• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LE (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

LEARNI NG CYCLE 5E

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA TOPIK CAHAYA DI MTS NU

TRATE GRESIK

Nur ul Azizah dan Tit in sunar t i Jur usan Fisika, Univer sit as Neger i Sur abaya

Abstr act.

Based on the results of observations by researchers at the MTs NU Trate Gresik be

known that the school has not implemented innovative learning that can be helped students to

understand and get the concept of KKM study result of the accord. Because of that researcher

tried to apply some kind of model of learning is Learning Cycle 5E. The aim of this research is

to find out the influence of a model of learning is Learning Cycle 5E against study result of the

students, on the topic of light knowing the activity of students and students know their response.

The design of this research is true experimental design. The population of research is all the

students class VIII MTs NU Trate Gresik. A sample of research consisting of the three classes

his experiments (VIII-B, VIII-C and VIII-D) and one class of control (VIII-A). The result

showed that kind of classroom (Learning Cycle 5E ) influential favorably to study result of the

physics on the topic of light in the class VIII MTS NU Trate and company ' s activities, and

students have a positive response against the implementation of a model of learning is Learning

Cycle 5E on the topic of light.

Keywor ds:a model of Lear ning Cycle 5E, st udy r esult of t he st udents, light

Abstr ak. Ber dasar kan hasil obser vasi yang dilakukan penelit i di MTs NU Tr at e Gr esik diket ahui bahwa sekolah t er sebut belum mener apkan pembelajar an inovat if yang dapat membant u siswa untuk memahami konsep dan mendapat kan hasil belajar sesuai KKM. Oleh sebab it u, penelit i mencoba mener apkan suat u model pembelajar an Lear ning Cycle 5E. Tujuan penelit ian ini adalah untuk menget ahui pengar uh model pembelajar an Lear ning Cycle 5E t er hadap hasil belajar siswa pada t opik cahaya, menget ahui akt ivit as siswa dan menget ahui r espon siswa. Rancangan penelit ian ini adalah t r ue exper iment al design. Populasi penelit ian adalah selur uh siswa kelas VIII MTs NU Tr at e Gr esik. Sampel penelit ian t er dir i dar i t iga kelas eksper imen (VIII-B, VIII-C dan VIII-D) dan satu kelas kont r ol (VIII-A). Hasil penelit ian menunjukkan bahwa model pembelajar an (Lear ning Cycle 5E) ber pengar uh posit if t er hadap hasil belajar fisika pada t opik cahaya di kelas VIII MTs NU Tr at e Gr esik dan siswa mempunyai akt ivit as ser t a r espon yang posit if t er hadap pener apan model pembelajar an Lear ning Cycle 5E pada t opik cahaya.

Kata-kata kunci:Model pembelajar an Lear ning Cycle 5E, Hasil belajar siswa, Cahaya

I. PENDAHULUAN

Per atur an Pemer intah No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 26 mengemukakan bahw a tujuan pendidikan menengah

adalah meningkatkan kecer dasan,

pengetahuan, kepr ibadian, akhlak mulia, ser ta keter ampilan untuk hidup mandir i dan mengikuti pendididkan lebih lanjut (1). Hal ini yang melatar belakangi

disusunnya Kur ikulum Tingkat Satuam Pendidikan (KTSP) bagi sekolah yang ber tujuan untuk dapat mew ujudkan tujuan pendidikan yang telah dir umuskan sesuai dengan Undang–undang No. 20 Tahun 2003.

Salah satu upaya yang dilakukan pemer intah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan adalah dengan

menyempur nakan kur ikulum yang

(2)

52

kur ikulum dapat r elevan dan lebih

kompetitif. Selain itu upaya pemer intah dalam pembelajar an menuntut gur u untuk memiliki sejumlah kemampuan.

Kemampuan ter sebut diantar anya

kemampuan mengaplikasikan ber bagai

teor i belajar dalam pembelajar an,

kemampuan memilih dan mener apkan model pembelajar an yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan sisw a ber par tisipasi aktif dalam pembelajar an.

Per lu disadar i bahw a pr ogr am mengembangkan kemampuan ber pikir analitis deduktif dengan menggunakan

ber bagai per istiw a alam dan

penyelesaian masalah baik secar a

kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika ser ta dapat

mengembangkan pengetahuan,

keter ampilan, dan sikap per caya dir i. (3). Tujuan pembelajar an fisika di Sekolah Menengah dimaksudkan agar sisw a dapat meningkatkan kesadar an

per lunya pelestar ian lingkungan,

memahami konsep-konsep fisika,

meningkatkan daya nalar untuk

memecahkan masalah sehar i-har i, dan

meningkatkan keter ampilan pr oses

dalam mener apkan konsep atau teor i untuk memahami dan menghasilkan suatu kar ya t eknologi yang ber kaitan dengan kebutuhan umat manusia, dalam hal ini dapat ber kaitan dengan kebutuhan sisw a (4).

Jika diper hatikan tujuan

pembelajar an fisika di SMP, maka mengajar bukan sekedar infor masi dar i gur u ke sisw a atau belajar bukan sekedar menghafal atau mengingat bagi sisw a untuk dapat memahami dan mener apkan ilmu pengetahuan, mer eka har us beker ja

untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu bagi dir inya sendir i

dan selalu ber gulat dengan ide-ide yang inovatif. Sehingga pembelajar an yang dihar apkan adalah pembelajar an yang melibatkan sisw a lebih aktif. Sehingga sisw a memiliki suatu ket er ampilan yang

dapat meningkatkan kemampuan

nalar nya sebagai bekal untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Ber dasar kan hasil studi pendahuluan melalui obser vasi kegiatan pembelajar an di MTs NU Tr ate Gr esik, pada umumnya

pelajar an Fisika dianggap sebagai

pelajar an yang r umit. Selain itu pr oses pembelajar an di kelas masih ber fokus

pada gur u (t eacher -cent er ed) yang

mengakibatkan pembelajar an fisika

kur ang menar ik bagi si sw a. Kegiat an sisw a selama pr oses pembelajar an hanya mendengar kan penjelasan gur u tanpa dituntut untuk menjelaskan pengetahuan yang telah mer eka per oleh. Pada kegiatan pembelajar an gur u selalu langsung pada inti pembelajar an tanpa memotivasi sisw a ter lebih dahulu sehingga r asa keingintahuan sisw a t er hadap mater i tidak muncul. Penyampaian mat er i dar i gur u hanya satu ar ah tanpa member ikan kesempat an pada si sw a untuk ter libat aktif dam membangun pengetahuannya, sehingga yang ter jadi adalah pr oses tr ansfer pengetahuan dar i gur u ke sisw a. Hal ini menyebabkan sisw a kur ang ber minat dan tidak memper hatikan penyampaian gur u sehingga hasil tes yang mer eka per oleh dibaw ah nilai KKM (Kr iter ia Ketuntasan Minimum).

Dalam pr oses pembelajar an, sisw a dituntut untuk ikut ber par tisipasi aktif. Pengetahuan sehar usnya dibentuk oleh sisw a secar a aktif, bukan hanya diter ima secar a pasif dar i gur u. Hal ini sesuai

dengan teor i konstr uktivisme yang

menyatakan bahw a seseor ang har us

membangun sendir i pengetahuannya.

Pr oses membangun pengetahuan

dilakukan melalui inter aksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan.

Par a kontr uktivis per caya bahw a

(3)

53

kepala or ang lain (sisw a), sisw a

sendir ilah yang har us mengar tikan apa

yang telah diajar kan dengan

menyesuaikan ter hadap pengalaman dan

pengetahuan mer eka (5). Dengan

memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh sisw a sebelumnya, akan

lebih memudahkan gur u dalam

menjelaskan mater i. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel yang menyatakan

bahw a apa yang dipelajar i akan pembelajar an menjadi lebih ber makna.

