• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dikemukakan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan, berupa data keterlaksanaan proses penelitian, data ketuntasan siswa, data prestasi siswa, data hasil observasi, dan data hasil angket. Data-data tersebut kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulannya pada sub bab pembahasan.

4.1 Hasil Pelaksanaan penelitian

Penelitian penerapan tutor sebaya dalam implementasi Mastery Learning yang dilaksanakan di SMAN 1 Bandung kelas XG dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 45 menit. Pada pertemuan pertama bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran dan guru menjadi sumber belajar siswa. Kemudian pada pertemuan kedua, siswa menjadi sumber belajar siswa lainnya (tutor sebaya), pada pertemuan ini juga, dilaksanakan proses remedial teaching dan remedial test. Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan proses pengayaan. Selama proses pembelajaran berlangsung, terdapat satu orang observer yang bertugas untuk melihat keterlaksanaan dan mengobservasi aktifitas guru.

4.1.1 Pertemuan hari pertama

Pada pertemuan pertama, siswa diberikan materi pelajaran fungsi lookup dan menu sort dan filter oleh guru, proses pembelajarannya bersumber dari guru, yakni menggunakan model pembelajaran direct learning dengan metode

(2)

demonstrasi. Setelah siswa menerima materi tersebut, siswa kemudian mengerjakan tugas berupa LKS yang diberikan oleh guru. Setelah diamati, Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran, siswa mengerjakan soal sub-formatif awal.

Nilai siswa pada test ini menentukan langkah selanjutnya, yaitu penyaringan siswa yang tuntas, yakni siswa yang telah mencapai nilai 75% atau lebih dan kemudian menjadi pementoring pada proses tutor sebaya, dan siswa yang belum tuntas, yakni siswa yang nilainya masih di bawah 75% dan kemudian menjadi peserta mentoring pada proses tutor sebaya.

Setelah guru mengoreksi jawaban seluruh siswa, diketahui dari 37 jumlah siswa maka yang memperoleh nilai 75% atau lebih sebanyak 12 siswa dan sisanya, yakni 25 siswa nilainya masih di bawah 75%. Kemudian guru membagi siswa menjadi 12 kelompok, 7 kelompok putri dan 5 kelompok putra, masing masing pementoring memperoleh dua peserta mentoring. Setiap kelompok memperoleh pementoring sesuai dengan tingkat pemahaman berdasarkan hasil tes subformatif awal ini. Terdapat tiga kelompok pemahaman, yaitu kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah.

Sebelum pertemuan hari kedua dilaksanakan untuk melaksanakan proses tutor sebaya, pementoring mendapatkan proses bimbingan oleh guru. Bimbingan tersebut terdiri dari pengarahan proses tutor sebaya yang akan dilaksanakan dan persamaan pemahaman yang dimiliki oleh pementoring dengan memberikan bekal berupa materi yang harus disampaikan oleh pementoring kepada peserta

(3)

mentoring. Hal ini dikarenakan pementoring memiliki pemahaman yang berbeda dilihat dari hasil tes subfomatif awal masing-masing pementoring.

4.1.2 Pertemuan Hari Kedua

Pada pertemuan kedua ini, pada 15 menit pertama guru mengumumkan hasil test yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya, setelah itu guru menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan inti dari pertemuan kedua ini adalah remedial bagi siswa yang nilainya belum mencapai 75%. Tapi proses pembelajarannya bersumber dari siswa yang telah tuntas atau nilainya 75% atau lebih. Kemudian guru menjelaskan proses tutor sebaya kepada siswa dan membagi siswa menjadi kelompok yang telah ditentukan.

