• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA PADA NOVEL EDELWEIS TAK SELAMANYA ABADI KARYA LIAIKO DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS - Repository Universitas Islam Majapahit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA PADA NOVEL EDELWEIS TAK SELAMANYA ABADI KARYA LIAIKO DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS - Repository Universitas Islam Majapahit"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Sosiologi Sastra Page 1

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA PADA NOVEL

EDELWEIS TAK

SELAMANYA ABADI

KARYA LIAIKO DAN RELEVANSINYA DALAM

PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Puput Fuzi Wulandari

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Majapahit Email: puputfuziwulandari96@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to describe: (1) Describe the social setting of the author of the Edelweis Tak Selamanya Abadi novel by Liaiko. (2) Describe the social setting of the community contained in Liaiko's Edelweis Tak Selamanya Abadi novel. (3) Describe the response of readers of Liaiko's Edelweis Tak Selamanya Abadi novel. (4) Describe the relevance of research results in literary learning in high schools (SMA). The method used in this study is a descriptive qualitative method with the Sociology of Literature approach. The research data source is the Edelweis novel, which is not forever eternal, the work of Liaiko. The main data in the research are novel texts. Data collection techniques using reading techniques, note taking techniques and interviews. Researchers play a direct role as the main instrument of research. Data validation was obtained through method triangulation and source triangulation and theory triangulation. Data analysis used by the research is a flow analysis model by collecting data, reducing data, presenting data, and verifying data. The results obtained from the study showed that: (1) the author's social setting such as the author's life history and the social background of the author's family had an influence on the creation of Edelweis novel Not Forever Abadi Karya Liaiko (2) the social background contained in Edelweis's novel is Never Forever Abadi Karya Liaiko relates to the reality that exists in the real world, such as sacrifice, romance and the background and point of view of the author (3) the response of expert and general readers who say that the Edelweis novel is Not Forever Lasting Liaiko's work states that the excellence of this novel lies in the author's point or point of view (4) the relevance to literary learning in high school is found in the K13 curriculum learning the novel reading material on KI 3 and KD 3.4 reviews the contents and linguistic elements of a novel and KD 4.4 presents a review of the content and linguistic elements of a novel in surgical activities book.

Keywords

:

Novel, Sociology of Literature, Literature Learning.

1. PENDAHULUAN

Kemunculan suatu karya sastra

erat hubungannya dengan

persoalan-persoalan yang muncul pada saat itu. Oleh

sebab itu, sastra merupakan ekspresi

masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa

persoalan sosial memang berpengaruh

kuat terhadap wujud sastra. Novel ini

dipilih peneliti karena berawal dari media

sosial facebook yang muncul beberapa

komentar tentang novel Edelweis Tak

Selamanya Abadi yang isinya semua

menangis. Selain itu di media sosial

Facebook pengarang juga menuliskan

beberapa cuplikan cerita yang ia tulis di

Wattpad membuat peneliti semakin ingin

meneliti lebih dalam tentang novel ini.

Selain itu, dari segi bahasa yang mengalir

indah dengan

perumpamaan-perumpamaan yang digunakan merupakan

salah satu keestetikan karya sastra

tersebut. Adanya variasi bahasa yang

terdapat di dalamnya dapat memberikan

gambaran kepada pembacanya tentang

istilah- istilah ungkapan kosa kata dari

berbagai bahasa. Di dalamnya terdapat

penggunaan campur kode dan alih kode

(2)

Kajian Sosiologi Sastra Page 2 Jawa, dan Inggris. Ungkapan-ungkapan

para penyair dunia yang sangat indah

berhasil pengarang padukan dalam

karyanya sehingga bertambahlah nilai

keindahan novelnya yaitu Edelweis Tak

Selamanya Abadi.

Sebuah karya sastra tercipta

karena peristiwa atau persoalan dunia

yang terekam oleh jiwa pengarang.

Peristiwa atau persoalan itu sangat

mempengaruhi kejiwaan. Adanya hal

demikian, seorang pengarang dalam

karyanya menggambarkan fenomena

kehidupan yang ada sehingga muncul

konflik atau ketegangan batin. Sebuah

karya sastra tidak dapat dilepaskan dari

pengarang dan kehidupan manusia sebagai

produk kelahiran karya sastra, sastra

bukan sekedar dari kekosongan sosial

melainkan hasil racikan perenungan dan

pengalaman sastrawan dalam menghadapi

problema dan nilai-nilai tentang hidup dan

kehidupan (manusia dan kehidupan)

pengalaman ini merupakan jawaban yang

utuh dari jiwa manusia ketika

kesadarannya bersentuhan dengan

kenyataan.

Novel selain berfungsi sebagai

hiburan dari kepenatan rutinitas kehidupan

manusia yang habis dibaca sekali duduk,

syarat akan gambaran permasalahan sosial

kemasyarakatan, pesan kemanusian, dan

pembelaan terhadap kaum tertindas. Lewat

novel pilihan yang berjudul Edelweis Tak

Selamanya Abadi karya Liaiko mengajak

kepada pembaca untuk masuk ke dalam

ruang imajinasi yang bisa tak terbatas.

Pada novel, Liaiko menggambarkan dan

mencoba memperbincangkan mengenai

dilema kehidupan manusia yang sedang

mencari jalan keluar yang bijak atas

permasalahan hidup yang dialami. Novel

dipilih karena novel merupakan genre

yang banyak digemari. Novel juga

menunjukkan cara seseorang pengarang

dalam menghayati masyarakat dengan

perasaannya. Novel yang berjudul

Edelwies Tak Selamanya Abadi karya

Liaiko ini ditulis oleh seorang pengarang

yang berasal dari kota Mojokerto sendiri.

Dalam novel ini terdapat cermin realitas

yang awalnya merupakan imajinasi

pengarang saja, tapi ternyata di dalam

kehidupan nyata pun ada. Seperti donor

mata yang rela memberikan apapun untuk

orang yang dia cintai maupun dia kagumi.

Selain itu hubungan yang tidak lazim

dilakukan oleh kebanyakan orang yaitu

seorang gadis yang mau menjalin

hubungan dengan seorang duda, bukan

karena harta melainkan cinta tulus.

Berkaitan dengan bahan

pembelajaran sastra di sekolah, penelitian

ini tertuju pada siswa sebagai pembaca

sastra yang nantinya akan diminta

pendapat setelah selesai membaca novel

Edelweis Tak Selamanya Abadi karya

Liaiko. Jadi, siswa tidak hanya membaca

novel setelah selesai langsung berganti

novel lainnya, tetapi siswa dituntut untuk

memahami isi dari novel tersebut dan

kemudian mengutarakan pendapatnya

tentang novel Edelweis Tak Selamanya

Abadi karya Liaiko. Dalam kurikulum

K13 pembelajaran materi sastra telah

dipangkas lebih sedikit, sehingga siswa

dalam mengetahui karya sastra itu terbatas

(3)

Kajian Sosiologi Sastra Page 3 instrinsiknya saja. Oleh sebab itu,

diharapkan novel ini bisa menjadi salah

satu bahan pengajaran sastra dalam

sekolah terutama untuk apresiasi prosa.

Bertolak dari latar belakang tersebut maka

peneliti menggunakan kajian sosiologi

sastra sebagai pembedahnya. Teori

sosiologi sastra dipilih karena penemuan

masalah sosial yang terdapat dalam novel

Edelwies Tak Selamanya Abadi

(selanjutnya disingkat dengan ETSA)

karya Liaiko kemudian akan

direlevansikan terhadap pembelajaran

sastra di Sekolah Menengah Atas.

2. METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah

penelitian pustaka, karena yang menjadi

subjek utama adalah novel Edelweis Tak

Selamanya Abadi Karya Liaiko.

Sedangkan data penelitian ini adalah

kalimat dalam novel yang mengandung

masalah sosial. Tempat penelitian yang

dilakukan tidak terbatas, karena pengarang

yang terkadang berada di rumah. Waktu

pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan

dalam waktu bulan terhitung dari bulan

Desember 2017 hingga bulan Agustus

2018.

a. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang

menggunakan pendekatan kualitatif ini,

peneliti bertindak sebagai key instrument

atau alat penelitian yang utama. Dalam

penelitian ini peneliti bertindak sebagai

instrumen sekaligus sebagai pengumpul

data. Instrumen lain seperti teks novel

dan hasil wawancara terhadap pembaca

ahli dan pembaca umum juga digunakan

untuk mendukung dan melengkapi data

penelitian.

b. Teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data berupa teknik baca

dan catat. Teknik baca dan teknik catat

berarti peneliti sebagai instrumen kunci

membaca secara cermat, terarah, dan

teliti terhadap sumber data primer yakni

sasaran peneliti yang berupa teks novel

Edelweis Tak Selamanya Abadi Karya

Liaiko dalam memperoleh data yang

diinginkan. Hasilnya kemudian dicatat

sebagai sumber data. Dalam data yang

dicatat itu disertakan kode sumber

datanya untuk mengecek ulang terhadap

sumber data ketika diperlukan dalam

rangka analisis.

c. Teknik Validitas Data

Validasi atau keabsahan data

merupakan kebenaran data dari proses

penelitian. Untuk menetapkan keabsahan

data diperlukan teknik pemeriksaan data.

Trianggulasi adalah penemuan melalui

informasi dari berbagai sumber dan

menggunakan multi metode dalam

pengumpulan data. Trianggulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

trianggulasi metode dan trianggulasi

sumber dan trianggulasi teori yang

selanjutnya akan dianalisis menggunakan

model alih interatif Milles and Huberman.

Analisis data merupakan proses

lanjutan yang dilakukan setelah data

terkumpul. Berdasarkan permasalahan

yang telah didapat maka langkah-langkah

yang dilakukan untuk menganalisis data

(4)

Kajian Sosiologi Sastra Page 4 a. Pengumpulan Data, data yang

dikumpulkan yang pertama berupa

penandaan pada novel ETSA,

yang kemudian dicatat dan

dipilah- pilah. Data dikumpulkan

dengan beberapa cara yaitu

membaca teks novel ETSA dan

menandainya, kemudian

melakukan wawancara. Yang

pertama melakukan wawancara

terhadap pengarang. Wawancara

dengan pengarang ini dilakukan

beberapa kali sampai memenuhi

data yang dibutuhkan peneliti.

Selanjutnya peneliti melakukan

wawancara terhadap pembaca ahli

dan pembaca biasa. Peneliti

mengumpulkan data sesuai

dengan tujuan penelitian. Data

penelitian yang dikumpulkan

harus dicatat atau disusun

sistematis agar mempermudah

pembahasan hasil penelitian.

b. Reduksi Data yaitu pengurangan data dengan tujuan memilih data

yang sesuai dengan objek kajian.

Proses pemilihan dan

penyederhanaan data yang

diperoleh dari sumber data

penelitian. Oleh peneliti, data

yang di dapat dari pengumpulan

data, dipilih, difokuskan,

disederhanakan dan dituangkan

dalam uraian atau laporan yang

lengkap. Laporan lapangan

tersebut direduksi, dalam arti

dirangkum dan dipilih sesuai

dengan sosiologi.

c. Displai Data yaitu memaparkan atau menyajikan data yang telah

direduksi. Data- data yang

direduksi akan dikelompokkan

sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Sesuai dengan ciri khas

penelitian kualitatif, dalam

penelitian ini displai data tentang

sosiologi pengarang, pembaca dan

karya sastra berupa uraian- uraian

deskriptif yang didukung atau

ditunjang oleh kutipan- kutipan

dari data.

d. Verifikasi Data yaitu membuktikan atau mengecek data

sebelum disajikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Latar Sosial Pengarang Novel Edelweis Tak Selamanya

Abadi Karya Liaiko

Seorang pengarang memiliki

kepekaan terhadap lingkungan sekitar dan

daya imajinasi tinggi. Dengan melihat,

merasakan, dan merenungi kehidupan,

pengarang dapat menangkap apa yang ada

disekitarnya dan menuangkannya ke

dalam sebuah novel. Bisa dikatakan

bahwa novel juga merupakan cerminan

dan jati diri kehidupan di sekitar

pengarang.

Tidak hanya kehidupan,

lingkungan serta pendidikan pengarang,

juga ikut andil dalam penciptaan sebuah

novel. Latar belakang pendidikan yang

dicapai pengarang dari tingkat dasar

sampai pendidikan terakhir. Pandangan,

ide, dan pesan yang disampaikan dalam

(5)

Kajian Sosiologi Sastra Page 5 bagian dari ilmu yang dia dapatkan dari

bangku pendidikan maupun aktivitas di

luar pendidikan.

a. Riwayat Pengarang

Dalam penelitian sosiologi sastra

ini, peneliti menemukan beberapa data

yang dibutuhkan mengenai pengarang

novel Edelweis Tak Selamanya Abadi

(yang selanjutnya disingkat ETSA) karya

Liaiko. Data tersebut diperoleh peneliti

dari kegiatan wawancara dengan

pengarang. Pengarangpun antusias dalam

menceritakan mulai dari pengalaman

pendidikannya, asmara dan kegiatan yang

memberikan inspirasi dalam mengarang

yang dia jalani.

Bersumber dari catatan hasil

wawancara Liaiko (CHW 1) pengarang

menuturkan bahwa bahwa nama asli

pengarang adalah Yulia Pratitis Yusuf,

sedangkan nama Liaiko yang digunakan

dalam novel adalah gabungan Lia yang

diambil dari nama Yulia sedangkan Aiko

diambil dari bahasa Jepang yang artinya

anak yang dicintai. Pengarang tidak

berlatar belakang sastrawan, namun

menulis adalah kesukaannya sejak dulu.

Salah satu hal yang ingin ditunjukkan oleh

Liaiko sebagai pengarang melaui novelnya

yaitu pantang menyerah dengan keadaan,

tidak berpangku tangan pada orang tua.

Saya dulu SMAnya jurusan Bahasa. Saya tidak pinter, tapi saya mau berusaha. Akhirnya saya masuk bahasa karena enjoy, tidak terpaksa dan merasa bahwa itu dunia saya. Ternyata benar bahwa itu dunia

saya dan tidak salah sampai saya lomba pidato kemudian baca puisi dan apapun yang berbau sastra, saya merasa tergali. (CHW 1, 2018)

“Kursus computer,

kursus guiding dan pembelajaran

management untuk menambah skill saja. Makanya Bian itu kan seorang guide, nah itu yang saya dapatkan waktu kursus itu.” (CHW 1, 2018)

Peneliti mendapat data dari

catatan hasil wawancara (CHW 1)

pengarang juga pernah mengikuti berbagai

macam kursus, seperti kursus guiding,

akuntansi dan komputer. Liaiko pada

awalnya hanya mengikuti kursus-kursus

itu sebagai penambah skill saja namun itu

juga menambah pengalaman dan

pengetahuan pengarang, dan itu muncul di

dalam novel ETSA karyanya. Di dalam

novel pengarang seolah- olah bermata

pencaharian seorang guiding dan seorang

acounting, nyatanya pengarang mendapat

pengalaman dan pengetahuan demikian

melalui pendidikan non formalnya.

a. Latar Sosial Keluarga

Pengarang

Dalam novel pengarang juga melibatkan

permasalahan yang pernah dia alami,

seperti perebutan hak waris. Pengarang

menuturkan bahwa itu terjadi di

keluarganya karena latar belakang

keluarga pengarang berbeda ayah dengan

kakak- kakaknya yang lain. Pengarang dan

(6)

Kajian Sosiologi Sastra Page 6 waris karena harta gono gini dari ayah

yang pertama. Sampai pengarang

meninggalkan rumah karena dia tidak kuat

seperti halnya yang tersirat dalam novel

karyanya. Pengarang mengambil

pengalaman dari teman juga sahabatnya.

Pengarang juga memaparkan bahwa

motivasi menciptakan novel itu karena

adanya apresiasi dari penerbit dan

pembaca di medsos yaitu Wattpad. Liaiko

berasal dari keluarga yang berbeda dengan

kakak-kakaknya. Mereka berbeda ayah

namun satu ibu. Ayah kandung pengarang

ada keturunan Batak, sehingga sifatnya

agak sedikit keras.

Kalau perebutan warisan itu dari latar belakang keluarga saya sendiri, itu 6 orang bersaudara. Saya pernah keluar dari rumah karena kakak saya yang mempermasalahkan itu, Kalau donor mata cuma imajinasi saya saja. Karena pandangan si Tya kan masih belum mempunyai seorang anak, jadi pengorbanan dia berikan ke orang yang dia cintai. (CHW 1, 2018)

“Dia memasukan kisah saudaranya yang perebutan warisan itu, saya sama dia lain bapak,tapi di keluarga saya sendiri itu ada perebutan warisan la dia mungkin ngambil sedikit dari situ.” (CHW 4, 2018)

a. Proses Kreatifitas Pengarang

Proses kreatif pengarang dalam

menciptakan novel ETSA yang berawal

dari pengalaman sahabat yang ingin

disampaikan oleh pengarang. Dalam

menciptakan novel ETSA pengarang

banyak mengalami kegagalan karena

mood pengarang yang tidak menentu.

Dalam tiga bulan pengarang menyusun

cerita yang dia tulis dalam sebuah sosial

media yang bisa dikatakan itu adalah

surga bagi para penulis dan pembaca yang

hobi membaca. Pengarang jatuh bangun

membangun mood-nya karena menurutnya

dalam menulis itu butuh banyak waktu

dan inspirasi. Sampai pada akhirnya mood

kembali terbangun dengan melihat

banyaknya pembaca dan menjadikan

cerita yang telah dia tulis mendapat

peringkat tertinggi, serta adanya seorang

penerbit yang melirik ceritanya dan

menyuruh untuk menuntaskan ending dari

cerita ETSA.

2. Latar Sosial Masyarakat Yang Terdapat Dalam Novel

Edelweis Tak

Selamanya Abadi

a. Pengorbanan

Sosial masyarakat dalam novel

Edelweis Tak Selamanya Abadi karya

Liaiko tentang pengorbanan. Pengorbanan

atau perjuangan tak asing bagi semua

orang, pengorbanan tidak memandang

siapa dia. Semua orang pati pernah

berkorban demi seseorang yang

menurutnya penting. Bahkan ada yang

sampai rela memberikan apapun demi

orang yang dia cinta, sekalipun itu tidak

masuk akal tanpa imbalan yang berharga

sekalipun. Termasuk yang dilakukan oleh

Tya dalam novel Edelweis Tak Selamanya

(7)

Kajian Sosiologi Sastra Page 7 matanya untuk kekasih yang dia cintai

yaitu Bian supaya bisa melihat lagi dan

demi kebahagiaan Bian. Seperti yang

ditemukan oleh peneliti dalam kutipan

berikut :

“ Saya donorkan mata saya untuk Bian” suara Tya bergetar. (ETSA, 2016: 151)

„“Bila aku masih punya ayah dan aku ada diposisi Bian sekarang. Maka ayah juga akan melakukan hal yang sama dengan yang aku lakukan saat ini. Memberikan segalanya untuk kesembuhan orang yang kita sayangi.”‟

“Tapi Mr. Hendrata

sama sekali tidak mengingatmu. Untuk apa kamu berkorban sedalam ini? Kamu bukan santa yang suci, kamu juga bukan bunda

maria.” (ETSA,2016:

196)

Dari kutipan di atas dapat

diketahui kalau Tya mendonorkan

matanya untuk orang yang dia sayangi.

Tya tidak menghiraukan kebahagiaannya

sendiri dan kehidupan yang akan dia jalani

setelahnya. Dilingkungan nyata ada orang

yang rela mendonorkan matanya untuk

orang yang dia sayang sekalipun orang itu

bukan keluarganya. Seperti yang

diberitahukan di media online sebagai

berikut:

Detik news- warganet di Sukabumi Jawa Barat digegerkan dengan postingan pemilik akun medsos bernama Muttaqin Ilham. Dalam postingannya, Muttaqin menceritakan curhat

seorang ibu seorang juru parkir yang ingin mendonorkan matanya untuk pegawai komisi pemberantasan korupsi (KPK) Novel Baswedan. Pengamatan

Dari pembahasan di atas kita

dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak

hanya orang yang mempunyai hubungan

darah saja yang mau mengorbankan

segalanya secara tulus dan ikhlas, tidak

mendapat upah atau imbalan sekalipun.

Pendonor hanya ingin itu menjadi ladang

amal sholehnya kelak. Dan itu tidak terjadi

di dunia khayal saja melainkan dalam

dunia nyata pun itu terjadi.

b. Asmara

Sosial masyarakat dalam novel

Edelweis Tak Selamanya Abadi karya

Liaiko tentang asmara. Asmara tak asing

bagi semua orang, asmara bermula dari

perasaan seseorang yang secara tidak

sadar muncul secara tiba- tiba karena

kagum dengan lawan jenis. Semua orang

mempunyai perasaan sayang terhadap

orang lain yang bisa membuat dia menjadi

baik dan buruk tergantung seseorang yang

menjalani hubungan asmara tersebut.

Bahkan ada yang sampai melanggar

norma dan menimbulkan keanehan dimata

orang banyak. Termasuk yang dilakukan

oleh Tya dalam novel Edelweis Tak

Selamanya Abadi karya Liaiko, Tya

adalah seorang gadis yang mencintai Bian

yang berstatus duda beranak satu. Bian

yang berlatar belakang seorang pengusaha

kaya raya dan notabennya seorang yang

(8)

Kajian Sosiologi Sastra Page 8 Tya berdasarkan kekayaan dan

ketampanan semata, tapi cinta Tya tulus

kepada Bian. Seperti yang ditemukan oleh

peneliti dalam kutipan di dalam novel

ETSA berikut :

“Eeh, berani-beraninya kamu gadis kampung! Kamu pikir siapa kamu? Hanya sekedar pacar Bian saja sudah sombong dan mengatur-ngatur

kehidupan Dio” matanya berkilat marah. (ETSA, 2016: 105)

“Jaga mulutmu gadis kampung! Kamu perempuan matre yang ingin menguasai harta bocah kecil yang ditinggal bapaknya mati kan,” (ETSA, 2016: 106)

Kutipan di atas menunjukkan

bahwa kebanyakan orang lain memandang

bahwa menjalin hubungan dengan status

yang berbeda, orang akan menganggap

hanya mengambil hartanya saja dan

efeknya pasti aneh dan negatif. Padahal

tidak semua hubungan memandang harta.

Tidak hanya di dunia khayal yang

memandang negatif di dunia nyatapun

orang memandangnya seperti itu.

Terkadang berawal dari harta, tetapi

seiring berjalannya waktu pasti tumbuh

rasa tulus dan ingin memiliki. Seperti

yang didapat dari sebuah berita online

sebagai berikut:

Tribun- Medan.com- mulanya demi uang, gadis muda pacaran dengan duda 24 Tahun lebih tua darinya, akhirnya bikin kaget. Seorang wanita Kanada menjalin hubungan dengan seorang duda yang jauh lebih tua darinya.

Awalnya gadis 23 tahun bernama Anna Fuller

tersebut mengincar harta pria umur 47 tahun

“Awalnya hubungan ini untuk uang karena saya adalah seorang remaja muda yang tumbuh dalam keluarga kelas rendah dan saya terbiasa dimanjakan dan mendapatkan apa pun dan memiliki perasaan serius pada Rob. Dia merasa terkesan

Berdasarkan kutipan yang diambil

peneliti dalam novel dan dikaitkan dengan

kenyataan. Terkadang orang hanya bisa

mengomentari orang lain tanpa berpikir

saat dalam posisi mereka. Jodoh, maut dan

rezeki sudah ada yang mengatur sendiri.

Tanpa kita meminta semua itu sudah

tertulis dalam takdir manusia.

c. Latar

Latar yang terindentifikasi

memiliki hubungan dengan latar belakang

sosial budaya adalah latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial budaya. Latar

pengarang yang hidup diperkotaan seperti

gresik, Surabaya, Banyuwangi dan pernah

mengunjungi Pulau Lombok menjadi latar

yang peneliti dapat. Hubungan antara latar

belakang sosial budaya pengarang dengan

latar tempat terdapat dalam kutipan di

(9)

Kajian Sosiologi Sastra Page 9 “Setelah lebih dari 8 jam

perjalanan, Tya sampai di rumah Bian. Dia memasukkan Mobilio putihnya ke dalam halaman rumah bertingkat dua itu. Halaman yang luas dan taman yang tertata rapi....”

“Keluarga Bian adalah petani sukses di Banyuwangi. Bian adalah anak tunggal dari tuan tanah ...”

“Aku berjalan cepat menyusuri koridor bandara Juanda terminal dua. Mataku liar mencari sosok jangkung yang sangat ku kenal. Kulirik Aigner putih di pergelangan tangan kananku. 20.45. mataku dengan cepat melihat papan informasi flight schedule hari ini. MH-305 Sby- KL. 21.55” (ETSA, 2016: 31) “Rendra baru tiba semalam di Mataram. Dia datang bersama Hana untuk melakukan meeting

penting dengan rekanan bisnis dan survei lokasi. Perusahaannya akan membangun beberapa resort dan

coutage di Pulau Lombok dalam waktu dekat.” (ETSA, 2016: 215)

“Belinda mengenal Lexy sekitar satu bulan yang lalu di Rumah Sakit di tempat Bian dirawat. Lexy membutuhkan tambang uang agar cita- citanya sebagai dokter segera tercapai. Ada ibu yang renta di pelosok Madiun yang menunggunya kembali dalam kondisi sukses dan mengangkat nama keluarganya di desa.” (ETSA, 2016: 202)

Peneliti mendapat beberapa data

mengenai latar dari kutipan di atas

menunjukkan bahwa pengarang

menggunakan tempat berdasarkan tempat

yang pernah dia kunjungi dan sebagai ide

untuk membuat cerita yang berlatar tempat

di perkotaan Surabaya, daerah pesisir

Senggigi, Lombok dan Banyuwangi.

Peneliti juga mendapat data bahwa dari

kutipan tersebut juga terdapat latar sosial

masyarakat saat ini yang memanfaatkan

orang kaya hanya demi kepentingan

pribadi agar tidak perlu susah-susah dalam

menyukupi kebutuhan hidupnya sendiri.

d. Point of View Tyas’S

Aku menunduk dalam. Memainkan jemariku yang saling bertautan. Kuamati bentuk dan tekstur kulitku. Seakan berpuluh tahun tak pernah aku lakukan. Bukannya aku ingin jadi malaikat, yang hatinya bersih tak bernoda, berderma atas nama cinta. Aku hanya manusia biasa penuh dosa dan amanah. Aku hanya ingin memberikan sebuah harapan pada orang yang lebih membutuhkan. Aku juga bukannya sombong karena tidak membutuhkan mataku. Seperti halnya manusia norrmal pada umumnya, aku juga sangat membutuhkannya. Tapi bila pemberianku lebih bermanfaat untuk Bian dan Dio, kenapa aku ragu untuk melakukannya. Dua laki-laki yang amat aku sayangi. Yang telah mengajariku tentang makna cinta dan keikhlasan. (ETSA, 2016: 195) Bian’S

Bila ada yang memegang telapak tanganku sekarang, mungkin orang itu akan merasakan bagaimana cemasnya aku saat ini. Dokter Rizal telah ada di dekatku. Sesaat lagi dia akan melepasperban yang sudah sekitar 2 bulan ini menempel di mata dan melilit kepalaku. (ETSA, 2016: 203)

Author’S

Apa kira-kira yang dilakukan oleh manusia, saat dirinya tahu bahwa hari ini

adalah hari terakhirnya melihat dunia? Tya tahu bahwa dalam beberapa jam kedepan, semuakeindahan yang bisa dilihat matanya akan lenyap sudah. Semua gemerlap cahaya hanya tinggal bayangan dalam rekaman memori di otaknya. Dan semua wujud benda menjadi tidak terlihat kecuali bila disentunya .

Seakan menyadari hal itu, dia melihat sekelilingnya dengan lapar. Semua bentuk, semua warna, semua cahaya seolah ingin direkamnya baik-baik dikepalanya. (ETSA, 2016: hal 193)

Keunggulan dari novel ini terletak

dalam point of view. Cara pandang

pengarang yang menggunakan tiga sudut

(10)

Kajian Sosiologi Sastra Page 10 dan tidak ada pengarang yang

menggunakan tiga sudut pandang

pengarang sekaligus. Saat pengarang

sebagai author pengarang menggunakan

sudut pengarang orang ketiga dengan

menyebut nama-nama dan menggunakan kata ganti “dia”. Selain itu saat pengarang bercerita tentang Tya ataupun Bian,

pengarang akan menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”. Saat pengarang bercerita tentang Tya,

pengarang menempatkan dirinya sebagai

orang pertama tokoh utama. Pengarang

juga menggunakan sudut pandang orang

pertama tokoh sampingan pada tokoh

Bian. Sedangkan saat menjadi author

pengarang menggunakan sudut pandang

orang ketiga dengan menyebutkan

nama-nama para tokohnya.

