• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD SWASTA DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V (STUDI KASUS DI SALAH SATU SD SWASTA DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA)"

Copied!
254
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD SWASTA DI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Progran Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Sangsang Lusiani Supriyanti

NIM: 151134060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai segala usaha saya dalam

menyelesaikan tugas akhir ini dan menjadikan segala kehendaknya sesuai dengan

rencana-Nya.

Untuk kedua orang tuaku bapak Suparjo dan Ibu Mursinah yang selalu

memberikan doa, dukungan, motivasi, mencurahkan kasih sayang dan dukungan

serta kesabaran dalam membimbingku.

Kakak ku Supriyanti, Etin, Slamet, Agus, Yuri dan adikku Yoga, Tata dan Kinan

yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan.

Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., dan Ibu Brigitta Erlita Tri

Anggadewi, M.psi yang telah membimbing, mendampingi, dan memberikan

motivasi saya selama menyusun tugas akhir ini.

Sahabat saya Widya Widinia Ulfa yang telah membantu saya dalam melakukan

penelitian.

Sahabat saya seperjuangan payung Bernadeta Ika Meilianawati dan Putri

Nugraheni Wijayanti yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi

dalam kesulitan yang saya hadapi.

Keluarga besar civitas akademika Universitas Sanata Dharma khususnya PGSD

(5)

MOTTO

Waktumu terbatas. Jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup orang

lain.

- Steve Jobs –

Jadi yoga tidak selalu melakukan tapa, brata, dan semadhi, yoga dapat berarti pula

melakukan pekerjaan /kewajiban yang seimbang dalam menjalankan kehidupan

kita masing-masing, terlepas dari keberhasilan ataupun kegagalan, kita tetap harus

berusaha dan berjuang untuk melakukan kewajiban atau pekerjaan tersebut.

- Bagawa Gita2.48 –

Menjadi diri sendiri di dunia yang tanpa henti-hentinya berusaha akan mengubah

ku dalam pencapaian yang terhebat.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V

(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD SWASTA DI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA)

Sangsang Lusiani Supriyanti

Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun

perencanaan pembelajaran tematik yang memuat indikator keterampilan berpikir

tingkat tinggi; (2) apakah guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran yang

mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; dan (3) apakah pelaksanaan

penilaian kelas pada penilaian tengah semester telah mengarah pada pengukuran

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

dengan desain penelitian studi kasus. Subyek penelitian ini adalah guru kelas V

yang menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan menerapakan

pelaksanaan pembelajaran. Data dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner,

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) RPP yang dibuat oleh guru sudah

memuat indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi;(2) Guru mampu

menerapkan kegiatan pembelajaran yang memuat keterampilan berpikir tingkat

tinggi;(3) Penilaian kelas berupa PTS (Penilaian Tengah Semester) dinyatakan

sudah mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kata kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pelaksanaan Pembelajaran

(9)

ABSTRACT

ANALYSIS OF HIGH LEVEL THINKING SKILLS ON

THEMATIC LEARNING IN CLASS V

(CASE STUDY IN ONE OF THE PRIVATE ELEMENTARY

SCHOOLS IN SLEMAN YOGYAKARTA DISTRICT)

Sangsang Lusiani Supriyanti

Sanata Dharma University

2019

This study aims to find out: (1) whether the teacher has compiled a thematic learning plan that contains indicators of high-level thinking skills; (2) whether the teacher has implemented learning activities that lead to high-level thinking skills; and (3) whether the implementation of class assessments at midterm assessments has led to the measurement of high-level thinking skills. This research is a qualitative research with case study research design. The subjects of this study were the fifth grade teachers who arranged the implementation of learning planning and applied the implementation of learning. Data were collected using questionnaire, observation, interview, and documentation techniques.

The results of the study show that: (1) the lesson plan prepared by the teacher already contains indicators of high-level thinking skills; (2) the teacher is able to apply learning activities that contain high-level thinking skills; (3) class assessment in the form of PTS (Mid Semester Assessment) leads to the measurement of high-level thinking skills.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul : “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran

Tematik Kelas V (Studi Kasus di salah satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta).

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Sebagai Ketua Prodi PGSD.

3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd. Sebagai Wakaprodi PGSD.

4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Sebagai dosen

pembimbing I skripsi yang telah memberikan waktunya untuk membimbing

dalam menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. Sebagai dosen pembimbing II

skripsi yang telah memberikan waktunya untuk membimbing dalam

menyelesaikan skripsi.

6. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma.

7. Ibu C.Mari Istanti, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah di salah satu SD Swasta di

Kabupaten Sleman Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Robetus Supriyana, S.Pd. Selaku wali kelas V atas kerjasama,

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

ALAMAN MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT……… ix

KATA PENGANTAR……….. x

DAFTAR ISI………. xii

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN………. xviii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah………... 5

1.3 Tujuan Penelitian……… 5

1.4Manfaat Penelitian……….. 5

1.5 Asumsi Penelitian………... 6

1.6Definisi Operasional………... 6

BAB II LANDASAN TEORI……… 8

2.1Kajian Pustaka……… 8

2.1.1 Teori yang Mendukung………... 8

a Berpikir Tingkat Tinggi………... 8

b Higher Order Thinking Skills……… 11

c Kurikulum 2013………... 14

(13)

2.1.3 Kerangka Berpikir………... 26

BAB III METODE PENELITIAN……….. 28

3.1Jenis Penelitian……… 28

3.2 Setting Penelitian……… 28

3.2.1 Tempat Penelitian………... 29

3.2.2 Waktu Penelitian………. 19

3.2.3 Subyek Penelitian……… 29

3.2.4 Obyek Penelitian………. 29

3.3 Desain Penelitian……… 29

3.4Teknik Pengumpulan Data……….. 30

3.4.1 Kuesioner………... 30

3.4.2 Observasi………. 31

3.4.3 Dokumentasi……… 31

3.4.4 Wawancara……….. 31

3.5Instrumen Penelitian……… 33

3.6Kredibilitas dan Transferbilitas………... 44

3.7Teknik Analisis Data………... 45

3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 45

3.7.2 Implementasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran…………. 45

3.7.3 Pelaksanaan Penilaian Kelas……… 46

3.7.4 Skala Likert……….. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 49

4.1Hasil Penelitian……… 49

4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di Salah Satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta………... 49

(14)

4.2 Pembahasan………... 77

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di Salah Satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta… 77 4.2.2 Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Salah Satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta………... 80 4.2.3 Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di Salah Satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogykarta………. 86

BAB V PENUTUP………. 91

5.1Kesimpulan……….. 91

5.2 Keterbatasan Penelitian………... 91

5.3 Saran……… 92

DAFTAR PUSTAKA……… 93

Lampiran……… 96

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator guru dan siswa dalam pelaksanaan Pembelajaran…… 33

Tabel 3.2 Instrumen kuesioner siswa………... 33

Tabel 3.3 Instrumen kuesioner guru……… 35

Tabel 3.4 Indikator pedoman wawancara……… 36

Tabel 3.5 Instrumen pedoman wawancara……….. 37

Tabel 3.6 Indikator analisis pelaksanaan pada langkah-langkah pembelajaran dalam RPP K13………... 39

Tabel 3.7 Instrumen pedoman observasi………. 40

Tabel 3.8 Indikator analisis soal evaluasi dan RPP K13……….. 42

Tabel 3.9 Instrumen KKO………... 42

Tabel 3.10 Hasil interval indeks persepsi Skala Likert……… 48

Tabel 4.1 Hasil analisis indikator aspek kognitif perencanaan pembelajaran tematik……… 50

Tabel 4.2 Hasil analisis kuesioner siswa……….. 53

Tabel 4.3 Hasil analisis kuesioner guru………... 55

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta literature penelitian……….. 25

Gambar 2.2 Peta kerangka berpikir………. 27

Gambar 4.1 Diagram batang hasil kuesioner 19 siswa………. 52

Gambar 4.2 Diagram batang hasil kuesioner guru………... 54

Gambar 4.3 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester pelajaran PPKn………... 64

Gambar 4.4 Diagram pie hasil analisis soal pilihan ganda Penilaian Tengah Semester pada pelajaran PPKn……… 65

Gambar 4.5 Diagram pie hasil analisis soal uraian Penilaian Tengah Semester pada pelajaran PPKn ………... 65

Gambar 4.6 Diagram pie hasil analisis soal essay Penilaian Tengah Semester pada pelajaran PPKn……… 66

Gambar 4.7 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester pelajaran IPA………... 66

Gambar 4.8 Diagram pie hasil analisis soal pilihan ganda Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPA………... 67

Gambar 4.9 Diagram pie hasil analisis soal uraian Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPA………. 67

Gambar 4.10 Diagram pie hasil analisis soal essay Penilaian Tengah semester pada pelajaran IPA………. 68

Gambar 4.11 Diagram pie hasil analisis Penilaian Tengah Semester pada pelajaran Bahasa Indonesia……… 68

Gambar 4.12 Diagram pie hasil analisis soal Romawai I uraian Penilaian Tengah Semster pada pelajaran Bahasa Indonesia………. 69

Gambar 4.13 Diagram pie hasil analisis soal Romawa II pilihan ganda Penilaian Tengah Semester pada pelajaran Bahasa Indonesia………. 69

(17)

Gambar 4.15 Diagram pie hasil analisis soal Romawai IV essay Peniaian

Tengah Semester pada pelajaran Bahasa Indonesia………... 70

Gambar 4.16 Diagram pie hasil analisis soal Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPS………... 71

Gambar 4.17 Diagram pie hasil analisis soal pilihan ganda Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPS…... 72

Gambar 4.18 Diagram pie hasil analisis soal uraian Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPS………... 72

Gambar 4.19 Diagram pie hasil analisisi soal essay Penilaian Tengah Semester pada pelajaran IPS………... 73

Gambar 4.20 Diagram pie hasil analisis soal Penilaian Tengah Semster pada pelajaran Matematika………... 73

Gambar 4.21 Diagram pie hasil analisis soal pilihan ganda Penilaian Tengah Semester pada pelajaran Matematika……….. 74

Gambar 4.22 Diagram pie hasil analisis soal uraian Penilaian Tengah Semester pada pelajaran Matematika……….. 74

Gambar 4.23 Diagram pie hasil soal essay Penilaian Tengah Semester pada pelajaran Matematika………. 75

Gambar 4.24 Diagram pie hasil analisis soal Penilaian Tengah Semester pada 5 bidang mata pelajaran SD……… 76

Gambar 4.25 Indkator RPP………. 78

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin penelitian………... 97

Lampiran 2 Surat pernyataan telah melakukan penelitian………... 98

Lampiran 3A Hasil validasi instrumen kuesioner siswa……… 99

Lampiran 3B Hasil validasi instrumen kuesioner siswa……… 100

Lampiran 4A Hasil validasi instrumen kuesioner guru………. 101

Lampiran 4B Hasil validasi instrumen kuesioner guru………. 102

Lampiran 5A Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru………... 103

Lampiran 5B Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru……….. 104

Lampiran 6A Hasil validasi instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran……… 105

Lampiran 6B Hasil validasi instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran……… 106

Lampiran 7A Hasil validasi instrumen analisis indikator RPP……….. 107

Lampiran 7B Hasil validasi instrumen analisis indikator RPP……….. 108

Lampiran 8A Hasil validasi instrumen analisis soal evaluasi PTS……….... 109

Lampiran 8B Hasil validasi instrumen analisis soal evaluasi PTS……….... 110

Lampiran 9 Lembar pedoman analisis indikator RPP………... 111

Lampiran 10 Lembar pedoman analisis soal evaluasi PTS……… 116

Lampiran 11A Hasil kuesioner siswa……… 121

Lampiran 11B Hasil kuesioner siswa……… 122

Lampiran 11C Hasil kuesioner siswa……… 123

Lampiran 12 Hasil rekapitulasi data kuesioner siswa……… 124

Lampiran 13 Hasil analisis Skala Likert kuesioner siswa……….. 128

Lampiran 14 Hasil kuesioner guru……… 129

Lampiran 15 Hasil rekapitulasi data kuesioner guru………. 130

Lampiran 16 Hasil analisis Skala Likert kuesioner guru………... 132

Lampiran 17 Hasil wawancara guru………... 133

Lampiran 18 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran……….. 138

Lampiran 19A Rencana pelaksanaan pembelajaran……….. 143

(19)

Lampiran 19C Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 145

Lampiran 19D Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 146

Lampiran 19E Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 147

Lampiran 19F Rencana pelaksanaan pembelajaran……….. 148

Lampiran 19G Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 149

Lampiran 19H Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 150

Lampiran 19I Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 151

Lampiran 19J Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 152

Lampiran 19K Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 153

Lampiran 19L Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 154

Lampiran 19M Rencana pelaksanaan pembelajaran………. 155

Lampiran 19N Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 156

Lampiran 19O Rencana pelaksanaan pembelajaran………... 157

Lampiran 19P Rencana pelaksanaan pembelajaran……….. 158

Lampiran 20 Hasil analisis indikator RPP………. 159

Lampiran 21A Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 160

Lampiran 21B Soal evaluasi penilaian tengah semester ………... 161

Lampiran 21C Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 162

Lampiran 21D Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 163

Lampiran 21E Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 164

Lampiran 21F Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 165

Lampiran 21G Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 166

Lampiran 21H Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 167

Lampiran 21I Soal evaluasi penilaian tengah semester………. 168

Lampiran 21J Soal evaluasi penilaian tengah semester………. 169

Lampiran 21K Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 170

Lampiran 21L Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 171

Lampiran 21M Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 172

Lampiran 21N Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 173

Lampiran 21O Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 174

Lampiran 21P Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 175

(20)

Lampiran 21R Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 177

Lampiran 21S Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 178

Lampiran 21T Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 179

Lampiran 21U Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 180

Lampiran 21V Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 181

Lampiran 21W Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 182

Lampiran 21X Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 183

Lampiran 21Y Soal evaluasi penilaian tengah semester………... 184

Lampiran 21Z Soal evaluasi penilaian tengah semester……… 185

Lampiran 21AA Soal evaluasi penilaian tengah semester………. 186

Lampiran 22 Hasil rekapitulasi analisis soal evaluasi PTS……… 187

Lampiran 23A Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 211

Lampiran 23B Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 212

Lampiran 23C Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 213

Lampiran 23D Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 214

Lampiran 23E Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 215

Lampiran 23F Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 216

Lampiran 23G Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 217

Lampiran 23H Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 218

Lampiran 23I Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………... 219

Lampiran 23J Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………... 220

Lampiran 23K Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 221

Lampiran 23L Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 222

Lampiran 23M Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……… 223

Lampiran 23N Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 224

Lampiran 23O Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 225

Lampiran 23P Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 226

Lampiran 23Q Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 227

Lampiran 23R Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS………. 228

Lampiran 23S Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 229

Lampiran 23T Hasil hitung analisis soal evaluasi PTS……….. 230

(21)
(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan tentu bukan hal yang

mudah. Diperlukan kerja keras dan peran aktif dari berbagai pihak mulai dari

praktisi pendidikan, serta pemerintah itu sendiri. Meski demikian, kita tentu

menyadari bahwa semua persoalan tersebut tidak mungkin bisa diselesaikan

sekaligus. Persoalan-persoalan seperti pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan, pemerataan akses pendidikan, akan berhubungan dengan banyak

faktor lain, seperti prioritas kebijakan pemerintah, kondisi dan iklim ekonomi

suatu negara, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya (Saputra,

2016:85).

Era globalisasi saat ini ditandai dengan persaingan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi yang telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam

bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan

teknologi tersebut telah memasuki sendi kehidupan tidak terkecuali dalam

bidang pendidikan (Yana, 2013). Dimensi pendidikan abad 21, output student profile yang diharapkan yaitu memiliki kemampuan 4 C yaitu critical thinking, creative, collaborative, dan communicative. Dimana kemampuan berpikir kritis atau sering disebut critical thinking penting dalam keterampilan pemecahan masalah dan keputusan. Kreativitas atau sering di sebut creative

penting dalam keterampilan berpikir kritis dan membuat inovasi. Sementara itu

kolaborasi atau collaborative dan komunikasi atau communicative diperlukan dalam menjalin hubungan kerjasama dalam tim dan komunikasi efektif. Guru

dan peserta didik dituntut memiliki kompetensi masyarakat global yang dikenal

dengan sebutan “four Cs” atau 4C dalam belajar mengajar pada pendidikan

abad 21. (Julia, Isrok & Saferi, 2017:287).

Konteks para pelaku pendidikan, terutama bagi seorang guru, salah satu

tindakan yang bisa segera dilakukan adalah membenahi sistem pendidikan

pembelajaran atau meningkatkan kualitas praktik belajar yang ada di sekolah.

(23)

dasarnya adalah sebuah upaya untuk menciptakan transformasi kehidupan

yang mampu bersaing di tengah masyarakat global dan tuntutan perubahan itu

sendiri untuk membekali peserta didik dalam mengembangkan kecakapan

melek informasi seperti literasi dasar (membaca, matematika, dan sains), kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan

masalah, dan lain sebagainya sebagai modal untuk menghadapi tantangan dan

tuntutan kehidupan global untuk membekali peserta didik memiliki kecakapan

melek informasi yang bertujuan untuk mengembangkan berpikir tingkat tinggi siswa (Saputra, 2016:85-86).

Permasalahan secara umum capaian keterampilan berpikir tingkat tinggi

untuk siswa Indonesia yang dilihat pada data UNDP sebelumnya dapat dilihat

bahwa mutu pendidikan terkait literasi dasar (membaca, matematika, dan

sains). Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga dalam laporan

yang lebih rinci dari OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) tentang PISA (Programme for Internastional Assesment) menunjukkan bahwa Indonesia menempati rangking 64 dari 65 negara atau

kedua dari bawah di atas Peru. Hasil ini bahkan menunjukkan kesenjangan

yang signifikan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia (52) atau

Thailand (50) (Saputra, 2016:86).

Laporan OECD dan UNDP menunjukkan tingkat penguasaan literasi yang

rendah. Penguasaan literasi merupakan penanda umum dari mutu pembelajaran

yang di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah.

Sekolah-sekolah di Indonesia belum mampu menghadirkan generasi terdidik

yang memiliki modalitas literasi yang cukup untuk bersaing di era global.

Rendahnya tingkat literasi dasar memperlihatkan adanya persoalan dalam

praktik belajar-mengajar. Padahal sejatinya setiap anak didik memiliki peluang

dan kesempatan yang sama untuk memahami dan menguasai setiap mata

pelajaran yang diberikan

Dengan melihat kenyataan yang ada pada tes PISA, banyak tenaga

pendidik di lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada pencapaian nilai,

sebagai akibatnya mulai dari perencanaan pembelajaran, kegiatan

(24)

kemampuan menghafal guna mendapatkan nilai, sehingga sistem pendidikan

yang demikian akan membuat siswa memiliki pandangan bahwa apa yang ia

kerjakan dan ia kejar di bangku sekolah semata-mata hanyalah nilai. Akibatnya

sistem pendidikan yang ada pada isi kurikulum tidak dijalankan dengan baik,

Selain itu, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan

pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah

untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik

(teacher-centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning).

