• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA CANDIRENGGO AYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA CANDIRENGGO AYAH"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA

CANDIRENGGO AYAH

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan Oleh : BINTARI DEHISMIATI

A11100669

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan dengan

judul: “Hubungan Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki

di Desa Candirenggo Ayah” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya

juga tidak terdapat karya atau pendapat yang tertulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis digunakan sebagai rujukan dalam naskah ini dan

disebutkan dalam pustaka.

Gombong, Juli 2015

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA

CANDIRENGGO AYAH

Dipersiapkan dan disususn oleh :

BINTARI DEHISMIATI

NIM : A11100669

Telah disetujui dan dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Untuk diujikan Pada Tanggal : 28 Juli 2015

Pembimbing,

Pembimbing I

(H. Marsito, M.Kep., Sp.Kom)

Pembimbing II

(Diah Astutiningrum, S.Kep, Ns)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA

CANDIRENGGO AYAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

BINTARI DEHISMIATI

NIM : A11100669

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal : 28 Juli 2015

Susunan Dewan Penguji

1. Isma Yuniar, M.Kep., Ns (Ketua) : ……….

2. H. Marsito, M.Kep., Sp.Kom (Anggota) : ………

3. Diah Astutiningrum, S.Kep, Ns (Anggota) : ………

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(5)

v PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi Juli 2015

Bintari Dehismiati1), H. Marsito, M.Kep, Sp.Kom2), Diah Astutiningrum, S.Kep,

Ns3)

xvi+63halaman+ 9tabel+2bagan+12lampiran

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA

CANDIRENGGO AYAH ABSTRAK

Latar Belakang: Perokok berat banyak dijumpai pada responden yang mengalami stres tingkat sedang (27,3%) dibandingkan dengan responden yang mengalami stres tingkat ringan (5,6%). Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan tingkat perilaku merokok dengan r = 0,656 dan p = 0.000 (p < 0.05) yang berarti semakin berat stres siswa maka semakin kuat dorongan untuk merokok.

Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah.

Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif menggunakan desain Deskriptif Korelasional dengan pendekatan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah. Ada 62 responden sebagai sampel yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Analisa data menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian: Hasil penelitian pada 62 responden, kelompok merokok dengan tingkat stres berat 10 responden (32,3%), sedangkan kelompok tidak merokok dengan tingkat stres berat 1 responden (3,2%). Dari hasil uji statistik chi square diperoleh X2hitung= 10,745 dan p= 0,005. Dengan menggunakan tingkat keyakinan

5%, (df) X2tabel sebesar 5,991. Dinama X2hitung > X2tabel (10,745>5,991), maka Ho

ditolak bearti ada hubungan antara tingkat stres dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki.

Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat stres dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah.

Kata Kunci: tingkat stres, perilaku merokok, remaja laki-laki.

1

Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong

2

Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong

3

(6)

vi S1 NURSING STUDY PROGRAM

MUHAMMADIYAH GOMBONG HEALTH SCIENCE INSTITUTE

Minithesis July 2015

Bintari Dehismiati1), H. Marsito, M.Kep, Sp.Kom2), Diah Astutiningrum, S.Kep,

Ns3)

xvi+63pages+9tables+ 2figures+12appendices

STRESS LEVEL RELATIONS WITH SMOKING BEHAVIOR TEEN IN MEN IN THE VILLAGE

CANDIRENGGO AYAH

ABSTRACT

Background: Heavy smokers often found in respondents who experience moderate levels of stress (27.3%) compared with respondents who experienced mild stress level (5.6%). There is a significant association between stress levels with the level of smoking behavior with r = 0.656 and p = 0.000 (p <0.05), which means that the weight of student stress, the stronger the urge to smoke.

Objective: Knowing the correlation between stress and smoking behavior in young men in the village Candirenggo Ayah.

