EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARANFIQH
DI MTs NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ADITIYO NUR CAHYA
NIM. 111 11 134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARANFIQH
DI MTs NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ADITIYO NUR CAHYA
NIM. 111 11 134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya
(QS.An Nahl:43)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapakku Casrodi dan Almarhum Ibunda tercinta Siti Nur Oniah yang selalu setia menjaga dan mengasihiku, tak lupa juga kepada adikku Sahru Sya’ban
Kepada Bapak Fatchurrohmanatas bimbingan dan arahannya Semua dosen IAIN Salatiga yang membantu terselesainya sekripsi ini. Untuk sahabat-sahabat ku yang telah memotivasi dan selalu memberikan
hari yang indah buatku
ix
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala kenikmatan yang bersifat lahir maupun batin yang senantiasa diberikan kepada kita. Shalawat salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada teladan kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam hal ini peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Kajur Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr.Fatchurrohman,M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan arahan, senyuman, bimbingan, dan meluangkan waktunya dalam membantu terselesainya skripsi ini.
5. Keluarga tercinta di rumah.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah mencatatnya sebagai amal salih, yang akan mendapat amal balasan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin
Salatiga, 18 September 2018
x ABSTRAK
Cahya, Aditiyo Nur. 2018.Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia dalam Pembelajaran Fiqh di Mts Negeri Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.Fatchurrohman,M.Pd.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Multimedia, Pembelajaran Fiqh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dan hasil belajar pembelajaran Fiqh melalui pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia di MTs N Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi, wawancara, dan observasi.
xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Istilah ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Media Pembelajaran ... 6
B. Multimedia ... 12
C. Pembelajaran Fiqh ... 16
D. Hasil Belajar ... 20
E. Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia .... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
xii
C. Teknik Pengumpulan Data ... 33
D. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IVPAPARAN DAN ANALISIS DATA ... 38
A. Paparan Data ... 38
1. Gambaran Umum MTs Negeri Semarang ... 38
2. Temuan Penelitian . ... 41
B. Analisis Data ... 46
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia ... 46
2. Hasil Belajar Pada Pendidikan Agama Islam ... 51
BAB V PENUTUP ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar nilai kelas A sebelum guru menggunakan multimedia ... 43
Tabel 4.2 Daftar nilai kelas E sebelum guru menggunakan multimedia ... 44
Tabel 4.3 Daftar nilai kelas A setelah guru menggunakan multimedia ... 45
Tabel 4.4 Daftar nilai kelas E setelah guru menggunakan multimedia ... 45
Tabel4.5Presentase nilai kelas A sebelum dan sesudah guru menggunakan multimedia ... 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ... 58
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi ... 59
Lampiran 3 Daftar Interview ... 61
Lampiran 4 Transkrip Interview ... 62
Lampiran 5 Daftar Nilai Siswa ... 71
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 73
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ... 75
Lampiran 8 Daftar Nilai SKK ... 76
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam bidang pendidikan peran guru untuk mendidik peserta didik
menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya yang sangat penting dalam menentukan perjalanan
generasi bangsa ini (Darmawan, 2011:8). Kegiatan belajar mengajar mencakup peran guru, aktivitas anak, penggunaan sumber-metode-media belajar dan aktivitas lain yang merupakan kegiatan belajar. Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar selama ini lebih ditentukan oleh peran dan kreativitas guru. Guru dituntut untuk mencapai target-target yang sudah
ditentukan lewat juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) (Joko, 2004:3).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman (Arsyad, 2009:2). Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan multimedia pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan, sebagaimana diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar
2
yang berlaku pada saat itu. Bahan ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tersebut tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia
tanpa mengabaikan tujuan utama dari pembelajaran itu sendiri, yakni pemahaman keterampilan siswa sehingga pembelajaran dapat dikatakan
efektif apabila tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Guru yang memilki motivasi yang rendah biasanya kurang memberikan perhatian kepada siswa, demikian pula
waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk meningkatkan mutu pembelajran sangat sedikit. Sehingga menjadikan pembelajran tidak berjalan maksimal
(Heri, 2012:122).
MTs Negeri Semarang yang berada di Kec.Susukan, Kab.Semarang, Prov.Jawa Tengah. MTs Negeri Semarang juga salah satu sekolah yang
mempunyai kualitas memadai dalam segi sarana dan prasarana apabila dibandingkan dengan sekolah-sekolah negeri yang lainnya yang ada di
Kab.Semarang. Hal tersebut dapat dilihat dari bangunan fisik misalnya tersedianya laboratorium, perpustakaan , UKS, audio visual yaitu berupa speker dan LCD di kebanyakan kelas. Dengan adanya sarana dan prasarana
tersebut guru dimudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran khususnya pembelajaran fiqh yang memerlukan multimedia sebagai alat
untuk menyampaikan materi sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam merespon pembelajaran dan meningkatkan minat belajar
3
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran khususnya pembelajaranfiqh dengan mengambil judul penelitian kependidikan dengan tema: “Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Dalam Pembelajaran Fiqh di MTs Negeri Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat penulis rumuskan permasalahan pokok yang akan dikaji dalam skripsi ini, rumusan masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dalam
pembelajaran fiqh di MTs N Semarang?
2. Bagaimana hasil belajar pembelajaran fiqh dengan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis multimedia? C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitianya
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis
multimedia dalam pembelajaran fiqh di MTs N Semarang.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar pembelajaran fiqh melalui pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia di MTs N
4 D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki
kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi sekolah dalam rangka pemanfaatan media belajar fiqh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru fiqh, hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan
semangat untuk terus memanfaatkan berbagai media belajar fiqh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis tentang bagaimana pemanfaatan media belajar fiqh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Definisi Istilah
1. Media pembelajaran adalah guru, buku teks, dan lingkungan sekolah.
Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis photografis atau elektronis untuk menangka, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan
5
menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan mukallaf ang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. (T.M Hasbi
Ash-Shidqy, 2001: 26- 29)
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan
kegiatan belajar, serta perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di sini yang dimaksud adalah merupakan keseluruhan dari isi penelitian secara singkat. Sistematika pembahasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
istilah, dan sistematika penulisan.
Bab kedua yaitu kajian pustaka yang menerangkan tentang: media
pembelajaran, multimedia, pembelajaran fiqh, hasil belajar dan efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia.
Bab ketiga yaitu tentang metode penelitian yang digunakan peneliti,
yang berisi: jenis penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab keempat yaitu paparan dan analisis data, berisi paparan data dan pembahasan hasil penelitian mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedi dan hasil belajar siswa di MTs N Semarang.
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut peneliti, media adalah segala sesuatu sebagai penghubung
antara sumber dan penerima. Sanjaya menyatakan dalam buku Strategi Belajar Mengajar oleh Hamdani (2011:13) bahwa media pembelajaran
meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan.
Robert dan Hanick juga mendefinisikan media dalam buku karya
yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi. Arti luas media, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu
kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru. Pengertian media dalam arti luas ini sesuai dengan pendapat Sharon bahwa media adalah alat
7
Didukung dengan perngertian dari AECT (Association for Educational Communications Technology) yang merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan komunikasi, bahwa media adalah segala bentuk yang digunakan untuk proses menyalurkan
informasi. Pengertian-pengertian dari para ahli dan organisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu sebagai perantara atau penghubung dari sumber informasi ke penerima informasi.
2. Media Pembelajaran
Musfiqon (2012:28) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. AECT mengatakan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa.
Selain itu media merangsang siswa mengingat yang sudah dipelajari, selain memberi rangsangan belajar baru (Hamdani: 2011:15).
Gerlach dan Ely dalam buku Media Komunikasi Pembelajaran
(Wina Sanjaya: 2012:48) memandang bahwa media pembelajaran bukan hanya berupa alat dan bahan saja, akan tetapi hal-hal yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Dijelaskan kembali oleh Wina Sanjaya bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang
8
menanamkan keterampilan pada setiap orang yang menanamkannya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
sebagai penyampai informasi yang berhubungan dengan pembelajaran atau materi pelajaran.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran tentunya akan mempertinggi proses dan hasil belajar. Terdapat beberapa manfaat dari media pembelajaran
menurut Wina Sanjaya (2012: 70-72) mengungkapkan manfaat media pembelajaran secara khusus, yaitu (1) Menangkap suatu obyek atau
peristiwa-peristiwa tertentu. (2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentu. (3) Menambah gairah dan motivasi belajar.
Adapun peranan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik b. Dapat mengatasi batas-batas ruang kelas
c. Apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil.
d. Dapat mengatasi gerak benda secara cepat atau secara lambat,
sedangkan proses gerakan tersebut menjadi pusat perhatian siswa e. Dapat mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan
bagian demi bagian untuk diamati secara terpisah.
9
g. Dapat mengatasi peristiwa-peristiwa alam yang tidak dapat diamati langsung.
h. Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan keadaan alam sekitar.
i. Dapat memberikan kesamaan atau kesatuan dalam pengamatan terhadap sesuatu yang pada awal pengamatan siswa berbeda-beda. j. Dapat membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan
motivasi kegiatan belajar siswa. (Musfiqon, 2012:120)
Menurut Ensiclopedi of Educational Research dalam Teknologi Pembelajaran oleh Fatah Syukur (2005:127) nilai atau manfaat media pembelajaran adalah (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas. (2) Memperbesar perhatian
siswa. (3) Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu pelajaran lebih mantap. (4) Memberikan pengalaman
yang nyata. (5) Menumbuhkan perilaku yang teratur dan kontinu. (6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa. (7) Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh
dengan cara lain. (9) Memberikan konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti. (10) Membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan
belajar.
Selain itu Fatah Syukur juga mengungkapkan beberapa alasan media dapat mempertinggi hasil belajar dari sudut pandang manfaat
10
menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga mudah dikuasai dan dipahami siswa, metode
pengajaran lebih bervariasi, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar (seperti: mengamati, merumuskan, melakukan, dan
mendemonstrasikan). Dapat disimpulkan bahwa media memberikan manfaat bagi siswa maupun guru dalam proses pembelajaran, di antaranya menambah motivasi siswa sehingga berujung pada
keberhasilan tujuan pembelajaran serta meningkatnya hasil belajar. 4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media adalah syarat-syarat yang seminimal mungkin dimiliki media tersebut agar dipilih menjadi media yang tepat untuk dipakai dalam membantu proses pembelajaran. Kriteria media
yang baik tentunya sesuai dengan materi yang disampaikan dan dapat menimbulkan daya pikat tersendiri bagi orang yang menggunakannya.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmat Rivai (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2013: 132-133) kriteria-kriteria dalam pemilihan media adalah (1) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran. (2) dukungan isi
bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, dan konsep memerlukan media sehingga mudah dipahami. (3) Guru dapat
menggunakan media tersebut. (4) Tersedia waktu untuk menggunakan. (5) Sesuai taraf berpikir siswa.
Wina Sanjaya (2012: 234-235) juga menuturkan kriteria untuk
11
Kesederhanaan artinya bahwa program multimedia interaktif harus dirancang agar dapat digunakan oleh siapa saja. Kedua, kelengkapan
bahan pembelajaran. Artinya, multimedia yang dikembangkan memiliki kandungan yang cukup tentang materi pelajaran, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan siswa tentang pengetahuan yang ingin diperolehnya. Ketiga, komunikatif. Multimedia yang dikembangkan harus komunikatif. Artinya, baik bahasa maupun format penampilan harus dapat “berbicara”, harus mengajak pengguna untuk melakukan
sesuatu, bukan hanya diajak mendengar saja. Dengan demikian format
penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang bukan hanya menempatkan pengguna sebagai objek belajar akan tetapi juga sebagai subjek belajar.
Keempat, belajar mandiri. Multimedia interaktif yang baik dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
termasuk guru. Untuk itu format penyajian harus disusun lengkap dari mulai petunjuk penggunaan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi sehingga pengguna dapat menentukan sendiri keberhasilan
penggunaannya. Kelima, belajar setahap demi setahap. Pembelajaran melalui multimedia adalah proses belajar setahap demi setahap. Oleh
sebab itu, materi harus disusun secara unit-unit terkecil dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
Keenam, Unity multimedia. Unity multimedia adalah
12
jenis media seperti audio, video, foto, film dan sebagainya harus ditata secara serasi dan seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan
estetikanya. Ketujuh, kontinuitas. Melalui multimedia harus dapat mendorong terus menerus untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan
minat belajar lebih lanjut. Serangkaian karakteristik di atas mampu dijadikan acuan dalam pemilihan media. Secara umum karakteristik media yang baik adalah media yang terdiri dari berbagai jenis media
(multimedia). Media yang baik bersifat interaktif dan juga dapat digunakan sebagai objek belajar yang digunakan secara mandiri.
B. Multimedia
1. Pengertian Multimedia
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kelengkapan media
yang digunakan. Serangkaian media yang terdiri lebih dari satu media dan digunakan bersamaan disebut multimedia. Musfiqon (2012: 186)
mengungkapkan semakin bervariasi media yang digunakan, maka pesan atau materi pembelajaran akan semakin optimal diterima peserta didik. Hal ini karena keragaman modalitas belajar peserta didik, ada yang
modalitas belajarnya cenderung visual, audio, atau kinestetik. Penggabungan berbagai jenis media inilah yang melatarbelakangi
terbentuknya pembelajaran multimedia.
Sedangkan multimedia adalah penyatuan dua atau lebih komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video untuk
13
Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter dalam Niken dan Dany (2010:101) merupakan pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggunakan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan alat yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
Multimedia menurut Niken dan Dany (2010:101) terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori linier dan interaktif. Dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah perpaduan berbagai media berupa teks, gambar,
grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas ke dalam bentuk file digital untuk menyampaikan informasi atau pesan
kepada publik. Iwan Binanto (2010:57) menyebutkan beberapa bidang yang dapat menggunakan multimedia, di antaranya bisnis, sekolah, rumah, tempat umum, dan virtual reality.
2. Manfaat Multimedia
Multimedia pembelajaran memiliki beberapa manfaat bagi proses
belajar mengajar (Nana dan Ahmad, 2000:2), yaitu :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan atau materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik, dan
14
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, serta tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan sendiri. Donald P. Ely dalam Sudarwan Danim (Sudarwan, 2000:12) menyebutkan beberapa manfaat penggunaan
komputer untuk pembelajaran antara lain meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan kegiatan pengajaran bersifat individual, memberi dasar yang lebih dinamis terhadap pendidikan,
pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan belajar secara seketika dan penyajian yang lebih luas.
Sehingga dapat disimpulkan pemanfaatan multimedia adalah penyampaian pembelajaran dengan menyatukan dua atau lebih komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran ( Anjani, 2015:6). Guru juga dituntut untuk bisa
menerapkan multimedia sebab, pembelajaran yang menggunkan multimedia telah terbukti efektif dan efisien serta bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru yang bisa menggunakan multimedia pasti sangat
terbantu dalam menyiapkan pembelajaran sebab pembelajaran multimedia lebih praktis, efektif, dan efisien serta meningkatkan ketercapaian tujuan
pembelajaran (Musfiqon, 2012: 186)
15
untuk menambah keserasian dalam penerimaan informasi serta mengubah yang mulanya abstrak menjadi konkret (Usman, 2001:11)
3. Ciri-Ciri Multimedia
Teknologi berbasis komputer atau yang biasa kita kenal dengan
multimedia merupakan cara menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2000:94) menyebutkan tiga ciri media yang merupakan
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien
melakukannya.
Ciri-ciri media antara lain:
a. Fiksatif (Fixative Property)
Yaitu media mampu merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa dan objek.
b. Manipulatif (Manipulative Property)
Yaitu media dapat memanipulasi atau mentransformasi suatu kejadian atau objek.
c. Distributif (Distributive Property)
Yaitu media dapat mentransformasikan suatu kejadian atau objek
16
Adapun multimedia berbasis komputer dan beberapa ciri utama teknologi berbasis komputer antara lain adalah sebagai berikut (Azhar,
2000:32-33) :
a. Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b. Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan
f. Bahan-bahan pelajaran banyak melibatkan interaktif siswa, dan
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber. C. Pembelajaran Fiqh
1. Pengertian
Secara etimologi Fiqh berasal dari perkataan Faqiha,Yafqahu, Fiqhan, yang berarti mengerti, faham. Secara Terminologi adalah memahami agama secara mendalam dengan beberapa aspeknya. Fiqh menurut istilah syara’ adalah Memahami sesuatu yang bisa menjadikan
sahnya ibadah dan mu’amalah. Metode pembelajaran materi fiqh adalah
17
menyampaikan materi tentang hukum-hukum Islam kepada peserta didik. (Mohd Idris Ramulyo, 2004:11)
2. Tujuan fiqh
Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah bahwa pembelajaran Fiqh di SMP/MTs bertujuan untuk membekali peserta didik
agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan
dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. Pembelajaran fiqh diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam
dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam
secara kaffah (sempurna). 3. Ruang Lingkup Fiqh
Ruang lingkup fiqh di SMP/MTs dalam kurikulum berbasis kompetensi
berisi pokok-pokok materi:
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT.
18
b) Hubungan manusia dengan sesama manusia.
Bidang ini meliputi Muamalah, Munakahat, Penyelenggaraan
Jenazah dan Taíziyah, Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan Kependudukan.
c) Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Menurut Peraturan Menteri Agama No.20 Tahun 2008, bidang ini mencakup materi, Memelihara kelestarian alam dan lingkungan,
Dampak kerusakan lingkungan alam terhadap kehidupan, Makanan dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan, Binatang sembelihan
dan ketentuannya. 4. Media Pembelajaran Fiqh
Sebelum seorang pendidik mengajarkan pokok bahasan
pembelajaran maka terlebih dahulu harus menyiapkan dan memperhitungkan alat bantu atau media apa saja yang dapat digunakan
dari berbagai kegiatan pembelajaran yang mungkin dilakukannya sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan, dalam menerapakan media pembelajaran pendidikan agama Islam khusunya, maka harus dilakukan
dengan cara yang tepat dan praktis yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara
19
Media pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru pendidikan agama Islam khususnya, harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Dengan demikian ada penyesuaian antara media pembelajaran yang dipakai dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan
bermacam-macam. Media pembelajaran berperan sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar maka harus disesuaikan dengan
orientasi dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqh, media yang sering digunakan adalah media cetakan, seperti buku bacaan, koran,
majalah, dan sebagainya. Kemudian media lain yang dapat digunakan adalah suara yang didengar, media video. (Siti Fitriana, 2015 di
http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2015/12/makalah-macam-macam-media-pembelajaran.html Dikases Pada 11 April 2018).
Pada pembelajaran fiqh jinayah media yang cocok digunakan
adalah media audiovisual, sebab dalam media audiovisual yang berupa video siswa dapat mengamati secara langsung terkait berita tentang pembunuhan, selain itu juga siswa dapat lebih mudah memahami jika
materi tersebut disajikan dalam bentuk video. contoh, siswa mengamati video berita tentang pembunuhan maka siswa akan lebih mudah
20 D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana 2009:46) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dibagi menjadi tiga ranah sebagai berikut:
a) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektualyang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. b) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan jawaban atau reaksi dan penlaian.
c) Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Dari beberapa penjelasan tentang hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subyek yang terjadi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada
penelitian ini peneliti akan mengukur tentang ranah kognitif. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
21 a) Faktor Internal
Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motof, motivasi, kognitif dan
daya nalar peserta didik. b) Faktor Eksternal
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisiya masih segar dan dengan ruangan yang cukup
untuk bernafas lega.
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapatberfungsi sebagai sarana untuktercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
22 3. Indikator Hasil belajar
Pada hakikatnya hasil belajar adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2010:15) menyatakan bahwa hasil akhir belajar dibedakan menjadi lima
aspek, yaitu keterampilan motorik, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi afektif.
Menurut Sudjana (2009:50) untuk mengungkapkan hasil belajar,
sebagai petunjuk bahwa siswa telah berhasil meraih prestasi ranah kognitif indikatornya sebagai berikut:
a) Ingatan : dapat menunjukkan, dapat membandingkan, dan dapat menghubungkan
b) Pemahaman : dapat menyebutkan dan dapat menunjukkan
c) Aplikasi : dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan d) Sintesis : dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan
secara tepat e) Analisis :dapat menguraikan
f) Evaluasi : dapat menghubungkan dan dapat menyimpulkan
4. Hubungan Multimedia dan Hasil Belajar
Inovasi mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan
sesuatu yang baru, yang bersifat lebih kualitatifdari sebelumnya, sedangkan kualitatif dimaksud adalah adanya suatu pembaharuan dan pengaturan kembali dalam hal yang mendapat inovasi tersebut. Dalam
23
formal dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada dasarnya setiap orang belajar, namun belajar yang bagaimana yan efektif
dan efisien sehingga ada beberapa keterampilan belajar siswa yang dilatihkan oleh guru menurut Daryanto (2010,58) yaitu:
a) Keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know)
b) Keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be)
c) Keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do)
d) Keterampilan untuk bertahan hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together)
e) Keterampilan cara belajar yang baik (learning how to learn)
Melatih cara belajar yang baik (learning how to learn), banyak model dan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran itu
sendiri, sehingga nantinya dapat menuntun siswa melakukan belajar sendiri melalui media pembelajaran apa saja, misalnya internet (ICT),
multimedia, TV edukasi, pengamatan lingkungan dan sebagainya. Terlepas dari model apapun, selama hal itu mendukung bagi pelaksanaan pembelajaran semuanya adalah baik dalam artian membantu mempercepat
pemahaman kepada siswa tentang objek yang sedang dipelajari.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
24
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan elajar
yang ditata dan diciptakan guru (Arsyad, 2010:15).
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran
bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihakada pelajaran yang memerlukan alat bantuberupa media pengajaran seperti, globe gambar dan sebagainya. Bahan pelajaran
dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media yang digunakan oleh guru
menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsungkehadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan
penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar (Djamarah dan Zain, 2010:123).
Agar pembelajaran tersebut dinamis dan interaktif maka perlu adanya perangkat komputer sebagai desain multimedia. Multimedia sebagai sarana pendidikan memiliki pengertian yaitu gabungan dari
berbagai media yang masing-masing berdiri sendiri namun terprogam dalam komputer multimedia. Dengan memanfaatkan banyak ragam media
25
Dalam konteks multimedia sebagai media pembelajaran minimal memenuhi kriteria (Daryanto, 2010:53):
a) Pengguna dituntut untuk terlibat aktifitas mental dan fisiknya di dalam pembelajaran
b) Adanya manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional
c) Adanya desain multimedia yang memungkinkan dapat melibatkan pengguna/siswa secara aktif didalam proses pembelajaran tersebut
Dengan menggunakan multimedia kita mampu menghadirkan berbagai macam peristiwa-peristiwa yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran layaknya persis dengan objek yang akan dihadirkan itu melalui berbagai manipulasi keadaan yang dapat disimulasikan misalnya gambaran tentang proses terjadinya pertumbuhan tanaman,
perkembangbiakan hewan dan proses perkawinan sampai pada pembuahan dan seterusnya hingga timbulnya keturunan atau manipulasi
peristiwa alam seperti gunung meletus, ledakan meteor, peluncuran pesawat luar angkasa, ledakan bom dan seterusnya.
Namun demikian bukan berarti tanpa multimedia guru tidak dapat
berkreasi. Guru dapat berkreasi misalnya dengan menciptakan bahan ajar yang menarik misal alat peraga dengan sumber bahan
disekitar/lingkungannya yang benting bukan alat yang menjadi tujuan tetapi adalah tujuan pembelajaran sendiri yaitu bagaimana agar siswa
26
E. Efektivitas Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia 1. Efektivitas
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.
Menurut Effendy (2002:14) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”. Efektivitas menurut pengertian di atas
mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya
Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan “Efektivitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”(Mahmudi, 2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan
27
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih
memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu,
tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. 2. Indikator Keefektivan Multimedia
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.
Hubbard (1983) dalam Shinta (2011:18) mengusulkan sembilan kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media pembelajaran. Kriteria
pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran
kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir
adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu. Kriteria tersebut lebih diperuntukkan bagi media konvensional.
Menurut Thorn (1995) dalam Shinta (2011:19) mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif antara lain:
a) Kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kemudahan navigasi berkaitan erat dengan kemudahan
28
dirancang sesederhana mungkin sehingga peserta didik yang mempelajari tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang
media.
b) Kandungan kognisi, kandungan kognisi yang akurat dan relevan.
Kriteria ini untuk menilai isi program, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik yaitu adanya kandungan pengetahuan yang jelas dan dapat dipahami pada tingkat
atau level pendidikan.
c) Pengetahuan dan presentasi informasi, kedua kriteria ini adalah untuk
menilai isi dari program itu sendiri. Informasi seharusnya diberikan seefisien dan semenarik mungkin sehingga proses “transfer” ilmu melalui media tetap baik dan menyenangkan untuk disimak dan
dipelajari.
d) Integrasi media, di mana media harus mengintegrasikan aspek dan
ketrampilan bahasa yang harus dipelajari,
e) Estetika, untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria,
f) Fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga
pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media
29
audio visual yang digunakan untuk menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat tersebut dapat sampai
kepada penerima di mana ide atau gagasan tersebut tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Indikator di bawah ini diarahkan untuk menentukan keefektifan multimedia:
a. Isi multimedia sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Multimedia pembelajaran yang dipakai mudah dioperasikan
c. Multimedia pembelajaran mampu memahami hal-hal yang abstrak
maupun konkret
d. Multimedia meningkatkan motivasi untuk belajar
e. Tampilan multimedia seperti benda asli dan dapat digerakkan seperti
benda aslinya
f. Multimedia yang digunakan membantu dalam memahami konsep
dengan benar
g. Multimedia yang digunakan dapat membantu mengaitkan konsep dengan realita (kontekstual)
h. Multimedia yang digunakan membantu dalam pelaksanaan praktik pembelajaran dengan benar
i. Multimedia yang digunakan membangkitkan keinginan dan minat baru
j. Multimedia yang digunakan memberikan suatu pengalaman belajar
30
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas dapat diuraikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
tindakan atau usaha mendatangkan hasil dan penilaian yang dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Tolak ukur
untuk menyatakan bahwa proses belajar-mengajar pada penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia dapat dikatakan berhasil, adalah daya serap terhadap materi pembelajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual mapun kelompok yang ditetapkan dalam tujan pengajaran. Prestasi belajar yang ditetapkan baik secara
individual mapun kelompok yaitu sesuai dengen Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar siswa yaitu jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai indikator-indikator kompetensi atau mencapi tujuan
pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan pembelajaran. Keberhasilan kelas yaitu kelas yang diterapkan dengan penggunaan media
pembelajaran berbasis multimedia dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan mencapai minimal 75% dari jumlah peserta didik
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: Ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukan setting dan
individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan; subyek penyelidikan, baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel
yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan (Robert dan Steven, 2001:21).
Terdapat banyak alasan yang shahih untuk melakukan penelitian
kualitatif. Salah satunya adalah kemantapan peneliti menggunakan metode kualitatif yakni karena peneliti akan menggali sedikit banyak informasi terkait
dengan fokus permasalahan yang sudah ditetapkan. Dan dari data yang dipeoleh peneliti akan menganalisis dan mengolahnya menjadi sebuah laporan yang terperinci dan mendalam, sehingga dapat dipahami.
Setiap orang hendaknya mempunyai serangkaian prosedur yang telah dikembangkan dengan baik untuk menganalisis data ilmu sosial dan menyusun
32
yang berurutan; ketiga, mendeskripsikan suatu prosedur tinjauan ulang guna meningkatkan validitas konstruk suatu penelitian kualitatif (Suprayogo dan
Tobroni. 2003:206).
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini fokus pada efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia dalam pembelajaran fiqh yang berada di MTs Negeri
Semarang. MTs Negeri Semarang terletak di Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
MTs Negeri Semarang terdiri dari 27 kelas dengan jumlah peserta didik
979 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas 7: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 344 peserta didik.
2. Kelas 8: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 320 peserta didik. 3. Kelas 9: terdiri dari 9 kelas (A-I), dengan jumlah 315 peserta didik. Dari semua kelas yang ada penulis hanya mengambil 2 kelas dengan
jumlah 65 peserta didik sebagai sample penelitian yaitu kelas 9 A (29 peserta didik) dan 9 E (36 peserta didik) dengan mata pelajaran yang diamati adalah
mata pelajaran fiqh.
Dalam penelitian ini penulis melibatkan beberapa subyek penelitian untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Subyek-subyek penelitian
tersebut adalah:
1. Wakil Kepala Bagian Kurikulum
33 2. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana
Bidang sarpras yang mengatur tentang semua fasilitas yang dibutuhkan
dalam pembelajaran di sekolah. Peneliti akan meminta keterangan terkait dengan segala sesuatu yang dibutuhkan sarana dan prasarana.
3. Guru Fiqh
Guru Fiqh di sini berperan sebagai tokoh utama yang akan diteliti oleh peneliti. Peneliti akan meneliti tentang pemanfaatan multimedia oleh guru
Fiqh sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Disini penulis hanya membatasi dua guru Fiqh yaitu guru fiqh di kelas 9A dan 9E yang
diampu oleh ibu Noor Farida,S.Pd.I dan pak Murodi Sabikin, S.Pd.I. C.Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Studi dokumtasi adalah segala segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala
catatanbaik dalam bentuk cacatan dalam bentuk kertas maupun elektronik. Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya
(Sarosa, 2012: 61).
Pada penelitian ini, peneliti akan menggali informasi dari dokumen
yang sudah ada untuk dicari beberapa informasi mengenai data tentang dinamika organisasi keagamaan atau organisasi sekolah termasuk prestasi yang pernah di peroleh, semua itu dapat digali lewat arsip atau dokumen
34 2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti
dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber informasi. Dalam hal ini, sumber informasi adalah penduduk yang dapat memberikan
keterangan melalui media oral. Hal ini dapat dilakukan secara langsung dalam pengertian bahwa pewawancara dan yang diwawancara bertatap muka secara langsung, namun dapat juga dilakukan secara tidak langsung
melalui media telekomunikasi (Yunuus, 2010:357).
Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara terfokus, yaitu wawancara yang mana menetapkan sediri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Dalam persiapan wawancara, terutama wawancara bebas dan wawancara terstruktur
dibutuhkan panduan bagi peneliti. Panduan tersebut disebut Interview Protocol. Panduan wawancara memuat apa saja yang setidaknya harus
digali dari partisipan dalam proses wawancara. Saat panduan telah dipersiapkan dengan baik, maka wawancarabdapat dilakukan. Berikut ini beberapa langkah cara kerja dalam melaksanakan wawancara (Sarosa,
2012: 50-51):
a. Pilih lokasi wawancara dengan gangguan semaksimal mungkin.
Gangguan yang dimaksud dapat berupa bisingan, suhu, maupun lokasi yang tidak familiar.
b. Peneliti kemudian memulai dengan menjelaskan maksud dan tujuan
35
c. Peneliti kemudian menjelaskan mengenai kerahasiaan dan kerelaan dalam partisipasi penelitian.
d. Peneliti selanjutnya menjelaskan format wawancara.
e. Wawancara dilaksanakan sesuai dengan beberapa hal yang ingin
diketahui.
f. Wawancara diakhiri dengan memberikan kesempatan bagi partisipan untuk menyampaikan hal-halyang kiranya dipandang penting dan
relevan.
g. Selama wawancara jangan lupa mencatat atau merekam jika diijinkan.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya. Oleh
karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Dari pemahaman atau observasi tersebut, sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk menghimpun data penelitian.
Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitaian apabila memiliki langkah sebagai berikut
(Bungin, 2006: 134):
36
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan suatu yang hanya
menarik perhatian.
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol.
Dalam hal ini observasi nonpartisipan dirasa cocok untuk menggali
atau mengobservasi secara langsung kegiatan yang dilakukan di obyek penelitian. Diantaranya yaitu kegiatan guru di sekolah.
D.Teknik Analisis Data
Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak dilakukan satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data kualitatif
merupakan proses sistematis yang berlangsung terus-menerus, bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif berkaitan dengan:
1. Pengumpulan data
Data yang diperoleh di lapangan penelitian baik berupa catatan, rekaman, ataupu dari dokumen akan diolah menjadi catatan sebagai
komentar peneliti. 2. Reduksi data
Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengoding menyusunnya menjadi kategori dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana (Daymon,
37 3. Penyajian Data
Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa yang dimaksud penyajian
data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adaya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi
Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan melalui diskusi dengan teman atau analisis dari peneliti. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian
38 BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum MTs Negeri Semarang
a. Letak Geografis MTs Negeri Semarang
MTs Negeri Semarang beralamatkan di Jl.Sruwen-Karanggede, berada di wilayah Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten
Semarang. Depan sekolah adalah jalan raya Sruwen Karanggede yang dilalui bus. Belakang dan samping kanan sekolah adalah area
persawahan yang kini sedang di bangun jalan tol. Sedangkan di samping kiri sekolah adalah jalan masuk ke desa Ketanggen.
b. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Semarang
Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H.Syamsudin, Bapak Kyai H. Dzhakiri, dan Bapak Kyai H. Muh Ja'farin Ahmad dan
atas persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama dengan MWC NU Kecamatan Susukan sepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan resmi dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul
Ulama' tepatnya pada tahun 1965. Dan berubah-ubah nama sesuai perkembangan masyarakat dan suhu politik saat itu. Dari MTs NU
menjadi MTs Al- Islam dan dinegerikan pada tahun 1980 dengan SK. Menteri Agama nomor : 27/1980 tanggal 21 Mei 1980 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Kabupaten Semarang (Relokasi
39
tanggal 1 September 1981 dan mulai Desember 2017 MTs Negeri Susukan resmi berubah nama menjadi MTs Negeri Semarang.
c. Identitas MTs Negeri Semarang
1) Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Semarang
2) No. Statistik Madrasah : 212332203028
3) Alamat :
Jalan : -
NomorTelepon : (0298) 615013 Nomor Fax. : (0298) 615347
Desa : Susukan Kecamatan : Susukan Kabupaten : Semarang
KodePos : 50777 Email :
4) Status Madrasah : Negeri 5) Didirikan (swasta) : Tahun1965
6) Diresmikan (Dinegerikan): 1980 , No 27/1980, Tgl 31 Mei 1980
7) Waktu Belajar : Pagi 8) Jumlah Jam Pelajaran/ minggu:
40 9) Kepala Madrasah :
Nama : Dr. Hj. Hidayatun, S.Ag. M.Pd.
NIP : 197208241997032002
Alamat Rumah : Ungaran, Kec. Ungaran Kab. Semarang
Nomor HP : 081390059819 10)Kepala Urusan Tata Usaha :
Nama : Jumadi
NIP : 196201041986031006
Alamat Rumah : RT. 02 RW. 07 Tlawongan Kec. Susukan
Nomor Telephon : (0298) 3420073 d. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Semarang
1) Visi
“ Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam
prestasi yang dilandasi keimanan dan ketakwaan”
2) Misi
a) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan aspek pengajaran, pengamalan, dan pengalaman.
b) Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif. 3) Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
41
b) Menghasilkan peserta didik yang cerdas, berwawasan, dan berakhlakul karimah.
2. Temuan Penelitian
a. Efektivitas pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dari penelitian. Berdasarkan data-data hasil rekaman yang sudah dilakukan oleh penulis kepada dua guru di MTs N Semarang.
Terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis multimedia ibu Noor Farida selaku guru fiqh di MTs N Semarang
menjelaskan:
“Ya sebenarnya pembelajaran Fiqh dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia bisa dikatakan sebagai suatu langkah untuk meningkatkan prestasi siswa. Pelaksanaan KBM dengan menggunakan multimedia telah menjadikan siswa lebih aktif dan responsif terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu dengan menggunakan multimedia juga membantu pemahaman siswa akan hal-hal yang abstrak maupun konkret. Kalau kondisi ini terus berlangsung maka memungkinkan bahwa mutu siswa juga akan meningkat menjadi semakin baik. Dan pada akhirnya sekolah akan berhasil mencetak kader-kader penerus bangsa yang baik pula”. (Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
Hal ini serupa dengan penjelasan bapak Murodi Sabikin yang juga sebagai guru fiqh di MTs Semarang bahwa:
42
Selain itu ibu Noor Farida juga menjelaskan tentang efektivitas pemanfaatan media pembelajaran bahwa:
“Pembelajaran dengan menggunakan multimedia dirasakan mempunyai
begitu banyak manfaat, yaitu menurunkan tingkat kebosanan siswa sehingga mereka menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Apalagi jika isi dari multimedia tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan lebih menguntungkan siswa dalam belajar. Selain itu penggunaan multimedia juga dapat mengasah keterampilan mereka dalam mengoperasikan teknologi, tidak hanya murid gurupun diuntungkan dalam hal ini karena guru juga dapat meningkatkan pemahamannya dalam penguasaan teknologi. Hal ini juga berdampak positif bagi siswa karena jika guru menguasai teknologi maka besar kemungkinan guru akan menggunakan berbagai media pembelajaran yang berbasis multimedia. Dengan guru menggunakan multimedia diharapkan akan memperjelas pemahaman siswa. (Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
Penjelasan tersebut diperjelas lagi oleh bapak Sabikin yang menyatakan bahwa:
“Alhamdulillah sangat efektif sekali, dalam pembelajaran menggunakan media, seperti yang telah saya katakan tadi, anak-anak menjadi semakin antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan anak-anak yang dalam kategori kurang berminat ketika mengikuti pembelajaran akan menjadi semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena memang ini zamannya mereka, jadi ya dengan adanya multimedia dalam proses belajar mengajar sangat membantu mereka dalam memahami pembelajaran buktinya banyak dari para siswa nilai dan moralnya naik setelah pembelajaran dilaksanakan menggunakan multimedia. (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Beliau juga menambahkan penjelasan kaitan antara pemanfaatan
multimedia dengan hasil belajar, sebagaimana berikut:
43
sampai sekarang. (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Hal tersebut ditekankan lagi oleh bu Noor Farida bahwa:
“Dari hasil pengamatan selama ini, hasil belajar siswa mengalami kemajuan setelah proses pembelajaran menggunakan sumber belajar berbasis multimedia. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai ulangan mereka yang mulai meningkat dari waktu kewaktu. Tidak hanya peningkatan nilai, pada akhirnya siswa juga mendapatkan suatu pengalaman belajar yang berarti selama proses pembelajaran di sekolah. (Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
b. Hasil belajar
Dari hasil pengamatan selam berada di kelas IX A dan E di MTs
Negeri Semarang didapat hasil nilai belajar mata pelajaran fiqh sebagai berikut:
1) Daftar nilai mata pelajaran fiqh kelas A dan E MTs N Semarang
tahun ajaran 2017/2018 sebelum guru menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dengan KKM predikat C=75, B=83 dan A=92
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
44
Terdapat sembilan siswa yang mendapatkan nilai dengan standar KKM yaitu dengan predikat C bahkan ada seorang siswa
yang belum mencapai KKM (predikat D). Dari total 29 siswa, sisanya 19 siswa mendapatkan nilai cukup memuaskan yaitu dengan
predikat B.
