• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X (Studi Kasus: SMA N 1 Bringin) T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X (Studi Kasus: SMA N 1 Bringin) T1 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata

Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X

(Studi Kasus: SMA N 1 BRINGIN)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Mohamad Achmadi

NIM : 702010080

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

Penggunaan Evernote Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X

(Studi Kasus: SMA N 1 Bringin)

1)

Mohamad Achmadi, 2) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd.,

3)

George John Leopold Nikijuluw, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010080@student.uksw.edu, 2)mila.paseleng@staff.uksw.edu,

3)

george.nikijuluw@staff.uksw.edu

Abstract

The lack of a menu in the media that serves to facilitate the students to understand the material and limitations in access to the media will have an impact on the lack of good learning process.This study on the use Evernote as a medium of learning control class is 71.40. Medium to test experimental class gain 0.513 (medium) and 0,270 control class (low). During the learning process students can easily store the subject matter and the ease of access to the media.

Key Word : Evernote, Instructional Media and Learning Understanding

Abstrak

Kurangnya menu di dalam media pembelajaran yang berfungsi untuk mempermudah siswa dalam memahami materi dan keterbatasan media dalam aksesnya akan berdampak pada kurang baiknya proses pembelajaran. Penelitian ini mengenai penggunaan evernote sebagai media pada pembelajaran bahasa inggris pada kelas X SMA Negeri 1 Bringin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi, dengan membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil respon siswa terhadap media diperoleh skor keseluruhan yaitu 1216 berada pada posisi antara kuartil III dan angka maksimal artinya pembelajaran dinilai berhasil. Perubahan perilaku pada kelas eksperimen adalah 60,06% lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 41,40% . Nilai rerata postest kelas eksperimen 81,50 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 71,40. Sedang untuk uji gain kelas eksperimen 0,513 (sedang) dan kelas kontrol 0,270 (rendah). Selama proses pembelajaran siswa dapat kemudahan dalam menyimpan materi pelajaran dan kemudahan dalam mengakses media.

Kata Kunci: Evernote, Media Pembelajaran dan Pemahaman Pembelajaran

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana

2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

(8)

2 1. Pendahuluan

Proses belajar di dalam suatu pembelajaran akan menentukan keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru. Didalam proses pembelajaran guru menggunakan media untuk mempermudah dalam penyampaian materi. Peran media dalam proses pembelajaran antara lain: proses pembelajaran menjadi lebih menarik, diharapkan dengan adanya media pembelajaran kualitas belajar peserta didik lebih meningkat, tempat berlangsungnya proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja dan peran pendidik dapat lebih berfungsi sebagai fasilitator [1].

Dari observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bringin kelas X pada pembelajaran bahasa inggris menunjukkan bahwa media power point sebagai media pembelajaran tidak bisa digunakan untuk mengorganisir materi yang diberikan guru serta hanya dapat diakses secara offline.

Penggunaan media sebagai solusi untuk evernote adalah sebuah aplikasi yang berguna untuk menyimpan catatan-catatan ataupun dokumen kegiatan sehari-hari dan bisa berbagi informasi. Evernote dapat diakses di www.evernote.com [2]. Pengguna evernote dapat mengakses secara off line dan dapat mengedit data yang telah dimasukkan kedalamnya karena evernote telah terinstall didalam komputer atau smart phone pengguna. Pengguna dapat mengakses evernote secara on line kapan dan dimana saja dengan koneksi internet.

Berdasarkan permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Beringin dan kemampuan yang dimiliki oleh evernote maka dilakukan penelitian mengenai penggunaan evernote untuk mengetahui sejauh mana treatment atau perlakuan berpengaruh pada mata pelajaran bahasa inggris kelas X.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian Geyer dan Reiterer yang mengangkat studi kasus eksplorasi menyelidiki penggunaan alat digital untuk mendokumentasikan proses desain pembelajaran. Selain menggunakan evernote sebagai aplikasi untuk mengakses dan berbagi catatan, peserta mencoba berbagai platform (50% web, 68,8% dekstop, 56,3% mobile) tetapi mereka akhirnya hanya menggunakan desktop (73,3%) dan web (26,7%). Evernote merupakan aplikasi yang berbasis desktop dan web. Hasilnya menunjukkan bahwa fungsi dasar dan infrastruktur dalam pencatatan ataupun pemasukan data kedalam aplikasi evernote sangat memadai untuk mendokumentasikan segala kegiatan [3]. Penelitian Fezile Ozdamli yang berjudul effectiveness of cloud systems and social networks in improving self-directed learning abilities and developing positive seamless learning perceptions terhadap 40 pengajar di Near East University selama satu semester. Semua pengajar menggunakan evernote sebagai media pembelajarannya hasilnya menunjukkan evernote sebagai media pembelajaran membuat mahasiswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan memungkinkan berinteraksi dengan pengguna lain [4].