Methode: This research is a quantitative research using descriptive design correlations with Case Control approach. The population of this study were male teenagers in Candirenggo village, Ayah. There were 62 respondents as the samples taken by Purposive Sampling technique. Data were analyzed using Chi Square test.

Result: Results of research on the 62 respondents, smoking groups to the level of stress in 10 respondents (32.3%), while the group did not smoke with the level of stress one respondent (3.2%). From the test results obtained X2hitung chi square

statistic = 10.745 and p = 0.005. By using a 5% level of confidence, (df) X2tabel at

5.991. Now where X2hitung> X2tabel (10.745> 5.991), then Ho is rejected mean there

is a relationship between stress levels and smoking behavior in adolescent boys.

Conclusion: There is a relationship between stress levels and smoking behavior in young men in the village Candirenggo Ayah.

Keywords: stress level, smoking behavior, teenage boys.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil‟aalamiin, Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Di Desa Candirenggo Ayah”. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. M. Madkhan Anis M.Kep., Ns., selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong yang telah memberikan kesempatan dan fasilitasnya kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi ilmu

keperawatan.

2. Isma Yuniar, M.Kep., Ns selaku direktur Prodi S1 Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan dukungan untuk

penelitian ini.

3. H. Marsito, M.Kep, Sp.Kom selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan waktu, pemikiran, perhatian dan memberikan pengarahan

dalam membimbing penulis untuk penyusunan proposal penelitian ini.

4. Diah Astutiningrum, S.Kep, Ns selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan waktu, pemikiran, perhatian dan memberikan pengarahan

dalam membimbing penulis untuk penyusunan proposal penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar STIKES Muhammadiyah Gombong.

6. Kedua orang tua (Bapak Iswanto dan Ibu Dehmawati) serta kedua adik

tercinta (Bastomi Baharsyah dan Margono Wijaya) yang selalu

memberikan dukungan dan doanya.

7. Teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan angkatan tahun 2011

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

(8)

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan

dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

untuk kesempurnaan Skripsi penelitian ini.

Gombong, Juli 2015

(9)

ix MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Al-Baqoroh: 286)

Sering kali kita membayangkan sesuatu sebesar gajah untuk disingkirkan agar

perjalanan cita-cita kita mulus, namun kita melupakan batu kecil yang harus

disingkirkan yang justru menjadi prasarat bagi tercapainya target yang lebih besar. Ketahuilah bahwa “kekuatan perencanaan tidak pernah lebih hebat dari

kekuatan untuk menunda.” Penundaan kita dating karena ada pertimbangan -pertimbangan yang berlebihan mengenai bayangan tentang masalah besar yang

bisa menghadang perjalanan kita. (Mario Teguh)

"Cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu

duri saya sibakkan. Melangkah lagi. Terhadang lubang saya lompati. Melangkah

lagi. Berjumpa api saya mundur. Melangkah lagi. Berjalan terus dan mengatasi

masalah" (Bob Sadino)

"Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi'i)

“Berlelah-lelah lah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang” (Imam Syafi„i) Belajarlah dari masa lalu. Kerena kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita

kita bisa merubah cara bereaksi terhadap sesuatu yang membawa kesuksesan

(10)

x

PERSEMBAHAN

 Allah SWT.. Begitu banyak karunia_Mu serta kasih sayang_Mu yang tak

dapat aku dustakan sedikitpun.. Atas izin_Mu peneliti dapat menyelesaikan

tugas akhir tanpa ada suatu halangan apapun.. Thanks to Allah...

 Mamaku tercinta (Dehmawati).. yang telah melahirkan, membesarkan,

mendidikku dengan penuh cinta, tak lupa pula mendukung perjuangan ku serta Do‟a yang selalu mengiringi setiap langkahku.. I Love U Mom…

 Bapakku tersayang (Iswanto).. Doa restu dan nasihat dari mu selalu ku

damba.. Inginku selalu membuatmu tersenyum…

 Seluruh Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Gombong yang telah memberikan banyak Ilmu kepada penulis. Dan

pembimbing tugas akhir Bapak Marsito, Ibu Diah dan Bapak Handoyo..

thanks atas pengarahan dan kesabaran dalam membimbing peneliti

menyelesaikan tugas akhir..

 Kedua adikku (Tomi & Jaya).. Selalu memberi support dalam kehidupanku..

 BuDe dan Pak De (Iswati &Juwito).. terimakasih atas nasihatnya selama ini

 Mba Eka, Ayoung ku.. Terima kasih untuk semuanya.. Saat indah bersamamu takkan ku lupa..

 Keluarga besarku dimanapun berada, terima kasih atas support dan doa

restunya..

 Anak2 kost Graha Cantika.. kk Uni, kk Eci, mb Erlin, Hindri, Reni dan yang

lainnya.. Semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu meskipun jarak

telah memisahkan kita..

 Teman2 kelompok tugas akhir.. Isti, Nurul, Hani, Septi, Iffah,, thanks untuk semua yang telah saling memberikan support..

 Teman-teman seperjuangan, S1 Keperawatan angkatan 2011.. Kenangan

bersama kalian begitu membekas dalam hatiku.. semoga jalinan silaturohmi

(11)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori ... 8

2.1.1 Stres ... 8

1. Pengertian Stres ... 8

2. Jenis-jenis Stres ... 8

3. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Stres ... 9

4. Stres pada Remaja ... 10

5. Klasifikasi Tingkat Stres ... 11

6. Pengukuran Tingkat Stres ... 12

(12)

xii

1. Pengertian Rokok ... 14

2. Racun pada Rokok dan Efek Racun ... 14

3. Tipe-tipe Rokok ... 17

4. Perilaku Merokok ... 17

5. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ... 24

6. Bahaya Merokok ... 25

7. Perbedaan Perokok dan Tidak Merokok ... 26

2.1.3 Remaja ... 28

1. Pengertian Remaja ... 28

2. Ciri-ciri Remaja ... 29

3. Ciri Khusus Remaja Laki-laki... 30

4. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ... 31

5. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan ... 31

2.1.4 Masalah Remaja ... 33

1. Ketergantungan Obat ... 33

3. Ketergantungan Alkohol ... 34

4. Ketergantungan Merokok ... 34

2.1.5 Model Keperawatan Menurut Suster Callista Roy ... 35

2.2 Kerangka Teori ... 39

2.3 Kerangka Konsep ... 40

2.4 Hipotesa ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

3.4 Variabel Penelitian ... 42

3.5 Definisi Operasional ... 43

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.7 Instrumen Penelitian ... 45

(13)

xiii

3.9 Validitas dan Reliabilitas ... 49 3.10 Etika Penelitian ... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 52 4.2 Hasil Penelitian ... 52 4.3 Pembahasan ... 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 62 5.2 Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Item Pernyataan untuk Mengetahui Tingkat Stres ... 13

Tabel 2.2 Skala Stres ... 14

Tabel 2.3 Perbedaan Perokok dan Tidak Merokok ... 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 43

Tabel 3.2 Item Pernyataan untuk Skala Stres ... 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Desa Candirenggo Ayah ... 52

Tabel 4.2 Tingkat Stres ... 53

Tabel 4.3 Perilaku merokok ... 53

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 39

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian dari Ketua Program Studi SI Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Gombong untuk Desa Candirenggo ayah

Lampiran 3 : Surat Rekomendasi dari Desa Candirenggo Ayah Lampiran 4 : Surat Rekomendasi dari KESBANGPOL

Lampiran 5 : Surat Rekomendasi dari BAPPEDA Lampiran 6 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 : Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Lampiran 8 : Lembar Kuesioner

Lampiran 9 : Kunci Jawaban

Lampiran 10 : Tabulasi Penelitian Lampiran 11 : Lembar Bimbingan

(17)

