• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Motif Khalayak Menonton Acara Rabu Ketawa T1 362009070 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Motif Khalayak Menonton Acara Rabu Ketawa T1 362009070 BAB II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah di Bab 1 dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi konsep, maka di Bab 2 ini akan

dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama dijelaskan mengenai kajian hasil

penelitian terkait maupun sebelumnya. Bagian kedua menjelaskan mengenai

konsep komunikasi, hiburan, Stand Up Comedy serta khalayak. Bagian ketiga berisi landasan teori, landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang

memuat konsep-konsep teoritis yang menjadi landasan untuk memperoleh

perspektif ilmiah dalam perumusan hipotesis atau jawaban yang sedang

dilaksanakan (Ruslan 2006: 266). Sedangkan bagian keempat berisi kerangka

pemikiran.

1.

Kajian Hasil Penelitian Terkait

Penelitian mengenai Stand Up Comedy tidak hanya diteliti oleh

penulis, namun sudah beberapa peneliti yang membahasnya sehingga

dapat menjadi referensi tersendiri yang dapat penulis gunakan untuk

menunjang penelitian ini. Berikut hasil penelitian terkait:

(2)

13

Kuantitatif Lebih dari setengah total

Manusia selalu berusaha berkomunikasi antara satu dengan yang

lain dan mereka berinteraksi dalam keperluan melengkapi dan

menyempurnakan pengetahuan yang mereka miliki guna beradaptasi

dengan lingkungan. Semakin sering berkomunikasi, maka semakin sering

mereka mendapatkan sesuatu yang baru dalam membangkitan rasa

keingintahuannya.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication,

berasal dari kata latin communicatio yang bersumber dari kata communis berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi

terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai suatu pesan yang

(3)

14 2004:9). Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan

melalui sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju.

Menurut Hovland “Communication is the process to the modify the behavior of other individuals” Komunikasi adalah proses mengubah

perilaku orang lain (Effendi, 2004:10).

Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak

memberi perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal

penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” (Cangara,

2008:20). Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers

bersama D. Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru

yang menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua

orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan

satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian

yang mendalam” (Cangara, 2008:20).

Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum

mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar,

namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti

apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver bahwa komunikasi adalah

bentuk interkasi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya,

sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi

menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,

seni dan teknologi. Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami

bahwa berkomunikasi dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku

seseorang.

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan

pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dan

dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada penerima pesan

(Widjaja, 2002:13) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari

(4)

15 menghasilkan efek/ tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan

balik. Penyampaian pesan dapat berupa gagasan dan harapan yang

disampaikan melalui simbol kepada khalayak.

Komponen Komunikasi

Seperti yang kita ketahui, komunikasi mempunyai beberapa

komponen yang mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun

komponen-komponen tersebut adalah:

1. Komunikator/ Penyampai pesan/ Sumber/ Source

Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat berupa

perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan) atau

seorang dengan beberapa orang di suatu lembaga atau organisasi atau

orang yang dilembagakan (komunikasi dengan media massa). Dalam

penelitian ini, yang menjadi pihak pengirim pesan adalah comic yang

berada dalam komunitas Stand Up Comedy Salatiga.

2. Pesan/ Message

Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan

antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang

disampaikan secara verbal maupun non verbal baik secara langsung

maupun tidak langsung (misalnya melalui media massa). Pesan dapat

berupa pesan verbal (bahasa/kata-kata lisan atau tertulis), pesan non

verbal (isyarat, gambar, warna) dan pesan paralinguistik (kualitas

suara,tekanan suara, kecepatan suara, vokalisasi). Unsur pesan

terdapat pada isi humor atau lawakan yang disampaikan oleh comic.

3. Saluran/Media/Channel

Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang disampaikan

sehingga bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan. Misalnya:

telepon, surat, buku, puisi, lagu pertunjukan wayang, dll. Acara Stand

Up Comedy menjadi channel atau salurannya. Dimana Stand Up Comedy acara yang digunakan oleh comic yang tergabung dalam komunitas Stand Up Comedy Salatiga untuk menyampaikan pesan

(5)

16 4. Komunikan/Penerima pesan/Receiver

Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa terdiri dari

seseorang atau beberapa orang atau suatu lembaga/organisasi. Pada

penelitian ini, penonton acara “RAbu KETawa” yang menjadi

komunikan atau penerima pesan tersebut.