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74 tahun ajaran 2017/2018 sesudah guru menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dengan KKM predikat C=75,
45
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74
Hanya terdapat 2 siswa dengan predikat C, sebagian besar atau 22 siswa dengan predikat B dan ada 5 siswa mampu mencapai predikat A.
No Nilai Jumlah Ketercapaian Predikat
1 ≤ 74
Sudah tidak ada siswa dengan predikat D lagi. Sebagian besar
46 B. Analisis Data
1. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis terhadap data mengenai pemanfaatan multimedia dalam meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran fiqh kelas 9 A dan E MTs Negeri Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Analisis ini dilakukan berdasarkan teori-teori yang telah dibahas di bab II.
Dunia pendidikan dipandang sangatlah penting dalam kehidupan, agar pendidikan berjalan dengan baik seorang guru dituntut untuk bisa kreatif
dan inovatif dalam hal menyampaikan materi dalam pelajaran. Dengan kemajuan teknologi saat ini guru harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada seperti multimedia berbasis komputer. Multimedia itu sendiri
penyatuan dua atau lebih komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video untuk menyampaikan suatu informasi agar lebih menarik,
sehingga dengan memanfaatkan multimedia guru menjadi lebih mudah dalam menyampaikan pelajaran karena terdapat nilai praktis yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Munir
(2012:2).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Musfiqon (2012:186)
penggunaan multimedia dalam pembelajaran telah terbukti efektif dan efesien, selain membantu guru dalam menyiapkan materi pelajaran juga membuat siswa menjadi tertarik dalam mengikuti pembelajaran, serta
47
membangkitkan motivasi belajar, menambah kegembiraan siswa, menambah keserasian dalam penerimaan informasi serta mengubah yang
mulanya abstrak menjadi konkret. Hal serupa juga disampaikan oleh ibu Noor Farida dan Murodi Sabikin selaku guru fiqh di madrasah tersebut
bahwa:
“Ya sebenarnya pembelajaran Fiqh dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia bisa dikatakan sebagai suatu langkah untuk meningkatkan prestasi siswa. Pelaksanaan KBM dengan menggunakan multimedia telah menjadikan siswa lebih aktif dan responsif terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu dengan menggunakan multimedia juga membantu pemahaman siswa akan hal-hal yang abstrak maupun konkret. Kalau kondisi ini terus berlangsung maka memungkinkan bahwa mutu siswa juga akan meningkat menjadi semakin baik. Dan pada akhirnya sekolah akan berhasil mencetak kader-kader penerus bangsa yang baik pula.” (Wawancara tgl. 12 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah)
“Alhamdulillah dengan adanya perangkat multimedia dalam pembelajaran anak-anak menjadi lebih paham akan materi yang diajarkan karena pembelajaran bukan hanya sebatas mendengarkan “audio” tapi juga langsung melihat “visual” terutama dalam pembelajaran yang berbasis cerita, seperti dalam pelajaran fiqh pasti akan sangat terbantu sekali proses penyampaian materinya dan juga siswa antusias dengan pelajaran karena mereka seakan-akan menonton film sambil belajar.” (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Dengan pembelajaran menggunakan multimedia akan mempermudah
dalam proses belajar mengajar karena multimedia mempunyai berbagai keuntungan yang telah dijelaskan diatas dan sudah sesuai dengan yang
diharapkan MTs N Semarang yaitu pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan penelitian terhadap dua orang guru mata pelajaran fiqh, beliau menggunakan multimedia untuk menyampaikan materi pelajaran dengan
48
yang diajarkan. Pembelajaran menggunakan multimedia akan menjadi lebih ringkas dan menarik sehingga siswa akan nampak senang dalam
belajar dan juga mempermudahkan siswa dalam menerima pelajaran mengingat multimedia dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, waktu
dan juga memperjelas materi pelajaran. Sehingga disinilah penggunaan multimedia sangat penting dalam proses belajar mengajar. Seperti yang disampaikan oleh bapak Murodi Sabikin bahwa:
“Alhamdulillah sangat efektif sekali, dalam pembelajaran menggunakan media, seperti yang telah saya katakan tadi, anak-anak menjadi semakin antusias dalam mengikuti pembelajaran, bahkan anak-anak yang dalam kategori kurang berminat ketika mengikuti pembelajaran akan menjadi semakin tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena memang ini zamannya mereka, jadi ya dengan adanya multimedia dalam proses belajar mengajar sangat membantu mereka dalam memahami pembelajaran buktinya banyak dari para siswa nilai dan moralnya naik setelah pembelajaran dilaksanakan menggunakan multimedia.” (Wawancara tgl. 13 Februari 2018 jam 10.30 WIB di sekolah).
Saat proses pembelajaran dengan multimedia berjalan ketertarikan belajar siswa terlihat dengan siswa yang aktif dan senang, karena
memberikan pengalaman yang baru dan menyenangkan bagi siswa atau guru, maka disitulah keberhasilan dan termotivasinya siswa dalam belajar. Bahkan siswa menunjukkan belajar dengan multimedia menjadi lebih
menarik dan pelajaran mudah untuk diingat. Hal ini sesuai dengan manfaat multimedia yang dikemukakan oleh Nana dan Ahmad (2000:2).
Multimedia memudahkan guru dalam penyampaian materi, seperti materi pelajaran yang susah untuk dipahami dapat dijelaskan dan diuraikan dengan menggunakan multimedia. Sehingga siswa yang sulit dalam