Ber dasar kan ur aian di atas, maka dalam pembelajar an Fisika diper lukan suatu model pembelajar an yang membuat sisw a secar a aktif membangun sendir i pengetahuannya dan model pembelajar an yang ber pusat pada sisw a (st udent -cent er ed). Salah satu model yang ber pusat pada si sw a adalah Lear ning Cycle 5E yang ter dir i dar i 5 tahap yaitu engage, explor e, explain, elabor at e, evaluat e. Pada t ahap engage, gur u ber usaha membangkitkan minat dan keingintahuan sisw a tentang topik yang akan diajar kan melalui fenomena yang ter jadi sehingga muncul

per tanyaan-per tanyaan dalam dir i

mer eka. Pada tahap explor e, sisw a

dior ganisasikan ke dalam kelompok

belajar untuk beker jasama dalam

membuktikan hipotesis, melakukan

pengamatan, mengumpulkan data, dan diskusi untuk menjaw ab per tanyaan yang

muncul. Pada tahap explain, sisw a dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman sisw a. Tahapan- tahapan Lear ning Cycle 5E di atas sesuai untuk

menyelesaikan masalah yang

mempengar uhi r endahnya hasil belajar

dengan memunculkan r asa keingintahuan sisw a dan membuat si sw a secar a aktif

membangun pengetahuannya sendir i

dengan car a ber inter aksi dengan

lingkungan.

Model pembelajar an Lear ning Cycle

adalah model pembelajar an yang

ber or ientasi pada model pembelajar an konstr uktivis (6), yaitu sisw a belajar

pengetahuan yang ber or ientasi pada keter libatan sisw a secar a aktif dan

langsung. Namun sebagai model

pembelajar an, model Lear ning Cycle 5E

memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan dar i model ini yaitu

pembelajar an menjadi ber pusat pada

sisw a (student-center ed), dapat

menghindar kan sisw a dar i car a belajar yang cender ung menghafal, dan dapat meningkatkan motivasi belajar kar ena sisw a dilibatkan secar a aktif dalam

pr oses pembelajar an. Sedangkan

kelemahannya yaitu memer lukan w aktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

menyusun dan melaksanakan

pembelajar an ser ta memer lukan

pemahaman konsep yang bai k.

Cahaya mer upakan pokok bahasan

dengan tujuan pembelajar an yang

dihar apkan dar i pokok bahasan ini, yaitu

sisw a memahami cahaya dan

(4)

54

Pener apan Model Pembelajar an Lear ning

Cycle 5E Pada Topik Cahaya Di MTs NU Tr ate Gr esik”.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mer upakan penelitian Tr ue Exper iment al Design, yaitu jeni s eksper imen yang dianggap sudah bai k kar ena sudah memenuhi per syar atan.

Per syar atan yang dimaksud adalah

adanya kelompok yang tidak dikenai

eksper imen dan ikut mendapatkan

pengamatan yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontr ol sehingga akibat yang diper oleh dar i per lakuan dapat diket ahui secar a pasti kar ena dibandingkan dengan yang tidak mendapat per lakuan (7). Penelitian ini dilakukan di MTs NU Tr ate Gr esik pada

bulan Mei 2012. Populasi dalam

penelitian ini adalah selur uh kelas VIII di MTs NU Tr ate Gr esik sedangkan sampel dengan menggunakan uji nor malitas dan

uji homogenitas untuk mengetahui

apakah semua sampling ter distr ibusi nor mal dan ter bukti homogen. Sedangkan

hasil post t est dianalisis dengan

menggunaka uji-t dua pihak dan uji-t satu pihak untuk mengetahui bahw a hasil

post t est kelas kontr ol dan kelas

eksper imen ber beda dan hasil post t est

kelas eksper imen lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontr ol.

Selanjutnya untuk mengetahui

aktivitas sisw a selama pr oses belajar mengajar ber langsung, pengamatannya dilakukan oleh tiga or ang pengamat per lima menit selama empat kali per temuan. Untuk mengetahui r espon sisw a ter hadap pener apan model pembelajar an Lear ning Cycle 5E maka akan diber ikan lembar angket yang akan diisi oleh sisw a pada kelas eksper imen.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ber dasar kan analisis dengan

menggunakan empat kr iter ia yaitu

validitas, r eabilitas, tar af kesukar an, dan daya beda soal diper oleh soal yang layak

digunakan sebagai soal pr et est dan

post t est sebanyak 25 soal dar i 50 soal yang telah diujikan.

Hasil pr et est dar i selur uh kelas populasi dianalisis dengan menggunakan uji nor malitas dan uji homogeitas. Setelah

selur uh populasi telah ter bukti

ter distr ibusi nor mal dan ter bukti

homogen, maka dapat ditentukan sampel penelitian secar a r andom sampling yaitu tiga kelas eksper imen (B, C, VIII-D) dan satu kelas kontr ol yaitu VIII-A.

Aktivitas sisw a selama pr oses belajar mengajar ber langsung, pengamatannya dilakukan oleh tiga or ang pengamat per lima menit pada kelas eksper imen. Ber ikut aktivitas sisw a yang disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pr esent asi aktivitas sisw a

No Aktivitas Sisw a

(5)

55

4 Melakukan kegiatan per cobaan (Eksplor asi) 25,35 26,64 33,63 18,03

5 Menjelaskan hasil per cobaan (Explain) dengan baik 18,40 18,97 9,06 9,64

6 Mener apkan konsep (Elabor ate) 13,09 13,47 21,66 8,50

7 Menyimpulkan mater i 14,49 12,50 12,32 10,52

8 Per ilaku tidak r elevan 6,25 6,25 5,58 7,58

Jumlah 100 100 100 100

Dar i aktivitas sisw a yang

memper oleh per sentase tinggi dapat diketahui bahw a si sw a lebih aktif dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajar an,

sisw a dapat melakukan per cobaan

(Eksplor asi), menjelaskan hasil per cobaan

(Explain) dan mener apkan konsep

(Elabor at e) . Sedangkan untuk aktivitas sisw a yang memper oleh per sentase

r endah membaca membaca handout dan

LKS, hal ini disebabkan si sw a lebih ter tar ik untuk melakukan per cobaan

sehingga pembacaan handout dan LKS

dilakukan pada saat mer eka mengalami kesulitan dan menyimpulkan mater i. Selain itu sisw a tidak menggali infor masi dar i sumber lain.

Hal ini telah sesuai dengan keter ampilan

yang dilatihkan dalam model

pembelajar an Lear ning Cycle 5E, sehingga

dapat dikatakan bahw a dalam

pelaksanaanya sisw a dapat mengikuti pr oses belajar mengajar dengan baik.

Respon sisw a dapat diketahui dar i pengisian lembar angket r espon oleh sisw a pada akhir pembelajar an. Hasil per hitungan r espon sisw a ter hadap model pembelajar an Lear ning Cycle 5E sebagai ber ikut:

Tabel 4.2 Hasil per hitungan r espon sisw a ter hadap model pembelajar an Lear ning Cycle 5E

No. Pernyataan Penilaian

Persentase Kriteria 1 Belajar fisika pada mater i cahaya

menyenangkan dan tidak membosankan. 79 % Kuat 2 Saya dapat menjelaskan mater i cahaya

dar i kegiatan demonstr asi yang saya lakukan di kelas.

78 % Kuat

3 Kegiatan pr aktikum dapat membantu dalam memahami mater i atau konsep yang diber ikan.

78 % Kuat

4 Saya dapat menyimpulkan kegiatan pembelajar an pada mater i cahaya yang telah diajar kan.

83 % Sangat kuat

5 Melalui model pembelajar an Lear ning Cycle 5E, saya dapat memahami dan menyelesaikan soal-soal cahaya dengan baik.

86 % Sangat kuat

Per nyataan yang mendapat

(6)

56

model pembelajar an Lear ning Cycle 5E,

saya dapat memahami dan

menyelesaikan soal-soal cahaya dengan

baik. sebesar 86%, sedangkan

per nyataan yang mendapat per sent ase setuju ter endah adalah Melalui model

pembelajar an Lear ning Cycle 5E saya

dapat menjelaskan mat er i cahaya dar i kegiatan demonstr asi yang saya lakukan di kelas dan kegiatan pr aktikum dapat membantu dalam memahami mater i atau

konsep yang diber ikan dengan

per sentase 78%.

Ber dasar kan analisi s data dan

pembahasan di atas, dapat ter lihat bahw a r ata-r ata sisw a member ikan r espon yang

baik pada pener apan model

pembelajar an Lear ning Cycle 5E. Rata-r ata total Rata-r espon sisw a daRata-r i kelima aspek sebesar 80% yang ber kat egor i kuat (8).

Ber dasar kan analisi s data dan

pembahasan diat as, dapat diketahui

bahw a model pembelajar an Lear ning

1. Model pembelajar an Lear ning Cycle 5E ber pengar uh positif ter hadap hasil belajar sisw a pada topik cahaya di MTs NU Tr ate Gr esik.

2. Hasil belajar sisw a yang mener apkan model pembelajar an Lear ning Cycle 5E lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar si sw a yang mener apkan model

pembelajar an yang digunakan di

sekolah.

3. Ber dasar kan hasil pengamatan

aktivitas sisw a diket ahui bahw a sisw a mempunyai aktivitas yang positif

ter hadap model pembelajar an

Lear ning Cycle 5E sehingga ter ciptanya suasana kelas yang kondusif.

4. Ber dasar kan hasil angket diketahui

1. Sebelum memulai kegiatan belajar

mengajar sebaiknya sisw a

dikondisikan dengan member ikan

infor masi tentang model pembelajar an yang digunakan. Hal ini dihar apkan agar sisw a lebih siap dalam mengikuti

fase-fase ber dasar kan model

pembelajar an yang diter apkan

sehingga akan ter cipta alur

pembelajar an yang baik.

2. Pembelajar an Lear ning Cycle 5E dapat dijadikan sebagai salah satu alter natif

model pembelajar an untuk

meningkatkan hasil belajar sisw a

DAFTAR PUSTAKA

1. Sanjaya, Wina. 2009. Kur ikulum dan

Pembelajar an: Teor i dan Pr akt ik

Pengembangan Kur ikulum Tingkat

Sat uan Pendidik (KTSP). Jakar ta:

Kencana.

2. Cecep.E. R 2002. Manajemen

Peningkat an Mut u Ber basis Sekolah . Jakar ta : Depdiknas

3. Depdiknas. 2002. Pendekatan

Kontekstual (Contextual Lear ning and Teaching (CTL)) . Jakar ta : Dir ektor at SLTP Depdiknas.

4. Kar hami, S. Kar im.A,.1998. Panduan

Pembelajar an Fisika SLTP.

Jakar ta:Depdiknas

5. Supar no, Paul. 1997. Filsafat

Konstr uktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakar ta: Kanisius.

Penelitian. Jakar ta: Rineka Cipta

8. Riduw an. 2003. Skala Pengukur an

Var iabel – Var iabel Penelitian.

Gambar

Tabel 4.1 Presentasi aktivitas siswa
Tabel 4.2 Hasil perhitungan respon siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Badan Koordinasi Penanam an M odal dan Pelayanan Terpadu (BKPM PT) Provinsi Bant en.. Alam at : Kaw asan Pusat Pem erint ahan Provinsi

pengusaha bagi pekerja perempuan yang bekerja pada malam hari di Hotel. Grand Quality

Sayuran Yang baik Untuk Penyakit Kutil Kelamin Perlu juga anda ketahui bahwa meskipun penyakit kutil kelamin ini, Umumnya tumbuh di daerah genital tapi juga

Pustaka yang kedua yang digunakan adalah Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan. Prospeknya yang dituis oleh

You’ll notice in Figure 1.4 that the content of the screen takes up most of the horizontal real estate, but the next section of the panorama application shows up on the right side

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan di lingkungan Badan SAR Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh Kepala Badan SAR

Rata-Rata Jumlah dan Biaya Pupuk Produksi untuk Usahatani Kopi Arabika di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir tahun 2015 Rata-Rata Total Biaya Produksi

Berdasarkan hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi, maka dengan ini kami mengundang Calon Rekanan yang masuk Daftar Pendek Terpilih Untuk pengadaan jasa konsultan dengan Sistem Seleksi