• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Sosiologi ekonomi makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Sosiologi ekonomi makalah "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

INRIANI M USTIKA LAM TIUR SIANIPAR 2012420031

PRANATA

M ASYARAKAT

INDONESIA

December 30

2012

Tugas Ujian Akhir Sem est er Ganjil 2012/ 2013 : Sim pulan dari buku Pengant ar Sosiologi yang dit ulis oleh Kam ant o Sunart o, dit erbit kan Fakult as Ekonom i Universit as Indonesia sert a, sum ber lainnya. Terdapat 5 Bab sim pulan m engenai Sejarah perkem bangan sosiologi, Pokok pem bahasan Sosiologi, M et ode sosiologi, Sosialisasi dan Int eraksi sosial.

(2)

an

I. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Secara umum definisi dari sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang

masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi

adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses

sosial termasuk perubahan sosial. Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan

perhatian pada segi-segi kemasyarakatan, yang bersifat umum dan berusaha untuk

mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat, definisi ini dikemukakan

Soerjono Soekanto, ahli sosiologi Indonesia. Sementara, Paul B. Horton

berpendapat, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan

kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. Dibawah ini adalah

tokoh-tokoh Sosiologi yang pemikirannya berpengaruh besar dalam ilmu Sosiologi.

1. August Comte

Beberapa ahli sosiologi berpendapat bahwa August Comte adalah Bapak

Sosiologi. Comte dalam buku Cours De Philosope positive menyebutkan bahwa

sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius (teman/kawan) dan Logos (ilmu

pengetahuan). Comte juga mengemukakan pandangannya mengenai “Hukum Tiga

Jenjang”. Menurut Comte sejarah manusia akan melewati tiga jenjang yang

mendaki yaitu, jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif. Comte

juga dikenal sebagai Perintis Positivisme. Ciri-ciri metode positif adalah bahwa

objek yang dikaji harus berupa fakta, bermanfaat, serta mengarah ke kepastian dan

kecermatan. Menurut Comte sosiologi dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu,

Statika Sosial (stabilitas) dan Dinamika sosial (perubahan).

2. Karl Marx

Marx dikenal sebagai ahli filsafat, ekonomi politik dan sejarah yang

mengembangkan teori mengenai sosialisme yang dikenal dengan nama Marxisme.

Dalam salah satu buku yang ditulisnya bersama dengan Friedrich Engles, The

Communist Manifesto, disebutkan bahwa sejarah manusia merupakan sejarah

perjuangan kelas (teori kelas). Menurut Marx perkembangan pembagian kerja

(3)

bourgeoisie (pemilik alat produksi dan modal) dan Kaum proletar (tidak memiliki

alat produksi).

3. Emile Durkheim

Beberapa karya Durkheim seperti Rules of Sociological Method (1965),

The Elementary Forms of the Religious Life (1966), The Division of Labour in

Society (1968), Suicide (1968), Moral Education (1973) memberikan sumbangan

pemikiran dalam sosiologi. Durkheim melihat bahwa setiap manusia memerlukan

solidaritas. Durkheim membedakan solidaritas menjadi dua tipe utama yaitu,

Solidaritas Mekanis (didasarkan atas persamaan dan hati nurani) dan Solidaritas

organis (didasarkan atas hukum dan akal). Menurut Durkheim bidang yang

dipelajari sosiologi adalah fakta sosial yaitu, setiap cara bertindak, yang telah

baku ataupun tidak, yang dapat melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu.

Fakta sosial antara lain, hukum, moral, kepercayaan, tata cara berpakaian, dan

kaidah ekonomi.

4. Max Webber

Di tahun 1964 Webber menyebutkan, “sosiologi ialah ilmu yang berupaya

memahami tindakan sosial”. Di dalam salah satu bukunya, The Protestant Ethic

and the Spirit of Capitalism, Webber membahas mengenai keterkaitan antara

Etika Protestan dengan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat yang berlangsung

secara bersamaan dengan perkembangan Sekte Kalvisme dalam agama Protestan.

Menurut Webber ajaran kalvisme mengharuskan umatnya untuk menjadikan

dunia tempat yang makmur. Mereka bekerja keras dan memiliki harapan

kemakmuran dapat menuntun mereka ke Surga. Webber berkesimpulan bahwa

Kalvisme membuat kapitalisme di Eropa Barat berkembang.

5. Herbert Spencer

Pada tahun 1876 Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik,

yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang

terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Selain tokoh-tokoh di atas pemikiran tokoh Prespektif masa kini

(4)

Blau, Parsons, Merton, Mills, Dahrendorf, Coser, dan Collins juga memberi

kontribusi besar dalam sejarah perkembangan sosiologi.

II. POKOK PEMBAHASAN SOSIOLOGI

Menurut beberapa tokoh sosiologi, pokok pembahasan sosiologi adalah sebagai

berikut.

1. Emile Durkheim – Fakta Sosial

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari apa yang dinamakannya

fakta sosial (Social Fact) yaitu, cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang

berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan memaksa yang

mengendalikannya.

Contohnya adalah laju bunuh diri dalam tiap masyarakat dari tahun ke

tahun disebabkan kekuatan-kekuatan yang berada di luar individu. Seperti adanya

egoistic suicide yaitu dimana sejumlah orang melakukan bunuh diri dengan

adanya faktor tertentu yang menjadi alas an bunuh diri tersebut dilakukan. Hal ini

pernah terjadi di Jepang, dimana pelaku Hikikomori melakukan bunuh diri masal

dengan cara menjatuhkan diri ke rel kereta api.

Durkheim mengklasifikasikan sosiologi menjadi bagian-bagian yang terdiri atas

sosiologi umum, sosiologi agama, sosiologi hokum dan moral, sosiologi kejahatan

dan statistic moral, sosiologi ekonomi, morfologi sosial dan pokok bahasan

lainnya, mencakup sosiologi estetika, teknologi, bahasa dan perang.

2. Max Webber – Tindakan Sosial

Tindakan adalah perilaku manusia yang mempunyai makna subyektif bagi

pelakunya. Sementara itu, tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan

mempertimbangkan perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku orang lain.

Menurut Webber hanya dengan menempatkan diri di tempat seorang

pelaku tindakanlah, seorang ahli sosiologi dapat memahami makna subjektif,

dampak serta alasan dari tindak sosial tersebut.

(5)

Mills berpandangan bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadii di

dunia maupun apa yang ada dalam diri sendiri, manusia memerlukan apa yang

dinamakan khayalan Sosiologi (sociological imagination). Khayalan sosiologi ini

memungkinkan kita untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi,

dan hubungan antara keduanya. Untuk melakukan khayalan sosiologi diperlukan

adanya personal troubles of milieu (permasalahan pribadi) dan public issues of

social structure (permasalahan dalam sistem masyarakat).

4. Peter Ludwig Berger – pemahaman terhadap interaksi sosial

Menurut Berger seorang ahli sosiologi bertujuan memahami masyarakat.

Tujuannya bersifat teoritis, yaitu memahami semata-mata. Para ahli sosiologi

harus menyingkapkan berbagai lapis tabir yang merupakan realitas yang tidak

terduga dalam proses mengungkapkan realitas sosial. Para ahli sosiologi didorong

oleh “debunking motif” untuk membuka realitas.

Umumnya para ahli sosiologi masa kini mengklasifikasikan pokok

bahasan sosiologi ke dalam dua bagian yaitu, sosiologi mikro dan sosiologi makro

(Randall Collins, 1981). Menurut Collins ada dua faktor yang membedakan

sosiologi Makro dan sosiologi mikro yaitu, faktor ruang dan waktu. Sosiologi

mikro difokuskan pada individu dan kelompok kecil dalam jangka waktu pendek

(detik, menit, jam). Sementara sosiologi makro difokuskan pada pengelompokan

yang lebih besar seperti kerumunan, organisasi, komunitas, dan masyarakat

territorial dalam jangka waktu yang lebih panjang. Gerhard Lenski (1985)

membagi pokok bahasan sosiologi menjdai tiga jenjang analisa yaitu, sosiologi

mikro (dampak sistem sosial dan kelompok primer pada individu), sosiologi meso

(institusi-institusi khas dalam masyarakat), dan sosiologi makro (ciri-ciri

masyarakat menyeluruh serta sistem masyarakat dunia).

Selain dua tokoh diatas, Inkeles (1965) melihat sosiologi mempunyai tiga

pokok bahasan yang khas yaitu, hubungan sosial, institusi, dan masyarakat.

(6)

tidak hanya membahas bagian-bagian tertentu masyarakat melainkan dapat pula

mempelajari masyarakat itu sendiri sebagai satuan analisa.

III. METODE SOSIOLOGI

Metode sosiologi adalah sebuah prosedur ilmiah yang dilakukan para ahli

sosiologi untuk dapat melakukan penelitian sosial dan menemukan fakta-fakta

baru mengenai gejala sosial serta pemecahan masalah dalam kehidupan sosial

yang dapat menambah pemahaman mengenai sosiologi. Ciri metode sosiologi

yaitu, ada permasalahan yang dikaji atau diteliti, ada hipotesa (kesimpulan yang

bersifat sementara, yang harus dibuktikan terlebih dulu kebenarannya), dan ada

usulan mengenai penyelesaian permasalahan.

Menurut Soerjono Soekanto terdapat dua jenis Penelitian yaitu, penelitian

kualitatif (mengutamakan hasil pengamatan yang sukar diukur dengan

angka-angka atau ukuran matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam

masyarakat) dan penelitian kuantitatif (mengutamakan data yang dapat diukur

dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula). Berikut adalah

metode-metode yang digunakan dalam penelitian sosial yaitu,

a. Metode Survai yang dirintis oleh Samuel A Stouffer dan Paul F. Lazarsfeld,

yang menggunakan pertanyaan tertutup (Optional Questionares) dan

pertanyaan terbuka. Metode ini mirip dengan sensus, tetapi subjek dari survai

merupakan contoh dari suatu populasi saja yang dipilih secara acak atau

dengan teknik penarikan lain.

b. Metode pengamatan yang secara langsung peneliti dapat mengamati perilaku

para subjek penelitiannya. Terdapat empat macam jenis pengamatan yaitu,

Complete participation/Participant observation, Participant as observer,

Observer as participant, dan Complete observer.

c. Metode historis (riwayat hidup) yang menganalisis peristiwa-peristiwa di

masa lalu untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

d. Metode komparatif (Analisa isi) yang membandingkan satu hasil

(7)

e. Metode studi kasus adalah pengamatan (participant observe technique),

wawancara (interview), dan survai secara langsung yang dilakukan oleh

peneliti.

f. Eksperimen adalah metode yang banyak dipakai pada penelitian ilmu

psikologi. Dalam Sosiologi eksperimen juga digunakan untuk meneliti reaksi

dari perlakuan beberapa individu yang diberi perlakuan khusus maupun

individu lain yang tidak diberi perlakuan khusus.

g. Metode deduktif yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik

simpulan yang bersifat khusus.

h. Metode induktif yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan

simpulan yang bersifat umum.

i. Metode empiris yang mengutamakan keadaan nyata di dalam masyarakat.

j. Metode rasional yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk

mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.

k. Metode fungsional yang dipergunakan untuk menilai kegunaan

lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

Beberapa hal harus diperhatikan pada sebuah penelitian yaitu,

memperhitungkan hasil penelitian dari peneliti lain. Jika hanya ingin merumuskan

hasil penelitian dari peneliti lain maka seorang ilmuwan wajib menyertakan

pengakuannya terhadap hasil karya penelitian dari ahli sosiologi tersebut dengan

menyebutkan hasil karya dan nama penelitinya untuk menghindari terjadinya

penjiplakan. Selain itu, suatu penelitian hendaknya tidak boleh menyinggung atau

mencederai subjek secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu peneliti

juga diminta untuk menjaga asas anonimitas dan kerahasiaan. Penelitian pun harus

mengikuti aturan etika penelitian mengenai pembuktian ilmiah, menyertakan hasil

penelitian secara objektif dan menghindari prasangka, pilihan, dan pendapat

subjektif.

Setelah pengumpulan data hasil penelitian, peneliti akan melakukan

analisa data dan penulisan hasil penelitian. Analisa data sendiri dibagi menjadi

(8)

Multivariat (tiga variabel). Hasil dari data univariat adalah sebuah deskripsi

mengenai hasil analisa, sementara untuk bivariat dan multivariate memungkinkan

peneliti untuk melakukan penjelasan sebab-akibat.

IV. SOSIALISASI

Arti Sosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

1

Sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal

dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. 2Sosialisasi juga

dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik

umum; dan atau, upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga men-jadi dikenal,

dipahami, dihayati oleh masyarakat; pemasyarakatan.

Definisi sosialisasi menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut.

1. Peter Ludwig Berger (Society in man – 1978)

Sosialisasi adalah proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang

anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Melalui sosialisasi, manusia

masuk ke dalam masyarakat dan diajarkan bentuk peranan – peranannya dalam

masyarakat.

2. George Herbert Mead (Mind Self and Society – 1972)

Manusia yang baru lahir belum memiliki diri. Karena, diri manusia

berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain.

Menurut Mead setiap anggota masyarakat baru harus mempelajari

peranan-peranan dalam masyarakat melalui suatu proses yang dinamakannya role taking

(pengambilan peranan). Melalui penguasaan peranan seseorang dapat berinteraksi

dengan orang lain. Tahap penguasaan peranan dibagi menjadi tiga tahap yaitu,

play stage, game stage, dan generalized others. Play stage adalah proses awal di

mana seorang anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada

disekitarnya, yang berinteraksi dengan anak tersebut (Significant others), tanpa

sepenuhnya memahami alasan dan makna dari peranan tersebut. Pada tahap game

stage, seorang anak telah mengetahui fungsi dan peranannya, serta peranan orang

(9)

yang sudah mampu berinteraksi dengan orang lain di luar anggota keluarga dan

orang yang biasa berinteraksi dengannya, serta sudah memahami peranan yang

dilakukannya dalam masyarakat

3. Charles Horton Cooley (Teori “Looking-glass self”)

Menurut Cooley konsep diri seseorang berkemban melalui interaksinya

dengan orang lain (looking-glass self). Teori Looking-glass self ini terbentuk

melalui tiga tahap. Awalnya seseorang mempunyai presepsi mengenai pandangan

orang lain terhadap dirinya. Lalu, seseorang mempunyai presepsi mengenai

penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap akhir, seseorang

mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain

terhadapnya. Sehingga terbentuklah perasaan seseorang mengenai penilaian orang

lain terhadap dirinya, yang menentukan penilaiannya mengenai dirinya sendiri.

Contohnya di Korea Selatan, remaja putri memutuskan untuk mengoperasi

bagian kelopak mata mereka (eyelid/kopula) karena menurut pandangan umum

masyarakat Korea Selatan, wanita baru bias dikatakan cantik jika memiliki lipitan

pada kelopak mata mereka.

Agen-agen sosialisasi adalah bagian penting dalam proses sosialisasi.

Agen sosialisasi tersebut, antara lain adalah keluarga, teman bermain, sekolah,

Media Massa dan agen sosialisasi lainnya baik formal maupun informal. Agen

sosialisasi hendaknya saling mendukung. Karena pola sosialisasi yang berlainan

antar agen mengakibatkan kesimpangsiuran dalam pembentukan karakter

seseorang.

Menurut Charles Horton Cooley, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu,

sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi Primer adalah sosialisasi

pertama yang dijalani individu semasa kecil. Sosialisasi sekunder adalah

kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak

perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu

langgeng.

Pola-pola Sosialisasi ada dua yaitu, Repressive Socialization(menekankan

(10)

Socialization (pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku

baik – hukuman dan imbalan bersifat simbolis).

V. INTERAKSI SOSIAL

Pada tahun 2004, Homans mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian

ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi

ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain

yang menjadi pasangannya. Menurut Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial

sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih

hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi

satu sama lain. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang terjadi

antarindividu, seperti individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan

kelompok dengan kelompok. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan

timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang

hidupnya didalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial

diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan

kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk

hubungan sosial. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk

mempengaruhi individu lain.

Untuk mempelajari interaksi sosial ada pendekatan yang dikenal dengan

nama interaksionisme simbolis (simbol-simbol interaksi). Hebert Blumer

menjabarkan pokok pikiran interaksionisme simbolis menurut Mead yang dibagi

menjadi tiga yaitu, manusia bertindak (act), terhadap sesuatu (thing) atas dasar

makna (meaning) yang dimilikinya. Makna yang dimiliki sesuatu tersebut berasal

atau muncul dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Makna

diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran yang digunakan orang

dalam menghadapi sesuatu yang dijumpai.

(11)

1. Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap,

tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.

2. Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan

seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan

tanpa berfikir rasional.

3. Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang

lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan

nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.

4. Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan

orang lain yang ditiru (idolanya)

5. Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh

orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.

6. Motivasi, merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang

diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi

motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan itu secara kritis,

rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.

Di dalam sebuah interaksi ada aturan-aturan yang mengatur interaksi.

Menurut Edward T. Hall dalam bukunya The Hidden Dimension, 1982 bahwa ada

empat macam jarak dalam interaksi sosial yaitu, jarak intim (0-45cm, adanya

kontak panca indera), jarak pribadi (45cm-122cm, orang yang memiliki hubungan

dekat), jarak sosial (122cm-366cm, situasi formal), dan jarak public (>366cm,

situasi umum). Teori jarak ini hanya berlaku di Amerika.

Sementara di Jepang berlaku sistem Orang dalam kelompok (uchi) dan

orang luar kelompok/orang asing (soto). Sistem ini berlaku sejak jaman penutupan

negara (Sakoku). Perbedaan penggunaan bahasa dan cara berinteraksi akan

terlihat dari perilaku secara langsung orang Jepang terhadap orang dalam

Referensi

Dokumen terkait

2. Melakukan pemberhentian pencarian break;.. Pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah mengecek jumlah data yang terdapat pada vPopulate , jika jumlah data lebih besar

Hasil pengamatan pada anyaman berbahan campuran daging bambu dan kulit bambu (Gambar 13) menunjukan bahwa daya tahan lapisan finishing terhadap untuk pola anyaman kajang pada

D 23 April 2015 14:00 wib Yohanes Widodo - Yohanes Widodo LUKAS Nobertus Ribut Catherine Dianti 080903594 3. PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN ENDOSER IKLAN TERHADAP MINAT BELI

RINCIAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp) RINCIAN PERHITUNGAN Volume Harga

Gaya normal suatu titik dilingkaran bidang longsor, dipengaruhi oleh berat tanah diatas titik tersebut, pada metode ini tanah yang akan longsor dipecah-pecah menjadi beberapa

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik pada Kelas X MIPA dengan menerapkan

WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari

Secara praktis peneliti berharap dapat memberikan informasi positif bagi divisi marketing komunikasi PT Indosat untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan media