• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retribusi Izin Sarang Burung Walet di Kabupaten Serdang Bedagai (Kajian Terhadap Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2008) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Retribusi Izin Sarang Burung Walet di Kabupaten Serdang Bedagai (Kajian Terhadap Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2008) Chapter III V"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

MEKANISME PEMBERIAN IZIN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

A. Instansi Yang Berwenang Melakukan Pemungutan Retribusi Izin Sarang Burung Walet

Satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Kbupaten Serdang Bedagai yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pendaftar, pendata, penagih dan penerima pajak ataupun retribusi daerah adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai. Retribusi Izin Sarang Burung Walet merupakan salah satu jenis pajak dan retribusi daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan demikian maka tugas pokok dan fungsi sebagai pendaftar, pendata, penagih dan penerima retribusi izin sarang burung walet dilaksanakan oleh DPPKA Kabupaten Serdang Bedagai.

(2)

Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan pasal 37 Perauran Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tersebut, dinyatakan bahwa susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian yaitu : 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian keuangan dan perlengkapan;

3. Subbagian perencanaan program dan akuntabilitas. c. Bidang Pendapatan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu:

1. Seksi pendataan pendapatan asli daerah (PAD);

2. Seksi penetapan dan penagihan pendapatan asli daerah (PAD). d. Bidang Anggaran terdiri dari 2(dua) seksi yaitu:

1. Seksi perencanaan anggaran; 2. Seksi pengendalian anggaran.

e. Bidang Perbandaharaan dan Kas Daerah terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu:

1. Seksi perbendaharaan; 2. Seksi kas daerah.

f. Bidang Akutansi terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu: 1. Seksi pelaporan;

2. Seksi pembukuan.

(3)

1. Seksi penatausahaan aset;

2. Seksi pengendalian dan pengawasan aset.

h. Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu:

1. Seksi bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain; 2. Seksi bagi hasil pajak peovinsi dan penerimaan lain-lain.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset berdasarkan otonomi dan tugas pembantuan.36 Untuk melaksanakan tugas tersebut, DPPKA Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai fungsi sebagai berikut 37

a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang pendapatan, pengelolan keuangan dan aset;

:

b. Penyelenggaraan perbendaharaan dan kas daerah;

c. Penyelenggaraan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah; d. Pelaksanaan pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD);

e. Pengelolaan perimbangan keuangan daerah; f. Penyelenggaraan akutansi dan verifikasi;

g. Pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi;

h. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, peralatan/perlengkapan dan organisasi dinas.

36

Pasal 36 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Pada Pemerintah aerah Kabupaten Serdang Bedagai

(4)

Bidang pendapatan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas menyusun rencana dan program kerja , menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, kordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program bidang pendapatan meliputi pendataan dan penetapan, penagihan pembukuan, dan pengendalian. Untuk melaksanakan program tersebut Bidang Pendapatan mempunyai fungsi sebagai berikut: 38

a. Penyusunan rencana dan program kerja, pelaksanaan, monitoring evaluasi dan pelaporan Bidang Pendapatan;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitas, pengawasan dan pengendalian, pembinaan teknis penyelenggaraan program pendataan dan penetapan pajak/retribusi daerah;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitas, pengawasan dan pengendalian, pembinaan teknis penyelenggaraan program penagihan pajak/retribusi daerah;

d. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitas, pengawasan dan pengendalian, pembinaan teknis penyelenggaraan program pembukuan dan pengendalian pajak/retribusi daerah;

e. Pengkoordinansian pelaksanaan tugas-tugas seksi pada bidang pendapatan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

(5)

Seksi Pendataan dan Penetapan pada Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitasi, montoring, evaluasi, pelaporan danpetunjuk teknis pelaksanaan program pendataan dan penetapan pajak dan reribusi daerah meliputi penyiapan data objek dan subjek pajak daerah, retribusi daerah dan PBB, pendataan sumber-sumber penerimaaan, penyiapan daftar SPT pajak, penerbitan surat ketetapan pajak daerah dan surat ketetapan retribusi daerah.39

Seksi Penagihan pada Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas mengumpul dan mengelola bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pelaporan dan petunjuk teknis pelaksanaan program penagihan pajak dan retirbusi pajak meliputi penagihan pajak dan retribusi yang telah jatuh tempo, penyiapan laporan realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah serta PBB setiap periode bulanan, triwulan dan tahunan, melayani permintaan keberatan atas penetapan pajak daerah dan retirbusi daerah, menyiapkan bahan laporn berkala mengenai realisasi penerimaan.40

Seksi Pembukuan dan Pengendalian pada Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas mengumpul dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis, koordinasi, fasilitasi, monitoring evaluasi, pelaporan dan petunjuk teknis

(6)

pelaksanaan program kegiatan pembukuan dan pengendalian meliputi menerima dan mencatat semua SKP, SKR dan surat-surat ketetapan pajak lainnya serta SPT PBB, yang telah dibayar lunas dan mencatat penerimaan serta menghitung tunggakan.41

Perangkat daerah yang dilibatkan dalam upaya sosialisasi retribusi sarang burung walet adalah pihak Kecamatan, dan juga tingkat Kelurahan, dengan B. Upaya Pemungutan Retribusi Izin Sarang Burung Walet

1. Sosialisasi Retribusi Izin Sarang Burung Walet

Menururt informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Seksi Penagihan pada Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai diketahui bahwa sosialisasi tentang retribusi izin sarang burung walet dan tata cara pengurusan izin usaha sarang burung walet telah dilakukan satu kali pada tanggal 12 September 2016 yang dihadiri oleh pihak Asosiasi Pengusaha Walet (APW) beserta sebagian anggotanya.

Kemudian Kepala Dinas DPPKA Kabupaten Serdang Bedagai menugaskan Tim Intensifikasi Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang beranggotakan 15 orang untuk melakukan pendataan ulang dan sosialisasi tentang pajak dan retribusi daerah. Tim tersebut bertugas selama beberapa hari dari tanggal 24 s.d. 28 Oktober 2016. Tetapi sampai dengan skripsi ini ditulis masih belum ada laporan hasil pelaksanaan kegiatan pendataan dan sosialisasi.

(7)

penugasan yang diberikan oleh Bupati Serdang Bedagai. Bentuk sosialisasi dapat berupa surat pemberitahuan resmi yang ditandatangani oleh BupatiSerdang Bedagai dan disebarkan melalui perangkat daerah di tingkat Kelurahan dan tingkat Kecamatan. Bentuk lain dari sosialisasi dapat berupa penyebaran surat undagan resmi kepada pengusaha sarang burung walet yang dihadiri juga oleh instansi yang berwenang mengenai urusan retribusi izin sarang burung walet, yaitu DInas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai serta instansi yang berwenang mengenai urusan pajak sarang burung walet. Dengan mengadakan pertemuan pada tingkat Keluaran dan Kecamatan diharapkan mampu menghadirkan jumlah pengusaha sarang burung waket lebih banyak secara total untuk seluruh Kabupaten Serdang Bedagai.

Sosialisasi yang dilakuan harus berisi penjelasan yang lengkap mulai dari tata cara pengurusan izin usaha sarang burung walet, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar izin sarang burung walet dapat dikeluarkan seperti lokasi yang diizinkan dan tidak diizinkan untuk membangun rumah walet, pedaftaran usaha sarang burung walet sebagai objek retribusi pengukuhan pengusaha/pemilik/penanggung jawan usaha sarang burung walet sebagai wajib pajak, sistem dikenakan, waktu dan tempat pendaftaran yang disediakan, biaya yang mungkin dikeluarkan untuk pendaftaran.42

42

Oktaviane Lidya Winerungan, Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakam Terhadap Kepatuhan Wpop Di KPP Manado Dan KPP Bitung, Jurna EMBA Vol. 1 No.3 September 2013, hlm. 961

(8)

secara teknis telah diatur maupun belum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2008 tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet Di Kabupaten Serdang Bedagai.

Berdasarkan data Direktori Usaha Sarang Burung Walet Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 diketahui bahwa pada tahun 2017 terdapat 17 rumah walet di Kabupaten Serdang Bedagai. Jika dikelompokkan berdasarkan Kecamatan tempat rumah walet tersebut berlokasi, diketahui bahwa 17 rumah walet yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2017, 8 (47,06%) di Kecamatan Perbaungan, 4 (23,53%) di Kecamatan Sei Rampah, 2 (11,74%) di Kecamatan Tanjung Beringin, 1 (5,88%) di Kecamatan Teluk Mengkudu, 1 (5,88%) di Kecamatan Sei Bamban, 1 (5,88%) di Kecamatan Pantai Cermin.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel berikut, jike perlu dilakukan prioritas untuk masalah sosialisasi retribusi izin sarang burung walet, sosialisasi dapat dilakukan di Kecamatama dengan persentase terbnyak yaitu di Kecamatan Perbaungan yang dimana ada 8 (47,06%). Dengan demikian dapat dihasilkan efektifitas kerja.

Jumlah Rumah Walet Berdasarkan Kecamatan Di Kabupaten SerdangBedagai Tahun 2017

No. Daerah (Kecamatan) Jumlah Persentase (%)

1 Kecamatan Perbaungan 8 47,06%

2 Kecamatan Sei Rampah 4 23,53%

3 Kecamatan Tanjung Beringin 2 11,74%

(9)

5 Kecamatan Sei Bamban 1 5,88%

6 Kecamatan Pantai Cermin 1 5,88%

Total 17 100%

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keungan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang

Bedagai, telah diolah kembali

Dari hasil browsing yang dilakukan pada website resmi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, bahwa sejak dikeluarkannya PERDA mengenai Retribusi Izin Sarang burung Walet sampai dengan tahun 2017, belum ada berita ataupun artilek yang memuat mengenai sosialisasi retribusi izin sarang burung walet. Oleh karena itu sebagai upaya tambahan, website resmi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan sosialisasi tentang retribusi izin sarang burung walet.

2. Pendataan dan Pendaftaran Wajib Retribusi Sarang Burung Walet

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Seksi Pendataan Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Serdang Bedagai bahwa untuk jangka waktu panjang, kegiatan pendataan usaha sarang burung walet sebagai objek retribusi sekaligus pendataan pemilik/penanggung jawab usaha sarang burung walet sebagai wajib pajak dapat melibatkan pihak ketiga seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serdang Bedagai.43

43

Wawancara dengan Kepala Seksi Pendataan Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Serdang Bedagai, tgl. 10 Mei 2017

(10)

luas bangunan, tahun mulai beroprasi, pemilik/penanggung jawab usaha dan alamat pemilik/penanggung jawab usaha.44 Jika melihat Direktori Usaha Sarang Burung Walet Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017 yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serdang Bedagai, data yang dihasilkan tidak memberikan informasi tentang luas bangunan rumah walet, hanya menampilakan nama-nama pemilik/penanggung jawab, nama tempat usaha sarang burung walet dan juga alamat pemilik/penanggung jawab usahanya.45

Sedangkan untuk jangka pendek, upaya yang dapat dilakuka oleh DPPKA Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka pemungutan retribusi izin sarang burung walet, khususnya dalam hal proses pendaftaran wajib retribusi adalah dengan menggunakan data dan informasi yang ada pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (KPMPT) Kabupaten Serdang Bedagai instansi yang berwenang menangani urusan izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet. Data dan informasi yang diperoleh dari KPMPT Kabupaten Serdang Bedagai adalah jumlah usaha sarang burung walet yang telah memiliki izin beserta dengan pemilik/penanggung jawab usahanya. Dengan dikeluarkannya Data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan pendataan usaha sarang burung walet ini nantinya akan digunakan sebagai dasar bagi DPPKA Kabupaten Serdang Bedagai untuk mendaftarkan usaha wajib retribusi apabila wajib retribusi tidak mendaftarkan usahanya.

44

Agung Dwi Prabowo, Efektivitas Sosialisasi Perpjakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Tondano, Jurnal EMBA Vol. 3 No.1 Maret 2015, hlm. 1065

45

(11)

izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet oleh KPMPT Kabupaten Serdang Bedagai , maka seharusnya para pemegang izin wajib menyampaikan laporan hasil produksi sarang burung walet kepada Kepala DPPKAKabupten Serdang Bedagai.

3. Pengawasan Peredaran Sarang Buurng Walet

(12)

Tetapi sampai dengan sejauh ini Bupati Serdang Bedagai belum pernah menerbitkan SATS-DN, kaena memang belum ada Peraturan Daerah yang mengatur hal tersebut. Dengan aturan peredaran/pengangkutan sarang burung walet, yaitu dengan menerbitkan Surat Angkut Tumbuh dan Satwa Liar Dalam Negeri (SATS-DN) yang dilengkapi dengan Berita Acara Pemerikasaan Teknis sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 100/Kpts-II/2003 seharusnya mempu membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam mengawasi peredaran/pengangkutan sarang burung walet yang keluar dari Kabupaten Serdang Bedagai. Keterangan yang didapat dari SATS-DN juga dapat mempermudah pengenaan pajak atas penjualan sarang burung walet, karena dapat ditelusuri asal usul sarang burung walet yang beredar beserta jumlahnya, berdasarkan berita acara pemeriksaan teknis yang melengkapi SATS-DN tersebut. Jika memang memungkinkan dan diperbolehkan secara hukum, SATS-DN uang diterbitkan oleh Bupati Serdang Bedagai dapat dilengkapi pula dengan keterangan lunas rretribusi izin sarang burung walet yang beredar keluar dari Kabupaten Serdang Bedagai.

(13)

Bedagai umumnya lewat jalur darat untuk kemudian diteruskan lewat bandar udara atau pelabuhan di Kota Medan, sehingga peredaran/pengangkutan sarang burung walet yang tidak dilengkapi dengan SATS-DN sulit diawasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan adanya kerjasama dan koordinasi dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan Direktorat Jendral Bea dan Cukai akan sangat membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam mengawasi peredaran/pengangkutan sarang burung walet.

C. Mekanisme Pemberian Izin Retribusi Izin Sarang Burung Walet Di Kabupaten Serdang Bedagai

1. Tujuan dan Fungsi Pemberian Izin

Ketentuan tentang pemberian izin mempunyai fungsi yaitu sebagai fugsi penertib dan sebagai pengatur.46 Maksud dari fungsi penertib adalah agar izin atau setiap izin atau tempat-tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan dalam masyarakat lainnya tidak bertentangan antara satu dengan yang lain sehingga ketertiban dalam setiap segi kehidupan masyarakat dapat terwujud. Sedangkan dalam fungsi pengatur dimaksudkan agar perizinan yang ada dapat dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan terhadap izin yang telah diberikan, dengan kata lain fungsi pengaturan ini juga dapat disebut sebagai fungsi yang dimiliki oleh pemerintah.47

Secara teoritis, perizinan memiliki beberapa fungsi antara lain yaitu48 1. Instrumen Rekayasa Pembangunan

:

46

H. Rhiti dan Y. Sri Padyatmoko, Kebijakan Perizinan Lingkungan Hidup Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Mimbar Hukum Volume 28 Nomor 2 Juni 2016, hlm. 265

47

Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Op.Cit, hlm. 73

48Ibid,

(14)

Pemerintah dapat membuat regulasi dan keputusan yang memberikan insentif bagi perumbuhan sosial ekonomi. Demikian juga sebaliknya, regulsi dan keputusan tersebut dapat pula menjadi penghambat bagi pembangunan.

2. Budgetering

Perizinan memiliki fungsi keuangan (budgetering), yaitu menjadi sumber pendapatan bagi negara, pemberian lisensi dan izin kepada masyarakat dilakukan dengan kontraprestasi berupa retribusi perizinan.

3. Reguleren

Perizinan memiliki fungsi pengaturan (Reguleren), yaitu menjadi instrumen pengaturan tindakan dan periaku masyarakat, sebagaimana juga dalam prinsip pemungutan pajak, maka perizinan dapat mengatur pilihan-pilihan tindakan dan perilaku masyarakat.

Secara umum, tujuan dan fungsi dari perizinan adalah pengendalian dari pada aktivitas pemerintah dalam hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman-pedoman yang harus dilakukan oleh baik yang berkepentingan ataupun oleh pejabat yang berwenang. Selain itu tujuan dari perizinan dapat dilihat dari 2 (dua) sisi (tujuan praktis) yaitu 49

1. Dari Sisi Pemerintah :

Dari sisi pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah sebagai berikut : a. Untuk Melaksanakan Perturan

49

(15)

Apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak dan sekaligus untuk mengatur ketertiban.

b. Sebagai Sumber Pendapatan Daerah

Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung pendapat pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan, pemohon harus membayar retribusiterlebih dahulu. Semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya, yaitu untuk membiayai pembangunan.

2. Dari Sisi Masyarakat

Dari sisi masyarakat tujuan pemberian izin adalah sebagai berikut : a. Untuk adanya kepastian hukum;

b. Untuk adanya kepastian hak;

c. Untuk mendapatkan fasilitas. Apabila bangunan yang didirikan telah mempunyai izin akan lebih mudah mendapat fasilitas.

Dengan mengikatnya tindakan-tindakan pada sistem perizinan, pembuat undang-undang dapat mengejar berbagai tujuan dari izin (tujuan secara teoritis)50

1. Keinginan mengarahkan/mengendalikan aktivitas-aktivitas tertentu, misalnya izin mendirikan bangunan, izin HO, dan lain-lain;

:

2. Mencegah bahaya lingkungan, misalnya izin penebangan, izin penebangan, izin usaha industri dan lain-lain;

50Ibid,

(16)

3. Melindungi objek-objek tertentu, mislanya izin membongkar monumen-monumen, izin mencari/menemukan barang-barang peninggalan terpendam, dan lain-lain;

4. Membagi beda-beda, lahan atau wilayah terbatas, misalnya izin menghuni di daerah padat penduduk (SIP) , dan lain-lain;

5. Mengarahkan/pengarahan dengan menggunakan seleksi terhadap orang dan aktivitas-aktivitas tertentu, misalnya izin bertansmigrasi dan lain-lain.

2. Mekanisme Pemberian Izin Sarang Burung Walet Di Kabupaten Serdang Bedagai

Setiap orang ataupun Badan yang akan mengusahakan ataupun mengelola sarang burung walet di Kabupaten Serdang Bedagai sebelumnya harus memperoleh izin terlebih dahulu sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedgai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet yaitu :

”Setiap orang pribadi atau Badan sebelum melaksanakan kegiatan usaha

pengadaan, pengusahaan dan pemanfaatan sarang burung walet wajib memiliki

Izin Sarang Burung Walet”

(17)

Pengusaha ataupun pengelola sarang burung walet harus mengajukan permohonan secara tertulis Kepada Bupati dengan melampirkan :

1. Proposal pengusahaan sarang burung walet; 2. Luas area pemanfaatan;

3. Pernaytaan tidak keberatan dari tetangga yang berbatasan langsung dengan tempat usaha yang dimohonkan, dan diketahui oleh Lurah/Camat setempat;

4. Surat pernyataan rekomendasi dari Badan Teknis terkait dalam hal ini adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA);

5. Akta pendirian bahwa perusahaan berbadan hukum yang dilegalisir; 6. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Serdang Bedagai diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 30 Tahun 2008 Tentang Retribusi izin Mendirikan Bangunan. Dalam pasal 1 angka 6 disebutkan bahwa : “Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah legalitas yang diberikan oelh Kepala

Dinas kepada orang pribadi ataupun badan yang secara fisik akan

mendirikan bangunan dalam rangka penataan melalui Kepala SKPD

yang telah diberi wewenang.”

7. Izin Gangguan (HO)

(18)

1940 No. 48, kemudian peraturan ini diturunkan kedalam bentuk peraturan yang berbeda ditiap daerah. Di Kabupaten Serdang Bedagai, Izin Gangguan (HO) diatur di dalam PERDA Nomor 29 Tahun 2008 Tentang Retribusi izin Gangguan, berdasarkan Pasal 1 angka 6 disebutkan bahwa : “Izin Gangguan yang selanjutnya disebut dengan HO adalah Izin yang diberikan kepada orang pribadi atau Badan

bagi tempat usaha yang dapat menimbulkan bahaya, kerygian,

gangguan dan tercemarnya lingkungan, tidak termasuk tempat usaha

yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah

Daerah.” Izin gangguan (HO) merupakan salah satu syarat mutlah dalam hal perizinan pengusahaan/pengelolaan sarang burung walet.51 8. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD)

9. Tanda pelunasan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir.

Setelah melengkapi semua lampiran, maka permohonan izin akan diterima dan dilakukan pencatatan administratif oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, untuk kemudian diberikan secara koordinatif serta dilakukan pembahasan oleh Tim Teknis. Hasil penelitian dan pembahasan Tim Teknis yaitu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALA) dituangkan dalam berita acara, dan apabila permohonan dikabulkan maka akan disampaikan bersama dengan berkas izin yang diterbitkan langsung oleh Bupati dalam rangka penetapannya. Setelah pengusaha atau pengelola telah memegang izin

51

(19)
(20)

BAB IV

SANKSI BAGI ORANG/BADAN YANG TIDAK MELAKSANAKAN KETENTUAN RETRIBUSI IZIN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

A. Akibat Hukum Bagi Pengusaha Burung Walet Yang Tidak Melaksanakan Kewajiban Di Kabupaten Serdang Bedagai

Setiap pengusaha atau pengelola sarang burung walet memiliki kewajiban untuk membayar retribusi izin pengusahaan ataupun pengelolaan sarang burung walet berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2008, dan apabila pengusaha ataupun pengelola tidak menjalankan kewajiban yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah maka akan terjadi suatu akibat hukum yaitu pelanggaran maka akan diberikan sanksi oleh Pemerintah Daerah. Menurut R. Soeroso akibat hukum adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang dikendaki oleh pelaku yang ditur oleh hukum.52 Selain R. Soeroso, pakar hukum lainyaitu Soedjono Dorjosiswono juga mengemukakan pendapat mengenai defenisi akibat hukum yaitu suatu akibat yang timul oleh adanya akibat hubungan hukum, suatu hubungan yang memberikan hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh Undang-undang, sehingga jika dilanggar akan berakibat bahwa orang yang melanggar itu dapat dituntut dimuka pengadilan. 53

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa akibat hukum merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan kehendak dirinya sendiri untuk mecapai suatu tujuan yang dikendakinya sesuai dengan hak dan kewajibannya sendiri tanpa mengabaikan pearturan perundang-undangan yang

52

R.Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 2014, Sinar Grafika, hlm. 295

53

(21)

berlaku atau bertindak berdasarkan praturan perundang-undangan dan jika dalam pelaksanaannya tersebut melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, maka atas perbuatannya tersebut dapat dituntut di pengadilan. Pelanggaran yang imaksud adalah pelanggaran yang mana atas hak dan kewajibannya tersebut akan menimbulkan suatu akibat hukum yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai masyarakat yang taat hukum yaitu pengusaha sarang burung walet, memiliki peran serta dalam pembangunan daerah yaitu melalui keikutsertaannya dalam melaksanakan kewajiban hukumnya membayar pajak/retribusi dalam hal ini adalah rertibusi izin sarang burung walet kepada Pemerintah Daerah yaitu kepada Dinas Pendapatan, Pengenolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai. Membayar retribusi izin sarang burung walet ini merupakan bukti nyata kontribusi yang dilakukan oleh pengusaha sarang burung walet dan juga melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTD) dengan baik dan benar.

(22)

Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet, sanksi yang diatur adalah sanksi administrasi dan juga sanksi pidana. Sanksi adminsitrasi didefinisikan sebagai suatu tindakan hukum (legal action) yang diambil pejabat tata usaha negara yang bertanggung jawab atas pelanggaran persyaratan.54 Sedangkan sanksi pidana yang dimaksud disini adalah sanksi pidana administratif yang diebut dalam Perturan daerah pada umumnya dengan Ketentuan Pidana. Pada hakikatnya, hukum pidana adalah sebagai sarana untuk menegakkan/melaksanakan hukum administrasi.55 Pendefenisian tindak pidana administrasi sebagai pendayagunaan hukum pidana untuk menegakkan hukum adminisrtasimembawa hukum pidana hanya dapat diterapkan pada suatu peristiwa tersebut tergolong perbuatan melawan hukum dalam hukum administrasi ataupun tidak.56

Maksud dari pasal diatas adalah bahwa apabila wajib retribusi khususnya dalam hal ini adalah pengusaha sarang burung walet di Kabupaten Srrdang Bedagai tidak membayar ataupun kurang membayar retribusi karena adanya unsur

Sanksi administrasi pada Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentan Retribusi Izin Sarang Burung Walet diatur dalam Pasal 21 yaitu :

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktuya atau

kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang atau kurang dibayar atau ditagih dengan menggunakan STRD (Surat Tagihan Retribusi Daerah “

54

Juniarso Ridwan, Hukum Administrasi Negara Dan Kebijakan Pelayanan Publik,

Jakarta, 2015, Nuansa Cendikia, hlm. 47

55

Barda Nawawie Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung, 2003, Citra Aditya Bakti, hlm 33

(23)

kesengajaan maka dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari jumlah Retribusi, yang dibayarkan secara berkala setiap bulan sampai yang terutang ataupun kurang dibayar telah lunas dan dibayarkan dengan cara ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai.

Sedangkan ketentuan pidana ada di dalam Pasal 28 yaitu :

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksaakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan kurungan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah);

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah tindak pidana pelanggaran.

Maksud dari ketentuan pidana pada Pasal 28 adalah bagi wajib retribusi khususnya adalah pengusaha sarang burung walet yang tidak melanggar kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah yaitu kewajiban yang diatur dalam Pasal 10 yang mana kewajiban para pengusaha adalah :

a. melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan perizinan;

c. menaati perjanjian kerjasama dengan karyawan, menjamin

keselamatan dan kesehatan masyarakat sekitar lokasi pengelolaan dan pemanfaatan sarang burung walet.

Jika dibandingkan dengan PERDA Kota Palangkaraya Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Sarang Burung Walet yang lebih menjelaskan sanksi baik itu administrasi ataupun sanksi pidana dengan lebih jelas. Di dalam Pasal 14 yang menjelaskan tentang sanksi administrasi, yaitu berisi :

(1) Pemegang izin diberi peringatan tertulis oleh Tim Teknis apabila :

(24)

b. Tidak menaati persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Kantor

Pelayanan Perizian Terpadu Kota Palagkaraya

(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

disampaikan oelh Tim Teknis melalui Kantor Pelayanan Perizinan

Terpadu Kota Palangkaraya.

(3) Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan

tenggang waktu masing-masing peringatan adalah 1 (satu) bulan

(4) Apabila Pemegang Izin tidak mengindahkn peringatan tertulis Tim

Teknis sampai 3 (tiga) kali berturut-turut, maka Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Palangkaraya membuat Surat Rekomendasi

untuk pembatalan/pencabutan Izin kepada Walikota dengan tembusan

disampaikan kepada Tim Teknis

(5) Sesuai Surat Rekomendasi dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Palangkaraya, selanjutnya Walikota melakukan

pembatalan/pencabutan Izin.

Dan dalam ketentuan penyidikan di Kota Palangkaraya juga penjelasannya lebih jelas dan terterinci dibanding dengan ketentuan pidana di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu tertera di dalam Pasal 16 dan 17 yaitu :

Pasal 16 :

(1) Setiap orang atau badan ayng mengelola dan atau mengusahakan sarang burung walet dan sejenisnya tanpa izin tertulis dari

Walikota diancam pidanadenda paling banyak Rp. 30.000.000,-

(tiga puluh juta rupiah) atau kurungan paling lama 3 (tiga) bulan;

(2) Setiap orang atau Badan yang mengelola dan atau mengusahakan sarang burung waket dan sejenisnya yang dengan sengaja tidak

memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat

(1) huruf a,b,c,d,e,f dan g diancam pidana denda paling banyak

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) atau kurungan paling

lama 6 (enam) bulan;

(25)

(4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) wajib disetor ke kas daerah

Pasal 17:

Selain pidana kurungan dan atau denda sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (1), Walikota dapat memerintahkan Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Palangkaraya untuk melakukan

penyegelan dan penutupa lokasi/bangunan.

(26)

Pidana kurungan yang dijatukan oleh pelanggar PERDA merupakan Tindak Pidana Ringan (Tipiring) karena hanya dijatuhi hukuman paling lama 3(tiga) bulan, dimana Tindak Pidaa Ringan ditentukan berdasarkan ancaman pidananya, yang secara umum, ancaman tindak pidana yang menjadi ukuran ini diatur didalam Pasal 205 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yakni : tindak pidana yang ancaman pidananya paling lama 3 (tiga) bulan penjara atau kurungan. Maksud dari pemberian sanksi kurungan 3 (tiga) bulan adalah untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar dalam hal ini adalah pengusaha sarang burung walet.

Dari penjelasan pasal diatas dapat diketahui bahwa bagi wajib retribusi khushsnya dalam hal ini adalah pengusha sarang burung walet di Kabupaten Serdang Bedagai apabila dalam kealpaannya atau dikarenakan adanya unsur kesengajaan untuk tidak melakukan kewajibannya maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan sanksi pidana berupa kurungan.

B. Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Terhadap Pengusaha Sarang Burung Walet yang Tidak Melaksanakan Kewajiban

(27)

pihak yang bertanggung jawab terhdap suatu Negara, begitu juga daerah.57 Dalam pertanggung jawabannya pemerintah pusat bertanggung jawabterhadap Negara sedangkan pemerintah daerah sendiri bertanggung jawab terhadap daerah yang diekolanya. Dalam pengelolaannya pemerintah daerah harus senantia meminimalisir setiap tindakan ataupun perbuatan-perbuatanyang bertantangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.58

1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang);

Namun hal ini tidaklah semudah yang dibayangkan, karena dalam prakteknya dikehidupan sehari-hari ada ketidakmampuan dan atau adanya unsur kesengajaan untuk melanggar aturan yang ditetapkan tersebut. Maka terciptalah suatu keadaan yang kacau, keadaan yang tidak menyenangkan, keadaan yang mengakibatkan adanya ketimpangan antara pemenuhan kewajiban dan hak. Dalam keadaan seperti ini terjadilah desakan kekuatan yang berupa sanksi-sanksi atas perbuatan mereka yang tidak memenuhi dan atau sengaja melanggar peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Dari hal tersebut, disinlah peran hukum serta perangkat-perangkatnya dalam sistem pemerintahan berfungsi secaraefektif dan maksimal.

Berhubungan dengan efektif dalam penegakan aturn hukum maka akan lebih tepatnya jika dilihat dari salah satu teori efektifitas hukum yaitu menurut pendapat Soerdjono Soekanto yang menjelaskan bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor:

57

Marihot Pahala Siahaan, Op.Cit, hlm. 8

(28)

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum; 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan;

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergauln hidup.59

Dilihat dari teori diatas, maka dapat digambarkan bahwa efektifnya sebuat aturan hukum ditentukan oleh beberapa faktor yaotu dari undang-undangnya sendiri, yaitu sebuah undang-undang tersebut harus bisa memenuhi unsur hak dan kewajiban seseorang agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat, yakni adanya pihak yang menegakkan aturan tersebut yang didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai, serta adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjalankan undang-undang tersebut dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan kebudayaan dilingkungan sekitarnya,

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Serdang Bedagai agar sebuah peraturan daerah dapat diterapkan secara efektif yaitu dengan cara melakukan pengawasan terhadap pengusaha sarang burung walet dalam melakukan pembayaran retribusi izin sarang burung walet.60

59

Soerdjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, 2008, PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 8

60

Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Serdang Bedagai

(29)

Keuangan dan Aset Kabupaten Serdang Bedagai yaitu Bapak H. Gustian, SE, MM, Ak, CA mengatakan :

“Sudah ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah khsusnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Aset dan Keuangan yaitu dengan cara melakukan pengawasan dan juga melakukan penegakan sanksi ke orang-orang yang melanggar PERDA. Pengawasan yang dilakukan itu pengawasan ke pengusaha-pengusaha yang tidak bayar pajak atau retribusi, dari pengawasan itu kalau ada yang tidak membayar ya harus diberikan sanksi tegas. Sanksi itu juga termasuk upaya Pemerintah Daerah sebagai fungsi represif.”

Dengan adanya pengawasan terhadap pengusaha tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peraturan perundang-undangan yang telah dibuat mengenai pajak ataupun retribusi seperti PERDA Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet yang mewajibkan bagi pegusaha sarang burung walet membayar retribusi untuk izin pengusahaan penangkaran sarang burung walet tersebu, apakah dalam pelaksanaannya pengusaha sarang burung walet melaksanakan kewajiban hukumnya untuk membayar retribusi terhadap izin yang diterimanya untuk mengusahkan penangkaran sarang burung walet yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai.

(30)

sesuai rencana.” 61 Selain itu juga pengawasan itu sendiri memiliki dua tujuan yaitu untuk menjamin bahwa kekuasaan itu digunakan utuk tujuan yang diperinthkan dan mendapat dukungan serta perstujuan dari masyarakat dan juga untuk melindungi hak-hak asasi manusia yang telah dijamin oleh Undang-undang dari pada tindakan penyalahgunaan.62

Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sebaiknya bukan hanya pengawasan terhadap pembayaran retribusi izin saja tetapi juga pengawasan terhadap lingkungan sekitar kawasan penangkaran sarang burugn walet.63

61Ibid,

hlm. 114

62

Sujatmo, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta, 1986, Chalia Indonesia, hlm. 18

63

Masrudi Muchtar, dkk, Hukum Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta, 2016, Pustaka Baru Press, hlm. 41

(31)

Penangkaran sarang burung walet baiknya berada 3-5 KM dari pemukiman penduduk ataupun sarana ibadah, dan pendidikan agar limbah dan dampaknpolusi suara tidak mengganggu kehidupan masyaraat sekitar penangkaran.64 Tetapi jika dilihat dari PERDA yang dikeularkan oleh Kabupaten Serdang Bedagai tidak ada membahas mengenai jarak yang baik antara penangkaran sarang burung walet dengan pemukiman penduduk. Akan lebih baik apabila suatu peraturan bukan hanya meninjau mengenai hukum saja tetapi juga meninjai mengenai dampak sosial ataupun lingkungan juga yang nantinya akan mengakibatkan suatu peristiwa hukum yang baru.65

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar ikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2

Tidak hanya upaya pengawasan saja yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, selain pengawasan Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang Bedagai juga harus memberikan sanksi tegas kepada pengusaha/pengelolaa sarang burung walet yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh pemerintah, agar adanya efek jera terhadap pelaku pelanggaran bagi pengusaha lainnya. Adapun pemberian sanksi itu sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yaitu pasal 21 Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet yang berisi mengenai sanksi administasi yaitu :

64Op.Cit,

Arif Budiman, Menyelami Bisnis Gedung Dan Sarang Burung Walet hlm. 6

65Op. Cit,

(32)

% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi terutang atau kurang dibayar atau ditagih dengan menggunakan STRD.

(33)

BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini akan memaparkan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibuat secara observasi, dan wawancara yang memperkuat penulis dalam proses penyimpulan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis akan menyimpulkan uraian-uraian tersebut sebagai berikut:

1. Hal-hal yang menjadi fokus utama dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet yaitu: pertama, keterkaitan antara Peraturan terkait dengan tata ruang Kota/Kabupaten dan pembangunanyang berkelanjutan. Kedua mengatur kewajiban orang/badan dalam melakukan pengelolaan, pengusahaan dan pemanfatan sarang burung walet. Serta ketiga, tata cara pemungutan izin sarang burung walet.

(34)

Pengelolaan Keuangan dan Aset juga dengan jelas dan terperinci didalam Peraturan Daerah yang mengatur.

3. Seluruh pengusaha burung walet yang tidak membayarkan kewajibannya yaitu berupa retribusi dari sebagaimana telah ditetapkan sebagaimana dalam perundang-undangan, dengan begitu maka pengusaha sarang burung walet dapat dikatan melakukan suatu perbuatan melawan hukum. Sanksi baik secara administrasi maupun pidana diatur didalam Paturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Walet kurang terperinci dibandingkan dengan pertauran Kota Palangkaraya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan beberapa saran kepada pihak terkait yaitu :

1. Harus ada sedikit perubahan substansional dalam isi Pekhususnya aturan Daerah Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Retribusi Izin Sarang Burung Waket pada bagian persyaratan untuk mendapatkan izin usaha yang seharunya lebih mempertimbangkan dampak lingkungan berdasarkan asas pembangunan berkelanjutan.

(35)

Sarang Burung Walet yang mengatur hal-hal mengenai prosedur dalam izin mendirikan bangunan untuk sarang burung walet.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan teknis penyelenggaraan usaha peternakan puyuh di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai dan desa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebelum dan sesudah menerima fasilitas kredit perbankan diukur

Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi (Refleksi Pengalaman dari Lampung Utara).. SMT Grafika Desa

berjudul “ Gambaran Penyebab kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang ”. Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian

Perbaikan sifat fisika tanah, seperti tanah yang bertekstur pasir atau tanah yang mempunyai fraksi pasir lebih tinggi (>70%) dapat dilakukan dengan pembenah kompos

Kandungan Logam Berat Pada Air, Sedimen dan Ikan Nila (Oreochromisniloticus Linn.) Di Karamba.. Danau

Saat ini melalui salah satu program kegiatannya, DED Rehabilitasi Sedang Berat Gedung Kantor , Pemrintah Kota Manado telah mengarahkan suatu kebijakan

Proses aging merupakan proses pemeraman wine pada suhu rendah yang dapat mempengaruhi rasa dan aroma wine.. Selama proses aging terjadi esterifikasi asam