1
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka
diperlukan ilmu-ilmu pengetahuan yang dapat merefleksikan tujuan
pendidikan nasional. Salah satunya yaitu melalui pendidikan IPS. Pendidikan
IPS memegang peranan dalam upaya mewujudkan pendidikan nasional. Hal
ini karena IPS mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggung jawab, sebagai mana yang menjadi
tujuan pendidikan nasional, juga merupakan tujuan pendidikan IPS.
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang penting bagi
peserta didik. Menurut Gunawan (2011: 3) Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai
ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta
kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.
IPS di Sekolah Dasar merupakan suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi seleksi dan modifikasi yang
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Gunawan, 2011: 36). Secara
keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD yaitu :
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS, maka diperlukan adanya
suatu konsep pembelajaran yang tepat. Solihatin dan Raharjo (2008: 3)
memberikan gambaran mengenai situasi pembelajaran IPS pada saat ini
diantaranya :
1. Model pembelajaran konvensional (ceramah).
2. Tujuan dan peran kritis/misi IPS untuk mempersiapkan warga negara
yang baik dan mampu bermasyarakat sulit dicapai.
3. Pembelajaran bersifat teacher centered
4. Pelajaran IPS bersifat hafalan semata dan kurang bergairah dalam
mempelajarinya
Situasi pembelajaran yang sudah digambarkan di atas juga terjadi pada
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teacher centered. Pembelajaran ini, menyebabkan siswa menjadi pasif.
Melalui pengamatan yang dilakukan, peneliti mendapatkan gambaran
mengenai pembelajaran IPS di kelas V SDN 5 Cikidang sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan
tanya jawab.
2. Pembelajaran IPS berlangsung secara individual bukan pembelajaran
kelompok
3. Sikap siswa saat pembelajaran IPS kurang antusias. Beberapa siswa
terlihat mengantuk saat pembelajaran IPS berlangsung
4. Guru tidak selalu menggunakan media pembelajaran sebagai alat
penunjang pembelajaran.
Berbekal dari hasil pengamatan tersebut, peneliti membagikan angket
kepada siswa kelas V. Dari 16 siswa, peneliti mendapatkan hasil bahwa
sebanyak 3 orang siswa (18,75%) merasa bosan selama belajar IPS, 8 orang
siswa (50%) terkadang merasa bosan, dan 5 orang siswa (31,25%) menjawab
tidak merasa bosan. Siswa merasa bosan karena mata pelajaran IPS berisi
hapalan saja. Hasil angket lainnya menunjukan bahwa sebagian besar siswa
mengalami kesulitan untuk mengerjakan tugas mata pelajaran IPS. Sebanyak
11 siswa (68,75%) menjawab sulit dan 5 orang siswa (31,25%) menjawab
kadang-kadang. Untuk mengetahui kesulitan yang dirasakan siswa, peneliti
memberikan post test. Selama siswa mengerjakan post test, siswa
mengeluhkan tidak memahami pertanyaan yang diajukan. Hal ini karena
siswa kesulitan untuk memahami kata maupun kalimat berbahasa Indonesia
karena keterbatasan kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki siswa. Hasilnya
dari 16 orang siswa yang hadir, terdapat 4 orang siswa (25%) yang dapat
mencapai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimum mata pelajaran IPS yaitu
65, sebanyak 8 orang siswa (50%) tidak dapat mencapai KKM mata pelajaran
IPS dan 4 orang siswa lainnya (25%) tidak mengerjakan tugasnya.
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Nama Siswa Nilai
Berdasarkan hasil observasi di atas, maka pembelajaran IPS di kelas V
kurang menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang
maksimal. Salah satu penyebab dari kurang tercapainya keberhasilan belajar
siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS, yaitu mengenai pemahaman siswa
terhadap materi maupun soal-soal mata pelajaran IPS. Pemahaman
merupakan domain dari ranah kognitif yang satu tingkat lebih tinggi dari
kemampuan mengingat materi pengajaran sebagai tingkatan yang rendah dari
mencerna suatu pengertian. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menangkap arti suatu materi pengajaran, dapat berupa menjelaskan
pengertian kata-kata, angka-angka, menjelaskan atau membuat ringkasan,
menjelaskan sebab-akibat (Joesmani, 1998: 40).
Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, guru
memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi
utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran.
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar peserta didik salah
satunya yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
bagi peserta didik sehingga dapat menunjang keberhasilan belajar peserta
didik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slamento (2003: 97)
bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan pembelajaran IPS di kelas V, maka peneliti mencari
alternatif pembelajaran dengan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe
Numbered Heads Together. Pembelajaran kooperatif memberikan
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana belajar yang kondusif kepada
siswa agar siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap,
nilai, dan keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di
masyarakat.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan
banyak komponen seperti siswa, guru, dan realitas sosial. Dalam
pembelajaran kooperatif yang ditekankan adalah pembelajaran model
kelompok, pada pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
belajar, hal ini bertujuan agar mereka dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Model pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa untuk saling
memberi informasi, saling mengajar anggota kelompok yang belum mampu,
dan saling menghargai anggota kelompoknya. Proses pencapaian kesepakatan
kelompok ini dipraktikan dan ditumbuhkan selama diskusi berlangsung.
Abdullah dalam Isjoni,dkk (2007: 22) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara peserta didik sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Numbered Heads Together adalah model pembelajaran di mana siswa belajar
secara berkelompok saling bekerja sama untuk memecahkan suatu
permasalahan agar mereka mempunyai tanggung jawab atas permasalahan
yang dihadapinya. Melalui NHT siswa dapat terlibat secara aktif berinteraksi
dengan teman kelompoknya dalam merumuskan suatu jawaban juga dapat
memiliki pemahaman yang sama karena dalam menjawab pertanyaan,
jawaban yang diajukan oleh siswa merupakan hasil kesepakatan dari kegiatan
diskusi bersama kelompoknya. Sehingga dalam satu kelompok, seluruh
anggota dalam kelompok tersebut memiliki jawaban yang sama. Hal ini
senada dengan yang diungkapkan oleh Solihatin & Raharjo (2008: 5) bahwa
melalui belajar dari teman sebaya dan bimbingan guru, maka proses
penerimaan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap
materi yang dipelajari.
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together di kelas V SDN 5 Cikidang, diharapkan dapat membantu
guru untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
IPS yang juga akan berdampak pada perolehan nilai post test siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalahnya adalah bagaimana pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap mata pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan
Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ?
Dari rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia ?
2. Bagaimana pemahaman siswa kelas V dalam konsep Menghargai Jasa
dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together pada mata pelajaran IPS di kelas V dalam konsep
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V dalam konsep
Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan Dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi peneliti, dapat memperluas dan menambah wawasan tentang
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan
pembelajaran IPS yang lebih baik
3. Bagi siswa, pembelajaran tidak lagi monoton, dapat membuat siswa
untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar
sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini :
Serangkaian tindakan pembelajaran bersiklus yang berorientasi kepada
upaya optimalisasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran IPS dalam konsep Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan
Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SDN 5
Cikidang.
F. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif. Dalam Numbered Heads Together, siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok yang berisikan 3-5 anggota. Setiap siswa
Ita Fuji Apriyani, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa berdiskusi mencari jawaban dan menentukan jawaban yang paling
tepat untuk dijadikan jawaban kelompok. Siswa yang nomornya dipanggil
oleh guru akan menyampaikan jawaban hasil diskusinya di depan kelas.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT ini
diketahui keberhasilannya dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.
2. Pemahaman
Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang untuk mengerti benar
apa yang sedang dikomunikasikan atau mengerti benar isi dari apa yang
sedang disampaikan. Pada penelitian ini, pemahaman yang akan diteliti
berkaitan dengan pemahaman siswa dalam menjawab soal IPS dengan
menggunakan bahasa sendiri. Siswa dikatakan paham apabila dapat
menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri dengan cara
pengungkapannya melalui pertanyaan, soal dan tes tugas. Penilaian
pemahaman dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes