SIFAT DAN
KARAKTERISASI
SECARA UMUM
UNSUR LOGAM
TRANSISI PERIODE
DUA
2 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan berkah-Nya, sehingga makalah mengenai Sifat dan Karakterisasi
Secara Umum Unsur Logam Transisi Periode Dua ini dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik III yang
bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah
memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa untuk
dapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memenuhi harapan kita semua.
Bandar Lampung, 29 Novemver 2015
3 DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
II. PEMBAHASAN
A. Unsur Transisi 3
B. Unsur Logam Transisi Periode Dua (Deret ke Dua) 3
C. Perbandingan Sifat Unsur Logam Transisi Deret Pertama, Kedua
dan Ketiga 20
III. KESIMPULAN
5 I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam semesta ini terdapat banyak macam unsur kimia ciptaan Tuhan yang telah
ditemukan oleh manusia. Bahkan, penemuan unsur-unsur baru terus berlanjut
seiring berjalannya waktu. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar
114 unsur. Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat
pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari
usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem
periodik unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai
sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali
unsur-unsur yang kini jumlahnya 114 macam. Penggolongan tersebut didasarkan
pada kemiripan sifat dan karakteristik antar unsurnya. Daya tarik untuk
mempelajari unsur-unsur ini karena perbandingan sifat dan karakteristik unsur
yang berbeda-beda.
Sistem periodik unsur yang dikenal saat ini digolongkan dalam dua kelompok
besar yaitu golongan utama dan golongan transisi. Unsur golongan utama terdiri
dari 8 golongan yaitu golongan IA sampai VIII A, sedangkan unsur golongan
transisi meliputi golongan IB sampai dengan golongan VIII B serta mempunyai 1
sampai 7 periode. Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Unsur-unsur logam umumnya
diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan.
Dalam makalah ini akan dibahas unsur-unsur logam transisi yang ada di dalam
periode 2 (deret ke dua). Unsur periode 2 meliputi itrium, zirkon, niobium,
molibdenum, teknesium, rutenium, rodium, paladium, perak dan kadmium.
Dimana masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda serta cara sintesis
6 B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi:
1. Sifat dan karakteristik apa saja yang dimiliki oleh setiap unsur logam transisi
khususnya periode dua (deret ke dua)?
2. Adakah perbedaan sifat dan karakteristik antar unsur logam transisi pada
periode dua (deret ke dua) tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Secara umum untuk mempelajari sifat dan karakteristik unsur logam transisi.
2. Secara khusus untuk mempelajari sifat dan karakteristik logam transisi
7 II. PEMBAHASAN
A. Unsur Transisi
Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3
sampai 12 (IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38
unsur. Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya
terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua
pengertian:
IUPACmendefinisikan logam transisi sebagai sebuah unsur yang mempunyai sub-kulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation dengan
sub-kulit d yang juga tidak terisi penuh.
Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan logam transisi sebagai semua elemen yang berada pada blok-d pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang
masuk dalam golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan,
barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap sebagai logam
transisi dan disebut "logam transisi dalam".
Jensen meninjau ulang asal usul penamaan "logam transisi" atau blok-d. Kata
transisi pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang
sekarang dikenal sebagai unsur blok-d oleh kimiawan asal Inggris bernama
Charles Bury pada tahun 1921 yang merujuk pada peralihan atau transisi pada
perubahan sub-kulit elektron. Contohnya pada n=3 pada baris ke-4 tabel periodik
dari sub-kulit dengan 8 ke 18 atau 18 ke 32.
8 Secara umum, perbandingan unsur transisi periode pertama mempunyai
perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan unsur transisi periode
kedua dan ketiga yang mempunyai sifat-sifat kimia yang serupa. Beberapa contoh
dapat digambarkan seperti ion Co(II) dapat membentuk kompleks tetrahedral dan
oktahedral yang sangat berkarakteristik, sedangkan kompleks Rh(II) yang dapat
dibentuk sangat sedikit bahkan kompleks dari Ir(II) hampir tidak ditemukan.
Serupa dengan hal itu, ion Mn2+ sangaat stabil tetapi Tc dan Re pada tingkat
oksidasi II yang diketahui membentuk kompleks sangat sedikit. Berikut ini
merupakan unsur transisi periode kedua :
1. Itrium (Y)
Itrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Itrium
ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin tahun 1794
dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak tidak murni
itria dari reduksi itrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.
Itrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa:
a. Itrium alumunium garnet (Y3All5O12).
b. Itrium(III) Oksida (Y2O3).
Itrium klorida anhidrat (YCl3) dan Itrium oksida (Y2O3) dapat diekstraksi
dari gadolinite. Selain itu, Itrium dihasilkan dari pasir monasit dan xenotime
yang juga merupakan sumber bagi sebagian besar unsur-unsur tanah. Itrium
memiliki kilau metalik-keperakan, menyala di udara dan juga dapat
ditemukan dalam mineral lathanoid. Logam scandium merupakan garam
ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat (H2SO4), asam klorida
(HCl), dan sodium hidroksida (NaOH).
1. Sifat Unsur Itrium Sifat Fisik
Densitas : 4,5 g/cm3
Titik lebur : 1799 [atau 1526 ° C (2779 ° F)] K
9 Bentuk : padat pada suhu kamar
Warna : perak
Pada keadaan padat Itrium mempunyai struktur kristal hexagonal.
Sifat Kimia
a. Reaksi dengan Air
Ketika dipanaskan maka logam Itrium akan larut dalam air
membentuk larutan yang terdiri dari ion Y(III) dan gas hidrogen.
2Y(s) + 6H2O(aq)→ 2Y3+ (aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
b. Reaksi dengan Oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat akan
membentuk Itrium(III) oksida.
4Y(s) + 3O2(g)→ 2Y2O3(s)
c. Reaksi dengan Halogen
Itrium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida.
2Y(s) + 3F2(g)→ 2YF3(s)
d. Reaksi dengan Asam
Itrium mudah larut dalam asam klorida untuk membentuk larutan
yang mengandung ion Y(III) dan gas hidrogen.
2Y(s) + 6HCl(aq)→ 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
e. Itrium sangat reaktif terhadap halogen
Fluorin (F2), klorin (Cl2), bromin (Br2) dan yodium (I2) bereaksi
10 itrium(III)klorida (YCl3), itrium(III)bromida (YBr3) dan
itrium(III)iodida (YI3).
memberikan warna merah pada tube TV berwarna.
c. Itrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam
alumunium dan alloy magnesium.
2. Zirkon (Zr)
Unsur zirkonium termasuk di dalam golongan IV B pada sistem periodik.
Unsur dalam golongan ini disebut juga unsur transisi yaitu unsur blok d yang
konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub-kulit d. Selain zirkonium, unsur
titanium, hafnium serta rutherfordium juga tergolong dalam golongan IV B.
Untuk sifat-sifat unsur pada golongan ini dapat dilihat dalam sistem periodik
unsur dimana memiliki konfigurasi elektron terluar adalah (n-1)d2 ns2.
Bilangan oksidasi yang sering dijumpai adalah +2, +3 dan +4. Namun khusus
untuk unsur Zr bilangan oksidasinya yaitu +1. Bilangan oksidasi +4 dikatakan
lebih stabil dari yang lainnya. Hal ini dikarenakan bilangan oksidasi yang
lebih rendah mengalami proporsionasi. Zirkonium memiliki 5 isotop dengan
nomor massa 90, 91, 92, 94, dan 96 dengan kelimpahannya di alam sebanyak
51%, 11,23%, 17,11%, 17,40%, dan 2,80%.
Di alam, zirkonium banyak ditemukan dalam mineral seperti zirkon
(Hyacianth) dan zirkonia (baddeleyit). Baddeleyit sendiri merupakan oksida
zirkonium yang tahan terhadap suhu yang luar biasa tinggi sehingga
digunakan dalam pelapis tanur bersuhu tinggi. Zirkonia ini tidak ditemukan
dalam keadaan bebas, tetapi biasanya ditemukan sebagai oksida atau silikat
11 1. Sifat Unsur Zirkon
Sifat Fisik
Zirkonium merupakan logam berwarna putih keabu-abuan, berbentuk
kristal (amorf), lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni juga tahan
terhadap udara bahkan api. Adapun karakteristik dari logam zirkonium
dapat dilihat dibawah ini.