1

dibandingkan dengan masa berakhirnya. Adapun masa remaja yang akan

dihadapi mulai usia tiga belas tahun sampai tujuh belas tahun dan berakhir

pada usia enam belas tahun sampai delapan belas tahun. Masa remaja yang

sangat singkat ini memiliki ciri-ciri sebagai periode yang penting, periode

peralihan, periode perubahan, usia bermasalah, masa mencari identitas, usia

yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik, dan batas masa

dewasa (Notoatmodjo, 2009). Stres merupakan bagian yang tidak terhindar

dari kehidupan. Kebanyakan stres diusia remaja berkaitan dengan masa

pertumbuhan. Stres yang terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari

beberapa faktor diantaranya faktor biologis, faktor keluarga, faktor sekolah,

faktor teman sebaya, dan faktor lingkungan sosial. Faktor teman sebaya yang

ada disekelilingnya bisa memaksanya untuk merokok, berawal dari disuruh

mencoba sampai mendapat ancaman ketidakjentelan seorang laki-laki

(Siswanto, 2009).

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial

(tekanan mental atau beban kehidupan). Masa Remaja merupakan masa

transisi, masa dimana remaja rentang terhadap stres, salah satu cara remaja

untuk mengalihkan stres adalah dengan merokok. Stres juga merupakan

faktor pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit, sehingga taraf

kesehatan fisik dan kesehatan jiwa dari orang yang bersangkutan menurun

karenanya. Gejala maupun akibat stres bisa bervariasi antar individu,

umumnya mencakup akibat subjektif, perilaku, kognitif, fisiologis, dan

keorganisasian menurut Siswanto (2009). Setiap orang mempunyai keunikan

persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup, perbedaan sikap, keyakinan,

dan tingkat cita-cita menurut Siswanto (2009). Sebenarnya remaja dapat

(18)

2

membicarakan masalah mereka dan mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah, tetapi karena pergolakan emosional dan

ketidakyakinan remaja dalam membuat keputusan penting, membuat remaja

perlu mendapat bantuan dan dukungan khusus dari orang dewasa

(Mohammad Ali, 2008). Mengatasi stres akan lebih mudah dilakukan dengan

bantuan keluarga dan teman-teman. Tidak adanya keluarga dan teman untuk

berbagi rasa dapat menimbulkan atau memperburuk stres itu sendiri.

Sehingga mereka memilih mengatasi stres ketika ada masalah dengan

merokok, karena dengan merokok mereka meyakini bisa menghilang stres

pada dirinya (Siswanto, 2009).

Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan

yang banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan

bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai

macam penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker

paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis,

tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada

janin. Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi

kesehatan, angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin

meningkat. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga

dirasakan oleh Secondhand-Smoke atau yang biasa disebut dengan perokok pasif, yaitu orang-orang yang berada disekitar perokok aktif sehingga turut

menghirup berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok

(Emillia & Ova, 2008).

Merokok terus menerus dapat membawa dampak buruk bagi

kesehatan tubuh seperti penurunan sistem saraf, aliran darah dan nafsu

makan, peningkatan tekanan darah, denyut jantung, asam lambung,

berkurangnya indera pengecap dan pembau, merasa pusing, mual serta

menimbulkan banyak penyakit berbahaya (Syair Abdul, 2009). Menurut data

WHO (2008). Menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa

disebabkan karena merokok, rokok ini membunuh hampir lima juta orang

(19)

3

bahwa 10 juta orang akan meninggal karena rokok. Pada tahun 2005 terdapat

5,4 juta kematian akibat merokok atau rata-rata satu kematian setiap 6 detik.

Merokok merupakan sesuatu hal yang sangat berbahaya menuju penurunan

produktivitas kesehatan. Merokok dapat menjadi penyebab hampir 90%

kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan 25% penyebab

dari serangan jantung.