Kurikulum 2013 menuntut perubahan zaman. Kurikulum menjadi hal

yang sangat penting dalam membangun kemajuan dunia pendidikan abad 21

dan solusi bagi masa depan peserta didik yang semakin kompetitif. Akhir dari

kurikulum 2013 adalah terlahirnya peserta didik yang kompeten sesuai dengan

standar kelulusan yang di tetapkan yang mengacu pada standar isi, standar

proses, dan standar penilaian. Kurikulum 2013 menekankan pada kecerdasan

tingkat tinggi yang dibingkai oleh sikap ketuhanan dan nilai-nilai sosial yang

terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Para siswa digiring harus belajar berpikir tingkat tinggi. Guru

memberitahu siswa sudah tidak lazim lagi, melainkan siswa harus mencari

tahu. Siswa harus membelajarkan dirinya dengan stimulus guru sebagai “teman” belajar di ruang kelas dan luar kelas. Peserta didik harus memberdayakan potensi nalarnya. Guru harus menjadi mentor menggiring

siswa dari berpikir mengingat sampai memahami serta memecahkan

permasalahan. Kemampuan berpikir komplek akan menjadikan peserta didik

terbiasa menghadapi sesuatu yang sulit. Menghadapi sesuatu yang sulit

membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill). Peserta didik yang mampu berpikir tingkat tinggi akan dapat bersaing di dunia global. Di era global mampu berpikir saja tidak cukup melainkan harus

mampu berpikir tingkat tinggi.

Dalam menyelesaikan masalah berpikir diperlukan kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Kemampuan berpikir menjadi salah satu kemampuan yang harus

(25)

meningkatkan kemampuan tersebut yaitu melalui proses pembelajaran. Proses

pembelajaran dikelas di fokuskan pada kemampuan 4C yaitu creativity siswa dapat menemukan solusi secara kreatif, critical thinking siswa menyelesaikan tantangan secara kritis, communication siswa terampil berkomunikasi secara lisan dan tulisan, collaboration siswa dapat bekerja secara efisien dalam tim (Mufidah & Wijaya, 2017).

Proses pembelajaran yang tepat dapat mendorong siswa untuk

mengembangkan kemampuan sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Selain itu, guru memiliki peran untuk mewujudkan kegiatan

pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Proses kognitif dibagi menjadi dua yaitu kemampuan

berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking) yang meliputi mengingat, memahami, dan menerapkan, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

(Higher Order Thinking) meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mencipta, taksonomi Bloom (dalam Mufidah & Wijaya, 2007).

Tingkatan dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dalam mencapai tingkatan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa harus terlebih dahulu menguasai awal

dalam berpikir yaitu mengingat, memahami, dan menerapkan. Pentingnya

berpikir tingkat tinggi siswa di sekolah dasar tidak hanya sekedar menguasai

tingkatan awal dalam berpikir, namun membutuhkan kemampuan lain yang

lebih tinggi seperti kemampuan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Persoalan yang terjadi di lapangan ditemukan bahwa penelitian ini belum

ada yang meneliti pada jenjang Sekolah Dasar yang membahas mengenai tiga

aspek yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Oleh karena itu, peneliti

tertarik ingin meneliti pembelajaran tematik di kelas V untuk memberikan

pengetahuan dan bekal baru di dunia pendidikan terutama bagi para pendidik

agar pembelajaran tidak hanya berorientasi pada keterampilan menghafal yang

harus diubah dan diarahkan agar mampu menerapkan pembelajaran yang

mampu mengarahkan pada proses kognitif yang mendorong dan meningkatkan

(26)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di

salah satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta).

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di salah

satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta Kelas V?

1.2.2 Bagaimana Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam

Pelaksanaan Pembelajaran di salah satu SD Swasta di Kabupaten

Sleman Yogyakarta Kelas V?

1.2.3 Bagaimana Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu SD Swasta

di Kabupaten Sleman Yogyakarta Kelas V?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Perencanaan Pembelajaran

Berpikir Tingkat Tinggi di salah satu SD Swasta di Kabupaten Sleman

Yogyakarta kelas V.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan sejauh mana penerapan Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di salah satu SD

Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta kelas V.

1.3.3 Untuk mendeskripsikan sejauh mana Penilaian Berpikir Tingkat Tinggi

di salah satu SD Swasta di Kabupaten Sleman Yogyakarta kelas V.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Guru, dapat memberikan masukkan dan menambah informasi

bagi guru, agar dapat merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), melakukan kegiatan pembelajaran, dan proses penilaian yang

tidak hanya menanamkan keterampilan menghafal, melainkan dapat

membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi.

1.4.2 Untuk Siswa, dapat memberikan kemampuan berpikir tingkat tinggi

pada siswa agar siswa tidak hanya menghafal saja.

1.4.3 Untuk Peneliti, dapat memberikan masukan kepada peneliti agar nanti

(27)

tingkat tinggi baik saat membuat RPP, melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan proses penilaian.

1.4.4 Untuk Universitas, memberikan tambahan bacaan, referensi atau

masukkan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

1.5 Asumsi Penelitian

Asumsi dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada

perencanaan pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V.

1.5.2 Berpikir Tingkat Tinggi sudah diterapkan pada proses pelakasanaan

pembelajaran tematik kelas V melalui penerapan kemampuan 4C

meliputi critical thinking, collaborative, creativity, dan

communication.

1.5.3 Kata kerja operasional yang terdapat pada Taksonomi Bloom

tingkatan C4, C5 dan C6 sudah diterapkan pada soal evaluasi

tematik kelas V.

1.6 Definisi Operasional.

1.6.1 Berpikir Tingat Tinggi merupakan peningkatan aktivitas

kemampuan dan pemahaman siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran di kelas yang difokuskan pada kemampuan 4C yaitu

Critical Thinking siswa berpikir secara kritis, Creativity siswa dapat menyelesaikan tugas secara kreatif, Communication siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulisan, dan Collaboration siswa dapat bekerja dalam tim yang beragam.

1.6.2 Higher Order Thinking Skills merupakan kemampuan berpikir yang mengacu pada proses kognitif siswa meliputi C4, C5, dan C6.

