestarikan dengan berbagai macam alasan. Demikian halnya dengan pelaksanaan tradisi

punggahan dan kupatan di Dukuh Krangkeng sari, Desa Grogolan,

kecamatan karanggede, Kabupaten Boyolali yang akhir-akhir ini pelaksanaannya tidaklah mendapat banyak menyita perhatian warga, sehingga dalam melaksanakanya terkesan biasa-biasa saja. Bahkan para pemuda sendiri banyak yang tidak mengetahui makna peringatan tradisi punggahan dan kupatan tersebut

Berkaitan dengan uraian tersebut diatas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan dan nilai-nilai keislaman dari tradisi punggahan dan kupatan yang telah mentradisi di kalangan masyarakat di Dukuh Krangkeng Sari yang beragama Islam, oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul skripsi tentang“NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN (Studi kasus Masyarakatdi Dukuh krangkeng sari, Desa.Grogolan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali.)

B. Rumusan Masalah

(22)

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep punggahan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

2. Bagaimana konsep Kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

3. Adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Punggahan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

4. Adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep punggahan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

2. Untuk mengetahui konsep kupatan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

3. Untuk mengetahui adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan

(23)

4. Untuk mengetahui adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan

Karanggede, Kabupaten Boyolali. D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari Penelitian ini diharapkan sebagai penjelas dan memberikan manfaat yang baik, bagi siapa saja yang memahami kegiatan punggahan dan kupatan ini dan tentunya bagi peneliti sendiri dan masyarakat. Dari

penjelasan tersebut diharapkan bisa menjadi pengetahuan tentang kegiatan punggahan dan kupatan untuk siapa saja yang mau melaksanakan serta dapat

memberi manfaat secara teoritis maupun secara praktisnya. 1. Manfaat Teoritis

Lembaga dalam hal ini STAIN Salatiga, apabila hasil penelitian ini sesuai dengan manfaatnya dan merupakan sebagai salah satu sumbangan terhadap perkembangan pengetahuan khususnya di bidang sosial keagamaan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian dapat mengetahui manfaat yang terkandung dalam kegiatan

punggahan dan kupatan secara sosial kemasyarakatan ataupun secara

(24)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam menafsirkan kata-kata istilah yang digunakan penulis, maka penulis mendifinisikan istilah-istilah sebagai berikut :

1. Nilai Pendidikan Islam

Menurut Milton Rokeach James Bank yang dikutip oleh Thoha (1996: 60) Nilai adalah suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sisitem dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Sedangkan Pepper mendifinisikan nilai sebagai segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk (Sulaiman, 1995:19)

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai norma Islam (Achmadi, 2005:28).

2. Tradisi Punggahan

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia “Tradisi” berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang.

(25)

diselenggarakan pada akhir bulan Ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari (Moertjipto, 1995: 23)

3. Tradisi Kupatan.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia “Tradisi” berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang.

Dalam bahasa Jawa ketupat memiliki arti telu ( tiga ) dan empat. Hal ini mengarah pada aturan agama / rukun Islam ketiga dan keempat, yaitu puasa dan zakat yang dilakukan umat Islam dibulan ramadhan (Boyolali.com/lebaran ketupat). Upacara selamatan kupat (kupat luwar) yang diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal yang berfungsi untuk ngluwari dosa atau kesalahan (Moerjipto, 1995: 24).

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

(26)

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrumen pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya disini mutlak dilakukan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali pada Bulan Mei –Nopember Tahun 2014.

4. Sumber Data.

(27)

penelitian ini adalah dokumen yang berisi nilai-nilai pendidikan islam, tradisi punggahan dan tradisi kupatan. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau lainnya. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud adalah dokumen dan observasi. Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak pertama, yakni hasil wawancara.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung beberapa faktor. Paling tidak ditentukan oleh kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri. Dalam penelitian ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

a. Metode Observasi

(28)

Karanggede, Kabupaten Boyolali pada Bulan Mei dan Juli Tahun 2014.

b. Metode Wawancara

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber. Menurut Hasan (Emzir, 2011:50) wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber informasi. Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang bentuk tradisi punggahan dan kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Kelurahan Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

c. Metode Dokumentasi

(29)

6. Analisis Data

Menurut Bogdan dan biklen Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data , mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang pentingyang dapat dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ( Moleong, 2009:248).

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara, observasi, dokumen pribadi maupun resmi, gambar, foto dll. Tentu tidak semua data dapat dipindah dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis dengan menggunakan analisis tertentu. Menurut Moleong (2009, 247-257) menjelaskan langkah-langkah analisis data kualitatif sebagai berikut:

a. Reduksi data

(30)

b. Penyusunan satuan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan hal-hal pokok yang ditemukan kemudian menggolongkanya kedalam pola, unit, tema atau kategori, sehingga tema utama dapat diketahui dengan mudah kemudian diberi makna sesuai materi penelitian.

c. Kategorisasi

Pada tahap ini dilakukan pengkategorian dari tema utama yang telah ditemukan termasuk melakukan koding, dengan cara mengelompokkan tema- tema utama berdasarkan keterkaitan antara satu tema dengan tema yang lain.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan Kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpilkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar belakang penelitian. Menurut Moleong (2009 :327) mengatakan, pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan

(31)

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada isu yang di cari tersebut.

c. Triangulasi

Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatun yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan cara:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3) Memanfatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan dapat dilakukan.

d. Pengecekan sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara menyampaikan hasil sementara atau hasil akhir penelitian kepada rekan-rekan sejawat. e. Kecukupan referensial

f. Kajian kasus negatif

(32)

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

g. Pengecekan anggota

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Dalam hal ini pengecekan yang dilakukan dengan anggota yang terlibat dalam pengumpulan data meliputi data, Kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan.

