• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan) Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan) Chapter III IV"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011:52). Maksud dari tipe penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi dengan meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya, sehingga Peneliti sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informasi secara apa adanya.

Pendekatan studi kasus ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi remaja menjadi PSK, sehingga diharapkan dapat menemukan berbagai pendekatan dalam menangani masalah PSK.

3.2 Lokasi Penelitian

(2)

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reabilitas penelitian dapat terjaga, karena terkadang peneliti masih bingung membedakan antara penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya. Penentuan unit analisis menjadi faktor yang utama untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat dilapangan.

3.3.2 Informan

Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih unutuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan peneliti untu memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Informan dalam penelitian ini terdapat dua jenis yaitu informan kunci dan informan utama.

3.3.2.1 Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang dianggap mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik dari tempat usaha losmen Bougenville adalah . 3.3.2.2 Informan Utama

(3)

yang berusia diantara 15-21 tahun dan sudah bekerja sebagai PSK kurang lebih setengah tahun.

3.3.2.3Informan Tambahan Informan Tambahan adalah orang yang juga dapat memberikan informasi walaupun orang tersebut tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial pelaku seks tersebut. Kriteria informan tambahan adalah keluarga, orang tua, teman dekat sesama PSK.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui penelitian kepustakaan (Library research). Data akan diolah dari berbagai sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian yakni:

(4)

adalah observasi partisipasi karena peneliti terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti

b) Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data dan menganalisis masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terpimpin dimana tanya jawab dilakukan dengan terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan. c) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan melalui teknik observasi cenderung merupakan data sekunder.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti (Moleong, 2007:247).

(5)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

4.1.1 Letak dan Geografis Kelurahan

Kelurahan Simpang Selayang terletak di ketinggian 12 meter diatas permukaan lautdengan luas wilayah 5,12 km2

Sebelah utara : Kecamatan Medan Selayang Kelurahan Tanjung Sari dan Kelurahan Sempakata

. Jumlah lingkungan kelurahan Simpang Selayang adalah 17 lingkungan. Jarak kantor lurah dengan kantor camat Medan Tuntungan yaitu 1 km. Berbatatasan dengan:

Sebelah selatan : Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Sebelah timur : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah barat : Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

4.1.2 Keadaan Lingkungan di Kelurahan Simpang Selayang

(6)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Lingkungan Kelurahan Simpang Selayang No.Lingkungan Luas Wilayah Persentase

(7)

4.2 Struktur Susunan Kepegawaian 4.2.1 Struktur Organisasi Kelurahan

Lurah

Arman E Perangin-Angin, SP

Sekretaris M.Yudha Prasatya,

S.STP

Administrasi Umum Anita Br Sembiring

Pengurus Barang Jabatan Fungsional

Tertentu

Kasi Pembangunan Dewi Arbina Sembiring

Penyusun Pembangunan Kel Kasi Tata

Pemerintahan Deby Chandra, SE

Kasi Tertib

Administrasi Pemerintahan

Esterlena Sembiring

Administrasi Trantib

Juan Verry S.Sos

(8)

Dapat dilihat pada bagan tersebut ini, Kelurahan Simpang Selayang adalah salah satu kelurahan dari 9 kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Tuntungan. Pada dasarnya pelaksanaan tugas dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kelurahan Simpang Selayang tetap berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor &% Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang susunan organisasinya adalah terdiri dari: Lurah, Sekretaris Lurah, Kasi Pemerintahan, Kasi Pelayanan Umum, Kasi Trantib, Kasi Sosial dan Para Kepala Lingkungan.

4.2.2 Pegawai Negeri Sipil Kelurahan

Tabel 4.2

Pegawai Negeri Sipil Kelurahan Simpang Selayang

No Nama NIP Golongan Pangkat Jabatan

1 Arman E Perangin-Angin,

SP

195912081980031008 III/C Penata Lurah

2 M. Yudha Prastya, SSTP 199101142012061004 III/A Penata Muda Sekretaris

3 Deby Chandra, Se 198009022000031001 III/B Penata Muda

Tk.I

Kasi

Pemerintah

4 Dewi Arbina Sari, B 197505191998032002 III/B Penata Muda

Tk.I

Kasi

Pembangunan

5 Juan Verry Lingga, S.Sos 197704202011011006 III/B Penata Muda

Tk.I

Staf

6 Anita Sembiring 196404241985032008 III/A Penata Muda Staf

7 Esterlina Sembiring 198402022010012041 II/D Pengatur Staf

(9)

4.3 Data Monografi Kelurahan

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin & Warga Negara Tabel 4.3

Klasifikasi Penduduk Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Jenis Kelamin & Warga Negara

No Jenis Kelamin WNI Orang Asing

1 Laki-laki 8511 85

2 Perempuan 9684 56

Total 18195 141

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dari data yang disajikan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Simpang Selayang yang berwarga negara Indonesia dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 8511 jiwa dan perempuan berjumlah 9684 jiwa. Sedangkan yang berwarga negara asing dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 85 jiwa dan perempuan berjumlah 56 jiwa.

4.3.2 Penduduk Berdasarkan Agama/ Kepercayaan

(10)

Tabel 4.4

Klasifikasi Penduduk Di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Agama/Kepercayaan

No Lingkungan Agama / Kepercayaan

Islam Kristen Katolik Budha Hindu Konghucu

1 I 305 314 300 - - -

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.3.3 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

(11)

Tabel 4.5

(12)

4.3.4 Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Tabel 4.6

Klasifikasi Penduduk Di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah

1 Karo 7646

2 Toba 2481

3 Simalungun 1155

4 Mandailing 1555

5 Pakpak 558

6 Jawa 3148

7 Melayu 339

8 Nias 284

9 Tionghoa 51

10 Dll 183

Total 17446

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

(13)

4.3.5 Penduduk Berdasarkan Mutasi/ Mutandis Tabel 4.7

Klasifikasi Penduduk di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Mutasi dan Mutandis

Mutasi/ mutandis penduduk

Lahir Mati Datang Pindah

2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016

JUMLAH 124 107 56 48 112 317 58 72

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa angka kelahiran dari tahun 2015 sampai 2016 mengalami penurunan. Angka kematian dari tahun 2015 sampai 2016 juga mengalami penurunan. Angka kedatangan penduduk dari tahun 2015 sampai 2016 mengalami kenaikan hampir dua kali lipat. Perpindahan penduduk dari tahun 2015 sampai 2016 mengalami kenaikan.

