• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problem Based Learning untuk menumbuhkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Problem Based Learning untuk menumbuhkan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“Rekonstruksi Kurikulum dan

Pembelajaran di Indonesia”

SEMINAR NASIONAL

HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

SEMINAR NASIONAL

HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

www.stkipjb.ac.id

SE

M

IN

A

R

N

A

SIO

N

A

L H

A

SIL

P

E

N

E

LI

TIA

N

P

E

N

D

ID

IK

A

N

D

A

N

P

E

M

B

E

LA

JA

R

A

N

PROSIDING

Jombang, 25-26 ARRIL 2015

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI JOMBANG

JL. PATTIMURA III/20 JOMBANG Telp.(0321) 861319-854318 FAX. (0321)854319

P

R

O

SID

IN

(2)
(3)

PROSIDING

ISSN: 2443-1923

SEMINAR NASIONAL

HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

“REKONSTRUKSI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI INDONESIA”

STKIP PGRI JOMBANG

25 - 26 APRIL 2015

(4)

HAK CIPTA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

“REKONSTRUKSI KURIKULUMDAN PEMBELAJARAN DI INDONESIA”

STKIP PGRI JOMBANG

25 - 26 APRIL 2015

Editor

Drs. Asmuni, M.Si. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dr. Wiwin Sri Hidayati, .M.Si Pendidikan Matematika Dr. Agus Prianto, M.Pd. Pendidikan Ekonomi

Wahyu Indra Bayu, M.Pd. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Khoirul Hasyim, M.Pd Pendidikan Bahasa Inggris

Banu Wicaksono, S.S., M.Pd. Pendidikan Bahasa Inggris

Risfandi Setyawan, M.Pd. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Mitra Ahli

Prof. Dr. Ali Maksum, M.Psi Universitas Negeri Surabaya

Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Nyoman S. Degeng, M.Pd Universitas Negeri Malang

Diterbitkan Oleh: STKIP PGRI JOMBANG

Hak Cipta © 2015

STKIP PGRI JOMBANG

(5)

v

P

PrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Halaman Hak Cipta ii

Personalia iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Keynote Speakers

Kurikulum dan Pembelajaran di Perguruan Tinggi: Menuju Pendidikan yang Memberdayakan

Prof. Dr. Ali Maksum, M.Si.

3 – 14

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis KKNI dan SN-Dikti Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.

15 – 32

Pokok-Pokok Pikiran Revolusi Mental Menggubah Pembelajaran: Pada Pendididkan Dasar, Menengah Dan Tinggi

Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng. M.Pd.

33 – 50

Integrasi Soft Skills dalam Pembelajaran Dr. Wiwin Sri Hidayati, M.Pd & Drs. Asmuni, M. Si.

51 – 56

Presentasi

Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi

Problem Based Learning untuk menumbuhkan Critical Thinking dan Hasil Belajar Mahasiswa

Khoirul Hasyim

59 – 66

Podcast untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Mahasiswa STKIP PGRI Jombang

Yunita Puspitasari, Adib Darmawan, & Ida Setyawati

67 – 74

Strategies of Successful and Less Successful Students of English Education Department STKIP PGRI Jombang in Completing Tenses Tasks

Erma Rahayu Lestari & Banu Wicaksono

75 – 85

Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Program Magang Sebagai Upaya Peningkatan Soft Skills Mahasiswa Untuk Mata Kuliah Akuntansi Yulia Effrisanti

86 – 96

Pengaruh Penggunaan Media Jejaring Sosial Edmodo terhadap Partisipasi Mahasiswa dalam Diskusi Kelas pada Materi Ajar Teoretis dan Praktis Asmuni & Wiwin Sri Hidayati

97 – 106

Implementasi Penggunaan Edmodo dalam Mata Kuliah Belajar Pembelajaran Ima Chusnul Chotimah & Rosi Anjarwati

107 – 114

Improving The Ability In Structure I of Students STKIP PGRI Jombang Through The Process-Product Writing Approach

Chalimah & Afi Ni’amah

(6)

Proses Konstruksi Mahasiswa Calon Guru dalam Membuat Strategi Penyelesaian Masalah Pembagian Bilangan Pecahan

Esty Saraswati Nur Hartiningrum, Lia Budi Tristanti, & Edy Setio Utomo

125 – 140

Peningkatan Kompetensi Mengajar Mahasiswa Peer Teaching Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang Melalui Lesson Study

Basuki & Novita Nur S.

141 – 150

Student’s Verified Strategies of Paraphrasing (A Case Study of the Sixth Semester of English Students through Verbal Report)

Banu Wicaksono & Erma Rahayu Lestari

151 – 164

Tuturan Fatis Guru Besar dalam Perkuliahan Kelas Linguistik Pahriyono

165 – 174

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris dengan Sulih Suara Muhammad Farhan Rafi & Tatik Irawati

175 – 185

The Implementation of Task-Based Writing for Teaching Expository Text Lestari Setyowati & Sony Sukmawan

186 – 194

EFL Students Mispronouncing English Vowels Ninik Suryatiningsih & Addini Zuhriyah

195 – 206

Analisis Kesalahan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pasuruan dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Diferensial Linier Homogen dan Tak Homogen

Rif’atul Khusniah

207 – 216

Analisis Keterampilan Mengajar Calon Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan (Studi pada Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang yang Menempuh Program PPL) Wahyu Indra Bayu & Risfandi Setyawan

217 – 224

Analisis Permasalahan Pemanfaatan Media Karikatur dalam Pembelajaran Ekonomi (Analisis pada Mahasiswa Praktikan Micro Teaching STKIP PGRI Jombang)

Nanik Sri Setyani

225 – 231

Perbandingan Bentuk Pemberian Hadiah Berupa Nilai Dengan Hukuman Berupa Tugas Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Gulat Pada Mahasiswa Angkatan 2011D dan 2011E Program Studi Penjaskes STKIP PGRI Jombang Rahayu Prasetiyo, Yudi Dwi Saputra, & Joan Rhobi Andrianto

232 – 236

Perspektif Sikap Berperilaku Moral Ekonomi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Kependidikan UM

Muhammad Basri

237 – 248

Re-Konstruksi Perilaku Melalui Pembelajaran Karakter Ulul Albab Dalam Rangka Mewujudkan SDM Perbankan Syariah Berdaya Saing Global Siswanto, Yayuk Sri Rahayu, & Nihayatu Aslamatis Sholekah

(7)

vii

P

PrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

Manajemen Sarana Prasarana dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran di STKIP PGRI Pasuruan

Suchaina

259 – 269

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Kinerja Pengurus Koperasi Karpindo PPLP PT PGRI Jombang

Munawaroh

270 – 283

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk, Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Kota Surabaya

Norida Canda Sakti

284 – 295

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Lina Susilowati

296 – 309

Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Pembangunan Ekonomi Heppy Hyma Puspytasari dan Roy Wahyuningsih

310 – 317

Struktur Tingkat Perbandingan Frasa Ajektiva dalam Majalah Jaya Baya

Heny Sulistyowati

318 – 324

Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Untuk Menguatkan Daya Saing Daerah Di Kabupaten Jombang

Masruchan

325 – 335

Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Jatim Sprint 60 Meter Agus Tomi

336 – 344

Hubungan Motivasi Berprestasi dan Disiplin Diri dengan Prestasi Renang 50 Meter Gaya Bebas

Ahmad Yani

345 – 354

Presentasi

Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Menengah

Pengembangan Kurikulum dalam Implementasi Pendidikan Karakter Di SMK Diah Puji Nali Brata

357 – 366

Penerapan SEM (Sport Education Model) dalam Konteks Kurikulum 2013 Rama Kurniawan & Adang Suherman

367 – 378

Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Karakter Untuk Meningkatkan Moralitas Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 3 Jombang Ayu Dwidyah Rini

379 – 387

The Effect of Task Planning on Students’ EFL Writing Cohesion Rofiqoh

388 – 399

Survey Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga Hendra Mashuri & Rizki Apriliyanto

400 – 410

Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran Ekonomi SMA Leny Noviani

(8)

Pengaruh Penerapan Metode Tutor Sebaya, Pemberian Tugas, dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Keahlian

Adminstrasi Perkantoran di SMK Negeri I Magetan dan SMK PSM 2 Kawedanan Magetan

Tutik Aminah

420 – 433

Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII APK-1 Semester 1 SMK Negeri 1 Magetan Materi Mengolah Data/Informasi Tahun

2013/2014 Arum Yuliani

434 – 448

Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi, Drill, dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntasi di SMK Negeri 1 Magetan dan SMK PSM 2 Kawedanan Magetan Tahun Pelajaran 2013-2014

Rina Sumaiyanti

449 – 463

Penerapan Metode Role Playing Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Smash Normal (Open Smash) Dalam Permainan Bolavoli Pada Peserta Didik Kelas X AK 1 SMK PGRI 1 Jombang

Olivia Dwi Cahyani

464 - 470

Pengaruh Media Presentasi Program Adobe Flash, Powerpoint dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Mengelola Kas Bank pada Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK 1 Magetan dan SMK PSM 2 Kawedanan Tahun Pelajaran 2013/2014

Sri Winarningsih

471 – 483

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Pada Siswa Kelas X SMK Matsna Karim Desa Bulurejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) Dwi Wahyuni

484 – 493

Pengaruh Bahan Ajar Berbasis Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 2 Bondowoso Dedy Wijaya Kusuma

494 – 502

Peran MGMP Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Ekonomi Tingkat SMA Di Kabupaten Jombang

Diah Dinaloni

503 – 513

Pengaruh Pembelajaran Variasi dan Kombinasi Aktivitas Bermain Bolavoli Terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas, Bawah dan Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 5 Jombang

Mohammad Zaim Zen & Achmed Zoki

514 – 525

Kinerja Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAN, dan SMKN Se-Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2014

Puguh Setya Hasmara, Arsika Yunarta, & Dian Wahyudin

(9)

ix

P

PrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Di SMKN 2 Selong Tahun Pelajaran 2013/2014

Muhamad Ali

538 – 548

Analisis Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Bangun Datar Berdasarkan Kemampuan Matematika

Mochammad Edy Santoso & Oemi Noer Qomariyah

549 – 560

Pengaruh Dukungan Organisasi dan Potensi Kreatif Terhadap Praktek Kerja Kreatif (Studi Terhadap Para Guru Di Kabupaten Jombang)

Agus Prianto

561 – 576

Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Sekolah Negeri di Pondok Pesantren (Studi Multikasus pada Tiga Sekolah Negeri di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Kabupaten Jombang)

Firman

577 – 584

Penempatan Program Keahlian Di Sekolah Menegah Kejuruan Dalam Membentuk Kreativitas Siswa

Mayasari

585 – 594

Presentasi

Sub Tema: Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Dasar

Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Metode Jigsaw Serta Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Ngariboyo dan SMPN 1 Ngariboyo Sugiharto

597 – 612

Penerapan Metode Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Aritmatikasosial di Kelas VII Putra SMP Yadika Bangil

Andika Setyo Budi Lestari

613 – 623

Pengaruh Model Project Based Learning pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Kreativitas Siswa

(Studi pada Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Plosoklaten Kabupaten Kediri) Hasan Saifuddin & Bayu Budi Prakoso

624 – 636

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh Dengan Menggunakan Alat Bantu Tradisional

Nur Ahmad Muharram & Ardhi Mardiyanto

637 – 646

Pengaruh Metode Mengajar dan Persepsi Kinestetik Terhadap Keterampilan Dasar Bermain Sepak Bola

Slamet Raharjo

647 – 657

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan

Pembelajaran Open Ended Materi Pokok SPLDV Di Kelas VIII MTsN Denanyar Jombang

Ahmad Bahrul Ulum & Oemi Noer Qomariyah

(10)

Kesalahan Siswa Sekolah Dasar dalam Merepresentasikan Pecahan pada Garis Bilangan

Eny Suryowati

668 – 678

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Pada Pembelajaran Segiempat

Titik Idayanti & Ama Noor Fikrati

679 – 690

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam

Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Veni Saputri

691 – 697

Pegaruh Penerapan Model Pembelajaran Taktis dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Bolavoli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 4 Lamongan

Ilmul Ma’arif, Zakaria Wahyu Hidayat, & Kahan Tony Hendrawan

698 – 709

Perbandingan Metode Pembelajaran Whole Practice dan Part Practice

Terhadap Hasil Belajar Dribbling Bolabasket (Studi Kelas V SDK Santo Yusup Surabaya)

Arnaz Anggoro Saputro

710 – 717

Pengaruh Modifikasi Permainan Bolabasket Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa SMPKr Petra Jombang

Mecca Puspitaningsari & Nurdian Ahmad

718 - 726

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Problematika Pembelajaran Menulis Siswa Kelas V SDN IV Sukorejo Perak Jombang

Mu’minin

727 – 736

Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Di MIN Rejoso Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang Agus Budi Hartono

737 – 747

Bentuk Tuturan Masyarakat Manduro Sebagai Pendukung Pembelajaran Bahasa Indonesia

Diana Mayasari

748 – 761

Penerapan Model Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas V MI Muhammadiyah I Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014

Mindaudah

762 – 771

Javanesse Cultural School JCS Untuk Anak Usia Dini: Sebuah Konsepsi Untuk Mengembalikan Karakter Lokal

M. Syaifuddin S. & Erni Munastiwi

772 – 780

Pelaksanaan Pendidikan Inklusif Pada Sekolah Dasar Di Kabupaten Banyuwangi

Aliya Fatimah

(11)
(12)

Problem Based Learning

untuk menumbuhkan

Critical Thinking

dan Hasil Belajar Mahasiswa

Khoirul Hasyim 1 (khoirulhasyim@gmail.com)

Abstract

This study aims to determine how the role and impact of Problem Based Learning (PBL) using authentic materials in developing critical thinking skills and also enhancing learning outcomes of students of English Language Education students of STKIP PGRI Jombang in English Morphology class. Positive hypothesis in this study is that PBL was able to enhance student learning outcomes and able to develop critical thinking skills.

This study is a quantitative by using experimental design. The sample was selected by using purposive sample technique. There are 40 students which is divided into two groups: the experimental group and the control group. The data obtained was processed using SPSS 16.0 for Windows.

The results of this study showed that PBL is significant in improving student learning out come, especially on English Morphology class. In addition, the group work which is applied during the

teaching learning process were able to develope students’ communication ability. Selection of

cases based on the ability of the group and the selection of reference toward materials and problem-solving strategies which is chosen by students in cases of english morphology class is effective to develope the critical thinking process that is based on social conditions and contexts of the reality.

Key Words: problem based learning, critical thinking, learning outcome

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dan dampak Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan materi otentik dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris STKIP PGRI Jombang dalam perkuliahan English Morphology. Hipotesis positif pada penelitian ini adalah bahwa PBL mampu meningakatkan hasil belajar mahasiswa dan mampu menumbuhkan keterampilan berpikir kritis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan keuantitatif dengan menggunakan desain eksperimental. Sample dipilih dengan menggunakan teknik purposif sample yang berjumlah 40 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS 16.0 untuk program windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PBL siginifikan dalam meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa, utamanya pada perkuliahan English Morphology. Selain itu, proses kerja kelompok yang diterapkan pada perkuliahan mampu menumbuhkan kemampuan berkomunikasi. Pemilihan kasus-kasus yang berdasarkan kemampuan kelompok serta pemilihan bahan acuan dan strategi pemecahan masalah pada kasus-kasus morfologis terbukti mampu membawa mahasiswa kepada proses berpikir kritis yang berdasarkan kondisi sosial dan konteks yang ada.

Kata Kunci: problem based learning, berpikir kritis, hasil belajar

Pendahuluan

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan tinggi adalah lemahnya kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang seringkali hanya terfokus pada kemampuan kognitif saja. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki

1

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Jombang, Jawa Timur , Indonesia

(13)

60 PPrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

mahasiswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih dapat menyelesaikan masalah, pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan apa yang mereka hadapi. Ketika mahasiswa mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di kemudian hari dalam kehidupan dunia nyata yang sebenar-benarnya. Hal tersebut menjadi sebuah permasalahan yang harus dipecahkan “Setiap perguruan tinggi dihadapkan permasalahan untuk menentukan bagaimana menyajikan materi perkuliahan sehingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang disiplin, tetapi juga menjadi pribadi yang pembelajar yang otonomi yang mamapu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang nantinya dapat diterapkan dalam pendidikan dan karir mereka

selanjutnya.” (Stanford, 2011:1)

Sudah sering mendengar keluhan mahasiswa betapa beratnya mereka mengikuti beban dari sebuah materi kuliah. Mereka dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Walaupun kapasitas intelektualnya dapat menjangkau beban tersebut, mahasiswa seperti telepas dari dunianya. Padahal yang mereka hadapi harus dapat diselesaikan dengan kemampuan sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran dimana masalah dihadirkan di proses perkuliahan dan mahasiswa diminta untuk menyelesaikannya. Dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran bukan lagi sebagai “transfer of knowledge”, tetapi mengembangkan potensi mahasiswa secara sadar melalui kemampuan yang lebih dinamis dan aplikatif.

Sebagaimanahalnya dengan mata kuliah English Morphology, keberadaaanya merupakan hal penting bagi para pembelajar Bahasa Inggris utamanya dalam mengenali dan memahami proses terbentuknya kata. Sebagai dasar pengetahuan tentang proses terbentuknya kata, keberadaan morfologi sebagai suatu ilmu akan dapat memberikan landasan tentang bagaimana menghasilkan dan membentuk kata dengan benar secara gramatikal. Lebih lanjut, dari dasar pemroduksian kata yang benar maka akan dapat dihasilkan susunan kalimat yang benar sesuai dengan tata aturannya. Kehadiran contoh-contoh kasus morfologis, umumnya adalah contoh kata yang sengaja dibuat-buat dan seringkali kata tersebut jarang ditemukan pada teks-teks sehari-hari. Hal tersebut mengakibatkan kesenjangan antara apa yang dikaji dan dibahas dalam perkuliahan dengan apa yang ada di dunia nyata.