8. Tahap-tahap penelitian

Tahap- tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian

b. Konsultasi penelitian kepada pembimbing c. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan d. Tahap analisis data , meliputi kegiatan:

(33)

e. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi

G. Sitematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan dpakai sebagai aturan yang saling terkai dan saling melengkapi, adapun sitematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi oprasional, Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data serta Sistematika Penulisan

BAB II : Kajian Pustaka

A. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam meliputi Definisi Nilai dan Pendidikan Islam

B. Tinjauan tentang Tadisi Punggahan dan Kupatan

(34)

BAB IV Analisis Data. meliputi analisis tentang Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan serta Pembahasan

BAB V Penutup

Dalam hal ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran

(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian Nilai

Menurut Milton Rokeach James Bank Nilai adalah suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sisitem dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.(Thoha, 1996: 60)

Sedangkan Pepper mendifinisikan nilai sebagai segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk (Sulaiman, 1995:19).

Jadi pengertian nilai adalah suatu keyakinan yang menjadikan seseorang melakukan atau menghindari sesuatu yang baik dan yang buruk.

2. Ciri-Ciri Nilai

Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986:20) adalah sebagai berikut:

(36)

2) Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal ( das sollen).

3) Nilai berfungsi sebagai daya dorong / motivator dan manusia adakah pendudukung nilai. Manusia dalam tindakan dan tingkah laku peruatanya digerakkan oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketaqwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketaqwaan.

3. Macam-Macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya: 1) Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham

Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: a. Nilai biologis

b. Nilai keamanan c. Nilai cinta kasih d. Nilai harga diri e. Nilai jati diri

Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63)

(37)

a. Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa.Thoha (1996 :63)

3) Dilihat dari sumbernya

Menurut Muhaimin (1993: 111), sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi dua macam yaitu:

a. Nilai ilahi

Nilai yang dititahkan tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Religi ( agama ) merupakan sumber yang pertama dan utama bagi para penganutnya, dari agama inilah manusia menyebarkan nilai-nilai untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai insani

Nilai insani yaitu nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia, serta hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia. Nilai insani ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenaranya bersifat relatif (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan waktu .

4) Dilihat dari sifatnya

(38)

a. Nilai-nilai subjektif

Nilai yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, sehingga nilai ini sangat tergantung kepada pengalaman subjek tersebut. b. Nilai-nilai objektif rasional (logis)

Nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui oleh akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, kemudian nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya.

c. Nilai-nilai objektif metafisik

Nilai-nilai yang mampu menyusun kenyataan objektif, misalnya nilai-nilai agama.

5) Dilihat dari wujudnya

Menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu:

a. Nilai formal

(39)

b. Nilai material

Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : 1. Nilai rohani, nilai rohani ini terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi. 2. Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai agama. (Muhaimin, 1993: 116)

4. Pengertian Pendidikam Islam

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai norma Islam (Achmadi, 2005:28).

Manusia telah menjadi manusia seutuhnya ( insan kamil) apabila dalam pribadinya telah menyakini dengan sepenuh hati tentang keesaan Allah, menjalankan segala perintahnya, menjauhi segala larangannya serta mampu berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam sekitar.

Menurut Djumransah(2007: 19-20) pengertian pendidikan Islam adalah:

a. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam.

(40)

kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidika dalam proses latihan-latihan, akal pikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia

c. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar), bak secara individual maupun kelompok sehingga manusia mampu memahami, dan mengamalkan ajaran islam secara utuh dan benar. Ajaran Islam secara utuh meliputi: aqidah (keimanan), syariah (ibadah, muamalah), dan akhlak (budi pekerti).

Disamping itu untuk mempermudah dalam memahami pendidikan Islam, maka akan lebih baik kita memahami makna Islam itu sendiri, sebagai agama yang memberi warna pada sebuah peradaban manusia, yang mana salah satu buah dari peradabannya adalah pendidikan.

Kata ‘Islam’ yang bersumber dari Al-Qur’an memiliki banyak pengertian, di antaranya:

1) “Silmi” artinya damai (perdamaian) 2) “Salaamun” artinya selamat (keselamatan)

3) “Taslim” artinya serah (penyerahan) diri kepada Allah

(41)

Islam juga dapat diartikan sebagai undang-undang tuhan yang menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji kearah perbaikan taraf hidup mereka di dunia dan di akhirat (Muhyidin, 1981: 7)

Dengan demikian, pengertian pendidikan Islam seagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian Islam di atas adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga akan bahagia baik di dunia dan juga di akhirat kelak.

