• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) | M. Shaifuddin | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 8984 19243 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) | M. Shaifuddin | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 8984 19243 1 PB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1)

Mahasiswa Pogram Studi PGSD FKIP UNS

2,3)

Dosen Pogram Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

(RME)

Dian Ratri Rahayu1), Kuswadi2),M. Shaifuddin3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

e-mail: dianratrirahayu@ymail.com

Abstract: The purpose of this research is to improve the ability in finishing story questions by using Realistic Mathematics Education (RME) learning model of 2nd grade students in SDN Carangan No. 22 Surakarta academic year of 2015/2016.The form of this research is class action observation which has done in two cycles. Each cycle consists of two meeting and four steps; i.e planning, action, observation, and reflection. The research subject is 2nd grade student of SDNCarangan No. 22 Surakarta which consist of 20 students. The data collecting tecnique is observation, interview, test, and documentation. The data analysis tecnique is interactive model analysis tecniqeu Miles & Huberman which consist of 3 steps; i.e data reduction, data display, and conclusion. Validity tests of this research is used source and tecnique triangulation.The result of this research shows that the ability in finishing story questions of student is improve by using Realistic Mathematics Education (RME).

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dengan meng-gunakan model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada siswa kelas II SD Negeri Carangan No. 22 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang di-laksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 petemuan dan 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas II SD Negeri Carangan No. 22 Surakarta yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif Miles & Huberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasisumber dan triangulasi teknik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa meningkat melalui penggunaan model pembelajaran Realistic

Mathematics Education (RME).

Kata kunci :Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME), kemampuan menyelesaikan soal cerita.

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi tiga aspek, yakni 1) bilangan; 2) geometri dan pengukuran; dan 3) pengolahan data. Ketiga aspek ini te-rus berkembang dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks ditingkatan selanjut-nya. Tingkat ketercapaian ketiga aspek diu-kur dengan menggunakan soal. Pendapat Ra-hardjo dan Waluyati (2011: 8) menyatakan bahwa “...bentuk soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembe-lajaran matematika dapat berupa soal cerita atau soal non cerita”.

Soal matematika yang berkaitan de-ngan kehidupan sehari-hari seperti: jual-beli, untung-rugi, waktu, jarak kecepatan dan se-bagainya, sering diungkapkan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita merupakan soal mate-matika yang diungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan kehidup-an sehari-hari (Winarni dkehidup-an Harmini, 2015: 122). Pembelajaran soal cerita penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih

per-kembangan proses berpikir mereka secara berkelanjutan untuk mencapai standar kom-petensi yang telah ditetapkan. Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang baik akan mempermudah siswa untuk memahami kali-mat kali-matekali-matika yang terdapat dalam soal e-valuasi yangberbentuk soal cerita, sehingga siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan seko-lah.

(2)

(2) penerapan model pembelajaran inovatif guna menunjang kegiatan pembelajaran ma-tematika mengenai soal ceria masih kurang; (3) belum memaksimalkan penggunaan me-dia pembelajaran. Fakta tersebut didukung dengan hasil wawancara awal yang dilakukan dengan guru kelas II yaitu Ibu Sri Katon, S.Pd. menyatakan bahwa kegiatan pembela-jaran berlangsung dengan baik, meskipun gu-ru dominan mengajar dengan metode ce-ramah. Akan tetapi tingkat partisipatif siswa masih rendah dan sebagian besar siswa cen-derung tidak berkonsentrasi atau bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran.

Rendahnya kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa buktikan dengan data hasil uji pratindakan kamampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas II, yaitu 70% siswa a-tau 14 siswa dari keseluruhan siswa di kelas II belum dapat mencapai KKM sebesar 70 dengan rata-rata klasikal 62,35. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikatakan, bahwa kegiat-an pembelajarkegiat-an matematika khususnya ten-tang soal cerita di kelas II SD Negeri Cara-ngan No. 22 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 belum berhasil. Apabila kondisi demikian terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas pembelajaran matematika, sebab hampir seluruh materi dalam pembelajaran matematika tingkat ketercapaiannya diukur dengan soal cerita.