Struktur kristal : Heksagonal
Massa jenis : 6.51 g/cm3
Elektronegativitas : 1.33
Konfigurasi elektron : [Kr]4d2 5s2
Bilangan oksidasi : +4
Potensial ionisasi : 6.84 V
Sifat Kimia
Zirkonium membentuk satu oksida yang stabil dengan bilangan oksidasi
4 yaitu ZrO2. Zirkonium monoksida telah dideteksi di beberapa bintang
dengan menggunakan perhitungan spektrografik massa dan juga dapat
ditemukan menguap dari permukaan filamen tungsten. Berdasarkan hasil
penelitian terbaru, ilmuwan mengindikasikan bahwa zikornium
monoksida dapat dibuat dengan mereduksi zikornium dioksida dengan
menggunakan magnesium.
Menurut Hung (2000), ketika larutan hidroksida ditambahkan kedalam
larutan zikornium, akan terbentuk endapan putih seperti gelatin
(ZrO2.nH2O). Zikornium dioksida hidrat dapat dianggap eqivalen dengan
12 Secara kimia, zikornium memiliki keraktifan yang tinggi baik di udara
maupan dalam medium cair, sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya
lapisan oksida logamnya yang menyebabkan zikornium tidak mudah
mengalami korosi. Namun kereaktifan ini juga dapat menyebabkan
logam zikornium dapat dengan mudah direduksi oleh ion flourida jika
dalam jumlah yang besar.
Dalam medium cair, ion zirkonium sangat mudah untuk dihidrolisis. Hal
ini disebabkan karena tingginya muatan ionnya. Ion-ion zirkonium
berada pada larutan dengan konsentrasi rendah (10-4 M) dan tingkat
keasaman yang tinggi 1-2 M H+. Dalam deret elektrokimia, stabilitas dari
ion zirkonium berada dibawah air. Hal ini menyebabkan zirkonium dapat
mengalami dekomposisi dalam air. Dalam larutan yang bersifat sangat
asam, ion zirkonium akan mengalami solvasi sebagai ion zikornik (Zr4+)
dan ion zirkonil (ZrO2+), sedangkan dalam larutan yang bersifat sangat
basa akan menghasilkan ion zikornat (HZrO3-). Dalam larutan asam,
netral, dan basa logam ini akan dilapisi oleh lapisan tipis berupa
oksidanya.
2. Sifat Lain Unsur Zirkonium
a. Logam Zr bersifat keras dan tahan korosi.
b. Terbakar di udara pada tempratur tinggi.
c. Bereaksi lebih cepat dengan nitrogen dan oksigen membentuk
nitrida, oksida, dan oksida nitride (Zr2ON2).
3. Niobium (Nb)
Niobium adalah salah satu unsur logam berwarna putih mengkilap dan dalam
waktu yang lama dapat berubah kebiruan bila terkena udara. Di alam,
niobium ditemukan dalam mineral-mineral niobit (columbit), niobit tantalit,
piroklor, dan eksenit.
13
a. Berguna untuk pembuatan kawat Nb-Zr (bersifat magnet
superkonduktif).
b. Sebagai bahan konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir.
c. Sebagai campuran logam tahan karat, contohnya niobium foil yang
disebabkan oleh adanya senyawa niobium karbit dan niobium nitrit
dengan konsentrasi niobium dalam senyawa sekitar 0.1%.
d. Sebagai superkonduktor magnet (3 tesla clinical magnetic resonance
imaging scanner) dan superkonduktor radio frekuensi.
e. Dalam pembuatan mata uang koin.
f. Dalam pembuatan perhiasan.
4. Molibdenum (Mo)
Molibdenum adalah salah satu logam pertama yang ditemukan oleh para ahli
kimia modern. Ditemukan pada tahun 1778 oleh kimiawan Swedia bernama
Carl Wilhelm Scheele. Molibdenum adalah logam transisi, sehingga
menempatkannya di tengah-tengah tabel periodik dengan nomor atom 42.
Molibdenum bersifat keras seperti logam perak dengan titik leleh sangat
14 logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari unsur logam
yang pertama. Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja untuk
meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, serta kemampuan untuk mengeraskan baja. Molibdenum merupakan
hasil samping dari operasi penambangan tembaga dan wolfram
1. Sifat Unsur Molibdenum Sifat Fisik
Jari-jari atom : 2.01Å
Volume atom : 9.4cm3/mol
Tingkat energi (elektron) : 2,8,18,13,1
Jumlah elektron : 42
Jumlah neutron : 54
Jumlah proton : 42
Elektronegativitas : 2.16 (Pauling); 1.3 (Rochow Allrod)
Energi ionisasi
Pertama :7,099
Kedua : 16,461
Ketiga : 27,16
Sifat Kimia
a. Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruang.
b. Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruang.
c. Pada temperature tinggi, membentuk molibdenum(VI)trioxide.
2Mo(s) + 3O2(g)→ 2MoO3(s)
d. Pada temperatur ruang Mo bereaksi dengan fluorin membentuk
molibdenum(VI)fluorida.
15 2. Kegunaan Unsur Molibdenum
a. Bahan Baku pada Industri
Molibdenum banyak digunakan di industri, diantaranya adalah pada
industri baja, pesawat, rudal, filamen di pemanas listrik, pelumas,
lapisan pelindung pelat boiler, pigme dan katalis. Sekitar 75% dari
molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1996
dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari
campuran ini digunakan untuk membuat stainless dan baja tahan
panas. Hasilnya dapat digunakan dalam pesawat terbang, pesawat
ruang angkasa, dan rudal. Penggunaan penting lainnya adalah
campuran molibdenum dalam produksi alat-alat khusus seperti busi,
shaft baling-baling, senapan barel, peralatan listrik digunakan pada
temperatur tinggi, dan boiler pelat.
b. Katalis
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis molibdenum.
Katalis adalah zat yang digunakan untuk mempercepat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Katalis tidak mengalami
perubahan wujud selama reaksi. Katalis molibdenum digunakan
dalam berbagai operasi kimia, dalam industri minyak bumi, serta
dalam produksi polimer dan plastik.
c. Bahan Tambahan dalam Alloy
Molibdenum juga digunakan pada alloy tertentu yang berbasis nikel,
seperti Hastelloy yang tahan terhadap panas dan tahan korosi bahan
kimia. Molibdenum mengoksidasi pada suhu yang meningkat.
Penerapan terbaru molibdenum adalah sebagai elektroda untuk
tungku pembakaran kaca yang dipanaskan dengan listrik.
Molibdenum juga digunakan dalam nuklir.
16 Teknesium adalah unsur pertama yang dihasilkan secara buatan. Semula
diduga bahwa unsur bernomor 43 diperkirakan adalah dasar dari tabel
periodik. Hal ini baru diketahui pada tahun 1925. Saat itu, teknesium dikenal
sebagai masurium. Unsur ini sebenarnya ditemukan oleh Perrier dan Segre di
Italia pada tahun 1937. Teknesium juga ditemukan bersamaan dalam sampel
molibdenum yang dikirim oleh E. Lawrence yang ditembak dengan deutron
dalam siklotron Berkeley.
Sejak penemuan Teknesium, semua penelitian mengenai unsur yang
berkaitan dengan bumi terus dilakukan. Akhirnya pada tahun 1962, 99Tc
diisolasi dan diidentifikasi dari bijih kaya uranium Afrika hanya dalam
hitungan menit, sebagai hasil reaksi fisi spontan Uranium-238 oleh B.T
Kenna dan P.K Kuroda. Teknesium memiliki tiga isotop dengan masa paruh
waktu radioaktif yang cukup panjang yaitu: 97Tc (T1/2 = 2.6 x 106 tahun),98Tc
(T1/2 = 4.2 x 106 tahun) dan 99Tc (T1/2 = 2.1 x 105 tahun).
Logam dan senyawa teknesium jarang ditemukan di alam. Kebanyakan
diperoleh dari radiasi kosmik yang sangat kuat dari Mo (molibdenum), Nb
(niobium), Ru (Ruthenium) atau melalui pemecahan spontan dari uranium.
Semua isotop teknesium bersifat radioaktif.
1. Sifat Unsur Teknesium Sifat Fisik
Densitas : Tidak diketahui
Titik leleh : 2430 K
Titik didih : 4538 K
Klasifikasi unsur : Logam
Fase : Padat
Warna : Putih keabu-abuan
Nomor atom : 43
Nomor massa : 99
17 Energi ionisasi : 703 kJ/mol
Jari-jari atom : 135 pm
Afinitas elektron : -53 kJ/mol
Sifat Kimia
a. Teknesium tidak beraksi dengan air.
b. Teknesium dalam bentuk bubuk dan sponge lebih reaktif. Ketika
dibakar dengan oksigen menghasilkan teknesium(VII)oksida sesuai
reaksi:
4Tc(s) + 7O2(g)→ 2Tc2O7(s)
c. Teknesium direaksikan dengan fluorin menghasilkan campuran
teknesium(VI)fluorida.
d. Teknesium tidak larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam
hidroflourik (HF). Teknesium dapat larut dalam asam nitrit (HNO3)
atau H2SO4, dimana dalam keduanya akan teroksidasi untuk
membentuk larutan asam perteknetik (HTcO4) yang memiliki
bilangan oksidasi stabil +7.
2. Kegunaan Unsur Teknesium
a. Teknesium dapat mencegah korosi dan stabil dalam melawan
aktivitas neutron, sehingga dapat digunakan untuk membangun
reactor nuklir.
b. Isotop Tc-99 digunakan untuk memberikan sumber radiasi atau
terapi dengan memancarkan sinar gamma murni dalam pengobatan
karena dapat mendeteksi tumor di organ hati, otak, tiroid dan limpa.
c. Campuran antara Tc-99 dan senyawa timah dapat menjepit sel darah
merah yang selanjutnya dapat digunakan untuk memetakkan
gangguan sirkulatori.
d. Isotop teknesium-99 digunakan untuk kalibrasi peralatan.
18 Ru adalah unsur yang tergolong logam transisi, berwarna putih, keras, berada
dalam bentuk empat kristal, baru bereaksi pada udara dengan suhu 800.
Tahan terhadap asam maupun aqua regia (tetapi bila ditambahkan kalium
klorat, logam ini teroksidasi dengan disertai letupan), tidak tahan terhadap
halogen dan basa kuat. Di alam, Ru ditemukan bersama unsur transisi lain
terutama bersama platina.
Menurut Mulyono (2005), unsur ruthenium diperoleh melalui proses kimia
yang cukup rumit. Pada tahap akhir melibatkan reduksi terhadap ammonium
ruthenium klorida oleh H2 yang menghasilkan serbuk logam ruthenium.
Rutenium dapat dilapisi dengan metode elektro deposisi atau dengan metode
dekomposisi suhu. Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang
paling efektif dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk
menghasilkan sifat hambatan listrik yang luar biasa.
Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat superkonduktif pada suhu
10,6 K. Ketahanan korosi pada titanium dapat diperbaiki seratus kali lipat
dengan penambahan 0.1% ruthenium. Ruthenium juga merupakan katalis
yang serba guna. Asam sulfida dapat dipecah oleh cahaya dengan
menggunakan suspensi partikel CdS yang diisi dengan ruthenium oksida.
Diduga ruthenium dapat diterapkan untuk menghilangkan H2S pada
pemurnian oli dan proses industri yang lainnya. Setidaknya, ada delapan
bilangan oksidasi yang ditemukan, tapi di antara delapan bilangan tersebut
hanya bilangan +2, +3, +4 yang umum ditemukan. Senyawa ruthenium
memiliki ciri-ciri yang menyerupai senyawa kadmium.
1. Sifat Unsur Ruthenium
19 Kalor penguapan : 591.6 kJ/mol
Kapasitas kalor : 24.06 J/mol.K pada suhu kamar.
Struktur kristal : hexagonal
Bilangan oksidasi : 2, 3, 4, 6, 8
Elektronegativitas : 2.2 (skala Pauling)
Energi ionisasi
RutHenium bereaksi dengan fluorin berlebih untuk membentuk
ruthenium(IV)fluorida.
Ru(s) + 3F2(g) RuF6(s)
2. Kegunaan Unsur Ruthenium
a. Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang paling
efektif dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk
menghasilkan sifat hambatan listrik yang luar biasa. Alloy
rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat superkonduktif pada suhu 10, 6K.
b. Ketahanan korosi pada titanium dapat diperbaiki seratus kali lipat
dengan penambahan 0.1% rutenium.
c. Ruthenium juga merupakan katalis yang serba guna.
d. [(NH3)5Ru-O-Ru(NH3)4-O-Ru(NH3)5]6+ atau Rutenium Merah yaitu
20 7. Rodium (Rh)
Rhodium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Rh dan nomor atom 45.
Sifat Unsur Rodium Sifat Fisik
Rodium berwarna putih keperakan.
Logam ini memiliki titik cair yang tinggi.
Bobot jenis yang lebih rendah dari platina.
Fase : solid
Titik lebur : 2237 K (1964 °C, 3567 °F
Titik didih : 3968 K (3695 °C, 6683 °F)
Elektronegativitas : 2.28 (skala Pauling)
Jari-jari atom : 135 pm
Bila dipijarkan perlahan-lahan di udara, akan berubah menjadi
resquioksida. Pada suhu yang lebih tinggi, resquioksida ini kembali
menjadi unsur rodium.
8. Paladium (Pd)
Paladium adalah suatu unsur kimia dengan simbol kimia Pd dan nomor atom
46. Ini adalah logam perak-putih yang langka dan berkilau ditemukan pada
tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston. Paladium, platinum, rhodium,
ruthenium, iridium dan osmium membentuk sekelompok elemen disebut
sebagai kelompok logam platinum (PGMs). Ini memiliki sifat kimia yang
mirip, namun paladium memiliki titik leleh terendah dan adalah yang paling
21
Elektronegativitas : 2.20 (skala Pauling)
Jari-jari atom : 140 pm
a. Paladium asetat diperoleh sebagai kristal coklat bilamana busa Pd
dilarutkan dalam asam asetat yang mengandung HNO3, ia adalah
d. Bereaksi lambat dengan asam kuat panas.
9. Perak (Ag)
Berasal dari beberapa bahasa Latin argentum. Perak telah dikenal sejak
zaman purba kala. Unsur ini disebut dalam Alkitab. Beberapa tempat
buangan mineral di Asia Minor dan di pulau-pulau di Laut Aegean
mengindikasikan bahwa manusia telah belajar memisahkan perak dari timah
22
semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil.
Fasa : padatan
Elektronegatifitas : 1,93 (skala pauling)
Energi ionisas
logam ini mempunyai tingkat oksidasi +1 dan ion Ag+ adalah
satu-satunya ion perak yang stabil dalam larutan air.
b. Senyawa yang penting yaitu perak nitrat, satu-satunya garam perak
yang sangat mudah larut dalam air dan tak berwarna.
c. Sifat sukar larut AgCl, AgBr, dan AgI dijelaskan berdasarkan
karakter kovalensi, tetapi AgF padatan putih yang telah larut dalam
air dipertimbangkan mempunyai karakter ionik baik padatan
maupun dalam larutan.
d. Perak klorida, perak bromida dan perak iodida sangat sensitif
terhadap cahaya dan bersifat mudah tereduksi dari ion Ag+ menjadi
23 Itulah sebabnya senyawaan perak disimpan dan larutannya disimpan
dalam botol gelap.
e. Pembentukan senyawa kompleks perak dimana perak (Ag) sebagai
atom pusat dan CN- sebagai ligan [Ag(CN)2]- didasarkan atas asas
energetika, tingkat energi dari kompleks tersebut adalah paling
rendah apabila tolakan antara dua ligan CN- minimal. Hal ini terjadi
apabila dua ligan CN posisinya berlawanan sehingga kompleks
[Ag(CN)2]- memiliki struktur linier. Fakta secara eksperimen
membuktikan bahwa [Ag(CN)2]- bersifat diamagnetik oleh karena
itu hibridisasi kompleks ini melibatkan hibridisasi sp.
10. Kadmium (Cd)
Menurut Greenberg(1992), kadmium merupakan komponen campuran logam
yang memiliki titik cair terendah. Sulfat merupakan garamnya yang paling
banyak ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning. Kadmium dan
senyawa-senyawanya bersifat sangat beracun.
1. Sifat Unsur Kadmium Sifat Fisik
b. Kadmium sangat beracun meskipun dalam konsentrasi rendah.
24 2Cd(s) + O2(g) → 2CdO(s)
d. Reaksi dengan Halogen
Kadmium bereaksi dengan fluorin, bromin dan iodin membentuk
kadmium(II)dihalida.
e. Reaksi dengan Asam
Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk
campuran yang mengandung ion kadmium (II) dan gas hidrogen.
f. Reaksi dengan Basa
Kadmium tidak akan larut dalam larutan alkali.
2. Kegunaan Unsur Kadmiun
a. Kadmium digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien
gesek yang rendah dan tahan lama.
b. Kadmium digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating).
c. Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd,
dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi.
d. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitam-putih
dan fosfor hijau dalam TV bewarna.
C. Perbandingan Sifat Unsur Logam Transisi Deret Pertama, Kedua dan Ketiga
Menurut Darjito (2000), beberapa hal penting dari unsur-unsur transisi deret
kedua dan ketiga dibandingkan dengan deret pertama adalah sebagai berikut.
1. Jari-jari
Jari-jari logam dan ion untuk unsur transisi periode kedua dan ketiga lebih
besar dibanding periode pertama.
2. Tingkat Oksidasi
Untuk unsur transisi periode kedua dan ketiga, pada tingkat oksidasi tinggi
25 3. Kimia Larutan
Ion akuo dari unsur transisi periode kedua dan ketiga pada keadaan valensi
rendah dan sedang tidak umum didapatkan atau tidak terlalu penting.
4. Ikatan Logam-logam
Umumnya unsur-unsur transisi periode kedua dan ketiga akan lebih mudah
untuk membentuk ikatan M-M daripada unsur transisi periode I.
5. Sifat Magnetik
Umumnya unsur-unsur periode kedua dan ketiga mempunyai sifat magnetik
yang sedikit penggunaannya dibandingkan dengan unsur transisi periode
pertama.
6. Stereokimia
Unsur-unsur transisi periode kedua dan ketiga umumnya mempunyai
bilangan koordinasi yang lebih tinggi yaitu VIII dan VIII dibandingkan unsur
transisi periode pertama dengan pengecualian untuk unsur platina bilangan
koordinasi tertinggi 6.
26 Dari pembahasan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa unsur transisi periode
kedua memiliki kemiripan sifat kimia dengan unsur transisi periode ketiga tetapi
memiliki sifat yang berlainan dengan unsur transisi periode pertama.
27 Darjito. 2000. Jurnal Unsur Transisi Periode Kedua dan Ketiga. Universitas
Brawijaya. Malang.
Greenberg. 1992. Alih Bahasa Kimia Untuk Pemula Edisi Tiga. Erlangga. Jakarta.
Hung. 2000. Inorganic Chemistry. Jurnal. America.
Mulyono. 2005. Analisis Kimia Anorganik. Gramedia. Jakarta.
Anonim.2011.
http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/12/unsur-unsur-golongan-viib-kimia.html. Di akses pada 23 November 2015 pukul 18.28 WIB.
Anonim. 2014.
http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-kimia-unsur/2-sifat-sifat-unsur/. Di akses pada 23 November