5. Landasan Pendidikan Islam

Setiap usaha, kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan tentunya harus mempuyai landasan atau tempat berpijak yang baik dan kuat. Demikian pula pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya (insan kamil), haruslah mempunyai sebuah landasan yang digunakan dalam melaksanakan setiap kegiatan.

Menurut Daradjat (2011: 19-24), landasan pendidikan Islam adalah bersumber pada Al-Qur’an, As –sunnah dan Ijtihad.

a. Al-Qur’an

(42)

terkandung dalam Al-Qur’an dibagi menjadi dua, yakni sesuatu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syariah.Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, yang banyak dibicarakan dalam AL-Qur’an adalah yang berkaitan dengan amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa amal itulah yang banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubunganya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, sesama manusia (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, kesemuanya itu adalah termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu syari’ah ini ialahsebagai berikut:

1) Ibadah

Yaitu istilah yang digunakan untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah.

2) Mu’amalah

Yaitu istilah yang digunakan untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah.

3) Akhlak

(43)

Pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan sebuah teori tentang pendidikan islam, artinya pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang penafsiranya dapat dilakukan berdasarkan Ijtihad yang disesuaikan dengan kondisi yang ada

b. As-Sunah

As-Sunah adalah segala perkataan, perbuatan ataupun pengakuan dari Rasulullah SAW. Yang dimaksud pengakuan adalah perbuatan atau kejadian aorang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan perbuatan atau kejadian tersebut berlangsung. Sunah merupakan sumber hukum kedua sesudah Al-Qur’an. Seperti Al-Qur’an, sunah juga berisi akidah dan syari’ah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. (Daradjat, 2011: 20).

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam pendidikan islam dapat diketahui melalui beberapa hal, diantaranya:

(44)

2) Nabi telah menugaskan orang –orang tawanan dari kaum Quraish Makkah dalam peperangan badar yang tahu tentang baca tulis agar mengajarkan anak-anak muslim membaca dan menulis sebagai tebusan dari kebebesan mereka dari tawanan. 3) Nabi mengutus para sahabat untuk pergi ke daerah-daerah

yang baru masuk Islam, dalam rangka menyampaikan dakwah Islamiyah (Djumransjah, 2007:55)

Oleh karena itu Sunah merupakan landasan kedua untuk melakukan pembinaan pribadi seorang muslim, Sunah tidak menutup kemungkinan penafsirannya selalu berkembang, untuk itu mengapa Ijtihad sangatlah perlu dilakukan untuk memahami Sunah termasuk diantaranya Sunah yang berkaitan dengan pendidikan. c. Ijtihad

(45)

sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasulullah wafat. Sasaran Ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan. Ijtihad dalam pendidikan dalam pendidikan sejalan dengan perkembangan zaman, yakni mencakup pada bidang materi atau isi dan sistemnya (Daradjat, 2011: 21) .

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup pada suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori- teori pendidikan baru hasil Ijtihad, harus dikaitkan dengan ajaran islam dan kebutuhan hidup. 6. Ciri-ciri Substansi Pendidikan Islam

a. Pendidikan keimanan

Sesungguhnya esensi pendidikan Islam adalah pendidikan ketuhanan, yakni terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba dengan Allah SWT penguasa yang kekal.

Di dalam al-Qur’an, kita dapat menemukan banyak ayat Al-Qur’an yang mengajak kepada keimanan, sebagaimana firman Allah SWT dalam suratAl-Baqarah ayat 1-5 :

(46)

Artinya : Alif laam miin. 2. Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. 3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. 4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. 5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

b. Pendidikan amaliyah

Sesungguhnya pendidikan islam telah menegaskan tentang aspek amaliyah, karena pengaruhnya yang sangat penting dalam kehidupan di dunia , serta membawa manfaat, kebaikan dan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Amal shaleh merupakan pintu masuk kedalam substansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah utama dari ilmu yang benar, akhlak yang benar dan pendidikan sosial kemasyarakatan yang dapat dipertanggungjawabkan

c. Pendidikan ilmiah

(47)

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

d. Pendidikan akhlaq

Akhlaq adalah buahnya Islam yang diperuntuhkan bagi seorang individu dan umat manusia, akhlaq menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlaq, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan.

e. Pendidikan sosial kemasyarakatan

(48)

7. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesama manusia, serta dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 29).

Menurut Al Ghazali tujuan pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia yang berujung taqarrub kepada allah dan kesempurnaan yang berujung kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat (Supriyanto, 2001: 40).

Menurut Thoha (1996: 100), Pendidikan Islam juga bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi, baik jasmani maupun rahani, emosional maupun intelektual serta keterampilan agar manusia mampu mengatasi problema hidup secara mandiri serta sadar bahwa manusia dapat hidup secara bebas. Sehingga nantinya dapat bertanggung jawab terhadap dirisendiri dan masyarakat serta dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatanya di hadapan Allah SWT.

Begitu halnya menurur Al-Syaibani, yakni salah satu tokoh pendidikan Islam, bahwa tujuan pendidikan Islam berkaitan dengan beberapa hal, yaitu:

(49)

rohani, dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dandi akhirat.

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, yakni mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan dalam masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.

c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat (Tafsir, 1994:49).

Jadi, pendidikan Islam bertujuan untuk mencetak insan yang berakhlah mulia dan berguna bagi sesama dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki yang telah di karuniakan Allah kepadanya, agar ia selalu bahagia baik didunia maupun di akhirat kelak

8. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Menurut Roqib (2009 : 32), bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-ailai Al-Qur’an dan As-Sunah. Dalam hal ini ada lima prinsip pendidikan dalam Al-Qur’an, yaitu :

a. Prinsip integrasi (tauhid)

(50)

b. Prinsip keseimbangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proposional antara muatan rohaniah dan jasmaniah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teoritik dan praktik dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari`at dan akhlak.

c. Prinsip persamaan dan pembebasan

Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid bahwa tuhan adalah Esa. Oleh karena itu setiap individu dan bahkan semua mahluk hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah SWT). Pendidikan Islam adalah satu upaya ntuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia.

d. Prinsip kontinuitas dan berkelanjutan (istiqamah)

Prinsip ini dikenal konsep pendidikan seumur hidup (life long education) sebab di dalam Islam, belajar adalah satu

(51)

e. Prinsip kemaslahatan dan keutamaan

Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan akhlak seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat atau berguna bagi kehidupan.

Dengan demikian, berkaitan dengan prinsip pendidikan Islam yang telah dijabarkan diatas, haruslah diaplikasikan dalam kehidupan orang-orang muslim, terutama dalam dunia pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat .

B. Tradisi Punggahan dan Kupatan 1. Agama di Jawa

Para pengamat dan peneliti telah membuktikan bahwa orang jawa memiliki kepercayaan yang beragam. Menurut catatan Van Hien ketika Islam masuk di pulau jawa, kepercayaan yang dianut masyarakat Jawa terbagi dalam beberapa sekte, seperti sekte Hindu, Brahmana dan Budha. Perbedaan sekte tersebut memang berasal dari perbedaan yang ada di negeri asal mereka yaitu India, dan kedatangan Islam tidak merubah keseluruhan keyakinan mereka walaupu secara formal mereka telah berpindah ke agama Islam ( Khalil, 2008: 47).

(52)

golongan pegawai dan orang orang yang dianggap berpendidikan (kaum intelektual). Sementara itu atas dasar sosial-keagamaan masyarakat Jawa dikelompokkan ke dalam dua kelompok yang keduanya secara formal Islam, yaitu golongan santri dan abangan.

Santri adalah orang yang memahami dirinya sebagai orang Islam

yang berusaha memenuhi kualitas hidupnya sesuai ajaran Islam, sedangkan abangan (kejawen) adalah orang yang dalam kehidupannya lebih diwarnai oleh keyakinan dan tradisi pra-Islam. Oleh karena itu, Menurut Profesor Veth, penganut Islam yang merupakan golongan terbesar di pulau Jawa tidak seluruhnya memeluk agama Islam secara murni. Veth mengklasifikasikan penganut Islam dalam empat kelompok: 1) penganut Islam yang masih memegang kepercayaan Brahmana dan Budha, 2) penganut Islam yang memiliki kepercayaan magik dan dualisme, 3) penganut Islam yang memiliki kepercayaan Animisme, dan 4) penganut Islam yang memegang ajaran Islam secara murni. Menurut Veth ketiga kelompok yang pertama diklasifikasikan kedalam penganut kejawen. ( Khalil, 2008: 48- 49).

2. Proses Islamisasi di Jawa

(53)

budaya Hinduisme-Budhisme yang masih dipertahankan oleh masyarakat (khalil, 2008: 78).

Proses Islamisasi di pulau Jawa tidak bisa terlepas dari peran sembilan wali, masyarakat Jawa menyebut kesembilan wali ini dengan sebutan walisongo. Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah jawa pada abad ke 17, mereka tinggal diwilayah penting pantai utara pulau Jawa yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Para walisongo Pengaruhnya amat besar dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga kepemerintahan. Meskipun perbedaan pendapat mengenai siapa saja yang termasuk sebagai walisongo, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai walisongo, yaitu:

a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

c. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim d. Sunan Drajat atau Raden Qasim

e. Sunan Kudus atau Jafar Shadik

f. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin g. Sunan Kali Jaga atau Raden Said

(54)

i. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (wasino, 2007: 16-18).

Sebelum Islam datang, Animisme-Dinamisme merupakan akar budaya asli Indonesia terutama di Jawa, dikarenakan pengaruh budaya Hindu-Budha dalam kurun waktu yang lama sehingga di Jawa mengalami proses Hindunisasi. Ketika Islam datang, proses masuknya Islam sendiri berlangsung secara damai tanpa adanya kekerasan, sehingga agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Jawa yang sebelumnya menganut agama Hindu dan Budha. Hal ini dikarenakan metode yang dipakai oleh para walisongo dalam berdakwah menggunakan metode yang sangat lentur, yakni dalam menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hinduisme dan Budhisme), kemudian secara berangsur-ansur kedua budaya tersebut telah mengalami Islamisasi. Diantara cara-cara yang digunakan para walisongo untuk proses Islamisasi tradisi lama (Hindu-Budha), antara lain sebagai berikut:

a. Menjaga, memelihara (keping) upacara-upacara, tradisi-tradisi lama. Contoh: menerima upacara tingkeban, mitoni, mitung dino, dan sebagainya

(55)

c. Menginterpretasikan tradisi lama ke arah pengertian yang baru (modification) terhadap budaya lama. Misalnya, wayang disamping sebagai sarana hiburan namun juga sebagai sarana pendidikan.

d. Menurunkan tingkatan status atau kondisi sesuatu (devaluation) dari budaya lama. Misalnya, satus dewa dalam wayang diturunkan derajatnya dan diganti dengan Allah.

e. Mengganti (exchange) sebagian unsur lama dalam suatu tradisi dengan unsur baru. Misalnya, selamatan kenduren motivasinya diganti

f. Mengganti secara keseluruhan (subtitution) tradisi lama dengan tradisi baru. Misalnya, sembahyang di kuil di ganti dengan sembahyang di masjid/ mushola.

g. Menciptakan tradisi, upacara baru (creation of new ritual) dengan menggunakan unsur lama. Contohnya: penciptaan gamelan dan upacara sekaten. (Wasino, 2007: 39-41).

(56)

Bulan dan Hari juga disesuaikan dengan perhitingan Bulan dan Hari Hijriyah, sehingga menhhasilkan bulan suro, sapar, mulud, dan seterusnya, serta menghasilkan hari senin wage, selasa kliwon, rabu legi dan sebagainya (Wasino, 2007: 41-42).

Usaha lain terkait dengan Islamisasi agama dan budaya di Jawa yang dilakukan oleh kalangan elit muslim Jawa adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian . gerakan yang berusaha mewarnai budaya dan ajaran masyarakat Jawa dengan mengubah tradisi Jawa menjadi tradisi Islam, misalnya tradisi semedi berubah menjadi shalat

wajib, tradisi sesaji berubah menjadi sedekah, dan tradisi ritual

seputara cara perkawinan berubah dengan cara mengadakan tradisi walimatu al-‘urs. Selain pendekatan diatas, pendekatan lain yang tidak

(57)

muslim tersebut. Suatu perubahan yang sarat dengan pembacaan dan perhitungan konteks serta situasi dan kondisi kulturalnya (Roibin, 2009:154).

3. Tradisi Punggahan

a. Pengertian Punggahan

Punggahan yaitu suatu tradisi yang diselenggarakan pada

akhir bulan ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari (Moertjipto,

1995: 23)

Punggahan secara etimologi berasal dari kata unggah

(58)

kesyukuran tersebut. Kegembiraan atas datangnya rahmat Allah SWT, karunia-Nya, dianjurkan oleh Allah SWT, sebagaimana firman-NYA (QS. Yunus : 58)

Artinya: Katakanlah, "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

(http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view

=article&id=13224:tradisi-punggahan-menurut-islam&catid=61:mimbar-jumat&Itemid=230, diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 12:35 WIB)

b. Simbol atau Makna yang Terkandung dalam Tradisi

Punggahan

Tradisi punggahan yang dilaksanakan pada Bulan Ruwah yaitu kebiasaan masyarakat Jawa sebagai wujud rasa suka cita dalam menyambut Bulan Ramadhan, memiliki simbol-simbol atau makna yang dapat ditafsirkan sebagai berikut :

1) Kolak berasal dari kata Kholako, yang artinya menciptakan

(59)

yang akan meninggal antara tanggal 15 Syaban tahun itu sampai tanggal 14 Syaban tahun berikutnya.

2) Apem berasal dari kata afuan, yang artinya ampunan, maaf.

Tafsirnya adalah umat Islam harus banyak memohon ampunan kepada Allah SWT antara lain dengan banyak membaca istighfar sehingga ketika memasuki Bulan Ramadhan sudah dalam keadan suci.

3) Ketan berasal dari kata Khoto’an. Yang artinya suci, putih,

bersih, jadi setelah ingat sang Kholik kemudian memohon ampunan maka kita akan kembali menjadi bersih mengingatkan menyambut Ramadhan.

4) Gedang berasal dari kata ghodan. Yang artinya esok hari

atau waktu mendatang, jadi setelah bertaubat dan memohon maaf, maka telah tiba waktu ''esok hari'' nya untuk kita memulai 'ibadah di bulan yang penuh berkah yakni Bulan Ramadhan.

(http://gadingpermai.org/berita-253-penghayatan-arti-ruwahan--punggahan.html, diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 12:50 WIB)

4. Tradisi Kupatan

a. Pengertian Kupatan

(60)

masyarakat Jawa menyelenggarakan selamatan kupat (kupat luwar) yang bertujuan untuk ngluwari dosa atau kesalahan.

Menurut Clifford Geertz, dalam bukunya yang berjudul “Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa” , kupatan yaitu tradisi yang dilaksanakan pada Bulan Sawal, yang dilakukan oleh masyarakat yang memiliki anak kecil yang telah meninggal.

Dalam bahasa Jawa ketupat memiliki arti telu ( tiga ) dan empat. Hal ini mengarah pada aturan agama / rukun Islam ketiga dan keempat, yaitu puasa dan zakat yang dilakukan umat Islam dibulan Ramadhan (Boyolali.com/lebaran ketupat, diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 12:20 WIB).

Tradisi Bodho kupat/Bodho Syawal/kupatan/ merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa pada hari ke 8 setelah hari raya Idul Fitri, yakni tradisi membuat ketupat kemudian masyarakat ramai-ramai membawa ketupat masing-masing dan berdoa bersama di Musholla atau Masjid.

(http://karysmafm.com/web/wisata-dan-kuliner/masyarakat-kedesen-masih-nguri-uri-tradisi-kupatan.html, diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 13:00 WIB)

(61)

riyoyo berasal dari bahasa Indonesia “ria” yang artinya riang

gembira atau suka cita. Selanjtnya kata “lebaran” berasal dari akar kata lebar yang berarti selesai. Maksud kata lebar di sini adalah sudah selesainya pelaksanaan Ibadah puasa dan memasuki Bulan Sawal atau Idul Fitri. Relevansinya, hari ini di sebut “riyaya”

karena umat Islam merasa bersuka cita sebagai ekspresi kegembiraan mereka lantaran menyandang predikat kembali kefitrah atau asal kesucian. http://ahlussunah-wal-jamaah.blogspot.com/2011/08/tradisi-kupatan.html, diakses pada tanggal 1 oktober 2414 pukul 13:10 WIB)

b. Simbol atau Makna yang Terkandung dalam Tradisi

Kupatan

Tradisi kupatan yang dilaksanakan pada Bulan Sawal (hari ke 8 setelah idul fitri) yaitu untuk ngluwari dosa atau kesalahan. Tradisi yang masih dilakukan masyarakat jawa ini, di dalamnya memiliki simbol-simbol atau makna yang dapat ditafsirkan sebagai berikut :

(62)

sikap saling memaafkan, dijamin dalam hidup ini kita akan merasakan kedamaian, ketenangan dan ketentraman.

2) Bungkus kupat yang terbuat dari janur (sejatine nur), ini

melambangkan kondisi umat muslim setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan suci Ramadlan secara pribadi-pribadi mereka kembali kepada kesucian/jati diri manusia (fitrah insaniyah) yang bersih dari noda serta bebas dari dosa.

3) Isi kupat yang bahannya hanya berupa segenggam beras,

namun karena butir-butir beras tadi sama menyatu dalam seluruh slongsong janur dan rela direbus sampai masak, maka jadilah sebuah menu makanan yang mengenyangkan dan enak dimakan. Ini satu simbol persamaan dan kebersamaan persatuan dan kesatuan. Dan yang demikian itu merupakan sebuah pesan moral agar kita sama-sama rela saling menjalin persatuan dan kesatuan dengan sesama muslim. (http://ahlussunah-wal-jamaah.blogspot.com/2011/08/tradisi-kupatan.html, diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 13:20 WIB)

(63)
(64)

BAB III

Paparan Data dan Temuan Penelitian

A. Paparan Data 1. Letak Geografis

Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan termasuk dalam wilayah Kecamatan Karanggede, jarak tempuh dari kecamatan karanggede menuju desa krangkeng sari kurang lebih 1,5 km . apabila ditempuh menggunakan sepeda montor maka waktu tempuhnya kurang lebih 10 menit saja.

Desa grogolan memiliki luas wilayah desa 206.4040 Ha, kemudian batas wilayah Desa Grogolan yakni :

a. Sebelah utara : Desa sendang b. Sebelah timur : Desa mojosari c. Sebelah selatan : Desa klumpit d. Sebelah barat : Desa sranten

Sedangkan untuk batas wilayah Dukuh Krangkeng Sari yaitu : a. Sebelah utara : dukuh grogolan

(65)

2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk 2480 jiwa dan terdiri dari penduduk yang sudah meningkah sebanyak 1427 jiwa dan penduduk yang belum meningkah sebanyak 1053 jiwa.

Tabel 3.1

data penduduk desa grogolan berdasarkan jenis kelamin

No Nama kadus Penduduk

Krangkeng sari dan

grogol wetan)

410 jiwa 408 jiwa 818 jiwa

3 Kadus III (Dukuh

Lemah Bang dan

Grogol kulon)

Sumber : Profil Desa Grogolan

3. Keadaan Pendidikan

(66)

menempuh pendidikan sampai ke jenjang SLTA. Bahkan ada yang sampai keperguruan tinggi walaupun hanya beberapa orang saja

Di Dukuh Krangkeng Sari tidak ada pendidikan formal maupun swasta, karena dalam satu kelurahan pendidikan formal dan swasta hanya terdapat di Desa Grogolan saja, yakni SDN Grogolan dan MI Ma’arif

4. Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagian besar masyarakat Dukuh Krangkeng Sari mata pencahariannya adalah petani. Karena, wilayah Dukuh Krangkeng Sari termasuk pedesaan yang memiliki tanah yang termasuk subur sehingga sangat cocok untuk pertanian. Warga yang tidak memiliki lahan garapan (sawah) biasanya menyewa lahan milik orang lain untuk di jadikan lahan garapan.

