• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Ek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Ek"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi dengan Metode InquiryDiscovery Learning dan Penggunaan Media Video pada

Siswa Kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu

Wisnu Nugroho Aji1 , Sarwiji Suwandi2 , Andayani3

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret

Email: wisnugroaji@gmail.com

ABSTRACT

This thesis aims to improve quality of process and result of students’ ability in writing exposition text using inquiry discovery learning method and video at seventh grade students in smp n 3 colomadu. Based on the observation, the increasing quality of teaching learning process in writing exposition text at the first cycle is 66 % and the second cycle is 75 %. The result of students’ ability in writing exposition text at the first cycle is 62.5 % and the second cycle is 84.4 %. The conclusion of this research is the implementation of inquiry discovery learning and using video can increasing quality of learning process and students’ result in writing exposition text at seventh G grade students in smp negri 3 colomadu.

Keywords : inquiry discovery learning. Video. Writing skill. Exposition

text.

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa di sekolah menitikberatkan pada empat keterampilan berbahasa.Keterampilan tersebut meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini saling berhubungan dan saling menunjang satu sama lain. Hal itu disebabkan keempat aspek tersebut sangat penting.

Penerapan kurikulum terbaru kurikulum 2013 merupakan tonggak sebagai sarana evaluasi dan inovasi pembelajaran. Kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan saintifik dengan mengedepankan langkah-langkah ilmiah dalam pembelajaran, diantaranya; (1)Observing/observasi,

(2)Questioning/menanya, (3)Associating/menalar,

❑ ❑

1 Mahasiswa Program Strudi Magister Bahasa Indonesia PPs UNS dengan NIM S841308026

❑ ❑

(2)

(4)Experimenting/mencoba,dan(5)Networ king/membentuk jejaring. Dalam kurikulum 2013 disebutkan bahwa salah satutujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis. Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa keterampilan menulis cukup mendapatkan perhatian dalam pendidikan dan

pembelajaran terutama di

sekolah.Diharapkan implementasi kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik, peserta didik dapat memproduksi tulisan yang bernilai ilmiah.

Menulis merupakan keterampilan yang paling akhir dikuasai setelah peserta didik mampumenyimak, berbicara, dan membaca.Hal tersebut tidak mengherankan karena dalam menulis, peserta didik diharuskan untuk menguasai berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri sehingga tulisan yang dihasilkan dapat runtut dan padu, kohesif, dan kohern.Oleh karena itu, pembelajaran menulis ini harus diajarkan, dibina dan dikembangkan secara intensif di semua jenjang pendidikan.Saat ini, pembelajaran menulis yang diadakan di sekolah-sekolah belum maksimal. Proses pembelajaran menulis teks eksposisi yang

dilakukan guru masih menggunakan metode konvensional dan belum mampu menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Sebagai contoh dalam penelitian ini, pada kegiatan observasi awal dan pratindakan yang dilakukan pada siswa kelas kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu. Tahun Ajaran 2013/2014 diketahui bahwa nilai hasil pembelajaran menulis teks eksposisi masih rendah atau belum memenuhi KKM, begitu pula proses pembelajarannya. Dari pengamatan awal diketahui hasil tes menulis eksposisi siswa kelas VII G SMP 3 Colomadu masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, yaitu 73. Rata-rata nilai tes menulis eksposisi hanya 52,9 dari 32 siswa, yang mendapat nilai memenuhi KKM hanya 5 siswa (15,6%), sedangkan 27 siswa (84,4%) mendapat nilai dibawah KKM.

(3)

secara monoton; (4) guru kesulitan membangkitkan keaktifan siswa; (5) guru

belum menggunakan metode

pembelajaran yang inovatif; (6) kurangnya pembimbingan guru saat siswa mengerjakan tugas menulis teks eksposisi; dan (7) guru kesulitan dalam menemukan dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar materi menulis teks eksposisi.

Permasalahan utama yang dialami siswa dalam menulis teks eksposisi selama ini adalah tidak dimunculkannya objek pengamatan secara langsung.Hal itu membuat siswa kebingungan dalam membuat pemaparan atau teks eksposisi terhadap objek yang diamati sehingga hasil belajarnya masih rendah. Permasalahan pembelajaran menulis teks eksposisikelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu ini dapat diatasi dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa.Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metodeInquiry Discovery Learning. Penggunaan metode Inquiry Discovery Learningakan lebih tepat sasaran apabila diimbangi dengan penggunaan media yang tepat. Setelah melakukan observasi, media yang tepat

untuk digunakan dalam penerapan metode Inquiry Discovery Learningdi kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu adalah media video.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis menerapkan yaitu metode pembelajaran penemuan (Inquiry discoverylearnng) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (Inquiry discovery learning) dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi pada siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu.Penulis memilih metode pembelajaan ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran, (Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (inquiry discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

(4)

sesuai dengan kenyataan yang mereka lihat.

Tujuan dengan

melaksanakanInquiryDiscovery Learning

diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001: 85).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu.Sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Sumber data tersebut meliputi peristiwa, informan yaitu Guru dan siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu dan Dokumen hasil pembelajaran menulis teks eksposisi.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam/ in deep interview, tes, dan analisis dokumen.Uji validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber

data dan triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model analisis deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN

Keterampilan menulis merupakan cara seseorang dalam menuangkan gagasan atau ide ke dalam sebuah tulisan supaya orang lain dapat memahami dan mengerti informasi yang tertuang di dalamnya. Begitu pentingnya keterampilan menulis sehingga keterampilan menulis menjadi salah satu keterampilan berbahasa yang mendapat perhatian dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia.

(5)

penggunaan media video pada siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu.

Guru harus pandai dalam memilih metode, media dan alat yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Melalui penerapan metode Inquiry Discovery Learning dan penggunaan media video, siswa memiliki pengalaman belajar yang berbeda, karena disuguhkan sebuah pemaparan masalah secara langsung. Pemanfaat metode dan media ini mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis teks eksposisi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian proses dan nilai selama tindakan kelas berlangsung.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dua siklus.Setiap siklus dengan 2xpertemuan atau 4x40 menit.Untuk pertemuan pertama guru menerangkan materi menulis teks eksposisi, dan pengamatan terhadap contoh teks eksposisi.Pertemuan kedua siswa diminta untuk menuliskan teks eksposisi berdasarkan video yang telah disiapkan.Langkah tersebut memudahkan guru dan peneliti untuk mengamati dan menilai kinerja guru dan siswa serta keterampilan menulis teks eksposisi. Berikut akan dipaparkan pembahasan hasil penelitian.

1) Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Eksposisi.

Peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dinilai dari kinerja guru dan kinerja siswa selama pelaksanaan pratindakan, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, berikut diuraikan peningkatan kinerja guru dan kinerja siswa.

a) Peningkatan Kinerja Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi berdasarkan pada hasil penelitian guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran di setiap siklus.Hasil pengamatan dalam penyusunan RPP dari prasiklus, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada prasiklus guru memperoleh skor 21 dengan nilai 52,5 (kurang). Siklus I nilai guru meningkat menjadi 29 degan nilai 71,1 (baik). Pada siklus II dapat dikatakan bahwa guru sudahsangat baik dalam menyususn RPP sehingga memperoleh nilai 35 dengan nilai 86,6 (sangat baik).

(6)

prapembelajaran; (b) kegiatan pendahuluan; (c) kegiatan inti, meliputi penguasaan materi pembelajaran, penggunaan metode dan media, kegiatan pembelajaran, penilaian proses dan hasil, dan (d) kegiatan penutup.

Berdasarkan Hasil pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran selalu mengalami peningkatan dari prasiklus sampai siklus II. Pada pra siklus jumlah skor 53 dengan nilai 58,8 katagori kurang. Pada siklus I katagori baik dengan nilai 64 dengan nilai 71,1. Katagori sangat baik diperoleh pada siklus II dengan skor 78 dan nilai 86,6. Dibawah ini disajikan histogram hasil penilain kinerja guru

SIKLUS I SIKLUS II

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Gambar 1. Nilai

keterlaksanaanpembelajaran oleh guru antarsiklus

b) Peningkatan Kinerja siswa

Penilaian peningkatan kinerja siswa dalam proses pembelajaran diamati mulai pratindakan sampai siklus II.

Penilaian kinerja siswa ini meliputi tiga aspek yakni; (1)perhatian siswa pada guru saat guru menyampaikan materi; (2) keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran; dan (3) keterlaksanaan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap kinerja siswa dari pratindakan sampai siklus II selalu mengalami peningkatan.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari aspek-aspek berikut.

(1) Perhatian siswa pada saat guru menyampaikan materi.

Indikator ini meliputi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan apersepi, dan perhatian siswa saat guru menyampaiakan materi.

Pada saat prasiklus kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tampak tidak bersungguh-sungguh.Siswa kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Pada saat guru memberikan penjelasan dan contoh teks eksposisi, sebagian siswa masih sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, baik itu berbicara dengan teman atau melakukan hal lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran.

(7)

memberikan apersepsi dan motivasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam penyampaian materi oleh guru tidak ditemui lagi siswa yang mengerjakan pekerjaan lain seperti pada siklus sebelumnya

Hasil pengamatan pada aspek ini pada siklus I adalah 70,6%, dan siklus II adalah 81,7% .

(2) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

Pada saat prasiklus, keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran yang diindikatori oleh kemauan siswa menanggapi pertanyaan guru maupun menjawab masih kurang.Ketika guru bertanya pada siswa, banyak siswa yang tidak memperhatikan.Sebagian siswa hanya diam. Secara keseluruhan, kelas tampak tenang, tetapi para siswa tidak sepenuhnya konsentransi pada kegiatan pembelajaran.Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal.

Pada siklus II keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran yang diindikatori oleh kemauan siswa menanggapi pertanyaan guru maupun menjawab masih kurang.Ketika guru bertanya sebagian besar siswa sudah mulai menanggapi dan berusaha menjawab

pertanyaan dari guru.Hal ini menunjukkan keaktifan siswa meningkat jika dibandingkan pertemuan sebelumnya Indikator lainnya adalah keaktifan siswa saat berdiskusi.Saat berdiskusi siswa juga sudah mulai nampak untuk bekerjasama dan berkonsentrasi secara kelompok dengan berbagi ide dan gagasan.

Hasil pengamatan pada aspek ini sebagai berikut, , siklus I adalah 70,0%, dan siklus II adalah 81,2%.

(3) Keterksanaan kegiatan

pembelajaran oleh siswa

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, dapat diamati belum keseluruhan siswa menunjukkan keterlaksanaan dalam kegiatan pembelajaran. Keterlaksanaan selama kegiatan pembelajaran ini meliputi; (a) siswa melaksanakan petunjuk guru; (b) siswa menyelesaikan tugas sebagimana mestinya, dan (c) siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru.

(8)

memperhatikan sehingga hasil pekerjaannya tidak sesuai dengan instruksi guru.

Tindakan siklus II, sebagian besar siswa sudah melaksanakan petunjuk guru dengan baik. Selain itu tujuan pembelajaran yang diterapkan ruru dalam memberikan tugas dan petunjuk pengerjaan tugas, sebagian bear siswasudah memperhatikan sehingga hasil pekerjaan sudah baik sesuai dengan instruksi guru. Hal itu menunjukkan bahwa keterlaksanaan siswa dalam pembelajaran belum tercapai.

Peningkatan kinerja siswa dalam proses pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi dari prasiklus hingga siklus II dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.

Gambar 2. Rekapitulasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi melalui penerapan metode

Inquiry Discovery Learning dan penggunaan media video mengalami peningkatan setelah adanya tindakan.

2) Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Ekposisi

Peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi siswa dapat dinilai melalui hasil tes siswa.Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII G SMP Negeri 3

Colomadu selalu mengalami

peningkatan dari prasiklus sampai siklus II.Jumlas siswa yang mencapai KKM selalu menunjukan peningkatan di setiap siklus. Pada prasiklus jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 5 siswa atau 15,6%. Setelah diberikan tindakan dengan penerapan metode

Inquiry Discovery Learning, siklus I mengalami peningkatan sejumlah 24 siswa atau 75% siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus II jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM mencapai 29 siswa atau 90,6%.

(9)

tertinggi 75. Pada siklus I rerata nilai 74,7 dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 85. Siklus II rerata nilai mengalami peningkatan menjadi 80,2dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 90. Perbandingan secara lebih rinci disajikan melalui histogram berikut ini

Rera ta

Prose ntas

e Ke tunt

asan 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Gambar 3. Rekapitulasi perbandingan rerata dan presentase ketuntasan

antarsiklus

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan secara klasikal dan peningkatan nila rerata dari sebelum diberikan tindakan atau prasiklus dan

sesudah diberikan tindakan atau Siklus I dan Siklus II dengan menerapkan metode

Inquiry Discovery Learning dan penggunaan media video.

Keterampilan menulis dianggap berhasil apabila ide atau gagasan yang ditulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca sesuai dengan konteks yang benar.Young (2010: 23) mengungkapkan bahwa“Writing is a literate act that is simultaneously an individual cognitive endeavor and socio-historically embedded negotiation. Whenlearning a new discipline, we cannot separate formfrom content, writing from knowledge, action from context”. Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Menulis adalah suatu tindakan terpelajar yang sekaligus merupakan upaya kognitif individu dan tertanam negosiasi. Ketika belajar ilmu baru, kita tidak dapat memisahkan bentuk dari konten, menulis dari pengetahuan, tindakan dari konteks.

Pada penelitian ini peningkatan menulis teks eksposisi dikarenakan telah diterapkannya metode inquiry discovery learning pada pembelajaran, sehingga guru mampu mengoptimalkan kinerja siswa dengan cara menstimulus potensi

siswa dalam menulis dan

(10)

mandiri, hal ini sesuai dengan pernyataan Stoddart (2002: 23) dalam penelitian yang berjudul Integrating Inquiry and Language Development for English Language Learner yang diterbitkan oleh

journal of reasearh and scient teaching,

mengungkapkan penggunaan metode

inquiry discovery learning dalam proses belajar mengajar, untuk melatih siswa melakukan berbagai macam aktivitas, yaitu pengamatan, penyelidikan, percobaan, membandingkan penemuan yang satu dengan yang lain, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri. Sehingga hasil dari kegiatan itu siswa akan mendapatkan fakta-fakta secara lengkap tentang obyek yang diamati.

Berkaca pada prasiklus, siklus I dan siklus 2, terjadi peningkatan kinerja pada siswa secara signifikan. Peningkatan kinerja siswa pada siswa tersebut dapaat diamati melalui berbagai indikator pegamatan, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1990:60); (1) memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru; (2) semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar; (3) tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya; (i4) memanfaatkan semua sumber belajar yang disediakan guru; (5) menguasai

tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.

(11)

discovery learning dan penggunaan media video. Perlakuan tersebut mampu menunjang peningkatan kinerja guru, terutama pada sebagaimana pendapat Uno (2009:158) , kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan; (1)menggunakan berbagai metode dalam

penyampaian pembelajaran;

(2)menggunakan berbagai media dalam pembelajaran; dan (3)menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu mengalami peningkatan dengan bertambahnya jumlah siswa tuntas atau mencapai KKM. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kualitas proses dan hasil keterampilan menulis teks eksposisi melalui penerapan metode

Inquiry Discovery Learning dan penggunaan media video. Penelitian tindakan kelas ini menunjukan adanya peningkatan dan keberhasilan guru dalama melaksanakan pembelajaran.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi pada siklus I meningkat menjadi 75% lebih besar dari pelaksanaan pratindakan

hanya sebesar 15,6%. Target pada siklus I sudah dapat terlaksana dengan baik, yaitu 60% siswa sudah mencapai KKM. Keterampilan menulis teks eksposisi pada siklus II meningkat menjadi 90,6%. Target pada siklus II sudah dapat tercapai, yaitu 80% siswa sudah mencapai KKM.Pada siklus I kinerja guru dalam menyusun RPP mendapatkan skor 29 dengan nilai 72,5 katagori baik. Pada siklus II kinerja guru dalam menyusun RPP mendapatkan skor 35 dan nilai 87,5 katagori sangat baik.Kinerja guru dalam keterlaksanaan proses pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 64 dengan nilai 71,1 katagori baik. Pada siklus 2 meningkat menjadi 78 dengan nilai 86,6 katagori sangat baik.Nilai rerata kinerja guru dalam pembelajaran menulis teks eksposisi pada siklus I sebesar 71,7 dan pada siklus II 87,5 dengan katagori sangat baik.

(12)

pembelajaran oleh siswa mencapai 70,7% dengan kategori baik, sementara pada siklus II meningkat menjadi 81,2%.

DAFTAR PUSTAKA

Balim, A.G.2009. The Effects of Discovery Learning on Students “Succes and Inquiry Learning Skill”.Egitim Arastirmalari Euraian Journal of Educational Research.Vol 35. 1-20

Brown, H.D.1994. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall Regents.

Klein, Stephen B. 1996. Learning Principles and applications. USA: Mc. Graw Hill, Inc.

Kluge, A. 2011.Interaction Design and Discovery Learning in The Classroom. Nordie Journal of Digital Literacy.Vol.6(3).157-173.

Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Oghenevwede, O.E. 2010.Effects of Discovery and Inquiry Approaches in Teaching and Learning on Seconadary School Students Performance in Delta State Nigeria.Journal of Research in education and Society.

Vol1 (1)

Roestiyah.dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Stoddart, T.dkk. 2002.Integrating Inquiry and Langguage Development for English Langguage Learners.Journal of Research in Science Teaching.Vol39(8). 664-687.

(13)

Gambar

Gambar 1. Nilai
Gambar 2. Rekapitulasi Kinerja Siswa
Gambar 3. Rekapitulasi perbandingan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Reaksi obat yang tidak diharapkan ( Adverse drug reaction ) Kejadian cedera pada pasien selama proses terapi akibat penggunaan obat Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD) ada yang

Sanggahan paling lambat tanggal 2 Nopember 2017 telah diterima oleh Kelompok Kerja 24.17 ULP paket pekerjaan tersebut diatas pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Magelang.. Jawaban

Bagi apoteker sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di fasilitas pelayanan kefarmasian milik pemerintah harus memiliki SIPA. Cukup jelas , sesuai dengan

[r]

Tabel 4.17 Tabel korelasi Tegangan Otot dan Tinggi Badan Posisi Duduk Pada Posisi

Pasca runtuhnya Uni Soviet, berakhirlah perang dingin antara blok barat dan blok timur, dengan kemenangan demokrasi dan liberalisme. Namun, momen tersebut tidak

Jamur atau fungi adalah organisme eukariotik yang tidak berklorofil yang memperoleh makanan secara saprofit atau parasit ( heterotrof )2. Jamur dipelajari dalam