(14)

Pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem based learning) merupakan metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana pembelajar didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Arends, 2008). PBL (problem based learning) yang sangat erat hubungannya dengan kemampuan berpikir tinggi (berpikir kritis) dikarenakan pembelajaran ini memadukan antara kemampuan pembelajar dengan topik bahasan maupun lingkungan. Hal tersebut menunut pembelajar untuk aktif berpikir secara terpadu serta kontekstual terhadap masalah-masalah pemahaman yang mereka hadapi (Anitah, 2008). Dalam pendapatnya mengenai PBsL, Duch (1996), Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para pembelajar belajar untuk berpikir kritis serta keterampilan memecahkan masalah nyata yang ditemuai dalam kehidupan sehari-hari, dan memperoleh pengetahuan merupakan ciri khas yang dimiliki PBL. Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa PBL dirancang untuk membantu pembelajar mengambangkan keterampilan berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan kamampuan intelektualnya melalui situasi nyata sehingga menjadi pembelajar yang mandiri dan otonomi.

Lebih jauh lagi, Stanford (2011) mengungakpakan bahwa PBL mampu membawa mahasiswa untuk bekerjasama dengan kelompok mereka untuk memecahkan masalah yang nyata dan kompleks sehingga dapat mengembangkan isi pengetahuan yang didapatkan sebagaimana mereka memecahkan masalah, menemukan alasan penyebab, berkomunikasi, serta kemampuan untuk menilai diri sendiri. Permasalahan tersebut tentunya dapat mengelola keteretarikan pembelajar terhadap materi yang mereka pelajari dikarenakan mereka menyadari bahwa mereka sedang belajar kemamapauan yang mereka butuhkan agar supaya dapat suskes dalam bidang yang mereka pelajari. PBL dilaksasakan dengan sumsi bahwa proses pembelajaran adalah aktif, terintegrasi, dan melibatkan proses pengonsktruksian faktor-faktor konteks dan sosial (Barrows, 1996; Gijselaers, 1996).

Dalam pandangannya, Wilkerson and Gijselaers (1996) menyatakan bahwa PBL bercirikan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana tugas pengajar adalah sebagai fasilitator dan diseminator yang bertugas untuk menstimulasi dan memberikan batasan dalam proses pembelajaran. Hal itu menegaskan bahwa peran pengajar diharapakan mampu mengembangkan ketertarikan pembelajar terhadap materi yang sedang mereka pelajari, melakukan pengayaan materi, menciptakan situasi kerja kelompok, dan mengarahkan pembelajar untuk mampu menjadi pembelajar yang otonomi. Dalam kaitannya dengan berpkir kritis, dalam PBL pembelajar harus belajar secara sadar terhadap segala informasi yang mereka miliki terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi, serta tentang bagaimana menerapkan strategi guna memecahan masalah tersebut. Memiliki kemampuan dalam menggunakan beragam pemikiran akan membantu pembelajar mampu memecahkan masalah secara efektif dan menjadi pembelajar yang otonomi. Dalam proses inilah, keterampilan berpikir kritis akan muncul, sebagai akibat dari pengetahuan mengenali kemampuan diri sendiri sehingga mampu untuk mencari dan manyadari kebutuhan pengetahuan terhadap apa yang sedang dipelajari. Selain itu, pemilihan dan pengaplikasian strategi dalam memcahkan masalahpun akan menstimuli munculnya kemampuan berpikir kritis berdasaskan faktor konteks dan sosial nyata yang mereka hadapi.

(15)

62 PPrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

terkait materi yang sedang dipelajari (Allen, Duch, & Groh, 1996). Hal tersebut menunjukkan bahwa ketrampilan berkomunikasi (atau mengomunikasian ide) akan meningkat seiring ketertarikan dan motivasi yang mereka dapatkan dari kelompok dimana mereka terlibat secara aktif dalam sebuah kerja sama yang terpercaya yang dilakukan oleh sesama anggota kelompok. Terhadap hal yang demikian, kerja kelompok akan dapat meningkatkan kemampuan para pembelajar, utamanya mendukung terciptanya proses berpikir kritis. Sejalan dengan hal tersebut, Asmuni et. al (2014) dalam kajiannnya menyatakan bahwa PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan analitis pembelajar yang mendukung berkembangnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Secara umum, banyak pendapat para pakar yang menyatakan bahawa PBL merupakan sebuah metode yang efektif dalam menumbuhkembangkan kemampuan memecahkan masalah kepada para pembelajar. Pembelajar akan membuat sebuah hubungan yang kuat antara konsep teori ketika mereka mempalajari kenyataan dengan kemampuan yang mereka miliki dengan menggunakan informasi yang mereka miliki dengan aktif dari pada hanya menerima informasi secara pasif (Gallaher, 1997; Resnick & Klopfer, 1989). Meskipun pembelajaran yang aktif membutuhkan tugas-tugas tambahan (untuk pembelajar), namun Kingsland (1996) menyatakan bahwa hasil observasinya terhadap proses belajara dengan menggunakan PBL menunjukkan hasil yang memuaskan.

Kemampuan pembelajar dalam memecahkan masalah siring dengan tumbuhnya keterampilan memecahkan masalah yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran berbasis PBL, kenyataannya mampu menumbuhkan kepercayaan diri pembelajar terutama dalam pemecahan masalah. Hal tersebut juga mendukung tumbuhnya pola belajar mandiri (otonomi). Keterampilan inilah yang nantinya akan sangat membantu mereka dalam dunia kerja yang akan mereka hadapi nantinya. Kepercayaan diri tidak tumbuh dengan sendirinya, karenanya dibutuhkan pengajar yang berfungsi sebagai diseminator, fasilitator yang mengarahkan pembejaran kepadda sebuah situasi pembelajaran yang bagus dimana tercipta hubungan positif antara pengajar dan pembelajar serta antara sesama pembelajar. Kepemilikan pembelajaran akan proses belajar yang mereka lakukan, akan mampu menumbuhkembangkan keterampilan yang mereka miliki yang nantinya akan mampu meningkatkan motivasi dan keterperolehan hasil belajar yang lebih baik (MacKinnon,1999).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimental. Sebuah desain eksperimental digunakan dimana sikap dan prestasi belajar dinilai pada sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Data dikumpulkan pada sebuah instrumen penelitian yang dapat mengukur sikap dan prestasi belajar, serta informasi lainnya dikunpulkan dan dianalisa dengan menggunakan prosedur statistik dan pengujian hipotesis (Creswell, 1994: 22). Senada hal itu, Sugiyono (2012:7) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7).

(16)

menentukan dua kelas berbeda yaitu kelas morfologi pada angkatan 2012 A dan kelas morfologi angkatan 2012 B. Tiap-tiap kelompok sampel masing-masing terdiri dari 20 mahasiswa dengan asumsi bahwa mereka memiliki pengetahuan tingkat pengetahuan yang setara berdasarkan uji homogenitas yang dilakukan sebelum penentuan sampel pada studi awal. Sampel tersebut dipilih secara pusposif, dimana purposif sampel menunjukkan bahwa peneliti memandang sampel sebagai seperangkat strategi, memilih siapa, dimana dan bagaimana menjalankan penelitian tersebut (Palys, 2008). Kelas morfologi angkatan 2012 A sebagai eksperimental grup yang mengaplikasikan metode PBL. Sedangkan, kelas morfologi angkatan 2012 B sebagai kelas kontrol yang mengapilkasikan metode diskusi dan ceramah.

Pengambilan istrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berisi soal kasus-kasus morfologi yang bersumber dari teks-teks nyata yang ada di kehidupan sehari-hari. Data hasil pembelajaran kemudian diolah dengan menggunakan independen sampel t-test pada SPSS 16.0 untuk program windows. Pengujian terhadap hipotesis menggunakan prosedur statistik dimana investigator menggambarkan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan sampel penelitian (Creswell, 1994: 13).

Penelitian ini menggunakan beberapa prosedur sebagai berikut: (1) menentukan permasalahan pemelitian, (2) mentukan hipotesis, (3) memilih sampel, (4) memformulasikan prosedur pengumpulan data, (5) menerapkan PBL kepada kelompok eksperimental, (6) mengumpulkan data dari kedua kelompok sampel, (7) mengolah data yang terdiri dari pengecekan data, pengkalisifikasian data, penilaian dan tabulasi data, (8) menganalisa data secara statistik dengan menggunakan t-test dan, (9) menyimpulkan hasil analisis data.

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini perlakuan berbeda diterapkan pada kedua kelompok sampel. Pada kelompok eksperimental, beberapa strategi langkah pengejaran dimulai yang diadopsi dari Dion (1996) dengan memperkenalkan sebuah permasalahan (topik tertentu) pada kelas perkuliahan sebelumnya dengan sangat ringkas dan sekilas (unsur-unsur topik yang diperkenalkan tidaklah dijelaskan secara mendetil). Kemudian pada kelas PBL di awal dijelaskan tujuan-tujuan strategi yang digunakan beserta harapan-harapan setelah selesai perkuliahan. Langkah selanjutnya adalah membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 6 mahasiswa per kelompok. Setelah itu, setiap kelompok diberikan data-data morfologis yang diambil dari koran berbahasa Inggris dengan instruksi beserta soal-soal morfologis yang harus mereka pecahkan. Langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Dalam diskusi tersebut mahasiswa memilih data-data morfologis yang diambil dari teks nyata berdasarkan kemampuan yang dimiliki kelompok. Pada proses selanjutnya, saat kelompok melakukan analisa dan diskusi, dosen memantau perkembanan diskusi dan meluruskan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari bahasan yang mereka tentukan. Menunjukkan sumber-sumber referensi yang bisa diacu.

(17)

64 PPrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

Kelas eksperimental ini dilakukan selama tiga kali pertemuan yang menyesuaikan terhadap jumlah kelompok dan alokasi waktu perkuliahan.

Berbeda dengan kelas kontrol, pembelajaran dimulai dengan brain storming tentang topik yang dibahas. Kemudian diberikan ceramah terhadap materi yang sedang dibahas oleh dosen. Pada tahapan ini mahasiswa hanya berlaku sebagai pendengar. Artinya perkuliahan masih terpusat pada dosen. Tahapan selanjutnya adalah melakukan diskusi klasikal. Pada diskusi ini dosen menyajikan kasus-kasus morfologis dan bersama-sama dengan mahasiswa menganalisa dan memecahkan kasus morfologis yang ada. Hal yang menjadi pembeda yang signifikan pada diskusi yang terjadi adalah mahasiswa tidak menentukan permasalahan atau kasus morfologis yang ada. Kecenderungannya adalah masalah morfologis tersebut merupakan sajian pilihan dosen. Pada akhir pembelajaran dosen mengulas kembali materi yang dibicarakan tanpa memberikan tugas apapun. Kelas ceramah dan diskusi ini berlaku selama 3 pertemuan. Pada pertemuan ke-4 diberikan tes berupa pemecahan dan analisa kasus morfologis secara individu kepada semua sampel penelitian.

Penerapan PBL pada kelas eksperimental menunjukkan perbedaaan hasil belajar yang signifikan. Signifikansi tersebut terlihat dari pemerolehan nilai dari hasil post-test yang diberikan kepada kedua kelompok sampel. Hasil tes tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Table 1.1 Kelompok Kontrol (menggunakan PBL)

No.

Kelompok Eksperimental Kelompok Kontrol Subyek Nilai Subyek Nilai

1 A 87,50 A1 57,50 2 B 85,00 B2 71,00 3 C 86,00 C3 75,00 4 D 91,00 D4 76,50 5 E 79,50 E5 65,50 6 F 79,00 F6 75,00 7 G 87,00 G7 70,50 8 H 88,00 H8 73,00 9 I 85,50 I9 65,00 10 J 83,00 J10 67,50 11 K 84,00 K11 70,00 12 L 85,00 L12 72,50 13 M 88,50 M13 65,00 14 N 85,00 N14 65,00 15 O 85,00 O15 67,50 16 P 87,00 P16 63,00 17 Q 87,00 Q17 78,50 18 R 87,00 R18 71,00 19 S 91,50 S19 73,50 20 T 85,50 T20 63,00

(18)

Group Statistics

kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai Kelas A 20 85.70 3.063 .685

Kelas B 20 69.05 5.336 1.193

Analisis t-test untuk kedua sampel independen dilakukan dengan asumsi varian yang sama. Maka Ho= kedua sampel adalah identik (PBL dan Ceramah Diskusi adalah sama). Sedangkan Ha= kedua sampel adalah tidak identik ( PBL dan Ceramah Diskusi adalah tidak sama). Berdasakan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 12, 103 dan T tabel untuk taraf signifikansi pada data homgen adalah (sig. > 0.05) yang artinya bahwa ada pebedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok ekperimental (PBL) dengan kelompok kontrol (ceramah diskusi).

Dari data t hitung 12,103 > 0.05 juga menunjukkan bahwa efektifitas pembelajaran yang berorientasi (bertolok ukur pada nilai) menyatakan bahwa PBL efektif dalam meningkatkan kemampuan analisa morfologi mahasiswa. Pada kemampuan berpikir kritis, jelaslah tampak bahwa ulasan dan penyimpulan tentang cara-cara yang ditempuh kelompok yang berupa strategi pemecahan masalah, termasuk juga dengan pemilihan berbagai sumber acuan teori yang dipilih terhadap kasus morfologis yang mereka pilih dapatlah pula dikatakan bahwa hal tersebut menunjukkan tingkat berpikir tinggi, yang artinya berpikir secara kritis berdasarkan input sosial (berupa kemampuan kelompok) serta kanyataan kasus morfologis yang dipecahkan.

Rekomendasi

1. Kebutuhan untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan pembelajar sangatlah diperlukan. Utamanya pada kasus pembelajar di tingkatan perguruan tinggi yang seharusnya mampu menerapkan proses berpikir secara kritis terhadap persoalan-persoalan nyata yang mereka temui, sehingga nantinya bisa menunjang karir mereka di dunia kerja.

Independent Samples Test

nilai

Equal variances

assumed

Equal variances not assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F 8.430

Sig. .006

t-test for Equality of Means

T 12.103 12.103

Df 38 30.293

Sig. (2-tailed) .000 .000

Mean Difference 16.650 16.650

Std. Error Difference 1.376 1.376

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower 13.865 13.842

(19)

66 PPrroossiiddiinnggSSeemmiinnaarrNNaassiioonnaallHHaassiillPPeenneelliittiiaannPPeennddiiddiikkaannddaannPPeemmbbeellaajjaarraannVVooll..11NNoo..11TTaahhuunn22001155

2. Penerapan PBL akan menjadi sebuah mata elang baru dalam mengembangkan proses berpikir kiritis serta kemampuan hasil belajar, terutama dengan menggunakan materi otentik yang ada di dunia nyata.

3. PBL bisa diterapkan dalam berbagai pembelajaran terutama yang menuntut dan mengarahkan pembelajar untuk menjadi pembelajar yang otonom, dalam kaitannya mampu mengenali kemampuan diri sendiri serta kemampuan untuk mengomunikasikan ide-ide baru serta berani untuk manyampaikan klarifikasi terhadap permasalahn yang mereka hadapi.

Daftar Pustaka

Allen, D. E., Duch, B. J., & Groh, S. E. 1996. The power of problem-based learning in

teaching introductory science courses. In L. Wilkerson & W. H. Gijselaers (Eds.),

Bringing problem-based Learning to higher education: Theory and practice.San

Francisco: Jossey-Bass.

Arrends Richard I. 2008. Learning To Teach edisi ke-7 buku 2. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Asmuni & Hasyim, Khoirul. 2014. Students’ analytical ability toward case and policy on teaching profession through the integration of hard skills and soft skills by using problem-based learning strategy. (a case study on the students of teaching profession

class at STKIP PGRI Jombang). Paper on The 7th International Conference on

Educational Research: 13-14 September 2014, Faculty of Education, Khon Kaen University, Thailand. P. 903-909

Barrows, H. S. 1996. Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview. In L.Wilkerson & W. H. Gijselaers (Eds.), Bringing problem-based learning to higher

education: Theory and practice. San Francisco: JosseyBass.

Creswell, J. W. 1994. Research Design : Quantitative And Qualitative Approach. London : Sage

Dion, L. 1996. But I teach a large class. Available on-line at: http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-bisc2.html.

Finkle, S.L. y Torp, L.L., 1995. Introductory Documents. Illinois Math and Science Academy.

Gijselaers, W. H. 1996. Connecting problembased practices with educational theory. In L.Wilkerson & W. H. Gijselaers (Eds.), Bringing problem-based learning to higher

education: Theory and practice. San Francisco: Jossey-Bass.

Gallagher, S. A.1997. “Problem-based learning: Where did it come from, what does it do, and

where is it going?” Journal for the Education of the Gifted, 20 (4), 332-362.

Kingsland, A. J. 1996. “Time expenditure, workload, and student satisfaction in roblembased

learning.” In L. Wilkerson & W. H. Gijselaers (Eds.), Bringing problem-based

Palys, Ted.2008. Purposive Sampling in Lisa M. Given (Ed.).2008. The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods. Sage: Thousand Oaks, CA, Vol.2, pp.697-698.

Resnick, L. B., & Klopfer, L. E. 1989. “Toward the thinking curriculum.” In L. B. Resnick &

L. E.Klopfer (Eds.), Toward the thinking curriculum:Current cognitive research (pp. 1-18). Reston, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Sri Anitah W. dkk. 2008.Strategi Pembelajaran, Jakarta. Penerbit Universitas Terbuka

Stanford. 2011. Problem Based Learning. Stanford University Newslwtter on Teaching. Winter, Vol. 11, No. 1

Gambar

Table 1.1 Kelompok Kontrol (menggunakan PBL)

Referensi

Dokumen terkait

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PEMPEK KAPAL SELAM PADA PEMPEK SENTOSA PALEMBANGi.

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

Apabila seseorang wafat, meninggalkan ahli waris: seorang istri, 3 orang anak laki-laki, dan satu orang anak perempuan; asal masalahnya adalah 8, dimana istri mendapat satu bagian

Pada Penelitian terdahulu Birgit Leisen Pollack and Aliosha Alexandro, et al dari hasil penelitian bahwa word of mouth berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang hal ini

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

Perencanaan merupakan proses penilihan informasi dalam pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan

Melalui superimposed contour plot sifat fisik sediaan cold cream, dapat diperkirakan area komposisi optimum sediaan cold cream untuk mendapatkan formula cold cream

(2) There is a difference in student learning outcomes between students who use the media articulate storyline based presentations with students who use the media-based