ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN
SKRIPSI
NINA TRI LESTARI
F44080028
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RISK MANAGEMENT ANALYSIS FOR MODERNIZATION OF THE
CONTROL PROCESS PROJECT PHASE II
AT PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRY, CILEGON, BANTEN
Nina Tri Lestari
1, Dedi Kusnadi Kalsim
2, and Muhamad Budi Saputra
3Departement of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor West Java, Indonesia.
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Technology improvement has a positive impact to human life, but on the other hand there are also negative risks that may appear. Because of this, there should be a measurement or analysis of risk management so that the risks can be minimized. Risk management is a systematic way of looking at the risks and determining the proper handling of those risks. PT. KTI developed a process automation system, especially the integration into SIKTI or the entire process of reporting data and information at PT. Krakatau Tirta Industry on MCP II project. To support the project, then conduct a study to analyze the management and risk management to determine the response that may occur on the project MCP II. The method was based on the guidelines for Australian/New Zealand Standard 4360:2004 “Risk Management”. The main element of the risk management process, are following: communicate and consult, establish the context, identify risks, analyze risks, evaluate risks, treat risks, monitor and review. Establish the context are divided into five risk categories, they are technical risk, financial, work execution, field implementation, and the environment. Total number s of risk identified are 58 risks, but risk can be analyzed only amounted to 55 risks because the 3 risks are intangible in terms of cost. Risk evaluation carried out by sorting the result cost of risk into the three conditions, they are the initiation, construction, and implementation. Based on the evaluation of risks there are six risk that requires risk control, such as the unable operator, loss due to damage or loss of data, damage to the instrument, the connection between PS1 Cidanau and WTP is unstable or disconnect, the connection problem with the streaming current monitor, and the last is the installation of equipment damage due to unsafe interference (lighting, theft, etc).
Keywords: integration, modernization control process, risk, risk management, risk management
Nina Tri Lestari. F44080028. Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses
Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten. Dibimbing oleh Ir. Dedi Kusnadi Kalsim,
M.Eng.Dip.HE dan Muhamad Budi Saputra, ST.MEng. 2012
RINGKASAN
Kemajuan teknologi memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat risiko negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya. Karena hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengukuran atau analisis manajemen risiko sehingga risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan.Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. PT. KTI mengembangkan suatu sistem otomasi proses, khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri pada proyek MCP II.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen dan menentukan respon manajemen risiko yang mungkin terjadi pada proyek MCP II. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang “Risk Management”. Tahapan penelitian terdiri atas: komunikasi dan konsultasi, penentuan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, pemantauan dan review. Konteks yang ditetapkan untuk menganalisis manajemen risiko proyek MCP II terbagi menjadi lima kategori risiko, yaitu risiko teknis, finansial, pelaksanaan pekerjaan, implementasi lapangan, dan lingkungan.
Jumlah risiko yang diidentifikasi berjumlah 58 risiko, namun risiko yang dapat dianalisis hanya berjumlah 55 risiko dikarenakan 3 risiko memiliki sifat intangible atau tidak terukur. Analisis risiko yang dilakukan ditentukan berdasarkan konsekuensi, probabilitas, dan visibilitas dari setiap risiko serta risiko biaya. Confidence level yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 90%, yang menyatakan keandalan yang terjadi sebesar 90%.
Pengujian instrument perlu dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas data. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan perangkat lunak statistik. Berdasarkan hasil yang didapat, 71% nilai validitas kurang dari 0.05 dan nilai cronbach’s alpha adalah 0.642. Nilai validitas hitung adalah 0.05 dan nilai reliabilitas tabel sebesar 0.6. Nilai ini menyatakan bahwa hasil penelitian yang didapat valid dan reliabel karena telah memenuhi syarat dimana nilai validitas rhitung > rtabel dan nilai cronbach’s alpha > rtabel. Nilai consistency indeks (CI) merupakan parameter yang digunakan untuk
memeriksa skala perbandingan berpasangan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil. Sedangkan consistency ratio (CR) digunakan untuk mengetahui hubungan antara CI dengan besaran tertentu cukup baik bila memiliki CR ≤ 10%. Nilai consistency ratio yang dihasilkan untuk setiap risiko kurang dari 10%, yaitu dengan rata - rata CR sebesar 4.90%, hasil ini menunjukkan data yang didapat memiliki konsistensi yang cukup tinggi dan kesahihan hasil.
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNIK
pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
NINA TRI LESTARI
F44080028
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Penelitian : Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses
Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.
Nama
: Nina Tri Lestari
NIM
: F44080028
Departemen
: Teknik Sipil dan Lingkungan
Menyetujui,
Pembimbing I
Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE
NIP. 19490416 197603 1 002
Pembimbing II
Muhamad Budi Saputra, ST.MEng
NIP. 00197
Mengetahui,
Ketua Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan
Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, M.Sc
NIP. 19561025 198003 1003
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri,
Cilegon, Banten adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan
belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
© Hak cipta milik Nina Tri Lestari, tahun 2012
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis
BIODATA PENULIS
Nina Tri Lestari. Lahir di Bogor pada 24 November 1989 dari ayah Suyono dan ibu Ngatiyem. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Kotabatu II Bogor (1997-2002), SMP Negeri 7 Bogor (2002-2005), dan lulus dari SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2008. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi seperti anggota Gentra Kaheman, pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL) periode 2010/2011 sebagai sekretaris Divisi Komunikasi dan Informasi. Penulis juga aktif dalam kepanitian seperti menjadi Sekretaris umum PONDASI 2010. Selain kegiatan organisasi dan kepanitiaan di IPB, penulis juga aktif sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah (2010/2011) dan Asisten Praktikum Mata Kuliah Bahan Konstruksi (2011/2012). Selain itu, penulis pernah melakukan magang dalam proyek pembangunan gedung tiga lantai Wings Fahutan di IPB (2010).
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis antara lain peringkat 17 dalam lomba Eco-House Design Competition yang diadakan oleh UGM (2010) dan masuk ke dalam 10 besar finalis lomba Spectaculer Bridge National Competition yang diadakan oleh ITS (2011). Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada tahun 2011 yang dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri dengan judul
“Aspek Teknik Sipil dan Lingkungan pada Analisis Optimalisasi dan Kelayakan Proyek
Distribusi Jaringan Perpipaan PT. Krakatau Tirta Industri”. Untuk menyelesaikan program
sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Proyek
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya serta shalawat dan salam dihaturkan kepada Muhammad Rasulullah SAW sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol
Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten” dilaksanakan di PT. Krakatau
Tirta Industri sejak bulan Maret hingga Juni 2012.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan pernghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu, ayah dan saudara atas kasih sayang, doa dan semua dukungan baik moril maupun materil. 2. Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian dan dalam penyusunan skripsi.