(9)

3

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada kriterianya yaitu media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil menggunakannya, adanya pengelompokan sasaran dan mutu teknis [5]. Kesesuaian pemilihan media dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dukungan menu dan fungsi evernote dalam memperjelas penyampaian isi dari pelajaran akan mempermudah guru dalam mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media tidak membebani pemakai dalam proses pembelajaran karena media dibuat praktis, mudah digunakan dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Keterampilan guru sangat diperlukan untuk memanfaatkan media dengan sebaik mungkin supaya siswa lebih tertarik untuk belajar. Untuk menarik siswa untuk lebih giat dalam belajar pemilihan media disesuaikan dengan kelompok pemakai yang akan menggunakannya. Pengelompokan pemakai dapat berdasar usia ataupun keadaan lingkungan di dalam proses pembelajaran. Mutu atau kualitas media yang dipergunakan di dalam proses pembelajaran harus berfungsi menggambarkan atau menampilkan secara rinci tentang isi pelajaran.

Berdasarkan perkembangan tehnologi evernote dikelompokkan dalam media hasil tehnologi yang berdasarkan komputer yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor [5]. Untuk itu hanya informasi yang berbentuk soft file yang bisa pergunakan dalam media ini. Media pembelajaran sering digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Ada beberapa alasan guru menggunakan media untuk menyampaikan materi kepada siwanya antara lain bermaksud untuk mendemonstrasikan, merasa sudah akrab dengan media tersebut, ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit dan merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang dapat dilakukannya[6]. Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk mempermudah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media sebagai alat untuk mendemonstrasikan materi yang diajarkan. Untuk itu seorang guru harus paham tentang penggunaan fungsi dari menu yang terdapat didalam media yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar sehingga siswa lebih mudah menangkap maksud dan tujuan pembelajaran yang sedang berlangsung.

(10)

4

dan web tetapi karena mencakup beberapa segi media pembelajaran yang tepat antara lain access, cost, technology dan interactivity [8]. Pemilihan evernote didalam pembelajaran tidak akan memberatkan pengguna dalam memanfaatkan karena disamping aksesnya mudah media ini bisa didapatkan tanpa harus membayar.

Menu yang dipergunakan evernote yang tidak berbayar ini dalam pembelajaran adalah menu notebooks dan new webcam note. Menu notebooks yaitu menu yang memuat semua catatan atau informasi secara otomatis sehingga catatan atau informasi yang di simpan tergabung dalam satu menu.

Gambar 1. Notebooks

Dari materi yang dimasukkan kedalam evernote akan membantu siswa dalam memahami pengertian dasar, rumus yang digunakan dan menggunakannnya didalam penyusunan kalimat. Siswa dapat juga mengidentifikasi dan membandingkan perubahan bentuk kata kerja yang digunakan didalam kalimat.

Penggunaan new webcam note berguna untuk mengetahui pemahaman siswa untuk membuat tutorial sendiri yang menggambarkan proses dalam simple past tense dengan cara membandingkan penggunaan simple past tense terhadap perubahan kata kerja dalam bentuk video.

Gambar 2. New webcam note

Siswa dapat melafalkan kalimat yang dibentuk dengan ketentuan pembuatan kalimat simple past tense dan perubahan bentuk kata kerjanya.

(11)

5

Penggunaan di dalam kalimat terdapat tiga bentuk yaitu bentuk kalimat positif, negatif dan interrogatif (pertanyaan). Adapun rumus dalam merangkai kalimatnya yaitu 1) Bentuk Positif adalah subject + was/were + complement (pelengkap) atau subject + Verb II + Object. 2) Bentuk Negatif adalah subject + to be (was/were) + not + complement atau subject + did not + Verb I + Object. 3 ) Bentuk Interrogative : did + Subject + Verb I + Object + ?. Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat memahami pengertian dasar simple past tense dan memahami cara membuat kalimat dengan simple past tense.

Pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran akan memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pembelajaran. Kemudahan dalam belajar dan memahami materi pembelajaran akan merubah perilaku siswa di dalam proses pembelajaran. Perubahan perilaku yang baik di dalam proses pembelajaran akan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa maka dibuat indikator. Indikator yang dibuat berdasarkan pengelompokkan indikator menurut jenis aktifitas yaitu visual activities (aktifitas fisual), oral activities (aktifitas lisan), writing activities (aktifitas menulis), motor activities (aktifitas motorik), mental activities (aktifitas mental) dan emotional activities (aktifitas emosional) [8]. Visual Activities (aktifitas fisual) adalah aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan indera penglihatannya yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Misalnya Siswa fokus perhatiannya terhadap video tutorial dalam pembelajaran, Siswa membaca materi. Oral activities (aktifitas lisan) yaitu Aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya. Misalnya Siswa mengidentifikasi dan membandingkan perubahan kata kerja

simple past tense dan merekamnya dalam bentuk video menggunakan new

webcam note. Writing a ctivities (aktifitas menulis) yaitu aktifitas siswa dalam kegiatan menulis. Misalnya siswa mencatat penjelasan guru yang tidak terdapat didalam materi yang telah disampaikan. motor activities (aktifitas motorik) adalah kegiatan menirukan apa gerak tubuh guru. Mental activities (aktifitas mental) yaitu aktifitas siswa menganalisis dan membuat keputusan dalam memecahkan permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru. Emotional activities (aktifitas emosional) yaitu aktifitas emosional siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya bersemangat dan berani.

3. Metode Penelitian

(12)

6

Tabel 1. Desain Kelas

Grup Pengukuran Pre-test

Perlakuan Pengukuran Post-test

Eksperimen T0 X T1

Kontrol T0 T1

Keterangan : T0 : Pretest, T1 : Postest, X : Kelas yang mendapatkan perlakuan

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Bringin. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan X7 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing kelas terdapat 30 siswa.

Untuk rencana penelitian dibuat rancangan tahapan penelitiannya supaya jalannya penelitian bisa terstruktur dengan rapi.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Dari gambar 1 tahap pertama yang dilakukan adalah dengan observasi yaitu dengan cara melihat metode pembelajaran yang diterapkan, mengidentifikasikan masalah yang terjadi dengan cara bertanya langsung pada siswa. Dari informasi yang didapat dari siswa adalah media power point sebagai media pembelajaran tidak bisa digunakan untuk mengorganisir materi yang diberikan guru serta hanya dapat diakses secara offline. Dari penemuan masalah yang ada kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian latar belakang lingkungan dan sarana prasarana yang dimiliki sekolah dan siswa. Dari hasil identifikasi ditemukan bahwa sarana wifi yang terdapat di sekolah belum sepenuhnya difungsikan untuk sarana pembelajaran. Begitupun juga dengan fasilitas perpustakaan yang masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan siswa. Dari hasil penemuan pada tahap ini kemudian menentukan tujuan dari penelitian, studi literatur dan mempersiapkan serta mengurus surat perizinan penelitian.

Penyusunan Strategi pembelajaran

Penerapan

Pengolahan Data

Penulisan hasil Penelitian

(13)

7

Pada tahap kedua yaitu penyusunan strategi pembelajaran seperti membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar. Dengan mengacu pada permasalahan yang ditemukan, kemudian dirancang desain pembelajarannya. Desain pembelajaran untuk kelas kontrol dan eksperimen dibuat sebagai perbandingan pembelajaran yang diterapkan.

