• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Pendekatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Pencabutan Banding oleh Ahok dalam Teks Berita Surat Kabar Online Kompas.Com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1 Jenis Pendekatan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis tentang Pencabutan Banding oleh Ahok dalam Teks Berita Surat Kabar Online Kompas.Com"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman&Akbar, 2008). Metode dalam

penelitian juga diartikan sebagai suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses

penelitian (Mardalis,2007).

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam bab ini akan dijelaskan metode

penelitian meliputi: jenis pendekatan, jenis penelitian, unit amatan dan unit analisis,

proses pengumpulan data hingga pengolahan atau analisis data.

3.1 Jenis Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dan pendekatan analisis wacana. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang lebih

menekankan pada interpretatif dan obyektif, sehingga pendekatan kualitatif

digunakan untuk menginterpretasikan secara obyektif mengenai wacana pencabutan

banding oleh Ahok dalam surat kabar online Kompas.com. Untuk itu digunakan

dimensi teks analisis wacana kritis model Van Dijk (Eriyanto, 2001), yaitu :

1. Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati

dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks.

2. Superstruktur merupakan kerangka suatu teks,seperti bagian pendahuluan, isi,

penutup dan kesimpulan bersifat skematik (bagaimana bagian daan urutan

teks sikemakan dalam keseluruhan teks utuh).

3. Struktur mikro merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati

dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Bersifat

semantik (makna yang ingin ditekankan dalam teks), sintaksis (bagaimana

kalimat dibentuk dan disusun), stilistik (bagaimana pilihan kata yang

dipakai), retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan

dalam teks).

Penelitian terhadap wacana pencabutan banding oleh Ahok dalam surat

(2)

22

menggunakan analisis wacana model Van Dijk, karena model Van Dijk juga melihat

kognisi sosial unit amatan dan konteks sosial di mana unit amatan itu muncul. Dari

kognisi sosial inilah, Van Dijk menganalisis bagaimana seseorang mendengar dan

membaca keadaan, bagaimana peristiwa tersebut dimengerti, dimaknai dan

ditampilkan dalam pikiran. Sedangkan dari konteks sosial, menganalisis kondisi

sosial atau keadaan sebenarnya yang sedang berkembang di tempat unit amatan

berada.

3.2 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jenis

penelitian deskriptif adalah penelitian secara sistematis tentang fakta – fakta dan

fenomena dari obyek yang diteliti (Kriyantono, 2007). Jenis penelitian ini tidak

menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya

mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti

(Mardalis, 2007).

Sesuai dengan menjelasan diatas, jenis penelitian deskripsi digunakan

sebagai proses melihat permasalahan penelitian dengan menggambarkan,

menganalisa dan menginterpretasikan sebuah wacana.

3.3 Unit Amatan dan Unit Analisis

Tahapan penting dalam penelitian adalah mengumpulkan data atau informasi

yang dibutuhkan. Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu dipilih unit yang

akan diamati dan yang akan dianalisa. Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan

sumber untuk memperoleh data dalam rangka penggambaran/ menjelaskan tentang

satuan analisis. Unit analisa adalah hakekat dari populasi yang tentangnya hasil

penelitian diberlakukan (Ihalauw,2003).

Unit amatan dalam penelitian ini berupa pemberitaan-pemberitaan yang

dilakukan oleh Kompas.com terkait pencabutan banding oleh Ahok. Sedangkan unit

analisa penelitian ini adalah wacana yang dibangun oleh Kompas.com terkait

(3)

23 3.4 Jenis Data

Jenis data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan

atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, benda-benda yang diamati sampai detail

(Arikunto, 2010). Dalam penelitian jenis data dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data utama dalam bentuk verbal atau kata – kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dapat

dipercaya yang berkenaan dengan variabel penelitian (Arikunto, 2010). Data

penelitian yang diperoleh langsung dari penelitian ini,adalah teks beritta tentang

pencabutan banding oleh Ahok dalam surat kabar online Kompas.com., yang akan

dipisahkan menurut kebutuhan penelitian, kemudian di analisis menggunakan

analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bersifat pendukung berupa dokumen-dokumen

grafis, literatur dan benda-benda lain yang memperkaya data primer

(Arikunto,2010). Data pendukung yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari

sumber-sumber lain. Diantaranya buku, jurnal ilmiah serta data online lain yang

terkait dengan rumusan masalah penelitian ini.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui

setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari setting, data dapat

dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

peneliti (Satori&Komariah,2010).

Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder maka dilakukan teknik

pengumpulan data yakni; Analisis Teks Media. Metode ini digunakan untuk

mendalami langsung materi penelitian atau sebagai materi untuk memperoleh fakta

(4)

24

penelitian ini akan berpusat pada pemberitaan tentang pencabutan banding oleh

Ahok dalam surat kabar online Kompas.com.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis wacana Teun A. Van Dijk dengan mengelaborasi elemen-elemen wacana

sehingga dapat didayagunakan dan dipakai secara praktis, atau biasa disebut sebagai model “Kognisi Sosial”. Penelitian atas wacana tidak hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, tetapi dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Selain itu, Van

Dijk juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan

yang ada dalam masyarakat dana bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran

yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.

Dengan menggabungkan definisi bahasa berdasarkan setidaknya tiga

pandangan, yaitu positivisme-empiris, konstruktivisme dan pandangan kritis,

wacana model Van Dijk merangkum model analisis wacananya dengan

mengkategorikannya ke dalam tiga dimensi wacana yang digabungkan ke dalam

satu kesatuan analisis. Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.6.1.

Skema Penelitian dan Metode Van Dijk

Struktur Metode

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana

yang digunakan untuk menggambarkan

seseorang atau peristiwa tertentu.

Bagaimana strategi tekstual yang dipakai

untuk memarjinalkan suatu kelompok,

gagasan atau peristiwa tertentu.

(5)

25 Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis

dalam memahami seseorang atau

peristiwa tertentu yang akan ditulis.

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang

berkembang dalam masyarakat, proses

produksi dan reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan.

Studi Pustaka dan Penelusuran Sejarah

(Sumber: Eriyanto, 2001:224)

a. Teks

Teun A. Van Dijk membuat kerangka model analisis wacana. Van Dijk

melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang

masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan,

yaitu :

1. Struktur Makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu

teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema

wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks bagaimana struktur dan

elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, prafrase yang

dipakai dan sebagainya (Sobur, 2001).

Struktur atau elemen yang dikemukakan Van Dijk ini dapat

(6)

26 Tabel 3.6.2.

Struktur Model Analisis Wacana Van Dijk

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema/topikyang

dikedepankan dalam suatu

berita

Topik

Superstruktur Skemantik

Bagaimana bagian dan

urutan berita diskemakan

dalam teks berita utuh.

Bagaimana anak kalimat

(7)

27 (Sumber: Eriyanto, 2001: 228-229)

b. Kognisi Sosial

Van Dijk meneliti teks dari sisi lain yang tidak dilihat oleh penelitian wacana

lainnya, yaitu unsur kognisi sosial, yang meneliti bagaimana suatu teks diproduksi

dengan memperhatikan latar belakang kepercayaan, pengetahuan, perilaku, norma,

nilai dan ideologi yang dianut wartawan sebagai bagian dari suatu grup. Dalam

kerangka analisis Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang

meneliti kesadaran mental wartawan, dalam hal karya satra maka bisa dikatakan

kesadaran mental pengarangnya dalam membentuk teks dalam karyanya. Dalam

pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena

struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna,

pendapat, dan ideology. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari

teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif

didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu

diberikan oleh pemakai bahasa (Eriyanto, 2001).

Dalam hal ini diperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi dan bagaimana

cara ia memandang suatu realitas sosial seingga dituangkan ke dalam sebuah tulisan

tertentu dalam dimensi kognisi sosial yang memiliki hubungan erat dengan proses

pembuatan teks di mana peristiwa atau informasi yang hendak ditonjolkan,

ditutup-tutupi, waktu, kejadian, dan lokasi, keadaan yang relevan atau perangkat yang

dibentuk dalam struktur teks.

c. Konteks Sosial

Titik perhatian dari analisis wacana adalah menggambarkan teks dan konteks

secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi, konteks sangat penting untuk

menentukan makna dari suatu tujuan. Konteks sosial berusaha memasukkan semua

situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa.

Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata

dipandang sebagai cara berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik

berkomunikasi suatu acara untuk mempengaruhi pendapat umum, menciptakan

(8)

28

Dalam pandangan Van Dijk, teks itu dapat dianalisis dengan menggunakan

elemen tersebut. Untuk memperoleh gambaran dari elemen struktur wacana (teks) di

atas, berikut adalah penjelesan secara singkat :

1. Tematik

Elemen tematik menunjukkan pada gambaran umum dari suatu teks. Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang diuraikan”, yaitu suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya

(Keraf, 1980). Tema bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan,

atau yang utama dari suatu teks (Eriyanto, 2001).

2. Skematik

Skematik menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun

dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan,

pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Alur tersebut

menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan

diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2001).

Struktur skematik memberikan tekanan pada bagian mana yang

didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai

strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

3. Semantik

Semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan

lingual, baik leksikal (unit semantik terkecil) maupun makna

gramatikal (makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan

kebahasaan) (Wijana, 1996:1).

4. Sintaksis

Menurut Pateda dalam buku Analisis Teks Media yang ditulis oleh

Alex Sobur, secara etimologis, kata sintaksis berasal dari bahasa

Yunani (sun= ‘dengan’ + tattein= ‘menempatkan’). Jadi secara

etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

(9)

29

ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa,

dan frase (Sobur, 2001).

5. Stilistik

Stilistik menitikberatkan pada style (gaya bahasa) yaitu cara yang

digunakan pengarang untuk menyatakan maksudnya dengan

menggunakan bahasa sebagai sarana.

6. Retoris

Retoris adalah gaya diungkapkan ketika seseorang berbicara atau

menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan

(hiperbolik), atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive,

dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada

khalayak (Sobur, 2001). Startegi retoris juga muncul dalam bentuk

interaksi, yakni bagaimana pembicara menempatkan atau

Gambar

Tabel 3.6.1.
Tabel 3.6.2.

Referensi

Dokumen terkait

Film menjadi bagian dari karya sastra dan sebagai hasil pekerjaan kreasi manusia, karya sastra yang berupa film tidak pernah lepas dari bahasa yang merupakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesiober terhadap konsumen” Produk,Harga Dan Citra Merek Terhadap

Salah satu Strategi pembelajaran yang saya beri nama “MEKA” singkatan dari Menyenangkan, Efektif, Kreatif dan Aktif merupakan solusi yang saya temukan pada waktu saya

1) Dengan adanya Learning Management System (LMS) pada STIKOM Poltek Cirebon, mahasiswa-mahasiswi bisa melihat sendiri jadwal matakuliah, data absensi miliknya, dan

PKK RT 011 merupakan salah satu wadah organisasi perempuan di RW 05 Griya Serpong Asri, latar belakang pendidikan ibu- ibu PKK tersebut beragam (lulusan SLTA dan perguruan

Laporan keuangan sebagai alat untuk memperoleh informasi untuk mengetahui posisi keuangan dari hasil yang telah dicapai oleh KSP Putri Manunggal atau badan usaha

Untuk tingkat kecerdasan naturalis rendah, kelompok yang mengikuti metode experiential learning lebih tinggi dalam meningkatkan pengetahuan konsep ekosistem siswa

Bila tidak melakukan pengukuran asupan dan haluaran cairan akan mengakibatkan edema, hipertensi, edema paru, gagal jantung, dan distensi vena jugularis, kecuali