• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO Revi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO Revi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro I

(XPD101)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mugi Rahardjo, M.Si

Disusun Oleh : KELOMPOK 2

Agus Hermawan F1115002

Erwinda Agnesia V A F1115012

Marsha Diptha I F1115022

Retno Ayu K F1115032

Ila Asmara F1115042

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para pemula dalam ilmu makroekonomi kadang-kadang dibingungkan oleh bagaimana para ahli makroekonomi menggunakan kata-kata biasa dengan cara baru dan spesifik. Contohnya adalah istilah “investasi”. Kebingungan muncul karena apa yang tampak seperti investasi untuk seorang individu bukanlah investasi bagi perekonomian secara keseluruhan. Kaidah umumnya adalah investasi perekonomian tidak mencakup pembelian yang hanya merealokasi aset-aset yang ada di antara individu-individu yang berbeda. Investasi, dalam pandangan para ahli makroekonomi, menciptakan modal baru.

Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karena investasi dapat mendorong kenaikan output secara signifikan, selain itu juga secara otomatis akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat (Makmum & Yasin, 2003 : 63).

Menurut Rostow (dalam Todaro, 2000) menjelaskan bahwa setiap upaya untuk “tinggal landas” dalam konsep pembangunan nasional suatu negara, mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat. Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

(3)

Melihat realita yang ada, investasi merupakan faktor dominan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dapat dilihat dari statistik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai investasi suatu negara maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Uraian di atas menunjukkan bahwa perlunya peningkatan nilai investasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pentingnya investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan menjadikan pemerintah dari setiap negara berlomba-lomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam negaranya. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai upaya antara lain seperti : memulihkan situasi politik, keamanan dan ketertiban, memberikan insentif kepada para investor, memberikan kemudahan dalam birokrasi, menjamin kepastian hukum, serta menjalin hubungan diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Semua upaya tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga cita-cita negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan investasi?

2. Jenis investasi

3. Apa saja jenis-jenis pengeluaran investasi? 4. Apa saja kriteria investasi?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi? 6. Darimana saja sumber-sumber dana investasi?

7. Resiko investasi

1.3 Tujuan dan Sasaran 13.1 Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi investasi, jenis-jenis pengeluaran investasi, kriteria investasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi serta mengetahui sumber-sumber dana investasi.

(4)

Adapun sasaran untuk mencapai tujuan diatas sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi definisi investasi

2. Jenis investasi

3. Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran investasi 4. Mengidentifikasi kriteria investasi

5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi 6. Mengidentifikasi sumber-sumber dana investasi

7. Resiko investasi

1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang pembuatan makalah, rumusan masalah dari ulasan latar belakang, tujuan dari penyusunan makalah, sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan makalah, dan sistematika penulisan dalam penyusunan makalah.

BAB II PEMBAHASAN

Pada Bab II berisi mengenai definisi investasi, jenis-jenis pengeluaran investasi, kriteria investasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi dan sumber-sumber dana investasi.

BAB III PENUTUP

Pada Bab III berisi kesimpulan dari pembahasan mengenai investasi, jenis pengeluaran investasi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju investasi serta sumber-sumber dana investasi seperti Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Investasi

Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno: Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997: 107).

Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya yaitu investasi dalam bentuk saham. Investor dapat menanamkan kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan dananya ke bursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Taswan dan Soliha (2002:168) mendefinisikan investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan.

Sedangkan definisi investasi menurut Sunariyah (2003:4) Investasi adalah suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang”.

(6)

Investasi adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli/memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakanoleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa/ pengeluaran untuk membeli faktor produksi untuk membangun usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Jogiyanto (2008) mengartikan investasi sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Tandellin (2001) investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan dating. Tujuan seseorang berinvestasi yaitu untuk meningkatkan nilai utility total dari suatu produk.

Pengertian investasi menurut Husnan (1996: 5) menyatakan bahwa: “Proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain.

Pengertian investasi menurut Kasmir dan Jakfar (2012), investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.

Pengertian investasi menurut Downes dan Goodman, investasi adalah investasi keuangan dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan pekerjaannya.

(7)

(inventory). Jadi investasi adalah pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994: 79-80).

Pengertian investasi menurut Martono dan D. Agus Marjito (2002: 138) menyatakan bahwa: “Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang”.

Pengertian investasi menurut Deliarnov (1995, 123): Investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.