Tabel 2 . Perbandingan Desain Pembelajaran

Kegia tan

(14)

8

Tahap ketiga adalah penerapan sesuai dengan desain pretest-posttest non equivalent control group design, kelompok di bagi menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari pembagian kelas tersebut dilakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik tentang simple pa st tense. Setelah dilakukan

pre-test kelas eksperimen diterapkan media evernote sebagai media pembelajarannya

dan kelas kontrol dengan menggunakan media yang telah digunakan sebelumnya dalam pembelajaran bahasa inggris yaitu power point, yang kemudian materi bahasa inggris tentang simple past tense diajarkan dengan media yang diberlakukan. Setelah materi diajarkan, dilakukan post-test pada kedua kelompok yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu bertujuan untuk melihat kemampuan akhir individu dalam memahami materi yang telah diberikan guru menggunakan media yang diberlakukan.

Untuk tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar angket, lembar observasi dan tes. Pemberian angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kesesuaian mata pelajaran dengan media yang dipergunakan. Untuk mengolah data angket, pengukuran yang dilakukan menggunakan skala likert.

Tabel 3. Indikator kesesuaian pemilihan media

Kriteria Pemilihan Media Indikator

1. Sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai

1. Siswa mampu menggunakan fungsi new web cam note untuk membuat tugas kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman materi

2. Dengan menyimpan materi dan banyaknya referensi juga tugas di evernote mempermudah siswa memahami materi.

3.Siswa mampu membuat tugas dengan referensi materi yang tersimpan di evernote

2.Tepat untuk mendukung isi

pelajaran yang sifatnya

fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi

1. Dengan menggunakan media ini siswa lebih dapat memahami

materi yang diberikan oleh guru

2. Tidak hanya tulisan tapi gambar, audio video yang dapat

ditampilkan untuk memperjelas materi yang diberikan kepada

siswa

3.Praktis, luwes, dan

bertahan

1. Siswa dapat mengakses kapan dan dimanapun berada

2. Dokumen yang telah siswa masukkan tidak akan hilang

4.Guru terampil menggunakannya

1. Penyusunan materi pembelajaran menarik sehingga siswa lebih giat

untuk belajar.

5.Pengelompokan sasaran 1. Media cocok digunakan pada kelas X5

6.Mutu teknis 1. Menu yang berada di media tidak ketinggalan jaman

(15)

9

adalah 10, dan jumlah responden adalah 30. Skor kriterianya adalah skor minimal, kuartil I, kuartil II kuartil III dan maksimal dimana skor minimal berada pada skor kategori 1, kuartil I berada pada skor kategori 2, kuartil II berada pada skor kategori 3, kuartil III berada pada skor kategori 4 dan maksimal berada pada skor kategori 5. Untuk menghitung skor kriteria terhadap tiap indikator adalah jumlah siswa dikalikan skor kategori. Sedangkan untuk menghitung jumlah skor setiap responden adalah menggunakan rumus, Skor kriteria = skor kategori dikalikan jumlah indikator. Untuk menghitung jumlah skor seluruh responden adalah menggunakan rumus, Skor keseluruhan = skor kriteria dikalikan jumlah siswa. Interpretasi dari jumlah skor tersebut adalah kuartil III < Skor ≤ Maksimal, artinya sangat positif (program dinilai berhasil), median < Skor < Kuartil III, artinya positif (program dinilai cukup berhasil), kuartil I < Skor < Median , artinya negatif (program dinilai kurang berhasil), minimal < Skor < Kuartil I , artinya sangat negatif (program dinilai tidak berhasil) [10].

Pemberian lembar observasi bertujuan untuk melihat perbandingan perubahan perilaku siswa pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan evernote sebagai media pembelajaran dengan kelas kontrol yang menggunakan powerpoint sebagai media pembelajarannya. Melalui kegiatan observasi dapat diketahui perubahan perilaku yang terjadi dalam pembelajaran berdasarkan keaktifan siswa baik yang menggunakan evernote maupun media lainnya. Untuk melihat perbandingan perubahan perilaku siswa didasarkan atas jenis-jenis keaktifan [10].

Tabel 4. Indikator pengamatan keaktifan siswa

Untuk mengukur hasil lembar pengamatan menggunakan skala likert karena jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

No. Jenis aktifitas Indikator

1

Visual Activities (aktifitas fisual) adalah aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan indera penglihatannya yang berhubungan dengan materi yang diajarkan di dalam evernote.

1. Siswa fokus memperhatikan video tutorial simple past tense

2. Siswa membaca materi yang disimpan di evernote.

2

Oral Activities (aktifitas lisan) adalah aktifitas

yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya.