4.4 Sarana/ Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat mendukung pencapaian tujuan suatu program serta kegiatan pembangunan. Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik tentunya akan segala perencanaan dalam program maupun kegiatan pembangunan akan dapat berjalan baik sehingga memudahkan tercapainya tujuan yang didinginkan.

(14)

4.4.1 Sarana Sekolah/ Yayasan/ Lembaga Pendidikan

Dalam hal ini pendidikan terbagi atas PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan AKADEMI hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.8

Sekolah/ Yayasan/ Lembaga Pendidikan Kelurahan Simpang Selayang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Unit)

1 PAUD 2

2 TK 5

3 SD 9

4 SMP 4

5 SMA 1

6 SMK 1

7 AKADEMI 1

Total 23

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel 4.8 dapat diketahui Kelurahan Simpang Selayang memiliki semua sarana pendidikan mulai dari Paud hingga ke jenjang Akademi. Dengan jumlah unit terbanyak yaitu SD.

4.4.2 Sarana Ibadah

(15)

Tabel 4.9

Tempat Ibadah Kelurahan Simpang Selayang

No Tempat Ibadah Jumlah (Unit)

1 Masjid 10

2 Gereja 14

Total 24

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dapat dilihat dari tabel 4.9 bahwa sarana ibadah yang ada hanya masjid yaitu 10 unit dan gereja yaitu 14 unit. Mengingat mayoritas terbesar agama di Kelurahan Simpang Selayang adalah agama Islam dan Kristen.

4.4.3 Prasarana Kesehatan Kelurahan

Prasarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Simpang Selayang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10

Prasarana Kesehatan Kelurahan Simpang Selayang

No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)

1 Rumah Sakit 4

2 Posyandu 10

Total 14

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.4.4 Prasarana Olahraga Kelurahan

(16)

5 unit Lapangan Basket, 4 unit Lapangan Futsal, dan 7 unit Lapangan Tenis Meja. Diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Prasarana Olahraga Kelurahan Simpang Selayang

No Olahraga Jumlah (Unit)

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.4.5 Prasarana Perdagangan / Lembaga Keuangan

Prasarana ekonomi yang terdapat di Kelurahan Simpang Selayang dapat dilihat pada tabel berikut tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Prasarana Perdagangan/ Lembaga Keuangan Kelurahan Simpang Selayang

No Usaha Perdagangan Jumlah (Unit)

1 SPBU 3

(17)

4.5 Pertahanan Sipil dan Siskamling Kelurahan

Menjaga dan mempertahankan keamanan serta ketentraman penduduk sangatlah diperlukan agar tercipta suasana kondusif, aman, dan nyaman. Untuk itu sangat perlulah dibuat sistem keamanan seperti dalam Kelurahan Simpang Selayang yang ada pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Pertahanan Sipil dan Siskamling Kelurahan Simpang Selayang

No Siskamling Jumlah

1 Wanra 3

2 Poskamling 19

Total 22

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan

(18)

4.6 Data Usaha Ekonomi Kelurahan

Penduduk di Kelurahan Simpang Selayang mempunyai beragam usaha / dagang seperti yang dilihat di tabel berikut:

Tabel 4.14

Usaha Ekonomi Kelurahan Simpang Selayang

No Jenis Usaha / Dagang Jumlah

1 Salon 20

2 Warnet 12

3 Loundry 8

4 Depot air 8

5 Sayur 47

6 Buah 3

7 Kelontong 88

8 Tukang jahit 17

9 Boutiq 1

11 Bengkel 23

12 Rumah makan 26

13 Doorsmeer 13

14 Tukang pangkas 4

15 Biro jasa 13

Total 286

(19)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Melalui wawancara dan observasi, peneliti mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi remaja menjadi pekerja seks komersial. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Penelitian diawali dengan melakukan observasi ke lokasi penelitian. Adapun lokasi yang telah diobservasi peneliti adalah di Lokasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Observasi yang dilakukan merupakan partisipasi aktif peneliti di lapangan bersama Pekerja Seks Komersial (PSK).

(20)

5.2 Hasil Temuan

5.2.1 Informan Utama- I

Nama : V

Umur : 20 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Kristen

Suku : Karo

Status : Lajang

Pekerjaan orang tua

a. Ayah : Petani

b. Ibu : Petani

Usia saat pertama kali menjadi PSK : 20 Tahun

(21)

yang ingin peneliti tanyakan tentang dirinya, pekerjaannya, masa lalunya, dan masalah-masalah yang dialaminya. V merupakan salah seorang yang tidak memiliki masalah pribadi pada dirinya.

V juga bukan lah pribadi yang taat beribadah, V yang beragama Kristen juga mengaku kalau ia jarang beribadah ke gereja namun ia takut dengan dosa pekerjaannya ini. Pernah terlintas di pikiran V ingin keluar dari dunia malam jika ingat akan dosa. Di sisi keluarga sendiri V kurang mendapatkan ajaran dari kedua orang tuanya tentang pentingnya beribadah dan sopan santun kepada keluarga dan orang lain sebab kesehariannya ia habiskan dengan berkumpul dan bergaul dengan teman-temannya. Kurangnya berinteraksi dengan keluarga sendiri menyebabkan V hidup ke arah yang salah. V tidak mempercayai nasehat dari kedua orang tuanya yaitu sesibuk apapun pekerjaan yang kita lakukan kita harus menyempatkan untuk beribadah dan selalu bersyukur atas nikmat yang sudah Tuhan beri kepada kita.

V hanya tamatan SMA, apalagi saat sekarang ini pekerjaan sangat sulit didapat. Dalam segi kreativitas lain ia juga tidak memiliki skill atau keterampilan apa-apa. Pada satu saat V juga pernah mencoba bekerja disuatu instansi milik negara namun dengan hanya bermodalkan ijazah SMA apalah daya tentu saja hasil yang diperoleh pasti tidak seberapa dan tidak sejalan dengan kemauannya. Hal ini lah yang membuat V harus melakukan pekerjaan sekarang ini. Tidak ada syarat yang ia buat menjadi tamu yang dilayaninya.

(22)

uang lebih. Bahkan ada beberapa pelanggan yang suka dengannya dan sempat menjalin hubungan dengannya. V juga tidak menetapkan syarat kepada pelanggan untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. V juga memiliki pemikiran kalau di usianya yang masih muda dia tidak akan mudah untuk terserang penyakit yang sangat berbahaya, seperti kutipan dibawah ini:

“ kalau aku sedikit khawatir soal resiko pekerjaan ku ini tapi aku kan masih muda masih kuatlah bang, soal penyakit kan konsumen ya ku suruh pakek pengaman jadi kan aman dan aku gak usah ngerasa cemas-cemas kali”.

V juga sekarang lebih senang bergaul dengan teman-teman barunya di lingkungan seprofesinya. V merasa sudah bisa memperoleh apa yang ia inginkan dari hasil pekerjaan yang dijalaninya, dari hasil pekerjaan PSK ia memperoleh penghasilan berkisar Rp. 300.000,00- 500.000,00 /malam. Dimana hasil yang didapatnya juga dihabiskan untuk semua keperluan dirinya sendiri. Disuatu sisi V sangat senang berbelanja bahkan ketika peneliti mewawancarainyai dia mengatakan :

“kalo dibilang soal shopping setiap hari aku harus belanja bang, banyak kali keperluanan ku, dalam sebulan ya tiga puluh kali juga aku harus berbelanja”.

(23)

bakso ini juga sangat sering berlibur, dan tempat wisata yang sering dikunjunginya ialah Berastagi. Tempat yang sering dikunjungi selain mall adalah sebuah restoran dekat losmen ia bekerja.

V bercerita kalau dulu ia sering mendapat perlakuan yang kasar dari keluarganya. Ayahnya adalah sosok yang paling V takutin sebab jika sedikit saja ia melakukan kesalahan ayahnya tidak segan-segan untuk langsung memukulinya. Ia juga bercerita kepada peneliti yaitu sebagai berikut:

“ Kemarin aku pernah ketauan sama ayahku kepergok disuatu cafe, ya sebetolnya aku juga kaget kenapa jam segini ayahku masih keluar. Disitu memang aku ijinnya sih cuman kerumah kawan, cuman ya cemana lah bang namanya hepi-hepi sama kawan. Pulangnya aku besok ayahku langsung kenak maki-maki dan trus dipukilinya aku”.

Ketika V baru menginjak 15 tahun ia sudah mulai berpacaran. Disini pergaulan V juga semakin tidak bisa terkontrol baik. V juga mulai bergaul dan mengenali lawan jenisnya di usia yang seharusnya masih dihabiskan di bangku sekolahan. Gaya berpacarannya V juga mengaku sudah melakukan perilaku seks yang sangat menyalahi dan perilaku tersebut mengundang pasangan untuk melakukan tindakan yang lebih dari yang hanya berciuman menjurus ketindakan yang melecehkan bagi wanita dan juga bisa mengakibatkan V akan kehilangan keperawanannya.

(24)

biarlah itu menjadi asumsi atau hasil tebakan mereka. Demikian pula kepada tetangga sekitarnya dan dalam lingkungan keluarga sendiri juga tidak harmonis.

Pengaruh yang besar terjadi akibat ajakan teman V yang membawanya untuk menjadi seorang PSK. Suatu saat dia menemukan teman berinisial EM disuatu Resto. Ketika itu V yang sedang kalut menceritakan keluh kesahnya kepada temannya. V mencurahkan isi hatinya akan keinginannya untuk dengan mudah mendapatkan uang tapi dengan melakukan pekerjaan yang tidak sulit. Lantas EM menjawab dan menawarkan V pekerjaan yang mana sebelumnya EM juga sudah terlebih dahulu menjadi PSK. Mendengar EM menjelaskan pekerjaan yang dijalaninya, V mulai tertarik dan mau mencoba pekerjaan haram tersebut.

(25)

5.2.2 Informan Utama - II

Nama : A

Umur : 19 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMK

Agama : Islam

Suku : Karo

Status : Menikah

Pekerjaan orang tua

a. Ayah : Anggota PP

b. Ibu : Polwan

Usia saat pertama kali menjadi PSK : 13 Tahun

A adalah seorang wanita yang sudah lama berkecimpung di dunia prostitusi ini. Dari segi fisik A memiliki tubuh yang sempurna, berkulit putih, tinggi sangat menarik jika pria melihatnya. Waktu itu A sedang berdiri di disudut jalan sendiri menunggu tamu yang akan memesan dirinya. Saat mencoba untuk mendekati A dengan mengajak berkenalan. Peneliti mengalami kesulitan dikarenakan sulitnya A mempercayai peniliti untuk mewawancarainya. Sudah begitu dalam transaksi nego harga A meminta harga yang sedikit mahal. A juga termasuk wanita yang cuek dan sensitif. Pekerjaannya sebagai PSK ia lakukan atas kemauan sendiri, dengan alasan untuk membiayai kebutuhannya dan anaknya.

(26)

bertahun-tahun tidak terlalu menimbulkan resiko penyakit yang akan menimpanya. A berpendapat dengan 4 tahun lamanya dia bekerja sebagai PSK, penyakit dan gangguan kesehatan lainnya tidak dengan mudah menyerang tubuhnya. Dia beranggapan kalau pekerja yang terkena penyakit ialah para PSK yang sudah tua usianya dan pekerja sangat sering melakukan hubungan sex, dengan cara membiarkan konsumen tidak memakai alat pengaman. Dia juga menceritakan selama dia berhubungan badan dengan para pelanggannya A belum pernah ternodai dengan kata lain pelanggan mengeluarkan sperma tersebut kedalam rahimnya disinilah pemikiran akan remeh atau spele makin merasukinya. Seperti kutipan dibawah ini :

“ Udah lama kok bang aku kerja kayak gini, tengoklah sendiri aku masih sehat-sehat aja belum ada ku keluhkan penyakit-penyakit lainnya, lagian aku masih muda pulak, mana mungkin gampang terkena penyakit HIV itu, pada saat berhubungan badan aku juga belom pernah ditembakkan dalam, ya lebih aman nya aku suruh pakek pengaman ”.

(27)

Riwayat pendidikan yang hanya bertamatkan SMK, ternyata sebelumnya A juga pernah bekerja disuatu tempat seperti mini market sebagai karyawan. Namun dengan penghasilan yang ia dapat kurang dan merasa tidak puas dan cukup. Dia merasa selalu kekurangan dan berpikir pekerjaan apa yang hasil cepat serta mendapat uang yang banyak. Di usia sekarang dia juga berkeinginan berwiraswasta, namun modal tidak ada. Sampai suatu hari dia mengenal pekerjaan ini. A bekerja sebagai PSK juga atas keinginan nya sendiri, dia menawarkan dirinya pada pemilik losmen untuk bekerja sebagai PSK walaupun awalnya dia sedikit ragu namun demi dapat memenuhi kebutuhannya dia rela melakukan pekerjaan ini.

Apalagi status yang disandangnya sekarang sebagai single parent dan harus terus hidup bersama anak yang dibawanya. A juga menceritakan kalau orangtua atau keluarga tidak ada yang tau kalau dia bekerja sebagai PSK, dia selalu menyembunyikan pekerjan ini kepada semua orang, bahkan agar orang tua tidak tahu dia bekerja sebagai PSK. A membohongin kedua orangtuanya kalau dia masih kerja sebagain karyawan mini market, hal lain yang A lakukan ialah dengan selalu memakai seragam yang pernah ia dapatkan dari mini market tempat kerjanya dahulu, guna mengalabuhi orangtua nya. Sesampainya di tempat pekerjaan sebenarnya A melepas pakaian seragam yang digunakan untuk membohongi orang tuanya. Hal ini terus dia lakukan sampai sekarang. Demi menunjang penghasilan lebih A juga berprofesi sebagai biduan, keahlian nya menyanyi juga dapat membantunya dalam mencukupi kebutuhannya. seperti yang dia ceritakan dibawah ini :

(28)

A yang kadang juga bekerja sebagai biduan menjelaskan proses kerjanya yang mana selesai pertunjukkan apabila dari pengunjung juga suka atau tertarik pengujung juga bisa langsung memakai jasanya sebagai PSK dan memesan kamar yang sudah disediakan.

Pada saat sekarang ini A juga sudah menikmati pekerjaannya sebagai PSK, dengan mendapat penghasilan yang lebih dari pekerjaan yang dulu dia lakukan sebelumnya. A juga menjadi tulang punggung keluarga bagi anak yang dibawanya. Penghasilan yang dia dapat juga berkisar Rp. 300.000,00 – 600.000,00 /malam. Apalagi didukung dengan fisik nya yang terbilang cantik maka A tidak akan kesulitan dalam mencari pelanggan. Dalam keseharian nya A adalah wanita yang sedikit boros, A mengatakan kalau dalam hal berbelanja dia melakukannya dalam 3 kali dalam seminggu. Dalam segi penampilan A juga memilih produk luar untuk menunjang penampilannya, dia tidak mau memilih produk dalam negeri yang A rasa kurang memberi efek yang cantik untuk gaya berpenampilannya. Barang-barang yang dibelinya juga merk ternama. Dalam segi pengeluaran A juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 300.000,00 – 500.000,00 /bulan untuk biaya kebutuhan aksesoris dan berkomunikasi lainnya. A juga mengatakan kalau tempat berlibur yang dia sering kunjungi adalah pantai cermin.

(29)

dinikahkan dan dikaruniakan 2 orang anak selama masa rumah tangga mereka berjalan. A menceritakan kalau rumah tangganya juga penuh dengan masalah. Sering terjadinya keributan dan alhasil A menjadi korban kemarahan suaminya dari hari demi hari seperti dipukul, ditunjang itulah bentuk kekerasan yang A dapatkan.

A juga bercerita kepada peneliti kalau suaminya tersebut selingkuh. Pernah suatu ketika A melihat suaminya tersebut jalan dengan wanita lain, dan parahnya lagi mantan suaminya selingkuh dengan kawan sepermainan A yaitu sesama PSK juga. A yang tak kuasa menahan sedih langsung menghampiri mantan suaminya tersebut dan berkata :

“Suatu saat kau akan menyesal atas semua perbuatan yang kau buat samaku” Tidak juga merasa puas akan perlakuan suaminya tersebut A memutuskan untuk bercerai dengannya. Dan hak asuh anak mereka bagi, anak pertama ikut bersamanya dan anak kedua ikut dengan suaminya.

(30)

akibat dari perilaku seks diluar nikah yang sudah dilakukannya duluan membuat mau tidak mau orang tua A juga mengizinkan pernikahan itu berlangsung.

5.2.3 Informan Utama - III

Nama : B

Umur : 19 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Agama : Islam

Suku : Karo

Status : Sudah menikah

Pekerjaan orang tua

a. Ayah : -

b. Ibu : Bidan

Usia saat pertama kali menjadi PSK : 15 Tahun

B adalah seorang wanita yang sudah lama bekerja sebagai PSK. Dari segi fisik B tidak memiliki tubuh yang tidak terlalu cantik, berkulit coklat, pendek dan memiliki kerusakan pada gigi depannya. Tidak seperti wanita yang lainnya didukung dengan fisik yang lumayan guna menunjang daya tarik pelanggan yang akan memakai jasanya. Apalagi pekerjaan yang dia lakukan sekarang fisik adalah hal yang utama. Waktu itu B sedang berdiri dipinggir jalan sendiri menunggu tamu yang akan memesan dirinya.

(31)

disinilah peneliti bernegosiasi untuk memesan jasa si B untuk diwawancarai. Tidak ada kendala dalam proses wawancara dengan si B sebab iya terlalu ramah. Dan transaksi harga dengannya juga tidak mahal dan mudah. Dia selalu memberikan respon yang baik. B juga bersedia membicarakan terkait hal-hal yang ingin peneliti tanyakan tentang masa lalunya yang penuh dengan masalah dan kekerasan yang dialami dari orangtua dan mantan suami nya tersebut.

Semua bermula dari orangtua yang sudah menjodohkan nya dengan seorang laki-laki yang ia pernah mengenalinya sama sekali. Hari demi hari orang tuanya selalu memaksa agar B mau menikah dengan pilihan orangtua nya tersebut. Merasa tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya tersebut B melarikan diri dari rumah. B juga terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya demi menyelamatkan diri dari paksaan orang tuanya tersebut.

Tidak lama seperginya dari rumah, B menemukan laki-laki yang ia cintai sesuai dengan kemauan dan pilihan hatinya. Seiring berjalannya waktu, B menikah muda dengan pria pilihannya tersebut dan dikaruniai 3 orang anak. Waktu juga terus berjalan sampai usia pernikahan mereka melewati angka 4 tahun disini ada terjadi masalah antara B dan suaminya. B menceritakan kalau suaminya juga berniat meninggalkannya, perilaku suaminya berubah kepadanya tidak seperti biasanya.

(32)

B. Ia meminta klarifikasi kepada suaminya, akan tetapi suaminya menjawab dengan omong kosong. Suaminya merasa tidak senang karena B menuduh ia berselingkuh.

Adanya bentuk kekerasan yang B dapatkan selama mempuyai masalah dengan suaminya tersebut dan bentuk kekerasan yang didapat B seperti mencekik dan mengancam. Dengan tindak kekerasan yang terus B dapatkan dari suami tersebut membuat dia merasa tersiksa dan memutuskan bercerai kepada suaminya. Tak lama B meminta keputusan itu suaminya juga mengatakan iya sebab suaminya juga menemukan wanita lain untuk mendampingi hidupnya. Hak asuh anak dibagi dua, dua orang ikut suaminya dan satu lagi ikut dengannya.

(33)

ini. Wanita yang juga pernah menjadi sales ini juga mengatakan kalau ia ingin bekerja di instansi milik negara.

B adalah remaja yang sepele akan kesehatan padahal dipekerjaan yang ia lakukan sangat rentan akan penyakit yang akan menimpanya. B beranggapan kalu ia bisa mencegahnya sendiri agar tidak terkena penyakit dengan menyuntikkan pil KB kedalam tubuhnya selama 2 bulan sekali seperti kutipan yang ia ungkapkan dibawah ini:

“ aku gak pernah takut bang sama efek dan penyakit yang akan ku dapatkan dari pekerjaan ku ini, mamak ku kan bidan jadi dulu sempat bercerita-cerita tentang kehamilan gitu jadi gak sengaja aku dengar dan karena mendengar itu serta dengan pekerjaan ku sekarang ya langsung aku buat apa yang dikatakan mamak ku waktu itu, jadi sekarang untuk mencegahnya aku suntik pil KB aja bang”.

Dalam segi beragama B bukanlah muslimah yang taat beribadah. Ia mengaku jarang menyempatkan sholat didalam kehidupannya apalagi, ajaran agama juga tidak dilaksanakan ditambah pekerjaan yang dilakukan sangat melenceng dan sangat diharamkan oleh agama Islam. Namun demi mencukupi kebutuhannya dia memilih pekerjaan ini.Jika ditanya tentang dosa pun ia menjawab takut dan memiliki hasrat untuk mengakhiri pekerjaan ini seperti pernyataannya dibawah ini :

“Aku berharap ada satu hari aku bisa keluar dari pekerjaan ini dan mendapatkan pekerjaan yang layak kembali dan bisa menafkahi anakku dengan rejeki yang halal.”

(34)

produk lokal dikarenakan kurang member efek yang bagus untuk penampilannya, apalagi pekerjaannya penampilan adalah hal yang utama. Walaupun disisi lain dengan perkembangan model dan merk yang semakin berkembang ia juga tidak begitu antusias mengikuti model-model terbaru. Dalam penghasilan yang ia dapatkan setiap harinya juga tidak begitu besar hanya berkisar Rp. 200.000,00 – 400.000,00 /malam. Ini disebabkan fisik B yang kurang menarik bagi pelanggan. Sesibuk apapun dengan pekerjaannya B juga terkadang menyempatkan diri dan anaknya untuk liburan, dan wisata yang sering ia kunjingi adalah tempat pemandian Hairos. Untuk biaya pengeluaran untuk kebutuhan hidup,pulsa dan lain sebagainya B harus mengeluarkan uang sebesar 500-600/bulan.

5.2.4 Informan Kunci - I

Nama : ZV

Umur : 37 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMP

Agama : Kristen Protestan

Suku : Karo

Status : Sudah menikah

(35)

PSK ini sendiri yaitu para PSK yang menawarkan diri kepada ZV untuk bekerja sebagai PSK. Regenerasi pekerja juga diberlakukannya disini sebab ia menjaga kepuasan pelanggan yang setiap saat nya ingin merasakan PSK yang masih muda. ZV juga sering menerima PSK yang usianya masih tergolong muda. PSK yang muda ini lebih mudah merekrutnya dan gampang dipengaruhi, daripada PSK yang usia nya dia atas 30-an. Menurut ZV remaja zaman sekarang sangat labil dan banyak keinginannya untuk mengikuti gaya modern juga trend baru, sementara mereka belum berpenghasilan dan dengan menjadi PSK mereka dapat mewujudkan itu. Para PSK di sini sangat bergantung pada pelanggan yang berdatangan guna mencukupi perekonomian keluarganya. Misalnya para PSK akan berebut menawarkan diri guna pelanggan akan memilihnya. Sementara itu PSK yang bekerja ditempat ini ada yang berasal dari sekitaran wilayah Medan dan ada juga yang berasal dari luar daerah Medan. Sewaktu diwanwancarai ZV juga menuturkan bahwa :

“ya kalo dihitung-hitung dek hasil yang saya peroleh dari bisnis ini lumayan menjanjikan, karena setiap hari banyak pelanggan yang masuk di losmen ini”.

(36)

kepolisian seperti membayar uang mingguan yang nominalnya tersebut tidak dapat dikatakan oleh pemilik tersebut. Sehingga membuat PSK nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Inilah hal-hal yang menunjang bisnis usahanya terus berjalan sampai sekarang. PSK yang bekerja di losmennya adalah PSK yang memerlukan kebutuhan perekonomian, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diri sendiri maupun sebagai tulang punggung keluarga.

5.2.5 Informan Tambahan - I

Nama : EM

Umur : 27 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Kristen

Suku : Karo

Status : sudah menikah

Pekerjaan : PSK

EM adalah teman dari V yang sama berprofesi sebagai PSK. Dari EM lah yang membujuk dan mengajak V untuk menjadi PSK. V yang sebelumnya sering bergabung dengan EM di tempat Resto dimana tempat ini adalah wadah berkumpulnya si EM dan rekan PSK lainnya untuki makan.

“Waktu itu kami ketemu ditempat makan dengannya, pertama kali kami jumpa muka V murung kelihatan banyak masalah” kata EM.

(37)

nomor HP untuk lain waktu bisa mengobrol-ngobrol kembali. Keesokan malamnya mereka memutuskan untuk berjumpa kembali dan EM membujuk V untuk bekerja dengan profesi yang sama dengan nya. V juga langsung menjawab iya mau bekerja sebagai PSK. Menurut EM V merupakan wanita yang mampu dipengaruhi akan ajakan yang menggiurkan. Selama EM mengenal V, V adalah sosok wanita yang konsumtif ia selalu ingin berbelanja setiap harinya, seperti yang dituturkan EM:

“Apalagi dia masih tergolong PSK baru jadi kalo banyak uang sedikit ya dihabiskan untuk berbelanja dan foya-foya” ujar EM.

Walaupun EM juga bekerja sebagai PSK, EM juga pernah menasehatinya akan dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ini, seperti penyakit, akan diasingkan dari keluarga tetapi V tidak memperdulikan itu dia tetap pada pendirian pertamanya yaitu menjadi PSK, guna mencukupi kebutuhan yang dia mau. V juga mengatakan kalau dia mendapat kekerasan baik dari keluarga maupun pasangannya dahulu. EM mengatakan kalau temanya itu sedikit takut awalnya akan tertular penyakit dari pelanggannya. Tapi setelah ia menikmati pekerjaannya rasa takut itu pun lambat laun sirna. EM juga tidak habis pikir dengan pemikiran V yang belum menikah di usia muda tapi sudah berani turun menjadi PSK. Namun menurut EM mungkin karena sebelumnya V juga sudah terikut dalam pergaulan bebas di usianya.

5.2.6 Informan Tambahan- II

Nama : IT

Umur : 24 Tahun

(38)

Agama : Islam

Suku : Jawa

Status : sudah menikah Pekerjaan : Wiraswasta

IT adalah seorang pria yang berstatus sebagai pegawai yang sudah dekat juga dengan A. Dalam kehidupan IT yang mengenal A adalah sosok perempuan yang baik dan terlahir dari keluarga yang terpandang dan disegani oleh rekan dan keluarga yang ada disekelilingnya. A juga dikenal IT sebagai wanita yang gemar berbelanja serta agak acuh bila orang baru pertama mengenalnya. IT mengenal kedua orangtua A yang ayahnya yang merupakan salah satu anggota di organisasi masyarakat (PP), sedangkan ibu dari A adalah seorang polwan. Sepengetahuan IT kehidupan A sudah sangat berkecukupan tapi entah mengapa A memilih pekerjaan ini. IT hanya pernah mengetahui kalau A pernah dikabarkan kabur dari keluarganya. Sampai suatu saat kami bertemu di suatu tempat yang sebenarnya ini tidak pantas untuk dia ketahui bahkan apalagi dia sampai bekerja didalamnya tapi apalah daya, takdir sudah berkata lain. A bekerja sebagai PSK juga karena masa lalu yang buruk dari bekas mantan suaminya, yang telah lama berpisah dan meninggalkan 2 orang anak.

(39)

meninggalkan pekerjaan tersebut. Sehingga waktu itu dia dapat mengelabuhi kedua orangtua nya kalau dia bekerja di mini market tersebut dan pada kenyataan nya dia bekerja sebagai PSK.

Hari demi hari terus berlalu IT juga hanya bisa terdiam dan tidak dapat berbicara kepada keluarganya sebab A juga pernah memohon kepada IT untuk tidak memberi tahu pekerjaan ini kepada orang tua dan keluarganya. Biarlah ini menjadi rahasia yang belum tau kapan akan terbongkar baik hari ini besok atau kapan pun itu. Itulah akibatnya si A yang memilih menikah di usia muda dan ujung-ujung nya yang didapat adalah kehancuran. Semua berawal dari rumah tangga yang hancur serta ajakan teman-teman disekelilingnya yang mengajak dia untuk bekerja sebagai PSK. IT pun menasehatinya untuk segera bertaubat dan mencari pekerjaan yang halal. A pun hanya mendengarkan dan memberikan rasa penyesalan namun tetap saja dilakukannya pekerjaan ini.

5.2.7 Informan Tambahan - III

Nama : PK

Umur : 35 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Agama : Kristen

Suku : Karo

(40)

PK adalah sosok wanita yang juga tinggal disamping Losmen tersebut. PK bukan seorang PSK tetapi PK sudah lama tinggal bersama anak dan suaminya dikontrakan itu, dan dia sudah mengenal B selama bertahun-tahun saat pertama kalinya dia bekerja sebagai PSK. Seperti diketahuinya B adalah wanita pendatang yang memilih bekerja menjadi PSK karena dulu ada masalah dengan keluarga dan mantan suaminya. Dia menjelaskan juga pernyataan yang sama kalau si B pernah dijodohkan oleh orang tuanya namun si B menolak. B anak yang ramah dan supel juga sederhana.

“Dia gak nampak kebanyakan gaya seperti PSK lainnya dek” ujar PK. Kehidupan sehari-hari B juga tidak pamer dengan apa yang dia punya atau baru dia beli. Sewaktunya dia bekerja dia juga sering menitipkan anaknya kepada PK bila mana dalam satu hari itu mendapat banyak pelanggan. Walaupun dapat diakatakan kalau B juga jarang untuk beribadah. Kalau urusan pekerjaan B sulit untuk diberikan saran, sebab bila dia berhubungan badan dia jarang memakai alat pengaman untuk menghindari kehamilan bahkan penyakit yang sulit akan disembuhkan. Dia merasa bisa mencegahnya dengan hanya bermodalkan suntik KB. B sudah menjadi PSK disini saat usianya masih berusaha 16 tahun dan waktu ke tempat itu dia juga sudah bersama dengan anak hasil perkawinannya dengan mantan suami yang pergi menceraikannya.

(41)

anak sekolah. Saya sebagai tetangga hanya bisa menasehati untuk jangan terlalu lama bekerja seperti ini, kasihan dengan anak yang sudah semakin besar, tapi apa boleh buat semua juga tergantung pada kemauan si B sendiri.

5.3 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Menjadi PSK

Semakin majunya zaman yang disebut sebagai hasil dari pembangunan telah menyisakan berbagai perubahan gaya hidup dan memunculkan banyak masalah sosial dalam masyarakat. Berlangsungnya perubahan-perubahan yang dilakukan remaja membuat para orang tua sekarang juga kewalahan untuk mengontrol dan menasehati anaknya. Ketidakmampuan remaja dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar juga menyebabkan remaja terpengaruh oleh ajakan teman lain seperti informan diatas. Remaja mencari pekerjaan instan dengan cara memperjual belikan dirinya kepada orang lain. Kebayakan remaja sekarang juga tidak memikirkan penyebab yang akan ditimbulkan dari apa yang sudah ia perbuat, rata-rata remaja juga sepele yang peting bagaimana ia cepat menghasilkan uang guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Dari ketiga PSK yang dipaparkan di atas juga para orang tua ataupun keluarga tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya.

Setelah dilihat dan ditelusuri di lapangan oleh peneliti tentang gambaran hidup dari ketiga informan yang menjadi perwakilan remaja yang bekerja menjadi PSK, dapat diambil kesimpulan bahwasanya faktor-faktor yang mempengaruhi remaja menjadi PSK yaitu:

(42)

remaja pernah mendapat bentuk kekerasan sehingga menyebabkan teroma atau phobia akan hal yang pernah dialaminya. seperti ketiga informan diatas yaitu satu orang tidak memiliki masalah pribadi sedangkan dua lainnya memiliki ganguan kepribadian.

2 Pengaruh usia yaitu dengan mencapai usia mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seksual anak yang meningkat pada remaja. Remaja juga sulit untuk mengontrol emosi serta melakukan hal apapun demi kesenangan pribadinya, mengabaikan nasehat orang yang mau peduli dengannya. Merasa sangat mampu dsn kuat seperti contoh tiga informan yang merasa kuat dengan usia nya yang masih muda untuk menjalani profesi sebagai PSK tanpa takut resiko yang akan di tanggungnya.

3 Religiusitas yang rendah yaitu seseorang yang kurang mendalami akan agama yang dia anut, serta tidak sering nya seseorang untuk beribadah hal ini juga berdampak kepada remaja untuk mudah terpengaruh dan tidak takut akan dosa. Dari tiga informan 2 orang beragama islam dan 1 kristen tdak ada satupun dari mereka yang rajin untuk beribadah ataupun mau tau tentang keagamaan yang mereka anut. Demi pekerjaan yang dijalaninya dia juga menghalalkan segala car demi mendapatkan uang.

(43)

informan, 2 informan hanya bertamatan SMA dan yang satu lagi hanyalah SMP bagaimana mereka mendapat pekerjaan yang layak dan hasil dari pekerjaan bisa diperoleh secara cepat kalau tidak remaja memilih menjadi PSK. Disamping satu informan juga tidak memiliki keahlian yang lain yang bisa dilakukan untuk mencukupi atau bahkan melebihi penghasilannya.

5 Gaya hidup yaitu cara seseorang dalam menjalani dan melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Keinginan untuk menambah uang jajan atau bahkan untuk keperluan yang lebih mahal seperti alat elektronik dan aksesoris lain nya seperti yang dikatakan ketiga informan yang sangat detail akan penampilannya, apalagi pekerjaan yang mereka lakukan ini penampilan sangat mempengaruhi. Pekerjaan ini dipilih juga karena mereka bisa mendapatkan uang dengan cepat.

6 Korban kekerasan yaitu seseorang yang dahulunya mendapat suatu tindakan yang membuat seseorang merasa takut dan terauma akan hal yang pernah diderita. Dari ketiga informan diatas 2 informan pernah mendapat bentuk tindak kekerasan dari mantan suaminya, bentuk kekerasan yang mereka dapatkan juga beragam seperti dipukul, ditunjang dan sampai dicekik. Akibat banyaknya permasalahan yang dialami tiap informan, mereka juga memilih jalan hidup masing-masing dan memutuskan pisah dengan pasangan mereka dan memulai kehidupan serta melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan guna dapat mencukupi kebutuhan hidup.

(44)

ajakan dari teman yang dikenalnya, ditambah keinginan dari diri sendiri yang membuat remaja gampang terjerumus kedalam dunia prostitusi tersebut.

8 Seks bebas yaitu kebebasan berhubungan seks antara pasangan laki-laki dan perempuan dalam meluapkan hasrat bercinta. Model pergaulan remaja sekarang juga tergolong cenderung kearah yang buruk, seperti 3 informan yang masih belasan tahun sudah mengenal seorang laki-laki dan berpacaran. Remaja pun tidak malu untuk berpelukan dan berciuman dengan lawan jenisnya bahkan melanjutkan ke hubungan yang akan merusak masa depan nya, hal ini lah yang dialami oleh informan akibat seks bebas mereka sudah jadi barang bekas dan pekerjaan PSK ini juga sebagai bagian dalam hasrat menuangkan hasrat seks yang mereka miliki ditunjang dengan mereka mendapatkan bayaran.

9 Lingkungan keluarga yaitu keadaan yang bisa saja harmonis ataupun tidak harmonis. Disini peran orang tua sangat lah penting dan keadaan lingkungan sekitar yang akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, orang tua juga harus menjadi contoh yang baik buat anaknya. Ajaran dan nasehat apapun sangat dibutuhkan oleh remaja yang rentan akan terjerumusnya anak tersebut ke hal-hal yang tidak baik. Seperti salah satu informan yang mendapat ajaran yang kurang baik dari ibu kandung dia sendiri yang menjodoh-jodohkan dirinya dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Harusnya disini orang tua memberi kebebasan anak berkembang dalam bentuk yang wajar dan orang tua juga harus memantau perkembangan anaknya tersebut.

(45)

informan yang terpengaruh untuk bekerja sebagai PSK akibat pengaruh dari teman tersebut. Ajakan seperti ini bisa dicegah apabila pribadi seseorang kuat dan tidak mau terjerumus serupa seperti temannya. Remaja juga harus pintar dalam memilih teman yang digaulinya.

(46)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti memberikan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi remaja menjadi PSK (studi kasus) : PSK perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.

1. Faktor Internal

Faktor gangguan kepribadian yang menyangkut mental psikologis seseorang, disini faktor yang mempengaruhi remaja menjadi PSK adalah pengaruh usia, religiusitas yang rendah serta faktor yang mempengaruhi ialah gangguan kepribadian.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi remaja menjadi pekerja seks komersial adalah faktor gaya hidup, seks bebas, korban kekerasan, dipaksa, pengaruh teman sebaya serta yang kurang mempengaruhi ialah lingkugan keluarga.

6.2 Saran

(47)

harus dilakukan. Membangun kepribadian yang baik dan positif, apalagi di saat usia remaja yang rentan mencari jati diri dengan mengandalkan kekuatan dirinya sendiri, sehingga perlu meningkatkan religiusitas atau keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sangat disadari bahwa masalah prostitusi remaja ini tidak bisa di tangani oleh negara saja. Diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam mengurangi jumlah anak yang menjadi PSK. Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi jumlah remaja yang bekerja sebagai pekerja seks komersial di Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan adalah sebagai berikut:

1. Orang tua berperan memberikan kasih sayang (afeksi) dan hubungan yang erat agar anak tidak terlibat dalam dunia prostitusi. Orang tua tidak hanya berperan sebagai pemberi nafkah, namun juga memberikan perhatian penuh terhadap proses tumbuh kembang anak. Kesempatan yang besar serta akses bagi seluruh anak untuk melangsungkan dan menyelesaikan pendidikan dasar menjadi salah satu upaya pencegahan yang penting.

2. Masyarakat Indonesia tentunya dapat membantu dengan tidak memandang sebelah mata kaum yang termarginalisasi seperti PSK. Diskriminasi dan intoleransi terhadap kaum PSK sudah seharusnya dihilangkan didalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat diharapkan juga peduli dengan kegiatan sehari-hari yang dilakukan remaja di lingkungan sekitar.

(48)

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Pegawai Negeri Sipil Kelurahan Simpang Selayang
Tabel 4.3 Klasifikasi Penduduk Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tenure, Auditdelay, Opinion shopping, dan Proporsi Komisaris Independen terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Real Estate and Property yang

pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah ketujuh kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik

b) Kegiatan Inti; Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

Untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal standar, telah dibuat daftar distribusi normal standar, yaitu tabel luas kurva normal standar dengan nilai- nilai Z

[r]

The US$10.1million decline in barging revenue was mainly due to discontinued contracts totaling US$6.9million, lower volume from Adaro, KPC, and rates negotiation for Kideco