3. M Budi Saputra, ST.MEng selaku Kepala Dinas Air Baku PT. Krakatau Tirta Industri yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi selama waktu pelaksanaan penelitian serta pada masukan dalam penyusunan skripsi.
4. M. Nashir, ST atas bimbingannya selama melakukan penelitian.
5. Indah Dwi Sukma, Amalia Prima Putri, Burhanudin Fallah, teman sebimbingan atas motivasi dan dukungannya.
6. Maulana Ibrahim Rau, Yanuar Chandra, Amanda Desviani P, Haska A. Pradana, teman sepenelitian atas bantuan dan kerjasamanya selama ini, serta teman SIL 45 yang senantiasa memberikan semangat.
7. Seluruh karyawan PT. Krakatau Tirta Industri yang membantu dalam pelaksanaan penelitian. Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bogor. Juli 2012
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2
2.1. Pengertian Risiko ... 2
2.2. Macam-Macam Risiko ... 2
2.3. Definisi Manajemen Risiko ... 3
2.4. Manfaat Manajemen Risiko ... 5
2.5. Proses Manajemen Risiko ... 6
2.6. Crystal Ball Professional Edition ... 8
III. METODOLOGI ... 14
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ... 14
3.2. Alat Dan Bahan ... 14
3.3. Metode Penelitian ... 14
IV. PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II ... 21
4.1. Latar Belakang ... 21
4.2. Manfaat Proyek Modernization Control Process ... 21
4.3. Sistem Configuration ... 22
4.4. Ruang Lingkup ... 25
4.5. Target ... 27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
5.1. Analisa Stakeholders ... 31
5.2. Jadwal Dan Biaya ... 32
5.3. Penetapan Konteks ... 32
5.4. Identifikasi Risiko ... 32
5.5. Analisis Risiko ... 35
5.6. Evaluasi Risiko ... 39
5.7. Pengendalian Risiko ... 42
VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 43
6.1. Simpulan ... 43
6.2. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Potensi risiko ... 7
Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data ... 11
Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1 ... 14
Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan ... 15
Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan ... 15
Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2 ... 15
Tabel 7. Index random ... 17
Tabel 8. Analisis stakeholders ... 31
Tabel 9. Identitas karyawan PT. KTI... 35
Tabel 10. Kuesioner 1: Pertanyaan ini untuk menguji pengetahuan dan pemahaman mengenai proyek MCP II. ... 36
Tabel 11. Contoh hasil rata-rata geometrik skala ordinal risiko lingkungan ... 37
Tabel 12. Contoh rata-rata geometrik skala perbandingan berpasangan risiko lingkungan ... 37
Tabel 13. Nilai concistency ratio ... 37
Tabel 14. Contoh distribusi probabilitas Beta PERT untuk risiko lingkungan ... 38
Tabel 15. Contoh distribusi probabilitas seragam untuk risiko lingkungan ... 38
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Types of risk ... 3
Gambar 2. Contoh penyebab risiko – risiko penting (AIRMIC 2002) ... 4
Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi ... 8
Gambar 4. a. Skewness, dan b. Kurtosis ... 9
Gambar 5a. Korelasi negatif ... 9
Gambar 5b. Korelasi nol ... 9
Gambar 5c. Korelasi positif ... 9
Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube ... 10
Gambar 7a. Variabel random diskrit ... 10
Gambar 7b. Variabel random kontinu ... 10
Gambar 8. Tahapan penelitian ... 19
Gambar 9. Proses pengendalian risiko ... 20
Gambar 10. Sistem configuration Vijeo Citect Scada ... 22
Gambar 11. Architectures type Vijeo Citect Scada ... 23
Gambar 12. Diagram streaming current meter dalam WTP ... 25
Gambar 13a. UMC800 ... 26
Gambar 13b. HC900 ... 26
Gambar 13c. Horner ... 26
Gambar 13d. Streaming current monitor ... 26
Gambar 13e. ADAM-4572 dan f. EGX100 ... 26
Gambar 13f. EGX100 ... 26
Gambar 14. Communication link Krenceng – Cidanau ... 29
Gambar 15. Struktur organisasi stakeholders ... 31
Gambar 16. Tingkat nilai risiko lingkungan ... 39
Gambar 17a. Inisiasi ... 40
Gambar 17b. Konstruksi ... 40
Gambar 17c. Implementasi ... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Contoh kuesioner penelitian ... 47
Lampiran 2. Tabel hasil rata-rata geometrik ... 65
Lampiran 3a. Distribusi probabilitas Beta PERT ... 67
Lampiran 3b. Distribusi probabilitas seragam ... 74
Lampiran 4. Analisis risiko dengan Confidence Level 50%, 80%, dan 90%. ... 77
Lampiran 5. Evaluasi risiko ... 80
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk terus melakukan pembaharuan teknologi yang lebih canggih, terutama dalam aspek teknik sipil dan lingkungan yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Kemajuan teknologi akan membawa suatu risiko yang dapat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat pengaruh negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya.
Risiko merupakan suatu kombinasi dari probability dan dampak suatu kegiatan yang akan menghasilkan respon secara langsung atau akan terjadi di masa depan. Pengaruh atau risiko positif dapat membawa suatu keuntungan dalam pelaksaan kemajuan teknologi, sedangkan risiko negatif yang ditimbulkan dapat memberikan kerugian biaya yang cukup besar sehingga membuat suatu perusahaan terhambat atau terhenti produksinya yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penanggulangan risiko yang dinamakan manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Identifikasi risiko dilakukan dengan bantuan pendapat dari para ahli. Strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel melakukan suatu perkembangan perusahaan dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk mendukung visi dan misi perusahaan. Visi PT. KTI adalah sebagai “Perusahaan penyedia air kelas dunia”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu Modernization Control Process (MCP) sebagai salah satu pendukung pencapaian misi “Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan lingkungan”.
PT. Krakatau Tirta Industri pada project MCP I telah mengembangkan sistem control integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter-nya ke bagian controlling proses, khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses pengolahan air, pada tahap awal ini belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, dilakukan pengembangan MCP Tahap II Scada sistem otomatisasi proses, khususnya integrasi ke Sistem Informasi PT. KTI (SIKTI) atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri sekarang ini. Penentuan tahapan pengembangan dimulai dengan mengintegrasikan semua field instrument yang belum dikoneksikan ke Scada pada interface eksisting yang terpasang di area produksi Graha Krenceng dan Plant Cidanau.