Dalam satu tahun masyarakat Dukuh Krangkeng Sari, melakukan cocok tanam sebanyak dua kali yakni pada bulan oktober– januari dan pada bulan januari-april, setelah bulan april ladang milik masyarakat biasanya ditanami tanaman palawija, seperti jagung, ketela rambat, kacang panjang, kacang tanah dll.

Di Dukuh Krangkeng Sari, warga yang menjadi Pegawai Negeri hanya ada satu orang, Sedangkan yang lainnya mata pencahariannya adalah, pedagang, swasta, buruh dan wiraswasta.

(67)

5. Keadaan Sosial dan Keagamaan

Seluruh masyarakat Dukuh Krangkeng Sari adalah muslim. Terdapat kegiatan keagamaan yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat setempat, diantaranya:

a. Yasinan

Pengajian yasin dzikir tahlil setiap malam Kamis yang dilakukan bergilir setiap rumah .

b. Pengajian Muslimatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu legi dan jum’at pahing di Masjid, yakni masjid di Dukuh yang telah

ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan tersebut . Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu muslimat satu Kecamatan. Pada hari Minggu giliran tiap Dusun satu Desa, sedangkan jum’at pahing giliran tiap Desa satu Kecamatan

c. Tahlilan Setiap Malam Jum’at

Dzikir tahlil setiap malam Jum’at ditambah shalat rahmat yang dilakukan di Masjid. Adapun jamaahnya adalah warga Dusun Krangkeng Sari

d. Pengajian Rabu Pon

(68)

e. Pengajian Setiap Hari Senin

pengajian yang dilakukan setiap hari Senin di Mushola Desa Grogolan. Adapun jamaahnya adalah seluruh ibu-ibu Desa Grogolan

f. Pengajian Qomit Qur’an Al-Mizan

pengajian menghatamkan Al-Qur’an dan dzikir tahlil di Bank BMT Dukuh Tretes. Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu satu Kecamatan

g. Pengajian Kamis Wage di Masjid al-marhum Bapak KH. Royani Jamas

Pengajian dzikir tahlil dan belajar membaca Al-Qur’an yang di lakukan di Masjid al-marhum bapak KH. Royani Jamas. Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu satu Kecamatan

h. Tafsir Al-Qur’an Pada Hari Minggu di Masjid al-marhum Bapak KH. Royani Jamas

Tafsir alquran setiap minggu di masjid al-marhum bapak Royani KH. Jamas. Adapun jamaahnya adalah bapak-bapak satu Kecamatan

B. Temuan Penelitian

(69)

pengaruh dari tradisi tersebut dalam kehidupanya, karena diyakini apabila terus melestarikan dan menjaga tradisi yang ada maka akan berdampak positif bagi kehidupannya serta sebagai simbol keberadaan suatu masyarakat yang senantiasa menjaga warisan leluhur. Penyelenggaraan dalam sebuah tradisi pada umunya mempunyai tujuan tertentu, diantaranya mohon keselamatan akan arwah leluhur kepada Tuhan, wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan dan lain-lain. Untuk itu tradisi atau budaya yang ada harus senantiasa dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Begitu juga dengan tradisi punggahan dan kupatan yang menjadi tradisi kebudayaan orang Jawa, yang harus selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.

1. Pemahaman Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Ibu Parsinah salah seorang warga yang ditemui pada hari selasa tanggal 18 Nopember 2014 pada pukul 14:15 WIB, menjelaskan bahwa tradisi punggahan itu adalah sebuah ritual yang dilakukan pada tanggal 25 bulan ruwah untuk memperingati orang-orang dekat yang sudah meninggal, yang betujuan untuk menigringi arwah naik keatas, yakni naik kehadapan Allah SWT. Menurut bapak Tohir, sebagai sekertaris desa yang ditemui pada hari rabu, tanggal 19 Nopember tahun 2014 pada pukul 11:15 WIB menjelaskan bahwa punggahan adalah suatu ritual yang terkait dengan Bulan Ramadhan.

(70)

karena memang yang tadinya kemungkinan disiksa oleh Allah dialam kuburnya pada hari ramadhan terlepas dari seluruh siksaan maka dinamakan punggahan. Menurut Moertjipto (1995: 23) bahwa Punggahan itu adalah suatu tradisi yang diselenggarakan pada akhir bulan ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari.