5. Tujuan/Destination/Efect

Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi yang menjadi

tujuan dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi. Tujuan acara

Stand Up Comedy Show “RAbu KETawa” adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang juga menjadi motif khalayak

menyaksikan acara ini. Antara lain kebutuhan informasi, identitas

personal, intergrasi dan interaksi sosial serta hiburan.

6. Umpan Balik/Feedback

Feedback merupakan tanggapan atas pesan yang diberikan oleh

komunikan kepada komunikator. Konsep umpan balik ini dalam

komunikasi sangat penting karena dengan terjadinya umpan balik

komunikator mengetahui apakah komunikasinya itu berhasil atau

gagal, dengan lain kata apakah umpan baliknya itu positif atau negatif.

Umpan balik yang harapkan komunikator pada komunikan tentu saja

yang positif yaitu dengan terus menyaksikan setiap

diselenggarakannya acara Stand Up Comedy “RAbu KETawa”.

7. Gangguan/Noise

Gangguan merupakan semua hal tidak dimaksudkan oleh sumber

informasi. Ada dua jenis gangguan yang menurut sifatnya dapat

dilasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.

Pertama, gangguan mekanik yaitu gangguan yang disebabkan saluran

komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh, ialah

bunyi mengaung pada pengeras suara atau riuh penonton atau bunyi

kendaraan lewat ketika seorang comic sedang ber- open mic. Kedua, gangguan semantik. Gangguan ini bersangkutan dengan pesan

(6)

17 tersaring kedalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak

kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang

terdapat pada komunikator akan lebih banyak gangguan semantik

dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.

Bentuk bentuk Komunikasi

Proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk

(Mulyana, 2006:72), yaitu:

1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)

Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari

maupun tidak disadari. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan

sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain,

biasanya individu berkomunikasi terlebih dahulu dengan diri sendiri.

(mempersepsikan dan memastikan makna suatu pesan dari orang lain).

2. Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication) Proses

pertukanan informasi antara seseorang dengan orang lain atau lebih.

Komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang

komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam

komunikasi ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering

disebut komunikasi diadik. Efektifitas dalam komunikasi ini paling

tinggi karena sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.

3. Komunikasi kelompok (Group communication) Komunikasi antara

seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.

4. Komunikasi publik (Public communucation) Komunikasi antara

seseorang dengan sejumlah besar orang atau khalayak, yang tidak

dapat dikenali satu persatu. Komunikasi ini sering disebut dengan

pidato, ceramah, kuliah dan lain-lain. Pada umumnya, komunikasi

publik bersifat formal dan lebih sulit, karena menuntut persiapan pesan

yang cermat, keberanian dan kemampuan dalam menghadapi sejumlah

besar orang atau khalayak. Dalam penelitian ini, proses komunikasi

(7)

18 akan menghadapi audiens untuk menyampaikan pesan melalui

lawakannya,

5. Komunikasi media massa (Mass Media Communication) Atau disebut

juga sebagai komunikasi massa dimana komunikasi berlangsung

dengan adanya media sebagai perantara.

Efek Komunikasi

Efek merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi. Efek

adalah apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari

komukator (Laswell dalam Mulyana, 2007: 71). Contoh dari efek ini yaitu

penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur,

perubahan sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan,

perubahan perilaku dari tidak bersedia membeli barang menjadi

membelinya. Perubahan-perubahan itu adalah efek yang terjadi setelah

menerima pesan dari komunikator. Sebuah komunikasi dikatakan efektif

dan berhasil apabila menghasilkan efek-efek atau perubahan yang

sebagaimana diinginkan oleh komunikator. Bisa dikatakan efek

komunikasi menjadi indikator atau tolak ukur keberhasilan sebuah

komunikasi (Effendy, 2000: 319), dimana efek komunikasi terdiri dari :

1. Efek kognitif yaitu efek yang berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

keterampilan, kepercayaan atau informasi. Dengan kata lain, khalayak

yang semula tidak tahu menjadi tahu. Dalam efek kognitif membantu

khalayak untuk mempelajari informasi yang bermanfaat dan

mengembangkan keterampilan kognitifnya.

2. Efek afektif yaitu efek ini mengarah pada perasaan setelah

mengkonsumsi media. Dalam kaitannya dengan penelitian ini yaitu

setelah melihat acara RAbu KETawa. Efek ini berhubungan dengan

emosi, sikap atau nilai.

3. Efek konatif (behavioural), yaitu bersangkutan dengan niat, tekad,

upaya atau usaha yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati.

Efek ini baru muncul setelah efek kognitif dan afektif terjadi dalam diri

(8)

19

2.2. Hiburan

Hiburan adalah segala sesuatu-baik yang berbentuk kata-kata,

tempat, benda, perilaku- yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati

yang susah atau sedih. Pada umunya hiburan dapat berupa musik, film,

opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. Berwisata juga

dapat dikatakan sebagai upaya hiburan dengan menjelajahi alam ataupun

mempelajari budaya.

Mengisi kegiatan di waktu senggang seperti membuat kerajinan,

keterampilan, membaca juga dapat dikatagorikan sebagai hiburan. Bagi

orang tertentu yang memiliki sifat workaholic, bekerja adalah hiburan dibandingkan dengan berdiam diri. Selain itu terdapat tempat-tempat

hiburan sebagai tempat-tempat untuk melepas lelah, umumnya berupa

rumah makan atau restoran yang dilengkapi hotel serta sarana hiburan

seperti musik, karaoke, opera. Hiburan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis, antara lain:

1. Animasi

Animasi menyuguhkan gambar bergerak yang dibuat oleh seorang

artis. Biasanya disertai juga dengan sebuah lagu yang dibuat oleh

aktor sungguhan. Animasi biasanya dibuat dalam bentuk dasar

komputer di dunia hiburan.

2. Bioskop

Bioskop menyuguhkan gambar bergerak sebagai bentuk seni. Bioskop

juga biasanya juga disebut dengan film. Sebuah film menghasilkan

ilusi bergerak dengan menampilkan rangkaian gambar individu dalam

periode yang cepat. Film dihasilkanoleh kru kamera, perlengkapan,

dan pencahayaan. Pemain terdiri dari seorang aktor yang tampil di

depan kamera dan mengikuti naskah. Setelah pengambilan gambar

film, film di edit kemudian di distribusikan ke teater atau studio

(9)

20 3. Teater

Pertunjukan teater terdiri dari sandiwara, musikal, komedi, monolog,

pantomim.

4. Sirkus

Sirkus terdiri dari akrobat, badut, hewan terlatih, asi bergelayutan,

hulahup, berjalan diatas tali, pesulap, sepeda roda satu,

ketangkasanlainnya di peragakan oleh artis. Sirkus adalah pertunjukan

yang baik untuk keluarga.

5. Komedi

Komedi menyuguhkan tertawaan dan hiburan. Penonton dibuat

terkejut oleh parodi atau sindiran yang tidak dapat di tebak atau

ekspektasi yang berlawanan dari kebiasaannya. Dagelan, lelucon solo,

pengamatan humor adalah bentuk dari komedi yang telah

dikembangkan sejak awal. Seperti halnya Stand Up Comedy, merupakan acara komedi yang bersifat menghibur sekaligus

memberikan penambahan pengetahuan wawasan kepada audiensnya.

6. Komik

Komik berisi tulisan dan gambar yang dibawakan dalam bentuk cerita

hiburan. Beberapa komik terkenal menceritakan seputar super hero,

seperti Superman, Batman, dll.

7. Dansa Dansa adalah pergerakan tubuh, biasanya mengikuti ritme dan

musik, biasanya sebagai bentuk dari ekspresi, interaksi sosial atau

ditampilkan dalam spiritual atau seting pertunjukan. Dansa mencakup

ballet, cancan, charleston, Highland fling, tarian daerah, sun dance,

modern dance, polka, dan masih banyak lagi.

8. Membaca

Membaca merupakan interpretasi dari simbol tertulis. Seorang

pengarang, penyair atau dramawan menyuguhkan sebuah komposisi

untuk publikasikan pendidikan dan diversi untuk pembaca. Formatnya

(10)

21 TTS, dan buku mewarnai. Fantasi, horor, fiksi dan misteri adalah

bentuk dari hiburan membaca.

9. Games

Games menyuguhkan relaksasi dan diversi yang diikuti olehperaturan.

Games dapat dimainkan oleh satu orang atau lebih. Dan mungkin

dapat dimainkan untuk mendapatkan uang seperti judi dan bingo.

Balapan, catur melatih peningkatan fisik dan mental.

Gamesdiperuntukkan bagi anak-anak selain itu dapat juga dimainkan

di tempet terbuka seperti bowling.Beberapa games memerlukan

peralatan pendukung, seperti kumpulan kartu untuk bermain kartu,

atau papan dan spidol untuk bermain Monopoly, dan backgammon,

selain ituada juga games yang memakai bola sebagai alat

pendukungnya, seperti sepakbola, voli, basket, dll.

10. Musik

Musik adalah bentuk paduan dari ritme, melodi, harmoni, untuk

hiburan, upacara, atau ritual religi.

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001, p398), hiburan adalah

sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati (melupakan

kesedihan, dsb).

 Menurut Collins English Dictionary(1994, p519), entertainment are:

the act or art of entertaining or state of being entertained.

an act, production, etc; that entertains; diversion; amusement.

Arti dari hiburan adalah:

aksi atau seni yang menghibur atau bagian dari yang dihibur.

aksi, produksi, dll; yang menhibur;

hiburan/pengalihan;menyenangkan.

 Menurut Oxford Advanced Learner‟s Dictionary of Current English

(2000, p419), entertainment are:

Film/movies, music, etc. used to entertain people: an example of

(11)

22 live/family entertainment; the entertainment was provided by a

folk band; local entertainments are listed in the newspaper; the

show was good an entertainment value.

the act of entertaining.

Arti dari hiburan adalah:

film, musik, dll yang digunakan untuk menghibur orang, contoh:

radio, televisi, dan bentuk lain dari hiburan; hiburan keluarga;

hiburan disediakan dengan band lokal/rakyat; hiburan lokal yang

tertera di surat kabar; sebuah pertunjukan yang memiliki nilai

hiburan yang baik.

aksi yang menghibur.

2.3. Stand Up Comedy

Stand Up Comedy adalah bentuk dari seni komedi atau melawak yang dipertunjukkan kepada penonton secara langsung dengan seorang

komedian di atas panggung sebagai komunikatornya. Dalam sejarahnya,

Stand Up Comedy sendiri telah ada di abad ke 18 di Eropa dan Amerika. Pelaku atau komedian ini biasa disebut dengan stand up comic atau comic.

Para comic ini biasa nya memberikan beragam cerita humor, lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang

sifatnya cenderung umum dengan sajian gerakan yang penuh ekspresi dan

gaya bertutur yang seringkali cepat. Beberapa komik pun bahkan

menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di atas

panggung. Stand Up Comedy biasanya dilakukan di kafe, bar, universitas dan teater.

Stand Up adalah suatu seni pertunjukkan yang dimaksudkan untuk langsung memancing tawa dari penonton. Tidak seperti theatrical comedy, dimana menciptakan comedy dari sebuah drama terstruktural dengan

karakter-karakter dan situasi tertentu (Papana, 2012:5)

(12)

23 mengharapkan seorang comic untuk menghadirkan tawa yang intens dan

para comic ini selalu berada dibawah tekanan yang besar dalam membawakan dan menyampaikan bahan stand up mereka. Jika seorang

comic tidak dapat memancing tawa penonton, biasanya penonton yang bosan dapat menganggu sang comic, dan aksi ini biasanya disebut dengan

heckling. Namun sang comic dapat melakukan serangan balik atau yang disebut dengan ripping (Papana, 2012:6).

Di Indonesia sendiri, Stand Up Comedy juga sebenarnya telah ada dari zaman dulu. Nama-nama terkenal seperti (alm.) Taufik Savalas, Butet

Kertaradjasa dan Ramon P. Tommybens telah lama berkiprah dalam Stand

Up Comedy di Indonesia. Era belakangan ini, muncul nama-nama seperti Iwel, Pandji Pragiwaksono, Sammy D. Putra dan Raditya Dika. Namun

mungkin di Negara ini masyarakat cenderung lebih suka akan “physical

comedy” ketimbang Stand Up Comedy ini. Walaupun dulu popularitasnya berkurang, kini Stand Up Comedy telah melambungkan namanya kembali di muka publik. Ketika dulu sempat timbul-tenggelam karena

pertunjukannya yang kurang di ekspos, sekarang Stand Up Comedy telah

sedikit demi sedikit memperlihatkan daya tariknya lagi. Terbukti, beberapa

waktu yang lalu, Stand Up Comedy muncul kembali di acara stasiun televisi Indonesia.

2.4. Khalayak

Cangara (1998) menyebutkan bahwa khalayak bisa disebut

dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audiance,

decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan karena

berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh

khalayak. Khalayak dalam studi ilmu komunikasi berupa individu,

kelompok, dan masyarakat. Salah satu aspek yang harus diketahui oleh

(13)

24 terdiri dari: jenis kelamin, usia, lokasi, tingkat pendidikan, agama,

pekerjaan.

Menurut Testiandini (2006) karakteristik individu berkaitan dengan

penggunaan media yaitu, jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan.

Jenis kelamin merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku

individu dalam menonton. Pria lebih banyak menonton acara yang bersifat

informasi dan hiburan „action‟, sementara perempuan lebih tertarik pada acara hiburan, drama, komedi, dan kuis.

3.

Landasan Teori

3.1. Hierarchy of Effect Model

Respon adalah seperangkat reaksi dari penerima pesan (khalayak)

setelah melihat, mendengar, membaca sebuah pesan komunikasi (George

E. Belch & Michael A. Belch, 2004:145). Sikap merupakan respon yang

terpenting dari dalam dunia komunikasi. Sikap adalah kumpulan motivasi,

emosi, persepsi, dan proses kognitif terhadap beberapa aspek dari

lingkungan kita. Sikap mempelajari tentang kecenderungan untuk

merespon secara terus menerus sikap suka atau tidak suka terhadap suatu

objek (Hawkins. Del L., et.al, 2001:287).

Hierarchy of Effect dari Robert Lavidge dan Gary Steiner

merupakan salah satu model perilaku konsumen yang menyediakan sudut

pandang umum untuk menganalisa dampak komunikasi termasuk di

dalamnya respon maupun sikap terhadap pesan (George E. Belch &

(14)

25

Stages Hierarchy of Effects

Cognitive stage Awareness

Knowledge

Affective stage Liking

Preference Conviction

Behavioral stage Purchase

Gambar 1

Lavidge and Steiner’s Hierarchy of Effects Model

Sumber: George E. Belch & Michael A. Belch, Introducing in Advertising &

Promotion, An Integrated Marketing Communication Perxpective.

(New York:McGraw Hill Irwin.2001), h. 148

Terdapat tiga aspek tahapan dalam Hierarchy of Effects yaitu sebagai berikut:

Aspek Kognitif

Aspek kognitif meliputi keyakinan individu atas hal-hal yang

dimiliki suatu objek sikap. Hal ini didasarkan pada knowledge, opinions, faith, dan value system.

1. Awareness

Awarness (kesadaran) berarti suatu pesan telah membuat kesan atau membangun kesadaran pada khalayaknya, yang kemudian juga bisa

mengidentifikasi pengiklannya (Wells, et.al, 2000:72). Tugas

komunikasi adalah untuk membangun kesadaran (aware). Dalam

awareness, publik akan menyadari pesan yang ia terima mengenai suatu promosi atau program dari sebuah produk atau perusahaan

(15)

26 2. Knowledge

Pesan yang disampaikan harus mengandung informasi mengenai

produk atau perusahaan. Informasi-informasi tersebut akan dijadikan

sebagai pengetahuan publik mengenai produk yang diiklankan

sekaligus membedakan perusahaan tersebut dari

perusahaan-perusahaan yang lain. John C. Mowen (1995:122). Mendefinisikan

knowledge sebagai

“The amount of experience with an information that a person has about particular product or service.”

Aspek Afektif

Aspek afektif menggambarkan reaksi emosional individu setelah

mengevaluasi dan memberikan penilaian positif atau negatif terhadap objek

berdasarkan aspek afektif (like or dislike feeling) (Schiffman, 2000:202).

Hal ini terjadi setelah individu mengevaluasi dan memberikan penilaian

terhadap objek sikap berdasarkan tahap kognitif. Aspek afektif memiliki 3

tahapan:

1. Liking

Yaitu indikasi dari sikap positif atau negatif, yang merupakan sinyal

bagaimana seorang konsumen menanggapi suatu produk atau pesan.

Sumber lain mengatakan liking adalah perasaan konsumen terhadap produk, apakah ia merasa suka atau tidak suka (Philip Kotler,

2001:555). Perusahaan yang merancang program selalu akan berusaha

untuk membangun sikap positif terhadap perusahaan dan menjaga

keberadaan sikap positif tersebut (Sandra Moriarty, 2003:45)

2. Preference

Konsumen mungkin memiliki kesukaan yang lebih terhadap suatu

produk tertentu dibandingkan dengan produk lain yang sejenis (Philip

Kottler, 2001:555). Preference adalah keadaan konsumen yang lebih cenderung menyukai sebuah produk dibandingkan produk sejens

lainnya (Sandra Moriarty, 2003:45). Guna membangun preference pada

(16)

27 mempertimbangkan kelebihan suatu merek tertentu (Jenny M.

Rossenberg, 1995:20).

3. Conviction

Conviction adalah keadaan mental yang tetap pada konsumen untuk

membeli sebuah produk (Jenny M. Rossenberg, 1995:20). Conviction merupakan tahap tindakan dimana konsumen telah mengakui kelebihan

produk (Wells, et.al, 2000:160). Conviction juga dapat berarti keyakinan yang kuat yang sudah tertanam kuat di dalam pikiran

seseorang.

Aspek Konatif

Aspek konatif merupakan keinginan untuk merespon dalam

berbagai cara mengenai suatu objek sikap sebagai ekspresi rasa suka dan

tidak suka yang telah terbentuk sebelumnya. Konatif meliputi tindakan

dimana konsumen telah mengetahui kelebihan produk dan konsumen

merasa yakin bahwa produk tersebut dapat memenuhi kebutuhanya.

Konatif merupakan langkah terakhir yang mengubah perasaan dan

keyakinan konsumen pada perilaku membeli produk yang diiklankan atau

dalam kata lain disebut dengan purchase.

Kaitannya dengan penelitian ini bahwa teori hierarchy of effect digunakan untuk melihat respon khalayak terhadap acara RAbu KETawa.

Respon khalayak ditunjukkan melalui sikap yang ditampilkan. Sikap ini

akan menunjukkan kecenderungan merespon secara terus menerus sikap

suka atau tidak suka terhadap acara ini. Sikap suka akan menjadi salah satu

indikator motif khalayak untuk terus menonton acara RAbu KETawa.

Khalayak tidak akan begitu saja menyatakan rasa suka atau tidak

sukanya pada sebuah acara, dalam hal ini acara RAbu KETawa. Khalayak

sebagai penerima pesan (konsumen) terus diterpa oleh berbagai macam

pesan yang disampaikan oleh comic (produsen). Sehingga aspek kognitifnya berupa kesadaran serta pengetahuan mengenai acara tersebut

akan terus terbangun. Apabila kesadaran akan acara ini berhasil dibangun

(17)

28 khalayak akan mulai menunjukkan rasa emosionalnya, bisa positif atau

negatif. Tahap ini terbagi menjadi tiga bagian, yang pertama liking dimana khalayak akan menunjukkan rasa suka atau tidak suka. Kemudian

preference dimana khalayak mulai lebih menyukai acara RAbu KETawa

dibandingkan acara yang lain. Dan terakhir conviction dimana khalayak sudah berada pada tahap siap secara mental untuk menyukai atau tidak

acara ini. Hasil tersebut menentukan aspek yang terakhir, yaitu aspek

konatif dimana khalayak sudah berperilaku menentukan keputusannya

(tindakan).

Ketiga aspek tersebut selanjutnya akan menjadi motif (pendorong)

khalayak menyaksikan acara ini. Apabila dengan menyaksikan sebuah

acara, seseorang merasa bertambah wawasannya, tumbuh rasa aman dan

nyaman maka khalayak akan secara terus menerus menyaksikan acara ini.

3.2.Motif

Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan dasar. Dalam

Effendi 1993 hal 296 Katz, Gurevitch, dan Haas mendeskripsikan lima

kebutuhan dasar tersebut sebagai berikut:

a. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman

mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk

memahami dan menguasai lingkungan; juga memuasatkan rasa

penasaran kita dengan dorongan penyelidikan kita.

b. Affective Needs (Kebutuhan Afektif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman- pengalaman yang estetis,

menyenangkan dan emosional.

c. Personal Integrative Needs (Kebutuhan Pribadi) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan

(18)

29 d. Social Integrative Needs (Kebutuhan Sosial) Kebutuhan yang

berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.

Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. .

e. Escapist Needs (Kebutuhan Pelepasan) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan

keanekaragaman.

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan

timbulnya motif yang mendorong inidividu melakukan aktifitas dengan

menggunakan media tertentu. Jadi yang disebut motif adalah dorongan

yang ditimbulkan dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai individu

dari suatu objek tertentu yang menimbulkan perilaku individu (Rakhmat,

2001 : 216).

Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua

penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan

ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya

mempunyai motif (Gerungan, 2004:151). Motif berasal dari kata “motive”

yang berarti secara obyektif merupakan dorongan dari dalam diri individu

untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai

dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi

seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau

kegiatan membangkitkandaya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar

melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun

kepuasan (Rakhmat, 2001:23). Dengan demikian motif timbul karena

adanya suatu kebutuhan.

Menurut Dennis McQuail dalam bukunya yang berjudul Teori

Komunikasi Massa (2002 : 388), ada empat kategori motif

pengkonsumsian media secara umum yaitu :

1. Motif Informasi (Survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan

individu akan:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan

(19)

30 b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,

pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity) adalah berkenaan dengan

kebutuhan individu akan:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

b. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain

c. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship) adalah

motif yang berkaitan dengan usaha untuk:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati

sosial

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

d. Membantu menjalankan peran sosial

e. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak

keluarga, teman, masyarakat

4. Motif Hiburan (Diversion) adalah motif yang berkaitan dengan usaha

untuk:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan

b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis

d. Mengisi waktu.

Sedangkan menurut Purwanto (2000 : 27), ada tiga fungsi motif, yaitu :

1. Fungsi penggerak, mendorong seseorang bertindak untuk menentukan

tujuannya.

(20)

31 3. Fungsi seleksi-menyeleksi perbuatan diri seseorang, yang serasi guna

mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak

bermanfaat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dennis McQuail dan Michael

Gurevits seperti yang dikutip oleh Blumler (dalam Damayanti, 2004:109),

menunjukkan bahwa:

1. Motif khalayak laki-laki menggunakan media massa terutama untuk

pengawasan lingkungan dan keingintahuan, sedangkan motif wanita

untuk hiburan.

2. Motif khalayak berusia lebih tua menggunakan media massa terutama

untuk pengawasan lingkungan dan identitas pribadi, sedangkan

khalayak yang berusia muda untuk hiburan.

3. Motif khalayak berpendidikan tinggi menggunakan media massa

terutama untuk pengawasan lingkungan dan keingintahuan, sedangkan

motif khalayak berpendidikan rendah adalah untuk hiburan dan

identitas pribadi.

4. Kerangka Pikir

Setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya, dan berusaha

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan individu tersebut beraneka

ragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan akan informasi

mengenai peristiwa atau fenomena yang terjadi disekelilingnya. Kebutuhan

ini dapat dipenuhi salah satunya dengan mengkonsumsi media. Penggunaan

media hanyalah salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan yang menyakut kebutuhan media menurut Katz, Gurevitch, dan

Haas meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif

personal, kebutuhan integratif sosial, dan kebutuhan untuk melepas

ketegangan. Kebutuhan inilah yang selanjutnya menimbulkan motif-motif

(21)

32

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terkait
Lavidge and Steiner’s Hierarchy of Gambar 1 Effects Model
Kerangka PikirGambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Ragam hias geometris isian motif batik diterapkan pada benda-benda pakai.. dengan bentuk yang pada dasarnya menggunakan pola benda dengan

Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa bentuk-bentuk perilakau agresif verbal atau fisik terhadap objek yang dilakukan langsung atau tidak

Unsur seni rupa yang lebih konkrit bisa disaksikan pada sebuah pertunjukan wayang kulit Purwa diatas panggung antara lain pada busana wayang: busana atau kostum yang

Oleh karena begitu kompleksnya fungsi seni pertunjukkan dalam kehidupan masyarakat serta antara masyarakat yang satu menempatkan salah satu bentuk seni

Adapun maksud si Pemohon atau orang yang bertindak atas nama Pemohon tersebut adalah untuk; (1) membayar kepada atau atas perintah dari seorang pihak ketiga (

P : Apakah ada hal yang berubah di diri anak anda sejak ia memilih menjadi seorang fans JKT48. IL : Ya saya sih nggak bisa pantau langsung, tapi belum ada tanda-tanda hal

dibutuhkan penyaji agar dapat tampil dengan maksimal di panggung. dengan

Batik Papua merupakan batik khas Papua yang tercipta dari berbagai seni dan beragam budaya Papua. Keunggulan dari batik tulis Papua terletak pada motif dan corak