1. Siswa memahami pengertian dasar simple past tense menggunakan new webcam note untuk merekam. 2. Siswa mengidentifikasi dan membandingkan perubahan kata kerja simple past tense menggunakan note yang telah disimpan.

3 Writing Activities (aktifitas menulis) adalah

aktifitas siswa dalam kegiatan menulis. 1. Mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan materi pelajaran ke dalam evernote.

4

Mental Activities (aktifitas mental) adalah

aktifitas siswa menganalisis dan membuat keputusan dalam memecahkan permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru

1. Memecahkan masalah yang ada dalam materi pelajaran

2. Menganalisa soal yang diberikan guru

3. Mengambil keputusan dalam menmecahkan masalah

5

Emotional Activities (aktifitas emosional) adalah

aktifitas emosional siswa dalam proses pembelajaran.

(16)

10

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata dan diberi skor atau nilai [10]. Kategori penilaiannya seperti tabel 5.

Tabel 5. Kategori penilaian aktifitas

Nilai Kategori

1 Tidak setuju

2 Kurang cukup setuju

3 Cukup setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju

Rumus yang digunakan adalah

PKS =

x 100%

PKS = Persentase Keaktifan Siswa [10].

Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data tes. Pemberian tes bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes uraian. Soal tes disusun berdasarkan 3 komponen indikator pencapaian yang terdapat pada silabus kelas X semester 1 mata pelajaran bahasa inggris mengenai simple past tense. Tiga komponen itu adalah ketepatan unsur kebahasaan 1). tata bahasa, kosa kata dan tulisan tangan, 2). kelengkapan dan keruntutan struktur teks dan 3). kesesuaian format penulisan / penyampaian. Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil pretest dan postest yaitu sebagai berikut melakukan uji normalisasi dengan statistik uji Kolmogorov-Sminov, melakukan uji homogenitas dengan uji Levene dengan taraf signifikansi 5%, Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t. Uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 dan analisis data gain dilakukan untuk melihat efek dari penerapan evernote pada mata pelajaran bahasa inggris. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji gain yaitu :

Indeks gain :

Kriteria untuk menentukan nilai gain rendah,sedang dan tinggi mengacu pada kriteria yaitu indeks gain < 0,30 =rendah, 0,30 ≤ indeks gain ≤ 0,70 = sedang dan indeks gain > 0,70 = tinggi [11].

(17)

11 4. Hasil dan Pembahasan

Penggunaan evernote sebagai media pembelajaran mempunyai tujuan supaya terdapat kemudahan dalam mengakses materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Materi yang tersimpan digunakan siswa untuk mempelajari simple past tense dengan memahami pengertian, rumus yang digunakan dan penggunaannya di dalam kalimat. Keaktifan siswa dalam memanfaatkan evernote ditunjukkan dengan memberi tanda pada kata kerja simple pa st tense pada materi. Setiap perubahan bentuk kata kerja di bandingkan untuk memahami penggunaannya di dalam kalimat. Tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan. Tema jawaban siswa bervariasi dalam menggunakan kata kerja di dalam kalimat misalnya bercerita tentang dirinya sendiri, lingkungan dan teman sebagai subyeknya. Penggunaan webca m note selain melihat pemahaman siswa terhadap materi juga melihat siswa dalam melafalkan kalimatnya. Kemampuan siswa bervariasi dalam melafalkan bahasa inggris. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kesesuaian media dengan mata pelajaran maka siswa dibagikan lembar angket. Tanggapan atau pendapat siswa mengenai kesesuaian media dengan pelajaran dihitung menggunakan skala Likert. Skor kategori yang diperoleh adalah skor minimal = 30, kuartil I= 60, kuartil II= 90, kuartil III= 120 dan maksimal= 150. Jumlah skor untuk seluruh responden adalah skor minimal = 300, kuartil I = 600, kuartil II = 900, kuartil III = 1200, maksimal = 1500.

Tabel 6. Hasil pengukuran kesesuaian media dengan mata pelajaran

Kriteria Pemilihan Media Skor Kriteria

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

126 sangat positif (program

dinilai berhasil)

128 sangat positif (program

dinilai berhasil)

125 sangat positif (program

dinilai berhasil)

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang

sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi 120

sangat positif (program dinilai berhasil)

120 sangat positif (program

dinilai berhasil)

3.Praktis, luwes, dan bertahan

116 positif (program dinilai cukup berhasil)

114 positif (program dinilai cukup berhasil)

4.Guru terampil menggunakannya 139 sangat positif (program dinilai berhasil)

5.Pengelompokan sasaran 114 positif (program dinilai cukup berhasil)

6.Mutu teknis 114 positif (program dinilai

cukup berhasil)

(18)

12

Dari angket kesesuaian media terhadap materi pembelajaran yang ditunjukkan pada kriteria pemilihan media yaitu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam indikator siswa mampu menggunakan fungsi new webca m note untuk membuat tugas kegiatan yang berhubungan dengan pemahaman materi diperoleh skor 126 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Dengan adanya fasilitas webcam note, siswa lebih memahami materi tidak hanya dalam penulisan akan tetapi bisa dilihat dari cara pengucapan bahasa inggris yang hasil dari rekaman yang dibuat. Hasil rekaman bisa langsung disimpan dan diputar. Berbeda dengan media powerpoint yang harus menggunakan aplikasi lain supaya hasil rekaman video bisa terintegrasi dan dapat dipergunakan. Indikator kedua yaitu dengan banyaknya referensi di evernote mempermudah siswa memahami materi diperoleh skor 128 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Dengan banyaknya materi dan referensi banyak pula kemampuan yang dimiliki siswa. Indikator ketiga siswa mampu membuat tugas dengan referensi materi yang tersimpan di evernote dan diperoleh skor 125 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Dengan banyaknya contoh dari beberapa referensi memudahkan siswa dalam memahami materi sehingga tugas yang diberikan guru akan mudah pula dikerjakan.

Di dalam kriteria pemilihan media nomer dua yaitu tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi dalam indikator dengan menggunakan media ini siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru diperoleh skor 120 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Kemudahan dalam mengakses dan tersedianya menu webnote cam dan note yang dimiliki evernote serta banyaknya referensi yang bisa disimpan maka materi akan lebih mudah dipahami. Dan indikator selanjutnya yaitu tidak hanya tulisan tapi gambar, audio video yang dapat ditampilkan untuk memperjelas materi yang diberikan kepada siswa dan diperoleh skor 120 dengan kriteria sangat positif (program dinilai berhasil). Kemampuan dan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat berpengaruh pada pola belajar siswa. Tidak hanya materi atau referensi yang berbentuk tulisan akan tetapi juga dalam bentuk audio video untuk lebih memperjelas siswa didalam memahami materi pelajaran.

Kriteria pemilihan media nomer tiga yaitu praktis, luwes, dan bertahan dalam indikator siswa dapat mengakses kapan dan dimanapun berada diperoleh skor 114 dengan kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Media evernote bisa diakses secara online maupun offline sehingga bisa di akses kapanpun dan dimanapun. Indikator selanjutnya yaitu dokumen yang telah siswa masukkan tidak akan hilang dan diperoleh skor 116 dengan kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Pengguna evernote tidak perlu takut akan kehilangan informasi yang telah disimpan walaupun data didalam komputer telah terhapus

(19)

13

pembelajaran. Dengan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi maka akan terjadi suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Kriteria pemilihan media pada pengelompokan sasaran dengan indikator Media cocok digunakan pada kelas X5 dengan skor yang diperoleh 114 dalam kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Penggunaan evernote sebagai media pembelajaran pada pelajaran bahasa inggris materi simple past tense dinilai cukup berhasil digunakan pada kelas X5.

Untuk Kriteria pemilihan media nomer enam yaitu mutu teknis dalam indikator Menu yang berada di media tidak ketinggalan jaman dan skor yang diperoleh 114 dengan kriteria positif (program dinilai cukup berhasil). Kemampuan yang dimiliki evernote memungkinkan dapat diakses secara online dan offline, akan tetapi karena versi yang dipergunakan hanya versi tidak berbayar maka tidak semua menu bisa digunakan. Untuk mengaktifkan semua menu yang ada maka harus dijadikan versi berbayar atau versi premium.

Untuk total hasil yang diperoleh setelah penjumlahan skor keseluruhan hasilnya adalah 1216. Total hasil keseluruhan yang diperoleh berada diantara skor 1200-1500. Hal ini berarti sangat positif (program dinilai berhasil) maka dari itu kesesuaian antara evernote dengan mata pelajaran bahasa inggris dinilai berhasil.

Keberhasilan evernote sebagai media pembelajaran bahasa inggris menimbulkan perubahan perilaku siswa di dalam proses pembelajaran. Untuk melihat perubahan perilaku siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas maka dilakukan observasi atau pengamatan. Untuk melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa, peneliti meminta bantuan teman untuk mengamatinya. Karena ketidak mampuan peneliti dalam menghafal dan melihat satu persatu siswa dalam proses pembelajaran dikelas. Untuk penilaian terhadap perubahan perilaku siswa setiap pengamat diberikan lembar pengamatan yang berisi tentang indikator yang akan diamati.

Tabel 7. Tingkat keaktifan siswa

No. Jenis Aktifitas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pertemu

1 Visual Activities (aktifitas fisual)

adalah aktifitas yang dilakukan siswa

yang mengandalkan indera

penglihatannya yang berhubungan

dengan materi yang diajarkan di dalam evernote.

60% 67% 56% 68%

64% 67% 61% 71%

2 Oral Activities (aktifitas lisan) adalah

aktifitas yang dilakukan siswa yang mengandalkan lisannya.

66% 68% 66% 76%

65% 69% 71% 79%

3 Writing Activities (aktifitas menulis)

adalah aktifitas siswa dalam kegiatan menulis.

68% 71% 71% 86%

4 Mental Activities (aktifitas mental)

adalah aktifitas siswa menganalisis dan membuat keputusan dalam memecahkan permasalahan tentang materi yang telah di sampaikan oleh guru

62% 67% 65% 77%

66% 64% 72% 79%

(20)

14

5 Emotional Activities (aktifitas

emosional) adalah aktifitas emosional

siswa dalam proses pembelajaran.

62% 63% 71% 79%

72% 71% 73% 88%

Rata-rata 64,9% 67,2% 67,6% 78,2%

Dari hasil observasi yang dilakukan untuk jenis aktifitas visual pada indikator siswa fokus memperhatikan video tutorial simple pa st tense, kelas eksperimen yang mulanya hanya 56% menjadi 68% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 60% menjadi 67%. Perbedaan yang tidak menyolok terhadap konsentrasi siswa terhadap video tutorial karena kedua media bisa sama-sama memutar video. Untuk indikator kedua yaitu siswa membaca materi yang disimpan di evernote, kelas eksperimen yang mulanya hanya 61% menjadi 71% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 64% menjadi 67%. Hal ini terlihat dari lebih banyaknya pemberian tanda pada setiap kata atau kalimat yang penting pada materi di evernote. Dari aktifitas visual menunjukkan bahwa materi atau catatan yang disimpan di dalam evernote lebih banyak dibaca siswa dari pada di dalam power point.

Gambar 2. Penandaan perubahan kata kerja

Pada jenis aktifitas lisan pada indikator siswa memahami pengertian dasar

simple past tense menggunakan new webcam note untuk merekam, kelas

(21)

15

Pada jenis aktivitas menulis untuk indikator mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan materi pelajaran ke dalam evernote, kelas eksperimen yang mulanya hanya 71% menjadi 86% dan kelas kontrol yang menggunakan media

powerpoint semula 68% menjadi 71%. Keterbatasan power point dalam

menampung banyaknya kalimat atau informasi dalam setiap slide tidak mempermudah siswa karena harus berganti-ganti slide untuk membandingkannya. Kegiatan mencatat dapat terlihat dari banyak tidaknya catatan yang disimpan. Materi yang telah disimpan dapat diberi catatan tanpa menambah lembar kerja baru atau merubah ukuran huruf walaupun terdapat banyak kalimat yang dimasukkan.

Pada jenis aktifitas mental untuk indikator memecahkan masalah, kelas eksperimen yang mulanya hanya 65% menjadi 71% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 62% menjadi 67%. Menganalisa, kelas eksperimen yang mulanya hanya 72% menjadi 79% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 66% menjadi 64% dan mengambil keputusan, kelas eksperimen yang mulanya hanya 70% menjadi 79% dan kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint semula 64% menjadi 65% dapat terlihat dari tugas yang diberikan oleh guru yang berbentuk gambar atau soal cerita yang dikerjakan oleh siswa.

Gambar 3. Open in new window

Dengan adanya menu open in new window siswa bisa membuka note secara bersamaan sehingga siswa dapat melihat referensi kata kerja atau materi dengan tugas secara bersamaan tanpa harus berganti-ganti note.

(22)

16

pembelajaran. Aktifitas ini ditunjukkan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang semula 67,6% menjadi 78,2% berarti mengalami kenaikan sebesar 10,6%. Sedangkan kelas kontrol yang semula 64,9% menjadi 67,2% berarti hanya mengalami kenaikan 2,3%.

Kesesuaian media dengan mata pelajaran merubah perilaku siswa dalam proses belajar mengajar dan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru. Untuk mengetahui kemampuan individu siswa maka diadakan tes. Tes dilakukan pada pertemuan pertama atau pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa sebelum ada treatment dan tes pada pertemuan kedua atau postest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah treatment. Soal yang digunakan berbentuk uraian sebanyak 20 butir soal. Berikut deskriptif nilai skor tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 8. Diskriptif nilai

Uji Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata pretest 60,80 62,00

Rata-rata postest 81,50 71,40

Gain 0,528 (sedang) 0,247 (rendah)

Dari tabel 8 diketahui adanya perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen yang semula 60,80 setelah dilakukan treatment nilai rata-rata postest mencapai 81,50. Untuk kelas kontrol nilai pretest yang semula 62,00 setelah dilakukan treatment nilai rata-rata postest cuma mencapai 71,40. Hal ini berarti kelas eksperimen mengalami kenaikan sebesar 0,528 (sedang) sedangkan kelas kontrol cuma mengalami kenaikan 0,247 (rendah). Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen karena pemanfaatan evernote sebagai media pembelajaran yang mempengaruhi perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian evernote dengan pelajaran bahasa inggris di kelas eksperimen berpengaruh terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan dalam aktifitas di kelas dan hasil belajar siswa. Hal lain yang ditemukan bahwa masih banyak siswa yang belum bisa melafalkan kata-kata yang benar dalam bahasa inggris.

(23)

17

siswa lebih paham dalam mempelajari bahasa inggris dengan baik dan benar khususnya dalam melafalkan kalimat dalam bahasa inggris.

Daftar Pustaka

[1]Widodo, Chomsin S. Jasmadi STP. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

[2]Https://evernote.com/, 15 juli 2014.

[3]Geyer, F and Reiterer, H. 2012. Experiences from Employing Evernote as a Tool for Documenting Collaborative Design Processes. Vortag gehalten : Conference on Designing Interactive System DIS 2012, Workshop : Supporting Reflection in and on Design Processes, 12th June, 2012, New Castle, UK. University of Konstanz, Germany

[4]Ozdamli, F. (2013). effectiveness of cloud systems and social networks in improving self-directed learning abilities and developing positive seamless learning perceptions. Journal of Universal Computer Science, vol. 19, no. 5 (2013), 602-618

[5]Arsyad. 2011. Pemilihan Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

[6]Sadiman, et. all. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

[7]Nugrahani. (2014). Evernote. from http://nugrahani-c.blog.ugm.ac.id/evernote/, 18 November 2014.

[8]Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

[9]Nazir, Mohammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

[10]Riduwan. Dr. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta 2010

Gambar

Gambar 2. New webcam note
Tabel  2 . Perbandingan Desain Pembelajaran
Tabel 3. Indikator kesesuaian pemilihan media
Tabel 4. Indikator  pengamatan keaktifan siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Zakat adalah ibadah Maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi social ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan solidaritas

Hal–hal tersebut tentunya sangat berlawanan dengan pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri akan sumber daya air, oleh sebab itu permasalahan mengenai air, baik air hujan,

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Penelitian Eksperimen Semu di Kelas X SMK Negeri 3

Seperti penelitian yang dilakukan Sartika &amp; Iman (2012) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

D-sorbose is known as reactive reducing sugar to react with amino acids to.. generate

perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan.

Dalam teori Hobbes, perjanjian masyarakat tidak dipakai untuk membangun masyarakat (civitas) melainkan untuk membentuk kekuasaan yang diserahkan kepada