Setelah siswa membentuk kelompok, maka proses tutor sebaya dilaksanakan. Pada proses ini, pementoring mengidentifikasi jawaban peserta mentoring, kemudian memberikan penjelasan kepada peserta mentoring. Proses ini dilaksanakan selama 30 menit. Setelah proses mentoring selesai, selanjutnya pementoring memberikan soal remedial test yang sebelumnya sudah disediakan oleh guru kepada peserta mentoring. Soal remedial test ini bertipe sama dengan soal sub-formatif awal, tatepi soalnya berbeda dari sub-formatif awal tersebut. Peserta mentoring mengerjakan soal remedial test selama 30 menit dengan pengawasan pementoringnya masing-masing. Setelah itu, pementoring mengoreksi jawaban peserta mentoringnya. Kemudian hasilnya di berikan kepada guru.

Tugas guru selama proses pembelajaran ini adalah menjadi pengamat dan pembimbing, guru mengamati dari setiap kelompok tutor sebaya dan

(4)

membimbing jika terdapat sesuatu hal yang terjadi diluar skenario yang telah ditetapkan, seperti halnya ada salah satu peserta mentoring yang mengganggu kelompok lain dan lain sebagainya. Selama proses tutor sebaya tersebut guru mengamati bahwa siswa terlihat nyaman dan belajar dengan sungguh-sungguh, pementoring sungguh-sungguh memberikan penjelasan mengenai materi yang bersangkutan kepada peserta mentoring dan peserta mentoring menyimak dan memperhatikan pementoringnya.

Setelah melihat hasil dari remedial test, ternyata 25 siswa peserta mentoring mendapatkan nilai 75% atau lebih. Oleh karena itu tidak ada proses remedial selanjutnya.

4.1.3 Pertemuan hari Ketiga

Pada pertemuan ketiga ini, seluruh siswa mendapatkan pengayaan dengan materi yang sama pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, tetapi tingkat kesulitannya berbeda. Pada materi fungsi lookup diberikan materi pada contoh kasus pencocokan data yang lebih rumit yang digabung dengan fungsi teks dan fungsi matematika, kemudian pada materi menu sort dan filter diberikan materi contoh kasus data yang penyaringan dan pengelompokkan datanya berdasarkan kondisi yang lebih rumit.

Proses pembelajarannya kembali guru yang menjadi sumber belajar dengan menggunakan model pembelajaran direct learning dengan metode praktik, dimana guru mempraktikan langkah-langkah terlebih dahulu dan guru memberikan waktu kepada siswa untuk ikut mempraktikan nya kembali pada komputer masing-masing. Setelah proses pembelajaran selesai, guru memberikan

(5)

latihan sub-formatif akhir yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan akhir siswa setelah melaksanakan seluruh proses mastery learning.

4.2 Analisis data-data hasil proses penelitian

Melalui pelaksanaan proses penelitian, maka diperoleh data-data yang selanjutnya akan dianalisis sebagai hasil penelitian, antara lain: data tes kognitif berupa skor sub-formatif awal, remedial test dan sub-formatif akhir, data observasi keterlaksanaan penerapan tutor sebaya dalam implementasi mastery learning berupa aktifitas guru, dan aktifitas siswa dan angket untuk siswa. Data-data tersebut kemudian diolah serta hasilnya akan dianalisis untuk mengetahui beberapa hal, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, keterlaksanaan pembelajaran penerapan tutor sebaya dalam implementasi mastery learning, dan mengetahui sikap siswa pada mata pelajaran TIK dengan pembelajaran mastery learning dengan tutor sebaya.

4.2.1 Analisis Ketuntasan Belajar Siswa

Untuk mencapai ketuntasan belajar siswa digunakan kriteria minimal 75% seperti yang ditetapkan oleh SMAN 14 Bandung yang menjadi tempat penelitian. Jadi, seorang siswa dikatakan tuntas dalam penelitian ini jika siswa tersebut memperoleh skor hasil belajar atau menguasai materi pelajaran sebesar >= 75% dari skor total.

Analisis ketuntasan belajar siswa ini berdasarkan hasil dari test sub-formatif awal pada pertemuan pertama setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan guru yang menjadi sumber belajar dan hasil dari test sub-formatif akhir pada pertemuan ketiga setelah melaksanakan serangkaian proses mastery

(6)

learning. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari proses mastery learning yang telah dilaksakan.

Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut ini. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1. Ketuntasan Belajar pada pertemuan kesatu dan ketiga Ketuntasan Siswa Tes Subformatif Awal

(Pertemuan Kesatu)

Tes Subformatif Akhir (Pertemuan Ketiga)

Tuntas 32,40% 83,80%

Tidak Tuntas 67,60% 16,20%

Agar lebih memahami perbandingan ketuntasan belajar pada pertemuan pembelajaran kesatu, dan ketiga dapat dilihat melalui Grafik 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pertemuan Kesatu dan Ketiga

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Grafik 4.1, maka ketuntasan belajar siswa pada penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Pada pertemuan pertama setelah proses pembelajaran, siswa melaksanakan test subformatif awal. Hasil dari test tersebut adalah siswa yang tuntas

32.40% 83.80% 67.60% 16.20% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 2

Grafik Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak Tuntas

(7)

sebanyak 12 orang , yakni 32,4% dari 37 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 25 orang, yakni 67,6% dari 37 siswa.

2) Pada pertemuan ketiga setelah serangkaian proses mastery learning dilaksanakan, siswa melaksanakan test subformatif akhir. Hasil dari test tersebut adalah siswa yang tuntas sebanyak 31 orang , yakni 83,8% dari 37 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang, yakni 16,2% dari 37 siswa.

3) Dilihat dari peningkatan presentase ketuntasan dan penurunan presentase ketidaktuntasan siswa berdasarkan hasil tes subformatif awal dengan hasil tes subformatif akhir. Peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa semula 32,4% menjadi 83,8% dan penurunan presentase ketidaktuntasan belajar siswa semula 67,6% menjadi 16,2%. Presentase peningkatan ketuntasan dan penurunan ketidaktuntasan siswa sebesar 51,4%.

4.2.2 Analisis Prestasi Belajar Siswa

Analisis prestasi belajar berdasarkan hasil dari tes yang dilakukan oleh peserta mentoring setelah proses tutor sebaya. Hal ini dilihat dari hasil test subformatif awal dengan test remedial yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil dari penerapan tutor sebaya terhadap prestasi belajar peserta mentoring.

Analisi prestasi belajar peserta mentoring tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata tes subformatif awal dengan nilai rata-rata tes remedial dan nilai gain ternormalisasi. Berikut adalah tabel yang akan menjelaskan nilai rata-rata setiap tes dan nilai gain ternormalisasi.

(8)

Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Tes Subformatif Awal, Rata-rata Nilai Tes Remedial, dan Normalized Gain Kelompok Peserta Mentoring

Kelompok Peserta Mentoring Nilai Rata-Rata Tes Subformatif Awal Nilai Rata-rata Tes Remedial <g> Kelompok Atas 67,9 84,7 0,52 Kelompok Tengah 59,7 82 0,55 Kelompok Bawah 52,3 81,3 0,60

Agar lebih memahami perbandingan nilai rata-rata tes subformatif awal dengan nilai rata-rata tes remedial dan gain ternormalisasi setiap kelompok peserta mentoring dapat dilihat melalui Grafik 4.2 dan Grafik 4.3 berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok Peserta Mentoring

(9)

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Gain Ternormalisasi Kelompok Peserta Mentoring

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Grafik 4.2 dengan Grafik 4.3 di atas, nilai rata-rata peserta mentoring setiap kelompok cenderung naik setelah melakukan proses tutor sebaya. Mulai kelompok atas yang semula nilai rata-ratanya 67,9 menjadi 84,7 pada hasil tes remedial, kelompok tengah 59,7 menjadi 82 pada hasil tes remedial, dan kelompok bawah 52,3 menjadi 81,3 pada tes remedial. Hal ini menunjukkan bahwa proses tutor sebaya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Jika membandingkan seberapa jauh tutor sebaya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berdasarkan kelompok peserta mentoring, maka dapat dilihat berdasarkan nilai gain ternormalisasi masing-masing kelompok peserta mentoring yaitu kelompok atas 0,52, kelompok tengah 0,56, dan kelompok bawah 0,6. Ketiga gain tersebut masuk dalam kategori sedang, sehingga dapat terlihat bahwa tutor sebaya memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap masing-masing kelompok, tetapi kelompok bawah memiliki pengaruh yang lebih besar

(10)

daripada kelompok tengah dan kelompok atas, begitupun kelompok tengah lebih berpengaruh daripada kelompok atas.

4.3 Data Hasil Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat secara langsung gambaran mengenai proses pembelajaran mastery learning dan pencapaian konsep dan suasana selama berlangsungnya proses pembelajaran TIK. Data hasil observasi diolah untuk melihat apakah kegiatan terlaksana atau tidak kemudian ditarik kesimpulannya.

Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak tiga kali, yaitu satu kali obsevasi untuk setiap pertemuan. Adapun yang menjadi observer atau pengamat dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran TIK yang mengajar di sekolah yang menjadi tempat penelitian dan mahasiswa S1 UPI.

Data hasil observasi aktivitas siswa dan guru disajikan dalam Tabel 4.6, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran

Seri Persentase Keterlaksanaan

Ya Tidak

1 100% 0%

2 100% 0%

3 100% 0%

Rata – rata 100% 0%

Interperetasi Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, dapat terlihat bahwa tahapan – tahapan yang dilaksanakan oleh guru dan saiswa dalam proses pembelajaran mastery learning telah dilakasanakan dengan sangat baik oleh keduanya, pada pertemuan kesatu, kedua, maupun ketiga.

(11)

4.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Mastery Learning

Untuk melihat respon siswa terhadap proses pembelajaran yang diterapkan, penulis memberikan memberikan angket pada masing-masing siswa untuk di isi sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Pengisian angket tersebut dilaksanakan pada hari ketiga setelah semua rangkaian proses pembelajaran mastery learning terlaksana. Angket tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket untuk pementoring dan angket untuk peserta mentoring masing-maisng lima soal dan ada beberapa soalnya terkait dengan soal lainnya.

Angket untuk pementoring terdiri dari lima pertanyaan, berikut ini pertanyaan beserta jawaban secara umum dari 12 jumlah pementoring:

1. Apakah proses belajar dengan mastery learning memotivasi anda belajar dengan sungguh-sungguh?

Tabel 4.4 Hasil Analisi Pertanyaan no 1 Angket Pementoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 12 100% 0 0%

Berdasarkan Tabel 4.4, ada dua pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Dua belas pementoring 100% menjawab Ya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang menjadi pementoring termotivasi untuk belajar lebih sungguh-sungguh karena dengan menjadi pementoring mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran ke peserta mentoring, sehingga mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh.

(12)

2. Apa alasan yang membuat anda tidak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh?

Tabel 4.5 Hasil Analisi Pertanyaan no 2 Angket Pementoring

No Pertanyaan Jawaban A B c, lainnya Jumlah % Jumlah % 0% 1 0 0% 0 0%

Pertanyaan ini masih berkaitan dengan pertanyaan pada nomor satu. Berdasarkan Tabel 4.5, jawaban dari pertanyaan ini diberikan dua pilihan, yaitu: a). Karena tidak menyukai mata pelajaran TIK, b). Karena tidak menyukai materi Ms.Excel yang diberikan, dan c). lainnya, pilihan ini memberikan kesempatan kepada pementoring untuk memberikan jawaban lain jika jawaban mereka tidak terdapat pada pilihan yang ada. Karena 100% pementoring menjawab Ya pada pertanyaan nomor satu, maka Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab.

3. Apakah dengan menjadi pementor membuat anda semakin paham dengan materi Ms.Excel yang sedang dipelajari?

Tabel 4.6 Hasil Analisi Pertanyaan no 3 Angket Pementoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 12 100% 0 0%

Jawaban pertanyaan ini sama seperti pertanyaan nomor satu, yaitu Ya dan Tidak. 100% pementoring menjawab Ya, pementoring tersebut semakin paham dengan materi Ms.Excel yang sedang dipelajari. Karena dengan menjadi

(13)

pementoring mereka melakukan proses pengingatan kembali dan penyampaian apa yang mereka ingat sehingga dengan itu mereka menjadi semakin paham terhadap apa yang sedang dipelajari.

4. Apakah menurut anda, anda mampu menjelaskan materi Ms.Excel kepada teman anda?

Tabel 4.7 Hasil Analisi Pertanyaan no 4 Angket Pementoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 10 83,33% 2 16,66%

Dari 100% pementoring, 83,33% menjawab Ya dan sisanya 16,66% menjawab Tidak, berarti dari 12 pementoring 10 diantaranya mampu menjelaskan materi Ms.Excel yang sedang dipelajari kepada teman mereka, sedangkan dua pementoring menjawab Tidak, dengan alasan tidak mempunyai keahlian untuk menjelaskan kembali apa yang mereka pahami.

5. Apakah menurut anda pembelajaran mastery learning dengan implementasi tutor sebaya menarik dan menyenangkan?

Tabel 4.8 Hasil Analisi Pertanyaan no 5 Angket Pementoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 10 83,33% 2 16,66%

Dari 100% pementoring, 83,33% menjawab Ya dan 16,66% menjawab Tidak. Alasan yang menjawab Tidak diantaranya adalah karena belajar tidak serius dan membosankan serta karena terlalu banyak tes.

(14)

Angket untuk peserta mentoring terdiri dari lima pertanyaan juga, berikut ini pertanyaan beserta jawaban secara umum dari 25 jumlah pementoring:

1. Apakah proses belajar mastery learning memotivasi anda belajar dengan sungguh-sungguh?

Tabel 4.9 Hasil Analisi Pertanyaan no 1 Angket Peserta Mentoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 19 76% 6 24%

Pertanyaan ini sama dengan pertanyaan yang diberikan kepada pementoring dengan jawaban Ya dan Tidak juga. Berdasarkan Tabel 4.9, dari 100% peserta mentoring, 76% peserta mentoring menjawab Ya dan sisanya 24% menjawab Tidak, , berarti dari 25 peserta mentoring 19 diantaranya termotivasi belajar dengan sungguh-sungguh dan sisanya yaitu 6 peserta mentoring menjawab tidak termotivasi.

2. Apa alasan yang membuat anda tidak termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh?

Tabel 4.10 Hasil Analisi Pertanyaan no 2 Angket Peserta Mentoring

No Pertanyaan Jawaban a B c, lainnya Jumlah % Jumlah % 3 siswa 1 1 - 2 -

Pertanyaan ini masih berkaitan dengan pertanyaan no satu, jawaban dari pertanyaan ini diberikan dua pilihan, yaitu: a). Karena tidak menyukai mata pelajaran TIK, b). Tidak menyukai materi Ms.Excel yang diberikan, dan c).

(15)

lainnya, pilihan ini memberikan kesempatan kepada peserta mentoring untuk memberikan jawaban lain jika jawaban mereka tidak terdapat pada pilihan yang ada. Dari keenam (24%) peserta mentoring yang menjawab Tidak pada pertanyaan nomor satu, satu peserta mentoring menjawab pilihan a, dua peserta mentoring menjawab pilihan b, dua peserta mentoring lagi menjawab pilihan c dengan mengisi alasan proses pembelajarannya kaku dan tidak santai. Satu peserta mentoring yang lain tidak memilih satupun pilihan jawabannya.

3. Apakah belajar dengan teman sebaya atau tutor sebaya (pementoring) membantu anda dalam memahami materi ms.Excel yang diberikan?

Tabel 4.11 Hasil Analisi Pertanyaan no 3 Angket Peserta Mentoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 20 80% 5 20%

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil yang didapat, 80% dari 25 peserta mentoring menjawab Ya, dan sisanya 20% dari 25 peserta mentoring menjawab Tidak. 4. Apa alasan yang membuat anda tidak dapat memahami materi Ms.Excel

yang diberikan oleh teman sebaya atau tutor sebaya (pementoring)? Tabel 4.12 Hasil Analisi Pertanyaan no 4 Angket Peserta Mentoring

No Pertanyaan Jawaban A B c, lainnya Jumlah % Jumlah % 2 siswa 1 1 - 2 -

Pertanyaan ini masih berkaitan dengan pertanyaan nomor tiga. Berdasarkan Tabel 4.12 dengan pilihan jawaban: a). Pementor tidak memahami materi Ms.Excel, b).

(16)

Pementor tidak mampu menjelaskan materi Ms.Excel, dan c). lainnya. Dari kelima peserta mentoring yang menjawab tidak pada pertanyaan nomor tiga, satu peserta mentoring memilih jawaban pilihan a, dua peserta mentoring memilih jawaban pilihan b, dan dua peseta mentoring memilih jawaban c dengan alasan pementoring tidak serius menjelaskan materi pelajaran kepada mereka.

5. Apakah menurut anda pembelajaran mastery learning dengan implementasi tutor sebaya menarik dan menyenangkan?

Tabel 4.13 Hasil Analisi Pertanyaan no 5 Angket Peserta Mentoring

No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak Jumlah % Jumlah % 1 20 80% 5 20%

Berdasarkan hasil yang didapat, 80% dari 25 peserta mentoring menjawab Ya, dan sisanya 20% dari 25 peserta mentoring menjawab Tidak dengan alasan bosan karena banyak melakukan tes.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, diperoleh beberapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hasil Observasi keterlaksanaan proses pembelajaran mastery learning menunjukan bahwa 100% proses mastery learning terlaksana berdasarkan langkah-langkah yang telah dibuat sesuai dengan referensi yang ada, dimana prosesnya teridri dari empat proses, yaitu proses pembelajaran awal yang dilakukan oleh guru, proses latihan berupa tes kognitif yang terdiri dari tes subformatif awal dan tes subformatif akhir, proses remedial yang terdiri dari

(17)

remedial teaching dan remedial test oleh tutor sebaya, dan yang terakhir adalah prose pengayaan oleh guru. Pada pertemuan pertama dihasilkan 12 siswa yang menjadi pementoring dan 25 siswa yang menjadi peserta mentoring berdasarkan hasil tes subformatif awal, kemudian pada pertemuan kedua proses tutor sebaya dilaksanakan dan menghasilkan 100% peserta mentoring tuntas pada pelaksanaan remedial test, pada pertemuan ketiga dilaksanakn proses pengayaan dan tes subformatif akhir yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan ketuntasan sebelum dan setelah proses mastery learning dan juga untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar antara pementoring dengan peserta mentoring, perbedaan ketuntasan dan peningkatan prestasi belajar tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil dari tes subformatif awal dengan subformatif akhir.

2. Berdasarkan analisis hasil dari subformatif awal menunjukkan bahwa presentase ketuntasan siswa masih sangat kecil, yaitu hanya 12 siswa tuntas dari 37 siswa, hal ini menunjukkan dari 37 siswa tersebut hanya 32,4% siswa yang tuntas sedangkan 67,6% lainnya yaitu 25 siswa mendapat nilai di bawah 75%.

3. Berdasarkan analisis hasil dari subformatif akhir menunjukkan bahwa presentase ketuntasan siswa meningkat 51,4% yang awalnya 32,4% menjadi 83,8%.

4. Berdasarkan analisis dari hasil tes subformatif awal dan remedial tes, siswa peserta mentoring dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas, kelompok bawah dan kelompok tengah. Berdasarkan hasil analisis terhadap

(18)

tiga kelompok tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa peserta mentoring setiap kelompok cenderung naik setelah melakukan proses tutor sebaya. Mulai dari kelompok atas yang semula nilai rata-ratanya 67,9 pada tes subformatif awal menjadi 84,7 pada hasil tes remedial, kelompok tengah 59,7 menjadi 82 pada hasil tes remedial, dan kelompok bawah 52,3 menjadi 81,3 pada tes remedial. Hal ini menunjukkan bahwa proses tutor sebaya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

5. Analisis seberapa jauh tutor sebaya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berdasarkan kelompok peserta mentoring dapat dilihat berdasarkan nilai gain ternormalisasi masing-masing kelompok peserta mentoring yaitu kelompok atas 0,52, kelompok tengah 0,56, dan kelompok bawah 0,6. Ketiga gain tersebut masuk dalam kategori sedang, sehingga dapat terlihat bahwa tutor sebaya memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap masing-masing kelompok, tetapi kelompok bawah memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kelompok tengah dan kelompok atas, begitupun kelompok tengah lebih berpengaruh daripada kelompok atas.

6. Hasil analisis angket berkenaan respon siswa terhadap proses pembelajaran Ms.Excel menggunakan mastery learning menunjukkan bahwa siswa menjadi termotivasi belajar dengan sungguh-sungguh karena proses pembelajaran menggunakan mastery learning sebanyak 86,5%,dan sisanya 13,5% tidak termotivasi dengan alasan tidak menyukai mata pelajaran TIK dan tidak menyukai pokok bahasan Ms.Excel yang sedang dipelajari. Kemudian berdasarkan hasil angket yang telah dianalisis menunjukkan semua pementor

(19)

menjawab Ya jika dengan menjadi pementoring membuat mereka semakin paham dengan materi yang sedang diajarkan. Kemudian dari dua belas pementoring dua diantaranya mengaku tidak mampu menjelaskan materi Ms.Excel kepada temannya karena tidak mempunyai keahlian menjelaskan kembali apa yang telah dipahami mereka. Dari dua puluh lima siswa peserta mentoring lima diantaranya mengakui bahwa pementoringnya tidak dapat membantu mereka dalam memahami materi Ms.Excel yang sedang dibahas dengan alasan pementor tidak memahami materi Ms.Excel yang sedang dibahas, pementor tidak mampu menjelaskan materi Ms.Excel, maupun pementoring tidak serius menjelaskan materi tersebut.

Gambar

Tabel 4.1. Ketuntasan Belajar pada pertemuan kesatu dan ketiga  Ketuntasan Siswa  Tes Subformatif Awal
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Tes Subformatif Awal, Rata-rata Nilai Tes  Remedial, dan Normalized Gain Kelompok Peserta Mentoring
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Gain Ternormalisasi  Kelompok Peserta Mentoring
Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

383 manajemen CIMB Niaga pada umumnya adalah penyempurnaan produk yang berinovasi dan bervariatif agar minat menabung kembali, kemudian peningkatan layanan terhadap

7 tahun 1989, Majelis Hakim telah mendengar keterangan para saksi masing-masing bernama SAKSI 1 yaitu saksi selaku kakak kandung Pemohon dan SAKSI 2 selaku

mengakses sumber-sumber dan bahan-bahan pembelajaran tersebut. Kondisi seperti ini diharapkan dapat menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Portal

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa propaganda adalah suatu usaha yang sistematis dan terencana yang dilakukan

Kemudian harga-harga output dan biaya per unit dari input setiap tahun digandakan dengan kuantitas output yang dihasilkan dan kuantitas input yang digunakan pada periode

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara

20 Maret 2019 Pada hari kedua puluh dua, seperti biasa penulis melakukan tugas rutinitas mengganti kaset sama seperti pada hari sebelumnya hanya saja kaset yang

12.Antibodi permukaan hanya dihasilkan oleh limfosit B karena limfosit 12.Antibodi permukaan hanya dihasilkan oleh limfosit B karena limfosit  T tidak memiliki gen yang sefamili