LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BALI DI UPTD
INKUBATOR KADER PETERNAKAN SAREE
Oleh:
Nama : Muhammad
Nim : 14130015
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
LAMPOEH KEUDEE- ACEH BESAR
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul Peraktek Lapangan : “Manajemen Pemeliharaan Sapi Bali Di UPTD Inkubator Kader Peternakan Saree’’
Nama : Muhammad Nim : 14130015
Menyetujui: Pembimbing
Ir. H. Zahrul Faudi.M.Si NIP. 19620424. 198803. 1002
Mengetahui: Mengetahui :
Dekan Pertanian Ketua Prodi Peternakan
Universitas Abulyatama Universitas Abulyatama
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji, penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktek lapangan ini. Shalawat berseta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada umatnya betapa susahnya bila tidak berilmu.
Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada Bapak Drh. Vierman. selaku kepala UPTD inkubator Kader Peternakan Saree, kepada dosen pembimbing praktek lapangan yaitu Bapak Ir. H. Zahrul Faudi.M.Si yang telah membimbing penulis selama penulisan laporan praktek lapangan ini. Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada staf di UPTD inkubator kader peternakan saree yang tidak mungkin saya sebutan satu persatu yang telah banyak memberikan saran kepada penulis sehingga penulisan laporan praktek lapangan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari laporan praktek lapngan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan demi kesempurnaan laporan ini, penulis sangat mengharapkan masukan dari segala pihak. Semoga laporan praktek lapangan ini bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membacanya.
Banda Aceh, 25 Desember 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Subsektor peternakan memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional. Hal ini dikarenakan peternakan merupakan penyedia pangan hewani asal ternak melalui peningkatan produksi berbagai komoditas, juga penyediaan bahan baku untuk industri. Selain itu, sektor peternakan secara tidak langsung juga berperan dalam pengentasan kemiskinan, serta sebagai sumber energi alternatif dan untuk kelestarian lingkungan hidup.
Kondisi peternakan sapi potong saat ini masih mengalami kekurangan pasokan sapi bakalan local karena pertambahan populasi tidak seimbang dengan kebutuhan daging nasional, sehingga terjadi impor sapi potong bakalan dan daging (Putu et al., 1997).
Sapi potong merupakan hewan ternak dengan keanekaragaman jenis tinggi dan ditemukan hampir di semua negara, termasuk Indonesia (Lelana et al., 2003). Wilayah Indonesia didiami oleh tiga bangsa besar ternak sapi potong yaitu Ongole, Bali dan Madura besertan peranakan-peranakannya (Talib dan Siregar, 1998; Kusumaningsih, 2002).
menyuplai kebutuhan daging nasional (Tanari, 2001). Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia dan merupakan hasil domestikasi dari Banteng (Bos-bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994), dan merupakan sapi asli Pulau Bali (Payne dan Rollinson, 1974 cit Sutan, 1988).
1.2 Tujuan Peraktek Lapangan
Mengikuti secara langsung tata laksana dan manajemen pemeliharaan sapi Bali Di UPTD Incubator kader Peternakan Sare.
- Menambah wawasan mengenai manajemen pemeliharaan sapi Bali di UPTD incubator kader peternakan Saree.
- Mengetahui kendala yang dihadapi dilapangan.
1.3 Manfaat Peraktek lapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Latar Belakang UPTD Inkubator Kader Peternakan Sare
Sekolah Pengamat Kehewanan (SPK) Saree Aceh didirikan pada tahun
1968 dengan masa pendidikan selama 1 (satu) tahun ajaran. Tujuannya untuk
mendidik para pemuda pemudi, guna memenuhi kekurangan tenaga mentri hewan.
Pada tahun 1969/1970 namanya berubah menjadi Sekolah Kehewanan Menengah
Atas (SKMA) yang berlangsung selama 1 (satu) tahun ajaran. Berdasarkan surat
keputusan Gubernur Aceh no. 59 tahun 2001 tanggal 27 Desember 2001
bertepatan dengan 12 Syawal 1422 Hijriah tentang susunan organisasi dan tata
kerja unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Inkubator Kader Peternakan Dinas
Peternakan Provinsi Aceh maka Sekolah Pengamat Kehewanan (SPK) Saree Aceh
berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) inkubator kader
peternakan dinas Peternakan Provinsi Aceh.
Lokasi UPTD Inkubator Kader Peternakan terletak di Dusun Suka
Makmur, Desa Suka Damai, Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh
Besar Provinsi Aceh. Secara geografis terletak di perbukitan Gunung Selawah
dengan jarak lokasi lebih kurang 71 km dari Kota Banda Aceh. Sebelah timur
berbatasan dengan SPPN/pasar Saree, sebelah barat berbatasan dengan Gunung
Selawah, sebelah utara berbatasan dengan Desa Saree Aceh dan sebelah selatan
berbatasan dengan Kompleks SPP dan Gunung Selawah. Luas areal lebih kurang
Provinsi Daerah Istimewa Aceh dengan GS No. 26/AB/1990 pada tanggal 5
November 1990.
2.2 Visi dan misi UPTD Inkubator Kader Peternakan Sare
- VISI
Menjadikan UPTD Inkubator Kader Peternakan yang professional dalam mendidik SDM Peternakan dan berwawasan agribisnis.
- MISI
1. Menyiapkan SDM yang terampil dan berkompenten
2. Memanfaatkan sumber daya lokal dan menciptakan lapangan kerja bidang agribisnis peternakan
3. Meningkatkan kerjasama kemitraan
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasara produksi.
5. Penerapan tekhnologi tepat guna.
2.3 Deskripsi Tentang Sapi Bali
normal sebagaimana pada daerah asalnya (Copland, 1974; Kirby, 1979; McCool, 1992, Sivarajasingham, 1992; dan Asa et al., 1993 cit Talib et al., 1998).
Sampai saat ini penyebaran populasi sapi bali telah meluas yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Jawa kecuali Propinsi DKI Jakarta. Konsentrasi sapi bali terbesar adalah di Sulawesi Selatan, Pulau Timor, Bali dan Lombok (Tanari, 2001). Jumlah sapi bali di Sulawesi Selatan dan Pulau Timor telah jauh melampaui populasi sapi bali ditempat asalnya Pulau Bali (Soehadji, 1990). Sapi bali juga dapat ditemukan di kebun- kebun binatang dan Taman Safari di luar negeri, secara liar dan terpelihara juga dapat dilihat pada hutan-hutan tropis dan negara-negara Asia Tenggara dan Australia Utara (Talib et al., 1998). Ditinjau dari sistematika ternak, sapi bali masuk familia Bovidae, Genus bos dan Sub-Genus Bovine, yang termasuk dalam sub-genus tersebut adalah Bibos gaurus, Bibos frontalis dan Bibos sondaicus (Hardjosubroto, 1994), sedangkan Williamson dan Payne (1978) menyatakan bahwa sapi bali (Bos-bibos Banteng) yang spesies liarnya adalah banteng termasuk Famili bovidae, Genus bos dan sub-genus bibos. Sapi bali mempunyai ciri-ciri khusus antara lain: warna bulu merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam (Hardjosubroto, 1994). Satu karakter lain yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin tersedianya hormon testosteron sebagai hasil produk testes (Aalfs, 1934 cit
bulun pada ujung ekor hitam, bulu pada bagian dalam telinga putih, terdapat garis hitam yang jelas pada bagian atas punggung, bentuk tanduk pada jantan yang paling ideal disebut bentuk tanduk silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar lalu membengkok ke atas, kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar. Pada yang betina bentuk tanduk yang ideal yang disebut manggul gangsa yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah ke belakang sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah ke bawah dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam (Hardjosubroto, 1994).
Ditinjau dari sistematika ternak, sapi bali masuk familia Bovidae, Genus bos dan Sub-Genus Bovine, yang termasuk dalam sub-genus tersebut adalah Bibos gaurus, Bibos frontalis dan Bibos sondaicus (Hardjosubroto, 1994), sedangkan Williamson dan Payne (1978) menyatakan bahwa sapi bali (Bos-bibos Banteng) yang spesies liarnya adalah banteng termasuk Famili bovidae, Genus bos dan sub-genus bibos. Sapi bali mempunyai ciri-ciri khusus antara lain: warna bulu merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam (Hardjosubroto, 1994). Satu karakter lain yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin tersedianya hormon testosteron sebagai hasil produk testes (Aalfs, 1934 cit Darmadja, 1980).
BAB III
METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu
a. Tahapan pemberian hijauan
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai pakan pelengkap.
a. Tahapan pemberian konsentrat sapi Bali.
Penimbangan konsentrat berdasarkan kebutuhan ternak
Pembersihan tempat pakan
Pemberian konsentrat
b. Waktu pemberian
pagi hari sebelum diberikannya pakan hijauan
3. Pembersihan kandang sapi Bali.
Kebersihan kandang dan ternak dan management kandang ternak sangat perlu diperhatikan dan kita harus menjaganya semaksimal mungkin agar tercipta suasana yang nyaman,bersih,sehat,aman dan trjaga.
a. Tahapan pembersihan kandang sapi Bali.