Melihat kondisi tersebut, diperlukan a-danya suatu tindakan perbaikan dalam kegia-tan pembelajaran matematika khususnya ten-tang soal ceritaagar terjadi peningkatan ke-mampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan o-leh guru untuk mengembangkan pembelaja-rannya, dengan menggunakan model pembe-lajaran yang inovatif. Model pembepembe-lajaran

Realistic Mathematics Education (RME)

me-rupakan salah satu model pembelajaran ino-vatif yang dapat digunakan sebagai alternatif oleh guru. Model pembelajaran RME adalah suatu toeri tentang pembelajaran matematika yang salah satu teori pendekatan pembela-jarannya menggunakan konteks dunia nyata (Fathurrohman, 2015: 185). Konteks dunia nyata sangat sesuai dengan usia perkembang-an kognitif siswa kelas II sekolah dasar, mi-salnya menggunakan aktivitas atau kegiatansehari-hari yang dilakukan siswa

sebagai pengantar materi yang akan disam-paikan.

Penerapan model pembelajaran Rea-listic Mathematics Education (RME) dapat membantu siswa dalam meningkatkan mampuan belajar matematika khususnya ke-mampuan menyelesaikan soal cerita. Hal ter-sebut disebabkan karena dengan model pem-belajaran RME siswa dapat memadukan pe-ngalaman yang dimilikinya dengan pembela-jaran yang menggunakan aktivitas sehari-hari sebagai pengantar pembelajaran. Model ini juga sangat mengutamakan kontribusi siswa dan interaktivitas baik antara siswa dengan siswa atau pun siswa dengan guru.Dengan kata lain siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya berperan seba-gai fasilitator dan motivator. Salah satu ke-unggulan model pembelajaran RME yang pa-ling utama,yaitu mengubah matematika yang abstrak menjadi konkret. Hal tersebut sangat mendukung model pembelajaran RME seba-gai model pembelajaran yang dapat diterap-kan dalam pembelajaran soal cerita di kelas II SD.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelasdengan judul “Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Me-lalui Model Pembelajaran Realistic Mathe-matics Education (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Cara-ngan No. 22 Surakarta tahun ajaran 2015/2016)”.

METODE

(3)

adalah teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.Uji validitas dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan, yaitu dengan mengguna-kan teknik analisis model interaktif dari Mi-les & Huberman (Sugiyono, 2013: 337).

HASIL

Sebelum melaksanakan tindakan, terle-bih dahulu dilakukan beberapa kegiatan yaitu observasi kegiatan pembelajaran di kelas II, wawancaraterhadap guru dan siswa kelas II, dokumentasi, dan uji pratindakanpada pem-belajaran soal cerita. Berdasarkan hasil uji pratindakan tentang kemampuan menyelesai-kan soal cerita siswa kelas II yang telah di-laksanakan, diperoleh data yang menunjuk-kan bahwa kemampuan menyelesaimenunjuk-kan soal cerita siswamasih tergolong rendah. Rendah-nya kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa terbukti dari seluruh siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Surakartatahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa, terdapat lebih dari 60% siswa atau lebih dari 12 siswa belum dapat mencapai atau melebihi nilai KKM, yaitu 70. Nilai ke-mampuan menyelesaikan soal cerita pratin-dakan atau nilai tes pada kondisi awaldapatdilihat melaluitabel 1,sebagai beri-kut:

Tabel 1.Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa pada Kondisi

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui siswa yang mendapat nilai kurang dari70(KKM), yaitu sebanyak 14siswa atau 70% dari 20 siswa kelas II, dan siswa yang mendapat nilai ≥ 70 yaitu 6siswa atau 30% dari 20 siswa kelas II. Dapat dikatakanbahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Surakar-ta Surakar-tahun ajaran 2015/2016 masih rendah. Ber-dasarkan hasil observasi dan hasil uji pratin-dakan maka dapat disimpulkan, bahwa pem-belajaran matematika khususnya menge-naisoal cerita di kelas II SD Negeri Carangan No. 22 tahun ajaran 2015/2016 belum opti-mal.Diperlukan adanya tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas pem-belajaran. Alternatif yangdigunakan yaitu melalui penerapan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Model pem-belajaran tersebut adalah model Realistic Mathematics Education(RME) yang diterap-kan pada pembelajaran Matematika siswa ke-las II SDNegeri Carangan No. 22 Surakarta dengan materi pokok soal cerita.

