• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNAL AUDIT AUDIT OPERASIONAL DAN AUD (7)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTERNAL AUDIT AUDIT OPERASIONAL DAN AUD (7)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNAL AUDIT, AUDIT OPERASIONAL

DAN AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH

INTERNAL AUDIT

A. Pengertian Audit Internal

Internal Audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu entitas/perusahaan yang bertugas untuk mengetahui apakah prosedur serta kebijakan yang sudah disusun dan ditetapkan oleh manajemen telah diptuhi, menenttukan apakah penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi sudah baik atau tidak, menetukan tingkat efektivitas dan efisiensi prosedur aktivitas kegiatan organisasi, serta menetukan kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian bagian dari entitas/organisasi.

Tingkatan atau struktur dari Standar audit internal terbagi menjadi dua bagian utama ditambah dengan satu penjabaran dari masing - masing standar yaitu :

a. Standar Atribut yaitu suatu standar yang menggambarkan atribut susunan suatu organisasi dan individu dalam melaksanakan audit internal

b. Standar Kinerja yaitu suatu standar yang menguraikan tentang hakikat audit internal dan menunjukan kriteria kualitas kinerja dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat diukur c. Standar Implementasi yaitu perluasan dari standar atribut dan standar kinerja dengan

memberikan aplikasi yang dibutuhkan untuk aktivitas Assurance dan Consulting

B. Fungsi Audit Internal

1. Fungsi Internal Audit sebagai Assurance

(2)

2. Fungsi Audit internal atas aktivitas consulting

Fungsi internal audit terkait dengan jasa konsultasi ini didefinisikan sebagai aktivitas pemberian saran atau rekomendasi oleh auditor internal tanpa terlibat langsung pada kegiatan operasi organisasi. Dalam kegiatan konsultasi umumnya inisiasi datang dari auditee, yang bertujuan untuk meminta Auditor Internal memberikan penilaian yang independen atas proses tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian pada ruang lingkup yang ditentukan oleh audit client (Auditee) yang disepakati oleh Audit Internal. Hasil konsultasi dengan Audit Internal disajikan dalam bentuk rekomendasi, saran, nasihat dan pelatihan kepada Auditee.

3. Fungsi Audit internal terkait Tata Kelola Organisasi

Audit internal berfungsi untuk mengevaluasi proses tata kelola suatu organisasi merupakan kombinasi proses dan struktur yang diimplementasikan oleh Manajemen Senior (Board) untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola serta memantau aktivitas organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu aktivitas Audit Internal wajib menilai dan membuat rekomendasi yang tepat bagi perbaikan proses tata kelola organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

4. Fungsi Audit internal pada manajemen risiko

Fungsi internal audit harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas manajemen risiko dan berkontribusi terhadap perbaikan proses manajemen risiko. Ruang lingkup aktivitas manajemen risiko yang perlu dievaluasi oleh Internal Auditor adalah yang berhubungan dengan proses tata kelola organisasi, operasi dan sistem informasi. Penilaian yang dilakukan oleh internal auditor adalah untuk menentukan apakah proses manajemen risiko tersebut telah efektif, hasil dari penilaian Audit internal meliputi apakah : tujuan organisasi telah sejalan dengan visi misi organisasi; risiko yang signifikan telah terdedeksi, tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan risiko telah sesuai dengan tingkatan risiko yang dapat diterima oleh organisasi, informasi risiko yang relevan telah terdeteksi dan dikomunikasikan secara tepat waktu disemua lini organisasi, yang memungkinkan staf, manajemen, dan dewan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.

5. Fungsi Audit internal dalam mengevaluasi pengendalian

Fungsi Audit Internal harus membantu organisasi dalam mempertahankan pengendalian yang efektif dengan mengevaluasi efektivitas, efisiensi dan mendorong perbaikan yang berkelanjutan. aktivitas Audit Internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian untuk mengurangi atau meminimalkan risiko dalam proses tata kelola perusahaan, operasi, dan sistem informasi organisasi, yang mempengaruhi :

(3)

 Kehandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan

 Efektivitas dan efisiensi operasional dan programnya

 Pengamanan aset organisasi

 Kepatuhan terhadap hukum, regulasi, kebijakan, kontrak dan prosedur

Audit internal harus mendapatkan bukti yang memadai dalam mengevaluasi efektivitas pengendalian internal, dan berdasarkan bukti yang dimilikinya menyusun pendapat secara keseluruhan mengenai kecukupan dan efektivitas pengendalian internal organisasi.

AUDIT OPERASIONAL

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi atau efektivitas, sedangkan lingkup dari evaluasi pengendalian internal atas pelaporan keuangan terbatas pada efektivitas pengendalian internal atas laporan keuangan dan dampaknya terhadap penyajian yang wajar dari laporan keuangan.

Jenis-jenis Audit Operasional Menurut Agoes, S. (2004), “Audit operasional dibagi dalam 3 jenis, yaitu :

1. Audit Fungsional (Functional Audit) Fungsi adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas perusahaan seperti fungsi penjualan atau fungsi penagihan. Audit fungsional ini meliputi satu fungsi atau lebih dalam organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah memungkinkan auditor melakukan spesialis. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.

2. Audit Organisasional (Organizational Audit) Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan audit organisasional adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi dalam organisasi berinteraksi, rencana organisasi dalam metode-metode untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas merupakan hal yang penting dalam jenis pemeriksaan ini.

(4)

Ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan audit operasional yaitu :

a. Perencanaan Perencanaan dalam audit operasional serupa dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan historis. Seperti dalam audit laporan keuangan, auditor operasional harus menentukan lingkup penugasan dan menyampaikan hal itu kepada unit organisasional, juga perlu menentukan staff yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisasional, memakai struktur pengendalian intern, serta menentukan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan. Perbedaan utama antara perencanaan audit operasional dengan audit laporan keuangan adalah sangat banyaknya keragaman dalam audit operasional. Oleh karena keragamannya, seringkali sulit menentukan tujuan khusus pada suatu audit operasional, sehingga tujuannnya akan didasarkan pada kriteria yang dikembangkan untuk penugasan.

b. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti Dengan cara yang sama seperti pada audit keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti yang kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.

c. Pelaporan dan tindak lanjut Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang mempengaruhi laporan audit operasional. Pertama, dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya pemakaian pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional. Kedua, keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit, temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi. Hubungan kedua faktor ini mengakibatkan banyak perbedaan dalam laporan audit operasional. Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan secara jelas.

AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH

Audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat (publicmoney) yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(5)

kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) yang bertugas melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sebagaimana UU No. 15 tahun 2004 atau dikenal dengan UU Pemeriksaan Keuangan Negara. Pemeriksaan yang menjadi tugas BPK-RI meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggungjawab mengenai keuangan negara. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Secara garis besar, lingkup pemeriksaan meliputi APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas pemerintah.

Auditor pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang seringkali menjadi bagian dalam pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling dikenal adalah BPK, namun auditor pemerintah lainnya juga harus melakukan audit keuangan dan operasional. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah oleh BPK untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan daerah telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Hasil akhir dari proses audit BPK memberikan pendapat/opini kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Daerah. Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria :

a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) b. Kecukupan pengungkapan

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan d. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI)

Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu:

4. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.

5. Wajar Dengan Pengecualian (WDP), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

6. Tidak Wajar (TW), memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.

(6)

Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan keuangan Negara mencakup beberapa pemeriksaan yaitu;

a. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas. Dalam melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan serta pengendalian intern.

c. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dapat bersifat: eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan di atas didasarkan pada suatu standar pemeriksaan. Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang pemeriksaan, seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Untuk pemeriksaan keuangan, UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mensyaratkan laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah untuk diaudit oleh BPK-RI sebelum disampaikan kepada DPR/DPRD. Audit oleh BPK-RI tersebut merupakan proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

(7)

indikasi penyimpangan yang ditemui berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara/daerah. Untuk itu, BPK-RI setiap tahun menganggarkan belanja pemeriksaan atas permintaan (on-call audit) yang akan dilaksanakan apabila ada permintaan dari DPRD maupun masyarakat.

Ruang lingkup pemeriksaan keuangan

a. Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan b. Posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana

c. Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dalam laporan realisasi anggaran dan ekuitas dana dalam neraca; dan

d. Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SPKN.

Referensi

Dokumen terkait

Simbol Satuan Satuan Keterangan (Besaran Pokok). m meter

Hasil kajian menunjukan bahwa potensi pemanfaatan pembangkit listrik sistem hibrid sesuai untuk di aplikasikan di Desa Lubuk Besar, Kabupaten Indragiri Hilir dimana pada wilayah

Jenis penelitian korelasional dipilih karena disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan, dilanjutkan menghitung (varians) pengaruh variabel bebas

(1) Pengembangan e-modul sistem komputer berbasis model pembelajaran discovery learning ini menggunakan model pengembangan ADDIE, dimana tahapan pertama yang

Pada bahasan kali ini, akan penulis paparkan tentang proses pembuatan bio oil dan arang dengan cara pirolisis, serta pemaparan tentang proses torefaksi dan pembuatan

Emosi timbul dari rangsangan (stimulus), stimulus yang sama mungkin dapat menimbulkan emosi yang berbeda-beda dan kadang-kadang malah berlawanan. Intensitas dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa genus Solanum, Capsicum dan Physalis yang termasuk familia Solanaceae memiliki 2 bentuk yaitu subspheroidal pada genus Solanum dan Capsicum

Dari penjelasan baterai yang berprinsip pada larutan elektrolit, maka penulis membuat gagasan menulis essay untuk melakukan pelestarian lingkungan dengan