• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

NISA AGUSTIN A01401932

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi tugas akhir Program Pendidikan

Diploma III Keperawatan

NISA AGUSTIN A01401932

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, ketekunan, serta ketabahan, rahmat serta hidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Gombong”.

Karya Tulis Imiah disusun untuk memenuhi tugas akhir Program Pendidikan

Diploma III Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Gombong. Penulis

menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan

karya tulis ini. Terwujudnya karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampikan penghargaan yang sebesar besarnya dan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak, Ibu, Adikku dan seluruh keluarga besarku tercinta, terima kasih atas

kasih sayang, do’a dan semangatnya.

2. Ibu Herniyatun, M.Kep Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Gombong.

3. Ibu Nurlaila, M.Kep. selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

4. Bapak Irmawan Andri Nugroho, M.Kep. selaku dosen pembimbing.

5. Ibu Arnika Dwi Asti, M.kep selaku dosen penguji.

6. Segenap dosen dan karyawan beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Gombong.

7. Rekan-rekan seperjuangan kelas 3B yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, untuk sahabatku tersayang Na’mat dan Khikmah yang selalu memberi semangat, dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Karya tulis ini masih jauh dari sempurna oleh karenanya kritik dan saran yang

(7)

vi

karya tulis ini bermanfaat bagi semuanya dan ikut memberikan kontribusi bagi

kemajuan profesi keperawatan Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Gombong, 15 Agustus 2017

(8)

vii Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2017

Nisa Agustin1, Irmawan Andri Nugroho2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

ABSTRAK

Latar Belakang: World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020

angka kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan yang menduduki dari peringkat 6 menjadi peringkat 3 sebagai penyebab kematian terbanyak. Kasus PPOK di Kabupaten Kebumen tahun 2015 sebanyak 119 kasus. Berdasarkan kasus tersebut, pemberian asuhan keperawatan yang terbaik perlu dilakukan pada pasien PPOK.

Tujuan: Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien penyakit paru obstruktif kronik dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.

Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan melihat rekam medis. Subjeknya adalah dua orang pasien PPOK.

Hasil Studi Kasus: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam

ketidakefektifan bersihan jalan nafas dari kedua pasien belum teratasi.

Kata Kunci: PPOK, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas, Asuhan Keperawatan

(9)

viii DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, August 2017

Nisa Agustin1, Irmawan Andri Nugroho2

THE NURSING CARE FOR PATIENTS OF CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE WITH INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE

IN MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF GOMBONG

ABSTRACT

Background: World Health Organization (WHO) estimates that in the coming 2020 the rate of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) will increase from rank 6 to rank 3 as the common cause of death. The case of COPD in Kebumen regency in 2015 is as many as 119 cases. Based on those facts, it is necessary to prove best nursing care for COPD patients.

Objective: Describing nursing care for patients of chronic obstructive pulmonary disease having ineffective airway clearance in Muhammadiyah hospital of Gombong.

Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. The data were obtained through interview, observation, physical examination, and documentation study. The subjects were 2 patients of COPD.

Result: After having nursing care for 3 x 24 hours, the ineffective chronic airway clearance of both patients was not solvable.

Keywords: COPD, ineffective airway clearance, nursing care

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iv

KATA PENGANTAR ... v

2.1.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik ... 5

1) Pengertian ... 5

2.1.2 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ... 9

1) Pengertian ... 9

3.4 Definisi Operasional... 19

(11)

x

4.1.2 Diagnosa Keperawatan ... 29

4.1.3 Intervensi ... 29

6) Intervensi Keperawatan ... 37

7) Implementasi Keperawatan ... 38

8) Evaluasi Keperawatan ... 38

4.3 Keterbatasan Karya Tulis Ilmiah ... 41

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu

kelompok penyakit tidak menular yang menjadi masalah di bidang kesehatan

baik di Indonesia maupun di dunia. PPOK adalah penyakit inflamasi kronik

pada saluran napas dan paru yang ditandai oleh adanya hambatan aliran udara

yang bersifat persisten dan progresif sebagai respon terhadap partikel atau gas

berbahaya. Karakteristik hambatan aliran udara PPOK biasanya disebabkan

oleh obstruksi saluran nafas kecil (bronkiolitis) dan kerusakan saluran

parenkim (emfisema) yang bervariasi antara setiap individu (Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia, 2011). Pada umumnya penyakit ini dapat dicegah dan

diobati (Suyanto, et al. 2015).