3. Tanggapan Pembaca Novel Edelweis Tak Selamanya Abadi

Karya Liaiko

Salah satu tujuan diciptakannya

novel adalah untuk nikmati oleh pembaca.

Antara pengarang, karya sastra dan

pembaca akan berjalan seiringa, karya

satra diciptakan oleh pengarang. Dan

sebuah karya sastra akan dibaca dan akan

mendapat tanggapan dari para

pembacanya. Tanggapan pembaca akan

menjadikan sebuah tolak ukur apakah

karya sastra itu baik atau tidak, diterima

atau tidak oleh masyarakat.

Tanggapan dari dosen sebagai

informan yang kedua yaitu Bapak DR.M.Arfan Mu‟amar, M.Pd.I yang mengatakan bahwa novel ini bagus,

bahasanya mudah dipahami karena

menggunkan bahasa sehari-hari, lalu

konfliknya kompleks dan terjadi

dimasyarakat. Namun dalam alurnya

pengarang menggunakan point of view

yang berarti bahwa alurnya maju mundur

jadi bisa membingungkan pembaca. Selain

itu menurut beliau dalam sebuah novel

tidak harus happy ending dan novel ini

juga sangat menarik dan menghibur. Hal

ini terungkap dari petikan wawancara

sebagai berikut:

“Bagus, konfliknya

kompleks dan terjadi di masyarakat. Ada nilai sastra di dalamnya. Ending tidak harus happy ending, menarik dan menghibur.” (CHW 2, 2018)

Penjabaran karakter dari

penokohan tidak langsung tersurat begitu

pula dengan masalah sosial di dalam novel

ETSA, menurut beliau masalah sosial

yang terjadi seperti donor organ tubuh dan

ada nilai sastra di dalam noveL ETSA.

Selain dengan dosen, peneliti juga

mewawancarai guru bahasa Indonesia

sebagai informan ke tiga yaitu ibu

Durotun Nisa, S.Pd. Menurut beliau novel

ETSA ini sangat bagus, pengarang

menceritakan setting-nya seperti nyata,

seperti kita sebagai pembaca ikut

merasakan tempat- tempatnya

Novel, seperti halnya bentuk prosa

cerita yang lain, sering memiliki struktur

yang kompleks dan biasanya dibangun

unsur-unsur seperti instrinsik dan

ekstrinsik. unsur instrinsik biasanya

tersirat di dalam novel, sedangkan

ekstrinsik bisa diambil dari biografi

pengarang. Hal ini juga termuat dalam KI

(11)

Kajian Sosiologi Sastra Page 11 Bahasa Indonesia yaitu menganalisis teks

sejarah, berita, iklan, editorial/ opini, dan

cerita fiksi dalam novel lisan maupun

tulisan. Seperti cuplikan wawancara

berikut:

Kalau dari segi bahasa memang estetika bahasa memperindah sastra,kalau dilihat dari tokoh penokohannya latarnya kalau unsur intriksiknya itu bisa di masukan pembelajaran sastra. Kalau sastra mutlak tidak ada. Di sini ada tapi untuk pembelajaran kelas jurusan bahasa saja, seperti peminatan dan dalam kompetensi menganalisis, tapi memang untuk bahasanya tidak mutlak, bisa dicari amanat, tokoh dan penokohannya. Jadi novel ini bisa dijadikan media pembelajaran tapi nanti disensor dulu. (CHW 3, 2018)

Dari catatan hasil wawancara

(CHW 3) peneliti mendapat sebuah data

bahwa di MAN Mojokerto ada jurusan

bahasa yang pembelaran Bahasa

Indonesianya memuat tentang sastra

namun tidak sepenuhnya, melainkan ada

campuran pembelajaran bahasa.

A. Pembahasan

a. Novel Edelweis Tak Selamanya

Abadi Karya Liaiko

Seorang pengarang menciptakan

sebuah novel untuk diambil

hikmah atau amanat yang tertuang

di dalamnya. Novel juga bisa

menjadi media seorang pengarang

menyampaikan sesuatu hal yang

ingin dia sampaikan melalui

bahasa yang memperindah sebuah

karya sastra. Di dalam novel

ETSA pengarang yang berlatar

belakang seorang yang dewasa

membuatnya sedikit banyak

mencurahkan keromantisan yang

menjadi sifar pengarang. Di dalam

novel juga terdapat beberapa

pekerjaan yang pernah dia

lakukan sewaktu menjalani

aktivitas perkuliahan. Pengarang

memasukkan dunia imajinasi yang

sebelumnya dia impikan.

b. Sosiologi Sastra

1) Sosiologi pengarang

Pengarang yang berlatar

pendidikan non formal yang

pernah mengikuti sederet skill

seperti guiding dan pembelajaran

ekonomi menerapkan di dalam

novel. Pengarang di dalam novel

seperti seorang ahli dalam

bidangnya bukan amatir.

Pengarang juga saat menjalani

awal-awal perkuliahan juga

pernah mencari tambahan biaya

kebutuhan sehari- harinya dengan

bekerja sebagai seorang tour

guide. Hobinya yang suka sekali

traveling dan mendaki

membuatnya banyak memperoleh

pengalaman dan ilmu yang

dituangkannya dalam karakter

tokoh utama dalam novel yaitu

Bian. Selain itu beberapa kejadian

dan tempat juga merupakan hasil

imajinasi pengarang. Kejadian

yang terjadi di dalam novel tidak

serta merta mendonorkan organ

(12)

Kajian Sosiologi Sastra Page 12 cuma- cuma untuk kebahagiaan

orang yang di cintainya.

Kejadian yang terjadi di

dalam novel juga ada sebuah

perebutan hak waris anak dan

warisan. Kejadian tersebut

pengarang alami di dalam

keluarganya. Keluarga yang

dulunya harmonis berubah

menjadi hancur akibat orang

ketiga. Berdasarkan penuturan

pengarang yang menceritakan

bahwasanya perebutan warisan itu

terinspirasi dari keluarganya

sendiri. Dari data yang diperoleh

latar sosial pengarang seperti latar

pendidikan dan mata pencaharian

pengarang banyak mempengaruhi

penciptaan novel dan proses

penciptaan novel.

2) Sosiologi karya satra

Maksud isi, tujuan

pengarang menciptakan novel

karena ingin menyampaikan

bahwasanya jika dalam

menjalin hubungan tidak

memilih apaun. Manusia

hanya bisa berencana, namun

Tuhanlah yang menentukan.

Tidak perlu mencari sebuah

status dalam menjalin

hubungan, jika sudah nyaman

dengan orang tersebut. Hidup

penuh dengan perjuangn yang

pertama berjuang untuk hidup

itu sendiri, yang kedua

berjuang untuk kenyamanan

dan kebahagiaan berjuang

demi cinta. Sesulit apapun

masalah yang dihadapi tidak

boleh mudah menyerah begitu

saja. Hal itu terdapat dalam

karakter tokoh imajinasi

pengarang yaitu Tya. Serta

dalam kehidupan nyata juga

ada orang yang rela berkorban

demi orang yang dicintainya,

dan tidak memandang

kekurangan dari pasangannya.

Sudut pandang pengarang

yang menempatkan dirinya

dalam tiga sudut pandang

sekaligus menjadikan

keunggulan dari novel

Edelweis Tak Selamanya

Abadi karya Liaiko.

Pengarang menempatkan

dirinya sebagai author dengan

menggunakan sudut pandang

orang ketiga kata ganti

nama-nama para tokohnya. Saat

menceritakan tokoh Tya,

pengarang menggunakan

sudut pandang orang pertama tokoh utama yaitu “Aku”. Sedangkan saat menceritakan

tokoh Bian, pengarang

menggunakan sudut pandang

orang pertama tokoh

sampingan. Dalam novel

lainnya tidak ada pengarang

yang menggunakan tiga sudut

pandang.

3) Sosiologi pembaca

Pendapat para pembaca

atau respons kebanyakan ikut

larut dalam pembawaan

(13)

Kajian Sosiologi Sastra Page 13 campur dan menjadi ikut

gemas dengan karakter yang

dilahirkan oleh pengarang

yang tidak ada di dalam dunia

nyata. Namun pada dunia

nyata itu benar- benar ada

karakter tokoh seperti di

dalam cerita. Pembaca yang

dibedakan menjadi dua ahli

ini berpendapat bahwa novel

ini termasuk novel yang bagus

bagi pemula. Pembaca ahli

juga berpendapat bahwa

keunggulan novel ini ada pada

point of view pengarang.

Serta salah satu ahli juga

berpendapat bahwa novel ini

seperti nyata penggambaran

latar dalam novel begitu luas.

Pembaca ahli dan umum

pun mengatakan bahwa

keunggulan novel terletak

pada sudut pandang

pengarang. Pengarang

menempatkan dirinya dalam

tiga sudut pandang.

Penggunaan tiga susut

pandang ini pun bisa menjadi

daya tarik bagi novel.

c. Pembelajaran Sastra Indonesia

Pembelajaran bahasa

indonesia tidak hanya bahasa saja

yang ada dalam dunia pendidikan

namun sastra juga bisa

dimasukkan ke dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran sastra dari dulu

sudah masuk ke dalam materi

bahasa Indonesia, sebagai

contohnya adalah materi pantun.

Namun dalam pembelajaran

bahasa Indonesia sastra bertujuan

untuk menumbuhkan sikap kreatif

siswa, tentunya kreatif dalam

berbahasa dan mengembangkan

pikiran mereka. Hal itu sejalan

dengan pendapat Semi (dalam

Ardiyanto, 2007: 50), secara

khusus menyebutkan bahwa

tujuan pembelajaran sastra di

sekolah menengah

(SMA/MA/SMK) adalah untuk

mencapai kemampuan apresiasi

kreatif.

Daya imajinasi juga bisa

membentuk karakter orang dan

menunjukkan karakter orang yang

berimajinasi, melalui mengarang.

Jadi orang yang jiwa imajinasinya

tinggi akan terbentuk karakter

yang tinggi pula. Bahasa yang

digunakan pun juga akan

berkualitas pula tetapi tidak

berbelit- belit. Sejalan dengan

pendapat Windiatmoko (2016: 16)

Daya imajinasi dan pembentukan

karakter manusia memiliki

relevansi yang kuat. Imajinasi

adalah sarana berkarakter.

relevansi terhadap pembelajaran

sastra di Sekolah Menengah Atas

terdapat dalam kurikulum K13

pembelajaran materi hasil

membaca buku novel pada KI 3

dan KD 3.4 mengulas isi dan

unsur kebahasaan sebuah novel

(14)

Kajian Sosiologi Sastra Page 14 isi dan unsur kebahasaan sebuah

novel dalam kegiatan bedah buku.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan diperoleh kesimpulan yang

berkaitan dengan pengarang. Latar

belakang pengarang yaitu Liaiko nama

penanya yang bernama asli Yulia Pratitis

Yusuf sebagai orang yang keras kepala,

mandiri dan tidak mudah menyerah

tercermin dalam karakter tokoh utama

dalam novel ETSA. Novel pertama yang

mampu menuai banyak komentar dan

apresiasi yang bagus dari para pembaca.

Pengarang yang suka sekali menulis diary

dari kecil sampai dewasa membuatnya

ingin terus menulis, tetapi pengarang juga

tidak menyangka bahwa tulisannya kini

sampai pada sebuah novel yang tebal

karena dari dulu penulis hanya mampu

membuat sebuah cerpen saja yang dikirim

ke majalah- majalah dan koran.

Meskipun pengarang suka menulis

tidak terbesit dibenaknya untuk

menjadikan itu sebagai sumber mata

pencaharian yang utama, karena

menurutnya menulis itu hanya

membutuhkan waktu yang panjang dan

hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Lewat tulisannya pengarang ingin

menyampaikan bahwa tidak ada yang

tidak mungkin, cinta tulus itu pasti ada

dan jangan mudah menyerah terhadap

ujian yang diberikan Tuhan. Boleh

menyerah jika sudah berusaha dengan

keras dan sudah semaksimal mungkin.

Pendidikan tertinggi yang dia jalankan

menurutnya ada pengaruh terhadap bahasa

yang digunakan terkadang tidak. Karena

menurutnya yang paling pengaruh adalah

sikap dewasa beliau dan hati beliau yang

mudah baper terhadap apapun.

Selain dari sosiologi pengarang,

ada juga sosiologi karya sastra yang

berupa sosial yang ada di masyarakat.

Sosial itu berupa asmara dan pengorbanan

cinta serta unsur intrinsik yang terdapat

dalam novel berupa latar dan point of view

atau yang biasa disebut sudut pandang

pengarang. Dari dulu asmara sudah ada

namun, di dalam novel ini terdapat asmara

yang tidak biasa antara gadis dengan

seorang duda. Dan pengorbanan yang

tidak hanya dilakukan seorang yang

berhubungan darah, tetapi juga orang yang

dikagumi atau disayangi.

Pendapat pembaca juga sangat

apresiasi dengan novel. Menurut para

pembaca ahli dan umum novel ini

memiliki keistimewaan berupa kata- kata,

bahasa yang digunakan dan sudut pandang

pengarang yang menggunakan tiga sudut

pandang sebagai author, Tya, dan Bian.

Sudut pandang pengarang yang

menempatkan dirinya dalam tiga sudut

pandang sekaligus menjadikan keunggulan

dari novel Edelweis Tak Selamanya Abadi

karya Liaiko. Pengarang menempatkan

dirinya sebagai author dengan

menggunakan sudut pandang orang ketiga

kata ganti nama-nama para tokohnya. Saat

menceritakan tokoh Tya, pengarang

menggunakan sudut pandang orang

pertama tokoh utama yaitu “Aku”.

Sedangkan saat menceritakan tokoh Bian,

pengarang menggunakan sudut pandang

(15)

Kajian Sosiologi Sastra Page 15 novel lainnya tidak ada pengarang yang

menggunakan tiga sudut pandang.

Hasil penelitian juga bisa

dimasukkan ke dalam pembelajaran di

sekolah menengah atas. Karena

mengandung nilai pendidikan serta novel

ini bisa dijadikan bahan ajar sastra. Serta

novelnya juga bisa dijadikan bahan ajar

sastra di sekolah.

5. REFERENSI

Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi

Sastra Sebuah Pengantar

Ringkas. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi

Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

H.B. Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian

Kualitatif. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Press

Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode,

dan Aplikasi Sosiologi Sastra,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liaiko. 2016. Edelweis Tak Selamanya

Abadi. Ponorogo: Uwais

Mahaya, Maman S. 2012. Pengarang

Tidak Mati dan Kiprah

Pengarang Indonesia. Bandung:

Nuansa.

Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi

Sastra: Sebuah Pemahaman

Awal. Malang: Bayu Media.

Sugiono, 2017. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suwarsono, 2013. “Kritik Sosial Dalam

Cerpen Yang Dimuat Koran

Jawa Pos Tahun 2012. Tesis

tidak diterbitkan. Surabaya:

Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah

Surabaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2016.

Teori Kesusastraan (penerjemah

Melani Budianta). Jakarta: PT

Gramedia.

Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar

Ilmiah: Dasar, Metode, dan

Teknik. Bandung: Tarsito.

Windiatmoko, Doni Uji. 2016. Analisis

Wacana dalam Gurindam XII

dan Nilai Pendidikan Karakter

serta Implikasinya sebagai

Materi Ajar Sastra.

E-Jurnal Keilmuwan Bahasa,

Sastra, dan Pengajarannya,

Vol.1, No. 3, Hlm 12-22.

__________________. 2014. Kajian

Sosiologi Sastra dan Nilai

Pendidikan Karakter dalam

novel The Lost karya Kun Geia.

Tesis tidak diterbitkan.

Surakarta: Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret

Referensi

Dokumen terkait

didik pada kelas yang akan menjadi obyek penelitian. 2) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan pelaksanaan tindakan. 3) Menentukan materi yang akan dibantu dengan media

Saccharomyces cereviceae terlebih dahulu dalam pembuatan bioetanol dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis tepung biji nangka. 2) Bagaimana pengaruh konsentrasi ragi dan

The objectives of this final project report are to find out the problems faced by marketing department in selling the products of Kusuma Kartikasari Hotel and to find out

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional, dimana penelitian ini akan mengetahui pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan macam-macam kearifan lingkungan dan kebijakan yang terkait dengan mitigasi becana gunung api yang berbasis kearifan

Skripsi ini memaparkan penelitian tentang desain dan pengembangan bahan ajar Sistem Komputer menggunakan pendekatan saintifik untuk pendidikan menengah SMK dan MAK kelas

Buku ini sengaja disusun untuk memenuhi kebutuhan para guru untuk mengembangkan dan melaksanakan penilaian dengan model penilaian otentik, khususnya untuk mata

Hasil peneltian menunjukkan Tidak terjadi interaksi antara varietas dan cekanian l,ekeringan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai, Pada parameter rasio