• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUASAN KONSUMEN WAROENG STEAK SHAKE YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK JENIS KELAMIN DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEPUASAN KONSUMEN WAROENG STEAK SHAKE YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK JENIS KELAMIN DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

   

KEPUASAN KONSUMEN WAROENG STEAK & SHAKE

YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK JENIS KELAMIN

DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen,

Oleh :

Christiana Candra Dewi

NIM : 07 2214 041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

 

KEPUASAN KONSUMEN WAROENG STEAK & SHAKE

YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK JENIS KELAMIN

DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen,

Oleh :

Christiana Candra Dewi

NIM : 07 2214 041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

 

MOTTO dan PERSEMBAHAN

Dalam perkara Prinsip berdirilah seperti batu karang, dalam perkara selera berenaglah bersama arus.

(Thomas Jeferrson)

Kalau kita percaya akan sesuatu sepenuh hati, dengan sungguh-sungguh apa saja bisa terjadi.

(M. Dimas Prakasa)

Keberanian bukan datang dari orang lain atau segala sesuau, tetapi keberanian berasal dari diri kita sendiri.

(Penulis)

Skripsi Ini kupersembahkan kepada

:

¾ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu Memberkati hidupku.

¾ Untuk kedua Orangtuaku yang telah membesarkan dan mendukung aku sampai sekarang dan selalu mendoakan aku.

¾ Untuk Masku dan Mbakku dan seluruh keluarga besarku terima kasih atas semua doa dan dukungannya.

¾ Special untuk Mamas Jeleek (M. Dimas Prakasa Saragih) yang selalu memberikan semangat buat kuliah aku.

(6)

v

 

(7)

vi

 

(8)

vii

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Allah atas karunia dan rahmatNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kepuasan

Konsumen Waroeng Steak And Shake Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Jenis

Kelamin dan Karakteristik Pekerjaan”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memeperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing I, yang

telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M. Si., selaku dosen pembimbing II,

yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi

ini menjadi lebih sempurna.

5. Mbak Astri selaku Kepala Bagian Operasional Waroeng Steak and Shake

Yogyakarta yang telah memberikan ijin sehingga penulis dapat melakukan

(9)

viii

 

6. Seluruh Supervisor Waroeng Steak and Shake Yogyakarta yang telah

memberikan tanda tangan dan membantu penulis dalam melakukan

penelitian.

7. Untuk kedua orangtuaku yang telah membesarkan dan mendukung aku

sampai sekarang dan membiayai kuliah, serta selalu mendoakan aku.

8. Untuk emasku Emanuel Gatot dan mbakku Flafiana Dewi dan seluruh

keluarga besarku terima kasih atas semua doa dan dukungannya.

9. Special untuk Mamas Jeleek (M. Dimas Prakasa Saragih) yang selalu

mendengarkan keluhan-keluhan dedek dan memberikan semangat buat

kuliah aku. Thanks for your Love and Spirit. Walaupun jauh disana.

10.Untuk teman – teman senasib dan seperjuangan mulai dari MPT sampai

Skripsi, Zaay, Lynda, Icha, Galih, Thomas, Hengki, Hesti, Rentri, Nining,

Fani, Mbak Rain dan Prita. Ayo kita lulus bareng.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 26 Juli 2011

(10)

ix

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(11)

x

7. Pengertian Karakteristik Pekerjaan ... 33

B. Penelitian Sebelumnya ... 36

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 38

D. Hipotesis ... 40

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 49

K. Profil Responden ... 51

L. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM WAROENG STEAK AND SHAKE ... 60

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 60

B. Struktur Organisasi ... 63

C. Tenaga Kerja ... 66

D. Jenis Produk ... 68

(12)

xi

 

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Penjelasan Penelitian ... 75

B. Pengujian Instrumen ... 77

C. Profil Responden ... 81

D. Analisis Data ... 85

D. Pembahasan ... 94

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 104

C. Keterbatasan ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(13)

xii

 

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel IV.1-IV.5 Daftar Menu Makanan ... 69-70

Tabel IV.6-IV.9 Daftar Menu Minuman ... 72-72

Tabel IV.10 Daftar Menu Lain ... 73

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Koefisien Validitas Harapan ... 78

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Koefisien Validitas Kinerja ... 79

Table V.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Harapan ... 80

Tabel V.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kinerja ... 81

Tabel V.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 82 Tabel V.6 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

Tabel V.7 Identitas responden Berdasarkan Pekerjaan Responden ... 83

Tabel V.8 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 84

Tabel V.9 Hasil Perhitungan Rata-Rata Kepuasan Pelanggan Per Dimensi 86 Tabel V.10 Hasil Perhitungan Kolmogorov Smirnov ... 89

Tabel V.11 Hasil Perhitungan Independent Samples T-tessber dasarkan Jenis Kelamin ... 91

(14)

xiii

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Konsep kepuasan pelanggan ... 25

(15)

xiv

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat ijin penelitian dari Waroeng Steak And Shake ... 109

Lampiran 2 Kuesioner ... 111

Lampiran 3 Identitas Responden ... 116

Lampiran 4 Jawaban responden pada pertanyaan harapan dan kinerja ... 118

Lampiran 5 Perhitungan Rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) .... 123

Lampiran 6 Indeks Kepuasan Pelanggan Peritem Pertanyaan ... 126

Lampiran 7 Uji Validitas Harapan dan Kinerja ... 130

Lampiran 8 Uji Reliabilitas Harapan dan Kinerja ... 137

Lampiran 9 Uji Normalitas Data ... 142

Lampiran 10 Analisis Independent Samples T-test ... 144

Lampiran 11 Tabel r dan Tabel t ... 147

(16)

xv

 

ABSTRAK

KEPUASAN KONSEMEN WAROENG STEAK AND SHAKE YOGYAKARTA DITINJAU DARI ASPEK JENIS KELAMIN DAN

KARAKTERISTIK PEKERJAAN

Christiana Candra Dewi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2011

(17)

xvi

 

ABSTRACT

THE SATISFACTION OF WAROENG STEAK AND SHAKE’S CUSTOMERS YOGYAKARTA BASED ON SEXES AND PROFESSION

CHARACTERISTICS

Christiana Candra Dewi

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2011

The research was aimed to find out the satisfaction level of Waroeng Steak and Shake Yogyakarta based on sexes and profession characteristics. The research was conducted on March 2011 in five Waroeng Steak and Shake food stalls Yogyakarta. The data was collected by distributing questionnairy. The population used in the research was customers who have ever come and eaten in five Waroeng Steak and Shake food stalls Yogyakarta. There were 100 respondents as the sample. The sample was taken using purposive sampling technique. The data analysis techniques used were Costumer Satisfaction Index (CSI) and Independent Samples T-test. The data analysis using CSI indicated that the customers were satisfied on two dimensions: tangibles dimension and quick service dimension. However, the customers were not satisfied on the dimensions of quality, guarantee, and empathy. The Independent Samples T-test analysis indicated that there was differences of the customer satisfaction based on the sexes, and there was not differences of the customer satisfaction based on the profession characteristics.

(18)

1

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang

sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan

produk-produk perusahaan tersebut. Perusahaan dalam negeri maupun perusahaan

asing berusaha mendirikan usaha bisnis dan menciptakan berbagai jenis

produk yang diharapkan akan digemari oleh calon konsumen. Banyaknya

perusahaan dapat menciptakan adanya suatu persaingan bisnis, perusahaan

dapat menjadi pemenang dalam persaingan bisnis apabila perusahaan

mampu menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Jika perusahaan dapat

menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya tentu perusahaan tersebut dapat

memperoleh keuntungan yang besar pula.

Pemasaran merupakan hal yang sangat mendasar dan penting untuk

dipahami oleh setiap pelaku bisnis dalam dunia usaha, karena berhasil

tidaknya perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan

usahanya sangat tergantung pada bagaimana cara perusahaan memasarkan

produknya sehingga dapat diterima oleh konsumen.

Perusahaan akan sukses bila mengutamakan kepuasan bagi

pelanggan. Kepuasan pelanggan akan datang dengan sendirinya bila

(19)

diinginkan oleh konsumen. Apabila perusahaan melakukan suatu

kesalahan yang merusak citranya maka hal ini akan menimbulkan akibat

buruk bagi perusahaan sebab mereka akan meninggalkan perusahaan dan

akan menjadi pelanggan dari perusahaan pesaingnya.

Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam di

pasar domestik maupun di pasar global, hal utama yang harus

diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan pelanggan agar dapat

bertahan, bersaing dan menguasai pasar. Pimpinan perusahaan harus

mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan dan

perusahaan berusaha untuk menghasilkan kinerja sebaik mungkin,

sehingga dapat memuaskan pelanggan. Apabila suatu perusahaan telah

dapat memenuhi kepuasan para pelanggannya maka hal tersebut dapat

dijadikan sebagai salah satu tolok ukur keunggulan daya saing perusahaan.

Salah satu jasa yang memungkinkan dapat menjaring banyak

pelanggan adalah jasa rumah makan. Seperti masyarakat ketahui bahwa

pemenuhan kebutuhan akan makanan merupakan salah satu kebutuhan

fisik manusia selain pakaian dan rumah. Abraham Maslow dalam Anwar

Prabu Mangkunegara (2002:6) dalam teorinya berpendapat bahwa hierarki

kebutuhan manusia adalah:

1. Kebutuhan Fisiologis

Yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik,

bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat

(20)

2. Kebutuhan rasa aman

Yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,

pertentangan, dan lingkungan hidup.

3. Kebutuhan untuk merasa memiliki

Yaitu kebutuhan untuk diterima oleh sekelompok, berafisiliasi,

berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.

4. Kebutuhan harga diri

Yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri

Yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan

potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan

ide-ide, memberi penilaian dan kritikan terhadap sesuatu.

Usaha rumah makan yang ada di Indonesia dewasa ini tidak hanya

menawarkan produk khas Indonesia tetapi mulai dibanjiri oleh usaha

rumah makan dari luar negeri, dalam hal ini makanan khas Amerika yaitu

Steak maka banyak pengusaha restoran steak yang memanfaatkan keadaan

tersebut untuk meningkatkan penjualan. Masing-masing restoran steak

berlomba-lomba menawarkan berbagai paket produk makanan dengan

yang sangat terjangkau.

  Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan wisata dan pendidikan tidak luput dari perhatian produsen restoran untuk memasarkan

produknya. Di Yogyakarta terdapat beberapa restoran steak salah satunya

(21)

Dari uraian di atas, maka penulis mencoba untuk mengadakan

penelitian pada para konsumen restoran Waroeng Steak & Shake untuk

mengetahui tingkat kepuasan konsumen restoran Waroeng Steak &

Shake. Berdasar latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Kepuasan Konsumen Waroeng Steak & Shake Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Jenis Kelamin dan Karakteristik Pekerjaan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen Waroeng Steak & Shake

Yogyakarta ?

2. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan konsumen Waroeng Steak

& Shake Yogyakarta ditinjau dari aspek jenis kelamin ?

3. Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan konsumen Waroeng Steak

& Shake Yogyakarta ditinjau dari aspek karakteristik pekerjaan ?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan agar penelitian

yang dilakukan lebih terarah dan tidak terjadi pembahasan yang terlalu

(22)

pembaca. Adapun batasan masalah yang ditetapkan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini karakteristik pekerjaan yang dimaksud

dibedakan menjadi dua yaitu Mahasiswa/Pelajar dan non

Mahasiswa/non Pelajar.

2. Penelitian ini dibatasi pada tinggkat kepuasan konsumen Waroeng

Steak & Shake Yogyakarta yang dilihat dari Tangibles (bukti

langsumg), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Kesigapan),

Assurance (Jaminan), Empathy (Empati).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan konsumen

Waroeng Steak & Shake Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui perbedan tingkat kepuasan konsumen Waroeng

Steak & Shake Yogyakarta ditinjau dari aspek jenis kelamin.

3. Untuk mengetahui perbedan tingkat kepuasan konsumen Waroeng

Steak & Shake Yogyakarta ditinjau dari aspek karakteristik

(23)

E. Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pihak Waroeng Steak & Shake Yogyakarta, sehingga dapat

dijadikan masukan dalam menentukan keputusan serta strategi

pemasaran jasa yang mana berorientasi pada kepuasan konsumen.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis dibidang pemasaran perusahaan, khususnya dalam bidang

jasa dan bisa dibandingkan dengan teori yang diperoleh selama

menempuh kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

khasanah bacaan ilmiah bagi mahasiswa dan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penulisan karya

ilmiah berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

 

(24)

7

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler (1997:8) adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keiginan mereka dengan menciptakan, menawarkan

dan menukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok

lain, sedangkan menurut Dharmmesta (2000:7) pemasaran adalah

suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, mendistribusikan, manentukan harga,

mempromosikan barang untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan baik kepada konsumen pada saat ini maupun konsumen

potensial.

Dari definisi-definisi pemasaran di atas dapat disimpulkan

bahwa pemasaran bukan hanya proses penjualan barang atau jasa,

melainkan lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan barang atau

jasa apa yang diinginkan oleh konsumen dengan menciptakan,

menawarkan kemudian menjualnya kepada konsumen saat ini

(25)

b. Manajemen Pemasaran

Dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

perlu adanya suatu kegiatan pokok agar perusahaaan dapat menjual

produk dan memperoleh laba. Pemasaran begitu penting sehingga

tidak dapat dipandang sebagai fungsi tersendiri, melainkan

merupakan fungsi keseluruhan bisnis dilihat dari sudut pandang

hasil akhirnya, yakni dari pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Menurut Stoner (dalam Handoko, 2001:8) manajemen

adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi, sedangkan menurut Kotler (2002:3) manajemen

pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan ide,

penetapan harga, promosi serta penyaluran barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memuaskan bagi tujuan individu

maupun organisasi.

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka

pemasaran bukan hanya untuk menjual barang atau jasa yang telah

diciptakan, tetapi untuk mengikat para konsumen sebagai pembeli

(26)

c. Konsep Pemasaran

Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu konsep untuk

memasarkan barang atau jasa agar manajer dapat mengetahui

bagaimana dan apa yang harus dilakuakn sehingga pemasaran

dapat berjalan sesuai rencana. Menurut Dharmmesta (2000:17)

konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mengatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi

dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan, ada 5

konsep yang dapat dilakukan yaitu (Kotler, 1997:14) :

1) Konsep produk

Konsep produk adalah konsep bahwa konsumen akan memilih

produk yang menawarkan kualitas dan prestasi paling baik

serta keistimewaan yang dapat menonjol, oleh karena itu

organisasi harus merencanakan usaha terus-menerus dan

melakukan perbaikan produk.

2) Konsep produksi

Konsep produksi adalah konsep bahwa konsumen akan

memakai produk yang tersedia dan sesuai dengan kemampuan,

oleh karena itu manajemen harus berkonsentrasi pada

(27)

3) Konsep penjualan

Konsep penjualan adalah konsep bahwa konsumen tidak akan

membeli cukup banyak produk, terkecuali organisasi

menjalankan usaha promosi dan penjualan secara agresif.

4) Konsep pemasaran

Konsep pemasaran adalah konsep bahwa kunci suskses untuk

mencapai tujuan organisasi adalah pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pasar sasaran (target market) dan pemberian

keputusan yang diinginkan secara lebih efektif dari pada

efisien pesaing.

5) Konsep Pemasaran berwawasan atau sosial

Konsep pemasaran berwawasan atau sosial adalah konsep

bahwa konsep pemasaran kemasyarakatan menyatakan bahwa

tugas suatu organisasi adalah menentukan kebutuhan,

keinginan, dan minat dari pasar sasaran dan memberikan

kepuasan serta memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

2. Definisi Jasa

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak

berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki,

serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses

(28)

Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati dengan baik,

karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang.

Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat

tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan)

yang ditawarkan oleh pihak produsen.

a. Pengertian Pemasaran Jasa

Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti

pemikiran pemasaran moderen. Tujuan kegiatan pemasaran adalah

menarik pelanggan baru dengan menjajikan nilai yang tepat dan

mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya

sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan.

Menurut Yazid (1999), pemasaran jasa adalah perencanaan

yang bergerak dari fokus pada transaksi menjadi hubungan jangka

panjang dengan pelanggan. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001),

pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh suatu

pihak kepihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak

menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Sedangkan menurut Umar (2002), pemasaran jasa adalah

pemasaran yang bersifat intangibel dan immaterial dan dilakukan

saat konsumen berhadapan dengan produsen.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

(29)

konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa,

didengar atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.

Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan bauran

pemasaran. Bauran pemasaran (Marketing Mix) produk hanya

mencakup 4P, yaitu : (Product, Price, Place and Promotion).

Sedangkan untuk jasa 4P tersebut masih kurang mencukupi,

sehingga para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur yaitu :

Poeple, Process dan Customer Service. Menurut Lupiyoadi (2001)

bahwa elemen Marketing Mix jasa terdiri dari tuju hal, yaitu :

Product (jasa seperti apa yang ingin ditawarkan pada konsumen),

Price (Bagaimana strategi penentuan harga), Place (Bagimana

sistem panghantaran/penyimpanan yang akan ditetapkan),

Promotion (bagimana promosi yang harus dilakukan), People (Tipe

kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian

jasa), Process (bagiamana proses dalam operasi jasa), Customer

Service (bagimana yang akan diberikan pada konsumen).

b. Pengertian Dan Karakteristik Jasa

Jasa mempunyai banyak arti, muali pelayanan operasional

(Personal Service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini

sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha

mendefinisikan pengertian jasa. Beberapa pendapat para ahli

(30)

menyatakan bahwa “jasa itu sebagai deeds (tindakan, prosedur,

aktivitas); prosedur, dan unjuk kerja yang intangible”. Mudrick

dalam Yasid (2005) Mendefnisikan jasa dari sisi penjualan dan

konsumsi secara kontras dengan barang. Sedangkan Kotler dalam

Tjiptono (2002), jasa yaitu, “setiap perbuatan dan tindakan yang

dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu”

Jasa adalah intangible (seperti kenyamanan, hiburan,

kecepatan, kesenangan dan kesehatan) dan prishable (jasa tidak

mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau

dikonsumsi pada saat diperlukan). Jasa diciptaan dan dikonsumsi

secara simultan.

Dari definisi di atas, bahwa jasa selalu ada aspek interaksi

antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak

yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan merupakan

barang, akan tetapi jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan

aktivitas-aktivitas tersebut tidak berwujud. Produk jasa memiliki

karakteristik yang berbeda dengan barang.

Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa

mengungkapkan bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang

membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma IHIP :

(31)

(Lovelock dan Gummesson dalam Fandy Tjiptono dan Gregorius

Chanra, 2005)

1) Intangibility. Jasa bersifat Intangibility artinya jasa tidak dapat,

dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau

dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil

dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau megkonsumsinya

sendiri. Apabila pelanggan membeli jasa tertentu maka ia

hanya menggunakan, memanfaatkan, menyewa jasa tersebut,

namun tidak memiliki jasa yang dibelinya

2) Heterogeneity. Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan

non-standardized output artinya terbanyak variasi bentuk,

kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana

jasa tersebut diproduksi. Contoh : Dua orang yang datang ke

salon yang sama dan meminta model yang sama tidak akan

mendapatkan hasil yang seratus persen sama.

3) Inseparability. Jasa bersifat Inseparability artinya jasa dijual

terlebih dahulu kemudian baru akan diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Berbeda

dengan produk yang biasanya diproduksi terlebih dahulu baru

dapat konsumsi.

4) Perishability. Jasa bersifat Perishability arinya jasa merupakan

(32)

pemakaian ulang diwaktu yang akan datang, dijual kembali

atau dikembalikan.

c. Komponen Jasa

Ada tiga elemen utama yang berhubungan dengan

pelanggan dalam proporsi yang sama ketika membeli atau

menggunakan produk jasa yaitu (Tjiptono, 2004:5) :

1) Produk

Produk adalah jasa utama yang ditawarkan perusahaan sebagai

produk jasa sehingga kualitas dari produk tersebut menjadi

sangat penting dan membantu pihak manajemen dalam

mencapai tujuan.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah yang dapat dikontrol oleh perusahaan

3) Jasa atau Service

Jasa terdiri dari faktor-faktor non fisik dan atribut yang tidak

dapat diraba. Komponen ini sangat tergantung dari elemen

yang bersifat personal yang disediakan oleh karyawan (sikap

ramah, kecepatan, respon)

d. Kualitas Jasa

Kualitas menurut Goetsch dan Davis dalam sustu kondisi

(33)

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (dikutip

dalam Tjiptono dan Anastasia Diana, 2003:4). Menurut Zenithal

dimensi kualitas jasa, yaitu (dikutip dalam Umar, 2001: 8) :

1) Tangibles, yaitu penampilan fisik, seperti gedung dan ruangan

front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian,

dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi,

dan penampilan karyawan.

2) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang sesuai dengan janji janji yang ditawarkan.

3) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tanggap, meliputi kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi,

dan penanganan keluhan pelanggan atau pasien.

4) Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah

tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan

pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,

kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam

memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam

(34)

a) Kompetensi (competence), meliputi ketrampilan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk

melakukan pelayanan.

b) Kesopanan (courtesy), meliputi keramahan, perhatian, dan

sikap para karyawan.

c) Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang

berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan

seperti reputasi, dan prestasi.

5) Empathy, yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan pada pelanggan, seperti kemudahan untuk

menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk

berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk

memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Dimensi

empathy ini merupakan penggabungan dari dimensi :

a) Akses (Access), meliputi kemudahan untuk memafaatkan

jasa yang ditawarkan perusahaan

b) Komunikasi (Communication), meliputi kemampuan

melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi

pada pelanggan atau memperoleh masukan dari

pelanggan.

c) Pemahaman pada Pelanggan (Understanding the

customer), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui

(35)

3. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar

dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan

untuk dapat menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar

tujuan itu tercapai maka perusahaan harus dapat memahami

perilaku pelanggannya. Perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses

pengambilan keputusan dan persiapan penentuan kegiatan tersebut

(Swastha dan Handoko, 1997:10). Menurut Amirullah (2001:16)

perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata

individu (pelanggan) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan

(psikologis) dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka

untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang

diinginkannya.

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

(36)

1) Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang sangat luas dan

mendalam terhadap perilaku. Peranan budaya, sub budaya dan

kelas sosial sangatlah penting, yaitu :

a) Budaya adalah penentu kegiatan dan perilaku yang paling

mendasar. Anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi,

prefrensi, perilaku dari keluarganya dan lembaga-lembaga

penting lainnya.

b) Sub budaya adalah bagian lebih kecil dari budaya yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosisalisasi khusus

bagi anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari bangsa,

agama, kelompok ras dan daerah geografis.

c) Kelas sosial adalah masyarakat yang memiliki sistem kasta

yang berbeda didasarkan dengan peran tertentu dan tidak

dapat merubah keanggotaan kasta sosial.

2) Faktor Sosial

a) Kelompok Acuan

Banyak kelompok yang memiliki pengaruh terhadap

perilaku seseorang. Kelompok acuan seseorang terdiri dari

semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau

(37)

b) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian pelanggan yang

paling penting dalam masyarakat dan telah menjadi objek

penelitian yang ekstensif. Kita dapat membedakan

kedalam dua keluarga yaitu :

(1)Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari

orang tua dan saudara kandung.

(2)Keluarga prokreasi adalah keluarga yang terdiri dari

pasangan dan anak-anak seseorang.

c) Peran dan Status

Peran dan status dapat didefinisikan dalam posisi

seseorang dalam kelompok. Peran meliputi kegiatan yang

diharapkan akan dilakukan oleh seseorang, misalnya peran

sebagai seorang ibu, ayah, anak dan lain sebaginya. Setiap

peran memiliki status yaitu sebagai nilai yang diberikan

masyarakat terhadapnya, dan setiap orang

mengkomunikasikan peran dan status ini dalam perilaku

pembeliannya.

3) Faktor Pribadi

a) Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya, sehingga pemasar perlu memperhatikan

(38)

yang dialami seseorang. Dengan mengetahui hal tersebut

maka pemasar akan mengerti produk apa yang dibutuhkan

seseorang dari waktu ke waktu.

b) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya,

sehingga akan mudah bagi kita untuk mengenali perilaku

pembelian pelanggan. Pemasar mencoba mengidentifikasi

kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata

produk dan jasa.

c) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat mempengaruhi pola konsumsinya.

Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat

dibelanjakan (tingkat kestabilan, pola waktu), tabungan

dan aktiva (presentase yang lancar), hutang, kemampuan

untuk meminjam dan sikap atas belanja. Pemasar akan

terus tanggap untuk memperhatikan keadaan ekonomi

pelanggan.

d) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di

dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri

(39)

Pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan

gaya hidup berkelompok.

e) Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis

yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama

terhadap lingkungannya. Sedangkan konsep diri adalah

citra pribadi yaitu bagaimana si pribadi menilai dirinya.

4) Faktor Psikologis

a) Motivasi

Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga

mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah

kebutuhan yang cukup mendorog seseorang untuk

bertindak.

b) Persepsi

Persepsi adalah suatu proses bagaimana seorang individu

untuk memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

c) Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang

yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan

(40)

taggapan dan penguatan. Teori ini mengajarkan pemasar

bahwa mereka dapat membangun permintaan atas produk

dengan mengkaitkannaya dengan dorongan yang kuat,

menggunakan petunjuk, yang memotivasi dan

memberikan penguatan positif.

d) Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut

seseorang terhadap suatu hal. Sikap dan evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak serta bertahan lama dari

seseorang terhadap objek atau gagasan.

4. Kepuasan Pelanggan

a. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Secara Linguistik, satisficatoin berasal dari bahasa latin

yaitu statis yang berarti cukup dan facere melakukan atau

membuat. Berdasarkan pendekatan linguistic ini maka kepuasan

dapat diartikan bahwa produk atau jasa yang mampu memberikan

lebih dari pada yang diharapkan konsumen. Kepuasan konsumen

adalah kondisi dimana harapan konsumen mampu dipenuhi oleh

produk (Kotler dan Amstrong, 1999).

Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada

(41)

diberikan kepada pelanggan. Penciptaan nilai yang superior akan

menghasilkan tingkat kepuasan yang merupakan tingkat perasaan

dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja

produk atau jasa yang diterima dan yang diharapkan (Kotler, 1997).

Untuk mengukur tingkat kepuasan sangatlah perlu, dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang diberikan yang

mampu menciptakan kepuasan pelanggan.

Menurut Oliver dan Ferrinadewi (2005), kepuasan

merupakan penilaian konsumen terhadap fitur-fitur produk atau

jasa yang berhasil memberikan pemenuhan kebutuhan pada level

yang menyenangkan baik itu di bawah atau di atas harapan.

Menurut Sumarwan (2003) kepuasan adalah tingkat

perasaan setelah membandingkan hasil atau kinerja yang dirasakan

dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari

perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila

kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa, bila

kinerja sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan sangat puas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa kepuasan

pelanggan merupakan fungsi dan harapan kinerja yaitu evaluasi

pelanggan terhadap kinerja produk atau layanan yang sesuai atau

melampaui harapan konsumen. Kepuasan pelanggan secara

keseluruhan mempunyai tiga antecedent yaitu kualitas yang

(42)

umunya harapan pelanggan merupakan perkiraan akan keyakinan

pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau

mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sedangkan kinerja yang

dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima

setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

Secara konseptual kepuasan pelanggan dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar II.1 : Konsep kepuasan pelanggan

Sumber : Rangkuti, 2003. Konsep Kepuasan Pelanggan.

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa perusahaan

menawarkan jasa sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Produk yang ditawarkan tersebut diharapkan sesuai

harapan pelanggan, sehingga mereka merasa puas. Apabila Tujuan Perusahaan

Produk

(Barang atau Jasa)

Nilai Produk bagi

(43)

pelanggan puas, maka tujuan perusahaan akan tercapai karena

produk yang ditawarkan perusahaan bernilai bagi konsumen.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Menurut Lupiyoadi (2001), terdapat lima faktor utama yang

harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat

kepuasan pelanggan, yaitu :

1) Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas

untuk setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh

produk tersebut. Dalam hal ini, kualits produk yang baik akan

memberikan nilai tambah di benak konsumen.

2) Kualitas Pelayanan

Kualits pelayanan terutama di bidang jasa, pelanggan akan

merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik

atau yang sesuai dengan harapan. Pelanggan yang puas akan

menunjukkan kemungkinan untuk kembali membeli produk

yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan

(44)

3) Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan

produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai

tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh.

Bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial atau self

esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek

tertentu.

4) Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi

menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai

yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

5) Biaya

Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau

jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

c. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi

perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini

dibandingkan dengan pesaing dan penggunaan akhir, serta

menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.

(45)

pelanggan ada empat metode pengukuran yang perlu diperhatikan

oleh perusahaan, yaitu : Sistem keluh dan saran, survei kepuasan

pelanggan, ghost Shopping dan lost customer analysis.

1) Sistem keluh dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan

memberikan kesematan yang seluas-luasnya kepada pelanggan

untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan. Adapun

metode yang digunakan bisa berupa kotak saran ataupun

dengan menyediakan saluran telpon khusus.

2) Survei kepuasan pelanggan

Survei kepuasan pelanggan umumnya banyak penelitian

mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode

survei, baik melalui pos, telepon, maupun dengan wawancara

langsung. Untuk mengukur kepuasan pelanggan dapat

dilakukan dengn cara :

a) Pengukuran dapat dilaksanakan secara langsung dengan

pertanyaan seperti ungkapan seberapa puas saudara

terhadap pelayanan.

b) Resonden diminta untuk menulis masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari

perusahaan dan juga dimintai untuk menuliskan

(46)

c) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar

mengharapkan atribut tertentu dan seberapa besar mereka

rasakan.

d) Responden dapat meranking berbagai elemen dan

penawaran berdasarkan derajat penting setiap elemen

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing

elemen.

3) Ghost Shopping

Metode ini dilakukan dengan cara memperkerjkan beberapa

orang (Ghost Shopping) berperan sebagai pembeli yang

memanfaatkan produk atau jasa perusahaan dan pesaing,

sehingga dapat memprediksi tingkat kepusan pelanggan atas

produk tersebut.

4) Lost customer analysis

Dalam metode ini perushaan menghubungi para pelanggan

yang telah beralih ke perusahaan lain. Hal ini ditujukan untuk

memperoleh informasi penyebab terjadinya peralihan

pelanggan kepada perusahaan lain, sehingga dapat dijadikan

(47)

5. Pengertian Rumah Makan a. Pengertian Rumah Makan

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia bila diartikan

sendiri-sendiri kata rumah makan terdiri dari kata rumah yang

berarti tempat tinggal, dan makan yang berarti masukan nasi (atau

makanan pokok lainnya) kedalam mulut serta mangunyah dan

menelannya. Jadi bila diartikan menjadi satu, rumah makan berarti

tempat yang digunakan mahluk hidup dalam hal ini manusia, untuk

melakukan kegiatan mengunyah dan mengisi perut dengan

makanan.

Sedangkan menurut Marsum, (1999:7), pengertian restoran

adalah : Rumah makan atau Restoran adalah suatu tempat atau

bangunan diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan

pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa

makanan ataupun minuman.

b. Tujuan Operasi Restoran

Seperti unit-unit bisnis yang lainnya, jasa rumah makan

dalam operasinyapun juga mempunyai tujuan, sesuai yang

tercantum dalam definisi Prof. Vanco dari School Hotel

Administration di Cornell University, tujuan suatu rumah makan

(48)

1) Tujuan bisnis atau mencari keuntungan.

2) Tujuan membuat puas para tamu, khususnya pelanggan.

c. Tipe – Tipe Pelayanan Makan di Restoran

Tipe-tipe dasar pelayanan makan di restoran pada

umumnya dapat dipakai untuk membedakan kategori suatu

restoran. Ada empat macam tipe dasar pelayanan yang terkenal

(Marsum, 1999: 274-275), yaitu :

1) Table Service

Table Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana

para tamu duduk dikursi menghadap meja makan, dan

kemudian makanan dan minuman diantarkan, dan disajikan

kepada para tamu tadi, dalam hal ini yang menyajikan

makanan dan minuman adalah waiter dan waiterss.

2) Counter Service

Counter Service adalah suatu sistem pelayanan di restoran

dimana para tamu yang datang terus duduk di counter. Apabila

makanan dan minuman yang dipesan sudah siap maka akan

disajikan pada para tamu tadi di atas counter.

3) Selft Service atau Buffet Service

Selft Service atau Buffet Service adalah suatu pelayanan di

restoran dimana semua makanan secara lengkap (dari hidangan

(49)

sebagainya) telah ditata dan diatur rapi di atas meja hidangan

atau menja prasmanan.

4) Carry out Service atau Take out Service

Carry out Service atau Take out Service adalah sistem

pelayanan restoran dimana tamu datang untuk membeli yang

telah siap atau dipersiapkan lebih dahulu, dibungkus dalam

boks (kotak) untuk dibawa pergi.

Urutan kerja di restoran waktu buka atau operasi

(Marsum,1999:319-342) :

a) Menyambut dan mengucapkan salam

b) Mendudukkan tamu

c) Memberi daftar minuman (waktu makan siang atau malam)

d) Memberikan daftar makanan

e) Menuangkan air es

f) Mengambil pesanan tamu

g) Menuliskan pesanan tamu

h) Memeriksa kebersihan dan kondisi peralatan makan

i) Memeriksa kembali pesanan tamu

j) Memeriksa makanan penghias (garnis)

k) Menghidangkan makanan kepada tamu

(50)

6. Pengertian Jenis Kelamin

Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok

yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat

digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan

keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin merupakan suatu akibat

dari dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi laki-laki

dan perempuan.

Jenis kelamin dikaitkan pula dengan aspek gender, karena terjadi

diferensiasi peran sosial yang dilekatkan pada masing-masing jenis

kelamin. Pada masyarakat yang mengenal "machoisme", umpamanya,

seorang laki-laki diharuskan berperan secara maskulin ("jantan" dalam

bahasa sehari-hari) dan perempuan berperan secara feminin.

(http://id.wikipedia.org)

7. Pengertian Karakteristik Pekerjaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pekerjaan : pencaharian

adalah apa yang dijadikan pokok kehidupan.

Sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Depdikbud,

KBBI (1998 :489) Pekerjaan/jabatan dikelompokkan atau digolongkan

dan sesuaikan dari pekerjaan terendah sampai tertinggi.

Pekerjaan dikelompokkan dalam sembilan (9) golongan dan

(51)

pekerjaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut (J. Spillanne, 1982 :

32) :

a. Golongan A

‐ Meniggal dunia

‐ Pensiunan

‐ Tidak mempunyai pekerjaan tetap

b. Golongan B

‐ Buruh tani

‐ Buruh nelayan

‐ Penebang kayu

c. Golongan C

‐ Buruh tidak tetap

‐ Petani menyewa

‐ Tukang penarik becak

d. Golongan D

‐ Pembantu

‐ Tukang keliling

‐ Tukang cuci

e. Golongan E

‐ Artis atau Seniman

‐ Penjahit

(52)

f. Golongan F

‐ Pemilik bus - Tuan tanah

‐ Pemilik perusahaan/toko/pabrik - Peternak

‐ Mandor

‐ Pegawai kantor

g. Golongan G

‐ ABRI Tamtama s/d Bintara - Pegawai badan hukum

‐ Kepala kantor pos cabang - Menejer perusahaan kecil

‐ Supervisor/pengawas - Guru SD

‐ Pegawai negri (Gol IA-ID) - Pamong praja

h. Golongan H

‐ Guru (SMP/SMU) - Juru rawat

‐ Perwira ABRI (Letkol, Lettu dan Kapten) - Kepala sekolah

‐ Pegawai negri (Gol IIA-IID) - Kontraktor

‐ Wartawan

i. Golongan I

‐ Ahli hukum - Manajer perusahaan

‐ Arsitek /Doktor - Apoteker

‐ Dosen (Guru besar) - Gubernur

‐ Kontraktor besar - Menteri

(53)

B. Penelitian – Penelitian Sebelumnya

1. Hironimus Teddy Wikarsa (2003). Melakukan penelitian mengenai

Analisis Kepuasan Konsumen Pada Produk Vcd Film Original.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atau profil

konsumen produk vcd film original dan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat kepuasan konsumen pada produk vcd film original. Jenis

penelitian ini adalah study kasus dengan jumlah sampel penelitian

sebanyak 100 orang responden. Penelitian ini dilakukan dengan

menyebar kuesioner kepada 100 responden. Teknik analisis data yang

dilakukan adalah 1) analisis presentase yang bertujuan untuk

menganalisis karakteristik konsumen, 2) analisis data model Tse dan

Wilton untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen. Berdasarkan

hasil analisis kepuasan konsumen dapat diketahui bahwa sebagian

besar konsumen merasa sangat puas pada produk vcd film original.

Namun dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan, yaitu

karena penulis belum banyak pengalaman maka dalam penulisan

skripsi ini masih banyak kekurangan terutama pada kajian teori

sampai pengolahan data. Selain itu penulis juga tidak dapat melacak

kebenaran dan kejujuran dari responden dalam mejawab kuesioner,

sehingga kemungkinan dalam memberikan jawaban kurang

maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam mengisi

kuesioner. Dalam penelitian ini diketahui sebagian konsumen merasa

(54)

variabel lainnya yang lebih spesifik (khusus) yang dapat

mempengaruhi kepuasan konsumen.

2. Wirastiti Indrayani (2006). Melakukan penelitian mengenai Aanlisis

Kepuasan Konsumen Terhadap Jasa RM. Waroeng Steak & Shake

Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kepuasan konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

sampel sebanyak 100 responden. Alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah dengan menyebar kuesioner. Kemudian

dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode

Importance-Performance Analisys. Dalam analisis data yang dilakukan oleh

peneliti diperoleh kesimpulan bahwa konsumen merasa puas terhadap

Jasa RM. Waroeng Steak & Shake Yogyakarta. Namun dalam

penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan

pengetahuan. Penulis juga tidak dapat memastikan kebenaran data

yang diperoleh dari responden karena data diperoleh dengan

membagikan kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan

dalam memberikan jawaban kurang maksimum karena

ketidaksungguhan responden dalam mengisi kuesioner, maka untuk

penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti variabel lainnya yang lebih

spesifik (khusus) yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

Berdasarkan review penelitian terdahulu tersebut penulis berencana

(55)

dengan objek dan subjek penelitian yang hampir sama. Namun dalam

penelitian ini, peneliti akan meneliti dengan melakukan perluasan

variabel penelitian yaitu variabel jenis kelamin dan variabel

karakteristik pekerjaan. Dengan penambahan variabel tersebut maka

peneliti akan melakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen

waroeng steak & shake Yogyakarta ditinjau dari aspek jenis kelamin

dan karakteristik pekerjaan. Berdasarkan judul tersesbut diharapkan

penelitian ini akan menjadi lebih spesifik (khusus) sehingga hasil yang

didapatkan akan lebih bermanfaat.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat dibedakan dengan

adanya sifat-sifat atau karakteristik yang dimilikinya. Sebagai contoh

pada jenis kelamin laki-laki biasanya memiliki perasaan yang kasar dan

berani, sedangkan pada jenis kelamin perempuan biasanya memiliki

perasaan yang lembut, lebih sabar dan lebih kritis dalam menyikapi

berbagai fenomena kehidupan dan penilaiannya atas suatu objek. Oleh

karena itu konsumen yang berjenis kelamin perempuan akan cenderung

memiliki harapan yang lebih tinggi dibandingkan konsumen yang

berjenis kelamin laki-laki.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heribertus Isnanto dengan

judul penelitian “Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Jasa

(56)

Pekerjaan dan Pendidikan terakhir”, Study kasus pada Rumah makan

LARASATI Magelang, dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

lebih banyak konsumen berjenis kelamin wanita yang datang ke rumah

makan Larasati dan dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin konsumen.

Karakteristik pekerjaan dalam penelitian ini dibedakan menjadi

dua yaitu Mahasiswa/Pelajar dan non Mahasiswa/non Pelajar.

Karakteristik pekerjaan sebagai Mahasiswa/Pelajar cenderung belum

memiliki penghasilan sendiri, karena kepemilikan uang masih sangat

tergantung pada orang tua maka dengan karakteristik tersebut membuat

tuntutannya pada sebuah pelayanan tidak tinggi dengan demikian

harapanya cenderung rendah. Berbeda dengan karakteristik pekerjaan

sebagai non Mahasiswa/non Pelajar, karena biasanya mereka telah

memiliki penghasilsn sendiri sehingga mereka cenderung memiliki

tingkat kepuasan yang tinggi dengan demikian harapannya akan sebuah

pelayanan akan cenderung tinggi. Oleh karena itu konsumen dengan

karakteristik pekerjaan sebagai non Mahasiswa/non Pelajar akan

cenderung memiliki harapan yang lebih tinggi dibandingkan konsumen

dengan karakteristik pekerjaan sebagai Mahasiswa/Pelajar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heribertus Isnanto dengan

judul penelitian “Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Terhadap Jasa

Pelayanan Rumah Makan Menurut Umur, Jenis Kelamin, Jenis

(57)

LARASATI Magelang, dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

lebih banyak konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha

yang datang ke rumah makan Larasati dan dari hasil uji statistik

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan

jenis pekerjaan konsumen.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang

diajukan peneliti, yaitu :

1. Terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen ditinjau dari jenis

kelamin.

2. Terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen ditinjau dari

karakteristik pekerjaan.

(58)

41

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskiptif-komparatif.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan

untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa

bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

(Sukmadinata, 2006:72)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang diminta keterangan

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah datang dan

makan disalah satu dari lima gerai Waroeng Steak & Shake

Yogyakarta minimal dua kali pada saat penelitian dilakukan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variael yang menjadi perhatian

(59)

konsumen Waroeng Steak & Shake Yogyakarta, yang meliputi lima

dimensi jasa, yakni Tangibles (bukti langsung), Reliability

(Kehandalan), Responsiveness (Kesigapan), Assurance (Jaminan),

Empathy (Empati).

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian : Maret Tahun 2011

2. Lokasi penelitian : Lokasi penelitian ini adalah berada dilima gerai Waroeng Steak & Shake Yogyakarta, yaitu di Jl. Cendrawasih 30

Demangan, Jl. Colombo 22 Samirono, Jl. Tamansiswa 83, Jl. HOS

Cokroaminoto dan di Jl. Kaliurang Km. 5,5 No. 53.

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi

obyek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003: 25).

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

atau variabel bebas adalah jenis kelamin dan karakteristik

(60)

b. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen atau variabel terikat adalah kepuasan

konsumen (Y).

2. Definisi Variabel

a. Jenis Kelamin adalah Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah

kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai

sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual

untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin

merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada

manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan.

(http://id.wikipedia.org)

b. Karakteristik Pekerjaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

pekerjaan : pencaharian adalah apa yang dijadikan pokok

kehidupan. Sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.

(KBBI [1998 :489])

c. Kepuasan Konsumen adalah tingkat perasaan setelah

membandingkan hasil/kinerja yang dirasakan dengan harapannya.

(61)

3. Pengukuran Variabel

a. Likert Scale

Indeks kepuasan konsumen dapat diperoleh dengan menggunakan

penilaian dengan model skala Likert yang ditentukan dalam lima 5

alternatif jawaban, yaitu :

1) Sangat Puas : 5

2) Puas : 4

3) Kurang Puas : 3

4) Tidak Puas : 2

5) Sangat tidak Puas : 1

b. Nominal Scale

Skala nominal merupakan skala yang merupakan kategori atau

kelompok dari suatu subyek. Dalam penelitian ini ditentukan skala

nominalnya adalah variabel jenis kelamin dan karakteristik

pekerjaan, dimana masing-masing variabel dikelompokkan menjadi

dua, yaitu laki-laki dan perempuan untuk variabel jenis kelamin

dan Mahasiswa/Pelajar dan non Mahasiswa/non Pelajar untuk

variabel karakteristik pekerjaan. Masing-masing diberi kode 1 dan

2 baik untuk variabel jenis kelamin maupun karakteristik

(62)

E. Definisi Operasinal

1. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah perasaan yang hanya dirasakan oleh

konsumen sebagai objek yang dilayani yang berhubungan dengan

pelayanan yang diberikan atau yang berhubungan dengan produk,

sehingga keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi.

2. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin adalah merupakan kategori dalam masyarakat yang

didasarkan pada perbedaan seks, yang membedakan antara laki-laki

dan perempuan.

3. Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik Pekerjaan adalah setiap aktifitas manusia yang

dikerjakan sehari-hari yang kemungkinan dapat menghasilkan

keuntungan (khususnya uang), yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Jika pekerjaan yang dilakukan adalah

bermacam-macam, maka disebut karakteristik pekerjaan.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang dapat

digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Widayat, 2004:93).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah semua orang

(63)

Waroeng Steak & Shake Yogyakarta pada saat penelitian dilakukan.

Populasi dalam penelitian ini bersifat infinite (tidak terbatas) karena

jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2007:62). Sampel dari penelitian ini adalah

sebagian konsumen yang pernah datang dan makan paling tidak dua

kali disalah satu dari lima gerai ke Waroeng Steak & Shake

Yogyakarta pada saat penelitian dilakukan. Untuk mengetahui jumlah

sampel untuk mewakili populasi yang bersifat infinite dalam

Yuswianto (2003) adalah sebagai berikut:

Dimana:

n = jumlah sampel

p = estimator proporsi populasi

q = 1 – p

Zα = harga standar normal

d = penyimpangan yang ditolerir

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 responden atau

(64)

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara purposive sampling, yaitu teknik mengambil sampel dengan

menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu atau disengaja

(Sumarni, 2005 : 77 ). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

diambil dengan pertimbangan bahwa yang akan menjadi sampel adalah

konsumen yang memenuhi kriteria penelitian yang ditetapkan penulis.

Kriteria penelitian yang dimaksud adalah konsumen yang pernah datang

dan makan paling tidak dua kali disalah satu dari lima gerai ke Waroeng

Steak & Shake Yogyakarta pada saat penelitian dilakukan.

H. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari para

pelanggan restoran waroeng Steak & Shake Yogyakarta yang didapat

dari hasil kuesioner yang berkaitan dengan kepuasan konsumen

waroeng Steak & Shake, Yogyakarta.

2. Data Sekunder

Data Skunder adalah data yang tersedia dari literature, web site

internet, majalah dan data tertulis lainnya yang mendukung data

(65)

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subjek

penelitian dengan maksud untuk memperoleh data tentang tingkat

kepuasan konsumen pada restoran waroeng Steak & Shake,

Yogyakarta. Skala Likert ini meminta responden menunjukkan

pendapatnya pada EX (harapan) dan PP (kinerja) terhadap serangkaian

pernyataan tentang suatu objek. Bobot nilai yang diberikan untuk

setiap jawaban pertanyaan :

EX (harapan) PP (kinerja)

SB = Sangat Berharap SB = Sangat Baik

B = Berharap B = Baik

CB = Cukup Berharap/Netral CB = Cukup Baik/Netral

TB = Tidak Berharap TB = Tidak Baik

STB = Sangat Tidak Berharap STB = Sangat tidak Baik

2. Library research (Riset Kepustakaan)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari bahan-bahan

kuliah, literature, serta sumber lain yang dikumpulkan guna

(66)

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas yaitu keadaan yang menggambarkan tingkat

instrumen yang bersangkutan maupun mengukur apa yang akan

diukur (Arikunto, 2000:219).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Menurut Sugiyono (2009:356) uji validitas dapat menggunakan

rumus Product Moment sebagai berikut;

(

)(

)

Untuk menetukan instrumen itu valid atau tidak maka ada

(67)

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003:86).

Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen itu sudah dianggap baik. Untuk memperoleh

koefisien keterandalan digunakan rumus Spearman Brown (Sutrisno

Hadi, 1991:44) :

Keterangan :

rii = Reabilitas Instrumen

rxy = Koefisien Pengukuran

Untuk menentukan apakah instrumen itu reliable atau tidak maka

(68)

a. Jika r hitung ≥ r tabel, dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen

dikatakan reliabel.

b. Jika r hitung < r tabel, dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen

dikatakan reliabel.

K. Profil Responden

Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik

responden. Metode yang digunakan adalah dengan mempersentasekan

jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan pada kuesioner Bagian

I, yaitu mengenai data pribadi konsumen (Dajan, 2000: 34,dalam Monica

Ikhe,2010). Rumus perhitungan analisis persentase adalah sebagai

berikut:

N Nx p=

Keterangan :

P : Hasil persentase

Nx : Jumlah sampel

(69)

L. Teknik Analisis Data

1. Teknik analisis data untuk masalah pertama

Masalah pertama adalah Bagaimana tingkat kepuasan konsumen

Waroeng Steak & Shake Yogyakarta. Data akan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan statistik dengan menggunakan persamaan

kepuasan pelanggan. Fandy Tjiptono (2006:37) :

IKP = PP – EX

Keterangan :

IKP = Indeks Kepuasan Konsumen

PP = Kerja nyata (Preceived perfomance)

EX = Kinerja Harapan (expectation)

Lngkah-langkah perhitungan IKP sebagai berikut :

a. Hitung PP (Preceived perfomance):

Dalam perhitungan PP dilakukan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan dengan alternatif jawaban dan skor untuk

pertanyaan penilaian responden pada kinerja restoran Waroeng

Steak & Shake Yogyakarta, yaitu :

Sangat Baik : 5

Baik : 4

Cukup Baik/Netral : 3

Tidak Baik : 2

Gambar

Gambar   Judul
gambar berikut :
Table Service adalah suatu sistem pelayanan restoran dimana
Gambar IV.1 : Struktur Organisasi Waroeng Steak And Shake
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kualitas Jasa Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Waroeng Steak and Shake di Semarang..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam kepuasan konsumen pada perempuan dan laki-laki, aspek yang memiliki prosentase tertinggi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi dan harga terhadap kepuasan konsumen dengan gaya hidup sebagai variabel intervening dengan mengambil lokasi

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan harga terhadap kepuasan konsumen pada restoran Abuba Steak di

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa: (1) Tingkat Indeks kepuasan konsumen atau pelanggan termasuk dalam kategori tinggi pada kualitas pelayanan

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Restoran Waroeng Steak And Shake Cabang Margonda Depok).. Beserta perangkat yang ada (jika

seberapa dampak positif dan negatif dari iklan tersebut ke konsumen dengan melakukan memperlihatkan iklan kepada masyarakat yang jarang membeli produk Waroeng Steak &amp; Shake

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan harga terhadap kepuasan konsumen pada restoran Abuba Steak di Greenville?; 2 Apakah terdapat