Pengertian investasi menurut Sutojo (1993), investasi adalah usaha menanamkan faktor-faktor produksi langka dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek atau pabrik yang sudah ada untuk memperoleh manfaat keuangan dan-atau non keuangan yang layak dikemudian hari.

Pengertian investasi menurut Haming dan Basalamah investasi merupakan pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dsb) atau aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang, selanjutnya dikatakan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.

(8)

Berdasarkan teori ekonomi, investasi memiliki arti bahwa pembelian (produksi) dari modal barang yang tidak di konsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Investasi adalah suatu komponen dari Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product), dengan rumus sebagai berikut :

GDP = C + I + G + (X-M) Keterangan :

I : Investasi C : Konsumsi G : Pengeluaran Pemerintah

X : Ekspor M : Impor GDP : Produk Domestik Bruto

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, sebagai berikut : I = f(Y,i)

Keterangan :

Y : Pendapatan i : Tingkat Bunga

A. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)

Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor

(9)

unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.

Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :

1. PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.

2. PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 2010, 2011 dan tahun 2012, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 2010 dan 2011 dengan dasar harga tahun 2012 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.

GDP dapat dihitung dengan 3 cara metode pendekatan:

• Metode pendekatan pengeluaran

Y = C + G + I + (X-M)

atau

Konsumsi + Pengeluaran Pemerintah + Investasi + (ekspor-impor)

• Metode pendekatan pendapatan

Y = r + i + w + p

atau

(10)

• Metode pendekatan produksi

Y = jumlah P.Q

Contoh perhitungan Gross Domestic Product (GNP) :

Keterangan Biaya (dalam milliar)

Keterangan 100

Pengeluaran Pemerintah 50

Investasi 30

Ekspor 30

Impor 15

Maka :

Y = C + G + I + (X-M)

Y = 100 + 50 + 30 + (30 – 15)

Y = 195 (dalam Milliar)

B. Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)

Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri.

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood)

Atau

PDB - Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood)

(11)

Dengan cara lain, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut.

1. Jika Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood) < 0, maka PDB > PNB

2. Jika Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood) > 0, maka PDB < PNB

Keterangan :

o PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)

o PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP)

o Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri

Contoh :

Krisna warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Jhon warga negara Amerika Serikat dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Juna warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di Inggris dengan pendapatan Rp1.000.000,00.

Maka PDB (GDP) = pendapatan Krisna + pendapatan Jhon = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.

Penghasilan Neto = pendapatan Juna − pendapatan Jhon = Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00

dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:

PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto

(12)

= Rp3.000.000,00

C. Perbedaan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) dengan Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)

Kedua istilah itu merujuk kepada output suatu negara. Perbedaannya adalah kalau GNP (Gross National Produst) mengacu kepada barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara/penduduk suatu negara selama satu tahun, baik yang tinggal di dalam negeri maupun luar negeri, sedangkan GDP (Gross Domestic Product) mengacu kepada barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu wilayah (dalam negeri) negara tertentu baik oleh warga negaranya sendiri ataupun oleh pihak asing.

Misalnya:

Barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah negara X adalah 4000 yang terdiri dari 3000 oleh warga negaranya sendiri dan 1000 oleh asing. Selain di negara X, warga negara Z juga ada yang bekerja di luar negeri yang menghasilkan_total_output_sebesar_500.

Maka GNP nya sebesar 3500 sedangkan GDP nya sebesar 4000

(13)

1.2.2 Jenis Investasi

Keputusan investasi dapat di lakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu:

1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset) berupa aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.

2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat-surat Berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai oleh entitas. Pilihan aktiva financial dalam rangka invetasi pada sebuah entitas dapat di lakukan dengan du acara:

a. Investasi langsung (direct investment)

investasi langsung dapat di artikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend an capital gains.

b. Investasi tidak langsung (indirect investment)

investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang di miliki di perdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara.

2.2 Jenis-Jenis Pengeluaran Investasi

Ada tiga jenis pengeluaran dalam investasi, yaitu :

1. Investasi Tetap Bisnis (Business Fixed Investment)

(14)

tingkat investasi –tambahan persediaan modal- dikaitkan dengan produk marjinal modal, tingkat bunga, dan aturan perpajakan yang mempengaruhi perusahaan.

Untuk mengembangkan model ini, ada dua jenis perusahaan dalam perekonomian (sebagai contoh). Perusahaan produksi (production firms) menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan modal yang disewa. Perusahaan penyewaan (rental firms) membuat seluruh investasi dalam perekonomian; perusahaan ini membeli modal dan menyewakannya kepada perusahaan-perusahaan produksi. Kebanyakan perusahaan dalam perekonomian aktual melaksanakan kedua fungsi itu: mereka memproduksi barang dan jasa, dan menginvestasikan modal untuk produksi masa depan. Namun, analisa ini akan lebih sederhana jika memisahkan kedua aktivitas ini dengan membayakan aktivitas tersebut dilakukan dalam perusahaan yang berbeda.

2. Investasi Residensial (Residential Investment)

Mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan.

a. Ekuilibrium Saham dan Penawaran Aliran Investasi

Model ini terdiri dari dua bagian. Pertama, pasar untuk stok rumah yang telah ada yang menentukan harga rumah ekuilibrium. Kedua, harga rumah yang menentukan aliran investasi residensial.

(15)

Pada bagian (a) menunjukkan bagaimana harga relative rumah PH/P ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap stok rumah yang telah ada. Pada setiap titik waktu, penawaran rumah adalah tetap. Stok ini ditunjukkan dengan kurva penawaran vertikal. Kurva permintaan rumah miring ke bawah, karena harga yang tinggi menyebabkan orang-orang tinggal di rumah yang lebih kecil, menumpang, atau bahkan kadang-kadang menjadi tunawisma. Harga rumah disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Pada bagian (b) menunjukkan bagaimana harga relatif rumah menentukan penawaran rumah baru. Perusahaan konstruksi membeli bahan dan mempekerjakan karyawan untuk membangun rumah, lalu menjual rumah tersebut pada harga pasar. Biayanya bergantung pada tingkat harga keseluruhan P (yang mencerminkan biaya kayu, batu bata, semen, dan

lain-Penawaran

Permintaa n

Harga Relatif Rumah, PH/P

Stok rumah, KH

Penawaran PH/P

Aliran Investasi Residensial, IH

Gambar 2.2 Penawaran Rumah Baru Gambar 2.1

(16)

lain), dan penerimaan mereka bergantung pada harga rumah PH. semakin tinggi harga relatif rumah, semakin besar insentif untuk membangun rumah dan semakin banyak rumah dibangun. Karena itu, aliran rumah baru – investasi residensial – bergantung pada harga ekuilibrium yang ditetapkan di pasar rumah yang ada.

b. Perubahan Permintaan Rumah

Bila permintaan akan rumah bergeser, harga ekuilibrium rumah berubah, dan perubahan ini akan mempengaruhi investasi residensial. Kurva permintaan akan rumah dapat bergeser karena berbagai sebab seperti, booming ekonomi meningkatkan pendapatan nasional dan juga permintaan terhadap rumah. Tingginya kenaikan populasi, bisa jadi diakibatkan karena imigrasi, juga meningkatkan permintaan rumah.

c. Investasi Persediaan (Inventory Investment)

Investsai persediaan (mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang) pada saat yang sama dapat tidak bernilai apa-apa dan bisa memiliki signifikasi yang besar. Investasi persediaan merupakan salah satu komponen pengeluaran terkecil, rata-rata sekitar 1 persen dari GDP. Pada masa resesi, perusahaan berhenti mengganti kembali persediaan mereka begitu barang dijual, dan investasi persediaan menjadi negatif. Pada resesi tipikal, lebih separuh penurunan pengeluaran berasal dari penurunan investasi persediaan.

1. Alasan Menyimpan Persediaan

a. Pemerataan Produksi (Production Smoothing)

Salah satu kegunaan persediaan adalah untuk meratakan tingkat produksi sepanjang waktu. Seperti, perusahaan yang mengalami booming dan penurunan penjualan secara temporer. Selain menyesuaikan produksi barang pada kondisi mapan. Ketika penjualan rendah, perusahaan memproduksi lebih banyak dari yang dijual dan menyimpan kelebihan barang itu sebagai persediaan. Ketika penjualan tinggi, perusahaan memproduksi lebih sedikit dari yang dijual dan menjual persediaannya.

(17)

persediaan sebagai factor produksi (inventories as a factor of production): Semakin besar persediaan yang disimpan perusahaan, semakin besar output yang diproduksi.

c. Pencegahan kehabisan Barang (Stock-out Avoidance)

Menyimpan persediaan dapat menghindari kehabisan barang ketika penjualan tiba-tiba melonjak. Perusahaan seringkali harus membuat keputusan produksi sebelum mengetahui tingkat permintaan pelanggan. Contoh: penerbit harus memutuskan berapa banyak buku baru yang harus dicetak sebelum mengetahui apakah buku itu akan popular. Jika permintaan melebihi produksi dan tidak ada persediaan, barang akan habis selama satu periode, serta perusahaan akan kehilangan penjualan dan laba.

d. Barang dalam Proses (Work in Process)

Beberapa barang mungkin membutuhkan beberapa tahap dalam produksi dan karena itu, membutuhkan waktu. Ketika barang baru selesai sebagian, komponen-komponennya dihitung sebagai bagian dari persediaan perusahaan.

2. Model Percepatan Persediaan

Model percepatan persediaan mengasumsikan bahwa perusahaan menyimpan persediaan yang proposional terhadap tingkat output perusahaan. Alasannya, ketika output tinggi, perusahaan-perusahaan manufaktur memerlukan lebih banyak bahan serta persediaan yang disimpan, dan mereka memiliki lebih banyak barang dalam proses. Ketika perekonomian mengalami masa booming, perusahaan-perusahaan eceran ingin memiliki lebih banyak barang dagangan yang akan ditunjukkan kepada pelanggan. Jadi, jika N adalah persediaan perekonomian dan Y adalah output, maka

N = Y,

Dimana adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak persediaan yang akan disimpan perusahaan sebagai proporsi output. Investasi persediaan I adalah perubahan dalam persediaan N. karena itu,

I = N = Y.

(18)

Model ini disebut model percepatan karena variable Y adalah tingkat di mana perusahaan memproduksi barang, maka Y merupakan “percepatan” produksi. Model ini menyatakan bahw investasi persediaan bergantung pada apakah perekonomian tumbuh dengan cepat atau melambat.

3. Investasi Persediaan (Inventory Investment)

Mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang, termasuk bahan-bahan dan persediaan, barang dalam proses, dan barang jadi. Merupakan komponen terkecil dari pengeluaran yakni sekitar 1 persen.

2.3 Kriteria Investasi

Kriteria investasi bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang yang menanggung rugi karena tidak melakukan perhitungan atau tidak mengukur terlebih dahulu tingkat visibilitas dan share profit serta management risk-nya ketika melakukan investasi.

Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antara biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.

Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa kriteria yang digunakan antara lain, yaitu :

1. Payback Period

Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, maka proposal investasi dianggap makin baik. Namun, harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period. Karena, ada investasi yang baru menguntukkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).

(19)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan NPV negativf.Net B/C mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C < 1 maka B < C berarti output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan, begitu pula sebaliknya. Proposal investasi akan diterima jika B/C > 1, berarti ouput yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

3. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV)sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (Present Value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya).

Menurut A. Choliq dkk, (1994), NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu investasi yang dilakukan.

Indikator NPV :

- Jika NPV > 0 ( positif ), maka proyek layak untuk dilaksanakan - Jika NPV < 0 ( negatif ), maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan

4. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan untuk menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Investasi

Laju investasi yang ditanam disuatu negara atau daerah, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

(20)

Ramalan mengenai keuntungan-keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada pengusaha mengenai jenis-jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa depan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal yang di perlukan.

2. Tingkat bunga (interest rate)

Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan kepada para pengusaha, dan para investor hanya akan menanamkan modalnya apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang di tanam, berupa persentase keuntungan netto (belum dikurangi dengan tingkat bunga yang di bayar), modal yang di peroleh lebih besar dari tingkat bunga. Seorang investor mempunyai dua pilihan di dalam menggunakan modal yang dimilikinya yaitu : pertama, adalah dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut (deposito); kedua, dengan menggunakannya untuk investasi. Dalam hal dimana pendapatan yang diperoleh adalah lebih dari tingkat bunga, maka pilihan terbaik adalah mendepositkan uang tersebut, dan akan menggunakannya untuk investasi apabila tingkat keuntungan yang di peroleh adalah lebih besar dari tingkat bunga yang akan dibayar.

3. Ramalan mengenai ekonomi di masa depan

Dengan adanya ramalan tentang kondisi masa depan akan dapat menentukan tingkat investasi yang akan tercipta dalam perekonomian. Apabila ramalan di masa depan adalah baik maka investasi akan naik. Sebaliknya, apabila ramalan kondisi ekonomi di masa akan datang adalah buruk, maka tingkat investasi akan rendah.

4. Kemajuan teknologi

Dengan adanya temuan-temuan teknologi (inovasi), maka akan semakin banyak kegiatan pembaharuan yang akan di lakukan oleh pengusaha, sehingga makin tinggi tingkat investasi yang dicapai.

5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya

(21)

6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan

Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para pengusaha untuk menyediakan sebahagian keuntunngan yang diperoleh untuk investasi-investasi baru.

7. Situasi politik

Kestabilan politik suatu negara akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para investor terutama para investor asing, untuk menanamkan modalnya. Mengingat bahwa investasi memerlukan suatu jangka waktu yang relatif lama untuk memperoleh kembali modal yang ditanam dan memperoleh keuntungan. Sehingga stabilitas politik jangka panjang akan diharapkan oleh investor.

8. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah.

Pengeluaran-pengeluaran yang di lakukan oleh pemerintah dapat berupa pengeluaran pembangunan dan rutin baik itu dalam penyediaan sarana dan prasarana atau fasilitas publik dalam menunjang kegiatan investasi dan juga prekonomian secara keseluruhan baik itu skala nasional maupun daerah. Sehingga menarik para investor dalam negeri maupun asing untuk berinvestasi di suatu negara ataupun daerah.

9. Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah setempat.

Tersedianya kemudahan-kemudahan dalam birokrasi, dalam perpajakan (tax holiday), yaitu suatu keringanan di dalam pajak apabila suatu perusahaan mau menanamkan keuntungan yang diperolehnya ke dalam investasi baru, ataupun apabila perusahaan yang bersangkutan mau dan bersedia menanamkan investasinya di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu sehingga mendorong para investor untuk menanamkan modalnya.

10. Pengaruh nilai tukar (kurs)

(22)

ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran/alokasi modal pada investasi.Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan/barang-barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.

2.5 Sumber-Sumber Dana Investasi

Kendati banyak sumber-sumber pendanaan investasi, namun pada umumnya sumber dana investasi hanya di lihat melalui:

1. Investasi oleh masyarakat swasta nasional/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 2. Investasi oleh pihak Asing/Penanaman Modal Asing (PMA)

2.5.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Penanam modal Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan warga negara Negeri, Badan Usaha Negeri, dan/atau Pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal; di wilayah negara Republik Indonesia.

Perusahaan penanaman modal negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk:

1. Pajak penghasilan melalui netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu.

2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. 3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk

(23)

4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu.

Kriteria perusahaan PMDN Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain: 1. Menyerap banyak tenaga kerja

2. Termasuk skala prioritas tertinggi 3. Melakukan alih teknologi

4. Melakukan industri pionir

5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): 1. Potensi dan karakteristik suatu daerah

2. Budaya masyarakat

3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional 4. Peta politik daerah dan nasional

5. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan lokal dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

Syarat-syarat Penanaman Modal Dalam Negeri:

a. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia (Pasal 1, Ayat 1, UU No. 6 Tahun 1968) baik langsung maupun tidak langsung

b. Pelaku Investasi: negara dan swasta. Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia

c. Bidang usaha: semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau dirintis oleh pemerintah

d. Perizinan dan perpajakan: memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Antara lain: izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dll

(24)

f. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia.

g. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)

Penanaman modal dalam negeri memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal Investasi mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.

2.5.2 Penanaman Modal Asing (PMA)

Dalam literatur ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi langsung yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.

Penanaman Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).

Perusahaan Penanaman Modal Asing mendapatkan fasilitas dalam bentuk:

1. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;

(25)

3. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;

4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;

5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan

6. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

8. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi 9. Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi

10. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi didalam negeri.

Dibanding dengan investasi portofolio, Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru.

(26)

pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar utang bank. Selain itu proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen.Secara garis besar, manfaat penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima, yaitu:

Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat, diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan.

Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif. Bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal asing akan sangat membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya.

(27)

Dalam jangka pendek atau menengah, investasi asing sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi ini, dalam jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Investasi asing ini dapat membantu memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduknya dalam jangka pendek. PMA dalam jangka panjang dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang apabila kegiatan PMA justru mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat. Adanya perusahaan-perusahaan asing juga dapat menghambat perkembangan perusahaan-perusahaan nasional yang sejenis dengannya.

Apabila perkembangan perusahaan asing tersebut mematikan perusahaan-perusahaan nasional yang sudah ada, maka hal ini akan menimbulkan pengangguran dan menghapuskan mata pencaharian golongan masyarakat tertentu (Mudrajad, 2000). Dengan demikian, dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi diperoleh negara yang bersangkutan, namun investasi lebih memberikan keuntungan bagi negara yang mengeluarkan investasi.

(2.xx) Risiko Investasi

Dalam berinvestasi seseorang di hadapkan pada suatu risiko yang dinamakan risiko investasi, sehingga dalam melakukan investasi seseorang harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko yang di jabarkan oleh Tandelilin (2001:46), sebagai berikut:

“Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual dengan return yang di harapkan. Semakin besar perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut”.

Pengertian lain dari Risiko yang di kemukakan oleh Gitman (2003:214), sebagai berikut: “ Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given asset”.

(28)

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulakan bahwa risiko adalah kemungkinan dari investasi yang di lakukan oleh investor mengalami kegagalan dalam memenuhi tingkat pengembalian yang investor harapkan.

Adapun jenis-jenis resiko yang mungkin di hadapi oleh para investor dalam melakukan kegiatan investasi di kemukakan oleh Reilly (2003:15), di antaranya:

1. Bussiness Risk

Kemungkinan kerugian yang di derita perusahaan karena keuntungan yang di peroleh lebih kecil dari keuntungan yang di harapkan.

2. Financial Risk

Risiko yang di timbulkan dari cara perusahaan membiayai kegiatannya misalnya: Penggunaan utang dalam membiayai asset perusahaan.

3. Liquidity Risk

Adanya ketidak pastian yang timbul pada saat sekuritas berada di pasar sekunder.

4. Exchange Risk

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestic dengan nilai mata uang negaranya.

5. Country Risk

Risiko ini berkaitan dengan kestabilan politik serta kondisi lingkungan perekonomian di suatu Negara.

Tandelilin (2001:50), menyebutkan beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko atas surat investasi, antara lain adalah:

(29)

6. Risiko likuiditas

7. Risiko nilai tukar mata uang 8. Risiko negara

Adapun resiko yang harus dihadapi dalam setiap keputusan investasi

mengharuskan investor untuk berhati-hati dan melakukan analisa serta pertimbangan yang matang. Pengetahuan dan pemahaman yang cukup akan membantu investor dalam mempertimbangkan suatu alternative investasi. Karena itu seorang investor atau pelaku investasi yang akan berinvestasi dalam sekuritas saham sebaiknya memiliki pemahaman mengenai pasar modal bagaimana proses berinvestasi pada sekuritas serta karakteristik saham itu sendiri.

(30)

PENUTUP

Investasi adalah suatu kegiatan dimana investor menanamkan kekayaannya untuk dijadikan modal usaha dengan maksud agar mendapatkan keuntungan yang besar.Dengan adanya investasi tersebut, bisa memberikan andil bagi perkembangan negara.Dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan salah satu indikator penentu tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai investasi dalam suatu negara maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari negara yang bersangkutan.

Didalam penanaman modal dalam negeri, penekanannya lebih kepada aspek perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha milik negara, dan/atau pemerintah Negara Indonesia yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Sedangkan dalam penanaman modal asing penekanannya lebih kepada perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia, dengan kegiatan usaha-usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal asing atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010.

Dengan beberapa pertimbangan, maka dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia adalah sebuah negara yang sedang berkembang, dan tentunya masih banyak dana-dana yang diperlukan untuk melangsungkan hidupnya, salah satunya melalui Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Dengan tersedianya modal yang mencukupi, diharapkan dapat menjadi faktor utama yang berperan dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga tujuan pembangunan nasional: masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, dapat tercapai.

(31)

Gambar

Gambar 2.1Penawaran Rumah BaruGambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang

Perencanaan guru PAI dalam mengimplementasikan media pembelajaran berbasis power point 2010 pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di pondok pesantren

Sebagian besar orangtua pada tipe Balanced Family mengubah perilaku mereka terhadap siswa/i seiring dengan pertumbuhan siswa/i menjadi lebih dewasa dibandingkan

pompa tidak akan dipakai dalam waktu yang lama adalah. sebaiknya pompa dilepas dari tempatnya

Disthy Anggreiny: Pelaksanaan sistem kearsipan pada Bank Sumut Medan, 2006... Disthy Anggreiny: Pelaksanaan sistem kearsipan pada Bank Sumut

The explicit teaching and learning strategies can aid language teachers in helping students attain the goals of improving their mastery of the target language and of learning

National pharmaceutical systems need to ensure equitable and timely access to safe, effective, quality medical products and related services, and promote their appropriate