1.2 Tujuan Penelitian
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Risiko
Risiko didefinisikan sebagai kombinasi kemungkinan dari suatu peristiwa dan konsekuensi (ISO/IEC Guide 73). Setiap kegiatan pasti memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang berpotensi untuk kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk manfaat atau ancaman terhadap kegagalan. Pertimbangan risiko dapat dilihat dari dua perspektif dengan semakin banyak mengetahui atau memahami dua aspek dalam risiko, yaitu positif dan negatif dari risiko (AIRMIC 2002). Menurut Regan (2003) risiko diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya. Definisi lain risiko adalah suatu aktivitas yang rentan akan menimbulkan dampak negatif, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari kemunculan risiko tersebut (Stoneburner 2001). Secara umum, risiko akan bertambah jika kemungkinan atau akibatnya bertambah. Kedua-duanya harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko (Harold 2003).
Risiko dalam setiap kejadian adalah fungsi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat (impact), yaitu:
Risiko = f (kemungkinan, akibat) (1)
2.2 Macam-Macam Risiko
Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu:
2.2.1 Risiko Berdasarkan Sifat
1. Risiko spekulatif (spekulatif risk). yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh: risiko yang disebabkan hutang piutang, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.
2. Risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.
2.2.2 Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan
1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi. 2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
2.2.3 Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya
2. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.
Selain macam – macam risiko diatas, Trieschmann, Gustavon, Hoyt (2001), juga mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :
1. Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena
waktu)
a. Risiko statis yaitu risiko yang asalnya dai masyarakat yang tidak berubah dan berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis: menjalankan bisnis ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis: ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (random).
b. Risiko Dinamis yaitu risiko yang timbul karena terjadinya perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis: urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.
2. Risiko Subyektif dan Obyektif
a. Risko subyektif: risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami keraguan atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu.
b. Risiko obyektif: probabiltas menyimpang aktual dari yang diharapkan sesuai pengalaman.
Gambar 1. Types of risk (Triesmann 2001)
2.3 Definisi Manajemen Risiko
Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Beberapa definisi manajemen risiko antara lain :
Manajemen risiko merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian
RISK
PURE
STATIC
OBJECTIVE SUBJECTIVE
DYNAMIC
OBJECTIVE
SPEKULATIVE
STATIC
SUBJECTIVE
DYNAMIC
berada pada tingkat yang dapat diterima. Kegiatan dalam manajemen adalah kegiatan memperbesar probabilitas dan dampak dari peristiwa-peristiwa positif dan meminimalisasi probabilitas dan dampak dari peristiwa-peritiwa yang tidak diinginkan dalam pencapaian suatu tujuan (Crouhy 2001). Clough and Sears (1994) menyatakan bahwa manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi (William 1995). Sedangkan menurut Dorfman (1998) manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami exposure terhadap suatu kerugian. Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen risiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi, sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika risiko terjadi atau ketika risiko harus diambil (Shen 1997).
Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko (Uher 1996). Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu (Soeharto 1999):
1. Identifikasi risiko
2. Analisa dan evaluasi risiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut
Gambar 2 . Contoh penyebab risiko – risiko penting (AIRMIC 2002)
2.4 Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang ditawarkan oleh manajemen risiko adalah:
1. Menghindarkan kemungkinan munculnya hasil-hasil yang tidak dapat diterima dan mengejutkan secara biaya.
2. Pembuatan keputusan dari proses-proses manajemen yang sedang berlangsung dengan bersifat lebih terbuka dan transparansi.
3. Sistematis dan tepat dimana prosesnya menyediakan pengertian yang lebih baik mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu aktivitas.
4. Pelaporan yang lebih efektif dan terstruktur dalam memenuhi kebutuhan perusahaan 5. Keluaran atau outcome yang lebih baik, dalam bentuk efisiensi dan efektivitas dari
aktivitas-aktivitas suatu departemen.
6. Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos risiko sebelum risiko tersebut benar-benar muncul dan mengizinkan keputusan berdasarkan informasi pada nilai keuntungan.
Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam lima kategori utama yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. 2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi 2005):
1 Survival.
2. Kedamaian pikiran. 3. Memperkecil biaya.
4. Menstabilkan pendapatan perusahaan.
5. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan. 6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan.
7. Merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Dua komponen diatas digunakan untuk menghindari ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam penilaian suatu risiko. Komponen tersebut membuat analisa risiko lebih terukur dan jelas. Terdapat faktor lain yang mungkin secara signifikan membantu munculnya risiko, seperti frekuensi kejadian, sensitivitas waktu, dan ketergantungan antar risiko yang dapat pula dipakai secara langsung atau tidak dalam metodologi penetapan urutan risiko (US Dept of defence extension 2003).
2.5 Proses Manajemen Risiko
2.5.1 Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat sangat penting dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
1. Brainstorming 2. Survei 3. Wawancara 4. Informasi historis 5. Kelompok kerja
2.5.2 Analisa Risiko
Tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mengetahui potensial terjadinya severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Analisis risiko adalah suatu pendekatan kearah pengembangan satu pemahaman serta kesadaran menyeluruh tentang risiko yang berhubungan dengan satu variabel tertentu. Masalah pokok dengan membuat keputusan tentang investasi dalam satu proyek adalah suatu proses yang meliputi ramalan yang ditandai ketidakpastian sehingga patut dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan suatu teknik Monte Carlo Simulation (MCS) yang merupakan pengembangan dari pemodelan unsur-unsur ketidakpastian (Xiofeng 2008). Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risiko, maka tiap-tiap level dampak dan probabilitas dapat didefinisikan dengan jelas dan dikonversikan ke dalam angka-angka tertentu. Pembangunan sebuah model yang bersifat global analisis maupun dinamis analisis diharapkan mampu menjawab semua permasalahan yang ditimbulkan (Elizabeth 2009). Penyusunan model yang terpenting adalah menggunakan data historical yang diolah secara statistik dan metode kuantitatif.
Teknik-teknik kuantitatif tersebut menurut Norris (2000) adalah:
1. Analisis sensitivitas. Secara sederhana, analisis sensitivitas menentukan efek pada keseluruhan proyek dari perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan desain atau material.
2. Analisis probabilistik. Analisis ini melakukan spesifikasi sebuah distribusi probabilitas untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari kombinasi risiko. Bentuk umum dari analisis probabilistik menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan Simulasi Monte Carlo.
Tabel 1. Potensi risiko
No Skala Probabilitas Dampak
1. Sangat rendah Hampir tidak mungkin terjadi Dampak kecil
2. Rendah Kadang terjadi Dampak kecil pada biaya, waktu, dan kualitas
3. Sedang Mungkin tidak terjadi Dampak sedang pada biaya, waktu, dan kualitas
4. Tinggi Sangat mungkin terjadi Dampak substansial pada biaya, waktu, dan kualitas
5. Sangat tinggi Hampir pasti terjadi Mengancam kesuksesan proyek Sumber : JISC InfoNet
2.5.3 Evaluasi risiko
Australian/New Zealand Standard “Risk Management” menerangkan bahwa evaluasi risiko dilakukan untuk memahami risiko yang diperoleh pada tahap analisis risiko untuk membuat keputusan mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dimana keputusan tersebut meliputi risiko yang membutuhkan pengelolaan risiko, aktivitas pengelolaan risiko mana yang harus dilakukan, dan risiko mana yang perlu diprioritaskan dalam pengelolaan risiko. Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko yang membutuhkan mitigasi dan bagaimana prioritas mitigasi. Kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks internal, eksternal, dan manajemen risiko yang telah didefinisikan.
2.5.4 Pengelolaan Risiko
Menurut Australian/New Zealand Standard “Risk Management “ terdapat beberapa jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode untuk mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral merupakan dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention, walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
2.5.5 Implementasi Manajemen Risiko
dalam perencanaan langkah-langkah tindakan terhadap respon yang hanya akan diimplementasikan jika konsekuensi yang tidak diinginkaan dari risiko yang telah teridentifikasi muncul (Norris 2000).
2.5.6 Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Praktik, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Monitoring proses sangat penting dilakukan mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah, sehingga ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
2.6 Crystal Ball Professional Edition
Crystal Ball Professional Edition adalah suatu perangkat lunak yang dilengkapi dengan spreadsheet berbasis analisis dengan tools Monte Carlo (Crystal Ball), time series forecasting (CB Predictor), dan optimization (OptQuest). Program ini juga mencakup Crystal Ball dan CB Predictor Developer Kit untuk membangun custom interface dan proses penggunaan Visual Basic untuk aplikasi.
2.6.1 Statistik
Statistik dasar yang digunakan dalam Crystal Ball adalah: 1. Mengukur sentral tendensi, yaitu; mean, median, dan mode.
Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi (User Manual Crystal Ball)
2. Mengukur variabel, yaitu mengukur variasi, standar deviasi, koefisien variabilitas, dan range.
3. Mengukur data set, yaitu statistik yang menggambarkan data set berupa skewness, kurtosis, dan mean standard error.
Kurtosis mengacu pada sifat puncak suatu distribusi. Misalkan Gambar 4. merupakan pembagian upah dalam sebuah perusahaan besar. Kurva A memiliki puncak yang cukup tinggi, karena sebagian besar karyawan menerima upah yang sama, dan hanya sebagian kecil yang menerima upah lebih tinggi atau kecil. Kurva B dengan puncak yang relatif datar menunjukkan penyebaran upah cukup merata. Berdasarkan kurva statistik, maka kurva A memiliki kurtosis yang lebih tinggi dibandingkan kurva B.
(a)
(b)
Gambar 4. a. Skewness, dan b. Kurtosis (User Manual Crystal Ball)
Terdapat beberapa statistik yang menggambarkan hubungan set data, yaitu koefisien korelasi dan peringkat korelasi. Pengukuran data lainnya yaitu, certainty, percentile, dan confidence interval. Grafik korelasi disajikan pada Gambar 5.
(a) (b) (c)
Gambar 5. a Korelasi negatif, b. Korelasi nol, dan c. Korelasi positif
(User Manual Crystal Ball 2008)
2.6.2 Metode simulasi sampel
penggunaan input acak dan distribusi probabilitas. Simulasi Monte Carlo adalah simulasi statistik yang khusus menggunakan bilangan acak (random) sebagai parameter masukan (input). Teknik Monte Carlo adalah skema model yang menghitung parameter-parameter stochastic atau deterministic dalam sampel acak (Hamdy 2007).
Latin Hypercube memilih nilai-nilai secara acak, tetapi penyebaran nilai acak dilakukan merata pada masing-masing asumsi yang ada pada distribusi. Crystal Ball membagi probabilitas setiap asumsi distribusi ke segmen yang tidak tumpang tindih, masing-masing memiliki probabilitas yang sama seperti Gambar 6.
Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube (User Manual Crystal Ball 2008)
2.6.3 Distribusi Crystal Ball
Crystal Ball merupakan program user friendly atau mudah dioperasikan dan dipahami. di dalam Crystal Ball terdapat beberapa teorema yang dapat digunakan, yaitu Kolmograv-Sminov, Darling, dan Chi-Square.
Program Crytal Ball memiliki tiga macam karakteristik, yaitu: 1. Assumption cell atau sel-sel asumsi.
2. Decision cell atau sel-sel keputusan. 3. Forecast cell atau sel-sel peramalan.
Assumption cell adalah nilai atau variabel yang tidak diketahui pasti masalah yang akan diselesaikan. Sel ini harus berupa nilai numerik dan bukan formula atau teks dan didefinisikan sebuah distribusi probabilitas yang dapat dipilih, seperti; normal, uniform, exponential, geometric, weibull, beta, hyper geometric, gamma, logistic, pareto, extreme, value, negative, binomial, dan costum. Decision cell berisi nilai numerik atau angka bukan formula atau teks atau menjelaskan variabel yang memiliki interval nilai tetrtentu sehingga didapat nilai optimal. Sedangkan forecast cell merupakan sel formula dari assumption cell.
Angka yang dihasilkan merupakan suatu variabel random. Variabel random merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh kesempatan atau peluang. Istilah random disebabkan tidak ada cara untuk memperkirakan angka yang akan muncul.
(a)
(b)
Gambar 7. a. Variabel random diskrit dan b. Variabel random kontinu
0 120
Terdapat dua macam variabel random, yaitu diskrit dan kontinu. Variabel random diskrit hanya mengisis nilai-nilai tertentu yang terpisah dalam suatu interval. Jika digambarkan di atas garis interval, variabel random diskrit akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah. Variabel random kontinu akan berupa sederetan titik yang tersambung membentuk garis lurus (Mulyono 2007). Kemunculan nilai variabel random diasumsikan sebagai suatu probabilitas, sehingga kemungkinan kemunculan random variabel yang bersifat discrete dan continue diartikan sebagai discrete probability dan continues probability (Walpole 2007). Discrate probability distribution menggambarkan perbedaan, nilai tak hingga, dan nilai integer. Disribusi ini terlihat berbeda untuk setiap tinggi kolom. Continue probability distribution mengasumsikan semua nilai berada pada kisaran yang mungkin, termasuk range nilai yang tak hingga. Distribusi ini memiliki kurva yang solid dan halus.
Langkah pertama dalam memilih distribusi probabilitas harus berdasarkan data yang ada, menggunakan pemahaman secara fisik mengenai kondisi-kondisi variabel data. Tabel 2. menjelaskan distribusi probabilitas berdasarkan Crystal Ball.
Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data.
Distribution Condition Application Examples
Normal
Mean value is most likely. It is symmetrical about the
mean.
More likely to be close to the mean than far away.
Natural
Minimum and maximum are fixed.
It has a most likely value in his range, which forms a triangle with the minimum
Upper and lower limits are unlimited.
Distribution is positively skewed, with most values near lower limit.
Natural logarithm of the distribution is a normal Discrete uniform is the
discrete equivalent of the
Tabel 2. Lanjutan
Distribution Condition Application Examples
Binomial Probability is the same from
trial to trial.
The Yes-No distribution is equivalent to the Binomial
Shape can be specified with two positive values, alpha,
Minimum and maximum are fixed.
It has a most likely value in this range, which forms a triangle with the minimum and maximum; betaPERT forms a smoothed curve on the underlying triangle. Distribution is not affected by
previous events.
Possible occurrences in any unit of measurement is not limited.
This flexible distribution can assume the properties of other disributions.
When shape parameters equal 1, it is identical to
Exponential, when equal to 2, it is identical to Rayleigh.
Tabel 2. Lanjutan
Distribution Condition Application Examples
Logistic
Descibes growth. Growth of a population as a
It is symmetrical about the mean.
Approximates the Normal distribution when degrees of freedom are equal to or greater than 30.
Econometric data. Excange rates.
Pareto
occurrences is the same from unit to unit.
Total number of items (population) is fixed.
Sample size (number of trials) is a portion of the population. Probability of success
Number of trials is not fixed. Trials continue to the γth
succes (trials never less than δ).
Probability of success is the same from trial to trial.
Models the
Number of trials is not fixed. Trials continue until the first
success.
Probability of success is the same from trial to trial.
Describes the
Very flexible distribution, used to represent a situation you cannot describe with other distribution types.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 hingga juni 2012, bertempat di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Provinsi Banten.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan program Microsoft Excel, Crystal Ball, dan perangkat lunak statistik. Bahan-bahan yang digunakan adalah serangkaian data primer dan sekunder untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan risiko biaya seperti:
1. Data primer berupa kuesioner dan wawancara
2. Data sekunder berupa rancangan anggaran biaya dan materi proyek modernisasi kontrol proses tahap II.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang “Risk Management”.
Tahapan penelitian terdiri dari:
3.3.1 Penentuan Konteks Risiko
Penentuan konteks dilakukan dengan melakukan konsultasi dan wawancara kepada para ahli di PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II. Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui materi dan rancangan anggaran biaya proyek MCP II (Modernization Control Process II). Penentuan konteks bertujuan untuk menentukan ruang lingkup manajemen risiko yang mungkin pada proyek MCP II yang telah dilakukan.
3.3.2 Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasi apa, mengapa, dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko. Identifikasi risiko merupakan pengembangan dari konteks risiko. Hasil identifikasi risiko tersebut kemudian disusun dalam bentuk kuesioner (Lampiran 1) yang kemudian disebarkan kepada karyawan PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II.
Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1
No. Kriteria 2 1 0
ya cukup tidak 1 Apakah anda mengetahui tentang proyek
modernisasi kontrol proses tahap II?
Skala pengukuran variabel dalam kuesioner penelitian ini menggunakan skala nominal, skala ordinal, dan skala perbandingan berpasangan. Skala nominal merupakan tingkat untuk mengkategorikan. Contoh pertanyaan untuk skala nominal adalah jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Contoh skala ordinal disajikan pada Tabel 3. dan Tabel 6. Skala perbandingan berpasangan (pairwaise comparison) digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang disajikan pada Tabel 4. dan 5.
Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan
Nilai Keterangan
1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal 3 Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal 5 Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal 7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal 9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan 1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
Sumber: Saaty (1983)
Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan
Fak
Analisis risiko dilakukan untuk menentukan tingkatan probabilitas, konsekuensi yang akan terjadi, dan visibilitas suatu risiko.
Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2
N
o. Risiko/Opportunity
Konsekuensi Probabilitas Visibilitas Min Med Max Min Med Max Min Med Max 1. Kerusakan instrumen 1 2 4 1 3 4 1 2 3
2. Lainnya
Sumber: Data kuesioner
Setiap parameter dibagi kedalam lima kriteria penilaian, yaitu: Kriteria penilaian konsekuensi risiko, yaitu:
Kriteria penilaian probabilitas risiko, yaitu: 1 : Tidak pernah : 0 kali /tahun 2 : Jarang : < 2 kali/tahun 3 : Kadang-kadang : 2 – 5 kali/tahun 4 : Sering : 5 – 10 kali/tahun 5 : Sangat sering : > 10 kali/tahun
Kriteria penilaian visibilitas risiko dibagi, yaitu: 1 : Sangat visibel
2 : Visibel 3 : Cukup visibel 4 : Tidak visibel 5 : Sangat tidak visibel
Masing-masing nilai yang diberikan oleh responden pada setiap parameter tiap risiko digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik pada persamaan 2.
��
= �� �
�=1
�
(2)
Keterangan ��
: rata – rata geometrik n : jumlah responden
�� : penilaian oleh responden ke-i Р: perkalian
Dalam penggunaan kuesioner perlu dilakukan pengujian instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji ini untuk menguji kebenaran dari data yang dihasilkan. Uji validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid bila alat ukur yang digunakan menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2004). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah pernyataaan-pernyataan pada kuesioner relevan atau tidak. Uji reliabilitas digunakan untuk menyatakan apakah alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang konsisten. Syarat valid adalah rhitung > rtabel, sedangkan syarat reliabilitas adalah r cronbach’s alpha > rtabel.
Pengujian reliabilitas dan validitas data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik. Bahan yang diuji berupa skala ordinal mengenai pemahaman karyawan PT. KTI terhadap proyek MCP II. Pengujian instrumen consistency ratio untuk skala perbandingan berpasangan dilakukan secara manual dengan bantuan Microsoft Excel. Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan yang dilakukan konsisten atau tidak. Perhitungan consistency ratio dapat dihitung dengan rumus:
CI =(π−n)
(n−1) (3)
CR =CI
Keterangan:
CI : consistency index CR : consistency ratio
π : nilai rata-rata dari consistency vector n : banyaknya alternatif
IR : indeks random yang didapat dari tabel Oarkridge
Syarat consistency ratio < 10%. Nilai Index random disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Index Random
n RI
1 0.00 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59 Sumber : Saaty (1994)
Rata-rata geometrik yang dihasilkan dari setiap probabilitas, konsekuensi, dan visibilitas risiko dianalisis dengan menggunakan software Crystal Ball dengan precision control on confidence level sebesar 95% dengan iterasi sebanyak 1000 kali. Distribusi probabilitas yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua, yaitu:
1. Distribusi Beta PERT (Beta PERT Distribution)
Distribusi ini digunakan untuk mengukur setiap probabilitas, konsekuensi, dan visibilitas risiko. Distribusi Beta Pert merupakan distribusi yang menggambarkan situasi dimana nilai minimum, maksimum, dan nilai yang disukai diketahui. Distribusi ini hampir sama dengan distribusi segitiga (triangular distribution), namun distribusi ini memiliki nilai perbedaan yang lebih halus dibandingkan distribusi segitiga.
2. Distribusi seragam (Uniform Distribution)
Distribusi ini digunakan untuk mengukur risiko biaya yang mungkin terjadi. Distribusi seragam merupakan distribusi dengan kondisi nilai minimum dan maksimum telah ditetapkan. Distribusi ini mengasumsikan bahwa semua nilai merata disekitar nilai minimum dan nilai maksimum.
Dari setiap distribusi probabilitas yang digunakan, kemudian dicari nilai keandalan sebesar; 50%, 80%, dan 90% dari masing-masing risiko. Selanjutnya, dilakukan pehitungan tingkatan risiko dari hasil yang didapat dengan keandalan 90%. Rumus tingkat risiko adalah:
3.3.4 Evaluasi Risiko
Membandingkan tingkat risiko yang dihasilkan dengan kriteria Australian/New Zealand Standard Risk Management 4360:2004. Tingkat biaya risiko yang dihasilkan dari setiap risiko kemudian diurutkan berdasarkan waktu kejadian. Waktu kejadian risiko dibagi kedalam tiga kondisi, yaitu pada saat inisiasi, masa konstruksi, dan implementasi (masa setelah konstruksi). Selanjutnya, dilakukan pembagian evaluasi dari setiap kondisi, yaitu risiko diterima dan risiko prioritas pemantauan (monitoring). Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. Tetapi bila tingkat risiko ditetapkan tinggi maka perlu pengendalian terhadap risiko tersebut.
Evaluasi data dilakukan dengan membagi tingkat risiko kedalam dua kategori, yaitu: 1. Risiko yang menjadi prioritas utama memiliki risiko > 50,000,000/bulan. Risiko yang
masuk kedalam kategori ini akan diperlakukan suatu upaya dan pemantauan yang lebih tinggi, dengan harapan dampak dan kemungkinan risiko yang akan terjadi dapat berkurang.
2. Risiko yang diterima memiliki tingkat risiko < Rp 50,000,000/bulan. Risiko yang masuk kedalam kategori ini dianggap sebagai risiko yang tidak memerlukan pemantauan atau upaya.
3.3.5 Pengendalian Risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada, serta meningkatakan visibilitas dengan menggunakan berbagai alternatif metode.
3.3.6 Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
3.3.7 Komuniksi dan Konsultasi
Gambar 8. Tahapan penelitian
Penentuan konteks
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi Risiko
Pengendalian risiko
Tingkat nilai risiko Tingkat Risiko
biaya
Software statistik Ms. Excel Crystal Ball
+
K
om
un
ikas
i da
n kons
ul
tas
i
Pem
an
tau
an d
an r
evi
ew
- Validitas - Reliabilitas
Consistency Ratio
- Probabilitas - Konsekuensi - Visibilitas
+
Risiko diterima
Kuesioner
Tidak
Gambar 9. Proses pengendalian risiko (AS/NZS 4360:2004)
Pertimbangan biaya dan keuntungan yang ada
IV.
PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II
4.1 Latar Belakang
Untuk mendukung visi dan misi perusahaan PT. Krakatau Tirta Industri, maka Divisi Operasi menyelenggarakan suatu program pengembangan dengan melakukan suatu otomatisasi. PT. Krakatau Tirta Industri pada proyekt tahap I telah mengembangkan sistem kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter ke bagian controlling proses khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses pengolahan air, pada tahap I belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, maka dilakukan pengembangan Tahap II Scada sistem otomatisasi proses khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. KTI sekarang ini, dimana field instrument yang belum dikoneksikan ke bagian converter automatic proses akan direalisasikan, sehingga tahapan development modernisasi automatisasi ini dapat sesuai dengan konsep arah dan tujuan manajemen khususnya di Direktorat Operasi dan pada proyek Scada tahap II, akan dioptimasikan sejauh mana modernisasi diintegrasikan sesuai dengan arah bisnis strategik PT. KTI sekarang dan akan datang.
4.2 Manfaat Proyek Modernization Control Process
4.2.1 Efektivitas
Proses penjernihan air telah banyak mengalami kemajuan dari masa ke masa sejak didirikannya PT. Krakatau Tirta Industri. Peningkatan volume kebutuhan air pun menyebabkan bertambahnya aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan tersebut. Pengembangan sistem kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converternya ke bagian controlling proses dapat membantu proses penjernihan air untuk mengurangi human error, efisiensi waktu dan tenaga kerja.
4.2.2 Easy Monitoring and Recording
Integrasi hasil database Scada monitoring field instrument pada proses penjernihan air dengan SIKTI mempermudah monitoring pada proses penjernihan air. Aplikasi yang akan dipakai untuk mengintegrasikan software atau tools dalam sistem otomatisasi kontrol proses terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan Scada dengan Vijeo Citect. Vijeo Citect merupakan paket software Scada dari Schneider yang memiliki fleksibilitas, reliabilitas, integrasi, mudah digunakan, accessibility, architectures types, runtime application, dan keamanan.
4.2.3 Mewujudkan Misi KTI
PT. Krakatau Tirta Industri merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang memiliki visi sebagai perusahaan penyedia air kelas dunia. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu modernisasi kontrol proses sebagai salah satu pendukung pencapaian misi “menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan
untuk menguasai teknologi air bersih, khususnya dibidang manajemen operasi, perawatan serta rekayasa teknologi air bersih sehingga mampu menjadi perusahaan yang handal.
4.3 Sistem Configuration
Secara hirarki operasional, topologi sistem kontrol proses terpasang menggunakan Vijeo Citect Scada untuk visualization control desk sebagai interface antara operator dengan field instruments. Pada sistem kontrol proses desain baru ini terdapat chart recorder/trending untuk merekam data atau kejadian selama operasional proses kontrol. Secara terpisah tetapi terintegrasi, data field instruments process di monitoring dan diakuisisi oleh PLC dan Horner melalui converter serial ke Internet Protocol (IP) Adam.
Gambar 10. Sistem configuration Vijeo Citect Scada
4.3.1 Vijeo Citect Scada (supervisor control and data acquisition)
Vijeo Citect adalah paket software Scada dari Schneider yang sangat flexible, simple, dan terorganisir untuk menangani supervisi pada proses industrial plant. Software terintegrasi tools yang berbeda untuk mempermudah intuisi dan kreatifitas dalam membuat desain HMI. Vijeo Citect juga mendukung fasilitas multilanguages serta memiliki library driver protocol komunikasi untuk berbagai jenis device (PLC’s, controller, motor drives, data acquisition module, dan lainnya). Mempunyai kemudahan dalam merekam data proses berupa trending dan data dapat di-export kedalam Microsoft Excel, Acces, dan lainnya sebagai report.