Pelaksanaan acara punggahan menurut bapak Tohir, sebagai Sekertaris Desa yang ditemui pada hari rabu, tanggal 19 Nopember tahun 2014 pada pukul 11:15 WIB menjelaskan bahwa, pelaksanaan tradisi punggahan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memohonkan ampunan Allah kepada orang yang telah meninggal dunia. Sebagaimana menurut bapak Rahmat, sebagai tokoh masyarakat yang di temui pada hari rabu tanggal 19 Nopember 2014 pada pukul 06:10 WIB, menjelaskan bahwa pelaksanaan tradisi punggahan untuk memohonkan ampunan Allah kepada orang yang

telah meninggal dunia, dengan membuat piranti atau sedekah, menyangkut sedekah atau piranti yang di buat untuk pelaksanaan tradisi punggahan diantaranya dengan mengeluarkan sedekah berupa tumpeng, apem, ketan, pisang dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan tradisi Punggahan, Piranti atau sarana yang berupa sedekah yang digunakan diantaranya, tumpeng, apem, ketan, pisang tersebut mempunyai makna tersendiri, menurut KH

(71)

pada pukul 16:10 WIB, makna yang terkandung dari piranti yang berupa sedekah tersebet diantaranya, yamg pertama apem, maknanya mohon ampunan kepada Allah SWT yakni berasal dari bahasa arab

yaitu affun kalo sekarang ya afuwun yakni memohon ampun kepada Allah SWT, agar arwah para leluhur khususnya mbah-mbah, eyang-eyang, ibu, bapak dan semua keluarga yang telah meninggal

mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas kesalahan yang dilakukan sewaktu masih hidup. Ada lagi pisang kalo ada pisang rojo, makna dari pisang rojo tersebut adalah semoga para arwah leluhur bahagia di alam akhirat, karena rojo itu adalah orang yang mendapat kemuliaan atau kebahagiaan jadi semoga arwah leluhur kelak juga bahagia, kemudian ketan yang mempunyai makna supaya orang-orang yang hidup tidal lupa kepada keluarga atau leluhur yang telah meninggal, ketan itu-kan kraket jadi maknanya kurang lebih seperti itu.

(72)

ritual punggahan, kemudian dilanjutkan dengan tahlilan. Bacaan tahlilannya adalah sebagai berikut:

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

ﱠﺰِﻌْﻟﺍ ﱢﺏَﺭ َﻚﱢﺑَﺭ َﻥﺎَﺤْﺒُﺳ .ِﺭﺎﱠﻨﻟﺍ َﺏﺍَﺬَﻋ

َﻔِﺼَﻳ ﺎﱠﻤَﻋ ِﺓ

ﱢﺏَﺭ ِ ﱠ ِﻟ ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍَﻭ .َﻥْﻮ

..ُﺔَﺤِﺗﺎَﻔْﻟَﺍ .َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌْﻟﺍ

Setelah pembacaan tahlil selesai, maka makanan yang ada dibagikan kepada seluruh jamaah yang hadir. Makanan yang berupa apem dan pisang dibagikan secara merata kepada seluruh jamaah, untuk ketannya cukup disajikan pertumpeng saja.

Pelaksanaan tradisi punggahan tersebut didasarkan pada sebuah keyakinan, yakni keyakinan akan mengikuti leluhurnya dahulu. Sebagaimana menurut bapak Parlan salah seorang warga yang di temui pada hari Selasa tanggal 18 Nopember 2014 pada pukul 13:45 WIB, bahwa dasar pelaksanaan tradisi punggahan adalah meneruskan tradisi orang orang terdahulu. Begitu pula Menurut bapak Rahmat sebagai tokoh masyarakat yang di temui pada hari Rabu tanggal 19 Nopember 2014 pada pukul 06:10 WIB, menjelaskan bahwa dasar pelaksanaan tradisi punggahan itu adalah semata-mata mengikuti ulama terdahulu, walaupun di dalam al-Qur,an tidak ada, namun tetap melaksanakan tradisi tersebut karena tradisi tersebut bagus

(79)

doakan supaya amalnya diterima dan kesalahannya diberi maghfirah atau ampunan oleh Allah SWT.

2. Pemahaman Tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Menurut KH Fahrudin seorang ulama yang ditemui pada hari Selasa tanggal 18 Nopember 2014 pada pukul 16:10 WIB, menjelaskan bahwa tradisi kupatan itu adalah mengeluarkan shadaqah menggunakan sarana ketupat, yang menandakan bahwa hamba-hamba Allah mengakui kalau mempunyai kesalahan, kupat itu berasal dari kata bahasa jawa yaitu ngaku lepat mengakui seluruh kesalahan semoga Allah memberikan ampunan pada hari raya tujuh hari atau bodo kecil . Begitu juga yang di sampaikan oleh bapak Rahmat

sebagai tokoh masyarakat yang di temui pada hari Rabu tanggal 19 Nopember 2014 pada pukul 06:10 WIB, bahwa kupatan itu adalah mengakui kalau semua manusia mempunyai kesalahan dalam bahasa jawanya ngaku salah atau ngaku lepat. sebagaimana yang diungkapkan oleh moerjipto (1995: 24), bahwa pada tanggal 30 bulan Puasa, yakni 1 malam menjelang bulan Sawal, masyarakat Jawa menyelenggarakan selamatan kupat (kupat luwar) yang bertujuan untuk ngluwari dosa atau kesalahan.

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah- Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Tradisi Tumpeng Sewu pada Masyarakat Suku Osing Dari hasil penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam tradisi tumpeng

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penyusunan dan Perancangan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Islam Fatimah