Tingkatan dalam kemampuan berpikir Higer Order Thinking Skills

meliputi proses menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

1.6.3 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berlaku dalam sistem

pendidikan di Indonesia dimana konsep dalam pembelajaran

(28)

tiga komponen yaitu standar isi atau RPP, standar proses atau

kegiatan pembelajaran, dan standar penilaian atau penilaian kelas.

1.6.3.1Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan

rencana kegiatan menggambarkan prosedur pembuatan dan

perancangan yang di buat oleh guru berdasarkan pada silabus

yang terdapat pada standar isi demi mencapai tujuan

pembelajaran.

1.6.3.2Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran) merupakan proses

serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar timbal balik

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

1.6.3.3Standar Penilaian (Penilaian Kelas) merupakan kegiatan guru

terkait dengan pengambilan keputusan mengenai pencapaian

kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama proses belajar

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian pada bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian yang relevan

dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Pada bagian ini, peneliti menuliskan teori yang mendukung berdasarkan

penelitian kemudian peneliti akan mengambil kesimpulan dari setiap teori yang di

tuliskan. Teori tersebut meliputi (1) Berpikir Tingkat Tinggi 4C, (2) Higher Order Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi, (3) Kurikulum 2013.

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

a. Berpikir tingkat tinggi

1) Pengertian Berpikir Tingkat Tinggi (4C)

Menurut Saputra (dalam Dhinni, 2018:2) berpikir tingkat tinggi adalah suatu

proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang

dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi

pembelajaran, dan penilaian dimana meliputi kemampuan pemecahan masalah,

kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berpikir kritis, kemampuan beragrumen,

dan kemampuan mengambil keputusan.

Menurut Jumiati (2016:2) berpikir tingkat tinggi merupakan suatu

kemampuan yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat akan tetapi

membutuhkan kemampuan lainnya yang lebih tinggi seperti kemampuan berpikir

kreatif dan kritis.

Menurut kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral

pendidikan dasar dan menengah direktorat pembinaan sekolah dasar (2016:3)

berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berfikir yang tidak sekedar

(30)

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa berpikir tingkat

tinggi merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih

tinggi yang tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) dimana siswa di tuntut untuk mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan beragrumen,

dan kemampuan mengambil keputusan.

2) Macam-macam Berpikir Tingkat Tinggi (4C)

Menurut BSNP (dalam Yuni, Agus, & Nyoto, 2016:4) dalam pembelajaran

abad 21 pada learning and innovation skills -4CS atau kemampuan belajar dan berinovasi dalam 4C terdapat empat kemampuan yang harus di terapkan yaitu

critical thinking (berpikir kritis), collaborative (kolaborasi), creativity (kreatif), dan

communication (komunikasi).

a) Critical Thinking/Berpikir Kritis

Keterampilan fundamental pada pembelajaran abad ke 21. Keterampilan

berpikir kritis mencangkup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis

informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai dimana siswa mampu

berpikir jelas, rasional, terbuka dan mampu berargumen (Zubaidah, 2016:4).

b) Creativity / Berpikir Kreatif

Siswa di minta untuk mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan

menciptakan inovasi baru di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang

baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru,

mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan,

Triling & Fadel (dalam Yuni, Agus, & Nyoto, 2016:7).

c) Communication/Komunikasi

Kemampuan dalam berkomunikasi menekankan pada siswa untuk terampil

dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Proses pembelajaran

komunikasi ini dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam

berkomunikasi sekaligus kemampuan dalam berpikir tingkat tinggi (Mufidah &

(31)

d) Collaborative/Kolaborasi

Kemampuan dalam kolaborasi menekankan pada siswa agar dapat bekerja

secara efisien dalam tim yang beragam dimana kemampuan ini dapat mendorong

siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam tim saat berdiskusi ataupun

bekerja kelompok sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam berpikir

tingkat tinggi (Mufidah & Wijaya, 2017:2).

3) Karakteristik Soal Berpikir Tingkat Tinggi (4C)

Menurut Widana (dalam Aningsih, 2018:8) karakteristik soal-soal berpikir

tingkat tinggi sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk

penilaian kelas. Berikut adalah karakteristik soal-soal berpikir tingkat tinggi.

a) Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk

memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), kemampuan beragrumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh

setiap peserta didik. Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam berpikir

tingkat tinggi yaitu kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak

familier, kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dan

menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara

sebelumnya.

b) Berbasis Permasalahan Kontekstual

Soal-soal berpikir tingkat tinggi merupakan asesmen yang berbasis situasi

nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat

menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan

masalah. Soal harus terkait dengan konteks pengalaman kehidupan nyata

(relating), soal ditekankan kepada pengalian, penemuan, dan penciptaan (experience), soal juga menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang di peroleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah

(32)

mengkomunikasikan kesimpulan model pada konteks masalah

(communicating), dan soal menentukan kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep pengetahuan dalam kelas ke situasi atau konteks baru

(transferring).

c) Membangun Bentuk Soal Beragam

Bentuk soal yang digunakan untuk menulis butir soal berpikir tingkat tinggi

yaitu soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar atau salah dan ya atau

tidak), isian singkat atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan menggunakan seluruh poin

karakteristik sebagai bahan acuan dalam menganalisis soal penilaian tengah

semester yang di buat oleh guru. Untuk berbasis permasalahan kontektual

merupakan karakteristik sebagai acuan utama peneliti dalam menganalisis soal

penilaian tengah semester. Maka soal penilaian tengah semester dapat ditentukan

tingkat penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Higher Order Thinking Skills

1) Pengertian Higher order thinking skills

Menurut Saputra (2016:91) Higher Order Thinking Skills merupakan suatu proses berpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dapat

dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif serta taksonomi

pembelajaran seperti metode problem solving Krulik dan Rudnick (1998), Taksonomi Bloom (1956), dan Taksonomi pembelajaran, pengajaran dan

penilaian dari Andreson dan Krathwohl (2001). Selain itu Saputra (2016: 92)

Higher Order Thinking Skills adalah peningkatan kemampuan pemahaman dan penguasaan anak didik atas materi pembelajaran agar ia dapat berpikir kritis

(critical thinking), kreatif (creative thinking), mampu memecahkan masalah

(problem solving), dan mampu membuat putusan (making decision) dalam situasi-situasi sulit.

Menurut Heong dkk (dalam Mitri, 2016:27) Higher Order Thinking Skills

di definisikan sebagai penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan

tantangan baru yang menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru

atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau

(33)

Menurut Wardana (dalam Mitri, 2016:27) Higher Order Thinking Skills

merupakan proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha

mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan

secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang

meliputi berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa

Higher Order Thinking Skills merupakan proses berpikir anak didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang melibatkan aktivitas mental untuk menemukan

tantang baru dalam usaha mengekplorasi pengalaman yang komplek, reflektif,

dan kreatif agar anak didik dapat berpikir kritis (critical thinking), kreatif

(creative thinking), mampu memecahkan masalah (problem solving), dan mampu membuat putusan (making decision) dalam situasi-situasi sulit untuk mencapai tujuan yaitu memperoleh pegetahuan berpikir analitis, sintesis dan,

evaluative.

2) Tujuan Higher order thinking skills

Menurut Saputra (2016:91-92) tujuan utama dari Higher Order Thinking Skills adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir anak didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan kemampuan untuk berpikir

secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi yang datang kepadanya,

berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan yang

dimilikinya serta membuat putusan dalam situasi-situasi yang kompleks.

3) Indikator Higher order thinking skills

Menurut Andreson dan Krthwohl (dalam Mulyasa, Iskandar, & Aryani,

2016:216-218) indikator Higher Order Thinking Skills yakni menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan ketiga proses kognitif dalam ranah

yang sama yakni kemampuan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan atau

menerapkan merupakan kemampuan berpikir yang berada pada tingkatan

rendah. Masing-masing indikator akan dijelaskan satu persatu sebagai berikut:

a) Mengingat

Mengemukakan kembali apa yag sudah dipelajari dari guru, buku, sumber

(34)

ketepatan, kecepatan, kebenaran pengetahuan, fakta, definisi konsep, prosedur

hukum, teori dari apa yang sudah dipelajari dikelas tanpa diubah atau berubah.

b) Memahami

Proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan,

grafik, tabel, gambar, foto tidak berubah. Kemampuan mengolah pengetahuan

yang dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti menggantikan, menulis

kembali, mengubah bentuk komunikasi, memberi tafsir, dan memperkirakan.

c) Mengaplikasikan/Menerapkan

Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum, teori yang

sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/belum dipelajari. Kemampuan

menggunakan pengetahuan seperti konsep, massa, cahaya, membagi/mengali/

menambah/mengurangi/menjumlah/menerapkan dalam mempelajari sesuatu

yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

d) Menganalisis

Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu

informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi,

menentukan keterhubungan antara satu kelompok/ informasi dengan

kelompok/informasi lainnya, antara fakta dengan konsep, antara argumentasi

dengan kesimpulan, benang merah pemikiran antara satu karya dengan karya

lainnya. Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan

perbedaan, menentukan apakah satu kelompok sejajar/lebih tinggi, menemukan

keterkaitan fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antar apa yang

dikemukakan, menemukan pikiran pokok dan menemukan kesamaan dalam alur

berpikir.

e) Mengevaluasi

Menentukkan nilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria.

Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan berguna, apakah suatu

infomasi/ benda menarik atau menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpanan

dari kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan pertimbangan

alternative mana yang harus dipilih berdasarkan kriteria, menilai

(35)

f) Mencipta

Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut

merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan

untuk membentuknya. Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai

sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan yang tersedia,

mengembangkan fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan berbagai

bentuk kreativitas lainnya.

Berdasarkan beberapa indikator yang dijabarkan peneliti di atas, peneliti

memutuskan untuk menentukan suatu perencanaan pembelajaran dan soal

evaluasi (Penilian Tengah Semester) yang terpaku pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi dengan menggunakan kata kerja operasional menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

c. Kurikulum 2013

1) Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Kurniansih & Sani (2014: 32) kurikulum 2013 merupakan

serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirilis

tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006

(KTSP).

Menurut Prastowo (2015:5) kurikulum 2013 merupakan upaya peningkatan

mutu pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kreatif dan mampu

menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang.

Menurut Surnati & Rahmawati (2014:1) kurikulum 2013 merupakan salah

satu upaya memperbaruhi setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda. Kurikulum 2013

memadukan tiga konsep yang menyimbangkan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Melalui konsep itu, keseimbangan antara hardskill dan softskill

dimulai dari standar isi, standar proses, dan standar penilaian dapat di wujudkan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa

kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian dari penyempurnaan

kurikulum yang telah di rilis tahun 2004 yang diteruskan dengan kurikulum 2006

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang disesuaikan dengan

(36)

dan pengetahuan di mulai dari standar isi, standar proses, dan standar penilaian

yang dapat di wujudkan untuk menghasilkan lulusan yang kreatif dan mampu

menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang.

2) Komponen kurikulum 2013

Menurut Abdul & Chaerul (2014:14) kurikulum 2013 dilakukan pada tiga

komponen, yaitu: 1) standar isi atau rencana pelaksanaan pembelajaran, 2)

standar proses atau kegiatan pembelajaran, dan 3) standar penilaian atau

penilaian kelas. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen:

1) Standar Isi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

a) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Majid (2014:87) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah

rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok

atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

Menurut Mitri (2016:76) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah

rencana pembelajaran yang disusun oleh guru yang dikembangkan mengacu

pada silabus.

Berdasarkan pengertian dari beberapa teori di atas. Maka dapat disimpulkan

bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran yang disusun oleh guru sesuai dengan materi pokok dan tema

tertentu yang mengacu pada silabus untuk mencapai tujuan tertentu. Komponen

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menurut Mitri (2016:76).

secara teknis rencana pelaksanaan pembelajaran minimal mencangkup

komponen-komponen sebagai berikut :

(1) Data Sekolah/Identitas Sekolah

(2) Identitas mata pelajajran

(3) Kelas/Semester

(4) Materi pokok

(5) Alokasi waktu

(6) Tujuan pembelajaran

(7) Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian

(8) Materi Pembelajaran

(37)

(10) Media, alat, dan sumber belajar

(11) Langkah-langkah pembelajaran

(12) Penilaian hasil pembelajaran

Berdasarkan komponen yang sudah disebutkan di atas, peneliti akan

menggunakan komponen pada poin 7 untuk menganalisis indikator pencapaian

dan poin 11 untuk melihat langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan

indikator pencapaian.

2) Standar Proses (Kegiatan Pembelajaran)

a) Pengertian Kegiatan Pembelajaran

Menurut Rusman (dalam Prasetya, 2018:1) proses kegiatan pembelajaran

adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru dan siswa

serta komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan belajar. Menurut Arikunto (dalam Mitri, 2016:42) kegiatan

pembelajaran adalah proses berlangsungnya kegiatan belajar dan

membelajarkan siswa di kelas. Pandangan lain yang sejalan dengan hal tersebut

dikemukakan oleh Arifin (dalam Mitri, 2016:42) pelaksanaan pembelajaran

adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan

pembelajaran dimana strategi, pendekatan, prinsip-prinsip dari metode

pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Berdasarkan ketiga teori di atas, dapat di simpulkan bahwa proses kegiatan

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru bersama

siswa dengan menjalin komunikasi secara edukatif dengan menggunakan

startegi, pendekatan, prinsip, dan metode tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien.

b) Tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran

Menurut Majid (2014:92) tahapan dalam kegiatan pembelajaran meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(1) Kegiatan pendahuluan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan

fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi

(38)

permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu

materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai dan

menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan

yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dan

tugas.

(2) Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang

dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk aktif menjadi pencari informasi, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta

didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses

observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi.

Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat proserdur

untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat

melakukan pengamatan terhadap pemodelan atau demonstrasi oleh guru

atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan

dan pemberian umpan balik, serta latihan lanjutan kepada peserta didik.

Contoh aplikasi lima kegiatan pembelajaran yang yaitu (1) mengamati

dimana guru memberikan fasilitas peserta didik untuk melakukan

pengamatan seperti melihat, membaca, dan mendengar, (2) menanya guru

membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan, (3)

mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan dimana tindak lanjut dari

bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber melalui cara, (4) mencoba guru meminta siswa mencoba berbagai

sumber media yang ada pada saat pembelajaran, (5) mengkomunikasikan

menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan saat mencari informasi.

(3) Kegiatan penutup guru bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran, melakukan penilaian dan

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

(39)

pembelajaran, remidi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar

peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Berdasarkan dari tahap-tahap pada kegiatan pembelajaran di atas,

peneliti akan mengobservasi kegiatan pembelajaran dari kegiatan pembuka,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Untuk mengetahui bagaiamana cara

guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi (4C).

c) Prinsip kegiatan pembelajaran

Menurut Permendikbud No.103 tahun 2014 (dalam Mitri, 2016:47)

untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,

kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut:

(1) Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu.

(2) Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar.

(3) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.

(4) Pembelajaran berbasis kompetensi.

(5) Pembelajaran terpadu.

(6) Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multi dimensi.

(7) Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif.

(8) Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skills dan soft-skills.

(9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

(10)Pembelajar yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

(11)Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

(12) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

(40)

(13) Pengakuan atas perbedaan individu dan latar belakang budaya peserta

didik.

(14)Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Berdasarkan prinsip dari kegiatan pembelajaran di atas, peneliti akan

menggunakan beberapa prinsip pada poin di atas sesuai dengan penelitian

yaitu point no 1, 2, 3, 8, dan 14 yang akan peneliti gunakan saat melakukan

observasi di dalam kelas.

3) Standar Penilaian (Pelaksanaan penilian kelas)

a) Pengertian Pelaksanaan Penilaian Kelas pada Kurikulum 2013

Menurut Sunarti & Rahmawati (2014:7) (dalam Permendikbud no 66

tahun 2013) tentang standar penilaian pendidikan, penilaian pendidikan

merupakan proses pengumpulan dan pengelolaan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan rangkaian

kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan manafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan. Penilaian adalah bagian dari kegiatan pembelajaran

yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang

meliputi pengetahuan, keterampilan, dan pengetahuan.

Menurut Sunarti & Rahmawati (2014:3) penilaian pada kurikulum 2013

lebih menekankan pada penilian autentik. Penilaian autentik merupakan

penilaian yang dilakukan secara menyeluruh untuk menilai masukan, proses,

dan hasil pembelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif,

afektif dan psikomotor yang sesuai dengan karakteristik siswa yang

sistemnya berdasarkan penilainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian

merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil peserta didik yang di lakukan

(41)

b) Prinsip Penilaian

Menurut lampiran Permendikbud no 66 tahun 2013 (dalam Sunarti &

Rahmawati, 2014:12) tentang standar penilaian, prinsip penilaian dalam

kurikulum 2013 sebagai berikut:

(1) Obyektif: penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi oleh

faktor subjektivitas penilaian.

(2) Terpadu: penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu

dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

(3) Ekonomis: penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pelaporannya.

(4) Transparan: prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

(5) Akuntabel: penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak

internal sekolah maupun ekternal untuk aspek teknik prosedur dan

hasilnya.

(6) Edukatif: mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

c) Cakupan Penilaian

Menurut lampiran Permendikbud no 66 tahun 2013 (dalam Sunarti &

Rahmawati, 2014:13) mencangkup penilaian autentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu

tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah yang

diuraikan sebagai berikut:

(1) Penilaian autentik: penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk

menilai masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. (2) Penilaian diri: penilaian yang dilakukan peserta didik secara reflektif

untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang diterapkan.

(3) Penilaian berbasis portofolio: penilaian yang dilaksanakan untuk menilai

keseluruhan proses belajar peserta didik dalam penugasan perorangan

atau perkelompok di dalam atau di luar kelas khususnya pada sikap atau

(42)

(4) Ulangan harian: penilaian yang dilakukan secara periodik untuk menilai

kompetensi peserta didik.

(5) Ulangan tengah semester: Penilaian semester merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik setelah melaksanakan 8 sampai 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

(6) Ulangan Akhir Semester: kegitan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan

semua KD pada semester tersebut.

(7) Ujian Sekolah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar

kompetensi yang diujikan pada UN, yang di lakukan oleh satuan

pendidikan.

Berdasarkan cakupan nilai di atas yang sudah disebutkan, peneliti akan

menganalisis penilaian kelas pada cakupan penilaian ulangan tengah semester

atau yang sekarang sering di sebut sebagai penilaian tengah semester untuk

mengetahui tentang kata kerja operasional yang terdapat pada taksonomi

bloom untuk menentukan apakah soal-soal yang berada pada penilaian tengah

semester termasuk berpikir tinggkat tinggi.

d) Ranah Penilian

Menurut Sunarti & Rahmawati (2014:15) tujuan penilaian hasil belajar,

yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap peserta

didik sesuai rencana pembelajaran. Ditinjau dari dimensi kompetensi yang

ingin di capai meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

(1) Ranah kognitif komponen meliputi tingkatan menghafal, memahami,

mengaplikasikan/menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta.

(2) Ranah afektif ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu (1) kompetensi afektif

dan (2) sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran serta proses

belajar. Jenis tingkatan ranah afektif yaitu penerimaan, partisipasi,

(43)

(3) Ranah psikomotor penilaian terhadap pencapaian komptensi sebagai

berikut persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa,

gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas.

Berdasarkan ranah penilaian yang sudah di sebutkan di atas, peneliti akan

menggunakan ranah penilaian kognitif ini dikarenakan peneliti hanya akan

melihat proses kogntif pada siswa yang dilakukan guru pada proses penilaian

tengah semester.

e) Konsep Penilaian Autentik

Menurut permendikbud no. 65 tahun 2013 tentang standar proses dan

Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian (dalam Sunarti &

Rahmawati, 2014: 28-36) penilaian kurikulum 2013 menggunakan penilaian

autentik pada proses dan hasil yang mencangkup 3 aspek penilaian, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian autentik harus di tekankan pada

rata-rata ketiga ranah tersebut secara menyeluruh sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Namun, peneliti hanya mengambil konsep penilaian autentik

pada aspek penilaian kognitif.

(1) Penilaian kognitif

Penilaian kognitif ada 6 tingkatan dalam ranah kognitif yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi sama hal

nya dengan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Indikator-indikator penilaian ranah kognitif

berdasarkan pada 6 tingkatan Taksonomi Bloom yang dapat dijadikan

landasan sebagai pengembangan penilaian dalam ranah kognitif.

(a) Pengetahuan dapat menyebutkan atau menunjukkan lagi. Cara penilaian

pertanyaan/tugas dan tes

(b) Pemahaman dapat menjelasakan atau mendefinisikan. Cara penilaian

pertanyaan/tugas dan tes.

(c) Penerapan dapat memberi contoh atau memecahkan masalah. Cara

penilaian tugas/ permasalahan.

(d) Analisis dapat menguraikan atau mengklarifikasi. Cara penilaian

(44)

(e) Sintesis dapat menyimpulkan kembali atau menggeneralisasi. Cara

penilaian tugas atau perasalahan.

(f) Evaluasi dapat menginterpretasikan atau memberikan pertimbangan atau

penilaian.

f) Bentuk Penilaian Kognitif.

Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan, dan

penugasan/proyek

(1) Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara

tertulis berupa pilihan ganda dan uraian.

a) Tes bentuk uraian soal bentuk uraian menuntut kemampuan siswa untuk

mengorganisasi dan merumuskan jawaban menggunakan kata-kata

sendiri. Soal bentuk uraian hendaknya mengukur berbagai kemampuan

(ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan kemampuan yang lebih

tinggi). Keuntungan soal bentuk uraian, antara lain (a) memberikan

kesempatan kepada murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan

sendiri jawabannya, (b) mudah menyusunnya, (c) jawaban sukar di tebak.

Kelemahannya adalah (a) sukar dalam skoring dan (b) tidak dapat

mencangkup bahan yang luas. Soal-soal bentuk uraian terdiri dari atas

tiga ragam, yaitu bentuk uraian bebas, bentuk uraian terbatas, dan bentuk

uraian terstruktur.

b) Tes Pilihan Ganda terdiri atas sebuah pernyataan atau kalimat yang

belum lengkap, kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat digunakan untuk melengkapinya. Dari sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya satu yang tepat, yang lain merupakan pengecoh

(45)

2.1.2 Hasil penelitian yang relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil yang telah dilakukan oleh bebrapa

peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain:

Mulyadi, Marzuki, & Andi Usman tahun 2013 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Lingkungan Untuk Perolehan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SD”, adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tematik terpadu berbasis lingkungan

untuk memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik di SD.

Sedangkan hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dikategorikan “baik” karena pembelajaran dengan tematik terpadu berbasis lingkungan sebagian besar peserta didik memperoleh

kemampuan berpikir tingkat tinggi berupa menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasikan.

Maria Agustina Amelia (2016) dengan judul “Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Skills (HOTS) Matematika Materi Pecahan Untuk Kelas 5 Sekolah Dasar”. Adapun tujuan untuk menganalisis kualitas tes hasil belajar matematika buatan guru mengenai materi pecahan untuk siswa kelas V.

Adapun hasil penelitian ini adalah uji analisis tingkat kesukaran soal yaitu 1

soal (5%) memiliki tingkat kesukaran kategori sedang dan 4 soal (20%) yang

memiliki tingkat kesukaran kategori sukar. Hasil uji pengecoh pada soal secara

keseluruhan ada 11 pengecoh tidak berfungsi.

Tia Agusti Annuru, Riche Cynthia Johan, Mohammad Ali tahun 2017 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pelajaran Pengetahuan Alam Peserta Didik Sekolah Dasar Melalui Model

Pemebelajaran Treffinger”. Adapun penelitian ini bertujuan untuk melihat

seberapa besar pengaruh model Treffinger dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik Sekolah Dasar dalam mata pelajaran IPA.

Sedangkan hasil penelitian hasil uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada aspek mencipta (C6) pada peserta

Gambar

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian
Gambar 2.2 Peta kerangka berpikir
Tabel 3.4 Indikator Pedoman Wawancara Guru Kelas
Tabel 3.5 Instrumen pedoman wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesalahan yang terjadi antara lain adalah tidak bisa memberikan penjelasan tentang luas alas dan luas sisi, salah pemahaman antara diagonal sisi dan diagonal ruang, panjang

Google Chrome memanfaatkan emotional branding yang menjadi prinsip kerja perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen bahwa layanan Google Chrome akan

Peningkatan dosis pupuk pada daun dari tahun ke tahun belum mencapai status hara sedang dan tinggi, disebabkan karena tanaman duku selama ini belum pernah dipupuk, sehingga

Berikut ini adalah jumlah kelompok belajar dapat dilihat pada Tabel 1dan hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dapat dilihat pada Tabel 2 untuk

Dalam analisis ini peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu penghitungan jumlah kalimat dan suku kata pada wacana nonfiksi dengan menggunakan Teori Fry,

Hasil nilai koefisien regresi kepuasan kerja terhadap turnover intention bernilai positif sebesar 0,312, dapat diartikan bahwa semakin baik kepuasan kerja dan

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN NOVEL KEMBANG KANTIL KARYA SENGGONO SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI