• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III  - IDENTITASS NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III  - IDENTITASS NASIONAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

20 BAB III

IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

A.

PENGERTIAN

1.

Identitas nasional = identitas kebangsaan. 2.

Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity,” yang berarti ciri, tanda, atau jatidiri, yang melekat pada seseorang, kelompok, atau sesuatu, yang membeda-kannya dengan yang lain.

3. Nasional merujuk pada konsep kebangsaan.

4. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda, atau jatidiri bangsa yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Identitas nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity). Identitas nasional Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain salah satu di antaranya adalah adanya ideologi Pancasila sebagai dasar flsafat, pandangan hidup, kepribadian, dan dasar negara.

Pengertian identitas nasional yang dikemukakan oleh Koento Wibisono (2005) adalah ”manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kebidupannya.”

Adapun indikator yang dijadikan sebagai salah satu parameter budaya untuk menca-ri identitas nasional antara lain :

1.

Pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat sehari-hari. Hal ini menyangkut adat-istiadat, tata kelakuan dan kebiasaan.

2.

Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis meng-gambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Hal ini biasanya dinyatakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, seperti Garuda Pancasilan, bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.

3.

(3)
(4)

21

pakaian adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi lain seperti pesawat terbang, kapal laut, alat komunikasi, dll.

4.

Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa yang sifatnya dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu (pertanian, olah raga, dll.).

B. FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS

Menurut Ramlan Surbakti (1999), proses pembentukan bangsa-negara memer-lukan identitas-identitas untuk menyatukan. Faktor-faktor yang menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi primordial, sakral, tokoh, sejarah, bhinneka tunggal ika

, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.

1. Primordial :

Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku-bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat-istiadat. Dengan faktor ini masyarakat dapat membentuk bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi mem-bentuk negara Israel.

2. Sakral :

Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut/diakui oleh masyarakat bersangkutan. Contoh : Agama Katholik mampu membentuk beberapa negara di Amerika Latin, Uni Soviet diikat oleh kesamaan ideologi komunisme, dll.

3. Tokoh :

Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat (kharis-matik

), dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara. Contoh : Mahat-ma Ghandi di India, Yoseph Broz Tito di Yugoslavia, Nelson Mandela di Afrika Selatan, dan Dr. Ir. Sukarno (Bung Karno) di Indonesia.

4. Sejarah :

(5)
(6)

22

5. Bhinneka Tunggal Ika :

Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras, dan agama, dapat membentuk organisasi besar berupa negara. Contoh : Republik Indonesia.

6. Perkembangan Ekonomi :

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Contoh : Negara-negara di Amerika utara dan Eropa barat.

7. Kelembagaan :

Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yang mem-pertemukan dan melayani warga tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, ras, dll. dapat mempersatukan orang-orang sebagai suatu bangsa.

Berdasarkan parameter sosiologi, faktor-faktor pembentuk identitas nasional me-nurut Srijanti (2009:35) adalah :

1.

Suku bangsa, yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa (lk. 300) dan setiap suku bangsa mempunyai adat-istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda-beda, akan tetapi trintegrasi dalam suatu negara Indonesia.

2.

Kebudayaan, yang menurut ilmu sosiologi termasuk di dalamnya adalah ilmu pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian, mata pencarian, peralatan/perkakas, kesenian, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dll. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional harus yang merupakan milik bersama (bukan individu/ pribadi).

3.

(7)
(8)

23 4.

Kondisi geografss yang menunjukkan lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat, dan waktu, sehingga menjadi jelas batas-batas wilayahnya di muka bumi.

C. IDENTITAS KESUKUBANGSAAN

Identitas kesukubangsaan (Cultural Unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau sosiologis-antroplogis, yang disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat-istiadat, keturunan (darah), dan daerah asal (homeland). Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), alamiah (bawaan), primer, dan etnik. Setiap anggota memiliki kesetiaan/loyalitas pada identitasnya (pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal, dan bahasa). Identitas ini disebut juga identitas primordial yang pada umumnya sangat kuat karena memiliki ikatan emosional dan solidaritas erat.

D.

IDENTITAS KEBANGSAAN DAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa-negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu menciptakan identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu, atau juga dari identitas beberapa bangsa yang ada kemudian disepakati untuk dijadikan identitas bersama sebagai identitas bangsa-negara.

(9)
(10)

24

Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang, dimulai dengan kesadaran adanya perasaan senasib sepenanggungan ”bangsa Indonesia” akibat kekejaman penjajah Belanda, kemudian memunculkan komitmen bangsa (tekad, dan kemudian menjadi kesepakatan bersama) untuk berjuang dengan upaya yang lebih teratur melalui organisasi-organisasi perjuangan (pergerakan) kemerdekaan meng-usir penjajah sampai akhirnya Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan membentuk negara. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia sebagai wujud konkrit dari hasil perjuangan bangsa dimaksud adalah :

1.

Dasar falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila. 2.

Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. 3.

Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. 4.

Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila. 5.

Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. 6.

Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih. 7.

Hukum dasar negara (konstitusi), yaitu UUD 1945. 8.

Bentuk negara, yaitu NKRI dan bentuk pemerintahannya Republik. 9.

Konsepsi wawasan nusantara, yaitu sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai stra-tegis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.

10.

Referensi

Dokumen terkait

Batas atas dan bawah lapisan datar, tanpa adanya penggerusan (scouring). b)Pada lapisan batuan berbutir kasar memiliki pemilahan buruk dan mengandung mineral- mineral

SMP NEGERI 1 SALAMAN TAHUN

Kelompok anemia yang tidak diberikan perlakuan mengalami peningkatan walau tidak diberikan susu kacang kuda berdasarkan wawancara dengan responden kelompok

Penelitian tentang Pengaruh Motivasi Belajar dan Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua terhadao Hasil Belajar IPS Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lumar Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian dari 84 responden yang dibagi menjadi 42 responden kasus dan 42 responden kontrol menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pola

Visi Koperasi Serba Usaha Wira Karya Lestari SMK HKBP adalah.. menjadi salah satu koperasi terbaik dan berkualitas dan

Penyedia akan mengganti kerugian, menjauhkan dari berbahaya dan membela, dengan biaya sendiri, FIS, Afiliasinya dan kontraktor, serta Kliennya, beserta setiap

Untuk asrama mahasiswa untuk sirkulasi horisontal lebih mengacu pada sistem linier dengan prinsip single loaded, diman akan terjadi bukaan di area koridor sehingga pencahayaan