AUDIT INTERNAL, AUDIT OPERASIONAL DAN AUDIT KEUANGAN
PEMERINTAH
Tugas resume ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah:
PENGAUDITAN 2
Nama: Riska Fadhilah
NIM: 20140170321
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2016
AUDIT INTERNAL
Audit Internal merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.
 Tahapan Audit
Tahapan Audit internal antara lain: 1. Persiapan penugasan
2. Survey audit pendahuluan 3. Pelaksanaan pengujian
4. Penyelesaian penugasan audit 5. Pelaporan hasil audit
6. Pemantauan tindak lanjut
 Fungsi audit internal
Fungsi audit internal yaitu:
1. Sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan.
2. Untuk memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.
 Tujuan audit
Tujuan audit internal adalah:
2. Membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
 Pelaksanaan audit internal
Adapun pelaksanaan audit internal adalah:
1. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi 2. Menganalisis
3. Mengevaluasi
4. Mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
 Laporan audit internal
1. Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
2. Laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
3. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup, hasil audit, dan bila tepat laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor.
4. Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
5. Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit.
6. Direktur auditing internal harus mereview dan meyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.
AUDIT OPERASIONAL
Auditing operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap prosedur audit operasional dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomian (3E).
 Tahap-tahap dalam Audit Operasional
Tahap-tahap dalam Audit Operasional antara lain yaitu: a. Memilih auditee
c. Melaksanakan audit
d. Melaporkan temuan
e. Melakukan tindak lanjut
 Tujuan audit operasional
Tujuan audit operasional yaitu:
1. Mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan aktivitas suatu organisasi. 2. Mengidentifikasi timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan
kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan selanjutnya. 3. Alat pengendalian untuk mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya
yang ada dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efesien.  Manfaat audit operasional
Adapun Manfaat audit operasional adalah sebagai berikut:
1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah
4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil
5. Menilai ekonomisasi dan efesiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan
6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan
 Jenis-jenis Audit Operasional
1. Audit Fungsional, adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas perusahaan seperti fungsi penjualan atau fungsi penagihan.
2. Audit Organisasional, audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan.
penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.
 Jenis-jenis Auditor yang melaksanakan audit operasional : 1. Auditor Intern
2. Auditor Pemerintah 3. Akuntan Publik Terdaftar.
 Perbedaan Antara Audit Operasional dan Audit Keuangan
1. Tujuan Audit
Audit keuangan menekankan pada ketepatan pencatatan informasi historis, sedangkan audit operasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada masa lampau, sementara audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan.
2. Distribusi Laporan
Laporan audit keuangan biasanya didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan eksternal, misalnya pemegang saham dan pihak bank, sedangkan laporan audit operasional ditujukan terutama kepada manajemen
3. Area Non Keuangan
Audit keuangan terbatas hanya pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, sedangkan audit operasional meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dalam organisasi.
AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH
Sumber utama literatur yang berpengaruh mengenai kinerja audit pemerintah yaitu Standar Audit Pemerintah yang disebut dengan "Standar Buku Kuning" yang dikeluarkan oleh GAO (General Accounting Office). Buku kuning dikeluarkan tahun 1972 dengan revisi berikutnya tahun 1981, dan 1994. Audit keuangan menurut buku kuning meliputi audit laporan keuangan unit pemerintah, kontrak-kontrak dan bantuan pemerintah, pengendalian intern, kecurangan dan ketidaktaatan terhadap hukum dan perundang-undangan lainnya. Beberapa tambahan dan modifikasi yang penting tentang SAK pada Buku Kuning diantaranya mengenai materialitas dan signifikansi, pengendalian kualitas, audit ketaatan, pelaporan, dan berkas audit.
 Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS)
Kategori umum dari GAGAS terutama berkaitan dengan kualifikasi auditor dan organisasi audit. Standar ini berlaku untuk audit pemerintah. Ada empat standar dalam kategori ini, yaitu:
- Kualifikasi - Independensi
- Kemahiran profesional - Pengendalian mutu
b) Standar pekerjaan lapangan untuk audit keuangan
Standar pekerjaan lapangan GAGAS memasukkan ketiga standar pekerjaan lapangan AICPA tanpa modifikasi. Melalui referensi, juga dimasukkan semua SAS terkait yang dikeluarkan oleh AICPA yang dapat dianggap sebagai interpretasi standar pekerjaan lapangan. Untuk melengkapi standar-standar ini, GAGAS memasukkan lima standar pekerjaan lapangan tambahan sebagai berikut :
- Komunikasi auditor - Tindak lanjut audit
- Ketidaktaatan yang bukan tindakan ilegal
- Pendokumentasian penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi yang secara signifikan tergantung pada sistem informasi yang terkomputerisasi
- Kertas kerja
c) Standar pelaporan untuk audit keuangan
Untuk melengkapi keempat standar pelaporan yang berlaku umum yang dikeluarkan AICPA serta SAS terkait, yang semuanya dimasukksn ke dalam GAGAS melalui referensi, yellow book mencantumkan lima standar pelaporan tambahan berikut ini :
- Ketaatan pada GAGAS
- Ketaatan pada hukum dan peraturan serta pengendalian internal - Informasi istimewa dan rahasia
- Pembagian laporan
GAGAS mengharuskan auditor untuk melaporkan kekurangan-kekurangan dalam pengendalian internal yang mereka anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Contoh kondisi yang dapat dilaporkan mencakup :
a. Tidak adanya pemisahan tugas yang baik dan konsisten dengan tujuan pengendalian yang sesuai
b. Bukti gagalnya menjaga aktiva dari kehilangan, kerusakan, atau penyalahgunaan
c. Tidak cukupnya tingkat kesadaran pengendalian dalam organisasi