Pengaruh
Liquidity, Size, Growth, Capital Adequacy Ratio
, Dan Inflasi
Terhadap Kinerja Keuangan : Studi Pada Bank Swasta Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014
Khoirul Ibad Purwohandoko
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
warogpurwo2008@yahoo.com, k24ibad@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh liquidity, size, growth, capital adequacy ratio, dan inflasi terhadap kinerja keuangan (ROE) pada bank swasta yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Liquidity diukur menggunakan loan to deposite ratio, size diukur menggunakan log natural total aset, growth diukur menggunakan perubahan total aset dari tahun sebelumnya, capital adaequacy ratio diukur dengan menggunakan total modal dibagi dengan aktiva tertimbang menurut resiko, dan inflasi diukur menggunakan indeks harga konsumen. Populasi penelitian ini adalah semua bankyang listing di BEI. Sampel dalam penelitian ini yaitu bank swasta yang listing di BEI tahun 2011-2014 dan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalahliquidity dan capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Size dan growth
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan. Sedangkan inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan.
Kata kunci : liquidity, size, growth, capital adequacy ratio, inflasi, ROE.
PENDAHULUAN
Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:293). ROE tidak hanya untuk mengukur profitabilitas perusahaan, namun juga efisiensi perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki. ROE yang meningkat dapat diartikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan profit yang besar tanpa harus membesarkan modal. Perusahaan dapat dinilai efisien jika memiliki ROE yang meningkat karena tidak harus memiliki modal yang besar untuk menaikkan suatu profit. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, kinerja bank di Indonesia dapat diukur dengan
menggunakan rasio Return On Equity
(ROE). Dengan menggunakan Return On Equity maka kita dapat mengukur sebesar apa kinerja suatu bank yang mana kinerja bank tersebut juga mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
bank.Faktor tersebut antara lain adalah
liquidity, size, growth, dan capital adequacy ratio, dan inflasi.Dari faktor-faktor tersebut ditemukan hasil yang berbeda.
Liquidity adalah kemampuan bank untuk memenuhi berbagai macam kewajiban jangka pendek (hutang) dengan waktu jatuh tempo yang pendek (Oliver,1975). Dengan bahasa yang lebih mudah dapat diartikan bahwa likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk mengkonversi aset ke uang tunai. Aset yang likuid adalah aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat. Aset yang likuid diperlukan untuk
memenuhi kewajiban keuangan
perbankan. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat berbagai hasil penelitian likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank (Return On Equity), yang mana dilakukan oleh Al-Tamimi (2010), Defri (2012), dan Dewie et al (2015). Sedangkan dalam penelitian lain Alshatti (2014), dan Ayorinde (2014) mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Sedangkan dalam penelitian ketiga Haider et al (2015), Bhatti (2010) dan Said & Tumin (2008) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Ferry dan Jones (1979), mengatakan bahwa ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Disini dapat diartikan bahwa ukuran suatu bank dapat dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh bank yang didapat dari total laba operasionalnya. Sedangkan menurut Riyanto (2008:303), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian
dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.Untuk ukuran bank jika ditinjau dari penelitian terdahulu dari Anafoet al (2015) dan Bilal et al (2013) terdapat hasil dimana ukuran bank berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Lalu dalam penelitian lain memaparkan bahwa ukuran bank berhubungan signifikan negatif terhadap kinerja bank (Bouheni, 2013). Sedangkan pada penelitian yang lainnya yang dilakukan oleh Haideret al (2015), dan Said & Tumin (2008), menyatakan bahwa ukuran bank tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Pertumbuhan perusahaan yang tinggi membutuhkan pendanaan yang besar dari pihak eksternal dan biaya untuk hutang lebih rendah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham (Brigham dan Gapensky, 1996:196). Berdasarkan pernyataan tersebut maka ukuran perusahaan mempengaruhi kebjikan hutang lewat fleksibilitasnya. Menurut Boaheneet al. (2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan bank berpengaruh positif terhadap return on equity. Namun lain halnya dengan Bouheni (2013) yang menyatakan bahwa growth berpengaruh signifikan negatif terhadap return on equity. Sedangkan Bhatti (2010), dan Anafoet al (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity.