Setelah tindakan pada siklus I dengan menerapkanmodel pembelajaranRealistic

Mathematics Education(RME)kemampuan

menyelesaikan soal cerita siswamengalami peningkatan. Hal tersebut terbukti dengan a-danya peningkatan nilai selama tindakan pa-da siklus I, yang pa-dapat ditunjukkan melalui tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2.Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita padaSiklus I

No

(4)

sebe-lum dan sesudah tindakan pada siklus I. Da-pat dilihat bahwa pada siklus I terdaDa-pat 9 sis-wa atau 45% siswa memperoleh nilai 70,

dan 11 siswa atau 55% siswa masih memper-oleh nilai < 70.Penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II, karena persentase ketuntasan belum mencapai indikator kinerjayang ditargetkan peneliti, yaitu 80%

siswa atau 16 siswa mendapat nilai ≥70.

Setelah tindakan yang dilaksanakan pa-da siklus II dengan menerapkanmodel pem-belajaran Realistic Mathematics Educa-tion(RME), kemampuan menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan lagi. Hal ter-sebut terbukti dari adanya peningkatan nilai selama siklus II, yang dapat ditunjukkan me-lalui tabel 3, sebagai berikut :

Tabel 3.Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita padaSiklus II

No

Ketuntasan Klasikan = 90%

Berdasarkan data pada tabel 3, dapat diketahui bahwa, terjadi peningkatan nilaike-mampuan menyelesaikan soal cerita pada siklus II. Dibuktikan dengan adanya pening-katan nilai sebelum tindakan, siklus Idan pa-da siklus II.Dapatdilihatbahwa pa-dari 20 siswa terdapat 18 siswa (90%) yang nilainya sudah mencapai batas ketuntasan, sedangkan 2 siswa (10%) belum tuntas.Dilihat dari ketasan klasikal pada siklus II, siswa yang tun-tas mengalami peningkatan, yaitu menjadi 90%, sehingga dapat dikatakan indikator ke-tercapaian yang ditargetkan oleh peneliti su-dah terpenuhi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel nilaidarihasilpeneli-tiandapat diketahui bahwa kemampuan me-nyelesaikan soal cerita mengalami

peningkat-an mulai dari pratindakpeningkat-an, siklus I dpeningkat-an siklus II.Makadapatdisimpulkanbahwa melaluipe-nerapan model pembelajaran Realistic Ma-thematics Education(RME) dapat memberi-kan peningkatan kemampuanmenyelesaimemberi-kan soal cerita. Hal tersebutdibuktikan ada-nyaperkembangan nilai kemampuanmenyele-saikan soal cerita pada siswa pratindakan, siklus I dan siklus II, yang dapatdilihatdaritabel 4,sebagai berikut:

Tabel 4.PerkembanganNilaiKemampuan Menyelesaikan Soal Cerita

Dari data pada tabel 4,dapatdisimpul-kan, bahwapadapratindakan nilaitertinggi a-dalah 90, sedangkan nilai terendah 20, de-ngan nilai rata-rata klasikal62,35, dan tingkat ketuntasansiswa sebesar30%, yaitu6 siswa yang nilainyamelebihiatausama dengannilai KKM yaitu 70.

Padasilus Isetelahmenerapkanmodel pembelajaran Realistic Mathematics Educa-tion(RME)nilai terendah yang didapatkan siswaadalah44,5. Nilai tertinggi pada siklus Iadalah90dan rata-rata klasikal menjadi66. Tingkat ketuntasan klasikalmenjadi 45% atau 9 siswa yang tuntas.

Padasiklus II yang

telahmenerapkanmodel pembelajaran Realistic Mathematics Education(RME)nilai terendah sebesar 60, nilai tertinggi meningkatmenjadi100. Rata-rata kelas 88,3dan ketuntasan klasikal sebesar90% atau 18 siswa dari 20 siswa keseluruhan.Namun ada 10% siswa atau sebanyak2siswayang tidak tuntas karena nilainya masih dibawah KKM. Peneliti menyerahkan siswa yang tidak tuntas tersebut kepada wali kelas II untuk diberikan tindak lanjut berupa remedial dan bimbingan.

(5)

penga-laman siswa, keterlibatan siswa secara aktif, antusiasme siswa, interaksi antar siswa de-ngan siswa dan guru dede-ngan siswa, serta kon-sentrasi atau kesungguhan siswa dalam kegi-atan pembelajaran mempunyai pengaruh ter-hadap kualitas belajar dan peningkatan ke-mampuan menyelesaikan soal cerita siswa. Hal tersebut di atas sesuai dengan lima ka-rakteristik model pembelajaran Realistic Ma-thematics Education(RME) yang disampai-kan oleh Zulkardi, yaitu (1) menggunadisampai-kan masalah kontekstual; (2) menggunakan mo-del atau jembatan; (3) menggunakan kontri-busi siswa; (4) interaktivitas, dan (5) teri-nte-grasi dengan topik pelajaran lainnya (Fathur-rohman, 2015: 192). Sejalan dengan penda-pat di atas, Treffer dalam Wijaya (2015: 21) juga merumuskan lima karakteristik RME, yaitu: (1) penggunaan konteks; (2) pengguna-an model sebagai jembatpengguna-an; (3) pempengguna-anfaatpengguna-an hasil kontribusi siswa; (4) interaktivitas; dan (5) keterkaitan.

Berdasarkan data hasil observasi dan hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru dan siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Surakarta setelah digunakannya mo-del pembelajaran Realistic Mathematics Edu-cation(RME), dapat disimpulkan bahwa ke-mampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Sura-karta tahun ajaran 2015/2016 meningkat me-lalui penggunaan model pembelajaran Rea-listic Mathematics Education (RME).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Surakar-ta Surakar-tahun ajaran 2015/2016.Diperoleh simpu-lan bahwa, terjadi peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa melalui mo- del pembelajaran Realistic Mathematics Edu- cation (RME) pada siswa kelas II SDNegeri Carangan No. 22 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dibuktikan de-ngan adanya peningkatan nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa, yaitu mulai dari rata-rata nilai klasikal sebesar 62,35 pa-da pratinpa-dakan, meningkat menjadi 66 papa-da siklus I, dan meningkat lagi menjadi 88,3 pa-da siklus II. Peningkatan juga terjadi papa-da tingkat ketuntasan kemampuan menyelesai-kan soal cerita siswa, mulai dari30% siswa tau hanya sebanyak 6 siswa dan 14 siswa a-tau 70% siswa belum tuntas dengan KKM 70 pada pratindakan. Persentase ketuntasan sis-wa meningkat menjadi 45% sissis-wa atau seba-nyak 9 siswa yang tuntas dan 11 siswa atau 55% siswa belum tuntas dengan KKM 70 pa-da siklus I. Peresentase ketuntasan siswa me-ningkat lagi menjadi 90% atau sebanyak 18 siswa yang tuntas dan 2 atau 10% siswa be-lum tuntas dengan KKM 70 pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Rahardjo, M., & Waluyati, A. (2011). Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran

di SD. Sleman: PPPPTK.

Sugiyono. (2013). Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Winarni, E. S., & Harmini, S. (2015). Matematika untuk PGSD. Bandung: Remaja

Gambar

Tabel 1.Nilai Kemampuan Menyelesaikan
Tabel 4.PerkembanganNilaiKemampuan     Menyelesaikan Soal Cerita

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH LUASAN AKTIF SEL TERHADAP EFISIENSI DYE- SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) ”

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

Objek pajak bagi BUT meliputi penghasilan oleh BUT sendiri dan penghasilan kantor pusat atas atas harta (paten) yang memiliki hubungan efektif dengan BUT.. Meliputi biaya

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis profil aktual dari kompetensi guru di Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MAN 1 Kota Serang dalam menguasai media

Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Topik Titrasi Asam Basa Menggunakan Metode Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing..

» Perbedaan status gizi pasien yang ditunjukkan dengan nilai (IMT) pada kedua kelompok penelitian : tidak berbeda bermakna terhadap efektiftas pengobatan dan biaya

Citra Formosat dipilih penulis dalam penentuan model konservasi, karena satelit ini merupakan satelit observasi bumi yang memiliki resolusi spasial cukup tinggi yaitu

2015 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun