• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Sukaramai Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Sukaramai Medan Chapter III V"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2014:53), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun variabel-variabel

yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Kedisiplinan (X1), variabel Gaya

kepemimpinan (X2), variabel Motivasi Kerja (X3) dan Kinerja karyawan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank SUMUT Cabang Sukaramai

Medan.Waktu penelitian dimulai dari Januari 2017 hingga Mei 2017 .

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari

variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang akan

diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti

berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji

kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan operasional variabel yang

diteliti adalah:

1. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: Kedisiplinan (X1),

variabel Gaya Kepemimpinan (X2), Motivasi Kerja (X3) dan variabel

Kinerja Karyawan (Y).

(2)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari variabel–variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel Disiplin Kerja (X1) adalah kesediaan karyawan untuk mematuhi

peraturan yang berlaku di perusahaan.

b. Gaya Kepemimpinan (X2) adalah proses mempengaruhui orang lain

untuk memahami dan menyetujui dengan apa yang harus mereka lakukan

dan bagaimana melakukan tugas secara efektif serta proses memfasilitasi

upaya pegawai.

c. Motivasi Kerja (X3)merupakan suatu kondisi atau keadaan yang

dimaksudkan untuk mempengaruhi maupun mendorong seorang karyawan

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

d. Kinerja Karyawan (X3) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala Disiplin Kerja (X1) Disiplin adalah

(3)

Penyelesaian

2. Konsultasi a) Menyelesaikan masalah bersama

4. Delegasi a) Memiliki keterampilan dan kemampuan kerja b) Mencapai tujuan

Motivasi (X3) Suatu kondisi atau keadaan yang

(4)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu

dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item diberi

range score dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan

Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

(Sugiyono, 2010:94). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai

berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank SUMUT

Cabang Sukaramai Medan sebanyak 48 orang.

b) Pencapaian target

3. Prakarsa a) Kreativitas b) Rasa memiliki 4. Kemampuan a) Standarisasi kerja

(5)

3.6.2 Sampel

Peneliti menggunakan teknik jenuh/sensus karena semua anggota populasi

dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 48 orang.

3.7 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan peneliti untuk menganalisis masalah dan menguji

hipotesis, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini data

primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan mengenai disiplin kerja, gaya kepemimpinan dan

motivasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen dengan

mempelajari melalui buku, jurnal, majalah, dan internet untuk mendukung

penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Daftar pertanyaan (kuesioner)

Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh karyawan PT.Bank

SUMUT Cabang Sukaramai Medan yang terpilih sebagai responden pada

(6)
(7)

b. Studi Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan

mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah, majalah, dan internet

yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah

semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas

dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian

merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila

koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan tersebut

dikatakan valid (Situmorang,2014:89). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu

(8)

dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar

sampel yang dilakukan di PT Bank Sumut cabang Asia Medan. Pengujian

validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid

Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh

nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai

diatas 0,361 sehingga dapat dinyatakan 31 (tiga puluh satu) butir pernyataan pada

kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, (Situmorang,2014:89).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS, butir pertanyaan yang

sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut (Situmorang,2014:92) :

a) Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik b) 0,7 < Cronbach's Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik

(9)

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.993 43

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2017)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner

memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,831 lebih

besar dari 0,80.

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data, peneliti menggunakan menggunakan

bantuan program statistik, software SPSSfor windows. Adapun metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai

berikut:

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan

mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian data-data tersebut

diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga

diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang diteliti.

3.7.2 Analisis Regresi Berganda

Untuk menguji pengaruh disiplin kerja, gaya kepemimpinan dan motivasi

terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan yang

menggunakan regresi linier berganda (multiple linier regression). Adapun model

(10)

Y= α + + + +

Dimana:

Y = Kinerja Karyawan

α = Konstanta

= Disiplin kerja

= gaya kepemimpinan

X3 = Motivasi kerja

b1 – b2 = Koefisien regresi variabel bebas

= Term of error

Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh

beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini

sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan

kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam

analisis linier berganda yang berbasis ordiny least square (OLS). Sebelum

pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik

ini yang meliputi uji normalitas, multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Menurut Suliyanto

(11)

telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normat atau tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal.

Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik yang dilakukan

menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai

sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai

sumbu horizontal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan garfik

adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan

distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

distribusi normal.

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika Asym. Sig > 0,05 berarti seluruh data berdistribusi normal

b. Jika Asym. Sig < 0,05berarti seluruh data berdistribusi tidak normal

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang

tidak sama/konstan (Suliyanto, 2011:95). Uji heteroskedasitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala

heterokedasitas antara lain: metode grafik, uji park glajser, uji rank spearman,

dan barlett

(12)

3.8.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas

atau tidak. Pengujian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan:

a. Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Nilai VIF yang semakin besar menunjukan masalah multikolinier yang

semakin serius. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak

dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Bila nilai tolerance diatas 0,1 maka

dikatakan tidak terjadi kolinearitas yang berarti. Adanya multikolinearitas dapat

dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas

tolerance value adalah 0,1dan batas VIF adalah 5.

1) Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

2) Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

Menurut Ghozali (2001:95) gejala multikolinearitas ini dapat dideteksi dengan

beberapa cara antara lain:

1. Menghitung koefisien korelasi sederhana (simple correlation) antara sesama

variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau

melebihi 0,8, hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas

dalam regresi.

2. Menghitung nilai toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor), jika nilai

toleransi kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut

menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi antar

(13)

3. Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing R2,

kemudian melakukan uji–F dan bandingkan dengan Ftabel (a;k-2,n-k+1). Jika

nilai Fhit melebihi nilai Ftabel berarti dapat dinyatakan bahwa Xi kolinier

dengan X yang lain. Apabila dalam penelitian terjadi multikolineritan, maka

dapat diatasi dengan beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah

multikolinearitas adalah sebagai berikut:

1) Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang

tinggi.

2) Menambah jumlah observasi.

3) Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma

natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.

4) Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang

masih jarang sekali digunakan.

3.9 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan koefisiean determinasi, secara

serempak (Uji-F) dan secara parsial (Uji-t).

3.9.1 Uji-F (Uji Serempak)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas

yang terdapat di dalam model secara serempak terhadap variabel terikat. Hipotesis

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serempak Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan

dan Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan

(14)

2. H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serempak Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan

dan Motivasi Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Karyawan

PT.Bank SUMUT Cabang Sukaramai Medan.

Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan (α) = 5%

untukmendapatkan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai

berikut:

a. Jika Fhitung≤ Ftabelatau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.

b. Jika Fhitung≥ Ftabelatau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka H1 diterima.

3.9.2 Uji-t (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dengan pengujian sebagai berikut:

1. H0 : b1 = 0, artinya secara parsial Disiplin kerja, Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja

Karyawan PT.Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan.

2. H1 : b1≠ 0, artinya secara parsial, parsial Disiplin Kerja, Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Karyawan PT.Bank Sumut Cabang Sukaramai

Medan.

3. Selanjutnya pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan ttabel

pada tingkat signifikan (α)= 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini

adalah sebagai berikut:

Bila ttabel≤ thitung≤ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

(15)

6.19 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2terletak antara 0 sampai

dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4

November 1961 dengan sebutan BPSU. Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank

Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk

usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar

pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah

Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera

Utara.

Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan

Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau

disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL.

Imam Bonjol No. 18 Medan. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp. 400 Milyar

yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di

tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp. 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut kian menunjukkan perkembangan yang

sangat signifikan diliat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke

tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada taun 2009 dan

menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi Bank

Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya program to

(17)

tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi

mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga

membuka akses permodalan lai seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar

Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi

Rp. 2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95

Trilyun.

4.1.2 Visi, Misi Bank Sumut

Visi :

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan

perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu

sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

Misi :

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang

didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari

objek yang diteliti (Sugiyono,2011:29). Data utama dalam penelitian ini adalah

informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang

(18)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 43 butir pertanyaan yakni 11

butir pertanyaan untuk variabel Disiplin Kerja (X1), 11 butir pertanyaan untuk

variabel Gaya Kepemimpinan (X2), 10 butir pertanyaan untuk Motivasi (X3), dan

11 butir pertanyaan untuk Kinerja Karyawan (Y).

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner

kepada 48 orang responden orang responden karyawan PT. Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas

pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama bekerja.

4.2.1.1 Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah 32 orang responden (66,7%) berjenis kelamin laki-laki dan 16

orang responden (33,3%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan karyawan

perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang tidak terlalu besar, agar

karyawan laki-laki dan karyawan dapat saling melengkapi dalam menyelesaikan

pekerjaan. Karyawan laki-laki cenderung mampu menghadapi beban kerja yang

(19)

lebih besar dibandingkan dengan karyawan perempuan, sedangkan karyawan

perempuan cenderung lebih rapi, sabar dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan

dibandingkan dengan karyawan laki-laki, oleh karena itu perbedaan jumlah

karyawan laki-laki dan perempuan yang tidak terlalu besar membuat karyawan PT

Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan dapat saling mendukung dan saling

melengkapi dalam menyelesaikan pekerjaan.

4.2.1.2 Analisis deskriptif responden berdasarkan usia

Tabel 4.2

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan

usia mayoritas karyawan berumur 51 – 60 sebesar (33,3%) 16 orang, hal ini

menunjukkan bahwa usia rata-rata karyawan PT Bank Sumut Cabang Sukaramai

Medan adalah usia yang sudah melewati usia produktif bagi seorang karyawan.

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3

(20)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan adalah 14 orang responden (29,16%) berpendidikan Diploma,

dan 34 orang responden (70,83%) berpendidikan Sarjana. Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada PT Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan terdapat

lebih banyak karyawan yang memiliki tingkat pendidikan sarjana (70,83%).

Adapun jumlah perbandingan dari tingkat pendidikan karyawan disesuaikan

dengan kebutuhan tenaga kerja pada PT Bank SUMUT Cabang Sukaramai Medan

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama bekerja (Tahun) Jumlah Responden (f)

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat karateristik responden berdasarkan lama

bekerja nya adalah 4 orang responden (7,1%) telah bekerja selama 1-10 tahun, 9

orang responden (18,75%) telah bekerja 11-20 tahun. 15 orang responden

(31,25%) yang bekerja 21-30 tahun. Dan 20 orang responden (41,7%) telah

bekerja ≥ 31 tahun.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan PT Bank

Sumut Cabang Sukaramai Medan (Persero) telah bekerja selama 31 tahun lebih

dengan jumlah karyawan 20 orang, hal ini terjadi karena PT Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan (Persero) lebih untuk memiliki karyawan yang memiliki

(21)

yang memiliki pengalaman bekerja lebih sedikit dan perusahaan memperhatikan

kebutuhan setiap karyawanya hal ini dilakukan untuk mempertahankan karyawan

yang ada.

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan PT Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan

(Persero) Kantor Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin Kerja

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Disiplin Kerja

P STS TS KS S SS Total

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya dapat membedakan antara jam kerja dengan

jam istirahat” sebanyak 8,333% responden menyatakan sangat setuju,68,75%

responden menyatakan setuju, 10,42% responden menyatakan kurang setuju,

dan 12.5% responden menyatakan tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya selalu pulang sesuai dengan jam yang sudah

(22)

menyatakan sangat setuju, 54,17% responden menyatakan setuju, 20,83%

responden menyatakan kurang setuju, 10,42% responden menyatakan tidak

setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya merasa jam pulang kerja sudah sesuai ”,

sebanyak sebanyak 14,59% responden menyatakan sangat setuju, 54,17%

responden menyatakan setuju 12,5% responden menyatakan kurang setuju,

dan 18,75 responden menyatakan tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya selalu berpakaian dengan sopan dalam

bekerja.”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 37,5%

responden menyatakan setuju, 39,58% responden menyatakan kurang setuju,

10,42% responden menyatakan tidak setuju

5. Pada pernyataan kelima, “Saya selalu rapi dan berpenampilan menarik dalam

bekerja.”, sebanyak sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju,

45,83% responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang

setuju, 12,5% responden menyatakan tidak setuju

6. Pada pernyataan keenam, “Saya selalu sopan dalam berperilaku pada saat

bekerja”, sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju, 50%

responden menyatakan setuju, 20,83% responden menyatakan kurang setuju,

14,58% responden menyatakan tidak setuju.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya selalu ramah dalam melayani atasan maupun

masyarakat.” sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju, 52,08%

responden menyatakan setuju, 18,75% responden menyatakan kurang setuju,

(23)

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya selalu benar dalam bekerja.”, sebanyak

12,5% responden menyatakan sangat setuju, 43,75% responden menyatakan

setuju, 35,42% responden menyatakan kurang setuju, dan 8,333% responden

menyatakan tidak setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan, “Saya mengerti dan taat pada peraturan yang

telah ditetapkan .”, sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju,

39,58 % responden menyatakan setuju, 35,42% responden menyatakan

kurang setuju, dan 10,42% responden menyatakan tidak setuju.

10. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya bertanggung jawab atas tugas yang

diberikan”, sebanyak sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju,

45,83% responden menyatakan setuju, 22,92% responden menyatakan kurang

setuju, dan 16,67% responden menyatakan tidak setuju.

11. Pada pernyataan kesebelas, “Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.”,

sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju, 47,92% responden

menyatakan setuju, 20,83% responden menyatakan kurang setuju, dan

(24)

4.2.2.2Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan

P STS TS KS S SS Total Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pada pernyataan pertama, “Pimpinan saya selalu member perintah dengan

tegas kepada karyawannya.”, sebanyak 10,42% responden menyatakan

sangat setuju, 43,75% responden menyatakan setuju, dan 25% responden

menyatakan kurang setuju, dan 20,83% responden menyatakan tidak setuju

2. Pada pernyataan kedua, “Pimpinan saya selalu member perintah dalam

kegiatan tertentu atau keadaan tertentu”, sebanyak 8,333% responden

menyatakan sangat setuju, 50% responden menyatakan setuju, 29,17%

responden menyatakan kurang setuju, 12,5% responden menyatakan tidak

setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, “Karyawan wajib melakukan tugas yang diberikan

pimpinan”, sebanyak 18,75% responden menyatakan sangat setuju 39,58%

menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang setuju, sebanyak

(25)

4. Pada pernyataan keempat, “Karyawan wajib mengerjakan tugas sampai

selesai”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 43,75%

responden menyatakan setuju, 35,42% responden menyatakan kurang setuju,

dan sebanyak 8,333% responden menyatakan tidak setuju

5. Pada pernyataan kelima, Pimpinan saya dapat menyelesaikan masalah antar

anggota”, sebanyak 8,333% responden menyatakan sangat setuju, 41,67%

responden menyatakan setuju, dan 41,67% responden menyatakan kurang

setuju, sebanyak 8,333% responden menyatakan tidak.

6. Pada pernyataan keenam, “Pimpinan saya menyelesaikan masalah dengan

musyawarah”, sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju, 37,5%

responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang setuju,

dan 18,75 % responden menyatakan tidak setuju.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Pimpinan saya selalu menerima saran dari

anggotanya” sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju, 37,5%

responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang setuju,

16,67% responden menyatakan tidak setuju.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Pimpinan saya selalu menerima kritikan dari

bawahannya ”, sebanyak 8,333% responden menyatakan sangat setuju, 50%

responden menyatakan setuju 27,08% responden menyatakan kurang setuju,

dan 14,58% responden menyatakan tidak setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan, “Pimpinan saya selalu ikut dalam kelompok

(26)

responden menyatakan setuju 43,75% responden menyatakan kurang setuju,

dan 8,333% responden menyatakan tidak setuju

10. Pada pernyataan kesepuluh, “Pimpinan saya memiliki keterampilan dalam

bekerja”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 41,67%

responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang setuju

dan 16,67% responden menyatakan tidak setuju.

11. Pada pernyataan kesepuluh, “Pimpinan saya memiliki kemampuan dalam

mencapai tujuan”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju,

41,67% responden menyatakan setuju, 33,33% responden menyatakan kurang

setuju dan 12,5% responden menyatakan tidak setuju.

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kerja

P STS TS KS S SS Total Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pada pernyataan pertama, “Saya selalu menyelesaikan tugas dengan penuh

(27)

68,75% responden menyatakan setuju,1 6,67% responden menyatakan kurang

setuju,6,25% responden menyatakan tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua, “Saya mampu mengambil inisiatif sendiri dalam

mengerjakan tugas.”, sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju,

58,33% responden menyatakan setuju, dan 25% responden menyatakan

kurang setuju, 2,083% responden menyatakan tidak setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya selalu berusaha mencapai target yang diberikan

perusahaan”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 54,17%

menyatakan setuju, dan 22,92% responden menyatakan kurang setuju,

10,42% responden menyatakan tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat, “Saya selalu mengerjakan tugas dengan tepat

waktu”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 45,83%

responden menyatakan setuju, dan 35,42% responden menyatakan kurang

setuju, 6,25% responden menyatakan tidak setuju.

5. Pada pernyataan kelima, “Saya selalu menyelesaikan tugas dengan baik.”,

sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 43,75% responden

menyatakan setuju, 39,58% responden menyatakan kurang setuju, 4,167%

responden menyatakan tidak setuju.

6. Pada pernyataan keenam, “Gaji yang diberikan perusahaan cukup memenuhi

kebutuhan saya”, sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju,

43,75% responden menyatakan setuju, 27,08% responden menyatakan

(28)

7. Pada pernyataan ketujuh, “Perusahaan memberikan jaminan keselamatan

dalam melakukan pekerjaan” sebanyak 10,42% responden menyatakan sangat

setuju, 66,67% responden menyatakan setuju, 16,67% responden menyatakan

kurang setuju, 6,25% responden menyatakan tidak setuju.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Tunjangan hari tua diberikan untuk

meningkatkan kinerja karyawan ”, sebanyak 10,42% responden menyatakan

sangat setuju, 54,17% responden menyatakan setuju, 31,25% responden

menyatakan kurang setuju, 4,167% responden menyatakan tidak setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan, “Karyawan yang mencapai target dengan cepat

akan diberikan bonus .” sebanyak 10,42% responden menyatakan sangat

setuju, 54,17% responden menyatakan setuju, dan 33,33% responden

menyatakan kurang setuju, 2,083% responden menyatakan tidak setuju.

10. Pada pernyataan kesembilan, “Saya bekerja dengan gigih untuk mendapat

perhatian pemimpin ” sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju,

47,92% responden menyatakan setuju, 27,08% responden menyatakan kurang

(29)

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Karyawan

P STS TS KS S SS Total Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

1. Pada pernyataan pertama, “Pekerjaan saya memerlukan keahlian khusus.”,

sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju, 41,67% responden

menyatakan setuju, dan 22,92% responden menyatakan kurang setuju, dan

18,75% responden menyatakan tidak setuju

2. Pada pernyataan kedua, “Saya selalu bias menyelesaikan pekerjaan

saya”,sebanyak 10,42% responden menyatakan sangat setuju, 62,5%

responden menyatakan setuju, 16,67% responden menyatakan kurang setuju,

10,42% responden menyatakan tidak setuju.

3. Pada pernyataan ketiga, “Saya selalu bertanggung jawab dengan pekrjaan

saya”, sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju 47,92%

menyatakan setuju, 25% responden menyatakan kurang setuju, sebanyak

(30)

4. Pada pernyataan keempat, “Karyawan wajib mengerjakan tugas sampai

selesai”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 58,33%

responden menyatakan setuju, 16,67% responden menyatakan kurang setuju,

sebanyak 12,5% responden menyatakan tidak setuju

5. Pada pernyataan kelima, “Saya selalu menyelesaikan pekerjan dengan cepat”,

sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 45,83% responden

menyatakan setuju, dan 33,33% responden menyatakan kurang setuju,

sebanyak 8,333% responden menyatakan tidak setuju.

6. Pada pernyataan keenam, “Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target

yang ditetapkan”, sebanyak 12,5% responden menyatakan sangat setuju,

47,92% responden menyatakan setuju, 31,25% responden menyatakan kurang

setuju, dan 8,33% responden menyatakan tidak setuju.

7. Pada pernyataan ketujuh, “Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cara cara

yang kreatif” sebanyak 16,67% responden menyatakan sangat setuju, 37,5%

responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang setuju,

16,67% responden menyatakan tidak setuju.

8. Pada pernyataan kedelapan, “Saya melakukan yang terbaik untuk

mempertahankan pekerjaan saya ”, sebanyak 14,58% responden menyatakan

sangat setuju, 56,25% responden menyatakan setuju 18,75% responden

menyatakan kurang setuju, dan 10,42% responden menyatakan tidak setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan, “Kemampuan saya sesuai standar pekerjaan

(31)

responden menyatakan setuju 29,17% responden menyatakan kurang setuju,

dan 8,333% responden menyatakan tidak setuju

10. Pada pernyataan kesepuluh, “Atasan saya tidak pernah mengeluh atas hasil

pekerjaan saya.”, sebanyak 14,58% responden menyatakan sangat setuju,

47,92% responden menyatakan setuju, 29,17% responden menyatakan kurang

setuju dan 8,333% responden menyatakan tidak setuju.

11. Pada pernyataan kesepuluh, “Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya

dengan cara yang lebih praktis dan rapi.”, sebanyak 18,75% responden

menyatakan sangat setuju, 43,75% responden menyatakan setuju, 18,75%

responden menyatakan kurang setuju dan 18,75% responden menyatakan

tidak setuju.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau

tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel

(32)

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik

histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal :

a. Pendekatan Histogram

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi

normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak

melenceng ke kiri atau ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Gambar 4.2

(33)

Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang

mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual

peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis

diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 5.11143389

Most Extreme Differences Absolute .074

Positive .074

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala

multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value

dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.

2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

3. Apabila tolerance < 0,1 maka diduga terdapat multikolinearitas

(34)

Tabel 4.9 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas

(Disiplin kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi) adalah lebih besar dari nilai

ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (Disiplin kerja, Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh

karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah

multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y,

dan ZPRED pada sumbu X. (Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139). Field

(2009:248, Ghozali, 2011:139) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola

tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

(35)

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Gambar 4.3

Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

layak dipakai untuk memprediksi kinerja berdasarkan masukan variabel Disiplin

kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh variabel bebas (Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja)

terhadap variabel terikat (kinerja). Data diolah secara statistik untuk keperluan

analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS.

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan

regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

(36)

Tabel 4.11 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada kolom kedua (unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai

x1 variabel Displin kerja sebesar 0,296 nilai x2 variabel Gaya Kepemimpinan

sebesar 0,229, nilai x3 variabel motivasi kerja 0.453dan nilai konstanta (a) adalah

2,268 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

(37)

Y = 2,268 + 0,296 X1 + 0,229 X2 + 0,453 X3 e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 2,268 ini menunjukkan bahwa jika variabel Disiplin kerja, Gaya

kepemimpinan dan Motivasi Kerja dianggap konstan maka variabel kinerja akan

bernilai 2,268

2. Koefisien b1 (X1) = 0,296 artinya setiap penambahan 1% jika variabel dianggap

konstan maka akan meningkat sebesar 0,296%.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,229 artinya setiap penambahan 1% jika variabel dianggap

konstan maka akan meningkat sebesar 0,229%..

4. Koefisien b3 (X3) = 0,453 artinya setiap penambahan 1% jika variabel dianggap

konstan maka akan meningkat sebesar 0,453%.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) bertujuan untuk melihat bagaimana

pengaruh variabel bebas (Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja)

secara simultan terhadap variabel terikat (kinerja).

Tabel 4.12

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 723.522 3 241.174 8.642 .000a

Residual 1227.958 44 27.908

Total 1951.479 47

(38)

Tabel 4.12 mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 8.642 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =

0,05) adalah 2,82. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu hitung >

F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh

variabel bebas (Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja) secara

serempak adalah signifikan terhadap kinerja karyawan PT Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan, artinya Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja

dapat saling mendukung dalam mempengaruhi kinerja karyawan.

4.5.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel bebas (Disiplin kerja, Gaya kepemimpinan dan Motivasi

Kerja) terhadap variabel terikat (kinerja kerja). Koefisien determinasi berkisar

antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X3), Gaya Kepemimpinan (X2), Disiplin Kerja (X1)

b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa:

1. Nilai R sebesar 0.371 sama dengan 37,1% berarti hubungan antara variabrl

(39)

karyawan PT. Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan memiliki hubungan yang

erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0.328 berarti 32,8% kinerja Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan dapat di jelaskan oleh variabel disiplin Kerja, Gaya

kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Sedangkan sisanya 67,2 % dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini

4.5.3Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah Disiplin kerja, Gaya

kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

karyawan PT Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan.

Tabel 4.13 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa:

1. Variabel Disiplin Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,039) lebi kecil dari 0,05 dan

(40)

2. Variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan

terhadap kinerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,124) lebih besar dari

0,05 dan t-hitung (0.1568) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2,015368).

3. Variabel Motivasi Kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,005) dan t-hitung (2,907) lebih

kecil dibandingkan t-tabel (2,015368).

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Sutrisno (2009:89) menyatakan disiplin adalah perilaku seseorang yang

sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau displin adalah sikap,

tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik

tertulis maupun yang tidak tertulis. Menurut Fathoni (2009:172), kedisiplinan

dapat diartikan karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya,

mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan

perusahaan dan norma social yang berlaku. .

Disiplin kerja juga diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan

perbuatan sesuai peraturan dari perusahaan dalam bentuk tertulis maupun tidak.

Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan yang

telah ditetapkan perusahaan (Nitisemito, dalalm Darmawan 2013). Disiplin adalah

kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran diri sendiri untuk mengikuti

peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

Berdasarkan Uji-t variabel Disiplin kerja secara parsial berpengaruh Positif dan

(41)

Sukaramai Medan. hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,039) lebi kecil dari 0,05

dan t-hitung (2,125) lebih besar dibandingkan t-tabel (2,015368), berpengaruh

positif menunjukkan apabila semakin baik atau tingginya disiplin kerja yang

meliputi indikator karyawan datang tepat waktu dalam bekerja, tertib dan teratur,

menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan baik, tanggung jawab mampu

meningkatkan kinerja karyawan di PT. Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan.

Maka Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan,

sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat

pencapaian tujuan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agusti Handai (2010), yang

menyatakan Disiplin kerja memiliki hubungan Positif dan Signifikan terhadap

kinerja karyawan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh kurniawan dan

Santoso(2012) yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.6.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Kepemimpinan juga sangat berkaitan dengan keberhasilan kinerja dalam

suatu perusahaan. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi

orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku orang lain yang seperti ia lihat.

Pemimpin yang menggunakan otoritasnya dalam gaya kepemimpinan biasanya

pemimpin tersebut membuat keputusan, kemudian mengumumkannya kepada

(42)

Gaya kepemimpinan adalah proses memberi inspirasi kepada semua

karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan

(Armstrong 2003).

Anoraga(dalam Sutrisno, 2010) mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan untuk mempengaruhi bawahan, melalui komunikasi baik

langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk mengerakkan

orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia

mengikuti kehendak pemimpin.

Gaya kepemimpinan dalam perusahaan merupakan hal penting dalam

sebuah era organisasi modern yang menghendaki adanya demokratisasi dalam

pelaksanaan kerja dan kepemimpinan perusahaan. Gaya kepemimpinan adalah

suatu seni mengarahkan segala sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan

dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Akibat yang timbul

dari adanya gaya kepemimpinan yang buruk adalah penurunan kinerja karyawan

yang akan membawa dampak kepada penurunan kinerja total perusahaan.

Berdasarkan Uji-t variabel Gaya Kepemimpinan secara parsial

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan karyawan PT

Bank Sumut Cabang Sukaramai Medan. , hal ini terlihat dari nilai signifikan

(0,124) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (0.1568) lebih kecil dibandingkan t-tabel

(2,015368) berarti Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Kinerja

(43)

Hasil penelitian ini didukung oleh Agus Marimin (2011), dan Ahmad Fadli

(2004) yang menyatakan Gaya kepemimpinan memiliki hubungan positif terhadap

kinerja karyawan.

4.6.3 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi

individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.

Sedangkan menurut Robbins (2009:156), motivasi merupakan suatu proses yang

menyebabkan intensitas individu, dalam usaha mengarahkan secara terus menerus

untuk mencapai tujuan. Dengan motivasi yang dimiliki oleh setiap karyawan

diharapkan bersama-sama dapat mewujudkan tujuan perusahan.

Berdasarkan Uji-t variabel Motivasi Kerja secara parsial berpengaruh Positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan karyawan PT Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan. hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,005) lebih kecil dari 0,05

dan t-hitung (2,907) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2,015368), Hal ini berarti

Motivasi Kerja dapat dipengaruhi oleh hubungan dengan rekan kerja dan atasan,

lingkungan kerja, kesempatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

pemberian tunjangan.pengaruh terhadap Kinerja Karyawan yang ditunjukan tidak

terlalu nyata. Hal ini berarti dengan motivasi yang dimiliki oleh setiap karyawan

diharapkan bersama-sama dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut James

L. Gibson(2009), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang

karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Sedangkan Kenneth N

Wexley dan Gary Yuki (2009) memberikan pengertian motivasi sebagai suatu

(44)

tersebut dapat diartikan sebagai pemberi dorongan batin agar pihak lain bergerak

atau melakukan tindakan tertentu. Jadi lebih lanjut dapat pula disimpulkan bahwa

motivasi merupakan suatu rangkaian kegiatan pemberian dorongan, yaitu bukan

hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Sehingga melalui

dorongan ini diharapkan dapat bertindak ke arah tujuan yang diinginkan.

Hal ini Sejalan dengan penelitian oleh Cahyono dan Suharto (2005),

Rachmawati, Warella, dan Hidayat (2006), Analisa(2011) Bahwa Motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Hal ini

menunjukkan semakin baik motivasi kerja yang diberikan kepada pegawai maka

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.7 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan sebagai

berikut:

1. Secara serempak Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Sumut Cabang

Sukaramai Medan

2. Secara parsial Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan. Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Sumut Cabang Sukaramai

Medan.

4.8 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa

saran, yaitu:

1. Bank Sumut Cabang Sukaramai harus lebih memperhatikan Disiplin Kerja

terhadap karyawannya dan kepada pemimpin perusahaan harus lebih peduli

terhadap karyawannya, seperti memberikan ekstra pelatihan dan

pengembangan dan memberi umpan balik yang sesuai, sehingga karyawan

termotivasi dalam melakukan pekerjaannya, dan akan menghasilkan kinerja

(46)

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel-variabel

lain diluar variabel penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif

yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap

Kinerja Karywan dan memperpanjang periode untuk memperluas cakupan

Gambar

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhitungan analisa saringan diperoleh tipe gradasi agregat untuk pengujian keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles adalah gradasi B. Dari hasil pemeriksaan

Ajaran bushido ini diterapkan masyarakat Jepang bahkan diwariskan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa melalui pendidikan rumah dan di sekolah untuk membentuk karakter

Namun dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode Goal programming diperlukan data yang realistik, dapat diandalkan, dan harus sesuai dengan kasus yang

Hal ini dikarenakan pola panenan alam yang terjadi adalah dengan cara menebang keseluruhan tegakan hanya untuk mengambil gubal gaharunya, sedangkan laju pertumbuhan untuk

Prioritas pembangunan Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun 2015 merupakan tindak lanjut tahun sebelumnya serta dalam rangka mendukung program pembangunan yang

Persamaan diatas menunjukkan tempat keseimbangan konsumen yakni jika rasio MU terhadap harga dari suatu barang telah sama.Dengan kata lain jika rasio tidak sama

a. Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan didalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses belaja yang

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui manakah rata- rata hasil belajar matematika siswa secara signifikan yang lebih baik antara yang diajar