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu ketidakmampuan untuk

membersihkan obstruksi atau sumbatan pada jalan nafas yang dihasilkan oleh

sputum (Herdman, 2012). Akibat produksi sputum berlebih menyebabkan

proses pembersihan silia tidak berjalan lancar sehingga sputum tertimbun dan

menyebabkan bersihan jalan nafas tidak efektif dan sputum dapat dikeluarkan

dengan tekanan intrathorakal dan intra abdomen yang tinggi (Nugroho, 2011).

Angka kejadian PPOK di Indonesia cukup tinggi dengan menggambil

beberapa sempel di daerah DKI Jakarta 2,7%, Jawa Barat 4,0%, Jawa Tengah

3,4%, DI Yogyakarta 3,1%, Jawa Timur 3,6% dan Bali 3,6%. Hasil

wawancara pada peserta umur kurang lebih 30 tahun berdasarkan gejala.

Dalam kasus PPOK laki-laki cenderung lebih tinggi di banding perempuan

dan lebih tinggi pedesaan di banding perkotaan (Kemenkes, 2013). Jumlah

kasus PPOK di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan pada tahun 2012

tercatatat 19.557 kasus dan menjadi 17.014 kasus pada tahun 2013 dan

tertinggi di kota Salatiga sebesar 1.744 kasus. Dalam kurun waktu lima tahun

prevalensi PPOK semakin menurun. Grafik prevalensi penyakit PPOK dari

(13)

2

Organizatiton (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 yang akan datang

angka kejadian PPOK akan mengalami peningkatan dan menduduki dari

peringkat 6 menjadi peringkat 3 sebagai penyebab kematian tersering

(Ikawati, 2011). Kasus PPOK di Kabupaten Kebumen tahun 2015 sebanyak

119 kasus (Sumber : Bidang PMK 2015).

Biasanya pada pasien PPOK mengalami ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan penumpukan sekret. Sekret mengandung bakteri

Hemophylus influenza, Sreptococcuspneumoniae dan Moraxella catarrhalis.

Bakteri tersebut menyebabkan infeksi yang masuk melewati jalan nafas

kemudian melekat pada paru sehingga terjadi proses peradangan yang

menyebabkan kerusakan membran alveolar dan membuat sputum yang

berlebihan yang menyebabkan kondisi ketidakefektifan bersihan jalan nafas

(Nurarif & Kusuma, 2013).

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan tentang

pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TBC di

Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang, menunjukkan bahwa

pengeluaran sputum dari 24 responden sebelum dilatih batuk efektif pada

pasien TBC, 13 responden tidak dapat mengeluarkan sputum, 11 responden

mampu mengeluarkan sputum. Setelah dilatih batuk efektif 19 responden

dapat mengeluarkan sputum, 5 responden tidak mampu mengeluarkan

sputum, meningkat 8 responden dari hasil sebelumnya. Berdasarkan data

tersebut kemudian dianalisa dengan uji statistik dengan uji chi square

pengeluaran sputum pada pasien TBC di Puskesmas Peterongan Kabupaten

Jombang dan nilai interpretasi 0,427 berarti pengaruhnya cukup batuk efektif

terhadap pengeluaran sputum (Rodiyah & Alie Yuliawati, 2013).

Perawat mengajarkan pasien untuk melakukan nafas dalam dan batuk

efektif, batuk efektif merupakan salah satu tindakan keperawatan yang efektif

untuk membantu mengeluarkan dahak yang melekat pada jalan nafas dan

menjaga paru-paru agar tetap bersih (Muttaqin, 2008). Nafas dalam mampu

(14)

3

sputum masuk ke dalam saluran nafas besar untuk di keluarkan, teknik nafas

dalam dilakukan dengan cara menghirup udara melalui hidung dan

mengeluarkan melalui mulut dengan mulut membentuk huruf o (Smeltzer &

Bare, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlunya dilakukan pemberian

asuhan keperawatan yang baik pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) dengan cara nafas dalam, batuk efektif dan fisioterapi dada bila perlu

sehingga masalah bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi dengan baik

maka penulis mengambil judul yaitu Asuhan Keperawatan pada Pasien

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dengan Ketidakefektifan Bersihan

Jalan Nafas.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Penyakit

Paru Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas ?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum Penulisan

Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Penyakit Paru

Obstruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.

1.3.2 Tujuan Khusus Penulisan

1) Mampu mendeskripsikan pengkajian pada pasien Penyakit Paru

Obtruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.

2) Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan untuk menentukan

masalah pada pasien Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas.

3) Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada pasien

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan

Jalan Nafas.

4) Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan pada pasien

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan

(15)

4

5) Mampu mendeskripsikan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien

Penyakit Paru Obtruktif Kronik dengan Ketidakefektifan Bersihan

Jalan Nafas.

1. 4 Manfaat Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

1.4.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat pengelola pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang seimbang sehingga dapat

mencegah keluhan atau berbagai masalah lebih lanjut yang akan

muncul dikemudian hari karena keterbatasan informasi dan

pengetahuan tentang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien Penyakit Paru

Obstruktif Kronik (PPOK).

1.4.3 Bagi Penulis

Menambah pemahaman dan ilmu pengetahuan dalam menjalankan

proses asuhan keperawatan dan mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya pada kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Faridah. (2008). Pengaruh breathing retraining terhadap peningkatan fungsi ventilasi paru pada asuhan keperawatan pasien PPOK. Jurnal keperawatan Indonesia.

Ardiyansyah, M, (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta : DIVA Press.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: Buku .

Brunner & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Bulechek, Gloria M et al. (2016) .Nursing Interventions Classification (NIC). 6th Indonesianedition. Elsevier Singapore Pte Ltd.

Chang, E., Daly, J., & Elliott, D. (2010). Patofisiologi Aplikasi pada Praktik

Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Darmawan, D (2012). Efek Paparan Partikel Terhadap Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Idea Nursing Journal Vol. V No. 1 2014.

Dianasari, Nur. (2017). Pemberian Tindakan Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Dahak Pada Asuhan Keperawatan Tn. W Dengan Penyakit Paru Obsytuktif Kronik (PPOK) Di IGD RSUD DR. SOEDIRMAN MANGUN

SUMARSO WONOGIRI. STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA.

Dinkes, Jateng. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Francis, Caia. (2011). Perawatan Respirasi. Jakarta: Erlangga.

Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012

2014. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, A. (2008).Konsep Dasar Keperawatan. Cetakan 2: Salemba Medika.

Ikawati, Z. (2011). Penyakit Sistem Terapi dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu.Kedokteran EGC.

Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan 20 Nasional 2013, 1–384.

Khotimah, S. (2013). Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik Dari Pada Latihan Pernafasan Pada Pasien PPOK DI BP4

YOGYAKARTA Jurnal, 1(1), 20–32.

(18)

Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Tahun 2013 Oleh Jurnal

Harapan Bangsa Vol, 1(2).

Moorhead, Sue et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th Indonesian edition. Elsevier Singapore Pte Ltd .

Mutaqqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2015-2017. Dialih bahasakan oleh Budi Anna Keliat et al. Jakarta : EGC.

Nugroho, Y. A. (2011). Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Dahak Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Instalasi Rehabilitas

Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal Stikes RS. Baptis Kediri.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NIC-NOC NANDA. Yogyakarta: Mediaction

Publishing.

Oemiati, R. (2013). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK). Media Litbangkes, 23(2), 82–88.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medika.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2011). Kanker Paru Pedoman Diagnosis &

Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru

Indonesia.

Ringel, E. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta: PT. Indeks.

Rodiyah & Alie Yuliawati. (2013). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap

Pengeluaran Sputum pada Pasien Tuberkolosis di Puskesmas

Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal Metabolisme. Volume 2

nomer 3. Jombang: STIKES PEMKAB.

Saputra, Lyndon. (2010). Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher.

Smelzer & Bare. (2013). Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernafasan Pada Pasien Dengan Emfisema Di Rumah Sakit Paru Dr. Ario

Wirawan Salatiga. Astuti, L. Widya Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.

Stadar Prosedur Operasional Laboratorium STIKes Muhammadiyah Gombong

(2014).

Suyanto, et al. (2013). Profil Penderita PPOK Yang Dirawat Inap Di RSUD Arifin Ahmad Riau. JOM FK Volume 1,No 2, Oktober 2015

(19)

Wahyudi, Nugroho. (2010). Keperawatan Gerontik. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC: Jakarta.

(20)

DAFTAR ISTILAH

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

COPD : Cronic Obstruction Pulmonary Disease

WHO : World Health Organization

TBC : Tubercullosis

VEP : Volume Ekspirasi Paksa

SO2 : Sulfurdioksida

NO2 : Nitrogendioksida

FEV1 : Forced Expired Volume

FVC : Forced Vital Capacity

CVA :Cierebronvaskular Accident

NIC : Nursing Intervention Classification

NOC : Nursing Outcomes Classification

P 1, 2 : Pasien 1, 2

IGD : Instalasi Gawat Darurat

RS : Rumah Sakit

CI : Clinical Instructor

I : Inspeksi

A : Auskultasi

Pa : Palpasi

Pe : Perkusi

EKG : Elektrokadiogram

IGG, IGM : Immunoglobulin G, Immunoglobulin M

IVFD : intravenous Fluid Drop

RL : Ringer Laktat

TTV : Tanda-Tanda Vital

TD : Tekanan Darah

RR : Respiration Rate

NANDA : North American Nursing Diagnosis Association-International

SpO2 : Satrurasi Oksigen

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR BATUK EFEKTIF

PENGERTIAN:

Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran

nafas dengan cara dibatukkan

TUJUAN:

1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret

2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laborat

3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

KEBIJAKAN:

1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret

2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium

PERALATAN:

1. Kertas tissue

2. Bengkok

3. Perlak/alas

4. Pot sputum berisi desinfektan

5. Air minum hangat

PROSEDUR PELAKSANAAN:

A. Tahap PraInteraksi

1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan sapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mengatur posisi pasien

(47)

4. Instruksikan pasien untuk meletakkan satu tangan di dada dan satu

tangan di abdomen

5. Instruksikan pasien melakukan tarik nafas dalam melalui hidung

dengan mulut tertutup

6. Intruksikan pasien menahan nafas 3-5 detik

7. Instruksikan pasien menghembuskan nafas perlahan (lewat mulut, bibir

seperti meniup)

8. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk

atau di dekat mulut bila tidur miring)

9. Instruksikan pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3:

inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat

10.Menampung sputum dalam pot sputum

11.Lakukan tindakan ini 2-3 kali

12.Anjurkan pasien untuk minum air hangat

13.Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan klien

3. Mencuci tangan

4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Referensi:

(48)

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal masuk :

Tanggal pengkajian :

Ruang :

Pengkaji :

A. Pengkajian

1. Identitas:

a. Identitas pasien

1) Nama : b. Identitas Penanggug jawab

1) Nama :

7) Hubungan dengan pasien : 2. Keluhan utama

3. Riwayat Kesehatan Sekarang 4. Riwayat Kesehatan Dahulu 5. Riwayat Kesehatan Keluarga

6. Pola fungsional menurut Virginia Handerson a. Pola pernafasan

(49)

Saat dikaji : d. Pola mobilisasi

Sebelum sakit :

Saat dikaji :

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit :

h. Pola kebersihan tubuh

Sebelum sakit :

Saat dikaji :

i. Pola menghindari bahaya

Sebelum sakit :

Saat dikaji :

j. Pola komunikasi

Sebelum sakit :

7. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum :

b. Kesadaran :

c. TTV :

TD : mmHg

(50)

RR : x/menit

B. Prioritas Diagnosa Keperawatan yang muncul 1.

2. 3.

C. Intervensi keperawatan Tanggal , jam,

hari

No dx

Tujuan & kriteria hasil Intervensi

D. Implementasi Keperawatan Tanggal /jam

/hari

No dx

(51)

E. Evaluasi Keperwatan Tanggal

/jam/hari

No dx

Evaluasi TTD

S:

O:

A:

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi Peternakan. Belanja Modal

<ntuk menghubungkan teks dengan ob%ek (table, gambar, footer, halaman, dan lain-lain) yang men%adi bagian naskah dalam dokumen yang sama. +.6 F!n*#$ B!tton 3a(a 9ea(er

Jasa Angkasa Semesta Tbk, yang telah banyak membantu penulis mendapatkan informasi-informasi perusahaan yang berhubungan dengan penyusunan skripsi.. Bapak Dadang Indra dan

tersebut, maka bangunan pun ikut tersentuh konsep teknologi melalui karakteristik bangunan high tech architecture, dan tidak lupa bahwa sisi lain dari tujuan perancangan

Komunikasi antar budaya (Cross Cultural Communication) megadung pengertian the pieces of the exchange of thought and meaning beetwen people of differing culture.(disampaikan pada

Intan Pariwara Klaten meliputi, kegiatan pencatatan relasi atau mitra kerja, pencatatan kantor cabang yang ada di seluruh Indonesia, perekapan hasil pemasaran per

Semua pihak terkait yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan.

ActionScript ini berarti menavigasikan halaman ”Struktur Organ Reproduksi Pria” dengan memanggil file organPria.swf, yang dimulai pada frame ke-0. Pada halaman ini