Capital adequacy ratio
Kusuno, 2003). Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar
8% dari ATMR (Kuncoro dan
Suhardjono, 2002:21). Dalam penelitian terdahulu, capital adequacy ratio (CAR) juga terdapat tiga hasil yang berbeda. Bilal et al (2013) dan Ongore & Kusa (2013) menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Selanjutnya Tomuleasa et al (2014) menyatakan bahwa CAR berpengaruh signifikan negativeterhadap kinerja bank. Namun lain halnya dengan Haider et al (2015) danBhatti (2010)
menyatakan bahwa CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Secara luas Inflasi dapat dikatakan sebagai kenaikan harga yang terus menerus sehingga mengakibatkan daya beli dari masyarakat pun menjadi menurun, hal ini disebabkan karena jumlah uang yang ada di tangan masyarakat tidak sebanding dengan tingkat kenaikan harga yang terjadi. Gerald et al (2002) menyatakan bahwa inflasi adalah keadaan yang menggambarkan perubahan tingkat harga dalam sebuah perekonomian. Namun tidak bisa dikatakan bahwa setiap ada kenaikan harga adalah inflasi.Bila kenaikan hanya terjadi hanya pada satu atau dua barang saja tidak dapat disebut dengan inflasi.Namun bila kenaikan barang tersebut meluas (atau mengakibatkan kenaikan terhadap barang-barang lainnya) dapat dikatakan sebagai inflasi.Dan variable inflasi yang mana dalam penelitian terdahulu juga terdapat hasil yang berbeda.Tomuleasaet al (2014) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.Sedangkan dalam penelitian oleh Bouheni (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Sedangkan lain halnya dengan Rahmanet al (2015), yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Rata-rata nilai ROE bank pemerintah pada tahun 2011 terletak pada nilai 14.15%, sedangkan pada bank swasta rata-rata ROE terletak pada angka 8.04%. Selanjutnya pada tahun 2012 bank pemerintah mengalami kenaikan sehinggga menempati nilai 16.04%, begitu pula bank swasta yang mengalami kenaikan menjadi 8.85%. Pada tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2013 bank pemerintah sedikit mengalami kenaikan sebesar 0.47% menjadi 16.51%. Namun pada bank swasta, nilai kinerja mengalami penurunan yang cukup besar sebesar 2.93% sehingga menjadi 5.92%. Dan pada tahun terakhir, kedua kelompok bank tersebut sama-sama mengalami penurunan pada masing-masing kelompoknya menjadi 14.68% untuk bank pemerintah dan bank swasta menjadi 3.74%. Berdasarkan data tersebut,maka penelitian ini memilih jenis bank swasta sebagai objek penelitian karena pada tahun 2012 sampai dengan 2014, jenis bank tersebut terus mengalami penurunan kinerja dibanding dengan bank pemerintah. Padahal penurunan kinerja kauangan bank mempengaruhi fungsi bank sebagai lembaga intermediasi penyalur dana di masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh liquidity, size, growth, capital adequacy ratio, dan inflasi terhadap kinerja keuangan bank swasta yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Penelitian Terdahulu
Said & Rumin (2008) telah melakukan penelitian tentang kinerja
bank yang diberi judul “Performance
and Financial Ratios of Commercial Banks in Malaysia and China”. Dalam
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa variable liquidity, credit risk, capital, operating expanse, dan size
menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen yaitu adalah kinerja bank.
kinerja bank syariah dan konvensional di Uni Emirat Arab dengan judul
“Factor Infuencing Performance Of The UEA Islamic and Convencional National Bank” menyatakan bahwa financial development, cost¸ serta
branch tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank. Sedangkan variabel bank concentration dan
liquidity berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.
Bhatti (2010) melakukan penelitian pada bank umum di Pakistan dengan variabel dependen concentration ratio, market share, lending to asset ratio, lending to deposit ratio, CAR, LDR, LAR, dan growth. Diantara variabel dependen tersebut, yang memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank adalah
concentration ratio, lending to asset ratio, CAR, LAR, dan growth.Sedangkan untuk variabel market share, lending to deposit ratio, dan LDR memiliki pengaruh signifikan negatif.
Berikutnya, penelitian dilakukan oleh Boahene et al (2012) meneliti tentang kinerja pada sejumlah bank di Ghana. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa variabel net changeof total loan, NPL, credit risk, size, growth¸dan total debt to total asset
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank di negara Ghana.
Dalam penelitian berikutnya dilakukan oleh Bilal et al (2013). Dalam penelitiannya terhadap kinerja bank di Pakistan, digunakan variable dependen antara lain adalah size, capital ratio, non performing loan, debt to total asset, dan
net interest margin. Diantara lima variable dependen tersebut, dinyatakan bahwa variable size, capital ratio, dan
net interest margin berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan dua variable lain yaitu non performing loan, dan debt to total asset
menyatakan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Bouheni (2013) melakukan
penelitian yang berjudul “The Effect of
Supervision on Banking European Evidence Performance”, menyatakan
bahwa size berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank.Penelitian tersebut dilakukan pada bank yang ada di negara-negara di benua eropa.
Ayorinde & Aworemi (2014) yang melakukan penelitian dengan judul
“The Strategic Decisions that Influenced Post Consolidation Performance of Banks in Nigeria” menyatakan bahwa capital structure berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan
asset profile, operating efficiency, dan
liquidity berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank. Lalu untuk variabel credit risk menyatakan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank. Penelitian tersebut dilakukan pada bank di Nigeria.
Tomuleasa et al (2014) meneliti tentang kinerja bank yang ada di eropa
dengan judul “Measuring The Financial
Performance Of The European Systemically Important Bank”. Dari penelitian terssebut dijelaskan bahwa inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank.Sedangkan capital adequacy ratio menyatakan berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank yang ada di benua eropa.
Selanjutnya Alshatti (2014)
dalam penelitiannya yang berjudul “The
Effect of the Liquidity Management on Profitability in the Jordanian Commercial Banks” dengan variable
dependen investment ratio, net credit facilities, capital ratio, liquidity, dan
quick acid ratio. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa investment ratio, dan quick acid ratio menyatakan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank. Sedangkan tiga variable lainnya antara lain adalah net credit facilities, capital ratio, dan liquidity
mendapatlan hasil berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja bank.
Haider et al (2015) melakukan penelitian pada sektor perbankan di Pakistan. Penelitian yang berjudul
“Impact Of Merger On Performance On Banking Sector In Pakistan”
leverage, Capital Adequacy Ratio, dan
size. Penelitian tersebut dilakukan di Pakistan.Dalam penelitian yang menggunakan metode analisis regresi berganda tersebut menyatakan hasil bahwa seluruh variable tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Anafo et al (2015) yang diberi judul
“The Impact of Capital Structure on Profitability of Banks Listedon the Ghana Stock Exchange”. Penelitian tersebut menggunakan variabel dependen STDA, LDTA, size, dan
growth. Hasil dari penelitian tersebut adalah semua variabel berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja bank, kecuali variabel growth. Dalam penelitian ini, variabel growth tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Dan yang terakhir adalah penelitian dari Rahman et al (2015)
melakukan terhadap kinerja bank di negara Bangladesh. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa variable capital adequacy ratio, non performing loan, credit risk, strukur kepemilikan¸ size, liquidity, GDP, dan inflasi mwnyatakan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank.
Hipotesis
Berdasarkan pemaparan latar belakang, maka didapat hipotesis sebagai berikut : H1 : Liquidity berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan H2 : Size berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan
H3 : Growth berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan H4 : Capital Adequacy Ratio
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan
H5 : Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan
Tabel 1 Variabel Penelitian
Variabel Proksi
Kinerja Keuangan (Y) ROE (Return on Equity) = laba bersih setelah pajak/total ekuitas
Liquidity (X1) LDR (Loan to Deposit Ratio) = Ln total asset
Pertumbuhan perusahaan (X2)
GROWTH = (total aset tahun t – total aset tahun t-1)/ total aset tahun t-1
Profitabilitas (X3) ROE = Laba setelah pajak/ total ekuitas
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sektor pertanian yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 dan memiliki laporan keuangan lengkap. Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi liner berganda sebagai berikut:
Dimana :
Y = Struktur Modal a = Konstanta
β1 – β3 = Koefisien regresi variabel
independen
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Pertumbuhan Perusahaan
X3 = Profitabilitas
e = Residual
Pengujian Hipotesis
Pengaruh Ukuran perusahaanTerhadap Struktur Modal
ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008)
Ukuran perusahaan
menggambarkan besar atau kecilnya perusahaan tersebut. Banyak hal yang dapat dilihat untuk menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Antara lain adalah dengan melihat total penjualan, dan total asset. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ferry dan Jones
(1979), ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva.
Menurut Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Yusuf et al (2013), dan Prabansari & Kusuma (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Karena semakin tinggi ukuran aset perusahaan maka akan semakin tinggi peluang perusahaan menggunakan tingkat hutangnya.
Pengaruh Pertumbuhan
PerusahaanTerhadap Struktur Modal Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset, diharapkan hasil operasi yang dihasilkan oleh perusahaan juga semakin besar
pula.Menurut Halim (2005)
pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari total aktiva. Total aktiva akan berubah pada setiap periode
tergantung dengan kondisi
perekonomian baik internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini sependapat dengan Gul et al (2013), Shieh et al
(2014), Kariuki & Kamau (2014) serta Prabansari & Kusuma (2005) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur
modal. Penyebab dari hal ini adalah karena semakin tinggi pertumbuhan perusahaan, maka akan semakin tinggi peluang perusahaan untuk menggunakan tingkat hutangnya.
Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba baik dari penjualan maupun investasi perusahaan dengan memanfaatkan sumber dananya baik dari internal atau eksternal. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.
Dalam keterkaitannya
profitabilitas memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal. Semakin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan maka semakin cepat tingkat pengembalian investasinya.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Shieh et al (2014), Tarus et al (2014), Esperanca et al (2003), dan Suresha & Mehta (2013)menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Hal ini sejalan dengan pendapat Brigham and Houston (2001), yang mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan utang relatif kecil. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka tingkat hutang perusahaan juga akan semakin kecil pula.
Ruang Lingkup Penelitian
lengkap.Dan meneliti pada sektor pertanian karena perusahaan-perusahaan pada sektor pertanian masih berkembang
serta terdapat fenomena
peningkatanLTDER yang berbanding lurus dengan peningkatan ROE. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi struktur modal pada perusahaan-perusahaan di sektor pertanian periode 2011-2014.
Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling. Metode purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang memiliki laporan keuangan lengkap pada sektor pertanian yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Tabel 2 Kriteria Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan sektor pertanian yang tercatat di Bursa Efek Indonesia secara terus menerus selama periode 2011-2014 20
2 Perusahaan sektor pertanian yang tidak memiliki laporan
lengkap selama periode 2011-2014 6
Total Sampel 14
Sumber Data
Data sekunder yang digunakan bersumber dari data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan selama 4 tahun yaitu mulai dari periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
HASIL
Uji HipotesisDalam hal ini dipaparkan hasil pengujian hipotesis umtuk mengetahui
hasil H1, H2, dan H3.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi
Variabel Coefficients t-statistic Probability VIF
SIZE -3,926 -0,552 0,583 1,008
GROWTH 0,493 1,636 0,108 1,026
PROF -0, 481 -3,306 0,002* 1,024
f-statistic 4,188 0,010*
Ad R2 Square 0,148
Keterangan : *Signifikan dibawah 5% level signifikansi Sumber: data yang diiolah penulis (2016)
Dari ketiga variabel bebas diatas ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth), dan profitabilias, terdapat satu variabel yang memenuhi syarat signifikansi 5% yaitu variabel profitabilitas. Berdasar tabel 3, dapat
terdapat pengaruh antara variabel ukuran
perusahaan dan pertumbuhan
perusahaan (growth) terhadap struktur modal (long term debt equity ratio). Sedangkan tingkat signifikansi dari variabel profitabilitas (ROE) sebesar 0,002. Karena nilai signifikansi variabel profitabilitas tersebut kurang dari 0,05 dan nilai koefisien sebesar-0,481 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh negatif antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (long term debt equity ratio). Hasil tabel 3 menunjukkan bahwa nilai adjusted Rsquare adalah sebesar 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan 14,8% variasi variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu 85,2% dijelaskan oleh variabel lain seperti likuiditas, tangibilty non-hutang pajak, pengaruh tingkat produksi, variabilitas produk, dan struktur kepemilikan diluar model regresi.
Hasil Uji H1
Ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap struktur modal
(long term debt equity ratio). Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi variabel sizeyang melebihi 0,05 yaitusebesar 0,583. Hasil ini sesui dengan penelitian Zhang (2010), Pontoh & Ilat (2013), dan Suresha & Mehta (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Menurut Pontoh &Ilat (2013) perusahaan besar akan mengutamakan pendanaan internal. Hal ini bertujuan untuk membuat aliran kas yang lebih stabil. Disamping itu, untuk menghadapi resiko bisnis, perusahaan besar akan lebih menjaga struktur modalnya dan tidak menggunakan hutang. Sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil uji H2
Nilai signifikansi variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 0,108 dan lebih besar dari 0,05. Terbukti bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil ini sesuai dengan penelitian Zhang (2010), Pontoh & Ilat (2013), dan Gathogo dan Ragui (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian Gathogo dan Ragui (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan investasi di negara-negara berkembang tidaklah besar seperti di negara-negara maju dimana tujuan perusahaan Negara maju adalah ke pasar global. Dengan demikian, perusahaan tidak memerlukanbanyak dana untuk memenuhipertumbuhan investasi. Selain itu, karena perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung memilih menggunakanhutang daripada investasi. Sehingga disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil uji H3
Berdasar hasil pengujian, nilai signifikansi profitabilitas kurang dari 0,05 dan nilai koefisien sebesar -0,002 maka terbukti bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (long term debt equity ratio). Hal ini sesuai dengan penelitian Gathogo dan Ragui (2014), Gul et al (2013), Shieh et al (2014), Tarus et al (2014), Esperanca et al (2003), dan Suresha & Mehta (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Brigham and Houston
(2001) mengatakan bahwa
perusahaandengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakanutang relatif kecil. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka tingkat hutang perusahaan juga akan semakin kecil pula.
KESIMPULAN
ratio) perusahaan sektor pertanian yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode penelitian 2011-2014. Secara parsial hasil dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut: ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada struktur modal (long term debt equity ratio), pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada struktur modal (long term debt equity ratio), profitabilitas berpengaruh negatif pada struktur modalperusahaan sektor pertanianyang
listing di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
Disarankan pada penelitian berikutnya untuk menambahkan variabel independen lainnya seperti likuiditas,
tangibilty, non-hutang pajak, pengaruh tingkat produksi, variabilitas produk, dan struktur kepemilikan yang mempengaruhi struktur modal atau melakukan variasi terhadap proxy dari setiap variabel. Diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan sampel yang lebih besar atau menggunakan sampel dari sektor lainnya agar adanya variasi yang mempengaruhi struktur modal pada sektor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ali, & Hilmi. /(2008). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Brigham, E. F. (1983). Fundamentals of Financial Management, ThirdEdition. Holt-Saunders Japan: The Dryden Press. Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001).
Manajemen Keuangan, Edisi Delapan. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E., & Gapenski. (1996).
Intermediate Finance Management. Harbor Drive: The Dryden Press.
Halim, A. (2005). Analisis Investasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Ozkan, A. (2001). Determinants Of
Capital Structure And
Adjusment To Long Run Target: Evidence From UK Company Panel Data. Journal Business Finance & Accounting.
Pontoh, W., & Ilat, V. (2013). Determinant Capital Structure and Profitability Impact (Study
of Listed Company in
Indonesian Stock Exchange).
Research Journal of Finance and Accounting.
Prabansari, Y., & Kusuma, H. (2005).
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Sinergi. Edisi Khusus On Finance.
Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sugiyarso, G., & Winarni, F. (2005).
Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal Serta Pengukuran Kinerja Perusahaan). Yogyakarta: Media Pressindo.
Sujoko, & Soebiantoro. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen dan
Kewirausahaan.
Weston, J., & Brigham. (1994). Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Jurnal
Akinyomi, O. J., & Olagunju, A. (2013). Determinants of Capital
Structure in Nigeria.
International Journal of Innovation and Applied Studies, Vol. 3, No. 4, 999-1005.
Corporate Debt Policy of Small
Firms: an empirical
re(examination). Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 10, No. 1. Ferry, M., & Jones, W. (1979).
Determinants of Financial
Structure: A new
Methodological Approach.
Journal Of Finance, 01 XXXXIV (3).
Gathogo, G., & Ragui, D. M. (2014). Capital Structure of Kenyan Firms: What Determines It?
Research Journal of Finance and Accounting, Vol.5, No.5. Gaver, J. J., & Gaver, K. M. (1993).
Additional Evidence On The Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Pompensation Policies.
Elsevier Science, 16(1993), 125-160.
Gul, S., Khan, M. B., Razzaq, N., & Saif, N. (2012). How Firm Characteristics Affect Capital Structure in Banking and Insurance Sectors (The Case of Pakistan). European Journal of Business and Management, Vol 4, No.12.
Kariuki, S. N., & Kamau, C. G. (2014). Determinants of Corporate Capital Structure Among Private Manufacturing Firms in Kenya: A Survey of Food and Beverage
Manufacturing Firms.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and
Management Science, Vol. 4, No. 3, 49-62.
Shieh, W.-S., Ou, J.-N., & Wang, J.-C. (2014). The Impact of Anti-Thin Capitalization Rules on Capital
Structure in Taiwan.
International Journal of Economics and Finance, Vol. 6, No. 11.
Suresha, & Mehta, S. N. (2015). Determinants of Capital Structure –Evidence from Listed Information Technology Firms in India. European Journal of Business and Management, Vol.7, No.24.
Tarus, T. K., Nehemiah, C., & Geoffrey, B. (2014). Do Profitability, Firm Size and Liquidity Affect Capital Structure? Evidence from Kenyan Listed Firms.
European Journal of Business and Management, Vol.6, No.28. Yusuf, M. M., Yunus, M., & Supaat, N.
Z. (2013). Determinants of Capital Structure in Malaysia Electrical and Electronic Sector.
International Journal of Social, Management, Economics and Business, Vol. 7, No. 6, 675-680.
Zhang, Y. (2010). The Product Category Effects on Capital Structure: Evidence from the SMEs of British Manufacturing Industry.
International Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 8.