Vijeo Citect memiliki beberapa fitur utama menarik antara lain :
• Integration. Software Vijeo Citect memiliki project explorer dimana terintegrasi semua komponen yaitu: graphic builder dan project editor.
• Ease of use. • Accessibility.
• Architectures type. Scada Winlog telah support berbagai protocol driver untuk mengakomodasi interconnect dengan berbagai macam device.
• Runtime applications. Mode runtime applications sangat membantu dalam otomatisasi running applications saat booting awal PC.
• Security : access groups authorized. Definisi Group akan menentukan level dan kapasitas dari pengguna dalam authorisasi akses aplikasi proyek.
Gambar 11. Architectures type Vijeo Citect Scada
Integrasi sistem HMI Scada Vijeo Citect yang dikoneksikan ke sistem atau realtime yang sudah berjalan di SIKTI menggunakan Vijeo Citect dari Schneider Electric adalah: 1. Komunikasi Scada dan SIKTI berbasis pada database, konsep database HMI Scada
Vijeo Citect mengacu kepada konsep pengelolaan sisi data yang tersimpan dalam sebuah database. Konsep ini dikenal dengan Database Management System (DBMS). Salah satu dari sekian teknologi database yang menggunakan konsep SQL adalah MYSQL dan adopsi ini sudah diterapkan pada SIKTI.
2. Scada hanya memberikan data realtime (sesaat) yang akan disimpan pada temporary server otomatisasi proses (sebagai data source otomatis) sehingga inisiasi data pemulihan Scada akan dilakukan oleh server SIKTI, disimpan dengan file extention Access database, sehingga source database ini dapat dijadikan master tragger interface Scada ke SIKTI dengan sistem yang telah digabungkan ke SIKTI realtime.
3. Manipulasi data secara realtime langsung berhubungan dengan port I/O pada mesin proses produksi dengan data realtime dari Scada yang akan dibuatkan interface tragger ke SIKTI sehingga pembacaan sources database dapat langsung diakomodasi oleh SIKTI (Gate Interface Scada Data ke SIKTI).
4. Entry manual yang selama ini dilakukan sudah tidak dipakai lagi jika menggunakan data akuisisi dari Scada otomatisasi.
5. Security Scada sistem sudah dilengkapi dengan fitur login dengan level otorisasi yang dapat diset sesuai kebutuhannya, administrator dan engineer dengan otorisasi penuh sedang untuk level operator dengan otorisasi terbatas.
4.3.2 Control Platform
Horner merupakan Programmable Logic Controller (PLC), sistem yang terbuka. Selain itu mempunyai fasilitas untuk interface dengan sistem lain (non vendor) karena menggunakan protocol Modbus.
Stand Alone Client Server Single server 2 Client Web Server
Platform Kontrol dan IO sistem yang menjadi kelebihan Horner adalah : • Open system dan flexibility.
• Lowers costs, more options, dan easy-to-use.
• Compact device : combining controller, operator interface, i/o, dan networking.
• Simply dan customizing design.
• Reliable as a traditional controller.
• Spare parts easily available.
Horner memiliki fasilitas dalam mendesain aplikasi logika melalui builder terintegrasi yaitu Cscape. Cscape suatu free software yang mengkombinasikan graphical ladder diagram programming dengan operator interface development untuk mengintegrasi kontrol package secara lengkap. Cscape memiliki fitur yang powerful seperti IEC-1131 style free form, drag dan drop ladder editor, memiliki 100 functions block dalam form pilihan, seperti fungsi conversion, string handling, advanced math, flow control dan masih banyak lagi. Operator interface didesain sesederhana mungkin untuk membuat screen tampilan operator interface. Tampilan screen dapat dipanggil dari logic ladder atau operational tersendiri. I/O configuration merupakan tools untuk mengkonfigurasi I/O melalui Cscape secara manual maupun otomatis dengan support lebih 60 I/O modules dapat dipilih dari from, built-in expansion, dan remote I/O semua dapat ditangani dalam tools ini.
4.3.3 Mesin HC900 Hybrid Controller
HC900 hybrid controller memiliki proses yang canggih dan logic controller desain modular, scalable yang dibangun untuk bekerja diberbagai proses peralatan dengan biaya yang hemat. Logic controller (LC) dilengkapi dengan layar sentuh sehingga mudah dioperasikan bagi operator. Controller hybrid memiliki arsitektur fleksibel yang dapat mengakomodasi aplikasi bersyarat dan dengan fitur canggih serta konektivitas serbaguna mampu mengontrol penyesuaian pinpoint. HC900 hybrid controller juga mampu menyederhanakan poses dokumentasi dan menghilangkan filling errors. Modular dan scalable pada HC900 hybrid controller tersedia dalam tiga ukuran kisi dan tiga level performa CPU untuk menangani berbagai otomatisasi yang diminta, menyediakan fleksibilitas dengan memberikan kebutuhan bagi pengguna, yang dapat berkembang seperti yang diinginkan. Berbasis windows, perangkat lunak hybrid control designer mampu mengoperasikan lebih dari Ethernet, sehingga mudah untuk mengkonfigurasi logika kontrol dan interface operator. Layar sentuh interface operator dan pengguna mampu memberikan efisiensi, operasi intuitif, mengurangi atau menghilangkan kesalahan, memperbaiki kecepatan akses data, dan proses pengawasan. Logic controller (LC) termasuk modul pilihan dalam CPU controller, beberapa ukuran kisi I/O dan remote I/O per sistem kisi yang menyediakan fleksibilitas. LC juga menyediakan PID (proportional integral derivative) controller loop yang lebih unggul dan kuat dalam pengolahan analog dari banyak logika kontrol tanpa kompromi terhadap performa logika proses upgrade UMC800 ke Hybrid tersebut diharapkan seluruh controller engginee dapat sesuai dengan proses bisnis yang dibutuhkan oleh PT. KTI. dan sejalan dengan visi dan misi kedepannya.
4.3.4 Streaming Current Monitor
dengan paten sensor desain yang didalamnya menggunakan extended live teknologi. Streaming current monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur muatan kecil, partikel suspensi dalam suatu cairan/air. SCM adalah satu-satunya instrument online yang dapat digunakan untuk mengontrol stabilitas partikel dalam air dengan cara menggumpalkan kemudian mendapat kontrol umpan balik dari dosis koagulan. Beberapa keunggulannya adalah dapat merekam chemical savings, memelihara kualitas air, memberikan proteksi terhadap gangguan ketidaknormalan dalam proses koagulasi kimia, feedback kontrol, mengoptimalkan treatment, dan teknologi. Kedepannya PT. KTI mempunyai patented design (keakuan desain yang dipatenkan), dapat memonitor dengan teknologi digital, modbus yang optional, low cost dalam mengganti elemen sensor dan replaceable electrodes. Fitur-fitur tersebut jika telah diadposi oleh PT. KTI diharapkan akan membawa dampak yang baik bagi bisnis khususnya dalam pengelolaan air bersih yang handal dan terpercaya.
Gambar 12. Diagram streaming current meter dalam WTP
Pembangunan Scada sistem dengan HMI Scada Vijeo Citect (proyek tahap I) telah membuat 9 konten gambar proses di layar, diantaranya adalah ; overall proses, area PS1, PS2, PS3, PS4, dan area PS5, accelerator, GLF dan Trending, yang secara keseluruhan dikoneksikan ke interface yang menghubungkan ke 30 unit motor di lapangan dengan menggunakan modul Horner sebagai interface ke Enginee UMC.
4.4
Ruang Lingkup
Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess produksi tahap I (MCP I), programmable logic controller (PLC) melakukan monitoring data proses penjernihan air yang akan dikumpulkan dalam database untuk interconnect dengan web service server PT. KTI (SIKTI) yang meliputi:
Accelator
Reuse backwash station Pump station I – Cidanau
Pump station II – Krenceng reservoir Pump station III – reservoir dan water tower
Raw water Mixer
Flocculator
Clarifier Filter
Dosing Pump Controller Current MeterStreaming
Pump station IV – reservoir Pump station V – reservoir Dosing pump – Chemical Station Run hour, kWh meter, amper motor.
Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess Produksi tahap II (MCP II) ini meliputi inventarisasi instrument dan peralatan control eksisting di lapangan, wirring, installation dan integrasi instrument dan control kedalam Scada sistem sebagai berikut:
Enginee UMC800 Upgradeable to Hybrid HC900 controller.
Parameter-parameter yang akan dioptimalkan dan dikoneksikan ke Scada (koagulant,current streaming in technology), end point proses dari jartes dengan streaming current ke Scada, sebagai kontrol akuisisi data chemical savings, maintain water quality, overdose protection, feedback control, easily retrofitted optimize treatment.
Migrasi data program ke hybrid controller dan integrasi field instrument baru, sehingga sistem kontrol proses menjadi lebih handal dan akurat.
Pemasangan power meter untuk PS1.
Wirring interface gate dari RTU motor PS1, dikoneksikan ke Scada sebagai fungsi monitoring status motor dari plant cidanau.
Supervisi integrator dan tim MCP II produksi dalam pembangunan HMI Scada Vijeo Citec (jika dalam Script tahap I harus ada pengembangan atau pertambahan programmable) sesuai penambahan instruksi ke field instrumen yang akan di koneksikan ke Scada sistem.
Penempatan server client di DTC Cidanau sebagai pusat repository data dan informasi link SCADA ke server pusat (Graha Krenceng).
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Gambar 13. a. UMC800, b. HC900, c. Horner, d Streaming current monitor, e. ADAM-4572 dan
4.4.1 Instalasi Proyek Tahap I yang Telah Terpasang
Integrasi ke Scada dan SIKTI telah dilakukan pada tahap awal. Data dan informasi telah tersedia di Scada sistem dengan SQL databasenya yang di tragger-kan ke SIKTI, sehingga dapat dijadikan alat monitoring akuisisi data dan informasi yang secara langsung atau realonline di monitor, dikontrol dan dikoreksi secara langsung di SIKTI. Pengelompokan equipment, device atau field instrument (double link), yang mengkoneksikan seluruh motor-motor sebanyak 30 unit, 15 motor-motor besar (soft staker interface), twido 13 pompa dosing dengan prioritas identifikasi motor yang dikoneksikan dengan memasang modul Horner ke lokasi yang ideal (diruang panel control room), untuk penggantian switch terdapat 5 motor pada (Pump Station) PS2, impelar alum, impelar kapur, 2 motor pompa kapur, 1 motor PS4 (61M1), 4 pompa booster, 6 motor accelator (impelar dan bridge). Parameter proses peralatan yang ada diproduksi antara lain; controller UMC Twido, memograph, power meter, dimana pada UMC800 AI Card yang terpasang terdiri atas 26 level Control IO yaitu greenleaf filter (20 level), tower (1 level), reservoir (2 level), waduk (1 level), bak kapur (1 level), dan bak alum (1 level). PH Control terdiri dari 6 I/O; accelator I, II, III (1 level), PH air bersih (1 level), PH air baku (1 level), dan PH depolec (1 level). Seluruh I/O tersebut telah wirring ke interface (otomatisasi proses). Parameter interface antara lain; ampere, Kwh, PH, debit, totalizer, level, preasure, flow airbaku, PS4-tower). Peralatan level kapur (2 buah) dan meter kecil-PDAM belum tersedia sehingga belum dapat dikoneksikan. Cara untuk menghubungkan ke interface mesin memograph UMC800 adalah dengan menggunakan converter ke Ethernet dengan ADAM 4570, modebus UMC Horner menggunakan ADAM 4572. Converter pada ADAM Etnernet menggunakan IP static address pada range class IP yang akan disesuaikan. interkoneksi wirring dari selector switch ke motor menggunakan relay Horner Smart Relay. Identifikasi (libraryan wirring cable), penamaan atau tagging ditentukan dengan menggunakan lokasi devices number PS1 MTR 001.
4.2.2 Tahapan Proyek II Infrastruktur Jejaring Lan, Wirring Interface, dan Instalasi
Software atau Toggle Client Scada ke Plant PS1
Tahapan ini menyiapkan konsep desain realonline dari PS1 ke Plant Krenceng atau di kantor pusat Graha Divisi Operasi, dimana telah disiapkan ruang DTC (Data centre) di ruang Control Room sebagai pusat data dan informasi akuisisi dan migrasi integrasi data Scada sistem dan SIKTI integrasi. Aplikasi yang akan dipakai untuk mengintegrasikan tools dalam sistem otomatisasi kontrol proses terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan Scada dengan Vijeo Citect, dengan memodifikasi Script penambahan instruksi terhadap interface yang baru (proyek II) yang akan dikoneksikan ke sistem otomatisasi proses. Selanjutnya, mengidentifikasi kompatibelitas antara engginee UMC800 (obsolence) kedalam Mesin yang baru HC900 hibrid controller (honeywell process solution), interface, dan port-port yang akan dikoneksikan ke sistem dalam hal ini Scada dan desainnya dengan menggunakan aplikasi tools HMI Scada Vijeo Citect yang sudah di install pada server otomatisasi proses secara realonline dan realtime yang sudah kontinu dijalankan.
4.5 Target
4.5.1 Target End Point terhadap Proyek Modernisasi Kontrol Proses Otomatisasi Tahap II