• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pembelajaran Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) dengan Pembelajaran Metode Resitasi (Penugasan) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 6 Sigi | Alberto | GeoTadulako 5824 19296 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pembelajaran Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) dengan Pembelajaran Metode Resitasi (Penugasan) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 6 Sigi | Alberto | GeoTadulako 5824 19296 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RESITASI (PENUGASAN) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 SIGI

DONA ALBERTO

A 351 10 041

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Perbandingan Pembelajaran Metode Problem solving (Pemecahan masalah) dengan Pembelajaran Metode Resitasi (penugasan) Terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X di SMA Negeri 6 Sigi

Penulis : Dona Alberto

No. Stambuk : A 351 10 041

Telah diperikasa dan disetujui untuk diterbitkan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Anthonius Palimbong, M.Pd Ika Listiqowati, S.Pd., M.Pd

Nip.19571002 198403 1 002 NIDN. 0902038606

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Koordinator Program Studi

Pendidikan Geografi

Drs. Charles Kapile, M.Hum Widyastuti, S.Si., M.Si

(3)

ABSTRACT

Dona, Alberto.2015. The Comparison Between Problem Solving Learning Method (Problem Solving) And Recitation Learning Method (Assigment) On Students Learning Outcomes In Geography Subject Of Grade X At SMA Negeri 6 Sigi. Skripsi. Geography Education Study Program. Social Education Department. Tadulako University. First Supervisor is Anthonius Palimbong, and Second supervisor is Ika Listiqowati

The problem faced by SMA Negeri 6 Sigi was the implementation of the learning method was monotonously, while the learning concept of geography is learning the natural phenomenon in students’ environtment, it implied to the student learning outcomes that is not maximum yet. This research was intended to know the difference the learning outcomes between student who follow the problem solving learning method and student who follow recitation method. Samples of this research were grade XB and XC students of SMA Negeri 6 Sigi. The sampling technique was purposive sampling. The research design was posttest only control group design. The instrument in this research was learning outcome test and observation sheet. The result of data analisys was learning outcomes of geography subject, in experimental group got average value = 70 and control group average value = 53. According to testing hypothesis, it is obtained the tcounted = 4.312, while for the ttable = 2.00. it means the testing hypothesis is out of the H0 acceptance criteria. H0 is accepted if – 2.00 < t < 2.00 and rejected on the other hand. It is obviously if tcounted = 4.312 is out of the H0. So H0 is rejected in real level α = 0.05 with df = 40+38-2 = 76. So H1 accepted. This is showed if there is deffernce the learning outcomes between students who followed problem solving learning method with student who followed recitation learning method

(4)

ABSTRAK

Dona, Alberto. 2015. Perbandingan Pembelajaran Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) dengan Pembelajaran Metode Resitasi (Penugasan) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 6 Sigi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP Universitas Tadulako. Pembimbing I Anthonius Palimbong, dan Pembimbing II Ika Listiqowati

Permasalahan yang dihadapi di SMA Negeri 6 Sigi adalah penerapan metode pembelajaran yang monoton yaitu metode ceramah pada setiap pembelajaran geografi, sedangkan konsep belajar geografi banyak mempelajari fenomena - fenomena alam yang ada di sekitar siswa, hal ini berakibat pada hasil belajar siswa yang belum maksimum. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving dan pembelajaran metode resitasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XB dan XC SMA Negeri 6 Sigi. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah posttes only control group design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Hasil analisa data yang diperoleh adalah hasil belajar geografi, pada kelas eksperimen dengan nilai rata – rata = 70 dan kelas kontrol dengan nilai rata – rata = 53. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 4,312, sedangkan untuk ttabel = 2,00. Hal ini berarti bahwa

hasil pengujian hipotesis berada diluar kriteria penerimaan H0.Terima H0 jika -2,00 < t < 2,00

dan tolak H0 dalam hal lainnya. Jelas bahwa thit = 4,312 berada diluar daerah H0. Jadi dengan

demikian H0 ditolak dalam taraf nyata α= 0,05 dengan dk =40+38-2= 76. Sehingga H1 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajaran metode resitasi

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(Pasal 3), disebutkan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.

(6)

metode belajar dan tugas rumah), (3). Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor dari dalam maupun dari luar individu tersebut dapat mendukung keberhasilan pembelajaran tetapi dapat pula menimbulkan hambatan keberhasilan pembelajaran. Hambatan-hambatan dalam pembelajaran berakibat pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini dapat terjadi salah satunya karena metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap keberhasilan siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi karena apapun yang dilakukan guru di kelas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar belajar siswa.

Permasalahan yang sering dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yaitu metode mengajar guru yang monoton dengan metode ceramah, sehingga tidak begitu memacu siswa untuk lebih kritis dan aktif dalam proses pembelajaran karena dalam proses pembelajaran seperti ini siswa kebanyakan hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga inspirasi dan pendapat siswa tidak diungkapkan oleh siswa karena tidak adanya kesempatan untuk menyampaikannya. Maka dari itu guru dituntut untuk lebih mengikuti perkembangan akan metode pembelajaran yang lebih menarik dan memotivasi siswa untuk lebih belajar mandiri, aktif, dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran.

Ada banyak masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran geografi, salah satunya adalah guru bidang studi geografi harus lebih banyak menguasai maeri pelajaran yang secara langsunga berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan siswa, hal seperti ini sangat jarang dilakukan oleh guru. Sehingga siswa sedikit mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Secara umum konsep belajar pada mata pelajaran geografi berorientasi pada aspek spasial/ruang yang ada di muka bumi ini, jadi secara tidak langsung geografi banyak mempelajari aspek-aspek yang ada dipermukaan bumi yang meliputi hidrosfer, litosfer, atmosfer dan antroposfer semua aspek ini hampir setiap hari dijumpai oleh siswa dalam kehidupannya, sehingga apabila guru lebih kreatif dalam mengaitkan contoh dalam pelajaran dengan lingkungan belajar siswa maka secara otomatis siswa akan lebih cepat memahami pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.

(7)

cenderung diam/pasif, siswa cenderung ramai sendiri dan mengantuk, kemudian hasil belajar yang didapatkan siswa kurang memuaskan hal ini disebabkan karena guru hanya ,menggunakan metode pembelajaaran yang monoton yaitu ceramah, sehingga siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa yang kemudian berdampak pada hasil belajar siswa yang belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran geografi yang sebagian besar mendapatkan nilai di bawah 70 yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang direncanakan guru.

Salah satu metode pembelajaran yang baik untuk diterapkan dalam pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran geografi adalah metode pembelajaran problem solving (Pemecahan masalah) yaitu dimana pada metode pembelajaran ini siswa dihadapkan pada masalah – masalah yang ada di dalam kehidupan manusia dan siswa dituntut untuk memecah permasalahan tersebut, sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran metode Problem solving (Pemecahan masalah) dengan pembelajaran metode resitasi (penugasan) pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 6 sigi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving (Pemecahan masalah) dengan pembelajaran metode resitasi (penugasan) pada mata pelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 6 Sigi.

1.4. Manfaat Penelitian

(8)

pembelajaran; (4) peneliti,meningkatkan pengetahuan peneliti tentang metode – metode pembelajaran khususnya metode problem solving.

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 6 Sigi yang beralamat di jalan Trans Palu-Napu, Desa Ampera, Kecamatan Palolo. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 6 Sigi yang berjumlah 257 siswa. Sedangkan yang menjadi Sampel atau subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X B dan X C. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Purposive Sampling) yaitu dengan melihat nilai rata-rata kelas yang relatif sama dalam prestasi belajar Geografi. Sampel ditentukan berdasarkan rekomendasi guru. Kelas X B sebagai kelas eksperimen dan kelas X C sebagai kelas kontrol.

Jenis data penelitian mencakup data primer yang bersumber langsung dari siswa dan data sekunder yang bersumber dari guru Geografi di SMA Negeri 6 Sigi dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji statistic parametric (uji-t dua pihak dengan taraf signifikan α = 0,05)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah hasil data tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda, yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa.

3.1.1.Analisis Statistik Deskriptif

1. Data Hasil Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen

Nilai yang diperoleh siswa dari tes akhir yang dilakukan terhadap kelas eksperimen

yaitu diperoleh nilai tertinggi = 94, nilai terendah = 35, mean = 70, median= 71 modus = 89,5

dan standar deviasi = 16,804. Berikut rekapitulasi data tes akhir kelas eksperimen dapat dilihat

(9)

Gambar 3.1 Grafik Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen

2. Data Hasil Tes Akhir (post tes) Kelas Kontrol

Nilai yang diperoleh siswa dari tes akhir yang dilakukan terhadap kelas kontrol yaitu

diperoleh nilai tertinggi = 82, nilai terendah = 24, mean = 53, median= 52 modus = 48,5 dan

standar deviasi = 18,400. Berikut rekapitulasi data tes akhir kelas kontrol dapat dilihat pada

gambar 4.2.

Gambar 3.2Grafik Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol

(10)

Ujinormalitas dilakukan untuk menguji data hasil tes pemahaman konsep terdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh data uji normalitas tes akhir kelas eksperimen memiliki Xhitung = 5,75 dan pada kelas kontrol Xhitung = 6,35. Kedua kelas memiliki

Xtabel = 7,81, dengan membandingkan harga X hitung dengan harga X tabel ternyata X hitung < Xtabel.

Maka disimpulkan data tes akhir pada kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Kemudian uji homogenitas dilakukan untuk menguji homogenitas varians data tes hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Barlet. Hasil uji homogenitas tes akhir kelas eksperimen dan kontrol tes menunjukkan X hitung = 0,27 dan X tabel

= 3,84. Tampak bahwa Xhitung < Xtabel yang berarti bahwa data hasil belajar kedua kelas yang

dijadikan sampel adalah homogen (sama).

2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar yang diajarkan dengan metode problem solving dengan metode resitasi maka dilakukan uji t (dua pihak). Berdasarkan hasil uji-t pada tes akhir (post-tes), diperoleh thitung = 4,312 dan ttable = 2,00 dengan derajat

kebebasan 76. Kriteria penerimaan yakni terima H0 jika –t(1-0,5α) < t < t(1-0,5α)pada taraf nyata α

= 0,05 dan dk = (n1 + n2 – 2) = 40 + 38 – 2 = 76 dan untuk harga t lainnya H0 di tolak. Dari

tabel distribusi t diperoleh harga ttab.(0,975)(76) = 2,00 sedangkan nilai thit = 4,312. Hal ini berarti

harga thit berada dilaur daerah penerimaan H0. Sehingga H0ditolak pada taraf nyata α= 0,05 dan

H1 diterima. Dengan demikian bahwa terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara dua

kelas.

3.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa melalui pembelajaran metode problem solving dengan pembelajaran metode resitasi . untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan instrumen dalam bentuk tes, sebelum diberikan tes akhir (post tes) siswa terlebih dahulu diberikan perlakuan berupa penyajian materi pelajaran dengan menerapkan metode problem solving pada kelas eksperimen dan metode resitasi pada kelas kontrol.

(11)

kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dari nilai rata – rata tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving lebih menguasai materi yang diajarkan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran metode resitasi.

Hasil rata – rata tes akhir (post tes) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang homogen dan terdistribusi normal dilakukan uji hipotesis dan diperoleh thitung = 4.31 dan ttabel =

2.00, dengan derajat kebebasan 76. Oleh karena itu thitung berada diluar penerimaan H0 yaitu –

2.00 dan 2.00, maka H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf nyata 0.05. artinya analisa data

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan pembelajaran metode problem solving dengan pembelajaran metode resitasi pokok bahasan Atmosfer pada siswa kelas X SMA Negeri 6 Sigi

(12)

Sedangkan pada pembelajaran metode resitasi, siswa belajar secara mandiri dengan diberikan tugas – tugas berupa soal yang tersedia dibuku dan siswa diminta untuk membuat resume mengenai materi yang dikerjakan. Pada pembelajaran metode resitasi tidak mengalami perubahan belajar, dimana siswa hanya fokus dengan tugas yang diberikan, sehingga tidak dapat mengembangkan pendapat dan pola pikir kritis dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada pola belajar siswa yang cenderung mencatat tanpa memahami materi – materi dan tugas – tugas yang diberikan oleh guru. Didapatkan beberapa siswa yang hanya menyalin tugas dari teman yang telah selesai mengerjakan, ini menunjukkan bahwa siswa tidak mau berusaha secara mandiri untuk belajar dan mencari jawaban dari tugas – tugas yang diberikan.

Jadi, dalam hal ini memberikan informasi bahwa metode problem solving sangat baik digunakan dalam pembelajaran, secara khusus pembelajaran geografi yang banyak mempelajari tentang alam yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari, sehingga membuat pelajaran lebih bermakna dan menigkatkan hasil belajar. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Guru, bahwa dalam proses belajar mengajar guru harus terus berupaya menerapkan berbagai metode yang dapat mengaktifkan siswa sehingga tujuan pembelajaran, khususnya pembelajaran geografi dapat mencapai hasil yang memuaskan.

IV. Kesimpulan dan Saran

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka diambil kesimpulan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving dengan siswa yang mengikuti pembelajaran metode resitasi. Hal ini dapat dilihat dari skor rata – rata hasil belajar geografi siswa yang mengikuti pembelajaran metode problem solving lebih tinggi yaitu 70 dibanding siswa yang mengikuti pembelajaran metode resitasi yaitu 53, dan hasil hipotesis dimana thitung = 4,312 sedangkan ttabel = 2,00. Dengan demikian

kriteria penerimaan H0 jika -2,00 < t < 2,00 dan tolak H0 dalam hal lainnya. Dengan demikian

H0 ditolak dalam taraf nyata (α = 0,05 dan dk = 76). Sehingga pasangan hipotesis alternative H1

diterima.

4.2.Saran

(13)

metdoe pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna; (2) perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dengan metode problem solving dan metode resitasi.

V. Daftar pustaka

Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana Nana. (2013). Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

(14)

Lampiran 1

Gambar

Gambar 3.1 Grafik Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Kita akan mencoba melihat peranan Soeharto yang sangat dominan dalam setiap perumusan kebijakan luar negeri Indonesia serta membahas seberapa besar pengaruh militer dan tujuan

Jadi, pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan metakognitif yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal

Proses belajar seperti inilah yang diharapkan dapat dikembangkan melalui penerapan strategi math talk di kelas sehinga peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis?. Seseorang

Adapun program kerja individu yang dilaksanakan selama menjalankan PPL yang dilaksanakan adalahPengelolaan data peserta diklat, Membuat kelas peserta diklat, Membuat

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2013 Dinas Bina Marga

Berdasarkan penelitian yang dikemukakan terdahulu, maka penelitian ini menguji komite audit, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penggunaan bahan penyerasi alkanolamida diharapkan dapat meningkatkan interaksi antarmuka ( interfacial adhesion ) antara