Soetjiningsih (2007) mengatakan, kejadian merokok pada remaja di

Amerika Serikat tahun 2000 melebihi 25% dari orang dewasa, terdapat

peningkatan sekitar 50% dari tahun 1988. Lebih dari 80% perokok memulai

merokok sebelum umur 18 tahun, diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai

merokok setiap hari. Kebiasaan merokok di Negara Amerika Serikat pada

remaja lebih tinggi di pedesaan daripada di perkotaan. Variasi etnis budaya

dalam hal merokok mencerminkan interaksi yang majemuk antara

pendapatan, harga rokok, budaya, stres, keturunan, umur, jenis reklame dan

reklame rokok. Penelitian di Amerika Serikat mendapatkan bahwa semua

etnis, kecuali orang Amerika keturunan Afrika, angka kejadian merokok pada

remaja lebih tinggi daripada angka kejadian merokok pada orang dewasa.

Remaja wanita perokok jumlahnya lebih kecil dari remaja laki-laki yang

perokok (Syair Abdul, 2009).

Indonesia sudah menempati urutan kelima di antara negara-negara

dengan tingkat konsumsi tembakau tertinggi di dunia. Indonesia mengalami

peningkatan tajam konsumsi tembakau dalam 30 tahun terakhir, dari 33

milyar batang per tahun pada tahun 1970 ke 217 milyar batang di tahun 2000.

Antara tahun 1970 sampai 1980, konsumsi meningkat sebesar 159%. Faktor

yang berperan adalah iklim ekonomi yang positif dan mekanisasi produksi

rokok pada tahun 1974. Pada tahun 1990 sampai 2000, peningkatan lebih

sebesar 54% dalam konsumsi tembakau walaupun terjadi krisis ekonomi

(Syair Abdul, 2009).

Survei pada beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa mulai merokok

dengan presentase 40% sebagai perokok aktif terdiri atas 35% putra dan 5%

(20)

4

informasi, pengaruh iklan dan pengaruh teman. Diperoleh hasil angket

Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena pengaruh

teman (Imam Satria, 2009). Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin

banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya

adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua

kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh

teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri

remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara

remaja perokok terdapat 87% mempunyai satu atau lebih sahabat yang

perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Mu`tadin, 2006).

Hasil penelitian diperoleh bahwa perokok berat banyak dijumpai pada

responden yang mengalami stres tingkat sedang (27,3%) dibandingkan dengan

responden yang mengalami stres tingkat ringan (5,6%). Terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat stres dengan tingkat perilaku merokok dengan r

= 0,656 dan p = 0.000 (p < 0.05) yang berarti semakin berat stres siswa maka

semakin kuat dorongan untuk merokok. Berdasarkan hal tersebut disarankan

kepada pihak sekolah agar lebih mengoptimalkan program bimbingan

konseling di sekolah. Kepada pihak terkait disarankan agar memberikan

informasi-informasi yang lengkap dan bermanfaat tentang manajemen stres

dan dampak merokok kepada siswa di sekolah seperti melalui program

penyuluhan (Nasution, 2008).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parrot

(2004) mengenai hubungan antara stres dengan merokok yang dilakukan pada

orang dewasa dan pada remaja menyatakan adanya perubahan emosi selama

merokok. Merokok dapat membuat orang yang stres menjadi tidak stres lagi.

Menurut Parrot (2004), perasaan ini tidak akan lama, begitu selesai merokok,

mereka akan merokok lagi untuk mencegah agar stres tidak terjadi lagi.

Keinginan untuk merokok kembali timbul karena ada hubungan antara

perasaan negative dengan rokok, yang berarti bahwa para perokok merokok

(21)

5

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 27

Februari 2015 terhadap remaja di Desa Candirenggo Ayah yang merokok

akibat stress dalam menghadapi masalah mau pun adanya tekanan 50%,

memilih bercerita pada orang tuanya 20%, sebagian dari meraka bercerita

pada teman sebaya untuk mendapatkan solusi dari masalahnya 10%, ada juga

yang pasrah dan memilih bermain untuk melupakan masalahnya 10 % dan

tidak merokok 10%. Hal itu dikarenakan para remaja tersebut masih kurang

pengetahuan dalam mengatasi masalah, Sehingga para remaja merasa bahwa

dirinya tidak mempunyai kemampuan yang lebih. Jika mendapat tekanan atau

masalah mereka memilih untuk merokok ketimbang mencari jalan keluar dari

masalah yang meraka hadapi. Dengan demikian peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok

pada Remaja Laki-laki di Desa Candirenggo Ayah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas. Maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini: “Adakah hubungan tingkat stres dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat stres dengan perilaku merokok pada

remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat stres pada remaja laki-laki di Desa

Candirenggo Ayah.

b. Untuk mengetahui perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa

Candirenggo Ayah.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan perilaku merokok

(22)

6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman dalam

melaksanakan penelitian khususnya perilaku merokok terhadap tingkat

stres pada remaja laki-laki di Desa Candirenggo Ayah.

2. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai bahan masukan sumber dan data dalam penelitian yang

ada hubungannya dengan tingkat stres dan perilaku merokok pada remaja

laki-laki serta meningkatkan ilmu pengetahuan bidang kesehatan

khususnya Ilmu Keperawatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk memberikan wawasan atau sebagai bahan kajian bagi

mahasiswa yang ada hubungannaya dengan tingkat stres dan perilaku

merokok pada remaja laki-laki.

4. Bagi Remaja

Sebagai bahan informasi pada remaja tentang bahaya rokok bagi

kesehatan tubuh meliputi dampak terhadap paru-paru, dan jantung.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya diantaranya

adalah penelitian dari:

1. Kurnela (2014), dengan judul hubungan antara tingkat stres dengan

perilaku merokok di SMA Santun Untan Pontianak. Penelitian ini

dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi tingkat stres

dengan perilaku merokok pada remaja. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan desain

penelitian cross-sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI dan kelas XII SMA Santun Untan yang

merokok yaitu sebanyak 49 orang. Teknik analisis data menggunakan uji

Spearman, hasil penelitian menunjukan perilaku merokok bisa dilakukan

(23)

7

merokok lebih banyak dilakukan pada remaja laki-laki (89,8%) daripada

perempuan (10,2%). Jika dilihat berdasarkan umur, maka umur 17 tahun

mempunyai persentase tertinggi yaitu 46,9%. Tingkat stres siswa/siswi

berada pada tingkatan stres ringan dengan persentase 75,5%, dan

perilaku merokok siswa/siswi dengan persentase tertinggi 55,1% yaitu

perilaku merokok sedang. Terdapat korelasi yang positif antara tingkat

stres dengan perilaku merokok yang dibuktikan dari nilai P= 0,004 dan

nilai r= 0,407 yang artinya bahwa semakin tinggi stres maka perilaku

merokok juga akan semakin meningkat. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang saya lakukan yaitu dalam teknik pengambilan data,

waktu dan lokasi penelitian. Persamaan penelitian, sama-sama

menggunakan purposive sampling.

2. Komasari (2004), judul penelitian faktor-faktor penyebab perilaku

merokok pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-

faktor apa yang menyebab perilaku merokok pada remaja. Metode

penelitian dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi ganda. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Kondisi yang paling banyak perilaku merokok yaitu ketika subjek

dalam tekanan (stres) yaitu 40,86%; yang kedua ketika berkumpul

dengan teman sebaya (27,96%). Konsumsi rokok ketika stres merupakan

upaya-upaya pengatasan masalah yang bersifat emosional atau sebagai

kompensatoris kecemasan yang dialihkan terhadap perilaku merokok.

Perbedaan penelitian ini dengan yang saya lakukan yaitu dalam teknik

pengambilan data, penelitian ini menggunakan regresi ganda, sedangkan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ali & Asrori. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anitasari. (2011). Hubungan Stres dan Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal Naskah Publikasi, vol 1, 2. Malang: Universitas Negeri Malang.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Media.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010.

Booker, C, et, al. (2010). Stressful life events, smoking behavior, and intentions to smoke among a multiethnic sample of sixth granders. Ethnicity & health, 9, 369-397.

Dariyo & Agoes. (2006). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Emilia & Ova. (2008). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.

Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hilyana, dkk. (2013). Hubungan tingkat stress Terhadap Perilaku Merokok Remaja Makasar. Volume 2 Nomer 4 Tahun 2013. Makasar: STIKES Nani Hasanuddin Makasar.

_________________. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Imasar. (2008). Buku pengantar Penyebab Remaja Merokok. Jakarta: Bumi Aksara.

Kelialliat. (2009). Psikologis Remaja. Jakarta: EGC

(25)

Kurnela. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Di Sma Santun Untan Pontianak. Jurnal naskah publikasi. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak.

Mubarok. (2009). Perkembangan Usia Remaja. Jakarta: EGC

Mu’tadin. (2006). Remaja dan Rokok. Diakses tanggal 26 Januari 2015 dari http://www.e-psikologi.com/remaja/ 050602.htm.

Nasution, & indri, K. (2008). Hubungan antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki. Jurnal Psikologi, volume 1 Nomer 1 Tahun 2008. Medan: Universitas Sumatra Utara

Notoatmodjo. (2009). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

________________. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Novi. (2011). Hubungan antara Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki SMKN 2 Batu Sangkar. Juinal Naskah Publikasi. Padang: Universitas Andalas.

Nursalam. (2006). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Octaria. (2010). Hubungan Antara Derajat Merokok Dengan Kejadian PPOK. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Perry dan Potter. (2005) .Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Purwanto. (2006). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: EGC.

Widyastuti, dkk. (2012), Hubungan Antara Stress Dengan Perilaku Merokok Pada Pegawai Negeri Sipil Laki-Laki. Jurnal Nursing Studies, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Semarang: UNDIP.

(26)

Sarafino. (2007). Psikolog Dampak stress pada Perkembangan Remaja. Jakarat: EGC.

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Mitra Cendekia Offset: Yogyakarta.

. (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia Offset: Yogyakarta.

Siswanto. (2009). Psikologis Tumbuh Kembang Remaja. Edisi 3. Jakarta: EGC Sriati. (2008). Tinjauan tentang stres. Bandung: Universitas pejadjaran Bandung

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono. (2007). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryanah. (2007). Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.

Syair. (2009). Pengatar Rokok dan Remaja. Jakarta: Salemba

Anderson, Elizabeth dan Judith McFarlane. (2006). Buku Ajar Keperawatsn Komunitas Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Triswanto. (2007). Stop Smoking.Yogyakarta: Progresif Books.

Udiyono. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang: UNDIP.

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth………

Di Desa Candirenggo Ayah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi

S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong:

Nama : Bintari Dehismiati

NIM : A11100669

Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat

Stres dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki di Desa Candirenggo

Ayah”.

Prosedur penelitian ini tidak akan menimbulkan risiko atau kerugian

kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga

dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerja samanya, saya

mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Peneliti,

(42)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul

“Hubungan Tingkat Stres dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki di Desa Candirenggo ayah”, Yang diteliti oleh:

Nama : Bintari Dehismiati

NIM : A11100669

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada

paksaan dari pihak manapun.

Peneliti,

(Bintari Dehismiati)

Candirenggo,………..2015

(43)

LEMBAR KUESIONER

B. Kuesioner Tingkat Stress Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti sebelum anda menjawab

pertanyaan.

2. Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan

pengalaman saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat

pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali (TD)

1 : Sesuai dengan saya tingkat tertentu (KD)

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan (S)

3 : Sangat sesuai dengan saya (SS)

3 Berilah tanda Check List (√) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan

pengalaman saudara.

4 Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terimakasih

NO PERNYATAAN Tidak

2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi 3 Saya merasa sulit untuk bersantai

4 Saya merasakan diri saya mudah merasa kesal

5 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk berfikir 6 Saya merasa diri saya menjadi tidak sabar (misanya; menunggu

sesuatu, kemacetan lalu lintas)

7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung 8 Saya merasa sulit untuk istirahat

9 Saya merasakan diri saya mudah marah

(44)

kesal

11 Saya merasa sulit untuk menerima teguran untuk apa yang saya lakukan

12 Saya merasa ketegangan

13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan. 14 Saya merasa diri saya gelisah

JUMLAH

 Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terimakasih

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah kamu merokok

2 Apakah kamu merokok kurang dari 1 tahun

3 Apakah kamu merokok sudah 1 tahun/lebih

4 Setiap hari bisa menghabiskan rokok 1 batang atau

(45)

KUNCI JAWABAN

1. Depression Anxiety Stress Scale

Untuk mengetahui sejauh mana derajat stresor seseorang apakah ringan, sedang,

berat digunakan alat ukur yang dikenal dengan nama Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Alat ukur ini terdiri dari 14 item, Masing-masing item diberi penilaian angka (score)

antara :

0 : Tidak Pernah

1 : Kadang-kadang

2 : Sering

3 : Selalu

Masing-masing nilai angka (score) dari ke-14 item gejala tesebut dijumlahkan dan

dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu total nilai

(score):

<18 = Ringan

19-30 = Seadang

(46)
(47)
(48)

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

usia pendidikan tingkat stres perilaku merokok

N Valid 62 62 62 62

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(49)

tingkat stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ringan 30 48.4 48.4 48.4

sedang 21 33.9 33.9 82.3

berat 11 17.7 17.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

perilaku merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid merokok 31 50.0 50.0 50.0

tidak merokok 31 50.0 50.0 100.0

(50)

Crosstabs

tingkat stres * perilaku merokok Crosstabulation

perilaku merokok

% within perilaku merokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association 10.097 1 .001

N of Valid Cases 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

5.50.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for tingkat stres

(ringan / sedang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be

computed. They are only computed for a 2*2

(51)

Crosstabs

% within perilaku merokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association 11.458 1 .001

N of Valid Cases 62

a. 8 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 1.50.

a. Risk Estimate statistics cannot be

computed. They are only computed for a 2*2

(52)

Crosstabs

% within perilaku merokok 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association .404 1 .525

N of Valid Cases 62

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 1.50.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for pendidikan (smp

/ sma)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be

computed. They are only computed for a 2*2

Gambar

Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Stres dengan Perilaku merokok ........................... 54
table without empty cells.
table without empty cells.
table without empty cells.

Referensi

Dokumen terkait

Pergerakan yang terjadi pada sisi rubik dapat terbagi atas pergerakan searah jarum jam sejauh 90 0 yang dinotasikan dengan + dan pergerakan berlawanan dengan arah

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho dan segala nikmat kemudahan serta petunjukNya yang telah diberikan sehingga dapat

Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah modul IPA berbasis karakter islami melalui pendekatan saintifik pada tema rotasi dan revolusi bumi memenuhi kriteria

Kabupaten Kendal yang menggunakan bahasa dalam bahasa baku, misalnya /. karet /, namun dalam dialek Weleri pengucapannya berubah menjadi [ keret

Mahasiswa PPL yang melaksanakan praktek mengajar di SMA Negeri 3 Bantul telah selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan, praktek mengajar di

menurut pakar bimbingan dan mendeskripsikan spektrum petugas bim bingan yang secara aktual ada di SMA-SMA dewasa ini. Dengan meng garap dua kegiatan pokok tersebut, dari penelitian

yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,. pemerintah,